• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. A. Pendekatan dan Metode Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling"

Copied!
18
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Pendekatan dan Metode Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pendekatan konseling islami dalam membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa. Pada penelitian ini yang akan ditingkatkan adalah kecerdasan interpersonal siswa. Untuk mencapai tujuan tersebut, pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif yang menekankan pada data berupa angka-angka (numerical) yang pengolahan datanya dilakukan dengan analisis statistik. Penelitian kuantitatif dilakukan untuk memperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau hubungan antar variabel yang diteliti. Dalam konteks penelitian ini pendekatan kuantitatif ditujukan untuk mengetahui perbedaan kecerdasan interpersonal siswa antara sebelum dilakukan tindakan (treatment) dengan setelah dilakukan tindakan.

Metode penelitian yang digunakan adalah Quasi experiment, yaitu rancangan penelitian yang mempunyai kelompok kontrol, tetapi tidak dapat berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol/mengendalikan variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan experimen. Dalam quasi experiment tidak menggunakan sampel random (random assigment), melainkan melakukan pengelompokkan subjek penelitian berdasarkan kelompok yang terbentuk sebelumnya (Azwar, 2008: 112). Dengan demikian metode penelitian quasi eksperimen sesuai dengan permasalahan yang diteliti dan tujuan penelitian, yakni mengaplikasikan pendekatan konseling islami sebagai upaya untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa

(2)

Sesuai dengan penelitian dengan menggunakan metode quasi experiment, maka peneliti menggunakan desain penelitian nonequivalent pretest-posttest control group design, Desain tersebut dapat digambarkan sebagai berikut:

(Sugiyono, 2010:116) Keterangan:

X = Pendekatan konseling islami - = Perlakuan Konvensional O1,3 = Pretest

O2,4 = Posttest

KE = Kelompok Eksperimen KK = Kelompok Kontrol

B. Lokasi, Populasi dan Sampel Penelitian

Lokasi penelitian ini dilakukan di Madrsasah Aliyah Ummul Qura, terletak di Jln raya Pondok Cabe Pamulang kota Tangerang Selatan.

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan yang berjumlah 105 orang, tahun pelajaran 2012/2013. Adapun hal-hal yang menjadi pertimbangan dalam pemilihan populasi adalah sebagai berikut:

1. Siswa berada dalam rentang usia remaja, yaitu antara 15-16 tahun berada pada periode transisi perkembangan antara masa kanak-kanak dengan masa dewasa, yang melibatkan perubahan-perubahan biologis, kognitif, dan sosio-emosional.

KE O1 X O2

(3)

2. Siswa termasuk kategori “remaja” yang memiliki kecenderungan untuk mencari identitas diri.

3. Berdasarkan ciri utama metode penelitian quasi experiment yang tidak menggunakan sampel random (random assigment), melainkan melakukan pengelompokkan subjek penelitian berdasarkan kelompok yang sudah ada, maka penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik non-probability sampling dengan metode purposive sampling, yaitu pemilihan sekelompok subjek dengan pertimbangan tertentu yang didasarkan pada ciri-ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Sutrisno Hadi, 2006:91).

Sampel penelitian adalah sumber data untuk menjawab masalah penelitian. Penentuan sampel ini disesuaikan dengan keberadaan masalah dan jenis data yang ingin dikumpulkan. Sampel yang dijadikan dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013 yang teridentifikasi memiliki kecerdasan interpesonal yang rendah. Adapun langkah-langkah dalam menentukan sampel dalam penelitian ini, yaitu: (1) memberikan pretest kepada seluruh siswa kelas X yang bertujuan untuk mengetahui siswa manakah yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah. Instrumen penelitian diberikan setelah di judgement oleh pakar; (2) dari jumlah siswa yang memiliki kecerdasan interpersonal rendah dibagi menjadi dua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

(4)

C. Alur Penelitian

Tujuan akhir penelitian adalah menghasilkan pendekatan konseling islami yang efektif untuk meningkatkan kecerdasa interpersonal siswa. Dilakukan sejumlah langkah-langkah penelitian sebagaimana digambakan dalam bagan 3.1 alur penelitian sebagai berikut.

