• Tidak ada hasil yang ditemukan

Oleh : Iman Santoso Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS IKIP Yogyakarta

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Oleh : Iman Santoso Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS IKIP Yogyakarta"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

Model Pembelajaran Ketrampilan Membaca Berdasarkan Metode Integratif

Sebuah Alternatif.

Oleh : Iman Santoso

Program Studi Pendidikan Bahasa Jerman FPBS IKIP Yogyakarta

A. Pendahuluan

Pengajaran bahasa Jerman saat ini baik di SMU ataupun di Perguruan Tinggi mengacu pada pendekatan Komunikatif. Melalui pengajaran yang berbasiskan pada pendekatan ini diharapkan dapat dihasilkan siswa atau mahasiswa yang memiliki kompetensi komunikatif. Kompetensi komunikatif menurut Dell Hymes (Nababan, 1993) adalah penguasaan secara naluriah yang dipunyai seorang penutur asli untuk menggunakan dan memahami secara wajar dalam proses berkomunikasi atau berinteraksi dengan orang lain, dan dalam hubungan dengan konteks sosial. Hal itu berarti siswa atau mahasiswa yang menerima pengajaran bahasa Jerman berdasarkan pendekatan komunikatif kelak akan dapat menggunakan bahasa Jerman untuk berkomunikasi baik secara lisan atau tulis dalam situasi dan konteks yang riil.

Terkait dengan itu, metode yang dianggap cocok dengan pendekatan komunikatif adalah metode integratif. Metode ini dalam pelaksanaannya selalu mengaitkan keempat ketrampilan berbahasa sebagai satu kesatuan, karena antara satu ketrampilan dengan ketrampilan lain mempunyai hubungan yang erat serta mempunyai hubungan timbal balik (Nangoi, 1994:10). Rivers (1988) menambahkan, bahwa dalam penerapan metode integratif keempat ketrampilan berbahasa dipadukan dengan memperhatikan faktor sosiolinguistik dan linguistik sehingga siswa dapat menggunakan bahasa yang efektif dalam berkomunikasi. Oleh karena itu untuk menunjang keterpaduan tersebut materi yang diajarkan untuk mengembangkan keempat ketrampilan berbahasa selalu berangkat dari satu tema.

Salah satu ketrampilan berbahasa tersebut adalah ketrampilan membaca. Tujuan dari pengajaran ketrampilan membaca adalah agar siswa/mahasiswa mampu membaca dan memahami wacana yang ditulis dalam bahasa Jerman sebaik mungkin. Di samping itu berkaitan dengan penggunaan metode integratif, pengajaran ketrampilan membaca hendaknya juga harus dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan ketrampilan berbahasa yang lain, seperti mendengar, berbicara dan menulis. Berdasarkan itu penulis ingin memaparkan sebuah model pembelajaran ketrampilan membaca berdasarkan metode integratif.

B. Hakikat Model Pembelajaran

Dalam kehidupan sehari-hari kata model tidaklah asing seperti model baju, model rumah tipe tertentu, model tata kota dsb. Arti khusus dari model adalah abstraksi dari dunia nyata menurut sudut pandang tertentu yang disederhanakan sehingga hanya parameter-parameter yang penting saja yang muncul dalam bentuknya. (Suriasumantri, 1996) Oleh karena itu dalam menyusun sebuah model harus diidentifikasi terlebih dahulu parameter yang relevan dengan permasalahan dan penjabaran hubungan antar parameter tersebut.

Sedang pengertian model menurut Horton (Suriasumantri, 1996) adalah pencerminan atau abstraksi dari sebuah objek, proses, peristiwa, situasi atau sistem. Secara lebih luas, sebuah model adalah sesuatu yang mengungkap dan menjelaskan tentang hubungan dari berbagai komponen, aksi dan reaksi, serta sebab dan akibat.

Dalam menyusun sebuah model mula-mula diawali dengan pengumpulan dan pengkajian pengetahuan teoritis yang relevan dengan tujuan dan bentuk model yang akan disusun. Kemudian berdasarkan hasil pengkajian pengetahuan teoritis tersebut akan ditarik kesimpulan secara deduktif sebagai dasar untuk menyusun suatu model. Model yang disusun melalui penarikan kesimpulan deduktif tersebut disebut model rasional. Selanjutnya secara

(2)

simultan dikumpulkan data-data mengenai obyek yang sedang ditelaah dan melalui penarikan kesimpulan secara induktif berdasarkan data-data tersebut dapat disusun sebuah model empiris. Model akhir pada dasarnya merupakan kombinasi dari model rasional dan model empiris. Model akhir tersebut sering juga disebut dengan model input - output. Terkait dengan proses pembentukan model tersebut, dalam tulisan ini hanya dibatasi pada model pengajaran yang bersifat rasional, yang disusun berdasarkan teori yang terkait dengan ketrampilan membaca dan metode Integratif.

