• Tidak ada hasil yang ditemukan

P U T U S A N NOMOR 247/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "P U T U S A N NOMOR 247/PDT/2015/PT.BDG. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA"

Copied!
56
0
0

Teks penuh

(1)

Halaman 1 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG

P U T U S A N

NOMOR 247/PDT/2015/PT.BDG.

“DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA” Pengadilan Tinggi Bandung, yang memeriksa dan mengadili perkara-perkara perdata dalam tingkat banding, telah menjatuhkan putusan tersebut dibawah ini dalam perkara antara : --- 1. Nama : IR. MARTIN A. SAMUDERA .---

Kewarganegaraan : Indonesia. --- Pekerjaan : Pendeta. --- Alamat : Jl. Cipaku Indah I No. 4, RT. 002, RW. 002,

Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung; --- 2. Nama : H. SYAMSUL MAPPAREPPA.--- Kewarganegaraan : Indonesia. --- Pekerjaan : Tentara Nasional Indonesia.--- Alamat : Jl. Cipaku Indah I No.15, RT. 002, RW. 002. Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung;--- 3. Nama : MARIA ASSUMPTA SRI MULYANI.--- Kewarganegaraan : Indonesia. --- Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga;--- Alamat : Jl.Cipaku Indah I No. 11A RT. 002, RW. 002, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung;--- 4. Nama : BUDIJANTO SUTEDJA.---

Kewarganegaraan : Indonesia. --- Pekerjaan : Karyawan Swasta.--- Alamat : Jl. Cipaku Indah I No.7, RT. 002, RW 002, Kelurahan

Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, alamat tempat tinggal Jalan Cipaku Indah X No. 23, RT. 002, RW.002 Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung;--- 5. Nama : SRI HANDAJANI KERTORAHARDJO.--- Kewarganegaraan : Indonesia. --- Pekerjaan : Mengurus Rumah Tangga.--- Alamat : Jl. Cipaku Indah I No. 5, RT. 002, RW. 002,

Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung;---

(2)

Halaman 2 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG 6. Nama : DR. IR. HENDRA INDRAWIRAWAN.--- Kewarganegaraan : Indonesia.--- Pekerjaan : Pedagang.---

Alamat : Jl. Cipaku Indah I No. 2A, RT. 002, RW 002, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, alamat tempat tinggal Jl. Cihampelas No. 25, RT. 001 RW.018, kelurahan Taman Sari,

Kecamatan Bandung Wetan, Kota Bandung;--- 7. Nama : BUDI SANTOSO.---

Kewarganegaraan : Indonesia.--- Pekerjaan : Wiraswasta.---

Alamat : Jl. Cipaku Indah I No. 2 RT. 002, RW. 002,Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung;--- 8. Nama : ITA CAROLINA L.---

Kewarganegaraan : Indonesia.--- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga.--- Alamat : Jl. Cipaku Indah I No. 11, RT. 002,RW. 002,Kelurahan

Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung;--- Dalam hal ini diwakili kuasanya bernama, SARMADI, S.H.,M.A., SONNY

LUNARDI, S.H., HADJAR GOTO, S.H., VERONICA HUTABARAT, S.H., Para Advokat pada Kantor Hukum Sonny Lunardi, SH & Rekan, berkantor di Jl. Rajawali II No. 41 Bandung, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tanggal 27 Pebruari 2014, selanjutnya disebut sebagai : Para Pembanding semula Penggugat I sampai dengan Penggugat VIII.---

Lawan:

1. S.L. BUSTAMAN , Jl. Gudang Utara No. 8, Kota Bandung , selanjutnya disebut sebagai Terbanding I semula Tergugat;--- 2. Walikota Bandung cq. Dinas Tata Ruang Dan Cipta Karya, alamat dijalan

Wastukencana No.2, Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding II semula Turut Tergugat I ;---

3. Kepala Kantor Pertanahan Kota Bandung, alamat dijalan Soekarno Hatta No. 586, Kota Bandung, selanjutnya disebut sebagai Terbanding III semula Turut Tergugat II; ---

(3)

Halaman 3 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Pengadilan Tinggi tersebut ; ---

Telah membaca surat-surat pemeriksaan mengenai perkara tersebut ; ---

TENTANG DUDUK PERKARA

Memperhatikan dan menerima keadaan-keadaan mengenai duduknya perkara ini, seperti tercantum dalam salinan resmi putusan Pengadilan Negeri Bandung Nomor 247/Pdt.G/2014/PN.Bdg., tanggal 20 Januari 2015 dalam perkara antara kedua belah pihak yang amarnya berbunyi sebagai berikut : --- DALAM EKSEPSI:--- - Menolak eksepsi tergugat dan turut tergugat tersebut; --- DALAM POKOK PERKARA:--- DALAM KONPENSI:--- - Menolak gugatan Para Penggugat untuk seluruhnya;--- DALAM REKONPENSI:--- 1. Mengabulkan gugatan penggugat rekonpensi untuk sebagian;--- 2. Menyatakan PENGGUGAT REKONVENSI adalah pemilik sah atas sebidang

tanah dan segala sesuatu yang berdiri di atasnya, sesuai dengan Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung; --- 3. Menyatakan PARA TERGUGAT REKONVENSI telah bersalah melakukan

Perbuatan Melawan Hukum;--- 4. Menghukum PARA TERGUGAT REKONVENSI untuk membayar kerugian

materiil sebesar Rp. 431.816.000,- (empat ratus tiga puluh satu juta delapan ratus enam belas ribu rupiah) secara tanggung renteng, tunai dan seketika kepada PENGGUGAT REKONPENSI terhitung sejak putusan ini mempunyai kekuatan hukum yang tetap;--- 5. Menolak gugatan rekonpensi selain dan selebihnya;--- DALAM KONPENSI DAN REKONPENSI:--- - Menghukum PENGGUGAT KONPENSI/PARA TERGUGAT REKONPENSI

membayar seluruh biaya perkara dihitung sebesar Rp. 2.167.000,- (Dua juta seratus enam puluh tujuh ribu rupiah) ;--- Menimbang, bahwa pada saat putusan diucapkanTurut Tergugat II tidak hadir dipersidangan, maka sesuai dengan relaas pemberitahuan isi putusan Nomor 247/Pdt.G/2014/PN.Bdg. kepada Turut Tergugat II telah diberitahukan pada tanggal 17 Pebruari 2015, dengan seksama;---

Menimbang, bahwa Para Penggugat dengan surat gugatannya tanggal 7 Mei 2014, yang terdaftar di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Bandung pada

(4)

Halaman 4 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG tanggal 13 Mei 2014, dibawah Nomor 247/Pdt.G/2014/PN.Bdg. telah mengemukakan hal-hal sebagai berikut: --- 1. Bahwa Para PENGGUGAT adalah para Penghuni Komplek Perumahan

Cipaku Indah, jalan Cipaku Indah I, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, rata - rata telah menghuni selama tidak kurang dari 30 (tiga puluh) tahun;--- 2. Bahwa Para PENGGUGAT tinggal di sekitar ( di kanan – kiri ) Jalan Cipaku

Indah I, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, berdasarkan Bukti Hak yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT II dan Surat Izin Mendirikan Bangunan yang diterbitkan oleh TURUT TERGUGAT I, masing – masing mengetahui, tanah yang selama ini terkenal Jalan Cipaku Indah I itu, sejak semula Rencana Jalan, dengan lebar rata - rata 30 m (tiga puluh meter) (Bukti akan diajukan pada saat persidangan ); 3. Bahwa selama ini Jalan Cipaku Indah I, telah berfungsi sebagai jalan

umum, khususnya bagi seluruh masyarakat penghuni Komplek Perumahan Cipaku Indah, dan masyarakat sekitar pada umumnya, bahkan ketika lalu - lintas dijalan Dr. Setiabudi mengalami kemacetan total selalu digunakan sebagai jalan alternatif yang dapat membantu untuk mengurai kemacetan jalan Dr. Setiabudi yang tidak jauh dari lokasi tersebut;--- 4. Bahwa masalah muncul pada saat TERGUGAT, S.L. Bustaman yang bertempat tinggal dijalan Gudang Utara No. 8 Kota Bandung, melalui surat tanggal 28 Juli 2010 yang ditujukan kepada Para Tetangga serta RT dan RW setempat, memberitahukan rencana mendirikan bangunan untuk rumah tinggal dipersil Jalan Cipaku Indah I No. 2, atas dasar SHM Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, seluas 914 M, yang diterbitkan TURUT TERGUGAT II, tepatnya didepan rumah PENGGUGAT I, PENGGUGAT II, PENGGUGAT III dan selanjutnya disebut sebagai TANAH SENGKETA ;--- 5. Bahwa dalam suratnya tertanggal 28 Juli 2010 tersebut, TERGUGAT melampirkan 2 (dua) formulir kosong mengenai “ TANDA BUKTI PENERIMAAN PEMBERITAHUAN KEPADA TETANGGA ” dan “ SURAT PERSETUJUAN”. Bahwa Tanda Bukti Penerimaan Pemberitahuan Kepada Tetangga telah ditandatangani oleh Ibu Ita dan Ibu Linda, Bapak Andri, Bapak Anton, Bapak Agus, Bapak Martin, Ketua RT.02 dan Ketua RW.02, karena dianggap sebagai tanda terima formulir “ Surat Persetujuan “, sedangkan untuk formulir Surat Persetujuan hanya ditandatangi oleh Ibu

(5)

Halaman 5 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Linda Setiawati, warga Jl. Cipaku I No. 15A (warga yang tidak berkepentingan dan bukan warga Cipaku Indah I );--- 6. Bahwa dengan adanya surat tersebut, PENGGUGAT I bersama ibu Onny

Bernadetha Isangi ( ibu kandung dari PENGGUGAT III ) pada tanggal 3 Agustus 2010 mengirim surat kepada Lurah Ledeng, perihal : Tentang Tanah di Jl. Cipaku Indah I, memberitahukan :--- - Bahwa sebagian tanah peruntukan jalan untuk rencana jl. Cipaku Indah I telah dibeli oleh PENGGUGAT I dan ibu Onny B. Isangi;--- - Bahwa status maupun peruntukan tanah rencana jalan di Jl. Cipaku