(5)

Bagan 3.1

Alur Penelitian Pendekatan Konseling Islami untuk Meningkatkan Kecerdasan Interpersonal Siswa

Penyusunan Instrumen Kecerdasan Interpersonal

Penyusunan Pendekatan Konseling Islami Perumusan Masalah

Studi Literatur: Kecerdasan Interpersonal dan Pendekatan Konseling Islami

Studi Pendahuluan

Pemilihan subjek penelitian

Analisis Profil Kecerdasan Interpersonal

Validasi, Uji Coba, Revisi

Hasil revisi Revisi Judgement

Kelompok Eksperimen

Kelompok Kontrol Pretest

(Pretest) Tidak diberikan Pendekatan Konseeling Islami (Posttest) Diberi Pendekatan Konseeling Islami Pengolahan dan Analisis data Pembahasan Kesimpulan

(6)

D. Definisi Operasional Variabel

Penelitian ini memuat dua variabel, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel bebas dalam penelitian ini adalah Pendekatan Konseling Islami, sedangkan variabel terikatnya adalah Kecerdasan Interpersonal. Untuk menghindari kesalah-pahaman dalam memahami masalah penelitian, maka istilah-istilah dalam penelitian ini dijelaskan secara operasional dalam uraian berikut: 1. Pendekatan Konseling Islami

Pendekatan konseling islami adalah cara pandang yang digunakan konselor sebagai pedoman dalam proses melakukan layanan kegiatan konseling kepada klien/konseli untuk menumbuh kembangkan kemampuannya, memahami dan menyelesaikan masalah serta membangun kesadarannya untuk menempatkan Allah sebagai konselor yang Maha Agung, dan sekaligus mengarahkan konseli untuk melakukan self counseling bagi dirinya dan orang lain.

Pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa merupakan upaya merekontruksi serta aktualisasi kembali konsep diri agar dapat mencapai an-nafs al-mutmainnah (jiwa tentram) tersebut ( Lubis:2007).

Adapun pendekatan konseling islami yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah suatu pendekatan yang dilakukan peneliti melalui: Teknik Spiritualism method. Dalam teknik ini, klien/konseli diarahkan untuk mencari ketenangan hati dengan mendekatkan diri kepada Allah sebaga sumber ketenangan hati, sumber kekuatan dan penyelesaian masalah, sumber penyembuhan penyakit mental.

Dalam teknik ini, langkah awal konselor menyadarkan klien/konseli agar dapat menerima masalah yang dihadapinya dengan perasaan lapang dada, bukan dengan perasaan benci dan putus asa, masalah tersebut adalah wujud dari cobaan

(7)

dan ujian dari Allah yang hikmahnya untuk menguji dan mempertaruhkan keteguhan imannya, bukan sebagai wujud kebencian Allah kepadanya. Selanjutnya, konselor menegakan prinsip tauhid dengan meyakinkan klien/konseli bahwa Allah adalah satu-satunya tempat mengembalikan masalah, tempat ia berpasrah, tempat ia memohon pertolongan untuk menyelesaiakan masalah. Dengan sifat Maha Kuasa Allah, bagi Nya permasalahan itu bukanlah hal yang berat untuk diselesaikan.

Teknik Client-Centered Method (non directive approach), dalam teknik ini konselor berupaya mendorong klien/konseli untuk berusaha sendiri memahami masalahnya, menemukan kesadaran baru, dan memilih alternative penyelesaian masalah. Dalam hal ini, konselor harus berperan sebagai orang yang membantu menyediakan kondisi-kondisi terbaik dengan memberikan kemudahan bagi klien/konseli untuk mengembangkan perilakunya secara lebih produktif.

