• Tidak ada hasil yang ditemukan

Iyut Pramita N ABSTRAK. Kata Kunci :Bahan organik, biomassa,nira,sorgum ratoon I, varietas. ABSTRACT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Iyut Pramita N ABSTRAK. Kata Kunci :Bahan organik, biomassa,nira,sorgum ratoon I, varietas. ABSTRACT"

Copied!
16
0
0

Teks penuh

(1)

121 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 PENGARUH APLIKASI BAHAN ORGANIK PADA TANAMAN SORGUM PERTAMA TERHADAP PRODUKSI BIOMASSA DAN NIRA BEBERAPA

VARIETAS SORGUM (Sorghum bicolor [L.] Moench) RATOON I (The Effect of Organic Matter Applied at The First Sorghum on Biomass And Juice Production Several Varieties of Sorghum (Sorghum bicolor (L.)

Moench) Ratoon I) Iyut Pramita N

Jurusan Agroteknologi, Fakultas Pertanian Universitas Lampung, Jl.Prof. Soemantri Brodjonegoro, No.1, Bandar Lampung

35145(kaguya_hime92@yahoo.com)

ABSTRAK

Ketersediaan unsur hara dari dekomposisi bahan organik relatif lambat sehingga aplikasi bahan organik menunjukkan efek residu pada pertanaman selanjutnya. Sorgum manis (Sorghum bicolor [L.] Moench) merupakan tanaman serealia yang memiliki kemampuan untuk menghasilkan ratoon. Penelitian ini bertujuan untuk: (1) Mengetahui dosis bahan organik yang tepat dalam produksi biomassa dan nira sorgum ratoon I yang baik dan tinggi. (2) Mengetahui responsifitas yang terbaik dari beberapa varietas sorgum dan kombinasinya dengan bahan organik dalam produksi biomassa dan nira ratoonI yang baik dan tinggi. Penelitian ini dilaksanakan di Kebun Percobaan Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung dan Laboratorium Produksi Tanaman Fakultas Pertanian, Universitas Lampung dari bulan September 2013 sampai Desember 2013. Perlakuan disusun secara faktorial dengan petak terbagi dalam Rancangan Kelompok Teracak Sempurna (RKTS) dengan tiga kali ulangan. Petak utama adalah dosis bahan organik sebesar 0; 5; 10, dan 15 ton/ha. Anak petak adalah varietas sorgum Numbu, Keller, dan Wray. Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 4 × 4 m. Hasil penelitian menunjukkan bahwa respon kombinasi bahan organik dan varietas sorgum ratoon I yang tepat untuk produksi biomassa dan nira yang tinggi adalah pada dosis 10 ton/ha × varietas Numbu (b2g1) pada ratoon 5 mst dan dosis 10 ton/ha × varietas Keller (b2g2) pada ratoon 10 mst.

Kata Kunci :Bahan organik, biomassa,nira,sorgum ratoon I, varietas.

ABSTRACT

Availability of nutrients from organic matter decomposition is relatively slow, so that the application of organic matter showed a residual effecton the subsequent crop. Sweet sorghum (Sorghum bicolor[L.] Moench) is acereal crop that has the

(2)

122 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02

ability to produce a ratoon. This research aims to determine (1) the proper dose of organic matter for high biomass and juice ratoon I sorghum production (2) the best response of some varieties sorghum and its combination with organic matter in the high biomass and juice ratoon I sorghum production. This research was conducted in Experimental Farm of Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Lampung and Crop Production Laboratory of Agriculture Faculty, Lampung University, from September to December 2013. The method used in this research is split plot design in perfectly randomized block design with three blocks. The main plot is organic matter doses of 0; 5; 10 and 15ton/ha, while the sub plot is the varieties of sorghum which consists of: Numbu, Keller and Wray variety. Experimental plots used in this research measuring 4×4m. The results showed that a dose of 10ton/ha × Numbu variety (b2g1) on ratoon 5 mst and a dose of 10 ton/ha × Keller variety (b2g2) on ratoon 10 mst showed the best combination respon fora high biomass and juice production.