Indah I semakin tidak ada kejelasan karenanya meminta Lurah Ledeng untuk mengusulkan pada Pemerintah Kota Bandung agar merubah peruntukan tanah tersebut menjadi tanah untuk fasilitas umum agar tidak terjadi manipulasi atas tanah tersebut oleh pihak - pihak yang tidak bertanggungjawab sehingga tidak ada lagi pembeli yang tertipu, karena sejak awal tanah tersebut sudah jelas diperuntukan untuk jalan ;--- - Bahwa ibu Onny B. Isangi memiliki bukti tanah tersebut adalah untuk jalan Cipaku Indah I yang dapat menembus dari jalan Dr. Setiabudi ke jalan Ciumbuleuit melalui SECAPA sebagaimana pernah ditanyakan kepada Dinas Tata Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung pada tahun 1982, terbukti pada saat itu Dinas Tata Kota Kotamadya Daerah Tingkat II Bandung melalui Nota Dinas, tertanggal 25 januari 1982 yang ditujukan kepada ibu Onny B. Isangi memberitahukan bahwa : “ mengenai rencana jalan didepan rumah ibu tetap akan dilaksanakan. Oleh karena itu pembangunan diatas jalan tersebut tidak akan diberi izin” ;--- 7. Bahwa dalam menjawab surat PENGGUGAT I tanggal 3 Agustus 2010,

Kelurahan Ledeng melalui Surat Nomor 590/103 Kel. Led tanggal 25 Agustus 2010, yang ditujukan kepada Ketua RW. 02 Cipaku, Kelurahan Ledeng menerangkan bahwa tanah milik Puskoveri Jabar, SHM No. 1478 yang terletak di Jln. Cipaku Indah I RT 02 RW 02 diperkirakan lokasi tersebut semula rencana diperuntukan jalan. Apabila ada kegiatan rencana pembangunan agar dihentikan sementara sebelum ada penjelasan dari pihak pemilik kepada warga masyarakat sekitarnya melalui musyawarah di Kelurahan Ledeng. ( surat ditembuskan kepada semua warga jl. Cipaku Indah I );---

(6)

Halaman 6 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG 8. Bahwa sebagai tindak lanjut, Drs. Suprapto selaku Lurah Kelurahan Ledeng pada 11 September 2013 mengadakan pertemuan bertempat di Aula Kantor Kelurahan Ledeng dan dilanjutkan pertemuan kedua pada tanggal 16 September 2013 bertempat dirumah PENGGUGAT I, kedua pertemuan yang dihadiri oleh Lurah, Binmas Polsek Cidadap, Perwakilan Kodim, warga atau wakilnya dan wakil TERGUGAT tidak menghasilkan suatu kesepakatan apapun, warga Cipaku Indah I pada khususnya semuanya menolak rencana bangunan rumah tinggal tersebut karena dibangun diatas tanah peruntukan jalan;--- 9. Bahwa TERGUGAT melalui perwakilannya, Sonij, SH , mengirimkan surat yang ditujukan kepada Ketua RW.02 Kel. Ledeng, Kec. Cidadap Kota Bandung tanggal 25 September 2013, dengan alasan telah ada pertemuan tanggal 11 September 2013 dan 16 September 2013 memberitahukan akan melanjutkan pembangunan rumah dengan memberi akses jalan yang luasnya sekitar 192 m2;--- 10. Bahwa sebagai reaksi terhadap surat tertanggal 25 September 2013 tersebut, Para PENGGUGAT dengan suratnya tertanggal 26 September 2013, memberitahukan kepada TERGUGAT melalui perwakilannya, Sonij, SH, menegaskan keberatan dari warga terhadap rencana pembangunan rumah tersebut, kemudian TERGUGAT dengan Suratnya tertanggal 10 Oktober 2013 memberitahukan tetap menolak keinginan warga dan tetap akan mendirikan bangunan diatas TANAH SENGKETA aquo;--- 11. Bahwa PENGGUGAT I mengirimkan surat tanggal 23 Oktober 2013 kepada

Badan Pelayanan Perizinan Terpadu Provinsi Jawa Barat, Jl. Cianjur No. 34 Bandung, mempertanyakan tentang keabsahan IMB NOPUT: 648.1/0882/ BPPT, tanggal 2 Maret 2012, Jl. Cipaku 1 Bandung atas nama S.L. BUSTAMAN dan memberitahukan bahwa IMB tersebut tidak didukung oleh persetujuan para tetangga setempat ( terlampir foto Papan yang bertuliskan: “ PROYEK RUMAH TINGGAL, LOKASI : Jl. Cipaku I, LEBAR JL: 6 M, GSB 6 M, JUMLAH LANTAI : 2 LT, SR: 1 , BH PHN : 1 BT, NOPUT: 648.1/0882/BPPT, TANGGAL : 2 MARET 2012.), namun tidak mendapat tanggapan;--- 12. Bahwa PENGGUGAT I tanggal 10 Desember 2013 kembali mengirimkan

surat kepada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Kota Bandung (tata ruang) sebagai tindak lanjut surat sebelumnya tertanggal 23 Oktober 2013, memberitahukan bahwa Para PENGGUGAT tidak pernah

(7)

Halaman 7 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG memberikan izin kepada TERGUGAT untuk mendirikan bangunan di Jl. Cipaku Indah I, Kota Bandung, sebab:---

a. Lampiran surat TERGUGAT tertanggal 28 Juli 2010, berupa formulir yang berjudul “Surat Tanda Bukti” Penerimaan Pemberitahuan Kepada Tetangga ”, yang telah ditandatangani oleh Ibu Ita dan Ibu Linda, bapak Andri , bapak Anton, bapak Agus, bapak Martin, Ketua RT. 02 dan Ketua RW. 02, “ bukan sebagai tanda persetujuan “ atas rencana membangun rumah TERGUGAT, namun sebagai tanda terima formulir “SURAT PERSETUJUAN” dan formulir “SURAT PERSETUJUAN” tidak pernah ditandatangani para warga jl. Cipaku Indah I (para PENGGGUGAT) yang tidak pernah setuju rencana pembangunan rumah diatas tanah yang jelas peruntukan jalan tersebut. SURAT PERSETUJUAN hanya ditandatangani oleh Ibu Linda Setiawati saja, warga yang beralamat Jl. Cipaku I No. 15A, yang bersangkutan adalah tetangga kampung sebelah dan tidak berkepentingan;---

b. TERGUGAT mengaku telah memberitahukan Rencana Gambar Bangunan kepada tetangga sebagaimana dikatakan dalam surat tanggal 28 Juli 2010, ternyata bohong; ---

c. “SURAT TANDA BUKTI PENERIMAAN PEMBERITAHUAN KEPADA

TETANGGA”, patut diduga telah dimanipulasi menjadi PERSETUJUAN TETANGGA untuk memperoleh IMB.--- 13. Bahwa untuk mencari keadilan diluar jalur hukum, PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, selaku warga jl. Cipaku Indah I, tanggal 10 Desember 2013 mengirim surat kepada Walikota Bandung (TURUT TERGUGATI), perihal”Surat Pernyataan Keberatan”, memberitahukan hal yang menjadi keberatan warga, Para PENGGUGAT, atas tindakan TERGUGAT yang mendirikan bangunan Jl. Cipaku Indah I ( tepatnya di depan rumah PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, dengan alasan sebagai berikut :--- a. bahwa warga sudah menyatakan keberatan.--- b. bahwa Tanah tersebut sebagian sudah dibeli Ir. Martin A. Samudera tahun 1978 dan sebagian lagi oleh Ibu Onny B. Isangi pada tahun 1983 dari Ny. Ningrum, tidak pernah disertipikatkan karena sudah tahu untuk peruntukan jalan dan tanpa sepengetahuan keduanya telah disertipikatkan oleh Haji Mansyur ( Alm ) suami Ny. Ningrum, kemudian dijual kepada pihak lain.---

(8)

Halaman 8 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG c. bahwa Tanah tersebut selama 30 ( tiga puluh ) tahun telah sebagai jalan umum dan sesuai rencana tata kota akan dipakai sebagai jalan tembus kejalan Ciumbuluit melalui SECAPA.--- d. bahwa Pembangunan tersebut menutup semua halaman rumah PENGGUGAT I, karena dibangun tepat didepan rumahnya dan PENGGUGAT I pernah menyampaikan untuk membeli tanah tersebut, tetapi ditolak oleh TERGUGAT dengan alasan tidak akan dijual.--- e. bahwa pernyataan keberatan sudah disampaikan melalui RT, RW, Lurah, Camat, tetapi tidak memberi jalan penyelesaian.--- f. bahwa pertemuan sebanyak dua kali yang diprakarsai oleh Lurah Ledeng dengan perwakilan TERGUGAT, tidak ada titik temu.--- g. bahwa pembangunan terus dijalankan oleh TERGUGAT dengan

alasan sudah adanya IMB yang masih diragukan keabsahannya (dibuat tanpa persetujuan tetangga ).--- h. bahwa Para PENGGUGAT sudah pernah mengajukan keberatan

terhadap IMB NOPUT 648.1/08882/BPPT/2 Maret 2012.--- i. Memohon agar TURUT TERGUGAT I memerintahkan pembangunan

dihentikan karena sangat mengganggu.--- 14. Bahwa TURUT TERGUGAT I tanpa melalui prosedur administratif yang

benar dan secara melawan hukum telah memberikan Surat Izin Mendirikan Bangunan NOPUT 648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012 kepada TERGUGAT untuk membangun rumah tinggal dijalan Cipaku Indah I Kota Bandung, tanpa mempertimbangkan dan melakukan pengecekan lapangan, status dan fungsi tanah yang akan diberikan ijin, situasi, lokasi dan kepentingan warga CIPAKU INDAH pada umumnya dan para PENGGUGAT khususnya yang telah tinggal lebih dari 30 (tiga puluh) tahun dilokasi yang sama; --- 15. Bahwa TURUT TERGUGAT II juga secara melawan hukum telah menerbitkan bukti hak kepada TERGUGAT berupa Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, seluas 914 M, tanpa mempertimbangkan peruntukan tanah dan tidak melakukan cek phisik dan yuridis secara benar sehingga hak - hak para PENGGUGAT yang telah tinggal lebih dari 30 ( tiga puluh ) tahun dilokasi yang sama terabaikan dan menimbulkan ketidakpastian hukum; --- 16. Bahwa puncak permasalahan terjadi, ketika TERGUGAT melaksanakan

niatnya membangun tepat didepan rumah PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, sehingga menutup dan merusak pemandangan

(9)

Halaman 9 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG rumah milik PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III khususnya, serta menutup akses jalan bagi warga Cipaku Indah I dan masyarakat banyak pada umumnya yang telah menggunakan jalan Cipaku Indah I selama lebih dari 30 ( tiga puluh ) tahun secara terus - menerus ;---- 17. Bahwa sebagai akibat adanya Perbuatan Melawan Hukum yang telah

dilakukan TERGUGAT tersebut, Para PENGGUGAT telah mengalami kerugian berupa:--- 1. Kerugian Materil .--- Bahwa dengan dibangunnya bangunan diatas tanah yang peruntukannya untuk jalan (ditengah jalan Cipaku Indah I), yang mengakibatkan bangunan rumah PENGGUGAT I, PENGGUGAT II, PENGGUGAT III, terhalang bangunan yang dibangun TERGUGAT dan jalan Cipaku Indah I menjadi lingkungan yang tidak nyaman dan tidak jelas bentuknya maka Para PENGGUGAT mengalami kerugian secara nyata berupa penurunan nilai jual tanah dan bangunan sebesar 30% ( tiga puluh persen ) yang jika dihitung dengan nilai uang masing-masing sebesar Rp. 1.200.000.000,- x 8 PENGGUGAT = Rp. 9.600.000.000,- (sembilan milyar enam ratus juta Rupiah) jumlah kerugian tersebut yang harus dibayar oleh TERGUGAT;--- 2. Kerugian Imateril.--- Bahwa Para PENGGUGAT mengalami ketidaknyamanan yang

panjang dan melelahkan dan telah terjadi beban psikologis yang sangat berat, semula merasa nyaman dan tentram harus mengalami perubahan lingkungan yang sangat menakutkan, hilangnya kesenangan hidup akibat perubahan kondisi lingkungan, sehingga mengganggu kehidupan dan pelaksanaan aktivitas Para PENGGUGAT sehari – hari. Bahwa perbuatan TERGUGAT juga menimbulkan traumatik yang mendalam pada diri Para PENGGUGAT karena TERGUGAT saat membangun menempatkan orang – orang yang tidak dikenal disekitar area pembangunan, bahkan sampai hari ini Para PENGGUGAT masih dihantui oleh kejadian - kejadian yang mencekam tersebut.--- Maka sangat beralasan kiranya Para PENGGUGAT menuntut ganti

rugi imateriil sebesar Rp. 100.000.000.000,- ( seratus milyar Rupiah ) yang harus dibayar TERGUGAT, mengingat Para PENGGUGAT telah mendapat perlakuan yang tidak sepatutnya dari TERGUGAT;---

(10)

Halaman 10 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG 18. Bahwa Para PENGGUGAT sebagai pihak yang merasa kepentingannya dirugikan oleh TERGUGAT, dapat mengajukan gugatan tertulis kepada Pengadilan yang berwenang yang berisi permohonan pembongkaran bangunan, pengosongan lahan dan pengembalian fungsi tanah sengketa kepada fungsi semula, yakni sebagai jalan umum, serta pembayaran ganti kerugian sesuai ketentuan hukum yang berlaku;--- 19. Bahwa oleh karena Para PENGGUGAT mempunyai sangkaan yang

beralasan TERGUGAT tidak beritikad baik, maka untuk menjamin agar putusan ini kelak dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya dan agar gugatan Para PENGGUGAT ini tidak sia – sia, sebelumnya Para PENGGUGAT mohon kepada Ketua Pengadilan Negeri Klas IA Bandung melalui Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berkenan meletakkan Sita Jaminan ( conservatoir beslag ) terhadap Tanah Sengketa seluas 914 m2 ( sembilan ratus empat belas meter persegi ), yang berada di Jl. Cipaku Indah I, Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidapap, Kota Bandung dengan batas -batas, sebelah Utara jalan Cipaku Indah I, sebelah Selatan Jl. Cipaku Indah I, sebelah Barat rumah dan tanah milik PENGGUGAT I dan ibu Linda Setiawati jl. Cipaku I No. 15A, sebelah Timur rumah dan tanah milik PENGGUGAT II DAN PENGGUGAT III;--- 20. Bahwa dikhawatirkan TERGUGAT lalai dalam melaksanakan isi putusan ini, maka berdasarkan hukum jika terhadap TERGUGAT dikenakan uang paksa ( dwangsom ) sebesar Rp. 10.000.000,- ( sepuluh juta Rupiah ) untuk setiap hari keterlambatannya memenuhi isi putusan ini terhitung sejak putusan ini diucapkan.--- 21. Bahwa gugatan Para PENGGUGAT telah didasarkan pada asas - asas

hukum yang kuat dan bukti - bukti yang otentik serta telah sesuai dengan ketentuan Pasal 54 dan 55 R.V. Jo Pasal 180 HIR/191 RBG, maka wajarlah Para PENGGUGAT memohon agar putusan perkara dapat dilaksanakan terlebih dahulu ( Uitvoerbaar Bij Voarraad ), atau putusan serta merta walaupun ada verzet, Banding maupun Kasasi; --- Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka dengan ini Para PENGGUGAT mohon kepada Yang Terhormat Ketua Pengadilaan Negeri Klas IA Bandung melalui Majelis Hakim yang Memeriksa dan Mengadili perkara ini berkenan untuk memutus sebagai berikut:--- Dalam Provisi: --- - Memerintahkan Tergugat, selama pemeriksaan perkara ini berlangsung,

(11)

Halaman 11 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG bentuk apapun di atas tanah sengketa, dengan menghukum Tergugat membayar uang paksa sebesar Rp. 1.000.000,- (satu juta rupiah ) perhari atas pelanggaran perintah dimaksud;--- Dalam Pokok Perkara:--- I. Memerintahkan supaya dilaksanakan sita jaminan terlebih dahulu atas TANAH SENGKETA dan bangunan serta segala fasilitas yang ada diatasnya, dijalan Cipaku Indah I, seluas 914 m2 ( Sembilan ratus empat belas meter persegi ) Kelurahan Ledeng, Kecamatan Caidadap, Kota Bandung, sesuai Sertipikat hak Milik No. 886/ Kelurahan Ledeng, dengan batas - batas :--- sebelah Utara jalan Cipaku Indah I, sebelah Selatan Jl. Cipaku Indah I, sebelah Barat Rumah dan tanah milik PENGGUGAT I dan ibu Linda Setiawati jl. Cipaku I No. 15A, sebelah Timur rumah dan tanah milik PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III;--- II. a. Mengabulkan gugatan para PENGGUGAT untuk seluruhnya;---

b. Menyatakan sah dan berharga sita jaminan atas TANAH SENGKETA dan bangunan serta segala fasilitas yang ada diatasnya, dijalan Cipaku Indah I, seluas 914 m2 (sembilan ratus empat belas meter persegi ), Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung yang didasarkan Sertipikat Hak Milik No. 886/Kelurahan Ledeng, dengan batas - batas sebelah Utara jalan Cipaku Indah I, sebelah Selatan Jl.Cipaku Indah I, sebelah Barat rumah dan tanah milik PENGGUGAT I dan ibu Linda Setiawati jl. Cipaku I No. 15A, sebelah Timur rumah dan tanah milik PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, tesebut;--- c. Menyatakan TERGUGAT telah melakukan PERBUATAN MELAWAN

HUKUM ;--- d. Menyatakan bahwa tindakan TERGUGAT membangun bangunan di

Jalan Cipaku Indah I Kota Bandung, bertentangan dengan hak - hak orang lain dan kepentingan umum adalah Perbuatan Melawan Hukum; e. Menyatakan bahwa tindakan TERGUGAT membangun bangunan di

Jalan Cipaku Indah I Kota Bandung telah menimbulkan kerugian masyarakat, harus dihentikan dan dibatalkan; --- f. Menyatakan tidak sah dan cacat hukum Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, atas nama S.L. BUSTAMAN;---

(12)

Halaman 12 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG g. Menyatakan tidak sah dan cacat hukum Surat Ijin Mendirikan Bangunan NOPUT 648.1/0882/BPPT, tanggal 2 Maret 2012, atas nama S.L. Bustaman, lokasi Jalan Cipaku I, Kota Bandung;--- h. Menghukum TERGUGAT serta orang - orang yang memperoleh hak dari padanya untuk membongkar bangunan dan semua fasilitasnya serta mengosongkan dan mengembalikan tanah sengketa pada kondisi dan fungsi semula;--- i. Menghukum TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II untuk tunduk dan taat terhadap isi putusan perkara ini;--- j. Memerintahkan TURUT TERGUGAT I untuk mencabut dan

membatalkan Surat Ijin Mendirikan Bangunan NO.PUT 648.1/0882/BPPT, tanggal 2 Maret 2012, atas nama S.L. Bustaman , lokasi Jalan Cipaku I, Kota Bandung;--- k. Memerintahkan TURUT TERGUGAT II untuk mencabut dan membatalkan Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung, atas nama S.L. BUSTAMAN; --- l. Memerintahkan TURUT TERGUGAT I dan TURUT TERGUGAT II mengembalikan TANAH SENGKETA seluas 914 m2 ( sembilan ratus empat belas meter persegi );--- m. yang terletak dijalan Cipaku Indah I, Komplek CIPAKU INDAH menjadi

tanah negara dengan peruntukan jalan; --- n. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian materil kepada Para PENGGUGAT sebesar Rp. 9.600.000.000,- (sembilan milyar enam ratus ribu Rupiah ) secara langsung dan tunai seketika pada saat putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap ;--- o. Menghukum TERGUGAT untuk membayar ganti kerugian imateril kepada Para PENGGUGAT, sebesar Rp. 100.000.000.000.- ( seratus milyar Rupiah ) secara langsung dan tunai seketika pada saat putusan perkara ini berkekuatan hukum tetap ;--- p. Menghukum TERGUGAT untuk membayar uang paksa ( Dwangsom )

sebesar Rp. 10.000.000,- ( sepuluh juta Rupiah ) untuk setiap hari keterlambatannya memenuhi isi putusan ini terhitung sejak putusan ini diucapkan ;--- q. Menyatakan putusan dalam perkara ini dapat dilaksanakan terlebih dahulu walaupun ada upaya verzet, banding atau kasasi;--- r. Menghukum TERGUGAT membayar biaya yang timbul dalam perkara

(13)

Halaman 13 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG III. Atau apabila Majelis berpendapat lain, dalam peradilan yang baik mohon keadilan yang seadil – adilnya (EX AEQUO ET BONO) .---

Menimbang, bahwa terhadap Gugatan tersebut maka Tergugat melalui Kuasa Hukumnya telah mengajukan Jawaban tertulisnya pada tanggal 7 Agustus 2014, yang pada pokoknya berisikan hal-hal sebagai berikut: --- DALAM EKSEPSI :--- A. PENGADILAN NEGERI KLAS IA BANDUNG TIDAK BERWENANG MENGADILI PERKARA A QUO (ABSOLUTE COMPETENTIE).--- 1. Bahwa, dalil PARA PENGGUGAT pada posita angka 14 dan 15 yang pada

pokoknya menyatakan :---

14. “bahwa TURUT TERGUGAT I tanpa melalui prosedur administratif

yang benar dan secara melawan hukum telah memberikan Surat Ijin Mendirikan Bangunan NOPUT. 648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012 kepada Tergugat...”dst;---

15. “bahwa TURUT TERGUGAT II juga secara melawan hukum telah

menerbitkan bukti hak kepada TERGUGAT berupa Sertipikat Hak Milik Nomor. 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap seluas 914 m2...”dst;--- 2. Bahwa, dalil tersebut kemudian PARA PENGGUGAT dalam petitum angka II (dua romawi) huruf (f), (g), (j) dan (k) memohon putusan kepada Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara A quo berupa : ---

f. menyatakan tidak sah dan cacat hukum Sertipikat Hak Milik Nomor. 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung; --- g. menyatakan tidak sah dan cacat hukum Surat Ijin Mendirikan Bangunan Nomor 503.648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012 atas nama TERGUGAT;--- j. memerintahkan TURUT TERGUGAT I untuk mencabut dan

membatalkan Surat Izin Mendirikan Bangunan Nomor

503.648.1/0882/BPPT tanggal 2 maret 2012 atas nama TERGUGAT; k. memerintahkan TURUT TERGUGAT II untuk mencabut dan membatalkan Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung atas nama TERGUGAT; --- 3. Bahwa, dalil tersebut di atas tidak berdasarkan hukum dimana Pengadilan

Negeri Klas IA Bandung tidak berwenang memeriksa dan mengadili perkara ini, karena mengenai penerbitan Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung dan Surat Ijin Mendirikan

(14)

Halaman 14 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Bangunan Nomor 503.648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012 atas nama TERGUGAT adalah merupakan produk Pejabat Tata Usaha Negara/Keputusan Tata Usaha Negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka (8) dan angka (9) Undang Nomor 51 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi :--- Pasal 1 Angka (8) :--- “Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara adalah Badan atau pejabat yang melaksanakan urusan pemerintahan berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.--- Pasal 1 angka (9):--- “Keputusan Tata Usaha Negara adalah suatu penetapan tertulis yang dikeluarkan oleh badan atau pejabat tata usaha negara yang berisi tindakan hukum tata usaha negara yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, yang bersifat konkret, individual, dan final yang menimbulkan akibat hukum bagi seseorang atau badan hukum perdata”--- Bahwa berdasarkan ketentuan tersebut maka, Sertifikat Hak Milik No. 866/Kel. Ledeng dan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) NOPUT : 648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012 adalah keputusan yang diterbitkan oleh Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara, sehingga merupakan Keputusan Tata Usaha Negara;--- 4. Bahwa, apabila timbul sengketa mengenai hal tersebut sebagaimana diuraikan dalam surat gugatan PARA PENGGUGAT dalam posita maupun petitumnya tersebut di atas, adalah menjadi kewenangan Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Pasal 1 angka (10) dan Pasal 3 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara yang berbunyi : --- Pasal 1 angka (10):--- “Sengketa Tata Usaha Negara adalah sengketa yang timbul dalam bidang tata usaha negara antara orang atau badan hukum perdata dengan badan atau pejabat tata usaha negara, baik di pusat maupun di daerah, sebagai akibat dikeluarkannya keputusan tata usaha negara, termasuk sengketa kepegawaian berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku”.---

(15)

Halaman 15 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Pasal 3.

(1) Apabila Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak mengeluarkan keputusan, sedangkan hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut disamakan dengan Keputusan Tata Usaha Negara;--- (2) Jika suatu Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tidak

mengeluarkan keputusan yang dimohon, sedangkan jangka waktu

sebagaimana ditentukan dalam peraturan perundang-undangan

dimaksud telah lewat, maka Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara tersebut dianggap telah menolak mengeluarkan keputusan yang dimaksud;--- (3) Dalam hal peraturan perundang-undangan yang bersangkutan tidak

menentukan jangka waktu sebagaimana dimaksud dalam ayat (2), maka setelah lewat jangka waktu empat bulan sejak diterimanya permohonan, Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara yang bersangkutan dianggap telah mengeluarkan keputusan penolakan;--- Sehingga mengenai sah atau tidak sah, batal atau tidak batal, berlaku atau tidak berlaku suatu Keputusan Tata Usaha Negara, serta keputusan Pemerintah tentang suatu tanah yang diambil alih oleh negara untuk kepentingan umum dan/atau apabila badan atau pejabat tata usaha negara tidak mengeluarkan keputusan, sedang hal itu menjadi kewajibannya, maka hal tersebut disamakan dengan keputusan tata usaha negara, bukanlah kewenangan Peradilan Umum melainkan kewenangan dari Peradilan Tata Usaha Negara sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, serta Surat Ketua Muda Mahkamah Agung Republik Indonesia Urusan Lingkungan Peradilan Tata Usaha Negara Nomor : 224/Td.TUN/X/1993 tertanggal 14-10-1993 perihal Juklak yang merumuskan dalam pelatihan ketrampilan Hakim Perdilan Tata Usaha Negara Tahap II Tahun 1993 yang ditujukan kepada Para Ketua Pengadilan Tinggi Tata Usaha Negara dan Para Ketua Pengadilan Tata Usaha Negara di seluruh Indonesia;--- 5. Bahwa, selanjutnya berdasarkan Pasal 47 dan 53 Undang-Undang Nomor 51 Tahun 2009 jo Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2004 jo Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara, menyebutkan:

Pasal 47 .

“Pengadilan bertugas dan berwenang memeriksa, memutus dan menyelesaikan sengketa tata Usaha Negara”;---

(16)

Halaman 16 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Pasal 53.

(1) Seseorang atau badan hukum perdata yang merasa

kepentingannya dirugikan oleh suatu Keputusan Tata Usaha Negara dapat mengajukan gugatan tertulis pada pengadilan yang berwenang yang berisi tuntutan agar Keputusan Tata Usaha Negara yang disengketakan itu dinyatakan batal atau tidak sah, dengan atau tanpa disertai tuntutan ganti rugi dan atau direhabilitasi”;--- (2) Alasan-alasan yang dapat digunakan dalam gugatan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah :--- a. Keputusan Tata Usaha Negara yang digugat itu bertentangan

dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;--- b. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu mengeluarkan Keputusan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) telah menggunakan wewenangnya untuk tujuan lain dari maksud yang diberikannya wewenang tersebut;---

c. Badan atau Pejabat Tata Usaha Negara pada waktu

mengeluarkan atau tidak mengeluarkan keputusan

sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) setelah

mempertimbangkan semua kepentingan yang tersangkut dengan keputusan itu seharusnya tidak sampai pada pengambilan atau tidak pengambilan keputusan tersebut;--- 6. Bahwa, berdasarkan ketentuan Pasal 47 dan Pasal 53 UU No. 5 Tahun 1986 tersebut diatas, maka untuk membatalkan atau menyatakan tidak sah dan cacat hukum Keputusan Tata Usaha Negara sebagaimana dalil Gugatan PARA PENGGUGAT dan Posita Gugatan yang bermaksud untuk menyatakan tidak sah dan cacat hukum Sertifikat Hak Milik No. 866/Kel. Ledeng dan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) NOPUT : 648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012 adalah Kewenangan dari Peradilan Tata Usaha bukan kewenangan Peradilan Umum, maka Hakim Pengadilan Negeri Klas IA Bandung haruslah menyatakan dirinya tidak berwenang untuk memeriksa dan memutus perkara a quo, melainkan wewenang dari Peradilan Tata Usaha Negara;--- Dengan demikian sudah cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa perkara ini untuk menyatakan Pengadilan Negeri Klas IA Bandung tidak berwenang untuk mengadili dalam perkara a quo;---

(17)

Halaman 17 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG B. GUGATAN PARA PENGGUGAT KABUR (EXCEPTIO OBSCUUR LIBEL) DAN TIDAK JELAS; --- 7. Bahwa objek gugatan PARA PENGGUGAT adalah kabur dan tidak jelas

sehingga tidak memenuhi syarat formil dengan dasar dan alasan sebagai berikut :--- a. Gugatan PARA PENGGUGAT Tidak menguraikan Unsur-unsur Mengenai Perbuatan Melawan Hukum Sebagaimana Diatur Dalam Pasal 1365 KUHPerdata;---

- Bahwa gugatan yang diajukan oleh PARA PENGGUGAT adalah gugatan perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata, akan tetapi PARA PENGGUGAT dalam merumuskan perbuatan terkait perbuatan melawan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 1365 KUHPerdata kabur dan tidak jelas. PARA PENGGUGAT dalam gugatannya tidak dapat menjelaskan dan merumuskan unsur-unsur sesungguhnya perbuatan apa yang secara melawan hukum telah dilakukan oleh TERGUGAT sehingga menimbulkan kerugian bagi PARA PENGGUGAT;---

- Perbuatan TERGUGAT yang tetap mendirikan bangunan diatas tanah milik TERGUGAT adalah dibenarkan menurut hukum, karena dilakukan melalui prosedural yang benar berdasarkan Sertpikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung dan Surat Ijin Mendirikan Bangunan Nomor : 503.648.1/0882/BPPT tanggal 2 Maret 2012;--- b. Objek Gugatan dan Dasar Hukum Dalil Gugatan PARA PENGGUGAT Tidak Jelas;---

- Bahwa gugatan PARA PENGGUGAT dalam Posita angka 7 menyatakan : “...bahwa tanah milik Puskoveri Jabar, SHM No. 1478 yang terletak di Jln. Cipaku Indah I RT 02 RW 02 diperkirakan lokasi tersebut semula rencana diperuntukan jalan...”dst,--- Jelaslah gugatan PARA PENGGUGAT merupakan gugatan yang kabur, dimana tanah milik TERGUGAT bukanlah tanah dengan nomor sertipikat sebagaimana dimaksud dalam posita angka 7 akan tetapi tanah milik TERGUGAT adalah tanah dengan Sertipikat Hak Milik Nomor. 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung yang merupakan pemisahan dari SHM No. 1478/Cidadap ;

(18)

Halaman 18 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG

- Bahwa penulisan dan/atau penyebutan “Tanah tersebut” dalam posita angka 13 huruf b tidak memiliki maksud yang jelas mengenai objeknya, apakah tanah berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor 1478 atau-kah tanah berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor 866 ; ---

- Bahwa PARA PENGGUGAT dalam posita angka 13 huruf c selain menuliskan dan/atau menyebutkan “tanah tersebut” yang tidak memiliki maksud yang jelas mengenai objeknya, juga PARA PENGGUGAT tidak dapat menyebutkan dasar hukum yang jelas mengenai ketetapan dan/atau keputusan Pemerintah Kota Bandung atau Dinas terkait tentang tanah milik TERGUGAT berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor. 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap, Kota Bandung yang berada di Jl. Cipaku Indah I adalah diperuntukan jalan umum atau pun bukti bahwa tanah yang berada di jl. Cipaku Indah I No. 2 sudah dibebaskan yang diperuntukan untuk jalan umum ; ---

- Bahwa PARA PENGGUGAT sendiri ragu apakah tanah yang berada di Jl. Cipaku Indah I No. 2 tersebut diperuntukkan untuk jalan umum (yang sekarang milik TERGUGAT) berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor. 866/Kelurahan Ledeng, karena PARA PENGGUGAT sendiri menyatakan dalam Positanya “DIPERKIRAKAN” hal ini terlihat dari dalil Posita angka 7 menyatakan “...bahwa tanah milik Puskoveri Jabar, SHM No. 1478 yang terletak di Jln. Cipaku Indah I RT 02 RW 02 diperkirakan lokasi tersebut semula rencana diperuntukan jalan...”dst; --- - Uniknya lagi, bahwa PARA PENGGUGAT dalam Gugatannya hanya menceritakan kronologis kejadian dan dalil-dalil subjektif secara sepihak saja, sama sekali tidak menguraikan Peraturan / Ketentuan Perundang-undangan yang mana yang telah dilanggar oleh Tergugat ? Oleh karena itu Gugatan PARA PENGGUGAT tidak memiliki dasar hukum sama sekali karenanya Gugatan haruslah ditolak atau dinyatakan tidak dapat diterima ; --- Dengan demikian sudah cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim

untuk menyatakan gugatan PARA PENGGUGAT adalah kabur dan tidak jelas, sekaligus menolak seluruh gugatan atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima; ---

(19)

Halaman 19 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG C. GUGATAN PARA PENGGUGAT TIDAK TEPAT SASARAN DAN KURANG PIHAK.--- 8. Bahwa, tindakan pemberian izin, pencabutan izin, dan keputusan pejabat

tata usaha negara mengenai penerbitan Sertipikat Hak Milik atas nama TERGUGAT sebagaimana telah dikemukakan di atas adalah merupakan tindakan administratif, sehingga apabila timbul sengketa maka sengketa tersebut adalah merupakan sengketa hukum administrasi negara yang menjadi yurisdiksi Pengadilan Tata Usaha Negara, dan yang seharusnya menjadi pihak tergugat dalam a quo bukanlah TERGUGAT melainkan Pejabat Tata Usaha Negara yang menerbitkan Surat Keputusan Tata Usaha Negara; --- 9. Bahwa, gugatan PARA PENGGUGAT dalam perkara a quo adalah kurang pihak, yaitu IBU LINDA SETIAWATI sebagaimana tertuang dalam posita angka 5, dan HAJI MANSYUR/Ny. NINGRUM sebagaimana tertuang dalam posita angka 13 huruf b, dimana peranan Ibu Linda yang didalilkan oleh PENGGUGAT adalah pemberi tandatangan yang konon katanya bukan warga yang berkepentingan, ini tentunya merupakan titik taut permasalahan dalam perkara ini sehingga patutlah Ibu LINDA SETIAWATI harus ditarik sebagai pihak dalam perkara a quo; --- Demikian juga Haji Mansyur / Ny. Ningrum yang mempunyai peranan sebagai pemilik asal dari tanah dimaksud yang kemudian dijual kepada pihak lain, ini juga merupakan titik permasalahan dalam perkara a quo, dikarenakan PARA PENGGUGAT mendalilkan Haji Masyur menjual tanah kepada orang lain tanpa hak dan tentunya menjadi penyebab timbulnya permasalahan ini sehingga sudah patut Haji Mansyur/Ny. Ningrum ditarik selaku pihak dalam perkara a quo; --- Dengan demikian sudah cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim yang memeriksa perkara a quo untuk menyatakan gugatan PARA PENGGUGAT I tidak tepat sasaran dan kurang pihak; --- Bahwa berdasarkan uraian dan alasan-alasan hukum di atas, maka sudah cukup alasan hukum bagi Majelis Hakim dalam perkara ini untuk menolak seluruh gugatan PARA PENGGUGAT atau setidak-tidaknya tidak dapat diterima (Niet Onvankelijk verklaard); ---

(20)

Halaman 20 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG DALAM KONPENSI : --- 1. Bahwa, seluruh dalil-dalil pada bagian Eksepsi di atas adalah merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan pada bagian pokok perkara ini, sekaligus TERGUGAT menolak dengan tegas seluruh dalil gugatan PARA PENGGUGAT, kecuali yang kebenarannya diakui secara tegas oleh TERGUGAT; --- 2. Bahwa, TERGUGAT adalah pemilik sah atas sebidang tanah yang terletak di Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung setempat dikenal dengan Jl. Cipaku I No. 2, Gambar Situasi tanggal 19 Maret 1987 No. 627/1987 seluas 914 meter persegi sebagaimana terurai dan berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, yang dibeli dari Drs. ALBERTUS FELEMON, melalui prosedural dan prosesual Jual-Beli yang sah menurut hukum sebagaimana diuraikan dalam Akta Jual Beli Nomor : 123/2010 Tanggal 16 Juli 2010 yang dibuat oleh dan dihadapan H. RUSTAM EFENDI, S.H. selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT); --- 3. Bahwa, perlu dijelaskan kedudukan TERGUGAT adalah selaku pemilik

terakhir atas kepemilikan tanah sebagaimana tersebut di atas, dimana pemilik sebelumnya adalah Ny. NINGRUM yang diperoleh melalui pemisahan dari M.1478 menjadi Hak Milik No. 866/Kel. Ledeng pada tanggal 30 April 1987, yang kemudian tanah tersebut telah beberapa kali peralihan hak dengan cara dijual, dan pembeli terakhir adalah TERGUGAT pada tanggal 16 Juli 2010; --- 4. Bahwa, TERGUGAT selaku pemilik yang sah atas tanah tersebut tentunya mempunyai hak untuk memanfaatkan tanah tersebut untuk dijadikan rumah tinggal, sehingga TERGUGAT untuk melaksanakan pembangunan rumah telah menempuh prosedur hukum yang berlaku dengan cara mengajukan permohon Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) kepada Pemerintah Kota Bandung DINAS TATA RUANG DAN CIPTA KARYA dalam hal ini Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) dengan dilampirkan persyaratan yang ditentukan oleh undang-undang, juga diantaranya telah melampirkan surat pemberitahuan kepada para tentangga (PARA PENGGUGAT), sekaligus surat pernyataan menyatakan memberikan akses jalan pada tanah-tanah yang bersebelahan, sesuai prosedur hukum yang berlaku sebagaimana ditentukan dalam Peraturan Daerah Kota Bandung No. 5 Tahun 2010 tentang Bangunan Gedung Jo. Peraturan Daerah Kota Bandung No. 12 Tahun 2011 tentang Penyelengaraan, Restribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Restribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Jo. Peraturan Menteri Dalam

(21)

Halaman 21 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Negeri No. 32 Tahun 2010 tentang Pedoman Pemberian Ijin Mendirikan Bangunan; --- 5. Bahwa, atas permohonan TERGUGAT tersebut juga telah mendapat rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat sebagaimana terurai dalam Surat Rekomendasi Nomor : 593/67/BPPT-2011 tentang Permohonan Ijin Peruntukan Pengguganaan Tanah (IPPT) di Kawasan Bandung Utara Untuk 4 Rumah Tinggal Pada Lokasi Koefisien Wilayah Terbangun (KWT) Aktual Melebihi KWT Maksimal di Kecamatan Cidadap Kecamatan Coblong dan Kecamatan Sukasari Kota Bandung, tertanggal 11 Nopember 2011, sehingga atas dasar surat rekomendasi dari Gubernur Jawa Barat tersebut, maka Walikota Bandung melalui Kepala Badan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPPT) memberikan ijin kepada TERGUGAT untuk membangun rumah tinggal di atas tanah miliknya sebagaimana tertuang dalam Surat Ijin Nomor : 503.648.1/0882/BPPT Tentang Ijin Mendirikan Bangunan tertanggal 2 Maret 2012; --- 6. Bahwa, proses penerbitan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor : 503.648.1/0882 tanggal 2 Maret 2012 adalah sudah sesuai dengan ketentuan hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 9 dan pasal 10 Peraturan Daerah Kota Bandung No. 12 Tahun 2011 tentang Penyelengaraan, Restribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Restribusi Penggantian Biaya Cetak Peta, karena TERGUGAT sudah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan, oleh karena itu Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor : 503.648.1/0882 tanggal 2 Maret 2012 adalah sah menurut hukum; --- 7. Bahwa, tidak benar posita angka 1 dalil PARA PENGGUGAT, dimana rencana jalan tidak pernah ada pemberitahuan resmi dari instansi terkait kepada TERGUGAT maupun pemilik tanah sebelumnya sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-undangan. Padahal jelas-jelas tanah tersebut sudah ada pemiliknya sejak tahun 1987 sampai dengan sekarang, bahkan pemanfaatan sebagai jalan umum merupakan fungsi yang sementara dan tidak ada keputusan apapun dari pemerintah mengenai fungsi sebagai jalan umum, melainkan jelas-jelas diatas tanah tersebut ada pemilik yang sah berdasarkan hukum yaitu TERGUGAT; --- 8. Bahwa, tidak berdasar dalil PARA PENGGUGAT pada angka 2 dan 3, oleh karena itu dalil tersebut haruslah ditolak, dengan alasan hukum sebagai berikut : ---

(22)

Halaman 22 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG

- Bahwa, tanah yang terletak di Jl. Cipaku Indah I tidak pernah diperuntukkan untuk jalan karena tanah tersebut milik perorangan bukan milik Pemerintah Kota Bandung ATAU tanah milik Puskoveri sebagaimana dalil PARA PENGGUGAT; ---

- Bahwa, adapun dalil PARA PENGGUGAT yang mengatakan tanah tersebut dilintasi oleh kendaraan apabila Jl. Dr. Setiabudi macet, adalah dalil yang mengada-ada karena apabila melintas ke jalan ini akan memutar lebih jauh namun keluarnya hanya beda sedikit beberapa meter saja untuk kembali ke jalan Setiabudhi yang macet lagi, sedangkan apabila ingin ke SECAPA dari Jalan Setiabudhi dapat langsung masuk tanpa perlu melalui tanah milik TERGUGAT, selain itu dikarenakan diatas tanah tersebut belum dibangun atau dipergunakan oleh pemiliknya sehingga dimanfaatkan warga sekitar akan tetapi bukan untuk jalan umum; ---

- Bahwa, terhadap tanah milik perorangan bila ingin dijadikan untuk jalan umum sebagaimana dimaksudkan dalam pasal 27 UU No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-pokok Agraria, maka untuk membebaskannya haruslah memenuhi ketentuan dalam UU No. 20 Tahun 1961 tentang Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya Jo. PP No. 39 Tahun 1973 Tentang Acara Penetapan Ganti Kerugian Oleh Pengadilan Tinggi Sehubungan Dengan Pencabutan hak Atas dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya Jo. INPRES No. 9 Tahun 1973 Tentang Pelaksanaan Pencabutan Hak Atas Tanah dan Benda-benda Yang Ada Diatasnya dan Peraturan Presiden (PERPRES) No. 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum; ---

- Bahwa, ternyata dan terbukti terhadap tanah yang terletak di Jl. Cipaku Indah I sejak semula dan hingga tanah tersebut menjadi milik TERGUGAT tidak pernah dibebaskan untuk kepentingan umum, sehingga atas tanah tersebut tidak dapat dijadikan sebagai jalan umum karena milik perseorangan, oleh karena itu dalil tersebut haruslah ditolak; ---

- Bahwa, apabila PARA PENGGUGAT bermaksud menjadikan tanah tersebut sebagai jalan umum, maka seharusnya PARA PENGGUGAT sejak semula sudah membeli keseluruhan tanah tersebut dan diserahkan kepada Pemerintah Kota Bandung sebagaimana dimaksud dalam Pasal 27 huruf a angka 2 UU NO. 5 Tahun 1960 Jo. Peraturan

(23)

Halaman 23 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG Presiden (PERPRES) No. 36 tahun 2005 tentang Pengadaan Tanah bagi pelaksanaan pembangunan untuk kepentingan umum, bukan menyuruh Pemerintah Kota Bandung untuk membebaskan dan menjadikan tanah tersebut menjadi jalan umum yang menimbulkan kerugian bagi pemilik tanah; ---

- Bahwa, dalil PARA PENGGUGAT yang mendalilkan bahwa lebar jalan di Komplek Perumahan Cipaku Indah selebar 30 m2, membuktikan Gugatan PARA PENGGUGAT sangat mengada-ada karena lebar jalan dikomplek perumahan selebar 30 m2 sudah berlebihan karena sudah melebihi lebar dari jalan Protokol yang ada di Kota Bandung bahkan juga telah melebihi lebar jalan propinsi yang dilintasi oleh kenderaan besar; --- Dengan demikian dalil PARA PENGGUGAT yang mendalilkan tanah tersebut rencananya diperuntukkan sebagai jalan umum terbukti tidak berdasar dan beralasan sama sekali, oleh karena itu dalil tersebut haruslah ditolak; --- 9. Bahwa, tidak benar dan tidak berdasar dalil Penggugat pada butir 6, oleh karena itu dalil tersebut haruslah ditolak, dengan alasan hukum sebagai berikut : ---

- Bahwa, PARA PENGGUGAT mendalilkan bahwa “Penggugat I dan Ibu ONNY B. ISANGI” pernah membeli sebagian tanah Jl. Cipaku Indah I yang diperuntukkan untuk jalan Umum; ---

- Bahwa, PENGGUGAT I mendalilkan telah membeli tanah tersebut, namun tidak dilakukan dihadapan Pejabat yang berwenang (Camat, PPAT, atau Notaris), tetapi PENGGUGAT I tidak menerangkan dimana letak tanah yang dibeli? Sehingga legalitas PENGGUGAT I telah membeli tanah tersebut tidak jelas! Apakah tanah yang dibeli telah diserahkan kepada Pemerintah Kota Bandung yang akan diperuntukkan sebagai jalan umum? sehingga landasan hukum PENGGUGAT I yang mendalilkan tanah tersebut sebagai jalan umum menjadi tidak jelas; ---

- Bahwa, adapun Ibu ONNY B. ISANGI membeli tanah tersebut hanya sebagian dari SHM No. 1478/Kec. Cidadap yaitu seluas 80 m2 berdasarkan Akta Jual Beli No. 63/XII/1983 tertanggal 21 Desember 1983, demikian juga PENGGUGAT II tidak menjelaskan dimanakah letak tanah yang dibeli? Bagaimana bentuk tanahnya? apakah berbentuk kotak, bulat, lonjong? Sedangkan terhadap sisa tanah SHM

(24)

Halaman 24 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG No. 1478/Kec. Cidadap tersebut tidak pernah dibeli oleh Ibu ONNY B. ISANGI maupun PARA PENGGUGAT lainnya; --- Sehingga dalil PARA PENGGUGAT yang mendalilkan bahwa atas

tanah tersebut semula diperuntukkan untuk jalan umum tidak berdasar sama sekali oleh karenanya haruslah ditolak; --- 10. Bahwa, benar antara PARA PENGGUGAT dengan TERGUGAT telah dilakukan pertemuan yang difasilitasi oleh Kelurahan Ledeng dan Kecamatan Cidadap serta dihadiri oleh RT, RW, Secapa, Polsek, Koramil dan Warga setempat tersebut, TERGUGAT telah mengakomodir keinginan yaitu : ---

- Memperbaiki gorong-gorong di Jalan Cipaku Indah I (karena kalau hujan besar sering banjir) ; ---

- Memberikan kesempatan kepada warga sekitar untuk ikut bekerja; ---

- Mengingat dan mempertimbangkan suatu hak selalu berkorelasi dengan kewajiban dan suatu tanah juga memiliki fungsi sosial didalamnya, maka sebagai warga negara yang baik dan dengan itikad baik, maka TERGUGAT memberikan akses jalan tambahan di depan rumah PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III menjadi selebar 4 meter (bertambah 1 meter, dalam IMB hanya 3 meter); ---

- Memberikan jalan masuk motor selebar lebih dari 1 meter; --- Karenanya setelah mengakomodir keinginan warga sekitar (tidak

hanya aspirasi PARA PENGGUGAT), dimana TERGUGAT melalui Surat tertanggal 10 Oktober 2013 telah memberitahukan kepada PARA PENGGUGAT bahwa terhadap tanah milik TERGUGAT akan dibangun rumah tinggal; --- 11. Bahwa, adapun keberatan PARA PENGGUGAT atas pembangunan rumah

tinggal sebagaimana dalil Gugatan angka 6 sampai dengan angka 11 tersebut tidak berdasar sama sekali, karena apakah seseorang tidak berhak untuk membangun rumah tinggal diatas tanah miliknya sendiri, padahal menurut hukum sebagaimana diatur dalam Pasal 5 UU No. 4 Tahun 1996 Tentang Perumahan dan Pemukiman menentukan setiap warga Negara berhak utuk memanfaatkan tanah miliknya dan juga berhak untuk membangun diatas tanah milik sebagai tempat tinggal serta setiap warga Negara berhak memperoleh rumah yang layak, oleh karena itu keberatan PARA PENGGUGAT atas pembangunan rumah tinggal yang dibangun TERGUGAT haruslah ditolak; ---

(25)

Halaman 25 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG 12. Bahwa, tidak berdasarkan hukum dalil PARA PENGGUGAT angka 12 sampai dengan angka 14, oleh karena itu dalil tersebut haruslah ditolak, dengan alasan hukum sebagai berikut : ---

- Bahwa dalil Gugatan PARA PENGGUGAT pada pokoknya mendalilkan bahwa PARA PENGGUGAT keberatan atas pembangunan rumah Tinggal karena dibangun didepan rumah PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III dan keberatan terhadap Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor : 503.648.1/0882 tanggal 2 Maret 2012 atas nama TERGUGAT; ---

- Bahwa, PARA PENGGUGAT tidak memahami mengenai persyaratan pengajuan permohonan Ijin Mendirikan Bangunan, sehingga dalam hal ini perlu TERGUGAT dijelaskan mengenai persyaratan dalam pemberian Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) diatur dalam Pasal 10 Peraturan Daerah Kota Bandung No. 12 Tahun 2011 tentang Penyelengaraan, Restribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Restribusi Penggantian Biaya Cetak Peta yang menentukan : ---

(1) Untuk memperoleh IMB sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 harus memenuhi persyaratan : --- a. Administratif; --- b. Yuridis ; --- c. Teknis ; ---

(2) persyaratan administratif sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a meliputi : --- a. surat permohonan ; --- b. formulir permohonan ; ---

(3) persyaratan yuridis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi : --- a. fotokopi tanda bukti kepemilikan tanah/penguasaan tanah; --- b. surat pernyataan/surat perjanjian penggunaan tanah bagi pemohon yang menggunakan tanah bukan miliknya; --- c. fotokopi Sertifikat Laik Fungsi (SLF) lama bagi yang telah memiliki SLF; --- d. fotokopi Kartu Tanda Penduduk (KTP) untuk pemohon perorangan; --- e. fotokopi akta pendirian untuk pemohon badan; --- f. surat kuasa pengurusan apabila dikuasakan; ---

(26)

Halaman 26 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG g. surat persetujuan khusus dari warga dan Walikota bagi pemohon IMB bangunan tertentu yang dapat meresahkan masyarakat setempat; --- h. Surat Ijin Pengambilan air tanah (SIPA) bagi bangunan gedung tertentu; --- i. SKRD atau dokumen yang ditetapkan atas restribusi IMB; ---

(4) Persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c meliputi: --- a. Surat KRK dan/atau Arahan Teknis Pemamfaatan Ruang Kota yang berkaitan dengan lahan/tanah yang diajukan perijinannya dari SOPD yang memiliki kewenangan teknis perencanaan tata ruang kota; --- b. Gambar rencana teknis bangunan dengan skala 1 : 100 atau 1 : 200; --- c. Gambar dan perhitungan konstruksi beton/baja/kayu apabila

bertingkat dan bangunan yang mempunyai bentang besar; --- d. Gambar rencana dan perhitungan utilitas bangunan gedung bagi

yang dipersyaratkan; dan --- e. Data hasil penyelidikan tanah bagi bangunan gedung 3 (tiga)

lantai keatas dan/atau yang dipersyaratkan; ---

- Bahwa, dari ketentuan persyaratan dalam perberian ijin (IMB) tersebut diatas, maka surat persetujuan warga bukanlah

merupakan syarat yang pokok dalam pemberian ijin untuk rumah tinggal, akan tetapi persetujuan khusus dari warga setempat diperlukan apabila bangunan yang dibangun adalah “BANGUNAN TERTENTU” sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 ayat (3) huruf g Peraturan Daerah Kota Bandung No. 12 Tahun 2011 tentang Penyelengaraan, Restribusi Izin Mendirikan Bangunan dan Restribusi Penggantian Biaya Cetak Peta Jo. Penjelasan Pasal 10 ayat 3 huruf g ; ---

- Bahwa, akan tetapi mengingat dan mempertimbangkan suatu hak selalu berkorelasi dengan kewajiban dan suatu tanah juga memiliki fungsi sosial didalamnya serta mengingat kehidupan bertetangga, maka sebagai warga negara yang baik dan dengan itikad baik TERGUGAT telah bersedia memberikan akses jalan yang dapat dipergunakan oleh warga sekitar dan PARA PENGGUGAT sesuai dengan Surat Izin Mendirikan Bangunan Nomor : 503.648.1/0882/BPPT tanggal 02 Maret 2012 seluas 192 m2 ; ---

(27)

Halaman 27 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG

- Bahwa dengan demikian keberatan PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III atas Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor : 503.648.1/0882 tanggal 2 Maret 2012 atas nama TERGUGAT, terbukti tidak berdasar sama sekali, oleh karena itu gugatan PARA PENGGUGAT haruslah ditolak; --- 13. Bahwa, tidak berdasar sama sekali dalil PARA PENGGUGAT angka 15, karena penerbitan Sertifikat Hak Milik Nomor : 866/Kel. Ledeng seluas 914 m2 sudah sesuai dengan ketentuan hukum sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Pemerintah No. 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah, karena dalam penerbitan sertifikat sebagai bukti kepemilikan tanah tidak mempertimbangkan peruntukan tanah dan tidak memperhatikan kepentingan PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III; --- Bahwa dalam penerbitan sertifikat sebagai bukti kepemilikan, maka yang dipertimbangkan adalah dasar atau landasan hukum kepemilikan dari si pemohon sertifikat dan penentuan batas-batas tanah tanah yang dimohonkan sertifikatnya, oleh karena itu keberatan PARA PENGGUGAT atas penerbitan Sertifikat Hak Milik No.: 866/Kel. Ledeng seluas 914 M2 tidak berdasar sama sekali, oleh karenanya haruslah ditolak; --- Bahwa pembelian tanah yang terletak di Jl. Cipaku Indah I No. 2 oleh TERGUGAT diperuntukkan untuk rumah tinggal, dan hal ini sesuai dengan peruntukan tanah, karena tanah tersebut terletak di komplek perumahan Cipaku Indah, dengan demikian keberatan PARA PENGGUGAT yang mendalilkan TURUT TERGUGAT II tidak memperhatikan peruntukan tanah terbukti tidak berdasar sama sekali, oleh Karena itu keberatan PARA PENGGUGAT haruslah ditolak; --- 14. Bahwa, gugatan PARA PENGGUGAT yang mengada-ada dan dibuat-buat ini terlihat dari dalil gugatan pada angka 16 yang mendalilkan : “ bahwa puncak permasalahan terjadi, ketika TERGUGAT melaksanakan niatnya membangun tepat di depan rumah PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, sehingga menutup dan merusak pemandangan rumah milik PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, ….dst”; --- Bahwa dari dalil tersebut jelas terlihat bahwa Gugatan ini hanyalah untuk kepentingan PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III dan bukan untuk kepentingan umum, sehingga dalil untuk kepentingan umum hanya untuk menutupi ego dan kepentingan pribadi dari PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III; --- 15. Bahwa, oleh karena pembangunan rumah tinggal yang dilakukan TERGUGAT sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku, maka

(28)

Halaman 28 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG terbukti TERGUGAT tidak pernah melakukan perbuatan melawan hukum

yang merugikan PARA PENGGUGAT, oleh karena itu tuntutan ganti rugi yang diajukan PARA PENGGUGAT tidak cukup alasan hukum dan haruslah ditolak; --- Bahwa, tuntutan ganti rugi yang diajukan PARA PENGGUGAT terbukti tidak berdasar sama sekali, karena sesuai dengan dalil Gugatan PARA PENGGUGAT yang mendalilkan bahwa yang mengalami kerugian hanya PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III, sedangkan PENGGUGAT IV sampai dengan PENGGUGAT VIII tidak mengalami kerugian padahal Gugatan ini diajukan oleh PENGGUGAT I sampai dengan PENGGUGAT VIII secara bersama-sama; --- Bahwa tuntutan ganti kerugian Materill yang diajukan PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III adalah kerugian akibat terhalangnya bangunan dan lingkungan yang tidak nyaman dan tidak jelas bentuknya serta menurut PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III adanya pengurangan nilai harga tanah, sehingga tuntutan ganti rugi tersebut hanya didasarkan kepada praduga dan perkiraan yang tidak beralasan dari PENGGUGAT I, PENGGUGAT II dan PENGGUGAT III sehingga hanya menunjukkan sifat egois saja dan bukan kerugian demi kepentingan umum, sehingga tuntutan ganti rugi tersebut tidak berdasar hukum sama sekali, oleh karena itu tuntutan ganti rugi tersebut haruslah ditolak; --- 16. Bahwa, dalil gugatan PARA PENGGUGAT butir 18 yang memohon pembongkaran bangunan adalah dalil yang tidak berdasarkan hukum oleh karena itu permohonan pembongkaran yang diajukan PARA PENGGUGAT tidak berdasar dan haruslah ditolak, karena yang melakukan pembongkaran bangunan adalah Dinas Pengawas Bangunan bila bangunan tersebut tidak memiliki IMB, sedangkan pembangunan yang dilakukan TERGUGAT untuk rumah tinggal sudah memiliki IMB dan sudah sesuai dengan peruntukannya yaitu untuk rumah tinggal, karena tanah yang dibangun TERGUGAT tersebut berada dilingkungan perumahan, yaitu perumahan Cipaku Indah; Bahwa, TERGUGAT tetap melaksanakan pembangunan diatas tanah miliknya merupakan HAK TERGUGAT yang dijamin dan dilindungi oleh Negara dan Hukum, dimana TERGUGAT memiliki tanah tersebut melalui jual beli yang sah sebagaimana diuraikan diatas dan tanah tersebut sudah bersertifikat dari pemilik sebelumnya, sehingga sebelum membuat Akta Jual Beli Nomor : 123/2010 Tanggal 16 Juli 2010 tentunya H. RUSTAM EFENDI,

(29)

Halaman 29 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG S.H. selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sudah melakukan pemeriksaan atas asal usul perolehan dan riwayat tanah yang bersangkutan, dan diketahui tanah tersebut bebas dari sitaan dan tidak ada catatan adanya sengketa di pengadilan, karena itu jelas TERGUGAT adalah pembeli beritikad baik yang harus dilindungi hukum sebagaimana ditegaskan dalam ketentuan : ---

- Pasal 1341 ayat (2) KUHPerdata, yang menyatakan : “hak-hak yang diperolehnya dengan itikad baik oleh orang-orang pihak ketiga atas barang-barang yang menjadi pokok perbuatan yang batal itu, dilindungi”; ---

- Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 26 Desember 1958 Nomor : 251 K/Sip/1958 yang menyatakan : “pembeli yang telah bertindak dengan itikad baik harus dilindungi dan jual beli yang bersangkutan haruslah dianggap sah”; ---

- Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 12 Desember 1975 Nomor : 932 K/Sip/1973 yang menyatakan : “bahwa jual beli dilakukan dihadapan PPAT, sesuai dengah ketentuan Pasal 19 PP No. 10 Tahun 1961 melahirkan kewajaran untuk memberikan perlindungan hukum kepada pembeliannya, terlepas apakah penjualnya berhak untuk melakukan penjualan tanah yang bersangkutan”;---

- Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 29 Maret 1980 Nomor : 1230 K/Sip/1980 yang menyatakan : “pembeli yang beritikad baik harus mendapat perlindungan hukum”;--- dan sebagaimana ditegaskan pula oleh Prof. SUBEKTI, SH yang menyatakan bahwa sepanjang mengenai tanah……yang kini berlaku adalah azas perlindungan pembeli beritikad baik; (Kumpulan Karangan Hak Perikatan, Arbitrase dan Peradilan, Alumni, Bandung, 1980, hlm 121);--- 17. Bahwa, dikarenakan tanah tersebut milik TERGUGAT berdasarkan

Sertipikat Hak Milik Nomor : 866/Kelurahan Ledeng, Kecamatan Cidadap,

Kota Bandung BUKANLAH MERUPAKAN TANAH SENGKETA

sebagaimana yang didalilkan PARA PENGGUGAT karena dalam surat gugatan tidak menguraikan sengketa kepemilikan tanah, justru sebaliknya TERGUGAT membangun rumah tinggal di atas tanah miliknya bukan di atas tanah milik orang lain, bahkan fungsi tanah tersebut sejak semula bukan jalan umum sebagaimana didalilkan oleh PARA PENGGUGAT;---

(30)

Halaman 30 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG 18. Bahwa, permohonan sita jaminan yang dimohonkan oleh PARA PENGGUGAT dalam perkara a quo bertentangan dengan ketentuan Pasal 227 ayat (1) HIR mensyaratkan bahwa sita jaminan hanya dimungkinkan jika adanya sangkaan yang beralasan bahwa sebelum putusan dijatuhkan atau dilaksanakan, tergugat mencari akal akan menggelapkan atau melarikan barang-barang. Karena tidak adanya indikasi TERGUGAT akan mengalihkan tanah dan tidak menguraikan batas-batas tanah yang jelas serta gugatan tersebut bukan masalah sengketa kepemilikan tanah, maka permintaan PARA PENGGUGAT haruslah ditolak, hal ini ditegaskan Mahkamah Agung dalam salah satu putusannya menyatakan bahwa conservatoir beslag yang dimintakan bukan atas alas an-alasan yang disyaratkan dalam Pasal 227 ayat (1) HIR tidak dibenarkan (Putusan Mahkamah Agung RI tanggal 8 Mei 1984 Nomor : 597 K/SIP/1983) dan SEMA RI No. 05 Tahun 1975 tanggal 1-12-1975 perihal sita jaminan;--- 19. Bahwa,tuntutan PARA PENGGUGAT agar TERGUGAT dihukum untuk membayar uang paksa (dwangsoom) haruslah ditolak, karena TERGUGAT tidak pernah melakukan perbuatan melawan hukum yang membawa kerugian bagi PARA PENGGUGAT, hal ini dikarenakan kepemilikan dan Surat Ijin Mendirikan Bangunan (IMB) Nomor : 503.648.1/0882 tanggal 2 Maret 2012 atas nama TERGUGAT sudah sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku;--- 20. Bahwa, tuntutan PARA PENGGUGAT agar putusan ini diputus dengan putusan serta merta jelas haruslah ditolak, karena tidak memenuhi ketentuan Pasal 180 HIR, tidak ada urgensinya dan telah bertentangan dengan SEMA RI Nomor : 3 tahun 1979 tanggal 1 April 1979 jo. Nomor : 6 tahun 1975 tanggal 1 Desember 1975 jo Surat Edaran Mahkamah Agung No.3 Tahun 2000 jo. Surat Edaran Mahkamah Agung No.4 Tahun 2001 perihal putusan serta merta (uit voerbaar bij vooraad);--- 21. Bahwa, dalil gugatan PARA PENGGUGAT tidak berdasarkan hukum maka sudah cukup alasan hukum untuk ditolak seluruhnya, sehingga sudah sepantasnya menghukum PARA PENGGUGAT untuk membayar biaya dalam perkara a quo;--- DALAM REKONPENSI :--- 22. Bahwa dalil-dalil yang telah diuraikan pada bagian Konpensi dianggap

dipergunakan kembali pada bagian Rekonvensi;--- 23. Bahwa TERGUGAT KONVENSI dalam kedudukannya sekarang sebagai PENGGUGAT REKONVENSI, akan mengajukan Gugatan Balik terhadap

(31)

Halaman 31 dari 56 halaman dari Putusan Nomor 247/Pdt/2015/PT.BDG PARA PENGGUGAT KONVENSI dalam kedudukannya sekarang sebagai PARA TERGUGAT REKONVENSI;--- 24. Bahwa, PENGGUGAT REKONPENSI adalah pemilik sah atas sebidang tanah yang terletak di Kelurahan Ledeng Kecamatan Cidadap Kota Bandung, setempat dikenal dengan Jl. Cipaku I No. 2, Gambar Situasi tanggal 19 Maret 1987 No. 627/1987 seluas 914 meter persegi sebagaimana terurai dan berdasarkan Sertipikat Hak Milik Nomor 866/Kelurahan Ledeng, yang dibeli dari Drs. ALBERTUS FELEMON, melalui prosedural dan prosesual Jual-Beli yang sah menurut hukum sebagaimana diuraikan dalam Akta Jual Beli Nomor : 123/2010 Tanggal 16 Juli 2010 yang dibuat oleh dan dihadapan H. RUSTAM EFENDI, S.H. selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT);--- 25. Bahwa, perlu dijelaskan kedudukan PENGGUGAT REKONPENSI adalah selaku pemilik terakhir atas kepemilikan tanah sebagaimana tersebut di atas, dimana pemilik sebelumnya adalah Ny. NINGRUM yang diperoleh melalui pemisahan dari M.1478 menjadi Hak Milik No. 866/Kel. Ledeng pada tanggal 30 April 1987, yang kemudian tanah tersebut telah beberapa kali peralihan hak dengan cara dijual dan pembeli terakhir adalah PENGGUGAT REKONPENSI pada tanggal 16 Juli 2010;--- 26. Bahwa, PENGGUGAT REKONPENSI memiliki tanah tersebut melalui jual

beli yang sah sebagaimana diuraikan diatas dan tanah tersebut sudah bersertifikat dari pemili sebelumnya, sehingga sebelum membuat Akta Jual Beli Nomor : 123/2010 Tanggal 16 Juli 2010 tentunya H. RUSTAM EFENDI, S.H. selaku Pejabat Pembuat Akta Tanah (PPAT) sudah melakukan pemeriksaan atas asal usul perolehan dan riwayat tanah yang bersangkutan dan diketahui tanah tersebut bebas dari sitaan dn tidak ada catatan adanya sengketa di pengadilan, karena itu jelas PENGGUGAT REKONPENSI adalah pembeli beritikad baik yang harus dilindungi hukum sebagaiman ditegaskan dalam ketentuan :---

- Pasal 1341 ayat (2) KUHPerdata, yang menyatakan : “hak-hak yang diperolehnya dengan itikad baik oleh orang-orang pihak ketiga atas barang-barang yang menjadi pokok perbuatan yang batal itu, dilindungi”;---

- Yurisprudensi Mahkamah Agung RI tanggal 26 Desember 1958 Nomor : 251 K/Sip/1958 yang menyatakan : “pembeli yang telah bertindak dengan itikad baik harus dilindungi dan jual beli yang bersangkutan haruslah dianggap sah”;---

Referensi

Dokumen terkait

Merupakan kegiatan operasional yang mempergunakan peralatan produksi yang disusun dan diatus sedemikian rupa, yang dapat dimanfaatkan untuk secara fleksible untuk

• Pengeluaran kas untuk pembayaran biaya • Pembayaran angsuran atau pelunasan utang • Penarikan kembali saham yang beredar. • Pembelian saham atau aktiva

Penelitian ini menggunakan pengukuran komite audit yang sama dengan penelitian yang dilakukan oleh Sulistya (2013) dan Wulandari (2013) yaitu dengan membandingkan

(i) Nasabah setuju bahwa Bank akan menggunakan usaha yang wajar untuk memastikan keamanan dan kerahasiaan dari fasilitas untuk dapat memberikan instruksi permintaan

Kelompok kriteria C = kemudahan penanggulangan masalah dilihat dari perbandingan antara perkiraan hasil atau manfaat penyelesaian masalah yang akan diperoleh dengan sumber daya

Dalam rangka melaksanakan amanat Pasal 27 Ayat (2) Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah dan sebagai perwujudan atas prinsip

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Penyayang atas Rahmat sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi penelitian yang berjudul

Dari kualitas pelayanan jasa pemikiran tersebut dapat dijelaskan bahwa loyalitas dapat terbentuk apabila seorang konsumen mendapatkan kualitas jasa yang memuaskan