• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN SELF ESTEEM SISWA"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

Universitas Gunadarma-Depok 20-21 Oktober 2009 ISSN : 1885-2559

HUBUNGAN TINDAKAN BULLYING DI SEKOLAH DENGAN

SELF ESTEEM SISWA 1

Mega Ayu Septrina 2

Cheryl Jocelyn Liow 3

Febrina Nur Sulistiyawati 4

Inge Andriani 1

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma [email protected]

2

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma [email protected]

3

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma [email protected]

4

Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi, Universitas Gunadarma [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tindakan bullying di sekolah dengan self esteem siswa. Data yang telah diperoleh kemudian dianalisis dengan menggunakan korelasi bivariate dengan bantuan SPSS versi 12.00. Jumlah sampel penelitian berjumlah 190 siswa/i kelas 1 SLTP negeri 12 dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara self esteem dengan bullying dengan angka signifikan 2-tailed sebesar 0,000. Subjek dalam penelitian ini mengalami tindakan bullying dalam kriteria sedang dan memiliki self esteem yang berada dalam kriteria sangat tinggi.

Kata kunci : Bullying, Self Esteem

ABSTRACT

The purpose of this research is to know the correlation between bullying behavior in school with student’s self esteem. The data found and it was being analyzed to use a bivariate correlation with SPSS version 12.00. Research sample of 190 students from SLTP negeri 12 first grade with purposive sampling techniques The result shows that there is high correlation between self esteem and bullying with number of significant 2- tailed is 0,000. The subject of this research also shows that bullying act affected in medium criteria and performed their self esteem in the highest criteria.

Kata kunci : Bullying, Self Esteem

PENDAHULUAN

Maraknya kasus-kasus kekerasan yang terjadi pada anak-anak

remaja usia sekolah saat ini sangat memprihatinkan. Pada kasus yang sering dijumpai misalnya kasus

HubunganTindakan Bullying di Sekolah A98

(2)

senioritas dan perpeloncoan pada masa orientasi siswa merupakan bagian dari kasus bullying di sekolah. Sebagai contoh: gara-gara dianggap tidak bisa mengerjakan pekerjaan rumah, seorang siswi SMP 282 Jakarta, Sri Pratiwi, ditampar oleh guru Bahasa Inggris disekolah tersebut yang bernama Tasmaniah

(http://news.okezone.com/read/2008/12/ 01/1/169426/1/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah). Bullying

merupakan perilaku agresi yang disengaja dan berlangsung secara terus-menerus. yang ditujukan pada individu yang sudah menjadi incaran atau korban (Papalia, Olds and Feldman, 2007).

Bullying terjadi karena tanpa disadari sekolah menanamkan budaya kekerasan. Ini diperkuat dari penelitian Yayasan Semai Jiwa Amini (Sejiwa) yaitu 10% guru (atau 1 dari 10 orang guru) berpendapat bahwa hukuman fisik adalah cara menegur yang paling efektif. Berdasarkan survei terhadap guru-guru di 3 SMA di dua kota besar di Pulau Jawa menunjukkan 1 dari 5 guru menganggap penggencetan dan olok-olok adalah hal biasa dalam kehidupan remaja dan tak perlu diributkan

(http://www.detiknews.com/read/2007/0 4/29/040220/773882/10/banyak-guru-anggap-bullying)

Padahal sebenarnya perilaku

bullying dapat memberikan dampak

negatif bagi korbannya yaitu ketika mengalami bullying korban akan merasakan banyak emosi negatif dimana korban tidak berdaya dalam menghadapi emosi. Dalam jangka panjang, maka emosi-emosi ini dapat berujung pada munculnya perasaan rendah diri, apabila hal ini dibiar merasa dirinya tidak berharga sehingga dapat berujung pada terjadinya bunuh diri (http://popsy.wordpress.com/2007/04/2 6/%E2%80%9Cbullying%E2

%80%9D-dalam-dunia-pendidikan-bagian-1/). Menurut penelitian tersebut dapat diasumsikan masalah bullying

berhubungan dengan self-esteem.

menurut Papalia (2002), self esteem

merupakan pendapat atau penilaian seseorang yang membuat dirinya menjadi berharga. Oleh karena itu, tujuan penulisan jurnal ini adalah untuk mengetahui hubungan antara bullying

dengan self esteem.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif, dengan melihat variabel terikat adalah self esteem dan variabel prediktornya adalah bullying. Alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner disusun dalam 2 bentuk yaitu skala Likert dan Guttman. Kuesioner pertama menggunakan skala

Guttman dengan 2 pilihan jawaban

(”Ya”, ”Tidak”) dan terdiri atas bentuk-bentuk bullying yang dapat terjadi pada siswa-siswi menurut Sullivan & Sullivan, Cleary (2004) yaitu physical bullying, nonphysical bullying (terbagi

atas verbal bullying, Non verbal

bullying), merusak barang. Sedangkan

non verbal bullying terbagi atas

langsung dan tidak langsung. Kuesioner kedua menggunakan skala Likert empat pilihan jawaban (”Sangat Sesuai” hingga ”Sangat Tidak Sesuai”) dan terdiri atas komponen-komponen yang membentuk self esteem menurut Felker ( dalam Amaliyah, 2004) yaitu feeling of belonging, feeling of competence,

feeling of worth. Data yang diperoleh dalam penelitian ini diuji dengan menggunakan korelasi bivariate agar dapat diketahui hubungan self esteem

dengan bullying.

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa siswi SLTP negeri 12 kelas 7 sedangkan siswa yang menjadi sample berjumlah 190 orang. Teknik sampling yang digunakan adalah teknik

(3)

Universitas Gunadarma-Depok 20-21 Oktober 2009 ISSN : 1885-2559 penentuan sampel berdasarkan

pertimbangan tertentu (Sugiyono, 2006). Penentuan sampel berdasarkan pertimbangan bahwa siswa-siswi kelas 7 baru saja mengikuti MOS (Masa Orientasi Siswa) dan sangat rentan dengan perpeloncoan serta senioritas di sekolah.

Pengelolaan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS versi 12.0. Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis korelasi bivariate, yaitu digunakan untuk mencari hubungan antara dua variabel. Tujuan dari metode ini adalah untuk mencari bukti terhadap hubungan antara variabel, bila sudah ada hubungan dapat dilihat besar kecilnya hubungan antar variabel dan untuk memperolah kejelasan serta kepastian apakah hubungan tersebut berarti (signifikan) atau tidak berarti (tidak signifikan).

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara self esteem dengan

bullying. Hal ini didasarkan pada hasil penghitungan korelasi antara self esteem

dengan bullying yang menghasilkan

angka signifikan 2-tailed sebesar 0,000. Hubungan yang terjadi sifatnya berbanding terbalik, dimana jika self esteem tinggi maka bullying yang terjadi rendah dan jika self esteem

rendah maka bullying yang terjadi tinggi. Menurut Harter (dalam Ireland, 2002) Self esteem yang tinggi ditandai dengan mempertahankan dirinya sebagai sesuatu yang sangat berharga dan memandang dirinya secara positif. Sedangkan bullying yang rendah ditunjukkan dengan kecilnya frekuensi

bullying atau tidak ada sama sekali tindakan bullying yang dialami oleh seseorang. Tindakan bullying ini meliputi dilukai secara fisik, verbal, dan nonverbal. Beberapa diantaranya yang sering terjadi, yaitu melalui tendangan, pukulan, hantaman, diludahi, gigitan,

mengolok-olok, mencaci-maki, menyindir, mengancam kekerasan, menyebarkan berita bohong, melakukan gerakan yang kasar atau bermuka galak secara sengaja, dan menulis surat yang

bermaksud mencemooh (Sullivan&Sullivan and Cleary, 2004).

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa jika subjek menghargai dirinya dengan baik maka ia dapat menghindari dirinya dari dampak tindakan bullying. Tabel 1.

Korelasi antara Self Esteem dengan Bullying. Correlations

Self_Esteem Bullying

Self_Esteem Pearson Correlation 1 -.266(**)

Sig. (2-tailed) .000

N 190 190

Bullying Pearson Correlation -.266(**) 1

Sig. (2-tailed) .000

N 190 190

** Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Subjek dalam penelitian ini memiliki

self esteem yang berada dalam kriteria sangat tinggi. Hal ini berdasarkan pada penghitungan kategori subjek yang dapat dilihat pada Tabel 2. Variabel

bullying dapat dikategorikan dalam 5 kelompok dengan rentangan deviasi 15. Berarti untuk kriteria sangat rendah < 30, rendah 30- 45, sedang 46 – 75, tinggi 76 – 90, dan sangat tinggi > 90.

HubunganTindakan Bullying di Sekolah A100

(4)

Dengan mean empirik yang diperoleh dari subjek sebesar 101.93, maka secara umum subjek berada pada kategori sangat tinggi.

Berarti subjek dalam penelitian ini sangat menghargai dirinya sendiri,

sehingga mereka memiliki kepercayaan diri yang sangat tinggi dan dapat menggambarkan dirinya dengan sangat baik.

Tabel 2.

Rerata Variabel Self Esteem

Variabel Mean Empirik Mean Hipotetik Std. Dev Hipotetik

Self Esteem 101.93 75 15

Adapun subjek dalam penelitian ini mengalami tindakan bullying dalam kriteria sedang. Berdasarkan pada penghitungan kategori subjek yang terdapat pada Tabel 3. Variabel Bullying dapat dikategorikan dalam 5 kriteria dengan rentangan deviasi 6. Berarti untuk kriteria sangat rendah < 6, rendah 6 - 12, sedang 13 – 24, tinggi 25

– 30, dan sangat tinggi > 30. Dengan mean empirik yang diperoleh dari subjek maka secara umum subjek berada pada kategori sedang

Berarti subjek dalam penelitian ini mengalami tindakan-tindakan

bullying yang masih dalam batas normal dan dapat ditolerir oleh subjek.

Tabel 3. Rerata Variabel Bullying

Variabel Mean Empirik Mean Hipotetik Std. Dev Hipotetik

Bullying 15.73 17.5 6

PENUTUP

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa antara self esteem

dengan bullying memiliki hubungan yang signifikan. Hubungan tersebut bersifat berbanding terbalik dimana jika

self esteem tinggi maka bullying

memiliki nilai yang rendah.

Untuk penelitian selanjutnya diharapkan dapat meneliti faktor-faktor lain yang memiliki hubungan dengan remaja sebagai korban bullying. Seperti fisik, lingkungan sosial, jenis kelamin, dan status sosial ekonomi.

DAFTAR PUSTAKA

[1] Amaliyah, Fitri. 2004. Dampak Harga Diri terhadap Tingkat Konformitas Kelompok pada Remaja delinquent di LP

Tanggerang. Universitas

Gunadarma, Depok.

[2] Ireland, Jane. L. 2002. Bullying Among Prisoners: Evidence, Research and Intervention Strategies. Psychology press, New York.

[3] Nurvita Indarini. 21 juli 2009. Banyak Guru Anggap Bullying Bukan Masalah Serius

http://www.detiknews.com/read/2 007/04/29/040220/773882/10/ban yak-guru-anggap-bullying.

[4] Papalia Diane. E, Diana Gross, Ruth Duskin Feldman. 2002.

Child Development : A Topical

Approach. Mc Graw Hill, New

York .

[5] Papalia Diane. E, Sally Wendkos Olds, Ruth Duskin Feldman. 2007.

Human Development tenth edition. Mc Graw Hill, New York. [6] Parsons, Les. 2009. Bullied

(5)

Universitas Gunadarma-Depok 20-21 Oktober 2009 ISSN : 1885-2559

Siswa yang terintimidasi.

Grasindo, Jakarta .

[7] Prima, Andreas.P. 21 Juli 2009 Bullying dalam Dunia Pendidikan

(Bagian 1) .http://popsy.wordpress.com/2007/

04/26/%E2%80%9Cbullying%E2

%80%9D-dalam-dunia-pendidikan-bagian-1/

[8] Ramdan, Muhammad. 05 Agustus 2009. Inilah Catatan Kasus Kekerasan di Sekolah. http://news.okezone.com/read/200

8/12/01/1/169426/1/inilah-catatan-kasus-kekerasan-di-sekolah [9] Santrock, John. W. 2004. Child

Development tenth edition. Mc Graw Hill, New York .

[10] Santrock, John. W. 2004. Life-Span Development ninth edition. Mc Graw Hill, New York.

[11] Sullivan, Keith, Mark Cleary. 2004. Bullying in Secondary Schools. Corwin Press, California. [12] Sugiyono. 2006.Metode Penelitian

kuantitatif, kualitatif, R & D.

Penerbit alfabeta, Bandung.

HubunganTindakan Bullying di Sekolah A102

Referensi

Dokumen terkait

“Ya Allah yang mengetahui yang Ghaib dan yang Nyata, Wahai Rabb yang menciptakan langit dan bumi, Rabb segala sesuatu dan yang merajainya, Aku bersaksi tiada ilah yang berhak

Keeratan hubungan antara dukungan keluarga dengan kepatuhan diit pada lansia yang mengalami hipertensi di Dusun Depok Ambarketawang Gamping Sleman Yogyakarta adalah

Begitu pula penggambaran penciptaan nabi Adam yang Allah ciptakan dari suatu saripati yang berasal dari tanah berwarna hitam yang berbau busuk dan diberi

[r]

Analisis data kasus individu pada penelitian ini dilakukan pada masing-masing objek, yaitu MTs Darul Hikmah dan MA Darul Hikmah. Peneliti menganalisis dengan

Demikian juga apabila rumah tangga tidak mempunyai tempat sampah yang saniter maka besarnya risiko terkena diare akan lebih besar 1,3 kali dibandingkan dengan

Title Sub Title Author Publisher Publication year Jtitle Abstract Notes Genre URL.. Powered by

[r]