Model yang akan disusun ditinjau dari segi fungsinya dapat digolongkan sebagai model deskriptif. Model deskriptif merupakan model yang berfungsi untuk memaparkan suatu obyek. Obyek tersebut bisa berupa suatu proses, peristiwa, perkembangan, hirarki organisasi dan sebagainya. Dalam hal ini yang dijadikan obyek adalah proses pembelajaran ketrampilan membaca. Alat yang dapat digunakan dalam mengembangkan model deskriptif tersebut diantaranya adalah bahasa verbal.

Beberapa ciri umum yang dimiliki oleh sebuah model adalah (1) sistematis, yaitu memiliki langkah-langkah dengan urutan yang terlihat (2) singkat, dapat dijadikan pola umum yang selanjutnya dapat dikembangkan atau divariasikan (3) sederhana, dalam arti diciptakan untuk mudah dimengerti dan digunakan.

Model pembelajaran menurut Brady (dikutip dari Lendo, 1996) didefinisikan sebagai suatu cetak biru (blue print) yang dapat digunakan sebagai panduan dalam rangka mempersiapkan dan mengimplementasikan proses belajar mengajar . Pendapat Brady sejalan dengan apa yang dikemukakan Joyce & Weil (1980 : 1) bahwa sebuah model adalah perencanaan atau pola yang dapat digunakan untuk menyusun kurikulum, mendisain materi instruksional dan sebagai panduan pengajaran di kelas. Dari dua pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran dapat dipakai sebagai acuan bagi guru untuk memilih dan menentukan langkah - langkah operasional proses belajar mengajar berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan. Disamping itu model pengajaran dikembangkan untuk membantu guru atau pendidik memperbaiki dan meningkatkan kemampuannya serta untuk dapat menciptakan berbagai lingkungan belajar.

C. Model Pembelajaran Ketrampilan Membaca.

Dalam pengajaran bahasa ketrampilan membaca menduduki posisi yang cukup penting. Tujuan yang ingin diraih dari pengajaran ketrampilan membaca adalah, pertama pengembangan, perbaikan dan latihan kemampuan membaca dalam bahasa Jerman sebagai salah satu komponen terpenting dari pengajaran bahasa Jerman dan kedua membimbing siswa/mahasiswa agar secara mandiri mampu mengembangkan kemampuan membacanya di luar kelas. Mengacu pada dua tujuan tersebut, pengajaran ketrampilan membaca harus dilaksanakan secara sistematis terutama untuk memberi kesempatan pada siswa untuk secara perlahan membangun kepercayaan dirinya bahwa mereka mampu membaca teks yang ditulis dalam bahasa Jerman .

Model pembelajaran ketrampilan membaca berdasarkan metode integratif disusun atas beberapa tahap yang mempunyai tujuan akhir untuk membentuk kemandirian siswa dalam membaca, serta mampu menggunakan informasi yang diperolehnya dari kegiatan membaca untuk melakukan aktivitas berbahasa yang lain.

1. Tahap perencanaan kegiatan membaca

Pada tahap awal ini guru membimbing siswa untuk mengidentifikasi jenis teks yang akan dibaca serta menentukan tujuan dalam kegiatan membaca yang akan dilakukan tersebut. Penentuan tujuan membaca ini sangat dipengaruhi oleh jenis teks yang akan dibaca. Oleh karena itu guru mula-mula mengarahkan siswa untuk melihat bagaimana susunan teks secara sekilas dan membandingkannya dengan ilustrasi yang ada dalam teks (gambar, tabel , diagram dll) dalam rangka menentukan jenis teks tersebut. Selanjutnya berdasarkan jenis teks yang telah ditetapkan , siswa dapat menentukan tujuan dan strategi dalam membaca apakah akan membaca secara detail untuk memahami semaua informasi atau membaca secara global

(3)

dengan mengambil beberapa informasi penting dalam teks untuk memperoleh pemahaman yang menyeluruh.