Dari penjelasan di atas, kegiatan berlangsung selama enam sesi intervensi berdasarkan pendekatan konseling islami sebagai layanan fasilitasi konselor kepada siswa melalui proses berkesinambungan yang berisi tahapan aktivitas untuk memodifikasi kepribadian siswa dengan cara bertanya, menganalisis, mengambil keputusan dan memutuskan kembali dalam rangka membantu meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

2. Kecerdasan Interpersonal

Berdasarkan landasan teori yang telah dikemukakan pada bab dua, dapat disimpulkan bahwa Kecerdasan Interpersoanal yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan diri individu dalam memahami dirinya sendiri dn lingkungannya, serta dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dinamis

(8)

dan konstruktif berdasarkan norma norma kehidupan yang mencakup aspek kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, ketegasan diri, menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, Harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain, perlindungan diri dalam situasi antar pribadi.

Adapun penjelasan dari masing-masing aspek kecerdasan interpersonal siswa dan indikatornya dikemukakan dalam batasan sebagai berikut. Aspek Kepekaan Terhadap Diri Sendiri mempunyai makna berbicara dan mendengarkan, yaitu menyadari pikiran dan perasaan dan menggunakannya sebagai data dalam memberi respon. Menjadi peka terhadap orang lain mempunyai makna memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal, seperti: siswa mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri, mampu menyesuaikan dengan keadaan orang lain, mampu berkomunikasi dengan lisan dan tulisan, mampu merasakan apa yang orang lain rasakan, mampu bersikap tidak egois.

Aspek Ketegasan diri berarti berkomunikasi dengan cara-cara jujur secara konstruktif yang di tandai dengan berkata jujur, berbicara sesuai dengan keadaan yang dihadapi, teguh pendirian, bertanggung jawab, berperilaku sesuai dengan norma, menghindari sikap pura-pura. Aspek menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain mempunyai makna sebagai suatu kondisi psikolog, yang bersifat transparan, yaitu membiarkan diri sendiri dilihat orang lain dalam keadaan tertentu yang di tandai dengan: Memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki, Puas dengan apa yang sudah dicapai, Menerima orang lain secara terbuka, Mampu menyesuaikan diri di tempat yang baru.

(9)

Aspek menjadi diri yang bebas adalah membiarkan orang lain berada dalam suasana nyaman dengan dirinya dan membiarkan orang lain menentukan kebutuhannya dengan cara dan tempat yang mereka pilih seperti: Memberikan kebebasan kepada orang lain, berfikir positif terhadap orang lain, bersikap ramah, berbagi rasa dengan orang lain, belajar menjadi pendengar, merespon pembicaraan orang lain, bersikap tegas, berbagi cerita kepada orang lain. Aspek harapan yang realistis terhadap diri sendiri dan orang lain adalah sebagai suatu keadaan diri sendiri atau orang lain yang sesuai dengan keadaan sebenarnya yang ditunjukkan dengan indikator: mengenal keadaan diri sendiri dan orang lain secara tepat sesuai keadaannya. Aspek Perlindungan diri dalam situasi antar pribadi berarti mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan dengan orang lain, mampu bertindak dengan cara yang tepat, sehingga tidak membuat dirinya merasa terancam dengan indikator tegar dalam menghadapi persoalan dan pantang menyerah.

E. Pengembangan Instrumen Penelitian

Berdasarkan jenis data yang diperlukan dalam penelitian ini maka dikembangkan alat pengumpul data seperti: skala kecerdasan interpersonal, digunakan untuk memperoleh gambaran tentang kecerdasan interpersonal siswa sebelum dan sesudah mengikuti proses konseling melalui Pendekatan konseling islami.