Keywords: Organic matter, biomass, juice, ratoon I sorghum, variety.

I. PENDAHULUAN

Sorgum manis (Sorghum bicolor

[L.] Moench) merupakan salah satu tanaman serealia berprospek cerah untuk dikembangkan sebagai bahan pakan, pangan, dan bioetanol (bioenergi) (Numala, 2003). Hampir seluruh bagian dari tanaman sorgum seperti biji, tangkai biji, daun, batang dan akar dapat dimanfaatkan. Adapun batang sorgum terutama jenis sorgum manis memiliki kandungan nira sebagaimana halnya tanaman tebu. Nira sorgum dapat digunakan sebagai bahan baku pembuatan gula dan bioetanol. Produk lain yang dapat dikembangkan dari tanaman sorgum adalah biomassa. Keseluruhan

bagian tanaman sorgum merupakan biomassa yang sangat potensial untuk dijadikan bahan pakan segar bagi ternak (Sari, 2009).

Sejalan dengan keunggulan tanaman sorgum, pengembangan sorgum pada lahan kering cukup potensial bila didukung oleh pupuk dan varietas yang unggul. Penambahan bahan organik ke dalam tanah sebagai pupuk, dapat meningkatkan kesuburan tanah sekaligus memperbiki sifat fisik tanah(Hardjowigeno, 2003).

Pelepasan unsur hara dari bahan organik berlangsung lambat, sehingga membuat efek residu pada tanaman sorgum berikutnya (ratoon

(3)

123 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 I). Residu bahan organik yang

berkombinasi dengan tiga varietas sorgum pertama yaitu varietas Numbu, Keller dan Wray diharapkan dapat memberikan pengaruh dalam meningkatkan produksi biomassa dan nira pada tanaman sorgum

ratoonI.

II. BAHAN DAN METODE

Penelitian ini dilaksanakan di kebunpercobaan BalaiPengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Desa Negara Ratu Kecamatan Natar, Kabupaten Lampung Selatan dan Laboratorium Produksi Tanaman Pangan, Fakultas Pertanian Universitas Lampung pada bulan September 2013 sampai Desember 2013.

Bahan yang digunakan adalah pupuk anorganik (Urea, SP36 dan KCL) dengan dosis ½:1:1 pada pemupukan pertama (2 mst) dan dosis ½:0:0 pada ratoon I berumur 6 mst. Bahan organik (campuran sekam dan pupuk kandang sapi)yang diberikan pada sorgum pertama dan 3 genotipe sorgum yaitu Numbu, Keller, Wray. Sedangkan alat-alat yang digunakan adalahmesin pompa air, selang, refraktometer manual,

kertas koran, sabit, tali plastik, label sampel, cutter, jangka sorong, gelas ukur, streples, meteran, timbangan, plastik mesin penggiling, koran, alat tulis, karung, kamera dan oven.

Perlakuan dalam penelitian disusun secara faktorial dengan Rancangan Petak Terbagi (Split Plot Design) dalam rancangan kelompok teracak sempurna (RKTS) dengan tiga ulangan. Petak utama adalah dosis bahan organic dari pupuk kandang sapi (b), yaitu 0 (b0); 5 (b1); 10 (b2); dan 15 ton/ha(b3). Sedangkan anak petak adalah genotipe tanaman sorgum(g) yang terdiri dari varietas Numbu (g1); Keller (g2) dan Wray (g3).

Petak percobaan yang digunakan pada penelitian ini berukuran 4x4 m. Data dianalisis dengan analisis sidik ragam setelah dilakukan Uji Homogenitas ragam antar perlakuan dengan Uji Bartlet dan aditivitas data dengan Uji Tukey. Perbedaan nilai tengah antarperlakuan ditentukan dengan menggunakan Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) pada taraf 5%.

Pengamatan dilakukan pada tanaman sampel berumur 5 dan 10 mst sebanyak 2 tanaman per petak

(4)

124 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 yang dipilih secara acak.