2. Tahap persiapan

Tahap berikutnya bertujuan untuk mengembangkan wawasan siswa lebih jauh terutama untuk memperkirakan isi teks yang akan dibaca dan memperoleh pemahaman global. Berdasarkan judul siswa diberi kesempatan yang cukup untuk memahami tema teks dengan ditunjang gambar, tabel atau diagram jika tersedia. Pemahaman terhadap tema teks dapat dilakukan dengan berbagai jalan baik secara lisan maupun tertulis, cara yang paling sering dilakukan adalah dengan jalan menuliskan judul teks di papan tulis kemudian meminta siswa untuk menyusun asosiasi (Assoziogram) yang terkait dengan judul serta memperkirakan arti dari judul tersebut. Apabila judul teks berlatar belakang budaya yang tidak dipahami siswa, guru terlebih dahulu memberikan penjelasan yang memadai mengenai latar belakang budaya tersebut.

Pemahaman yang menyeluruh terhadap suatu bacaan juga dipengaruhi oleh pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Oleh karena itu seandainya tema yang ada tidak asing lagi bagi siswa, maka guru juga dapat mengaktifkan kembali pengetahuan siswa tersebut dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang relevan dengan tema.

Berdasarkan pemahaman siswa terhadap judul dan tema bacaan tersebut serta relevansinya dengan pengetahuan yang telah dimilikinya, siswa diberi motivasi untuk berani menyusun hipotesa mengenai teks bacaan dan merumuskan beberapa pertanyaan sebagai pegangan saat membaca.

3. Tahap membaca

Pada tahap ketiga ini siswa diberi kesempatan membaca teks dalam hati. Hal yang perlu diperhatikan saat membaca teks dalam bahasa asing termasuk teks dalam bahasa Jerman adalah:

- membaca bukan berarti menterjemahkan

- dalam memahami bacaan tidak dituntut harus mengerti makna kata perkata.

Saat membaca apabila siswa menjumpai kata-kata inti yang tidak dipahaminya bukan berarti harus langsung membuka kamus. Penggunaan kamus merupakan alternatif terakhir yang dimanfaatkan untuk melengkapi dan menyempurnakan pemahaman. Cara yang bisa ditempuh antara lain :

- Mengenali kata-kata yang mungkin tergolong kata-kata internasional seperti : Job, Taxi, Pop-rock dll.

- Menemukan makna yang terkandung dalam suatu kata melalui Cognates, yaitu kata-kat yang mempunyai asal usul sama atau makna yang mirip. Seperti kata relation bisa pahami mempunyai arti mirip dengan relasi dalam bahasa Indonesia, atau kata der Kammerberarti mirip dengan kamar .

- Menyimpulkan makna kata dengan jalan menelusuri pola pembentukannya, seperti kata ma-jemuk (Zussamensetzung) atau derivasinya. Contoh kata Hausdachdisusn dari kata Haus + Dach yang berarti atap rumah

- Menyimpulkan makna kata berdasarkan konteks.

Di samping itu saat membaca siswa hendaknya berkonsentrasi pada hal-hal yang memberi informasi inti, seperti nama benda, nama sifat, predikat, obyek dan sebagainya. Disamping itu pemahaman awal mengenai tema serta pertanyaan-pertanyaan yang telah disusun sendiri oleh siswa pada tahap sebelumnya dapat dijadikan panduan untuk mengidentifikasi informasi inti. Apabila informasi inti dapat diidentifikasi siswa dapat menguji hipotesa yang telah disusun pada tahap sebelumnya.

Guru dalam hal ini dapat membantu siswa untuk menemukan informasi inti dengan cara meminta siswa menentukan informasi inti pada tiap paragraf dan menandainya untuk membedakannya dengan informasi pendukung.

(4)

Pada tahap ini siswa diharapkan lebih mendalami tema dan fungsi pokok teks secara menyeluruh dan menyusun kesimpulan yang berorientasi pada aspek-aspek tema dan fungsinya. Pemahaman yang telah diraih siswa pada tahap sebelumnya akan diperdalam lagi pada tahap keempat ini terutama untuk menguji sekali lagi apakah hipotesa yang telah disusun benar atau salah.

Guru dapat membimbing siswa untuk lebih mendalami teks dengan memberi latihan yang bervariasi , antara lain :

- menyediakan kalimat-kalimat inti yang harus diidentifikasi oleh siswa apakah sesuai dengan isi teks atau tidak

- menyusun parafrase berdasarkan kalimat atau bagian penting dari teks secara acak, dan meminta siswa untuk menata kembali parafrase-parafrase tersebut dalam urutan yang benar sesuai dengan teks.

