• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, katakata,"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Model Penelitian

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kualitatif yaitu penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa tulisan atau ucapan, kata-kata, dan perilaku yang dapat diamati oleh peneliti. Data yang terkumpul berbentuk kata-kata atau gambar yang meliputi transkrip wawancara, catatan lapangan, foto, rekaman audio, dokumen pribadi, memo dan catatan atau dokumen lainnya yang mendukung penelitian. Dalam usaha memperoleh pemahaman, maka peneliti tidak mereduksi narasi dan data lain menjadi lambang angka dan berusaha menganalisis data yang ada dengan segala kekayaan maknanya sedekat mungkin dengan kenyataan.

Namun demikian bukan berarti bahwa penelitian ini mendeskripsikan keadaan atau fenomena sekedar laporan kejadian tanpa suatu intepretasi ilmiah. Penelitian ini, seperti yang diungkapkan oleh Frankel (1998:379-402), Bogdan and Biklen (1982:27-29), dalam Satori (2009: 27-32) memiliki karakteristik, yang secara ringkas antara lain :

1. Penelitian kualitatif memiliki latar (setting) alamiah (natural) dengan sumber data langsung dari informannya, dan instrumen penelitiannya adalah peneliti sendiri. Pengumpulan data dengan penyebaran angket akan menjurus pada reduksi data pada angka-angka dan statistik. Sementara data tidak dapat dipisahkan dari realitas sosial dan konteks pada saat

(2)

dilaksanakan pada suasana yang alami, berjalan apa adanya sehingga bisa ditangkap konteks dan bahkan gestures secara langsung dari para sumber informasi. Dan dengan demikian pula maka, peneliti bertindak sebagai alat atau instrumen dalam hal memaknai segala sesuatu yang ditampilkan dan diucapkan oleh informan.

2. Penelitian bersifat deskriptif, yang berarti narasi yang dihasilkan menggambarkan apa, mengapa dan bagaimana suatu fenomena itu terjadi. 3. Penelitian ini menjadikan fokus penelitian sebagai batas dari pembahasan.

Fokus penelitian kemudian dipecah lagi menjadi unit analisis, kategori, dan sub kategori yang dapat dijadikan patokan peneliti dalam mencari, menggali dan menganalisis data.

4. Desain awal penelitian ini bersifat tentatif dan verifikatif artinya desain bisa berubah sesuai dengan temuan data di lapangan.

5. Penelitian kualitatif ini menggunakan kriteria khusus untuk ukuran keabsahan data.

B. Pengumpulan Data Penelitian 1. Teknik Penentuan Informan

Untuk mendapatkan data, peneliti membutuhkan data dari informan, yang menurut Koentjaraningrat (1991 : 130) adalah orang yang diwawancarai untuk mendapatkan keterangan tentang suatu hal yang dia kuasai atau ketahui sepenuhnya. Oleh karena itu, untuk memilih informan yang baik, peneliti mendasarkan pada kriteria yang dikemukakan Spradley (1997 : 61 – 70) yaitu:

(3)

 Enkultusari penuh

Arti sebenarnya adalah informan adalah orang yang tahu benar tentang budaya setempat. Dalam konteks penelitian ini adalah orang yang mengetahui secara mendalam tentang kepecintaalaman  Keterlibatan langsung

Maksudnya adalah informan dalam penelitian merupakan orang yang tinggal atau berada di lokasi penelitian dan masih menjalankan tradisi atau budaya setempat.

 Waktu yang cukup

Dalam memilih calon informan maka harus pula mempertimbankan bahwa informan memiliki waktu yang cukup untuk wawancara.

2. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif usaha yang dilakukan peneliti adalah untuk mendapatkan gambaran yang holistik tentang suatu fakta atau fenomena. Dalam rangka mendapatkan gambaran yang menyeluruh itu peneliti akan mengumpulkan data dengan proses sbb :

1. Wawancara

Wawancara bertujuan mengumpulkan keterangan tentang kehidupan manusia dalam masyarakat serta pendirian-pendirian mereka. Wawancara adalah kegiatan bertanya pada “obyek penelitan” tentang suatu pokok permasalahan yang sangat dia pahami yang juga menjadi tema dari penelitian. Agar wawancara bisa menghasilkan data yang sesuai dengan tema penelitian dan agar wawancara tidak berlangsung tanpa arah yang jelas, dalam penelitian kualitatif digunakan alat bantu yaitu pedoman wawancara. Di dalam pedoman wawancara berisi daftar pertanyaan yang detail untuk menggali lebih luas dan mendalam tentang suatu hal yang sesuai dengan apa yang dinyatakan dalam tema penelitian. Namun demikian pedoman wawancara bukanlah sebuah harga mati yang selalu digunakan selama

(4)

berubah disesuaikan dengan kebutuhan data, karakteristik informan, dan kenyataan di lapangan lainnya yang tidak menentu dan tidak diketahui peneliti sebelumnya.

Teknik bertanya dalam wawancara ini adalah teknik wawancara tak berencana (unstandardized interview) dengan mendasarkan diri pada metode wawancara yang berstruktur (structured interview). Maksudnya adalah wawancara yang diberikan pada informan tidak dilakukan sesuai benar dengan daftar pertanyaan dengan urutan dan susunan kata-kata yang tetap. Daftar pertanyaan itu dikembangkan lebih lanjut oleh peneliti dengan bahasa sendiri yang tidak kaku, bisa diterima dengan baik oleh informan sedemikian rupa sehingga sang informan tidak merasa kalau sedang diwawancarai.

Sebelum seorang peneliti melakukan wawancara, maka ada beberapa hal mengenai persipan sebelum wawancara yakni :

i) Seleksi orang yang akan diwawancarai

ii) Pendekatan terhadap orang yang akan diwawancarai

iii) Pengembangan suasana lancar dan wajar dalam wawancara.

Dalam hal orang yang akan dipilih untuk diwawancarai, ada dua istilah penting yaitu informan dan responden. Informan adalah orang yang mempunyai pengertian dan pemahamam yang mendalam tentang suatu hal yang juga menjadi pokok penelitian kita. Dari seorang informan kita akan dapatkan keterangan dan data dari individu-individu tertentu untuk keperluan informasi. Informan secara umum digunakan pada penelitian kualitatif murni dan secara khusus digunakan pada penelitian Antropologis. Cara memilih dan menentukan informan dalam

(5)

suatu penelitian adalah memilih orang yang mempunyai keahlian tentang pokok wawancara. Sedangkan responden secara sederhana adalah orang yang kita tanya tentang respon yang bersangkutan terhadap suatu pertanyaan atau masalah yang kita sodorkan. Dari seorang responden kita akan dapatkan keterangan tentang diri pribadi, pendirian atau pandangan, biasanya untuk kepentingan komparatif atau bahwa keterangan yang didapat nantinya mempunyi implikasi pada skoring. Cara pemilihan dan penentuan responden ini berdasarkan pada asas keterwakilan atau reperesentatifitas.

2. Observasi dan pengamatan

Observasi atau pengamatan menurut Moleong (1989 : 137-138) mampu mengoptimalkan kemampuan peneliti dari segi motif, kepercayaan, perhatian, perilaku tak sadar, kebiasaan, dsb. Pengamatan juga memungkinkan peneliti untuk melihat “dunia” sebagaimana yang dilihat oleh subyek penelitian, menangkap arti fenomena dari segi pengertian subyek, dan menangkap kehidupan budaya setempat dari pandangan dan anutan para subyek pada waktu itu. Dalam pelaksanaan observasi, sudah tentu alat utama peneliti adalah indra visual beserta pedoman observasi yang disesuaikan dengan tema penelitian, dan juga didukung oleh kemampuan intrepretasi peneliti terhadap hasil “tangkapan” di lapangan. Kemudian dalam rangka pembuktian secara otentik dan pertanggungjawaban ilmiah dalam pelaporan hasil penelitian digunakan pula alat bantu dokumentasi seperti kamera dan alat perekam suara.

(6)

3. Telaah Dokumen

Telaah dokumen yang dimaksud adalah penggunaan data berupa tulisan dan catatan resmi, arsip-arsip, statistik, dan tabel yang telah ada dan dikumpulkan oleh pihak lain pada saat penelitan berlangsung. Sumber data ini tersedia dan diperoleh dari dokumentasi baik dari pihak sekolah maupun dinas pendidikan setempat. Sumber data yang dimaksud dalam penelitian ini terutama berkaitan dengan data mutu sekolah dan data tentang tenaga dan aktifitas kepengawasan di lingkungan dinas pendidikan setempat.

C. Teknik Analisis Data dan Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Analisis data adalah upaya untuk mencari benang merah atau kaitan antara masalah penelitian dengan dasar teoritis. Dalam hal ini analisis data dilakukan secara berkelanjutan sepanjang proses penelitian, dimulai semenjak pengumpulan data dan dikerjakan secara intensif sesudah meninggalkan “lapangan” atau data telah tercukupi.

Analisis data, menurut Paton (dalam Moleong:1989 :112) adalah proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya ke dalam suatu pola, kategori, dan suatu uraian dasar. Hal ini penting mengingat selama proses pengumpulan data, peneliti mengalami “kebanjiran” data yang berupa dokumen, catatan lapangan, hasil wawancara, dan juga rekaman audio. Pengorganisasian dan pengelolaan data ini bertujuan menemukan “tema” dari fokus penelitian ini.

Dalam pelaksanaannya, analisis data, pertama, dimulai dengan menelaah seluruh data yang telah terkumpul. Setelah dibaca, dipelajari, dan ditelaah, maka langkah selanjutnya, yaitu yang kedua, adalah mengadakan reduksi data. Reduksi

(7)

data mengacau pada kegiatan seperti pemilihan, pemilahan, permfokusan, penyederhanaan, abstraksi, dan pentransformasian data mentah sehingga kemudian data yang disarikan memang sesuai dengan “jalur” yang dibatasi oleh fokus penelitian. Selain itu, data kualitatif direduksi dengan beberapa cara khusus antara lain dengan merangkum dan melakukan parafrase dan menjadikannya bagian dari suatu pola yang lebih besar. Langkah ketiga, adalah melakukan display data atau membuat suatu model bagi penarikan kesimpulan. Langkah keempat, adalah melakukan verifikasi kesimpulan dari semua kegiatan pengolahan data kualitatif seperti tersebut diatas (Emzir:2010 , Idrus:2009, Moleong: 1989)

Menurut Satori (2009:126) suatu penelitian harus mengandung nilai terpercaya dan peneliti harus dapat mempertanggungjawabkan kebenaran hasil penelitiannya secara ilmiah kepada khalayak. Oleh karena itu dalam penelitian ini digunakan beberapa cara dalam mempertanggungjawabkan keabsahan data yakni :

1. Perpanjangan keikutsertaan, yaitu rentang waktu yang cukup ketika terjun ke lapangan atau lokasi penelitian. Waktu yang cukup terutama berguna untuk mendeteksi dan memperhitungkan distorsi yang kemungkinan dapat mengotori data atau bahkan mengaburkan dan membelokkan data dan fakta yang ada di lapangan. Selain itu, rentang waktu yang cukup bertujuan untuk membangun kepercayaan para informan terhadap peneliti dan membangun kepercayaan diri peneliti sendiri.

2. Ketekunan pengamatan, yaitu menemukan segala sesuatu baik itu ciri-ciri, unsur-unsur, kondisi, dan informasi yang relavan dengan fokus penelitian kemudian memfokuskan diri pada hal-hal itu secara lebih detail. Jadi

(8)

dengan demikian, apabila perpanjangan keikutsertaan menyediakan “wilayah” atau “arena” maka ketekunan pengamatan menyediakan “kedalaman” dari wilayah yang dieksplorasi.

3. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan kebasahan data yang secara umum memakai prinsip check and recheck. Ada beberapa macam triangulasi dalam literatur penelitian kualitatif dan yang yang digunakan dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber dan triangulasi teknik. Triangulasi sumber atau triangulasi subyek adalah cara meningkatkan kepercayaan data penelitian dengan mencari data dari beragam sumber yang masih terkait satu sama lain atau setidaknya sumber tersebut mempunyai pengetahuan di bidang yang menjadi fokus penelitian. Sedangkan triangulasi teknik adalah pengecekan derajat kepercayaan penemuan data penelitian dengan beberapa teknik pengumpulan data misalnya membandingkan hasil wawancara dengan hasil observasi. Cara lain yang ditempuh misalnya membandingkan hasil wawancara di hadapan orang lain atau di tempat publik dengan wawancara secara individual dan suasana informal ( Satori:2009, Idrus:2009, Moleong: 1989)

Referensi

Dokumen terkait

Dapat disimpulakan bahwa konsep time value of money itu adalah suatu konsep yang menyatakan bahwa nilai uang sekarang akan lebih berharga dari pada nilai uang masa

Penelitian dilakukan dengan pengukuran suhu ruangan dan suhu jamu , untuk mengetahui kualitas pengeringan dan laju pengeringan pada produk jamu , dan mencoba

Dari hasil analisa penelitian di atas disimpulkan bahwa kondisi lalu lintas wilayah hinterland saat ini sampai lima tahun mendatang masih layak. Terkait dengan peraturan lalu

Puji syukur kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, Karena atas berkat rahmat-Nya, Skripsi yang berjudul “Pengaruh Loan To Asset Ratio (LAR), Debt Equity Ratio

Jadi dalam menghitung peluang suatu kejadian, faktor-faktor yang harus diketahui adalah eksperimen, outcome dari eksperimen, ruang sampel dan ukurannya N, kejadian se- bagai bagian

Usulan penelitian merupakan kegiatan penelitian masing-masing Dosen di lingkungan Fakultas Pertanian UGM bersama dengan mahasiswa yang menjadi bimbingan skripsi dosen tsb3. Dosen

Wakil Rektor Bidang Akademik memastikan bahwa pengelolaan pembelajaran yang diselenggarakan oleh program studi harus sesuai dengan standard kompetensi lulusan, standar

Adapun judul tesis adalah “ Perbedaan Pengaruh Pemberian Infus HES dengan Berat Molekul 40 kD dan 200 kD Terhadap Plasma Prothrombin Time dan Partial Thromboplastin Time : Kajian