Variabelyang diamati meliputipanjang batang, diameter batang, volume nira, kadar brix, bobot basah dan bobot kering tanaman.

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

Panjang batang

Panjang batang merupakan ukuran tanaman yang sering diamati dan merupakan ukuran pertumbuhan yang paling mudah dilihat (Yasin, 2001). Perbedaan dosis bahan organik tidak berpengaruh nyata terhadap panjang batang tanaman sorgum berumur 5 mst maupun sorgum berumur 10 mst. Rata-rata panjang batang tertinggi pada ratoon

5 mst ditunjukkan oleh dosis 15 ton/ha dan varietas Numbu (81,86 cm). Sementara pada ratoon 10 mst ditunjukkan oleh dosis 0 ton/ha dan varietas Keller (258,13 cm).(Tabel 1).

Diameter batang

Hasil pengujian menunjukkan aplikasi dosis bahan organik terhadap diameter batang tidak berpengaruh nyata. Berdasarkan Tabel 2, rata-rata diameter tertinggi pada ratoon5 mst adalah pada dosis

5 ton/ha (12,38 mm) dan dosis 10 ton/ha (17,92 mm) pada ratoon10 mst. Sedangkan pada perlakuan varietas, nilai rata-rata diameter batang tertinggi adalah varietas Numbu sebesar 12,15mm pada

ratoon 5 mst dan18,04 mmpada

ratoon 10 mst (Tabel 2).Varietas Numbu memiliki diameter batang yang cukup besar dibandingkan dengan varietas Keller dan Wray. Tanaman yang memiliki diameter batang lebih besar dimungkinkan pertumbuhannya lebih baik dan dapat menopang tanaman lebih kuat sehingga tidak mudah roboh (Sucipto, 2010).

Bobot basah

Hasil penelitian varietas sorgum dan kombinasinya dengan dosis bahan organik berpengaruh nyata terhadap bobot basah brangkasan pada ratoonI berumur 5 mst dan tidak berpengaruh nyata pada bobot basah ratoon I berumur 10 mst.

Pada Tabel 3, varietas Numbu dan Keller tidak berbeda nyata terhadap bobot basah ratoon 5 mst pada berbagai dosis, berbeda halnya dengan varietas Wray. Sedangkan pengaruh perlakuan dosis bahan

(5)

125 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 b0 b0 b0 b1 b1 b1 b2 b2 b2 b3 b3 b3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 Pe rlakuan B o b o t b a sa h ( g r ) Umur Rato o n 5 mst Umur Rato o n 10 mst organik sebesar 0 dan 15 ton/ha

berbeda nyataterhadap bobot brangkasan basah pada berbagai varietas. Kombinasi yang terbaik

pada ratoonI 5 mst adalah pada dosis 15 ton/ha x varietas Wray yaitu sebesar 275,00 gram per tanaman.

Gambar 1. Pengaruh kombinasi bahan organik dan varietas sorgum terhadap bobot basah sorgum ratoon I

bahan organik, varietas dan kombinasi keduanya berpengaruh nyata. Sebaliknya ratoon I berumur 10 mst, baik bahan organik, varietas maupun kombinasi keduanya tidak berpengaruh nyata terhadap bobot kering brangkasan (Tabel 4). Dosis yang memberikan pengaruh yang paling besar pada bobot kering

ratoon I berumur 5 mst adalah dosis 15 ton/ha (35,25 gr) dan varietas Numbu adalah satu varietas yang juga memberikan pengaruh besar (34,65 gr). Sementara kombinasi

bahan organik dan varietas yang tertinggi adalah dosis 15 ton/ha × varietas Wray (47,93 gr) (Tabel 4).Menurut Purnomohadi (2006), varietas Keller dan Wray mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai tanaman penghasil pakan hijauan. Selain itu varietas Keller dan Wray mempunyai pertumbuhan vegetatif yang lebih panjang dan komposisi kimiawi (protein kasar, serat kasar, dan HCN) yang dihasilkan lebih baik kualitasnya untuk hijauan.

(6)

126 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 0 50 100 150 200 250 300 350 b0 b0 b0 b1 b1 b1 b2 b2 b2 b3 b3 b3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 Perlakuan Ju ml ah n ir a (ml ) Um ur R a to o n 5 m s t Um ur R a to o n 10 m s t Volume nira

Nira dari batang sorgum manis memiliki kandungan gula (glukosa dan fruktosa, maltose dan xilosa) yang tinggi dan dapat difermentasi menjadi bioetanol (Almodares dkk., 2008). Hasil penelitian menunjukkan varietas berpengaruh nyata terhadap volume nira per tanaman, sementara

bahan organik tidak berpengaruh nyata. Tabel 5menunjukkan bahwa varietas Numbu memiliki nilai rata-rata yang berbeda dengan varietas Keller dan Wray, yaitu sebesar 179,58 ml dengan nilai rata-rata volume nira per tanaman tertinggi diperoleh dari varietas Keller yaitu sebesar 265,71 ml.

Gambar 2. Pengaruh kombinasi bahan organik dan varietas sorgum terhadap volume nira sorgum ratoon I.

Dosis bahan organik sebesar 5 ton/ha meunjukkan nilai rata-rata volume nira per tanaman tertinggi pada ratoonI berumur 5 mst yaitu 55,47 ml dan 10 ton/ha (252,89 ml).Secara umum volume nira per tanaman terbanyak dipengaruhi oleh varietas Numbu pada kombinasi b1g1 dan b3g1.

Sedangkan pada ratoon 10 mst, varietas Keller menunjukkan engaruh tertinggi pada kombinasi b0g2, b1g2, dan b2g2 (Gambar 2). Hal ini dimungkinkan karena sifat genetis varietas Keller lebih baik dan lebih mampu menyesuaikan terhadap kondisi lingkungan dan lebih respon terhadap pemupukan, sehingga

(7)

127 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 3 2 .6 0 13 9 .50 4 7.71 2 6 4 .0 4 59 .9 8 2 8 1.71 0.00 50.00 100.00 150.00 200.00 250.00 300.00 5 mst 10 mst 5 mst 10 mst 5 mst 10 mst

Atas T engah Bawah

J u m la h n ir a ( m l)

menghasilkan nira yang lebih banyak (Subeni, 2000).

Berdasarkan analisis distribusi nira dalam ruas batang sorgum, nira terbanyak ditemukan pada ruas batang sorgum bawah yaitu sebesar 59,98 ml pada ratoon 5 mst dan 281,71 ml pada ratoon 10 mst. Menurut Zhu dkk. (1997), besarnya jumlah nira yang dapat disimpan

pada batang sangat ditentukan oleh transportasi nira pada batang oleh jaringan xylem. Ruas batang atas yang sedang mengalami proses pemanjangan memiliki volume nira yang lebih sedikit dikarenakan banyaknya energi yang dibutuhkan oleh jaringan xylem saat respirasi untuk mengangkut nira ke ruas batang atas (Gambar 3).

Gambar 3. Volume nira sorgum ratoon I pada ruas batang atas, tengah dan bawah. Kadar brix

Kadar brix batang adalah zat padat kering (Sukrosa, glukosa, fruktosa, dan lain-lain) terlarut dalam suatu larutan yang dihitung sebagai sukrosa. Semakin tinggi derajat brixnya maka semakin manis larutan tersebut (Paturau, 1996). Hasil

pengujian menunjukkan adanya kombinasi antara bahan organik dan varietas sorgum yang berpengaruh nyata terhadap kadar brix per tanaman pada ratoon I 5 mst. Melalui uji BNJ taraf 5% (Tabel 6), perlakuan varietas Numbu dan Wray diikuti oleh huruf yang sama, yang

(8)

128 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 0 2 4 6 8 10 12 14 b0 b0 b0 b1 b1 b1 b2 b2 b2 b3 b3 b3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 g1 g2 g3 Perlakuan K ad ar b r ix (%) Umur Rato o n 5 ms t Umur Rato o n 10 ms t berarti tidak berbeda nyata pada

setiap dosis. Pengaruh kombinasi yang tertinggi pada ratoon I 5 mst

adalah pada dosis 10 ton/ha× Numbu (3,67obrix).

Gambar 4. Pengaruh kombinasi bahan organik dan varietas sorgum terhadap kadar brix sorgum ratoon I.

Pada ratoon 5 mst, kadar brix tertinggi ditunjukkan oleh varietas Numbu pada kombinasi b0g1, b1g1, b2g1, dan b3g1. Sedangkan pada

ratoon 10 mst, kadar brix per tanaman tertinggi ditunjukan varietas Keller dari kombinasi b0g2, b1g2 dan b3g2. Kadar brix tertinggi terdapat pada dosis 15 ton/ha x

varietas Keller (b3g2) sebesar 11,22obrix (Gambar 4).

Umur generatif sorgumratoon Iyang hanya mencapai 10 mst merupakan masa generatif tercepat sorgum, sehingga ratoon I sorgum terutama varietas Keller merupakan varietas yang sangat respon terhadap ketersediaan unsur hara.

(9)

129 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 3.07 10.39 3.13 10.34 3.15 9.36 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 5 mst 10 mst 5 mst 10 mst 5 mst 10 mst

Atas T engah Bawah

K a d a r b ri x ( %)

Gambar 5. Kadar brix sorgum ratoon I pada ruas batang atas, tengah dan bawah Grafik diatas menunjukkan

bahwa kadar brix tertinggi pada

ratoon5mst terletak pada ruas batang bawah yaitu sebesar 3,15obrix dan pada ratoon10 mst terletak pada ruas batang atas yaitu sebesar 10,39obrix. Ruas batang sangat mempengaruhi tingkat kemanisan dan kadar brix, semakin ke atas tingkat kemanisannya akan berkurang. Namun berdasarkan hasil penelitian Putrianti (2013).

Semakin mendekati umur panen, kadar sukrosa pada batang akan meningkat dan mengalami penuruna kadar sukrosa setelah melampaui umur panen akibat aktivitas enzim invertase dalam jaringan tanaman. Hal ini memungkinkan volume nira

yang tinggi pada ruas batang bawah saat 5 mst dan mengalami penuruna pada saat ratoon berumur 10 mst.

Biomassa adalah keseluruhan bagian dari tanaman sorgum mulai dari akar batang, daun, hingga malai yang saling berkorelasi (Efendi, dkk., 2012). Tabel 7 dan 8 menunjukkan adanya korelasi dalam beberapa variabel pengamatan. Pada ratoon 5 mst, diperoleh korelasi antara panjang batang dengan diameter batang, jumlah nira dan kadar brix.

Sementara untuk ratoon 10 mst, diperoleh korelasi antara volume nira dengan panjang batang, diameter batang, kadar brix dan bobo basah. Pada ratoon 10 mst, bobot

(10)

130 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 y = 2.0093x + 328.4 r= 0.68 0 200 400 600 800 1000 1200 1400 0 50 100 150 200 250 300 350 Jumlah nira (ml) B o b o t b a sa h ( g r)

basah yang mewakili biomassa berkorelasi positif dengan volume nira, yang artinya semakin besar

biomassanya semakin besar volume nira yang dihasilkan ratoon sorgum.

Gambar 6. Korelasi bobot basah dengan volume nira pada sorgum ratoon I berumur 10 mst.

Produksi biomassa tertinggi pada ratoon 5 mst ditunjukkan oleh varietas Numbu yaitu sebesar 4,00 ton/ha, sementara pada ratoon 10 mst ditunjukkan oleh varietas Keller yaitu sebesar 17,55 ton/ha. Sedangkan produksi nira tertinggi pada sorgum ratoon I ditunjukkan oleh varietas Keller yaitu sebesar 1032,98liter/ha pada ratoon 5 mst dan 5535,58liter/hapada ratoon 10 mst. (Tabel 9).

Hal ini menunjukkan bahwa semakin tingi biomassa, maka semakin tinggi nira yang diproduksi oleh suatu tanaman.

IV. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa dosis bahan organik 10 ton/ha merupakan dosis yang tepat untuk produksi biomassa dan nira sorgum

ratoonI yang baik dan tinggi, karena pengaruhnya tidak jauh berbeda dari pengaruh yang ditunjukkan pada

(11)

131 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 dosis 15 ton/ha.Varietas Numbu

memiliki responsifitas terbaik untuk produksi biomassa dan nira saat

ratoon berumur 5 mst dan varietas Keller menunjukkan responsifitas terbaik untuk produksi biomassa dan nira saat ratoon berumur 10 mst.

Respon kombinasi bahan organik dan varietas sorgum ratoon I yang tepat untuk produksi biomassa dan nira yang tinggi adalah pada dosis 10 ton/ha × varietas Numbu (b2g1) pada

ratoon 5 mst dan dosis 10 ton/ha × varietas Keller (b2g2) pada ratoon

10 mst.

UCAPAN TERIMA KASIH

Ucapan terima kasih ini disampaikan kepada pegawai BPTP Lampung atas partisipasinya dalam pengumpulan data, Prof.Dr.Ir. Muhammad Kamal, M.Sc. dan Ir. Sunyoto, M.Agr., atas bimbingannya selama melakukan penelitian serta Dr.Ir. Agus Karyanto, M.Sc., atas masukannya dalam perbaikan dan penyempurnaan tulisan ini.

PUSTAKA ACUAN

Almodares, A., M.R. Hadi, M. Ranjbar, dan R. Taheri. 2007. The effects of nitrogen

treatments, cultivar and harvest stages on stalk yield and sugar content in sweet sorghum. Asian J. Plant Sci. 6(2):423-426.

Efendi, R., Aqil, M dan Marcia, P. 2012. Evaluasi genotipe

sorgum manis (sorghum

bicolor (L.) moench) produksi biomas dan daya ratun tinggi.

Jurnal IlmiahPenelitian Pertanian Tanaman Pangan

Vol. 32 No. 2. 120hlm.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah. Akademika Pressindo. Jakarta.

Nurmala, T. S.W. 2003. Serealia

Sumber Karbohidrat

Utama. Rineka Cipta. Jakarta.

Putrianti, R. D. 2013. Pengaruh lama penyimpanan batang sorgum manis (Sorghum bicolor (L) Moench)terhadap rendemen dan brix nira yang dihasilkan. Universitas Hasanuddin. Makassar. Sari, R. P. S. 2009. Pembuatan

Etanol Dari Nira Sorgum Dengan Proses Fermentasi.

(12)

132 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 Universitas Diponegoro.

Semarang.

Subeni. 2000. Pengaruh Pengolahan Tanah Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Enam Varietas Sorgum Manis. Jurnal Ebryo.

Sucipto. 2010. Efektifitas cara pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil beberapa varietas sorgum manis (Sorghum bicolor (L.)Moench). Jurnal Embryo

Vol. VII No.2. Universitas Trunojoyo. 67-74hlm.

Paturau, J. M. 1996. By Products of The Cane Sugar Industry. Elsivier Publishing Co,. Amsterdam.

Purnomohadi, M. 2006. Potensi penggunaan beberapa varietas sorgum manis (sorghum b

Icolor (l.) Moench) sebagai tanaman pakan. JurnalBerk. Penel. Hayati: Vol. 12 No.41-4. Surabaya. 41–44 hlm. Yasin, M. 2001. Pengaruh cara

pemupukan terhadap pertumbuhan dan hasil ratun beberapa varietas sorgum manis. Jurnal Ebryo.

Zhu, Y.J., E. Komor dan P.H. Moore . 1997. Sucrose accumulation in the sugarcane stem is regulated by the difference between the activities of soluble acid invertase and sucrose phosphate synthase. JurnalPlant Physiol. 115 : 609-616 hlm.

(13)

133 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 Tabel 1. Pengaruh dosis bahan organik dan genotipe sorgum terhadap panjang batang sorgum

ratoon I umur 5 mst dan 10 mst.

Perlakuan Umur Tanaman (MST)

5 10

……….cm……… Dosis Bahan Organik

(ton/ha) 0 69,18a 238,50a 5 77,67a 234,83a 10 76,00a 237,17a 15 78,10a 230,83a Nilai BNJ 0,05 23,38 23,43 Varietas Numbu 81,86a 202,25b

Keller 80,31ab 258,13a

Wray 63,54b 245,63a

Nilai BNJ 0,05 18,27 18,30

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 5 %

Tabel 2. Pengaruh dosis bahan organik dan genotipe sorgum terhadap

diameter batang sorgum

ratoon

I umur 5 mst dan 10 mst.

Perlakuan Umur Tanaman (MST)

5 10

……….mm…………..… Dosis Bahan Organik (ton/ha)

0 9,46b 16,28a 5 12,38a 16,88a 10 11,98ab 17,92a 15 10,93ab 16,29a Nilai BNJ 0,05 2,64 1,34 Varietas

Numbu 12,15a 18,04a

Keller 11,01a 17,09b

Wray 10,41a 15,39b

Nilai BNJ 0,05 2,06 1,52

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 5 %.

Tabel 3. Pengaruh dosis bahan organik dan varietas sorgum terhadap bobot

(14)

134 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02

Varietas Bahan Organik (ton/ha)

0 5 10 15

……….gram/tanaman……… ………

Numbu 191,67a 161,67a 178,33a 151,67a

A A A B

Keller 155,00a 156,67a 153,33a 163,33a

B A A B

Wray 210,00b 170,00b 143,33c 275,00a

A A A A

BNJ 0,05 40,18

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada α 5 % huruf kecil untuk perbandingan horizontal, huruf besar untuk perbandingan vertikal.

Tabel 4. Pengaruh dosis bahan organik dan varietas sorgum terhadap bobot

kering brangkasan sorgum

ratoon

I umur 5 mst.

Varietas Bahan Organik (ton/ha)

0 5 10 15

………...gr/tanaman……… ………

Numbu 35,28a 28,82b 29,92a 28,43b

A A A B

Keller 30,38a 31,72a 29,23a 29,38a

A A A B

Wray 34,58b 34,03b 27,00c 47,93a

A A A A

BNJ 0,05 5,42

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada α 5 % huruf kecil untuk perbandingan horizontal, huruf besar untuk perbandingan vertikal.

Tabel 5. Pengaruh dosis bahan organik dan varietas sorgum terhadap

volume nira per tanaman sorgum

ratoon

I umur 5 mst dan 10 mst.

Perlakuan Umur Tanaman (MST)

5 10

……….ml/pertanaman………….. …

Dosis Bahan Organik (ton/ha)

0 38,25a 211,94a

5 55,47a 240,39a

10 46,44a 252,89a

(15)

135 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02

Nilai BNJ 0,05 21,85 56,05

Varietas

Numbu 49,46a 179,58b

Keller 49,58a 265,71a

Wray 41,25a 239,96a

Nilai BNJ 0,05 17,07 43,79

Keterangan : - Angka-angka yang diikuti oleh huruf yang sama pada kolom dan perlakuan yang sama berbeda tidak nyata menurut uji BNJ pada taraf 5 %.

Tabel 6. Pengaruh dosis bahan organik dan varietas sorgum terhadap kadar

brix per tanaman sorgum

ratoon

I umur 5 mst.

Varietas Bahan Organik (ton/ha)

0 5 10 15 ……….%...……… … Numbu 3,31b 3,11c 3,67a 2,94d A B A A Keller 3,00b 3,31a 2,92b 3,00b B A C A Wray 3,33a 2,81d 3,06b 2,92c A C B A BNJ 0,05 0,08

Keterangan: Angka-angka yang diikuti huruf yang sama tidak berbeda nyata menurut uji BNJ pada α 5 % huruf kecil untuk perbandingan horizontal, huruf besar untuk perbandingan vertikal.

Tabel 7. Korelasi antar variabel pengamatan pada sorgum

ratoon

I umur 5

mst. Variabel Panjang batang Diameter batang Volume nira Kadar brix Bobot basah Panjang batang 0,59 * 0,76 ** 0,71 ** 0,00 tn Diameter batang 0,59 * 0,73 ** 0,52 tn -0,23 tn Volume nira 0,76 ** 0,73 ** 0,42 tn 0,11 tn Kadar brix 0,71 ** 0,52 tn 0,42 tn -0,03 tn Bobot basah 0,00 tn -0,23 tn 0,11 tn -0,03 tn

* = menunjukan korelasi nyata antar variabel pada taraf uji 5% ** = menujukkan korelasi nyata antar variabel pada taraf uji 1% tn = menunjukan korelasi tidak nyata antar variabel pada taraf uji 5%

Tabel 8. Korelasi antar variabel pengamatan pada sorgum

ratoon

I umur 10

(16)

136 INOVASI dan PEMBANGUNAN – JURNAL KELITBANGAN Vol. 02 No. 02 Variabel Panjang batang Diameter batang Volume nira Kadar brix Bobot basah Panjang batang -0,28 tn 0,86 ** 0,79 ** 0,44 tn Diameter batang -0,28 tn -0,04 tn -0,62 * 0,39 tn Volume nira 0,86 ** -0,04 tn 0,59 * 0,68 * Kadar brix 0,79 ** -0,62 * 0,59 * 0,04 tn Bobot basah 0,44 tn 0,39 tn 0,68 * 0,04 tn Keterangan:

* = menunjukan korelasi nyata antar variabel pada taraf uji 5% ** = menujukkan korelasi nyata antar variabel pada taraf uji 1% tn = menunjukan korelasi tidak nyata antar variabel pada taraf uji 5%

Tabel 9. Produksi biomassa dan nira berdasarkan varietas sorgum

ratoon

I.

Produksi Numbu Keller Wray

5 mst 10 mst 5 mst 10 mst 5 mst 10 mst Biomassa (ton/ha) 4,00 15,66 3,20 17,55 3,80 15,99 Nira (liter/ha) 1030,38 3741,30 1032,98 5535,58 859,37 4999,12 Keterangan:

Gambar

Gambar  1.    Pengaruh  kombinasi  bahan  organik  dan  varietas  sorgum  terhadap  bobot basah sorgum ratoon I
Gambar  2.    Pengaruh  kombinasi  bahan  organik  dan  varietas  sorgum  terhadap  volume nira sorgum ratoon I
Gambar 3.  Volume nira sorgum ratoon I pada ruas batang atas, tengah dan bawah.  Kadar brix
Gambar 4.  Pengaruh kombinasi bahan organik dan varietas sorgum terhadap kadar brix  sorgum ratoon I
+7

Referensi

Dokumen terkait

Hasil uji kausalitas granger menunjukkan hasil bahwa total nilai ekspor Indonesia ke Tiongkok memiliki hubungan satu arah dengan variabel tingkat suku bunga Tiongkok dan

Saat ini hanya sekitar 5% masyarakat yang memelihra sapi baik jantan maupun betina, padahal pakan cukup tersedia. Kurangnya pendapingan menjadi salah.. satu faktor penyebab

mudah yaitu menghitung bilangan oksidasi, Sedangkan sub materi yang saya rasa lebih sulit yaitu menyetarakan persamaan reaksi redoks, karena untuk menyetarakan

Dengan kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau

Dampak atas kebijakan relokasi bagi masyarakat di area rel kereta api yaitu baik berupa sosial yaitu tidak adanya kejelasan tempat tinggal bagi warga yang

Pemimpin hanya melakukan hal-hal yang memang sudah menjadi tugas dan kewajiban seorang pemimpin pada umumnya seperti kedatanganya ditempat kerja yang selalu tepat

[r]

Menurut Marta Dinata (2005: 5) mengungkapkan Latihan merupakan proses yang berulang dan meningkat guna meningkatkan potensi dalam rangka mencapai prestasi