- menyusun kalimat deklaratif yang terdiri atas anak dan induk kalimat, namun sengaja dipisahkan. Tugas siswa adalah menghubungkan kembali bagian-bagian kalimat yang terpisah tersebut berdasarkan isi teks.

- memberi beberapa judul/tema pada siswa, dan siswa mencari paragraf-paragraf yang sesuai dengan judul/tema tersebut

- membuat diagram atau tabel yang harus diisi oleh siswa dengan informasi-informasi yang terdapat dalam teks.

Apabila teks yang ada dirasa sukar oleh siswa atau mungkin siswa tergolong siswa yang lemah, guru dapat menyusun pertanyaan-pertanyaan yang lebih detail. Prinsip utama yang harus dipegang adalah pertanyaan-pertanyaan tersebut harus disusun secara terstruktur dan logis sesuai dengan struktur teks. Bagi siswa tingkat lanjut dapat diminta untuk menyusun sebuah diagram alur (flußdiagram) yang menggambarkan isi teks secara garis besar. Diagram alur ini selanjutnya dapat dipakai sebagai panduan dalam tahap berikutnya, yaitu tahap penerapan.

5. Tahap penerapan

Tahap ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan siswa mengungkapkan kembali isi teks baik secara tertulis dengan menyusun ringkasan mengenai isi teks dengan kata-kata sendiri atau secara lisan dengan menceritakan kembali isi teks. Dalam pelaksanaanya siswa dapat menggunakan judul/tema pada tiap paragraf atau bagian yang dianggap penting sebagai panduan untuk menyusun ringkasan secara tertulis (Zusammenfasung ) atau lisan (inhaltlich zusammengefasste Nacherzählung). Pada tahap inilah diagram alur dapat juga dimanfaatkan.

Selanjutnya berdasarkan tema yang ada, guru dapat mengarahkan siswa untuk mengadakan diskusi di dalam kelas. Diskusi ini terutama ditujukan untuk membandingkan atau mengkaitkan tema dan informasi yang telah diperoleh melalui teks dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa. Diskusi ini penting dilakukan untuk membandingkan latar belakang kebudayaan yang melatar belakangi teks tersebut. Dengan jalan seperti ini teks dapat digunakan sebagai salah satu alternatif untuk menjembatani dua budaya yang berbeda. Bagi siswa tingkat permulaan diskusi ini dapat dilakukan dalam bahasa Indonesia dengan pembatasan waktu.

(5)

Tahap Perencanaan Jenis/bentuk Teks

Tujuan Membaca

Tahap Persiapan Memahami Judul Teks

Asoziogram Susun Hipotesa

aktifkan Pengetahuan Awal

Tahap Membaca Memahami makna kata : - Kata international - Cognates

- Komposita / Derivasi - Konteks

- Kamus Pengujian Hipotesa

Informasi inti per paragraf

Tahap Pendalaman Latihan pendalaman dengan berbagai bentuk

Tahap penerapan Nacherzählung schriftliche Zusammenfassung

Diskusion

Bagan 1: Model Pembelajaran Membaca Pemahaman berdasarkan Metode Integratif

D. KESIMPULAN

Pengajaran bahasa yang berdasarkan pendekatan komunikatif menuntut adanya pengajaran yang terintegratif dimana keempat ketrampilan berbahasa dikembangkan secara terpadu dan satu sama lain saling mendukung . Unsur kebahasaan seperti kosakata dan tata

(6)

bahasa diajarkan sebagai penunjang agar kemampuan berbahasa siswa lebih komprehensif, dengan harapan siswa mampu menggunakan bahasa Jerman untuk berkomunikasi dalam situasi dan konteks yang riil.

Salah satu ketrampilan berbahasa yang harus dikembangkan adalah ketrampilan membaca. Ketrampilan ini harus dikembangkan dengan tujuan agar siswa mempunyai kepercayaan diri yang kuat bahwa mereka mampu membaca teks bahasa asing secara mandiri. Disamping itu terkait dengan bentuk pengajaran yang terintegratif kegiatan membaca dapat digunakan sebagai titik awal untuk melakukan aktifitas berbahasa lain di dalam kelas. Membaca bukanlah kegiatan yang pasif, melainkan kegiatan berpikir yang aktif dimana siswa dengan berbekal pengetahuan yang telah dimiliki berusaha memahami makna teks secara global, memprediksi tema teks, menemukan informasi inti /ide pokok dan menguji pemahaman yang telah dicapai. Berdasarkan pemahamannya terhadap teks, siswa dapat melakukan aktifitas berbahasa yang lain seperti berbicara dan menulis.

