• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh pada perusahaan-perusahaan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh pada perusahaan-perusahaan"

Copied!
21
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Keadaan ekonomi suatu negara berpengaruh pada perusahaan-perusahaan yang ada di negara tersebut. Apalagi keadaan ekonomi global seperti sekarang ini mengharuskan perusahaan-perusahaan lebih peka terhadap persaingan dan perubahan pasar di Indonesia. Kinerja perusahaan yang baik dapat terlihat dari kesiapan manajemen perusahaan tersebut dalam menghadapi setiap perubahan dan mengantisipasi persaingan yang ada.

Laporan keuangan merupakan sebuah media informasi yang mencatat dan merangkum segala aktivitas perusahaan yang digunakan untuk melaporkan keadaan dan posisi perusahaan pada pihak yang berkepentingan, terutama pihak kreditur, investor, dan manajemen perusahaan itu sendiri. Untuk mengetahui semua informasi tersebut diperlukan analisis laporan keuangan. Informasi disajikan dengan benar dan berguna bagi perusahaan dalam mengambil keputusan dan mengetahui kinerja dari perusahaan.

Kondisi ekonomi yang selalu berubah-ubah dapat mempengaruhi kondisi perusahaan dengan melihat laba yang didapatkannya. Laba yang seharusnya meningkat, justru terjadi sebaliknya laba yang dihasilkan malah menurun. Salah satu cara perusahaan dalam memperoleh laba adalah dengan terus meningkatkan volume penjualan barang atau jasa, sesuai dengan jenis kegiatan perusahaannya. Untuk dapat terus melakukan penjualan, tentu saja dibutuhkan modal kerja yang                

(2)

mencukupi dan memenuhi kebutuhan operasional perusahaan. Modal kerja dibutuhkan oleh setiap perusahaan untuk membelanjai operasinya sehari-hari, misalnya : untuk memberikan persekot pembelian bahan mentah, membiayai upah gaji pegawai, dan lain-lain, dimana uang atau dana yang dikeluarkan tersebut diharapkan dapat kembali lagi masuk dalam perusahaan dalam waktu singkat melalui hasil penjualan produksinya (http://bankjudul.wordpress.com).

Untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya dapat dihitung melalui rasio likuiditas dengan menggunakan Current Ratio (CR) adalah salah satu rasio likuiditas yang mengukur berapa kali harta lancar dapat memenuhi hutang lancar. Melalui rasio ini, kita dapat mengetahui seberapa besar modal kerja yang dialokasikan perusahaan untuk operasi perusahaan.

Melihat dari hasil penelitian terdahulu menjelaskan bahwa struktur modal perusahaan harus dikembangkan dengan melihat faktor risiko yang dihadapi. Struktur modal harus konsisten dengan risiko bisnis yang merupakan tingkat operating leverage yang berkenaan dengan hubungan antara penjualan dan laba sebelum pajak. Semakin tinggi biaya tetap operasi, semakin tingi risiko. Pada tingkat risiko tinggi, sebaiknya struktur modal dipertahankan atau mengurangi penggunaan hutang yang lebih besar (debt to equity yang rendah).

Return On Equity (ROE) ini digunakan untuk mengukur kinerja manajemen dalam mengelola modal yang tersedia untuk menghasilkan laba setelah pajak. Semakin besar ROE, semakin besar pula tingkat keuntungan yang dicapai, sehingga kemungkinan suatu perusahaan dalam kondisi bermasalah                

(3)

semakin kecil. Pemilik perusahaan lebih tertarik pada seberapa besar kemampuan perusahaan memperoleh keuntungan terhadap modal yang ia tanamkan. Alasannya adalah rasio ini banyak diamati oleh para pemegang saham perusahaan serta para investor di pasar modal yang ingin membeli saham perusahaan yang bersangkutan. Kenaikan dalam rasio ini berarti terjadi kenaikan laba bersih dan perusahaan yang bersangkutan. Selanjutnya, kenaikan tersebut akan menyebabkan kenaikan harga saham perusahaan. (http://tutorialkuliah.blogspot.com)

Semakin tinggi tingkat profitabilitas semakin rendah tingkat likuiditasnya yang akan berdampak pada kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendeknya. Sedangkan dari sisis utangnya, jika perusahaan meningkatkan jumlah utang sebagai sumber dananya, maka dana tersebut harus dapat dikelola dengan baik dan digunakan untuk proyek investasi yang produktif. Hal tersebut dapat memberikan pengaruh yang positif dan berdampak terhadap peningkatan profitabilitas perusahaan.

Di pasar saham, perusahaan yang go publik dikelompokkan kedalam beberapa sektor industri. Dari pengelompokkan tersebut, sektor industri manufaktur merupakan industri yang menghasilkan barang dan jasa yang merupakan produk primer dan merupakan emiten terbesar dibidang industri. Kondisi ini yang menjadi sebab diadakannya penelitian dan alasan untuk mengetahui apakah penelitian ini konsisten dengan penelitian yang sebelumnya atau tidak. Penelitian ini dilakukan pada perusahaan yang terdaftar di BEI pada periode 2007-2010 dan termasuk kedalam industri manufaktur. Di bawah ini                

(4)

adalah data empiris mengenai variable-variabel yang digunakan dalam penelitian yaitu: CR, DER dan ROE dapat dilihat pada table 1.1 berikut:

Table 1.1

Rata-rata CR, DER dan ROE

Pada Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI Periode 2006-2010

Sumber: ICMD tahun 2007, 2008, 2009 dan annual report 2009

(www.idx.com)

Berdasarkan Tabel 1.1 diatas menunjukkan bahwa rata-rata CR mengalami perubahan yang tidak konsisten, terdapat penurunan dan kenaikkan. Pada tahun 2006 mengalami kenaikan sebesar 3.33%, sedangkan tahun 2007 dan 2008 mengalami penurunan dibandingkan tahuhn sebelumnya. Pada tahun 2007 mengalami penurunan sebesar 3.17%, penurunan pada tahun 2008 sebesar 2.95% dan pada tahun 2009 mengalami kenaikan kembali sebesar 3.88% dan pada tahun 2010 mengalami penurunan sebesar 3.68%. Apabila tingkat likuiditas (CR) pada tahun 2007 dan 2008 yang menurun semakin kecil angka rasio likuiditas maka akan semakin buruk citra perusahaan bagi investor. Tetapi pada tahun 2009 terjadi lagi kenaikan dari tingkat likuiditasnya berarti harga saham mulai naik dan investor kembali berinvestasi, walaupun kenaikkan yang ditunjukkan tidak terlalu besar, tetapi penurunan yang terjadi pada tahun 2010 akan membuat investor mempertimbangkan kembali untuk berinvestasi.

VARIABEL TAHUN 2006 2007 2008 2009 2010 CR (%) 3.33 3.17 2.95 3.88 3.68 DER (%) 0.71 0.66 0.71 0.57 0.06 ROE (%) 16.18 17.18 20.75 19.71 20.48                

(5)

Pada DER terdapat perubahan yang naik dan turun dimana pada tahun 2006 dan 2007 mengalami penurunan begitu juga pada tahun 2009 dan juga semakin menurun pada 2010. Penurunan pada tahun 2006 sebesar 0.71% dan penurunan semakin besar pada tahun 2007 yaitu 0.66% sedangkan pada tahun 2008 terjadi kenaikkan sebesar 0.715 pada tahun 2009 terjadi penurunan mencapai 0.57%. Terdapat juga kenaikkan pada tahun 2010 yaitu sebesar 0.06%. Ini berarti apabila DER semakin tinggi maka kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba semakin tinggi begitu juga sebaliknya.

Sedangkan pada rata-rata ROE menunjukkan trend yang naik turun dari tahun ke tahun walaupun dalam skala kecil. Pada tahun 2006 ROE sebesar 16.18% sedangkan kenaikkan terjadi dari tahun 2007-2008 yaitu kenaikkan pada tahun 2007 sebesar 17.18%, pada tahun 2008 sebesar 20.75% pada tahun 2009 terjadi penurunan sebesar 19.71% dan kembali mengalami kenaikkan pada tahun 2010 sebesar 20.48%. Ini menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba dengan memanfaatkan ekuitas yang dimiliki dan kinerja perusahaan meningkat dari tahun 2006 hingga tahun 2008.

ROE merupaka hal penting dan diperhatikan oleh banyak pihak investor ataupun kreditur untuk melihat keberhasilan dan menilai kinerja keuangan perusahaan tersebut. Variable keuangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah CR dan DER. Dari hasil penelitian terdahulu tidak terdapat konsistensi dari hasil penelitian tentang pengaruh CR dan DER sehingga dilakukannya penelitian ini sebagai lanjutan. Beberapa dari penelitian terdahulu adalah:

               

(6)

1. Hasil penelitian Debora Setiati Santosa (2009), CR tidak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap ROE. Sedangkan penelitian Aminatuzzahra (2010), CR menunjukkan secara parsial dan berpengaruh positif terhadap ROE.

2. Debt to Equity menurut Debora Setiati Sentosa (2009), DER tidak berpengaruh signifikan terhadap perubahan ROE. Sedangkan menurut Aminatuzzahra (2010), DER menunjukkan secara parsial dan berpengaruh signifikan positif terhadap ROE

Penjelasan di atas menunjukkan bahwa kemampuan perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI dalam menghasilkan laba dengan modal sendirinya menunjukkan tidak konsisten. Terjadinya fluktuasi yang berubah-ubah pada ROE , terdapat penurunan dari tahun 2008-2009 dan terjadi penurunan pada tahun 2006. Data empiris menunjukkan presentase kenaikan ROE lebih besar diabandingkan dengan penurunannya. Oleh karena itu perlu diteliti penyebab dari kenaikkan dan penurunan ROE tersebut. Dari penjelasan di atas penulis memberikan juudul pada laporan tugas akhirnya : PENGARUH CURRENT RASIO, DEBT TO EQUTY RATIO TERHADAP ROE (Studi Kasus Pada Perusahaan Manufaktur Go-Publik di BEI Periode 2007-2010).

1.2Identifikasi Masalah

Sesuai dengan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka penulis mengidentifikasi masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini sebagai berikut:

1. Bagaimana pengaruh variable Current Ratio (CR) terhadap ROE? 2. Bagaimana pengaruh variable Debt to Equity (DER) terhadap ROE?                

(7)

3. Bagaimana pengaruh variable CR, DER secara simultan terhadap ROE? 1.3Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.3.1 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh variable Current Ratio (CR) terhadap ROE 2. Untuk mengetahui pengaruh variable Debt to Equity (DER) terhadap ROE 3. Untuk mengetahui pengaruh variable CR, DER secara simultan terhadap

ROE

1.3.2 Manfaat Penelitian 1. Bagi Penulis

a. Memberikan pengetahuan kepada penulis tentang manajemen keuangan pada umumnya dan kinerja keuangan serta rasio rentabilitas pada khususnya.

b. Sebagai salah satu sarana untuk penulis dalam mengaplikasikan teori yang didapat pada perkuliahan dengan masalah yang terdapat pada perusahaan.

2. Bagi Pemakai Laporan Keuangan (pemegang saham atau investor) Laporan ini dapat dijadikan sebagai acuan dalam rangka menilai kinerja perusahaan melalui efisiensi dari modal sendiri dalam menghasilkan keuntungan, karena semakin besar ROE akan membuat investor dan kreditur tertarik untuk melakukan investasi.

3. Bagi Instansi Pendidikan

a. Referensi tambahan dalam proses kegiatan belajar mengajar                

(8)

b. Menciptakan kemampuan dalam menganalisis laporan keuangan sehingga dapat meningkatkan pengetahuan akademika khususnya dalam hal yang berkaitan dengan rasio keuangan

1.4Kerangka Pemikiran

Setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mendapatkan posisi yang baik dengan memperoleh laba yang maksimal. Untuk menghasilkan kinerja keuangan yang baik perusahaan harus sudah sangat matang dalam mempertimbangkan keputusan keuangan yang dijalankan.

Modal kerja merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi perusahaan. Modal kerja bersih merupakan selisih antara aktiva lancar dan kewajiban lancar. Oleh sebab itu kebijakan modal kerja mencakup dua hal yaitu jumlah aktiva lancar yang dikehendaki dan bagaimana aktiva lancar tersebut akan dibiayai (Handono Mardiyanto, 2009:100).

Pada penelitian ini digunakan Current Ratio karena menurut Weston dan Copeland (1992:265), rasio lancar merupakan ukuran yang paling umum digunakan untuk mengetahui kesanggupan memenuhi kewajiban jangka pendek, oleh karena rasio tersebut menunjukkan seberapa jauh tuntutan dari kreditor jangka pendek dipenuhi oleh harta yang diperkirakan menjadi uang tunai dalam periode yang sama dengan jatuh tempo utang. Sementara itu, jika kewajiban kepada pihak luar (eksternal) sudah dapat terpenuhi maka perusahaan dapat menggunakan modal kerja bersih dalam kegiatan operasionalnya guna menghasilkan laba atau keuntungan.

               

(9)

Menurut Handono Mardiyanto (2009:59), utang pada prinsipnya akan menguntungkan apabila perusahaan mampu memperoleh tingkat pengembalian investasi yang melebihi tingkat bunga yang harus dibayarkan. Salah satu rasio solvabilitas (leverage) yang digunakan dalam penelitian ini adalah Debt Equity Ratio (DER), yaitu rasio yang membandingkan total hutang dengan jumlah modal sendiri. Dengan melihat Debt Equity Ratio dapat dilihat berapa besar proporsi hutang yang digunakan oleh perusahaan dalam membiayai aktiva yang dimilikinya.

Rasio profitabilitas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Return On Equity (ROE) merupakan salah satu rasio yang digunakan unutuk mengukur kemampuan perusahaan secara menyeluruh dalam menghasilkan keuntungan dengan memanfaatkan semua aktiva yang ada pada perusahaan.

Pada penelitian ini penulis mengambil beberapa variable, yaitu variable dependen ROE dan variable independen yaitu CR dan DER. Berikut penyajian kerangka pemikiran yang dituangkan dalam model penelitian pada gambar 2.1:

Gambar 1.1

Model Kerangka Pemikiran

Pengaruh Current Ratio, Debt to Equity Ratio Terhadap ROE.

Current Ratio (liquidity)

Return on Equity Ratio (ROE)

Debt Equity Ratio (Lavergae)                

(10)

1.5 Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang relevan. Jadi, hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik (Ghazali, 2011).

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Jadi hipotesis merupakan asumsi dasar yang dibuat secara bebas tapi logis, yang merupakan jawaban sementara dari permasalahan penelitian (Arikanto,2002:64).

Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan kerangka pemikiran yang dikembangkan maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

1. Pengujian pengaruh variabel secara parsial

Hipotesis pertama : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Curren Ratio (CR) terhadap ROE

Hipotesis kedua : Terdapat pengaruh yang signifikan antara Debt Equity Ratio (DER) terhadap ROE 2. Pengujian pengaruh variabel secara simultan

Hipotesis ketiga : Secara bersama-sama Cerrent Ratio dan Debt Equity Ratio berpengaruh terhadap ROE                

(11)

1.6 Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian adalah suatu kegiatan yang menggunakan metode penilitian yang sistematik untuk memperoleh data yang melilputi pengumpulan data, pengolahan data dan analisis data. Dalam penyusunan penelitian ini, penulis menggunakan analisis data deskriptif dan verifikatif. Analisis data deskriptif adalah metode yang digunakan untuk membuat suatu karya tulis dengan mengumpulkan data-data dari hasil penelitian sesuai dengan kenyataan yang ada, membahas, serta menganalisis data untuk dibuat kesimpulan. Sedangkan, analisis data verifikatif digunakan dengan persamaan statistik yaitu metode analisis korelasi, regresi dan pengujian hipotesis statistik. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI, dengan 10 sampel perusahaan yang ambil dengan menggunakan purposive sampling pada periode penelitian 2007-2010.

1.6.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 1.6.1.1 Variabel Dependen

Dalam penelitian ini membahas tentang analisis Current Ratio, Total Asset Turnover, Debt to Equity Ratio, Net Profit Margin terhadap ROE (pada perusahaan manufaktur yang go public selama 2005 -2009). Adapun untuk mengukur tingkat kinerja keuangan perusahaan digunakan pengukuran tingkat keuntungan, yang diproksikan dengan rasio likuiditas, aktivitas, solvabilitas, profitabilitas yaitu ROE yang dalam penelitian ini merupakan variabel yang terkait oleh variabel lain.

               

(12)

1.6.1.2 Variabel Independen

Variable independent sebagai variable X dalam penelitian ini adalah current ratio dan debt to equity ratio.

1.6.1.3Return On Equity

Return on Equity menunjukkkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan memanfaatkan total equity yang dimilikinya. Satuan persen (%) dengan ukuran variabel yang digunakan adalah earning after tax dan total equity. Data ini di ICMD 2008, 2009 dan annual report 2009. Menurut Robert Ang (1997) rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

Return On Equity : 1.6.1.4 Current Ratio

Current Ratio adalah (Machfoedz, 1999) kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi atau dengan kata lain untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Rasio ini secara matematis dapat diformulasikan sebagai berikut: (Weston dan Copeland, 1995):

Current Ratio :

1.6.1.5Debt To Equity Ratio

Debt to Equity Ratio menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total hutang (total debt) berdasarkan total modal sendiri (total shareholder equity) menurut Robert, Ang, 1997. Satuannya adalah persen (%)                

(13)

dengan ukuran variabel yang digunakan adalah total hutang dan total modal sendiri. Pada setiap laporan keuangan didalam ICMD 2008 sudah mencatumkan DER, apabila nilai DER tidak dicantumkan maka variabel DER dihitung dengan membagi jumlah total hutang dengan total shareholder equity. Data ini diperoleh dari ICMD 2009 dan annual report 2009. Rasio ini dapat dirumuskan sebagai berikut, (Riyanto, 1998):

Debt to Equity Ratio :

Table 1.2 Definisi Operasional

No Variabel Definisi Skala Pengukuran Literatur

1 Current

Ratio

Perbandingan antara hutang lancar dengan total aktiva lancar Rasio Wastondan Copeland 91997) 2 Debt to Equity Ratio Perbandingan antara total hutang dengan total modal sendiri yang mencerminkan struktur modal perusahaan Rasio Riyanto (1998) 3 Reyurn on Equity Perbandingan antara earjing after tax dengan total equity Rasio Robert Ang (1997) Keterangan:

CA: Current Assets, CL: Current Liabilities, P: Penjualan, TA: Total Aktiva, TH: Total Hutang, JMS: Jumlah Modal Sendiri, LO: Laba Operasi, TE: Total Equity, EAT: Earning After Tax.

               

(14)

1.6.2 Data Penelitian 1.6.2.1Jenis Data

Jenis data yang digunakan oleh penulis dalam penelitian ini adalah: a. Data kuantitatif dianalisis dengan analisis keuangan

b. Data kualitatif dianalisis dengan teori litelatur yang menunjang isi dari bahasan

1.6.2.2Sumber Data

Sumber data yang digunakan adalah data sekunder yaitu data berupa laporan keuangan perusahaan sampel terdapat pada ICMD (Indonesia Capital Market Directory) pada tahun 2006, 2007, 2008,2009 dan 2010 serta annual report tahun 2009(www.idx.com)

yang telah dipublikasikan. 1.6.2.3 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulis dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan riset kepustakaan (Library Research) yang meliputi:

a. Quotasi, yaitu pengambilan data sesuai dengan hasilnya yang dikutip dari referensi atau litelature yang ada.

b. Phrase, yaitu mengambil intisari dari suatu pernyataan dengan menggunakan kata-kata sendiri.

c. Summary, yaitu merangkum dari suatu bab atau buku dengan menggunakan kata-kata sendiri.

               

(15)

1.6.3 Alat Analisis Data

1.6.3.1Pengujian Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik merupakan prasyarat analisis regresi berganda sebelum dilakukan pengujian hipotesis yang diajukan dalam penelitian perlu dilakukan pengujian asumsi klasik yang meliputi; uji normalitas dan uji autokorelasi

1.6.3.1.1 Uji Normalitas

Menurut imam Ghozali (2009) menyataan bahwa uji normalitis adalah untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel independen dan dependennya memilki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Pada prinsipnya normalitas data dapat diketahui dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu diagonal pada grafik atau histogram dari residualnya. Data normal dan tidak normal dapat diuraikan sebagai berikut (Ghozali, 2009);

1. Jika data menyebar di sekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogramnya, menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.

2. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafk histogramnya, tidak menunjukkan pola terdistribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

Menurut Imam Ghozali (2009) uji normalitas dengan grafik dapat menyesatkan apabila tidak hati-hati secara visual kelihatan normal, pada hal secara statistic bisa sebaliknya. Oleh sebab itu dianjurkan selain menggunakan uji                

(16)

grafik dilengkapi dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan dalam penelitian ini untuk menguji normalitas residual adalah uji statistik non-parametrik Kolmogrov-Smirov (K-S). uji K-S dilakukan dengan membuat hipotesis :

H0 : Data residual berdistribusi normal apabila nilai signifikan < 5% (0,05). HA : Data residual tidak berdistribusi normal apabila nilai signifikan > 5% (0,05).

1.6.3.1.2 Uji Autokorelasi

Uji autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengunaan pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka dinamakan ada problem autokorelasi. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya (Ghozali, 2009). Untuk menguji keberadaan autokorelasi dalam penelitian ini digunakan uji statistic Run Test. Run Test sebagai bagian dari statistik non-parametrik dapat pula digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual acak atau random. Run test digunakan untuk melihat apakah data residual terjadi secara random atau tidak (sistematis) (Ghazali, 2011)

H0 : tidak ada autokorelasi (r = 0)

HA : ada autokorelasi (r ≠ 0)                

(17)

1.6.3.1.3 Uji Heteroskedasitas

Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varian dari residual satu pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model regeresi yang baik adalah yang homoskedastisitas atau tidak terjadi heteroskedastisitas.

Menurut Gozhali (2009) cara menditeksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas adalah dengan melihat grafik Plot antara nilai prediksi variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID. Deteksi ada tidaknya heteroskedastisitasnya dapat dilakukan dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah yang telah diprediksi dan submbu X residual (Y prediksi-Y sesungguhnya) yang telah di standardized. Dasar analisis heteroskedasitas, sebagai berikut :

a. Jika ada pola tertentu, seperti titik yang membentuk pola yang teratur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heterodastisitas.

b. Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak heterokedastisitas.

1.6.3.2Analisis Regresi Linier Berganda

Untuk menguji pengaruh variabel-variabel independent (CR, DER) terhadap ROE, maka dalam penelitian ini digunakan analisis regeresi berganda dengan persamaan kuadarat terkecil (ordinary least square – OLS) dengan model dasar sebagai berikut:

               

(18)

= + . + . + Keterangan : Y1 = Return on Equity X1 = Current Ratio X2 = Debt to Ratio e = Variabel Residual 0 = Konstanta

1-2 = Koefisien regresi dari masing-masing variable independen

Untuk mengetahui apakah model regresi benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif, maka model tersebut harus memenuhi uji asumsi klasik regresi. Besarnya konstanta tercemin dalam dan besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel independen ditunjukkan dengan 1, 2. Analisis regresi dilakukan untuk mengetahui seberapa besar hubungan antara variabel independen dan dependennya

1.6.3.3Uji Hipotesis

Dalam uji asumsi klasik dapat dilakukan analisis hasil regresi atau uji hipotesis. Uji hipotesis yang digunakan meliputi; uji parsial (t-test), uji pengaruh simultan (F-test), uji koefisien determinasi (R²).

1.6.3.3.1 Uji Parsial (Uji – t)

Uji t digunakan untuk menguji pengaruh masing-masing variabel indepeden yang digunakan dalam penelitian ini terhadap variabel dependen secara parsial (Imam Ghozali, 2009). Uji t dilakukan untuk menguji hipotesis 1 sampai                

(19)

dengan hipotesis 5, langkah-langkah yang dilakukan sebagai berikut (Dajan, 1994):

1. Merumuskan hipotesis, artinya ada pengaruh yang signifikan dari variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial.

2. Menentukan tingkat signifikansi, taraf signifikansi adalah 95% atau 3. Membandingkan t hitung dan table t- table = t / 2 (n-k-1)

 (H1) ditolak apabila t hitung < t tabel  (H1) diterima apabila t hitung > t tabel 4. Berdasarkan probabilitas

 (H1) ditolak apabila P > 0,05  (H1)diterima apabila P < 0,05

5. Melihat pengaruh hubugan antara variabel indipenden dengan variabel dependen, apakah bertanda positif atau negatif.

1.6.3.3.2 Uji Signifikan Simultan (Uji F statistic)

Menurut Imam Ghozali (2009), uji pengaruh simultan digunakan untuk mempengaruhi apakah variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempegaruhi variabel dependen. Hipotesisnya dapat dirumuskan sebagai berikut:

1. H0 : 1, 2,= 0 (artinya bahwa tidak ada pengaruh signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).                

(20)

2. H0: tidak semua = 1 = 0 (artinya belum terdapat pengaruh yang signifikan secara bersama-sama dari seluruh variabel independen terhadap variabel dependen).

Untuk menguji hipotesis ini digunakan statistic dengan criteria pengambil keputusan sebagai berikut:

1. bBila nilai F lebih besar daripada 4 maka H0 dapat ditolak, pada derajat 5%. Dengan kata lain kita menerima hipotesis alternative yang menyatakan bahwa semua variabel independen dan signifikan mempengaruhi variabel dependen.

2. Membandingkan nilai F hasil perhitungan dengan nilai F menurut table. Bila nilai F hitung lebih besar daripada nilai F table, maka H0 ditolak dan menerima HA.

1.6.3.3.3 Koefisien Regresi

Koefisien determinasi R2 pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen atau dengan kata lain untuk menguji goodness-fit dari model regresi. Nilai koefisien determinasi adalah antara 0 dan 1. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menejelaskan variasi variabel dpenden amat terbatas (Ghozali,2009). Nilai yang mendekati 1 berati variabel-variabel independen memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen. Untuk menhindari bias, maka digunakan nilai Adjusted R2, karena Adjusted R2 dapat naik atau turun apabaila satu variabel independen                

(21)

ditambah ke dalam model. Menurut Gujarati (2003), jika dalam uji empiris di dapat nilai Adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.

1.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

Waktu yang digunakan oleh penulis untuk membuat tugas akhir ini dimulai dari bulan Maret 2010 sampai dengan bulan Juli 2010. Penulis melakukan penelitian dengan mengunjungi website-website, diantaranya www.idx.co.id, www.google.com, www.icmd.co.id.                

Gambar

Table 1.2  Definisi Operasional
grafik  dilengkapi  dengan  uji  statistik.  Uji  statistik  yang  digunakan  dalam  penelitian  ini  untuk  menguji  normalitas  residual  adalah  uji  statistik   non-parametrik  Kolmogrov-Smirov  (K-S)

Referensi

Dokumen terkait

digunakan dalam rute nasal dan dapat meningkatkan absorpsi, menurunkan klirens mukosiliari, dan memperlama waktu tinggal obat dalam rongga hidung.. PEMBAWA

Dalam membuat suatu website yang terpenting adalah konten atau isi dari website tersebut, disini penulis membuat website yang isinya diharapkan berguna bagi mahasiswa.

Kemampuan teknis ini diperlukan dalam suatu perencanaan pembangunan infrastruktur mengingat dana yang tersedia untuk pembangunan infrastruktur selalu tidak sebanding dengan.

Karena kamus data dibuat berdasarkan arus data yang mengalir di data flow diagram, maka nama dari arus data juga harus dicatat dikamus data, sehingga mereka yang

 Jika sebuah gelombang memiliki simetri ½ gelombang, maka sembarang integral untuk menghitung koefisien Fourier dari harmonisa gasal dihitung hanya lewat ½ siklus dan hasilnya

Potensi-potensi mitigasi yang terkait dengan energi terbarukan dan efisiensi sangat besar dan memiliki potensi tinggi untuk dapat menjadi bagian dari INDC Indonesia yang akan

Dalam hal penyedia barang/jasa yang bertanggung jawab gagal memenuhi tuntutan kebersihan yang ditetapkan disini, atau gagal melakukan pekerjaan pembersihan

Kesimpulan yang diperoleh dari studi ini adalah dengan diketahuinya profit laboratorium yang ada di institusi Balai Labkesda, BTKL P2M, dan rumah sakit maka langkah tindak