• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani"

Copied!
60
0
0

Teks penuh

(1)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Kondisi Geografis Daerah Penelitian

1. Letak dan Luas

Penelitian ini dilaksanakan di objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang berada di Jalan Yos Sudarso No 01, dengan luas 2,7 Ha.

Secara administatif Taman Ade Irma Suryani Nasution terletak di Kelurahan Lemahwungkuk, Kecamatan Lemahwungkuk Kota Cirebon. Luas kelurahan Lemahwungkuk adalah 54 Ha yang berbatasan langsung dengan wilayah-wilayah sebagai berikut :

• Sebelah Utara : Kelurahan Pekalangan • Sebelah Selatan : Kelurahan Pekalipan • Sebelah Barat : Kelurahan Jagasatru • Sebelah Timur : Laut Jawa

Secara astronomis terletak antara 108º34’30” Bujur Timur dan 6º43’37” Lintang Selatan. Adapun peta lokasi Taman Ade Irma Suryani Nasution dapat dilihat pada Gambar 4.1.

Lokasi Taman Ade Irma Suryani Nasution dapat dicapai dengan mudah, karena kondisi jalan sudah menggunakan aspal dengan alat transportasi yang memadai. Jarak dari kota Cirebon ke objek wisata tersebut 2 km . Adapun peta administrasi Keluraha Lemahwungkuk dapat dilihat pada Gambar 4.2.

(2)
(3)
(4)

2. Iklim

Iklim merupakan rata-rata curah hujan dalam jangka waktu dan meliputi daerah yang luas, sedangkan cuaca itu sendiri pengertiannya lebih khusus dari pada iklim bila dilihat dari segi waktu dan ruang yang lebih terbatas. Informasi mengenai kondisi iklim di suatu tempat berpengaruh terhadap berbagai aktifitas manusia yang dilakukannya sehari-hari.

Kondisi iklim di Taman Ade Irma Suryani Nasution berada pada wilayah Kelurahan Lemahwungkuk tidak jauh berbeda dengan iklim di Cirebon yang pada umumnya, yaitu iklim tropis dengan suhu udara rata-rata 22,4-33,0ºC dengan kelembaban udara berkisar antara 48-93%, kelembaban udara tertinggi terjadi pada bulan Januari-Maret dan angka terendah terjadi pada bulan Juni-Agustus. Secara umum suhu bulanan di Laut Jawa menunjukan adanya dua puncak maksimum (sekitar 32,70ºC) dan dua puncak minimum (sekitar 27,50ºC). Puncak maksimum terjadi dalam periode musim peralihan (bulan Mei dan November), sedangkan puncak minimum terjadi bulan bervariasi antara 27,50 ºC sampai 32,70ºC. Sedangkan rata-rata salinitasi bulanan di perairan Laut Jawa berkisar antara 31,50‰ – 33,70‰. Salinitas maksimum pertama (33,70‰) dan kedua (33,30‰) terjadi dalam bulan September dan November, sedangkan salinitas minimum pertama (31,80‰) dan kedua (31,30‰) terjadi masing-masing sekitar bulan Februaridan Mei.

Rata-rata curah hujan tahunan di pesisir Lemahwungkuk 1.250-3500 mm/tahun dengan jumlah hari hujan ±155 hari. Berdasarkan klasifikasi iklim Schmidt-Ferguson, iklim di Cirebon termasuk tipe C dengan nilai Q ± 37,5%

(5)

(presentase antara bulan kering dan bulan basah). Musim hujan terjadi pada bulan Oktober-April, dan musim kemarau terjadi pada bulan Juni-September. Tipe iklim C memiliki sifat agak basah. Kondisi iklim tersebut dapat memberikan kenyamanan pada wisatawan.

3. Geologi dan Geomorfologi

Aspek geologi di Kelurahan Lemahwungkuk berdasarkan peta geologi yaitu formasi dataran alluvial.

Aspek geomorfologi pesisir Kelurahan Lemahwungkuk dilihat dari topografi tempatnya merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-2 mdpl dengan kemiringan lereng 0-2 %. Material penyusun morfologi daerah ini yaitu berupa sedimen lepas dengan jenis batuan aluvium.

Proses geomorfologi dari daerah ini berupa sedimentasi melalui gerakan masa aliran lumpur (mud flow), jenis sedimen yang dihasilkan berupa lumpur dan pasir dengan intensitas yang cukup tinggi, sehingga wilayah yang mengendapi sedimen cukup luas.

4. Topografi

Kenampakan relief permukaan bumi yang berkenaan dengan topografi adalah bentukan bumi seperti dataran rendah, dataran tinggi, gunung, pegunungan, lembah dan sebagainya. Titik telaah topografi terletak pada ketinggian tempat dan kemiringan lereng.

Cirebon merupakan dataran rendah dengan ketinggian bervariasi antara 0-300 mdpl dengan variasi kemiringan lerenga antara 0-20%. Berdasarkan pengelompokan ketinggian dan kemiringan lereng, kemiringan daerah pesisir

(6)

Lemahwungkuk sebagai besar wilayahnya merupakan dataran rendah dengan ketinggian antara 0-2 mdpl, dan presentase kemiringan lereng antara 0-2%.

5. Tanah

Kelurahan Lemahwungkuk merupakan daerah dataran rendah yang langsung berbatasan dengan laut jawa, yang sebagian wilayahnya merupakan daerah pesisir. Jenis tanah yang tersebar di Kelurahan Lemahwungkuk yaitu dataran Alluvial kelabu tua.

Daerah pesisir Lemahwungkuk bentuk lahannya merupakan dataran alluvial yaitu lempung organik, pasir (endapan sungai dan pantai), dengan kemiringan lereng antara 0-2%, tekstur tanah kasar dengan pasir berlempung. Tanah jenis ini dalam klasifikasi ordo menurut taksonomi tanah USDA 1975 aluvial termasuk kedalam ordo inceptisol. Tanah yang termasuk ordo inceptisol merupakan tanah muda, tetapi lebih berkembang dari pada entisol, belum mengalami perkembangan, berasal dari bahan induk alluvium, tekstur beraneka ragam, belum terbentuk struktur, konsistensi dalam keadaan basah lekat, pH bermacam-macam, kesuburan sedang hingga tinggi. Kata inceptisol berasal dari kata inceptum yang berarti permulaan. Umumnya mempunyai horizon kambik. Tanah ini belum berkembang lanjut, sehingga kebanyakan tanah ini cukup subur.

6. Hidrologi

Air merupakan sumber kehidupan dimanapun manusia berada, oleh karena itu keberadaan air sangat dibutuhkan manusia untuk menunjang kehidupan mereka. Kondisi hidrologi juga sangat berpengaruh pada aktivitas pariwisata karena air merupakan sumber potensi yang sangat penting bagi kehidupan pariwisata.

(7)

Daerah objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang terletak di pesisir Lemahwungkuk sangat dipengaruhi oleh letak geografis daerah tersebut. Pesisir Lemahwungkuk merupakan daerah pesisir Utara Laut jawa dimana daerah ini permukaan dan air tanah sebagian mempunyai rasa tawar, asin dan payau.

7. Penggunaan Lahan

Penggunaan lahan sangat erat hubungannya dengan budaya dan kegiatan manusia terhadap sumber daya lahan. Sebagai hasil kebudayaan manusia maka penggunaan lahan sifatnya dinamis sesua dengan perkembangan kehidupan manusia dan budayanya.

Berdasarkan peta RBI tahun 1999, pola penggunaan lahan di Kelurahan Lemahwungkuk di dominasi oleh pemukiman. Untuk lebih jelas mengetahui pola penggunaan lahan di Kelurahan Lemahwungkuk dapat dilihat pada Gambar 4.3.

Dalam melengkapi data dalam penelitian di perlukan data yang akurat diantaranya yaitu data monografi dari Kelurahan tentang pola penggunaan lahan yang ada di Kelurahan Lemahwungkuk. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data monografi tahun terakhir yaitu 2010. Untuk pola penggunaan lahan tahun 2010 berdasarkan data monografi dari Kelurahan Lemahwungkuk dapat dilihat pada Tabel 4.1

Tabel 4.1

Pola Penggunaan Lahan Kelurahan Lemahwungkuk tahun 2010 No Penggunaan Lahan Luas Lahan (Ha)

1 Pemukiman 51,04

2 Tanah kosong 1,35

3 Tambak 1,59

(8)
(9)

Berdasarkan data monografi kelurahan Lemahwungkuk didominasi oleh pemukiman yaitu seluas 51,04 Ha, tanah kosong seluas 1,35 Ha dan tambak seluas 1,59 Ha.

B. Kondisi Sosial Daerah Penelitian 1. Jumlah dan Kepadatan Penduduk

Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistika (BPS) Kota Cirebon tahun 2009, penduduk Kelurahn Lemahwungkuk berjumlah 8476 jiwa. Dari angka-angka tersebut maka besarnya angka-angka kepadatan penduduk di Kelurahan Lemahwungkuk adalah sebagai berikut:

Kepadatan Penduduk = ∑

Kepadatan penduduk = .

.

Kepadatan penduduk = 15.696 jiwa/km²

Adapun penggolongan kepadatan penduduk menutur Marsidi (1979: 51) tersebut adalah sebagai berikut:

• 0-50 jiwa/km² termasuk kriteria tidak padat • 51-250 jiwa/km² termasuk kriteria kurang padat • 250-400 jiwa/km² termasuk kriteria cukup padat • >400 jiwa/km² termasuk kriteria sangat padat

Berdasarkan perhitungan tersebut, angka kepadatan penduduk di Kelurahan Lemahwungkuk tergolong sangat padat. Jumlah penduduk yang yang sangat besar ini merupakan aset yang baik bagi pengembangan pariwisata, karena jumlah

(10)

penduduk yang banyak dapat didayagunakan dalam mendukung kegiatan pariwisata apalagi jika di tunjang dengan kualitas pendidikan yang tinggi.

2. Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk berdasarkan jenis kelamin dapat dipergunakan untuk

menggambarkan keadaan penduduk di suatu wilayah dan prediksi

pertumbuhannya. Komposisi penduduk di Kelurahan Penduduk dapat dilihat pada Tabel 4.2.

Tabel 4.2.

Komposisi Penduduk Berdasarkan Umur dan Jenis Kelamin Kelurahan Lemahwungkuk Tahun 2010

No Jenis Kelamin Jumlah Sex Ratio

1 Laki-laki 4.216

99

2 Perempuan 4.261

Jumlah 8.476

Sumber: Data Potensi Kelurahan Lemahwungkuk, 2010

Berdasarkan data potensi Kelurahan Lemahwungkuk tahun 2010, jumlah penduduk laki-laki sebanyak 4.216 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 4.261 jiwa dengan sex ratio 99. Hal ini menunjukan setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99 penduduk laki-laki pada tahun 2010. Penentuan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin mempunyai peran penting dalam menentukan lapangan pekerjaan di suatu kawasan khususnya pekerjaan yang dapat menunjang kegiatan pariwisata yang akan melibatkan masyarakat di sekitarnya.

3. Kondisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

Kemajuan pendidikan suatu masyarakat dan kualitas tenaga kerja dapat dilihat dari tingkat pendidikan penduduk. Melalui pendidikan, penduduk dapat memperoleh kesempatan untuk mengembangkan pengetahuan dan keahliannya.

(11)

Begitu juga dalam mengembangkan sektor kepariwisataan diperlukan sumber-sumber daya manusia yang mampu mengantarkan sektor ini kearah yang lebih maju, baik sumber daya manusia itu sebagai pengelola maupun sebagai penduduk disekitar objek wisata tersebut. Adapun komposisi penduduk menurut tingkat penddikan dapat dilihat pada Tabel 4.3.

Tabel 4.3.

Tingkat Pendidikan Penduduk Kelurahan Lemahwungkuk Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan Jumlah %

1 Tidak sekolah 73 0,86

2 Belum sekolah 1.101 12,98

3 Sedang dalam pendidikan dasar 848 10,01

4 Tidak tamat SD 238 2,80 5 Tamat SD 1.859 21,93 6 Tamat SMP 1.587 18,72 7 Tamat SMA 1.335 15,75 8 Tamat Diploma 682 8,04 9 Tamat S-1 723 8,53 10 Tamat S-2 19 0,22 11 Tamat S-3 11 0,12 Jumlah 8.476 100,00

Sumber: Data Potensi Kelurahan Lemahwungkuk, 2010

Berdasarkan data diatas, dapat diketahui bahwa tingkat pendidikan di Kelurahan Lemahwungkuk yang terbanyak adalah tamat SD yaitu 21,93% dan tamat SMP yaitu 18,72, sedangkan jumlah terkecil pada tingkat S-2 yaitu 0,12%. Hal ini menunjukan bahwa tingkat pendidikan Kelurahan Lemahwungkuk sedang mengalami perkembangan dan akan membantu bagi pengelolaan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang berkelanjutan, karena pariwisata yang berkelanjutan memerlukan sumberdaya manusia yang terampil dan terdidik.

(12)

4. Komposisi Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian

Struktur ekonomi dan tingkat ekonomi penduduk dapat dilihat dari tingkat mata pencaharian penduduk. Selain analisis penduduk menurut mata pencaharian dapat pula bermanfaat untuk perencanaan dan pengelolaan objek wisata yang berkelanjutan. Adapun komposisi penduduk mata pencaharian dapat dilihat pada Tabel 4.4.

Tabel 4.4.

Mata Pencaharian Penduduk Kelurahan Lemahwungkuk

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah %

1 Petani 1.080 60,57

2 PNS 115 6,44

3 Pengrajin Industri Rumah Tangga 10 0,56

4 Pedagang 45 2,52 5 Peternak 15 0,84 6 Nelayan 118 6,61 7 Montir 108 6,05 8 Dokter Swasta 10 0,56 9 Bidan Swasta 15 0,84 10 Perawat Swasta 25 1,40

11 Pembantu Rumah Tangga 50 2,80

12 TNI 35 1,96 13 POLRI 37 2,07 14 Pensiun PNS 45 2,52 15 Pengusaha 75 4,20 16 Pengacara 20 1,21 17 Notaris 10 0,56 Jumlah 1.783 100

Sumber: Data Potensi Kelurahan Lemahwungkuk, 2010

Komposisi penduduk di Kelurahan Lemahwungkuk menunjukan bahwa sebagian besar penduduk bermata pencaharian petani sebanyak 1.080 orang (60,58%). Dengan demikian produk-produk pertanian yang dihasilkan dapat dijadikan oleh-oleh wisatawan, selain itu penduduk yang memiliki mata

(13)

pencaharian sebagai pengrajin dan pedagang juga juga dapat berperan serta dalam kegiatan pariwisata. Penduduk yang bermata pencaharian sebagai pengrajin mereka dapat membuat kerajinan-kerajinan yang bisa menjadi ciri khas daerah tersebut sedangkan bagi pedagang mereka bisa memasarkan produk-produk pertanian serta hasil kerajinan tersebut kepada wisatawan.

C. Profil Wisatawan yang Datang ke Objek Wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution di Kota Cirebon

Wisatawan merupakan komponen terpenting dalam usaha pariwisata. Tanpa adanya wisatawan, maka usaha pariwisata tidak akan dapat dilakukan. Dalam hal ini penulis akan mengungkapkan prifil wisatwan yang berkujung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution.

Profil wisatawan dapat diartikan sebagai penggolongan-penggolongan wisatawan berdasarkan karakteristik tertentu. Untuk mengetahui Profil wisatwan, maka dilakukan penyebaran angket pada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut. Adapun segmentasi wisatawan yang akan dibahas adalah sebagai berikut:

1. Jenis Kelamin

Salah satu segmentasi wisatawan disini yaitu menurt jenis kelamin. Untuk lebih jelas, dapat dilihat pada Tabel 4.5.

(14)

Tabel 4.5

Jenis Kelamin Wisatawan

No Jenis Kelamin F %

1 Laki-laki 20 40

2 Perempuan 30 60

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas menunjukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution sebagian besar berjenis perempuan (60%). Hal ini dikarenakan wisatawan perempuan umumnya mendampingi anak-anaknya yang berkujung ke objek wisata untuk menikmati berbagai jenis permainan anak-anak.

2. Tingkat pendidikan

Tingkat pendidikan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution dapat dilihat pada Tabel 4.6.

Tabel 4.6

Tingkat Pendidikan Wisatawan

No Tingkat Pendidikan F % 1 Tamat SD 5 10 2 Tamat SMP 8 16 3 Tamat SMA 22 44 4 Tamat Diploma 6 12 5 Sarjana 9 18 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, menunjukan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution sebagian besar adalah tamatan SMA (44%), Sarjana (18%), tamat SMP (16%) dan tamat Diploma (12%), sedangkan yang terkecil adalah tamat SD yaitu sebanyak (10%).

Hal tersebut merupakan kondisi yang cukup baik dilihat dari tingkat pendidikan, karena tingkat pendidikan akan memberikan penilaian terhadap objek

(15)

wisata serta dapat memberikan gambaran bagi pengelola wisata dalam hal penataan dan penyediaan fasilitas yang dibutuhkan oleh wisatawan selama berkunjung ke daerah objek wisata.

3. Usia wisatawan

Usia wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution dapat dilihat pada Tabel 4.7.

Tabel 4.7 Usia Wisatawan No Usia F % 1 < 20 4 8 2 20-30 26 52 3 31-40 20 40 4 >40 - Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa usia wisatawan yang paling banyak adalah usia 20-30 tahun (52%), usia 31-40 tahun (40%) dan usia yang paling sedikit yaitu usia <20 tahun, yaitu sebanyak (8%).

Usia produktif lebih banyak dibandingkan usia muda, hal ini dikarenakan wisatawan yang berkunjung membawa anak-anak mereka untuk berlibur dan menikmati berbagai permainan anak-anak.

4. Mata pencaharian wisatawan

Mata pencaharian wisatawan yang berkunjung ke objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.8.

(16)

Tabel 4.8

Mata Pencaharian Wisatawan

No Mata pencaharian F %

1 Pegawia Negri Sipil 8 16

2 ABRI/POLRI 2 4 3 Karyaan swasta 20 40 4 Tukang/buruh 6 12 5 Pedagang 14 28 6 Pelajar/mahasiswa 2 4 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution adalah karyawan swasta yaitu sebanyak (40%), pedagang (28%), dan yang paling sedikit adalah pelajar/mahasiswa dan ABRI/POLRI yaitu sebanyak (4%).

Hal ini sangat baik karena banyaknya wisatawan yang bermatapencaharian tetap, sehingga mereka akan banyak menghabiskan uang mereka untuk berbelanja di objek wisata.

5. Jumlah pendapatan wisataan

Jumlah pendapatan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.9.

Tabel 4.9

Jumlah Pendapatan Wisatawan

No Mata pencaharian F % 1 <Rp. 500.000 4 8 2 Rp.500.000 – Rp. 1.000.000 9 18 3 1.000.000 – Rp. 2.000.000 30 60 4 >Rp. 2.000.000 7 14 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution berpendapatan

(17)

Rp.1.000.000 - Rp. 2.000.000 yaitu sebanyak (60%), dan yang paling sedikit adalah < Rp. 500.000 (8%).

Ini berkaitan dengan usia wisatawan yang berusia produktif dan banyaknya yang bermatapencaharian tetap. Hal ini dapat menjadi bahan pertimbangan fasilitas yang diperlukan wisatawan, dimana harga dari setiap fasilitas yang ada harus sesuai dengan penghasilan wisatawan yang datang.

6. Asal wisatawan

Daerah asal wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.10.

Tabel 4.10

Daerah Asal Wisatawan

No Mata pencaharian F % 1 Kota Cirebon 22 44 2 Kabupaten Cirebon 15 30 3 Kabupaten Indramayu 5 10 4 Kabupaten Majalengka 4 8 5 Kabupaten Sumedang 2 4 6 Kabupaten Tegal 2 4 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution berasal dari Kota Cirebon sendiri yaitu sebanyak (44%), dan yang paling sedikit adalah berasal dari Kabupaten Sumedang dan Kabupaten Tegal yaitu sebanyak (4%).

Daerah asal wisatawan dimaksudkan untuk mengetahui sampai sejauh mana jangkauan keberadaan objek wisata tersebut dalam menarik wisatawan. Untuk menjangkau wisatawan dari daerah yang lebih luas maka promosi harus lebih ditingkatkan untuk menarik wisatawan lebih banyak lagi.

(18)

7. Lama kunjungan wisatawan

Lamanya kunjungan wisatawa yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.11.

Tabel 4.11

Lama Kunjungan Wisatawan

No Mata pencaharian F %

1 Sehari dan tidak bermalam 48 96

2 Sehari dan bermalam 2 4

3 Dua sampai tiga hari - -

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution sehari dan tidak bermalam yaitu sebanyak (96%), dan sisanya adalah sehari dan bermalam yaitu sebanyak (4%).

Lamanya kunjungan wisatawan ditentukan oleh kenyamanan dan kepuasan wisatawan untuk berlama-lama tinggal di daeah tujuan wisata. Semakin nyaman dan puas dengan pelayanan wisata maka wisatawan akan semakin lama tinggal di daerah tujuan wisata.

8. Intensitas kunjungan wisataan

Intensitas kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.12.

Tabel 4.12

Intensitas Kunjungan Wisatawan

No Mata pencaharian F %

1 Pertama kali 8 16

2 Bukan yang pertama kali 42 84

Jumlah 50 100

(19)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution bukan untuk yang pertama kalinya yaitu sebanyak (84%), dan yang baru pertama kali sebanyak (16%). Hal ini dikarenakan pembangunan objek wisata ini sudah sangat lama dan terkenal jadi sudah banyak wisatawan yang datang berkali-kali ke objek wisata ini.

9. Alat transportasi yang digunakan wisatawan

Alat transportasi yang digunakan wisatawan saat berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.13.

Tabel 4.13

Jenis Kendaraan Wisatawan

No Mata pencaharian F %

1 Tidak menggunakan kendaraan (berjalan kaki) - -

2 Kendaraan pribadi 35 70

3 Kendaraan umum 7 14

4 Rombongan/carteran 8 16

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution menggunakan kendaraan pribadi yaitu sebanyak (70%), rombongan/carteran sebanyak (16%), dan menggunakan kendaraan umum sebanyak (14%).

Hal ini dikerenakan banyaknya wisatawan yang datang ke objek wisata bersama keluarganya, sehingga wisatawan banyak yang datang dengan menggunakan kendaraan pribadi.

(20)

10. Sumber informasi wisatawan

Sumber informasi yang diperoleh wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.14.

Tabel 4.14

Sumber Informasi Wisatawan

No Mata pencaharian F % 1 Teman/saudara 30 60 2 Surat kabar 4 8 3 Radio 5 10 4 Brosur 16 32 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution medapatkan informasi dari teman/saudara yaitu sebanyak (60%), brosur (32%) dan yang paling sedikit yaitu dari surat kabar sebanyak (8%). Oleh karena itu kesan yang buruk yang mereka alami di objek wisata ini akan menciptakan cerita yang buruk pula terhadap orang lain.

11. Tujuan wisatawan

Tujuan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.15.

Tabel 4. 15 Tujuan Wisatawan

No Tujuan Wisata F %

1 Berlibur dan bersenang-senang 23 46

2 Penelitian/pendidikan 2 4

3 Menikmati keindahan alam 19 38

4 Menikmati pertunjukan kesenian 6 12

Jumlah 50 100

(21)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar tujuan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution yaitu berlibur/bersenang-senang sebanyak (46%), menikmati keindahan alam sebanyak (38%) dan yang paling sedikit yaitu penelitian/pendidikan sebanyak (4%).

Banyaknya wisatawan yang mempunyai tujuan berlibur dan bersenang-senang karena mereka menikmati liburan bersama keluarga dan menikmati berbagai permainan anak, sehingga anak-anak akan menjadi senang. Selain itu keindahan alam berupa pesisir dan didukung oleh kondisi angin yang rendah merupakan salah satu daya taik yang membuat wisatawan betah berlama-lama di objek wisata.

12. Rombongan wisatawa

Rombongan kedatangan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.16.

Tabel 4.16 Rombongan Wisawatan No Besarnya Biaya F % 1 Sendiri 2 4 2 Bersama teman 17 34 3 Bersama keluarga 31 62 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Banyaknya rombongan yang datang ke objek wisata tersebut sebagian besar datang bersama keluarga yaitu sebanyak (62%), wisatawan yang datang bersama teman sebanyak (34%), dan yang datang sendiri hanya (4%). Hal ini dikarenakan Taman Ade Irma Suryani Nasution merupakan taman hiburan anak-anak dan rekreasi keluarga. Sehingga banyak wisatawan yang berkunjung ke objek wisata bersama keluarganya.

(22)

13. Besarnya biaya yang dilekuarkan wisatawan

Besarnya biaya yang dikeluarkan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.17.

Tabel 4.17 Besarnya Biaya No Besarnya Biaya F % 1 <Rp. 10.000 - - 2 Rp. 10.000 - Rp. 50.000 37 74 3 Rp. 50.000 – Rp. 100.000 13 26 4 >Rp. 100.1000 - - Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar biaya yang dikeluarkan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution yaitu Rp. 10.000 – Rp. 50.000 yaitu sebanyak dan Rp. 50.000 – Rp. 100.000 sebanyak (4%).

Banyaknya wisatawan yang mengeluarkan biaya rendah untuk mencapai objek wisata dikarenakan jangkauan wisataan yang tidak terlalu jauh dari objek wisata. Selain itu harga angkutan umum yang menuju objek wisata pun tidak mahal.

14. Waktu kunjungan wisatawan

Waktu kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.18.

(23)

Tabel 4.18 Waktu Kunjungan

No Waktu Kunjungan F %

1 Weekend 11 22

2 Hari libur keagamaan 2 4

3 Hari libur sekolah 24 48

4 Hari libur nasional 8 16

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar waktu kunjungan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution yaitu pada hari libur sekolah yaitu (48%).

Hal ini dikarenakan pada saat libur sekolah anak-anak ingin berkunjung untuk menikmati berbagai fasilitas permainan anak-anak yang disediakan di objek wisata tersebut. Selain bermain, mereka juga ingin melihat berbagai aneka satwa yang terdapat di objek wisata tersebut untuk menambah pengetahuan.

15. Aktifitas yang dapat dilakukani wisatawan

Aktifita yang dapat wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.19.

Tabel 4.19 Aktifitas wisatawan No Besarnya Biaya F % 1 Bermain 27 54 2 Piknik 13 26 3 Penelitian/pendidikan 2 4 4 Wisata air 8 16 Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa aktifitas wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution adalah bermain yaitu (54%).

(24)

Hal ini dikarenakan banyaknya jumlah permainan anak yang tersedia di objek wisata tersebut.

D. Pengelolaan Objek Wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution

Kawasan Taman Ade Irma Suryani Nasution merupakan satu-satunya tempat hiburan dan rekreasi keluarga dekat pantai kota Cirebon yang menyediakan fasilitas permainan anak-anak, kebun binatang, wisata air, kuliner dan sarana penunjang lainnya. Acara rutin pada tiap hari Minggu berupa hiburan acara musik dengan didukung oleh artis-artis yang terkenal termasuk acara dalam bentuk perlombaan bagi anak-anak sekolah menjelang libur.

Dahulu taman ini bernama taman Bhayangkara kemudian menjadi tamam lalu lintas, setelah itu berubah menjadi Traffic Garden Cirebon. Sejak tahun 1966 berubah menjadi Taman Ade Irma Suryani Nasution. Taman Ade Irma Suryani terletak berdampingan dengan Pelabuhan Cirebon dengan lokasi di pinggir laut pantai utara Cirebon. Kawasan ini mempunyai luas 2,7 Ha yang merupakan tanah milik walikota Cirebon. Kawasan wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution ini dikelola oleh POLRI pada tahun 1957, setelah itu pada tahun 1987 diperbaharui oleh walikota Cirebon dan diserahkan pada PT Citraria Indah Loka yang mempunyai waktu hingga tahun 2012. Kawasan ini seharusnya bisa dikembangkan baik oleh investor dalam negeri maupun dari luar negeri karena dapat menarik wisatawan baik dari Jawa Tengah maupun dari Jawa Timur.

Suatu kawasan wisata akan berkembang jika didukung oleh berbagai pihak, baik pemerintah, swasta dan penduduk sekitar. Usaha kepariwisataan memiliki

(25)

keterkaitan lintas sektoral. Oleh karena itu pengelolaannya akan berhasil apabila semua pihak baik instansi-instansi pemerintah terkait, masyarakat, pengusaha/swasta dan pengelola pariwisata mampu melakukan kerjasana secara harmonis dan saling menguntungkan. Hal ini sangat terkait dengan usaha peningkatan profesionalitas dari sistem pengelolaan untuk mewujudkan suatu kondisi pariwisata yang kondusif, nyaman dan dapat memuaskan wisatawan yang datang.

Pengelolaan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution dikelola oleh pihak swasta. Berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola, upaya dalam rangka pengembangan pariwisata yang dilakukan melalui peningkatan kualitas dan kuantitas objek wisata, promosi, kerjasama dengan instansilain, dan menigkatkan sumber daya manusia di lingkungan pengelola. Peningkatan kualitas dan kuantitas objek wisata memalui program pembinaan seni budaya dan pelatihan pembuatan cindera mata. Pelaksanaan promosidilakukan dua laki dalam setahun. Bentuk promosi tersebut melalui brosur yang disebarkan kepada para pejalan kaki di pinggir jalan raya. Selain itu menempelkan brosur-brosur tersebut pada papan informasi yang tersedia di pinggir jalan. Sasarannya yaitu wisatawan lokal yang berada di daerah Kota Cirebon sendiri, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Indramayu, dan Kabupaten Majalengka. Sedangkan stakeholder pada Disporbudpar Kota Cirebon melakukan promosi lima kali dalam setahun, melalui radio lokal, leaflet, katalog dan internet. Promosi tersebut diakui sangat berpengaruh terhadap meningkatnya pendapatan. Event-event wisatapun

(26)

kadang-kadang dilakukan, diantaranya yaitu perlombaan bagi anak-anak sekolah menjelang libur, pertunjukan kesenian khas Cirebon maupun acara musik pantura.

E. Peran Masyarakat dalam Mengelola Taman Ade Irma Suryani Nasution Secara Berkelanjutan di Kota Cirebon

Dalam pengelolaan wisata akan berdampak terhadap perkembangan dan perekonomian daerah khususnya masyarakat sekitar objek wisata. Dengan demikian adanya kewajiban bagi pengusaha pariwisata alam untuk dapat berperan dalam memanfatkan peluang usaha di bidang wisata guna meningkatkan perekonomian masyarakat. Peningkatan perekonomian masyarakat pada gilirannya akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan sekaligus menduking peningkatan secara umum bagi daerah. Oleh karena itu, disamping melibatkan masyarakat sekitar kawasan dalam pengembangan pariwisata, pemerintah juga harus ikut berperan aktif untuk melakukan pembinaan masyarakat di sekitar objek wisata.

Pada dasarnya masyarakat merupakan tuan rumah sekaligus pemain kunci dalam pariwisata karena merekalah yang menyediakan sebagian besar atraksi sekaligus menentukan kualitas produk wisata. Berikut adalah beberapa bentu partisipasi masyarakat terhadap pengelolaan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution:

(27)

1. Partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa banyaknya masyarakat yang secara aktif menjaga keamanan dan kenyamanan disekitar objek wisata dapat dilihat pada Tabel 4.20.

Tabel 4.20

Partisipasi Masyarakat dalam Menjaga Keamanan dan Kenyamanan di Objek Wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution

No Partisipasi menjaga keamanan dan kenyamanan Frekuensi Presentase (%) 1 Ya 45 64,25 2 Kadang-kadang 22 31,42 3 Tidak 3 4,28 Jumlah 70 100

Sumber: hasil penelitian, 2011

Partisipasi masyarakat dalam menjaga keamanan dan kenyamanan yang secara aktif di sekitar lokasi objek wisata sebanyak (64,25%), masyarakat yang menjaga keamanan kadang-kadang sebanyak (31,42%) dan masyarakat yang tidak ikut menjaga keamanan sebanyak (4,28%). Mereka berpendapat bahwa keamanan di sekitar objek wisata merupakan tanggung jawab dari pihak pengelola sehingga masyarakat menyerahkan keamanan kepada petugas keamanan yang bertugas di kawasan objek wisata.

2. Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan ketertiban

Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa banyaknya masyarakat yang secara aktif menjaga menjaga kebersihan dan ketertiban disekitar objek wisata dapat dilihat pada Tabel 4.21.

(28)

Tabel 4.21

Partisipasi Masyarakat dalam Menjaga Kebersihan dan Ketertiban di Objek Wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution

No Partisipasi menjaga kebersihan dan ketertiban Frekuensi Presentase (%) 1 Ya 51 72,85 2 Kadang-kadang 14 20 3 Tidak 5 7,14 Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Partisipasi masyarakat dalam menjaga kebersihan dan ketertiban yang secara aktif di sekitar lokasi objek wisata sebanyak (72,85%), masyarakat yang menjaga keamanan kadang-kadang sebanyak (20%) dan masyarakat yang tidak ikut menjaga keamanan sebanyak (7,14%).

Hal ini sangat baik karena masyarakat ikut berpartisipasi dalam menjaga keabersihan dan ketertiban di sekitar objek wisata yang akan berdampak pada kenyamanan wisatawan.

3. Partisipasi masyarakat dalam bentuk kepedulian menjaga lingkungan

Partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan objek wisata dalam hal menjaga kebersihan dan ketertiban di lokasi objek wisata dijalankan oleh masyarakat yang bersangkutan. Bentuk peran sertanya adalah dengan cara menyediakan tempat sampah, membersihkan lingkungan disekitar objek wisata dan menanam mangrove.

Berdasarkan hasil penelitian partisipasi masyarakat dalam bentuk kepedulian manjaga lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.22.

(29)

Tabel 4.22

Peran Serta Masyarakat dalam Menjaga Lingkungn

No Peran serta Frekuensi Presentase

(%)

1 Menyediakan tempat sampah 20 28,5

2 Turut membersihkan sampah 43 61,42

3 Menanam mangrove 2 2,85

Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan yang menyediakan tempat sampah di sekitar lokasi objek wisata sebanyak (28,5%), masyarakat yang turut membersihkan sampah sebanyak (61,42%) dan masyarakat yang menanam mangrove sebanyak (2,85%).

Hal ini sangat baik karena masyarakat turut berpartisipasi untuk membersihkan sampah di sekitar objek wisata, sehingga lingkungan sekitar objek wisata menjadi bersih dan indah.

4. Partisipasi masyarakat dalam memisahkan sampah

Partisipasi masyarakat apakah mereka menisahkan antara sampah organik dengan sampah anorganik. Berdasarkan hasil penelitian partisipasi masyarakan dalam bentuk kepedulian manjaga lingkungan dapat dilihat pada Tabel 4.23.

Tabel 4.23

Partisipasi Masyarakat dalam Pemisahan Sampah

No Partisipasi Frekuensi Presentase (%)

1 Ya 11 15,71

2 Tidak 59 84,28

Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Partisipasi masyarakat yang menjawab memisahkan antara sampah anorganik dengan sampah organik sebanyak (15,71%), sedangkan masyarakat

(30)

yang tidak memisahkan antara sampah organik dan anorganik sebanyak (84,28%).

Sebagian masyarakat tidak memisahkan antara sampah organik dan sampah anorganik. Hal ini dikarenakan tidak disediakannya tempat sampah yang berbeda dan tidak ada aturan untuk memisahkan sampah.

5. Partisipasi masyarakat dalam mendaur ulang sampah

Partisipasi masyarakat apakah mereka mendaur ulang sampah-sampah yang berada di sekitar objek wisata atau tidak.Berdasarkan hasil penelitian partisipasi masyarakan dalam mendaur ulang limbah, dapat dilihat pada Tabel 4.24.

Tabel 4.24

Partisipasi Masyarakat dalam Mendaur Ulang Sampah

No Partisipasi Frekuensi Presentase (%)

1 Ya 4 5,71

2 Tidak 66 94,28

Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Partisipasi masyarakat yang menyatakan ya mendaur ulang sampah sebanyak (5,71%) dan masyarakat yang tidak mendaur ulang sampah sebanyak (95,28%). Sebagian besar masyarakat tidak mendaur ulang sampah, mereka hanya mengumpulkan sampah dan membuangnya kemudian dibakar.

6. Partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan sekitar objek wisata dalam bentuk pembuangan limbah rumah tangga

Partisipasi masyarakat dalam menjaga kelestarian lingkungan disekitar objek wisata dalam bentuk pembuangan limbah rumah tangga. Pembuangan limbah rumah tangga yang langsung ke laut dapat menyebabkan kerusakan lingkungan sekitar objek wisata dan mengganggu kekestarian ekositem pesisir.

(31)

Berdasarkan hasil penelitian partisipasi masyarakan dalam bentuk pembuangan limbah rumah tangga dapat dilihat pada Tabel 4.25.

Tabel 4.25

Tempat Pembuangan Limbah Rumah Tangga

No Tempat pembuangan limbah Frekuensi Presentase (%)

1 Sungai - -

2 Laut 45 64,28

3 Selokan 22 31,42

Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitia, 2011

Partisipasi masyarakat dalam bentuk pembuangan limbah rumah tangga tidak ada masyarakat yang membung limbah rumah tangga ke sungai, yang membuang ke laut sebanyak (64,28%) dan masyarakat yang membuangnya ke selokan sebanyak (31,42%).

Hal ini sangat berbahaya karena dengan pembuangan limbah domestik yang langsung ke laut dapat mengakibatkan rusaknya ekosistem pesisir. Selain itu keadaaan pesisir Kota Cirebon yang dekat dengan objek wisata menjadi tercemar. Diperlukannya perhatian dari pemerintah untuk memberikan penyuluhan kepada masyarakat sekitar pesisir untuk tidak membuang limbah langsung ke laut, agar ekosistem dan keebrsihan pesisir tetap terjaga.

7. Partisipasi masyarakat dalam menyediakan kebutuhan wisatawan

Masryarakat disekitar objek wisata dituntut untuk menyediakan kebutuhan wisatawan agar wisatawan menjadi betah dan nyaman berada lama-lama di objek wisata.

Berdasarkan hasil penelitian partisipasi masyarakan menyediakan kebutuhan wisatawan dapat dilihat pada Tabel 4.26.

(32)

Tabel 4.26

Partisipasi Masyarakat dalam Menyediakan Kebutuhan Wisatawan

No Partisipasi masyarakat Frekuensi Presentase

(%)

1 Menjual makanan dan minuman 45 64,28

3 Menjual peralatan renang 2 2,85

4 Menyewakan ban/pelampung 1 1,42

5 Menyewakan perahu 19 27,14

6 Menjual mainan anak-anak 3 4,28

Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Partisipasi masyarakat dalam menyediakan kebutuhan wisatawan yang menjual makanan dan minuman sebanyak (64,28%), yang menjual peralatan renang sebanyak (2,85%) dan yang menyewakan ban/pelampung sebanyak (1,42%) dan yang menjual mainan anak-anak sebanyak (4,28%).

Sebagian besar masyarakat lokal yang berpartisipasi dalam menyediakan kebutuhan wisatawan yaitu menjual makanan dan minuman. Hal ini dikarenakan banyaknya wisatawan yang datang untuk piknik bersama keluarga dan ingin menikmati wisata kuliner khas Cirebon.

8. Keuntungan yang Dirasakan dengan Adanya Pengelolaan Objek Wisata Pada dasarnya masyarakat yang mencari nafkah disini sangat bergantung dari banyaknya jumlah kunjungan wisatawan.

Berdasarkan hasil penelitian keuntungan yang dirasakan dengan adanya pengelolaan objek wisata dapat dilihat pada Tabel 4.27.

(33)

Tabel 4.27

Keuntungan yang Dirasakan dengan Adanya Pengelolaan Objek Wisata No Keuntungan Frekuensi Presentase

(%)

1 Jalan semakin baik 12 17,14

2 Pembangunan daerah semakin meningkat

7 10

3 Terjaganya lingkungan sekitar 8 11,43

4 Meningkatkan pendapatan 21 30

5 Meluasnya lapanga kerja 22 31,42

Jumlah 70 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Keuntungan yang dirasakan masyarakat dengan adanya pengelolaan objek wisata yang menjawab jalan semakin baik sebanyak (17,14%), yang menjawab pembangunan daerah semakin meningkat sebanyak (10%), yang menjawab terjaganya lingkungan sekitar sebanyak (11,43%), yang menjawab meningkatnya pendapatan sebanyak (30%) dan yang menjawab meluasnya lapangan kerja sebanyak (31,42%).

Banyak masyarakat lokal yang mendapatkan keuntungan dengan adanya pembangunan objek wisata tersebut. Mereka berpendapat dengan adanya objek wisata tesebut, mereka dapat mencari lapangan pekerjaan dengan menjual aneka kebutuhan wisatawan di sekitar objek wisata. Selain itu, diakui sebagian masyarakat lokal keuntungan yang dirasakan yaitu dapat meningkatkan pendapatan mereka.

9. Harapan masyarakat dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan Masyarakat semuanya berharap pengelola/pemerintah lebih meningkatkan lagi upaya pengelolaan objek wisata dalam rangka meningkatkan jumlah

(34)

pengelola/pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan diantaranya pengembangan pariwisata, pengawasan pembangunan, lingkungan, ekonomi, sumber daya manusia, dan pelayanan wisatawan.

Berdasarkan hasil penelitian harapan yang diinginkan masyarakat kepada pengelola/pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dilihat pada Tabel 4.28.

Tabel 4.28

Harapan yang diinginkan Masyarakat Kepada Pengelola/pemerintah dalam Meningkatkan Jumlah Kunjungan Wisatawan

No Harapan Frekuensi Presentase

(%)

1 Pengembangan atraksi 40 52,63

2 Pengawasan pembangunan 8 10,53

3 Lingkungan 12 15,79

4 Ekonomi 7 9,21

5 Sumber daya manusia 2 2,63

6 Pelayanan wisatawan 3 3,95

Jumlah 76 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Harapan yang diinginkan masyarakat kepada pengelola/pemerintah dalam meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan yang menjawab dalam hal pengembangan atraksi sebanyak (52,63%), yang menjawab pengawasan pembangunan sebanyak (10,53%), yang menjawab lingkungan sebanyak (15,79%), yang menjawab ekonomi sebanyak (9,21%), yang menjawab sumber daya manusia (2,63%) dan yang menjawab pelayanan wisatawan sebanyak (3,95%).

Hal ini dikarenakan atraksi yang ada di Taman Ade Irma Suryani Nasution kurang beragam dan kurangnya perawatan pada fasilitas-fasilitas wisata. Sehingga

(35)

kurang menarik lagi untuk dinikmati dan membuat wiataan menjadi bosan dengan atraksi yang dapat dilakukan.

F. Peran Pemerintah dalam Mengelola Taman Ade Irma Suryani Nasution Secara Berkelanjutan di Kota Cirebon

Pemerintah disini adalah Dinas Pemuda Olahraga dan Pariwisata (Disporabudpar) Kota Cirebon yang mengeluarkan berbagai kebijakan strategis dalam bidanng kepariwisataan, melalui desentralisasi dan otonomi daerah. Disporabudpar dituntut berperan aktif, peranannya diperlukan pada fungsi mulai perencanaan, pembinaan dan pengaturan dalam pelaksanaannya, serta pengawasannya.

Pengelolaan suatu kawasan wiasata memerlukan sumber daya manusia yang termasuk kedalamnya professional pengelola pariwisata yang memiliki potensi dan professional dalam bidangnya, karena idealnya suatu kawasan pariwisata akan berkembang bila didukung oleh pengelolaan yang baik dan memiliki pendidikan yang baik pula dalam hal ini yang berkaitan dengan bidang kepariwisataan.

Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan, dan Pariwisata Kota Cirebon (Disporbudpar) Kota Cirebon merupakan dinas daerah yang mempunyai kewenangan daerah yang berhubungan dengan pemuda, olahraga, kebudayaan dan pariwisata. Disporbudpar dipimpin oleh pejabat Eselon II, berdasarkan peraturan pemerintah Nomor 41 tahun 2007 tentang organisasi perangkat daerah dan peraturan daerah Kota Cirebon nomor 14 tahun 2008 yang memiliki visi

(36)

“Menyejahterakan Masyarakat Kota Cirebon melalui Pemberdayaan Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata”.

Adapun misi yang dirumuskan oleh disporabudpar adalah sebagai berikut: 1. Meningkatkan kualitas SDM di bidang pemuda, olahraga, kebudayaan dan

pariwisata

2. Memberdayakan pemuda melalui pembinaan moral, wawasan kebangsaan, kepemudaan dan profesionalisme untuk membentuk jiwa yang mandiri dan produktif

3. Meningkatkan pembinaan dan fasilitas olahraga untuk menghasilkan olahraga yang berprestasi

4. Melestarikan dan mengembangkan kebudayaan sebagai obyek daya tarik wisata serta memperkokoh jati diri bangsa

5. Mengembangkan potensi pariwisata dan pemasaran produk pariwisata sebagai upaya meningkatkan kunjungan wisata yang menunjang Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan daya beli masyarakat.

Tugas pokok Disporbudpar adalah melaksanakan urusan pemerintah daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan bidang pemuda, olahraga, bidang kebudayaan dan bidang pariwisata berdasarkan kebijakan Walikota dan atau sekertaris daerah serta peraturan perundang-undangan yang berlaku dan tugas pembantuan yang ditugaskan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah/kota.

Untuk melaksanakan tugas pokok tersebut, Disporbudpar Kota Cirebon mempunyai fungsi sebagai berikut:

(37)

1. Perumusan kebijakan teknis bidang pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan bidang pariwisata;

2. Penyelenggaraan urusan pemerintah dan pelayanan umum bidang pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan pariwisata;

3. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pemuda dan olahraga serta bidang kebudayaan dan pariwisata;

4. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan Walikota sesuai tugas dan fungsinya.

Pengelolaan kawasan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution tidak terlepas dari sumber daya manusia pengelola pariwisata Disporbudpar yang professional. Persoalan profesionalisme sumber daya manusia merupakan kendala bagi pelaksanaan otonomi daerah, kreativitas pengelola pariwisata dalam menggali, memelihara dan mengembangkan kawasan pariwisata Taman Ade Irma Suryani Nasution dituntut dalam rangka pengelolaannya. Oleh sebab itu para pengelola pariwisata harus memiliki latar belakang pendidikan yang memadai yang berhubungan dengan dunia kepariwisataan.

Data tingkat pendidikan para pengelola/ pegawai di Disporbudpar bidang kepariwisataan daerah di Kota Cirebon dapat dilihat pada Tabel 4.29.

Tabel 4.29

Tingkat Pendidikan Pengelola di Disporbudpar Bidang Kepariwisataan Kota Cirebon

No Tingkat pendidikan Jumlah Prosentase

1 Lulus SMA 1 12,5

2 D3 3 37,5

3 S1 3 37,5

4 S2 1 12,5

Jumlah 8 100

(38)

Berdasarkan tabel diatas, terlihat bahwa jumlah yang terbanyak adalah lulusan D3 dan S1. Hal ini baik untuk menunjang usaha kepariwisataan.

Kreativitas dalam melakukan promosi para pengelola sangat berperan penting dalam mengembangkan dan meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan. Melalui promosi, wisatawan akan mengetahui informasi tentang keberadaan suatu objek wisata dan akhirnya akan menimbulkan minat bagi wisatawan untuk mengunjungi objek wisata tersebut. Dengan adanya promosi yang baik, dapat meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan datang, selain itu agar wisatawan lebih lama tinggal dan wisatawan lebih banyak membelanjakan uang mereka di Taman Ade Irma Suryani Nasution serta menarik minat pengusaha dalam menanamkan modal pada sektor pariwisata.

Promosi dilakukan lima kali dalam setahun. Bentuk promosi yang dilakukan adalah dengan menyebarkan brosur. Sasarannya adalah Kota Cirebon sendiri, Kabupaten Cirebon, Kabupaten Majalengka, Kabupaten Indramayu dan Kabupaten Tegal. Selain itu memalui radio lokal yaitu RRI Cirebon serta memalui

internet lewat blog dengan alamat

http://aa-cirebon.blogspot.com/2009/06/pariwisata-cirebon.html. Diakui pemerintah bahwa promosi dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah.

Biasanya frekwensi kunjungan meningkat pada saat hari libur sekolah. Hal ini dikarenakan atraksi yang dapat dilakukan umumnya untuk anak-anak dan keluarga. Event-event wisata pun kadang-kaang dilakukan yaitu dengan mengadakan perlombaan pada saat liburan sekolah. Jika akan diadakannya event

(39)

wisata biasanya dipromosikan terlebih dahulu. Event wisata sangat berpengaruh terhadap peningkatan jumlah kunjungan.

Bentuk pelestarian yang dilakukan di objek wisata tersebut adalah dengan menyediakan tempat sampah. Dalam pengelolaannya tentu mepertimbangkan kelestarian lingkungan hidup. Masyarakat pun dilibatkan dalam penyediaan sarana kebersihan dan membersihkan lingkungan sekitar objek wisata. Pihak pemerintah pernah melakukan pelatihan kepada masyarakat dalam bentuk pelatihan sikap kearifan lokal terhadap wiatawan dan jasa guiding.

Salah satu usaha yang dilakukan Disporbudpar untuk menark minat berkunjung ke kawasan Taman Ade Irma Suryani Nasution, yaitu dengan cara :

1. Pelaksanaan promosi Nusantara di dalam dan di luar negeri (Pameran dan Karnaval budaya Kemilai Nusantara)

2. Pengembangan jaringan kerjasama Promosi Pariwisata (Promo Wisata Cirebon Night)

3. Koordinasi dengan sektor pendukung pariwisata (pentas seni tradisional pada jambore VW)

4. Monitoring, evaluasi dan pelaporan (monitoring hiburan dan survey pelanggan)

Selain itu Disporbudpar telah membuat desain baru dengan dibuatnya maket tentang penataan kembali objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang lebih menarik. Maket tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.4.

Kepemilikan lahan yaitu dipegang oleh Walikota Cirebon namun kepemilikan objek wisata diserahkan pada PT Citraria Indah Loka yang

(40)

mempunyai waktu hingga tanggal 14 Mei tahun 2012. Maket itu telah dibuat tetapi untuk merealisasikannya harus menunggu masa kontrak pihak swasta habis. Habisnya masa kontrak tersebut pada tahun 2012. Setelah masa kontaknya habis kepemilikan objek wisata akan dikembalikan pada pemda.

Kegiatan pengusahaan pengelolaan pariwisata di Taman Ade Irma Suryani Nasution akan dilakukan atas dasar peraturan perundangan dan prosedur yang telah ditentukan baik oleh pemerintah pusat maupun oleh pemerintah daerah.

Ada beberapa kendala dalam pengelolaan, yaitu diantaranya pengelolaan limbah yang seharusnya diatur oleh Dinas Kebersihan Kota Cirebon tetapi sejauh ini tidak ada pengelolaan limbah yang berdampak pada pencemaran kelestarian lingkungan pesisir di sekitar objek wisata. Selain itu perawatan yang kurang intensif terhadap fasilitas wisata yang terdapat di objek wisata di Taman Ade Irma Suryani Nasution menyebabkan kurangnya tingkat kepuasan wisatawan dan berdampak pada penurunan jumlah kunjungan.

Usaha pengelolaan pariwisata di Taman Ade Irma Suryani Nasution dalam pelaksanaan di lapangan merupakan wewenang pengelola objek wisata yang bersangkutan. Pengelola disini adalah pihak swasta yaitu PT Citra Ria Indah Loka. Pihak swasta yang mengelola Taman Ade Irma Suryani Nasution mempunyai masa kontrak selama 25 tahun, terhitung sejak tahun 1987 hingga tanggal 14 Mei tahun 2012.

(41)
(42)

G. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan di Taman Ade Irma Suryani Nasution Kota Cirebon.

Prinsip pengembangan yang perlu diperhatikan adalah pengembangan pariwisata yang berwawasan lingkungan atau yang berkelanjutan. Pengembangan yang dimaksud adalah pengembangan yang memperlihatkan dan melestarikan keserasian, keseimbangan, dan daya dukung lingkungan.

Ada beberapa indikator untuk menentukan pembangunan pariwisata yang berkelanjutan. yaitu:

1. Masyarakat a. Partisipasi

Partisipasi masyarakat, terutama masyarakat di sekitar lokasi pengembangan wisata dapat memperlancar dan menunjang kegiatan pengusahaa pariwisata supaya berkelanjutan. Partisipasi penduduk dapat berupa ide, materi maupun tenaga.

Adapun partisipasi penduduk dalam menyumbangkan ide terhadap perkembangan objek wisata sangat kurang, hal ini terbukti dari kurangnya keikutsertaan atau keterlibatan masyarakat dalam membicarakan, menghadiri rapat dan pemberian saran atau pendapat untuk meningkatkan perkembangan objek wisata.

Partisipasi penduduk dalam bentuk materi untuk perkembangan objek wisata hanya dalam bentuk kesadaran penduduk membayar tiket masuk kepada pengelola objek wisata. dalam hal ini penduduk sekitar objek wisata juga diwajibkan untuk membayar tiket masuk kepada pengelola apabila ingin

(43)

mengunjungi objek wisata, walaupun begitu masih saja ada yang enggan untuk membayar. Kurangnya partisipasi penduduk dalam bentuk materi juga dipengaruhi oleh pendapatan yang mereka peroleh dalam satu bulan masih tergolong rendah.

Partisipasi tenaga merupakan partisipasi penduduk dalam hal kesediaan menyumbangkan tenaga dalam kegiatan seperti untuk perbaikan dan menjaga kebersihan. Partisipasi tenaga untuk perbaikan dan menjaga kebersihan tidak terlihat karena tidak adanya kesadaran penduduk akan kepedulian terhadap lingkungan. Terbukti dengan masih banyaknya sampah disekitar objek wisata yang tidak dikelola. Hal tersebut disebabkan oleh kesadaran masyarakat sekitar yang sebagian besar membuang limbah rumah tangga langsung ke laut.

b. Kepuasan masyarakat

Kepuasan masyarakat lokal berkaitan dengan sistem pengelolaan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yang akan berdampak kepada partisipasi masyarakat dan kinerja masyarakal lokal yang bekerja di objek wisata tersebut.

Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan pertanyaan pada angket yang ditunjukan pada penduduk lokal, dapat dilihat pada Tabel 4.30.

Tabel 4.30

Kepuasan penduduk terhadap pengelolaan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution

No Kepuasan F %

1 Puas 13 18,57

2 Kurang puas 19 27,14

3 Tidak puas 38 54,28

Jumlah 70 100,00

(44)

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk menyatakan tidak puas terhadap sistem pengelolaan objek wisata yaitu sebanyak (52,63%), menyatakan kurang puas sebanyak (27,63%) dan yang menyatakan puassebanyak (19,74).

Hal ini sebagai bukti bahwa pengelolaan objek wisata tersebut kurang maksimal. Jika sebagian besar masyarakat yang menyatakan tidak puas dan tidak berkeinginan untuk berpartisipasi dalam pengelolaan ataupun pengembangan objek wisata sangat dikhawatirkan keadaan objek wisata tersebut semakin terpuruk.

c. Dampak sosial

Dampak sosial yang positif akibat pembanguna objek wisata di Taman Ade Irma Suryani Nasution menurut pendapat masyarakat setempat yaitu diantaranya: jalan semakin baik, pembangunan daerah semakin meningkat, meningkatkan pendapatan, dan meluasnya lapangan kerja.

Sedangkan dampak negatif akibat pembanguna di objek wisata tersebut menurut masyarakat, yaitu kebersihan yang kurang terjaga dan perusakan kontur alam. Dampak negatif tidak terlalu besar karena jarak lokasi objek wisata dengan pemukiman penduduk cukup jauh, yaitu 1.5 km.

d. Kontribusi pariwisata terhadap ekonomi lokal

Keberadaan objek wisata harus memberikan kontribusi terhadap perekonomian lokal agar daerah setempat mendapatkan keuntungan dari kegiatan pariwisata. Berdasarkan hasil penelitian, beberapa keuntungan yang dirasakan

(45)

penduduk dengan adanya pengembangan ojek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.31

Keuntungan yang dirasaan Penduduk

No Keuntungan F %

1 Jalan semakin baik 13 18,57

2 Pembangunan daerah semakin meningkat 8 11,42

3 Terjaganya lingkungan sekitar 9 12,85

4 Meningkatnya pendapatan 21 30

5 Meluasnya lapangan kerja 19 27,14

Jumlah 70 100,00

Sumber: Hasil Penelitian 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar penduduk menyatakan meningkatnya pendapatan dan meluasnya lapangan kerja. Hal ini berarti dengan adanya pengembangan objek wisata dapat memberikan kontribusi ekonomi terhadap penduduk sekitar.

2. Kondisi lingkungan a. Pelindungan lokasi

Ukuran spesifik dari perlindungan lokasi adalah daya dukung, dan kemenarikan.

a) Daya dukung

Ada tiga jenis daya dukung dalam komponen lingkungan, yaitu daya dukung fisik, daya dukung rill dan daya dukung efektif. Daya dukung fisik yang ada di Taman Ade Irma Suryani Nasution menurut rumus WTO pada intensitas pemanfaatan, yaitu mampu menampung 242 wisatawan/km². Daya dukung rill berdasarkan faktor lingkungan, sosial dan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan wisatawan jika sesuai dengan daya dukung fisik, maka dapat menimbuklan permasalahan, baik permasalahan lingkungan maupun sosial. Sedangkan pada

(46)

daya dukung efektif, ternyata belum efektif pemanfaatannya jika kunjungan wisatawan sampai pada 242 jiwa/km² sesuai kemampuan daya dukung fisik, karena keefektifan pemanfaatan fasilitas wisata tidak akan maksimal untuk memenuhi semua wisatawan yang berkunjung.

b) Kemenarikan

Kemenarikan yang ada di objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yaitu berupa keindahan alam, pertunjukan kesenian daerah, sarana permainan anak dan kebun binatang.

b. Ekosistem kritis

Ekosistem kritis yang terdapat di lokasi objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution yaitu ekosistem mangrove. Jumlah tumbuhan mangrove di sekitar objek wisata hanya terdapat 10 tumbuhan yang sejenis yaitu Avicenia. Padahal ekosistem mangrove sangat bermanfaat bagi pelestarian ekosistem pesisir apalagi dalam bidang pariwisata. Karena hutan mangrove merupakan suatu penyangga antara komunitas daerah dan pesisir (laut), selain itu juga sebagai tempat mencari makan dan berlindung bagi berbagai ikan dan hewan-hewan air lainnya.

c. Zonasi

Zona pemanfaatan kawasan perairan pantai sangat penting untuk menghindari konflik pemakaian di masa depan agar berkelanjutan. Model pembuatan zona menggunakan konsep biosphere. Dalam konsep biosphere dapat dibagi menjadi empat zona berkaitan dengan aktivitas manusia, yaitu core area,

(47)

buffer area, transition area, dan rehabilitation area. Untuk lebih jelasnya, semua zona tersebut dapat dilihat pada Gambar 4.5.

a) Core aera

Ditandai dengan proteksi yang sangat ketat yang melarang pemakaian tanah untuk tujuan apapun. Dalam kawasan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution tidak terdapat core area. Pada kawasan objek wisata tersebut tidak terdapat proteksi sangat ketat terhadap pemakaian tanah untuk dimanfaatkan. b) Buffer area

Kawasan ini dapat dimanfaatkan. Dalam kawasan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution buffer area sangat luas dan mendominasi seluruh kawasan objek wisata. Tujuannya adalah untuk konservasi kawasan dengan pola pemanfaatan tradisional dan unik.

c) Transition area

Kawasan ini merupakan kawasan yang bisa dimanfaatkan menjadi kawasan ekonomi, tetapi tetap harus diletakan dalam kerangka pemanfaatan kawasan secara lestari. Dalam kawasan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution, Transition area terdapat dua bagian, seluruhnya tersebar di dalam kawasan objek wisata. Kawasan ini dimanfaatkan oleh masyarakat lokal untuk memenuhi kebutuhan wisatawan. Seperti menyediakan makanan, minuman dan kebutuhan wisatawan lainnya.

d) Rehabilitation area

Kawasan ini merupakan kawasan yang mengalami kerusakan berat dan perlu mendapatkan penanganan regenerasi. Dalam kawasan objek wisata Taman

(48)
(49)

Ade Irma Suryani Nasution, Rehabilitation area adalah kawasan mangrove yang mengalami kerusakan. Untuk itu diperlukannya regenarasi agar kawasan tersebut dapat dikembalikan seperti kondisi sebelumnya bahkan lebih baik lagi. Agar menjadi daya tarik bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan alam dan berwisata air.

3. Wisatawan a. Apresiasi

Apresiasi wisatawan ditunjukan untuk mengetahui seberapa peduli wisatawan terhadap keberlanjutan objek wisata. hal-hal yang akan dibahas yaitu diantaranya sebagai berikut:

a) Partisipasi wisatawan dalam membawa makanan dari luar

Partisipasi wisatawan dalam membawa makanan dari luar, dapat dilihat pada Tabel 4.32.

Tabel 4.32

Partisipasi wisatawan dalam membawa makanan dari luar

No Partisipasi F %

1 Ya 16 32

2 Tidak 34 68

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa lebih dari setengah wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution tidak membawa makanan dari luar, yaitu sebanyak (68%).

Objek wisata tersebut bisa dijadikan wisata kuliner karena banyaknya pedagang makanan dan minuman khas Cirebon yang menjajakan dagangannya kepada para pengunjung.

(50)

b) Partisipasi wisatawan dalam membuang sampah

Partisipasi wisatawan dalam membuang sampah, dapat dilihat pada Tabel 4.33.

Tabel 4.33

Partisipasi wisatawan dalam membuang sampah

No Tempat pembuangan sampah F %

1 Tempat sampah 6 37,5

2 Sembarangan 10 62,5

Jumlah 16 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya wisatawan yang membawa makanan dan minuman dai luar membuang sampahnya sembarangan. Hal ini tentu menjadi perhatian bagi pengelola untuk meningkatkan kebersihan di lingkungan objek wisata dan sekitarnya. Selain itu pihak pengelola seharusnya member peringatan kepada wisatawan yang membuang sampah sembarangan dengan membuat papan peringatan.

c) Partisipasi wisatawan dalam memisahkan sampah

Partisipasi wisatawan dalam memisahkan sampah, dapat dilihat pada Tabel 4.34.

Tabel 4.34

Partisipasi wisatawandalam memisahkan sampah

No Partisipasi F %

1 Ya 4 66,6

2 Tidak 2 33,3

Jumlah 6 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa lebih dari setengahnya wisatawan yang memisahkan sampah berdasarkan jenisnya. Sementara masih ada

(51)

saja wisatawan yang tidak memisahkan sampah pada jenisnya. Hal ini dikarenakan pendidikan wisatawan yang sebagian besar menengah.

d) Partisipasi wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar lokasi objek wisata

Partisipasi wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan di sekitar lokasi objek wisata, dapat dilihat pada Tabel 4.35.

Tabel 4.35

Partisipasi wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan

No Partisipasi F %

1 Ya 41 82

2 Kadang-kadang 7 14

3 Tidak 2 4

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa hampir seluruhnya wisatawan berpartisipasi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

e) Bentuk partisipasi wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan

Bentuk partisipasi wisataan dalam menjaga kelestarian lingkungan, dapat dilihat pada Tabel 4.36.

Tabel 4.36

Bentuk partisipasi wisatawan dalam menjaga kelestarian lingkungan

No Bentuk partisipasi F %

1 Membuang sampah pada tempatnya 21 42

2 Tidak merusak/memetik bunga atau pohon yang ada 21 42

3 Tidak melakukan corat-coret 8 16

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel diatas, bahwa kurang dari setengahnya wisatawan yang membuang sampah pada tempatnya dan tidak merusak/memetik bungan atau pohon yang ada.

(52)

Apresiasi wisatawan ini sangat mendukung demi keberlanjutan objek wisata, hanya yang perlu diperhatikan adalah menjaga kualitas lingkungan di objek wisata agar tetap lestari.

Berdasarkan prinsip kepariwisataan berkelanjutan dan hasil penelitian, menunjukan bahwa pengembangan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution belum mengarah pada prinsip berkelanjutan. Hal ini terlihat dari aspek kualitas lingkungan yang tidak dipertahankan dan dipelihara di wilayah objek wisata. Hal ini terlihat dengan tidak adanya pengelolaan limbah rumah tangga yang terdapat di pesisir objek wisata dan berdampak terhadap kelestarian lingkungan pesisir. Selain itu kepuasan pengunjung tidak dipertahankan sehingga objek wisata tersebut akan mengalami penurunan daya jual dan popularitasnya. Jadi pengembnagan objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution Belum mengarah pada prinsip berkelanjutan.

b. Kepuasan wisatawan

Kepuasan pengunjung berkaitan dengan pelayanan jasa yang diberikan terhadap wisatawan. Semakin puas para pengunjung, maka semakin mereka ingin datang kembali ke lokasi wisata. Berikut adalah hasil penelitian yang dilakukan berdasarkan pertanyaan pada angket yang ditunjukan pada wisatawan:

a) Kesulitan dalam menuju objek wisata

Kesulitan wisataan dalam menuju objek wisata Taman Ade Irma Suryani Nasution, dapat dilihat pada Tabel 4.37.

(53)

Tabel 4.37

Kesulitan menuju Objek Wisata

No Kesulita F %

1 Ya 6 12

2 Tidak 44 88

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar kesulitan wisatawan yang berkunjung ke Taman Ade Irma Suryani Nasution yaitu menyatakan tidak sebanyak (88%).

Hal ini dikarenakan objek wisata tersebut mempunyai nilai aksesibilitas yang sangat tinggi. terletak di Kota dan dapat dilalui oleh beberapa angkutan kota.

b) Kemudahan dalam fasilitas transportasi

Kemudahan dalam fasilitas transportrasi (jalan atau kendaraan) cukup baik/lancar untuk mencapai lokasi objek wisata dapat dilitat pada Tabel 4.38.

Tabel 4.38

Kemudahan dalam Fasilitas Transportasi

No Kemudahan F %

1 Ya 50 100

2 Tidak -

Jumlah 50 100

Sumber: Hasil penelitian, 2011

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa seluruh wisatawan menyatakan mudah dalam mencari kendaraan, dalam perjalanan cukup baik dan lancar. Hal ini dikarenakan kondisi jalan yang lebar dan beraspal serta tidak pernah terjadi kemacetan lalu lintas di daerah wisata tersebut.

Gambar

Tabel 4.7  Usia Wisatawan  No   Usia   F  %  1  &lt; 20  4  8  2  20-30  26  52  3  31-40  20  40  4  &gt;40  -  Jumlah  50  100
Tabel 4.16  Rombongan Wisawatan  No   Besarnya Biaya  F  %  1  Sendiri     2     4  2  Bersama teman   17   34   3  Bersama keluarga  31   62  Jumlah      50     100
Tabel 4.17  Besarnya Biaya  No   Besarnya Biaya  F  %  1  &lt;Rp. 10.000  -  -  2  Rp
Tabel 4.18  Waktu Kunjungan
+2

Referensi

Dokumen terkait

Hasil Uji-t Coefficients a Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig.

, dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 yang lebih kecil dari 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak atau persepsi profesi, kesadaran etis, dan independensi auditor

Sebelum memutuskan kawasan mana dari 9 alternatif kawasan di Jawa Barat yang akan diprioritaskan untuk dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata kelas dunia,

• My study (purbani: 2009) on Indonesian New Order (published between 1995- ) hild e s fi tio s reveals that Indonesian children books come with..

SMS gateway yang dikembangkan untuk pemberdayaan masyarakat dalam pemberantasan sarang nyamuk (PSN) berbasis media sosial online bisa diterapkan oleh kader

Sambungan momen mengunakan momen plastis profil sebagai momen ultimate perencanaan sambungan dan di disain dengan metode plastis tanpa mengakibatkan efek prying, sedangkan

Sinyal yang telah diilter digunakan untuk mendeteksi sampul pulsa oscilometri, oleh karena itu sinyal ini diambil lagi dari RAM eksternal dan diproses menggunakan

terdapat beberara permasalahan yang diidentifikasi yaitu mengalami kesulitan untuk mendapatkan informasi pembayaran iuran sekolah per siswa yang sudah membayar atau belum