1. Pengembangan kisi-kisi Instrumen

Instrumen kecerdasan interpersonal siswa dikembangkan dari definisi operasional variabel. Instrumen ini berisi pernyataan-pernyataan tentang kecerdasan interpersonal merujuk pada aspek peka terhadap orang lain, asertif,

(10)

menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain, menjadi diri yang bebas, mempunyai harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain serta perlindungan diri dalam situasi antar pribadi, berdasarkan konsep yang dikembangkan oleh Cavanagh (1982). Angket menggunakan format rating scale (skala penilaian) model Guttman untuk mendapatkan jawaban yang tegas terhadap suatu permasalahan yang ditanyakan. Berikut disajikan dalam tabel kisi-kisi instrument.

Tabel 3.1

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian Kecerdasan Interpersonal

ASPEK INDIKATOR - ITEM +

1. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain

a. Mampu menyesuaikan dengan keadaan diri sendiri

- 1,2 2

b. Mampu menyesuaikan dengan keadaan orang lain

- 3,4 2

c. Mampu berkomunikasi dengan lisan - 5,7 2

d. Mampu berkomunikasi dengan tulisan - 6 1

e. Mampu merasakan apa yang orang lain rasakan

- 8,9,10 3

f. Mampu bersikap tidak egois 11 12 2

2. Ketegasan diri a. Berkata jujur - 13,14 2

b. Berbicara sesuai dengan keadaan yang dihadapi - 15,16, 17 3 c. Teguh pendirian - 18,19, 22 3 d. Bertanggung jawab 20,21 2

e. Berperilaku sesuai dengan norma - 23,24, 25, 26

4

f. Menghindari sikap pura-pura - 27 1

3. Menjadi nyaman dengan diri sendiri dan orang lain

a. Memahami kelebihan dan kelemahan yang dimiliki

29 32

31 3

b. Puas dengan apa yang sudah dicapai - 28,30 2

c. Menerima orang lain secara terbuka - 33,34, 2

d. Mampu menyesuaikan diri di tempat yang baru

- 35 1

4. Menjadi diri yang bebas

a. Memberikan kebebasan kepada orang lain

- 36,38 2

(11)

c. Bersikap ramah - 39,40 2

d. Berbagi rasa dengan orang lain - 41,42 2

e. Belajar menjadi pendengar - 43 1

f. Merespon pembicaraan orang lain - 44,45 2

g. Bersikap tegas - 46,47 2

h. Berbagi cerita kepada orang l - 48,49 2

5. Harapan yang realistik terhadap diri sendiri dan orang lain

a. Mengenal keadaan diri sendiri secara tepat sesuai keadaannya

- 52,53, 54 55,56

5

b. Mengenal keadaan orang lain secara tepat sesuai dengan keadaan

50, 51 - 2 6. Perlindungan diri dalam situasi interpersonal

a. Tegar dalam menghadapi persoalan 58 57,59 3

b. Pantang menyerah - 60 1

Jumlah total 6 54 60

2. Pedoman Skoring

Instrumen disusun berdasarkan kisi-kisi yang telah dibuat sehingga menghasilkan item-item pernyataan dan kemungkinan jawabannya. Instrumen digunakan untuk mengukur kecerdasan interpersonal rendah siswa. Item pernyataan kecerdasan interpersonal siswa menggunakan bentuk skala likert, dengan pilihan sangat sesuai (SS) Sesuai (S) Kurang Sesuai (KS) Tidak Sesuai (TS) dan Sangat Tidak Sesuai (STS) Adapun kriteria penskoran untuk mendapat skor angket Kecerdasan Interpersonal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut ini:

Tabel 3.2

Ketentuan Pemberian Skor Angket Kecerdasan Interpersonal Siswa

Pernyataan Skor

SS S KS TS STS

Positif 5 4 3 2 1

(12)

3. Penimbangan Instrumen (Expert Judgment) dan Uji Keterbacaan Instrumen

Penimbangan instrumen dilakukan untuk memperoleh item-item yang valid yang dapat mengukur permasalahan kecerdasan interpersonal siswa. Instrumen penelitian ditimbang oleh tiga orang pakar untuk dikaji dan ditelaah dari segi isi, redaksi kalimat, serta kesesuaian item dengan aspek-aspek yang akan diungkap (apakah item layak digunakan untuk mengungkapkan atribut yang dikehendaki oleh peneliti sebagai perancang instrumen).

Instrumen yang telah memperoleh penilaian dari ketiga pakar kemudian direvisi sesuai dengan saran dan masukan dari para penimbang tersebut. Setelah itu instrumen yang telah direvisi, kemudian dilakukan uji keterbacaan oleh tujuh responden untuk mengetahui apakah setiap item dapat dan mudah dipahami oleh responden.

Ketiga penimbang tersebut adalah Drs. KH Syarif Rahmat, SQ, MA yang merupakan pakar dalam bimbingan dan konseling Islami, serta Dr. Ir. Nurbaiti yang merupakan pakar dalam testing psikologis dan statistik.

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Uji validitas instrumen dilakukan secara kuantitatif dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007 dan software SPSS version 17.0 for Windows. Hasil uji validitas dapat dilihat pada lampiran 2 (pengolahan data).

Untuk menguji konsistensi dan keterandalan hasil ukur dari instrumen ini, dilakukan uji reliabilitas dengan menggunakan koefisien reliabilitas Alpha Cronbach. Hasil uji reliabilitas pada instrumen kecerdasan interpersonal dengan

(13)

menggunakan software SPSS version 17.0 for Windows diperoleh koefisien Alpha Cronbach untuk kecerdasan interpersonal siswa sebesar α = 0, 872..

Titik tolak ukur koefisien reliabilitas digunakan pedoman koefisien korelasi dari Sugiyono (2010: 149) yang disajikan pada Tabel 3.4 berikut:

Tabel 3.3

Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi

Berdasarkan hasil koefisien Alpha Cronbach yang diperoleh (α = 0, 872) dan mengacu pada titik tolak ukur pada Tabel 3.6, maka dapat disimpulkan bahwa instrumen kecerdasan interpersonal siswa memiliki tingkat reliabilitas sangat tinggi.

F. Teknik Analisis Data

Data mengenai masalah kecerdasan interpersonal rendah siswa yang akan diintervensi melalui Pendekatan Konseling Islami akan dianalisis dengan cara kuantitatif. Teknik analisis data dalam hal ini dimulai dengan mengukur validitas instrumen yang melibatkan pakar dalam bidang bimbingan dan konseling, dan reliabilitas instrumen dengan melibatkan siswa.

Teknik analisis data yang digunakan adalah dengan menggunakan uji t atau t-test. Uji t ini adalah pengujian perbedaan rata-rata yang biasa dilakukan oleh peneliti yang bermaksud mengkaji efektivitas suatu perlakukan (treatment) dalam mengubah suatu perilaku dengan cara membandingkan antara keadaan sebelum dengan keadaan sesudah perlakuan itu diberikan (Furqon, 2009: 174).

Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 ─ 0,199 0,20 ─ 0, 399 0,40 ─ 0,599 0,60 ─ 0, 799 0,80 ─ 1, 000 Sangat rendah Rendah Sedang Tinggi Sangat tinggi

(14)

a. Teknik Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data yang peneliti lakukan adalah dengan menggunakan angket untuk melihat kondisi kecerdasan interpersonal siswa. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah hasil dari data yang mengukap tentang kecerdasan interpersonal siswa yang rendah. Proses pengambilan data dilakukan dengan memberikan instrumen atau angket kepada siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan tahun pelajaran 2012/2013.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan: 1) angketkecerdasan interpersonal, yaitu untuk melihat gambaran mengenai kecerdasan intepersonal siswa; dan 2) Kajian pustaka, yaitu dengan membaca dan menelaah, mempelajari dan mengutip pendapat dari berbagai buku sumber sebagai pendukung analisis dan interpretasi.

b. Kriteria gambaran umum kecerdasan interpersonal

Gambaran umum kecerdasan interpersonal siswa dibagi menjadi tiga kriteria, yaitu Kecerdasan interpersonal tinggi, sedang dan rendah, yang dapat dilihat pada tabel 3.4 dibawah ini.

Tabel 3.4

Kategorisasi Kecerdasan Interpersonal Siswa

Kriteria Rentang

Tinggi X > Min Ideal + 2.Interval

Sedang Min Ideal + Interval < X ≤ Min Ideal + 2.Interval Rendah X ≤ Min Ideal + Interval

Sumber: (Sudjana, 1996:47)

Berdasarkan perhitungan pada Tabel 3.4, maka kriteria kecerdasan interpersonal yang digunakan sebagai acuan dalam pengelompokan skor kecerdasan interpersonal siswa dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini:

(15)

Tabel 3.5

Kriteria Gambaran Umum kecerdasan interpersonal siswa

Kriteria Rentang Penjelasan

Tinggi X > 173 Siswa mampu berkomunikasi dengan baik dan menyesuaikan diri dengan orang lain, memiliki rasa empati, berprilaku baik serta mampu menghadapi kejadian apapun dalam hubungan interpersonal

Sedang 110 < X ≤ 173 Siswa mampu mengidentifikasi dirinya, tetapi ketika siswa melakukan komunikasi dalam kegiatan sehari-hari dipengaruhi oleh kondisi yang ada di lingkungan tempat tinggalnya.

Rendah X ≤ 110 Siswa tidak dapat berfikir positif dan tidak memiliki rasa empati terhadap orang lain dalam berbagai hal. Siswa belum dapat berkomunikasi secara baik dan tidak mampu memberi kenyamanan kepada orang lain dan lingkungannya.

c. Uji hipotesis

Dalam menjawab pertanyaan penelitian tentang Pendekatan Konseling Islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa dilakukan dengan teknik uji t independent (independent sample t-test) melalui analisis data kecerdasan interpersonal siswa sebelum dan sesudah mengikuti konseling melalui pendekatan konseling islami. Teknik uji t-test ini dilakukan dengan cara membandingkan data skor rata-rata kecerdasan interpersonal, antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol. Untuk menguji Pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa menggunakan uji t independent (independent sample t-test) dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:

(16)

(a) Hipotesis

H0 : µeksperimen = µkontrol

Tidak ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

H0 : µeksperimen < µkontrol

Ada perbedaan rata-rata kecerdasan interpersonal siswa antara kelompok eksperimen dengan kelompok kontrol.

(b) Dasar pengambilan keputusan

Pengambilan keputusan dilakukan dengan dua cara, yaitu membandingkan nilai t hitung dengan t tabel atau dengan membandingkan nilai probabilitas yang diperoleh dengan α = 0,05.

Jika pengambilan keputusan berdasarkan nilai t hitung, maka kriterianya adalah terima H0 jika (t1-1/2 α < t hitung < t1-1/2 α), dimana t1-1/2 α

didapat dari daftar tabel t dengan dk = (n1 + n2 – 1) dan peluang 1-1/2 α.

Untuk harga-harga t lainnya H0 ditolak.

Jika pengambilan keputusan berdasarkan angka probabilitas (nilai p), maka kriterianya adalah:

Jika nilai p < 0,05, maka H0 ditolak

Jika nilai p > 0,05, maka H0 diterima

G. Langkah-langkah Penelitian

Penelitian dilakukan melalui tiga tahap, yaitu: (1) tahap persiapan; (2) tahap pelaksanaan; dan (3) tahap pengolahan dan analisis data. Secara garis besar tahapan tersebut adalah sebagai berikut:

(17)

1. Tahap Persiapan

a. Studi literatur berupa buku-buku yang membahas tentang kecerdasan interpersonal dan pendekatan konseling islami.

b. Menentukan subjek penelitian.

c. Berdiskusi dengan guru bimbingan dan konseling di sekolah tempat penelitian untuk melaksanakan eksperimen dengan menggunakan pendektan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan Tahun Pelajaran 2012/2013.

d. Menyusun kisi-kisi dan instrumen penelitian berupa kuesioner kecerdasan interpersonal.

2. Tahap Pelaksanaan

a. Pelaksanaan tes awal (pretest) untuk mengetahui kecerdasan interpersonal siswa kelas X Madrasah Aliyah Ummul Qura kota Tangerang Selatan sebelum dilaksanakan perlakuan.

b. Pelaksanaan teknik pendekatan konseling islami untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal siswa.

1) Menetapkan jadwal pelaksanaan treatmen yang sesuai dengan hasil kesepakatan dengan siswa yang menjadi sampel penelitian pada kelompok eksperimen dan pertimbangan pihak sekolah.

2) Mengkondisikan kelompok yang sudah ditetapkan sebagai kelompok eksperimen, sehingga siswa mengetahui dengan baik kegiatan konseling yang akan diikuti.

(18)

3) Melaksanakan teknik pendekatan konseling islami kepada kelompok eksperimen yang dirancang 8 kali perlakuan/treatmen.

c. Observasi terhadap pelaksanaan pendekatan konseling islami pada kelompok eksperimen untuk mengetahui keefektifan layanan dalam meningkatkan kecerdasan interpersonal Siswa Kelas x Madrasah Aliyah Ummul Qura Kota Tangerang Selatan.

d. Pelaksanaan tes akhir (posttest) untuk mengetahui efektivitas pendekatan konseling islami pada kelompok eksperimen dan perlakuan konvensional pada kelompok kontrol.

3. Tahap Pengolahan Data dan Analisis Data

a. Mengolah skor tes awal (pretest) dan tes akhir (posttest) self esteem siswa. b. Melakukan uji persyaratan statistik (keefektifan) tes awal (pretest) dan tes

akhir (posttest) pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol, melakukan analisis data dengan menggunakan uji t-test untuk mengetahui tingkat efektivitas sebelum dan sesudah perlakuan/treatmen.

c. Menyajikan dan membahas hasil penelitian. d. Menarik kesimpulan

Referensi

Dokumen terkait

Jika anda mengalami perdarahan sangat banyak setelah melakukan aborsi, dan anda sudah mencoba langkah-langkah di atas, anda juga dapat mencoba sendiri mengeluarkan sisa

Suatu hasil kerja seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan oleh organisasi, dengan indikator yaitu (Fadel, 2009) :.. a)

Lembar observasi pada aktivitas guru dalam penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kegiatan atau aktivitas yang dilakukan oleh guru selama proses

Data yang ingin diperoleh oleh peneliti adalah pelaksanaan penguatan pendidikan karakter melalui budaya sekolah, penanaman nilai karakter peserta didik yang nampak dalam

Masukan sel rata kanan : Jika data lebih panjang dari panjang sel maka lebihnya akan mengisi sel disebelah kirinya yang kosong, jika sel sebelah kiri terisi maka data akan

menghasilkan nada yang lebih rendah sedangkan alu terpendek menghasilkan nada paling tinggi. Adapun nada yang terdapat pada Alo’ Galing di Desa Sebayan dusun

orientasi keberagamaan ekstrinsik sebesar 11,70 dengan SD 1,88 sementara perilaku menyontek memiliki rerata empirik sebesar 75,22 dengan SD 15,44, dapat diketahui

Masalah yang diangkat dalam penelitian ini adalah: Bagaimana bentuk nyanyian rakyat dalam seni sastra Senjang di Kabupaten Musi Banyuasin Sumatera Selatan.. Tujuan penelitian