Salah satu model pengajaran kemampuan membaca pemahaman tersusun atas beberapa tahap sebagai berikut :

1. Tahap perencanaan :

- menentukan bentuk atau jenis teks - menentukan tujuan membaca 2. Tahap persiapan :

- memahami judul

- menyusun asosiasi terhadap tema bacaan - menyusun hipotesa

3. Tahap membaca:

- mengenali makna kata yang penting melalui kata-kata yang bersifat internasional, cognates, derivasi, komposita, dan melalui konteks. Penggunaan kamus merupakan jalan terakhir yang lebih bersifat sebagai pengayaan.

- memilih informasi yang penting dari informasi penunjang dan yang kurang penting. - Selanjutnya berdasarkan langkah pertama dan kedua siswa menguji hipotesis yang telah

disusun.

- menentukan ide pokok tiap paragraf . 4. Tahap pendalaman:

Tahap ini dilakukan untuk menguji sekali lagi kebenaran hipotesa yang telah disusun siswa. Guru dalam tahap ini dapat membantu siswa dengan memberi pertanyaan atau tugas yang terkait dengan ide pokok tiap paragraf ataupun informasi inti.

5. Tahap penerapan :

Tahap terakhir, siswa diberi kesempatan untuk menerapkan apa yang telah dipahami dengan melakukan aktifitas berbahasa yang lain seperti :

- menceritakan kembali isi teks secara lisan - menulis ringkasan dengan kata-kata sendiri - mengadakan diskusi yang terkait dengan teks

(7)

Daftar Pustaka

Bausch, Karl-Richard. Übungen zum Leseverstehen : Handbuch Fremdspracheunterricht. Tübingen : A. Franke Verlag GmbH. 1989.

Lendo, Sjuul Juliana. Model Pengajaran Sastra (Drama) dengan Pendekatan yang berorientasi pada Aktivitas dan Kreativitas Pembelajar (Handlungs orientierter Ansatz). Tesis. Jakarta : Program Pascasarjana IKIP Jakarta. 1996.

Joyce, Bruce & Marsha Weil. Models of Teaching . New Jersey: Prentice-Hall International Inc. 1980.

Nababan, S. U. S.. Metodologi Pengajaran Bahasa. Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama. 1993.

---. “Psikolinguistik dan Pembelajaran Bahasa: Tinjauan Perspektif Ketrampilan Berbahasa” Parameter. Jakarta : Lembaga Penelitian IKIP Jakarta. 1992. Nanggoi, Dian . (1994) .Pengaruh Teknik Pengajaran berdasarkan Metode Inetgratif dan

Kemampuan awal terhadap Hasil Belajar Menulis : Suatu Eksperimen pada Program Studi Bahasa Jerman FKIP Universitas Nomensen. Tesis .Jakarta : Program Pascasarjana IKIP Jakarta

Suriasumantri, Jujun. (1996). Pendekatan Sistem Konsep dan Strategi Implementasi. Jakarta : Program Pascasarjana - IKIP Jakarta.

Referensi

Dokumen terkait

Judul penelitian : Hubungan Status Imunisasi Dengan Kejadin Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) Pada Balita 1-5 Tahun Di Wilayah.. Kerja Puskesmas

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN INDEX CARD MATCH DALAM MENINGKATKAN PENGUASAAN KOSAKATA BAHASA JERMAN.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |

Please attach copy of EFT bank transfer instruction form in support of electronic payment of above taxes to the TL Petroleum Fund bank account which details are as follows:. Name

Penelitian eksperimental semu bertujuan untuk memperoleh informasi yang merupakan perkiraan bagi informasi yang dapat diperoleh dengan eksperimen yang sebenarnya

Please attach copy of EFT bank transfer instruction form in support of electronic payment of above taxes to the TL Petroleum Fund bank account which details are as follows:. Name

bahwa yang namanya tercantum dalam diktum Pertama keputusan ini telah di rekomendasikan oleh Ketua Program Studi Sarjana Perencanaan Wilayah dan Kota SAPPK-ITB

Hasil penelitian, motivasi belajar siswa laki-laki dan perempuan dalam pembelajaran penjas mempunyai tingkat motivasi yang menciptakan cara belajar siswa. Dengan demikian

The Implementation Of Differentiated Instruction For Student Oral Proficiency Development Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu..