• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab 1. Rose Ann yang Tomboi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Bab 1. Rose Ann yang Tomboi"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1 Bab 1

Rose Ann yang Tomboi

Rose Ann itulah namaku. Orangtuaku memanggilku dengan sebutan Rose. Aku adalah perempuan tomboi. Aku tidak suka mengenakan semua jenis rok, accesoris maupun make up. Akupun benci dengan warna pink. Semakin Aku tidak mau memakai semua barang feminim, Ibuku semakin memaksaku memakai rok, accesoris dan make up. Ibuku bernama Marribel Janet. Semua orang memanggil Ibuku dengan sebutan Ibu Marribel. Aku dan Ibuku sangat berbeda. Kami mempunyai selera berpakaian yang berbeda. Ibuku sangat feminim sedangkan Aku sangat tomboi.

“Rose, lihat Ibu membelikan kamu sesuatu. Ibuku memberikan kejutan spesial untukmu.” Begitulah ujar Ibu Marribel kepada Rose. “Wah, kejutan apa itu Ibu?” jawab Rose. Ibu Marribel berkata “Buka saja kotak kadonya. Ibu harap kamu mau memakainya.” Rose merasa gugup sampai-sampai menelan ludahnya sendiri. Rose bergumam di dalam hatinya “Firasatku kok tidak enak ya? Jangan-jangan Ibu memberikan seperangkat alat make up.”

Dengan pelan Rose membuka kotak kado tersebut. Jantung Rose berdekup kencang ketika ia melihat sebuah bandana warna pink tepat di depan matanya. Untuk kedua kalinya Rose menelan ludah. Rose bergumam di dalam hati “Astaga, warna pink lagi. Oh tidak!” Rose berusaha untuk memasang wajah bahagia di depan Ibunya. “Cantik dan manis sekali kan bandana yang Ibu berikan” ujar Ibu Marribel.

Rose hanya bisa mengangguk-anggukkan kepalanya. “Dijawab dong Rose! Kok cuma menganggukkan kepala saja?” Rose dengan cepat menjawb “Iya, Ibu. Terima kasih atas kadonya.” Ibu Marribel berujar “Sini, Ibu bantu pakaikan bandana ini di kepalamu ya.” Sontak Rose menolak “Tidak tidak tidak. Jangan sekarang, Rose harus pergi ke kampus segera. Rose sudah bangun kesiangan.” Ibu Marribel mengejar anaknya sambil berkata “Rose, hari ini adalah hari ulang tahunmu. Kamu harus memakai bandana pemberian Ibu, biar kamu tampil cantik di kampus.”

(2)

2

“Ibu, Rose tidak suka memakai accesoris seperti itu. Sejak kecil Rose tidak suka warna pink. Jangan memaksaku untuk memakai bandana tersebut. Beda cerita jika Ibu membelikan celana jean atau kaos warna hitam, sudah pasti Rose segera memakainya.” Mata Ibu Marribel melotot. “Rose, ingat umurmu sudah berapa? Kamu harus merubah penampilanmu. Jika kamu sama sekali tidak mau berubah, bagaimana bisa kamu mendapatkan pasangan nanti?”

Rose tersenyum sambil berujar “Santai saja Ibu. Kalau jodoh pasti datang sendiri. Rose tidak perlu merubah penampilanku. Rose pamit berangkat dulu ya.” Ibu Marribel mengelengkan kepalanya setelah mendengar jawaban anaknya. Ibu Marribel berkata “Rose, suatu saat ada seorang pria yang akan merubah penampilanmu.” Rose dengan cepat menolak “Ah, Ibu. Tentu saja tidak seorangpun yang dapat merubah penampilanku.”

Tiba-tiba Ayah Jamie Timmy ikut berkomentar “Apa yang dikatakan Ibumu pasti terjadi. Rose, kamu adalah anak perempuan satu-satunya di sini. Kamu harus tampil feminim di hari ulang tahunmu. Ayah kan juga ingin melihat Rose punya pasangan. Kapan Ayah bisa bertemu dengan pasanganmu?” Seketika itu juga Rose menelan ludah setelah mendengar perkataan Ayahnya.

Rose mengaruk-garukkan kepala karena bingung menjawab pertanyaan Ayahnya. Rose terdiam cukup lama di tempat. Pak Jamie berujar “Rose, anakku. Mengapa kamu diam saja?” Rose kembali mengaruk-garukkan kepalanya untuk yang kedua kalinya. Ibu Marribel bergumam “Rosse, pertanyaan Ayahmu dijawab dong. Mengapa kamu hanya diam dan garuk-garuk kepala? Apa kamu ketombean sehingga garuk kepala sampai dua kali?”

Rose menjawab “Ah Ibu. Rose tidak pernah ketombean. Rose hanya bingung menjawab pertanyaan Ayah. Rose belum tahu kapan bisa membawa pasanganku karena Rose masih ingin sendiri.” Ayah Jamie bertanya lagi “Mau sampai kapan kamu sendirian terus? Lihat adik dan kakakmu, mereka semua sudah punya pasangan.” Rose menjawab “Entah sampai kapan. Mungkin setelah lulus kuliah atau bekerja.”

Ayah Jamie berkomentar “Waduh kok lama sekali ya? Apa perlu Ayah bantu mencarikan pasangan untukmu?” Rose dengan cepat menolak “Arggh, tidak tidak tidak tidak. Ayah tidak perlu repot-repot mencarikan pasangan untukku. Rose berangkat dulu ya. Rose harus datang

(3)

3

segera ke kampus karena ada pertandingan basket.” Dengan cepat Rose melambaikan tangannya ke arah kedua orang tuanya. Rose berjalan keluar rumah sambil memegang bola basketnya. Sampai di depan rumah, bola basket tersebut dimasukkan ke dalam tas. Rose menyalakan motor dan pergi menuju kampus.

Sementara itu kedua orang tuanya Rose berada di ruang keluarga untuk membicarakan anak mereka Rose. Ibu Marribel berujar “Ayah, Rose sejak kecil sifatnya tidak pernah berubah. Ia tetap saja bertingkah dan berpakaian seperti anak laki-laki. Pernah suatu ketika, Ibu melihat Rose memakai baju, sepatu dan tas milik adik dan kakaknya. Apa karena ia tidak mempunyai sodara perempuan, jadi ia bersikap seperti ini?”

Ayah Jamie menarik kesimpulan “Oh, jadi Ibu ingin kita memberikan adik perempuan agar Rose berubah menjadi feminim?” Ibu Marribel menjawab “Ibu hanya berpikir penyebab sifat tomboi karena adik dan kakaknya laki-laki semua sehingga ia meniru gaya berpakaian saudaranya. Bukan maksud Ibu ingin punya anak perempuan lagi.”

Ayah Jamie berujar “Ah Ibu tidak perlu malu kalau ingin punya anak lagi. Kita berdua kan masih muda jadi kemungkinan punya anak lagi masih bisa kok. Hehehe.” Tak sengaja Nixon Anson berkomentar “Apa? Ayah dan Ibu ingin punya anak lagi?” Nixon adalah kakaknya Rose. Ia satu tahun lebih tua dari umur Rose.

Tak lama kemudian adiknya Rose keluar dari kamarnya dan ikut bergabung dengan mereka semua di ruang keluarga. Adiknya Rose bernama Nathan Anson. Nathan berkomentar “Ayah dan Ibu ingin punya anak lagi? Wah asik dong. Nathan ingin punya adik laki-laki biar ada teman diajak main sepak bola.” Berbeda dengan Nixon, ia tidak setuju dengan pendapat adiknya. Nixon bergumam “Ayah dan Ibu tidak perlu punya anak lagi. Nathan dan Rose sudah membuat suasana rumah ini cukup ramai. Mau ditambah lagi dengan kehadiran bayi? Bisa-bisa tiap hari bayi itu sering menangis tiap malam. Kalau ada suara bayi pasti Nixon susah untuk berkonsentrasi mengarang lagu dan latihan drum di rumah.”

Nathan berkomentar “Ah Kakak Nixon kok seperti itu sih? Tenang saja jika Nathan yang merawat pasti bayinya tidak akan rewel.” Nixon menolak “Ah, tidak peduli kamu bisa merawat bayi atau tidak. Nixon tidak ingin ada bayi di rumah ini.” Nathan berkata “Kakak kalau tidak

(4)

4

setuju denganku sebaiknya kembalikan tas warna biru yang kamu pinjam.” Nixon memasang wajah bingung dan menjawab dengan cepat “Aku tidak pernah meminjam tas biru yang kamu maksud itu.” Nathan berujar “Kalau bukan Kakak Nixon, siapa yang meminjam tas biru milikku?” Dengan cepat Ibu Marribel menjawab “Ibu melihat Kakak Rose yang meminjam tas biru milikmu Nathan. Tas biru itu dipakainya tadi untuk latihan basket.”

Nathan memasang wajah kesal. Ia mengerutu “Kak Rose selalu saja memakai barang-barang milikku. Tas biru itu pemberian dari Chiara Claudy . Nathan baru memakainya satu kali.” Ibu Marribel bertanya “Siapa itu Chiara Claudy?” Dengan santai Nathan menjawab “Chiara adalah pacar baruku.” Ayah Jamie heran “Loh bukankah pacarmu itu Ivy Vonny?” Nathan mengaruk-garukkan kepalanya sambil menjawab “Ah Ayah kok tahu pacarku Ivy? Ibu yang menceritakkannya ya?” Ibu Marribel bergumam “Nathan, pertanyaan Ayahmu harus dijawab. Jelaskan mengapa sekarang pacarmu ganti lagi?”

Nathan menjawab “Ah Ibu, dua minggu lalu kami baru saja putus. Ivy minta putus karena ia cemburu melihat banyak surat cinta diatas meja kelasku.” Nixon berkomentar “Biarku tebak. Pasti salah satu dari mereka yang memberimu surat cinta itu bernama Chiara.” Nathan menjawab “Betul sekali. Kok Kakak Nixon bisa tahu.” Nixon berujar “Iya tahu lah. Hal seperti itu mudah ditebak.” Nathan mulai pamer “Sesungguhnya ada empat perempuan yang memberiku surat cinta. Mereka adalah Chiara, Giselle, Meryl dan Vivian.”

Nixon memasang wajah heran sambil mengernyitkan dahinya. Nixon berkata “Vivian? Sepertinya Aku tidak asing mendengar nama itu. Apakah benar namanya Vivian Estrella?” Nathan menjawab dengan suara pelan “Hmmm benar. Bagaimana bisa Kakak tahu nama lengkap Vivian?” Nixon menjawab dengan cepat “Tentu saja tahu dong. Vivian itu mantan pacarku.” Nathan langsung melonggo mendengar jawaban kakaknya.

Ibu Marribel berujar “Jadi mantan pacar Nixon sekarang beralih mengejar anak bungsuku Nathan. Kok bisa seperti itu ya?” Ayah Jamie berkomentar “Ah Ibu, tidak perlu bingung. Jika terjadi seperti itu artinya anak kita laris manis banyak yang suka. Hehehehe.” Ibu Marribel bergumam “Loh tunggu dulu. Ibu rasanya juga pernah mendengar nama Vivian. Vivian Estrella itu temannya Rose. Waktu dulu ketika Rose masih kecil, Ibu sempat menyuruh Rose ikut les

(5)

5

balet. Iya betul, teman les balet Rose itu bernama Vivian Estrella. Ciri-cirinya adalah ia selalu suka memakai baju warna kuning, rambutnya bergelombang dan suka sekali memakan permen karet.”

Dengan kompak Nixon menjawab “Iya betul sekali. Vivian suka sekali makan permen karet.” Nathan ikut berkomentar “Iya, Vivian memang selalu menang jika ada lomba balet. Oh ternyata Vivian itu teman Kak Rose.” Ibu Marribel berkata “Vivian itu sangat berbakat dalam menari balet. Ibunya yang mempunyai sangar balet Aimee.” Ayah Jamie berkomentar “Oh Ayah ingat. Waktu itu Rose pernah bertengkar dengan anak perempuan berbaju serba kuning ketika les balet. Apakah anak perempuan itu bernama Vivian?” Ibu Marribel berujar “Betul sekali, Vivian waktu dulu pernah mengadu kepada kita tentang kejahilan Rose terhadapnya dan semua teman-temannya di tempat les balet.”

Nixon berkomentar “Bujubuset, Rose dari dulu ternyata jahil ya. Nixon masih ingat ketika hari pertama Rose masuk sekolah dasar, ia menaruh permen karet milik Vivian di atas kursi Ibu Lena Lewis. Ibu Lena menghukum Vivian karena ia pikir Vivian yang melakukannya padahal pelakunya adalah Rose.” Ibu Marribel bergumam “Astaga Rose melakukan hal jahil seperti itu? Kasihan Vivian tidak salah malah dihukum Ibu Lena. Ngomong-ngomong kok Nixon tahu kalau Rose pelakunya?”

Nixon menjawab dengan jujur “Rose sendiri yang sering bercerita aksi jahilnya kepadaku. Sedangkan Vivian sering mengirimkan surat cinta dan surat curhat atas kejahilan Rose di sekolah. Hampir tiap minggu Vivian memberiku surat.” Nathan berkomentar “Kak Nixon, tidak hanya temannya yang dijahili tapi Satpam komplek di perumahan kita juga pernah kena aksi jahil Kak Rose.” Ibu Marribel yang sedang meminum tersedak setelah mendengar perkataan Nathan. Ayah Jamie berteriak “Apa? Satpam di sini juga kena aksi jahil Rose?”

Nathan menjawab “Iya Ayah, sekitar tiga atau empat hari yang lalu Nathan melihat dengan mataku sendiri. Kak Rose menaruh cairan lengkel di bawah sandal Pak Cebol. Pak Cebol meninggalkan sandalnya di depan kamar mandi. Dengan cepat Kak Rose melakukan aksi jahilnya. Alhasil Pak Cebol jatuh karena terpeleset memakai sandalnya yang licin.” Ibu Marribel sambil memegang gelas bertanya “Loh Pak Cebol itu siapa?”

(6)

6

Nixon yang menjawab “Pak Cebol itu satpam di komplek rumah kita. Masa Ibu tidak tahu sih?” Ibu menggelengkan kepala sambil berkata “Ibu tidak tahu. Ibu kan sibuk membuat makanan untuk catering, arisan dan merawat semua tanaman di pekarangan rumah kita. Maklum dong Ibu tidak tahu siapa itu Pak Cebol karena Ibu sibuk sekali.” Ayah Jamie berujar “Ibumu itu hanya hafal jenis-jenis makanan dan tanaman. Jika ia disuruh menghafal nama orang memang sering lupa.”

Ibu Marribel berkata “Tidak selalu sering lupa kok. Ibu masih ingat semua teman-teman Ibu jaman sekolah dulu. Yang tidak pernah Ibu lupakan hanya satu orang yaitu kamu Ayah. Kamu adalah satu-satunya pria yang Aku cintai sepanjang hidupku.” Selesai berkata Ibu Marribel memeluk suaminya. Nathan berkomentar “Ih Ibu dan Ayah kok berpelukkan di depan anak-anakknya sih?” Ayah Jamie berkomentar “Ayo anak-anak, kalian tutup mata saja kalau tidak ingin melihat kami berdua sedang berpelukkan.” Nixon malah mengambil kamera dan dengan cepat memotret kedua orang tuanya yang sedang berpelukkan.

Nixon berkata “Ayah dan Ibu, sudah Aku ambil foto kalian. Besok tinggal dicetak dan dipasang frame untuk diletakkan di ruang keluarga.” Ibu Marribel berujar “Ah tidak perlu dicetak. Ibu kan malu kalau dipasang.” Nixon menjawab “Untuk apa malu? Ya sudah kalau tidak mau dicetak biar Nixon upload foto ini di facebook saja ya?” Ibu Marribel berkomentar “Eh jangan dong. Daripada kamu masukkan foto Ayah dan Ibu, Nixon lebih baik upload foto semua makanan dagangan Ibu saja ya. Biar bisnis catering milik Ibu tambah dikenal banyak orang. Ibu ingin semua catering laris manis dan tambah banyak orang yang beli jika dipromosikan lewat fb.”

Nixon menolaknya “Ah kalau yang seperti itu Nixon tidak mau. Ibu saja yang upload sendiri saja deh. Kalau Nixon upload foto makanan di facebook ku nanti semua temanku berpikir kalau Nixon yang berjualan makanan. Nixon kan terlahir menjadi musisi dan composer lagu, bukan menjadi penjual makanan.” Nathan berkomentar “Ya sudah kalau Kak Nixon tidak mau, biar Nathan saja yang membantu Ibu.” Ibu Marribel langsung memeluk Nathan sambil berkata “Wah Nathan, kamu memang anak Ibu yang paling baik dan suka menolong.”

(7)

7

Nathan berujar “Iya dong Ibu. Nathan kan anak Ibu yang paling baik, ganteng dan disukai banyak perempuan. Hehehe. Nathan mau membantu Ibu tapi ada satu syarat.” Ibu Marribel terkejut mendengarnya. Ibu Marribel berkata “Loh kok pakai syarat segala sih Nathan?” Nathan menjawab dengan cepat “Iya dong Ibu, syaratnya adalah Ibu harus memberi tester untuk setiap menu makanan yang akan dijual. Tester tersebut dua porsi. Satu porsi untukku dan satu porsi lagi untuk Chiara. Nathan sedang ingin makan semua makanan yang Ibu masak.”

Nixon berkomentar “Astaga Nathan. Kamu kalau kebanyakkan makan nanti seperti bola loh. Nathan kalau mirip bola pasti semua fans mu lari mengejarku bagaimana?” Nathan menjawab dengan santai “Ah itu hanya hal sepele. Biar saja semua fans ku mengejar Kak Nixon. Justru Nathan senang bila benar terjadi seperti itu. Nathan jadi tidak perlu capek membalas satu persatu surat cinta yang Aku terima tiap hari. Tanganku terkadang lelah membalas semua surat cinta yang dikirim di meja kelas dan semua akun media socialku. Ibu, Apakah Nathan berpotensi menjadi seorang bintang?”

Ibu Marribel hanya tersenyum mendengar ucapan anaknya. Ayah Jamie berkata “Nathan mungkin saja kamu terlahir menjadi seorang bintang. Jika kamu mempunyai banyak fans tidak perlu khawatir. Kamu tidak harus selalu membalas semua surat cinta itu. Tak hanya kamu yang mengalaminya tetapi Kakak Rosepun sejak kecil sampai sekarang sering dikirimi surat cinta dari para fansnya.”

Nison tersedak kaget mendengar perkataan Ayahnya. Nixon berteriak “Apa? Rose yang tomboy dan cuek seperti itu punya fans? Ayah sedang bercanda ya?” Ayah Jamie menjawab “Ayah tidak sedang bercanda. Ayah sering menerima surat cinta yang dikirim lewat post ketika hari minggu.” Nixon masih tidak percaya dengan ucapan Ayahnya. Nixon berujar “Oh ya? Ayah bisa menunjukkan salah satu surat cinta itu?”

Ayah Jamie segera berjalan menuju kamar Rose. Ayah Jamie mengambil salah satu surat di atas meja belajar Rose. Tiga menit kemudian Ayah Jamie menyerahkan surat itu kepada Nixon. Nixon dengan suara pelan membaca surat tersebut. Semua mata Nixon, Nathan, Ayah Jamie dan Ibu Marribel tertuju pada surat itu. Mereka berempat dengan kompak membaca bersama-sama di ruang keluarga.

(8)

8

Surat itu tertulis dengan tulisan rapi dan penuh kata-kata romantis. Berikut isi surat cinta tersebut:

Dear Rose Ann,

Salam rindu untukmu selalu Rose. Aku adalah salah satu pengemar beratmu. Namun lebih tepatnya adalah pengagum spesialmu. Setiap hari Aku mengamatimu dari kejauhan. Sesungguhnya Aku ingin memberikan surat ini langsung kepadamu namun Aku takut kamu akan menolak surat ini. Jadi Aku kirim surat ini lewat post.

Setiap malam Aku memandangi bintang di langit. Pancaran bintang di langit itu bagaikan senyumanmu yang paling manis yang pernah Aku lihat. Engkau adalah bintang kejora yang paling bersinar di dalam hidupku. Aku harap suatu saat nanti kita bisa melihat bintang bersama-sama.

Salam ,

Rodney Humbert

Nixon melonggo cukup setelah membaca surat di tangannya. Ibu Marribel dan Ayah Jamie saling memandang sedangkan Nathan hanya terdiam. Tiba-tiba Rose pulang dan masuk ke dalam rumah. Ia melihat semua anggota keluarganya dengan wajah heran. “Rose pulang untuk mengambil botol minumku yang tertinggal. Kalian semua, ada yang melihat di mana botol minumku?” ujar Rose.

“Botolmu ada di atas kulkas.” Jawab Nixon. Rose segera mengambil botol minumnya di atas kulkas. Rose kembali berjalan mendekati seluruh keluarganya. “Ayah, Ibu, Kak Nixon dan Nathan. Kalian sedang apa di sana? Mengapa kalian melingkar seperti itu? Kak Nixon, kertas

(9)

9

apa yang kamu pegang?” tanya Rose. “Di tangan Kak Nixon itu kertas yang berisi surat dari Rodney Humbert. Kak Rose, siapa itu Rodney?” ujar Nathan.

Rose secara refleks mengaruk-garuk kepalanya. Ujarnya “Akupun tidak mengenal siapakah itu Rodney. Entahlah, mungkin saja orang iseng atau surat itu salah alamat. Tempo hari, Aku sudah membacanya dan beberapa surat lainnya dengan nama yang sama terus menerus terkirim lewat post maupun di kampus.” Ibu Marribel berkomentar “Tidak mungkin salah alamat. Di kertas ini tertulis nama lengkapmu Rose. Di kertas ini tertulis nama lengkapmu Rose Ann. Surat ini tertuju kepadamu.”

“Ah Ibu, tidak penting surat itu untukku atau bukan. Jika kalian suka dengan surat-surat tersebut maka Aku beri secara gratis kok. Rose tidak perlu surat cinta. Yang Rose butuhkan hanya basket, basket dan basket. Rose pamit pergi dulu ya ke kampus. Bye-bye.” Rose melambaikan tangannya dan salah satu tangannya memegang botol minum. Hanya Nathan yang membalas melambaikan tangan, sementara itu Ayah Jamie, Ibu Marribel dan Nixon masih termenung melihat surat di tangan Nixon.

Nixon berkomentar “Bagaimana bisa Rose cuek saja dengan surat yang dituju kepadanya?” Nathan menjawab “Ah Kak Nixon, memang dari dulu Kak Rose cuek seperti itu. Hanya seorang laki-laki yang benar-benar ia suka yang dapat merubah sifat dan gaya berpakaiannya.” Ayah Jamie bertanya “Lalu siapa laki-laki yang disukai Rose?’ Nathan menghela nafas sambil menjawab “Entahlah, Nathanpun tidak tahu siapa laki-laki yang disukai Rose. Kak Rose selalu sibuk dengan bermain basket.”

Ibu Marribel berujar “Ayah, sepertinya kita harus membantu mencarikan pasangan untuk anak kita Rose. Ibu ingin Rose sedikit merubah penampilannya menjadi lebih feminim.” Ayah Jamie menjawab “Baik kalau begitu, Ayah akan coba menghubungi teman-teman Ayah. Siapa tahu salah satu dari mereka mempunyai anak laki-laki yang seumuran dengan Rose.” Nathan ikut berkomentar “Rasanya Kak Rose tidak akan suka bila dijodohkan deh.” Nixon setuju dengan pendapat adiknya. “Betul perkataanmu Nathan. Dulu pernah ada temanku yang minta dikenalkan dengan Rose. Temanku bernama Stanly Edward. Ia temanku satu grup band. Nixon sudah mencoba menjodohkan Rose dengan Stanly, namun hasilnya gagal. Rose tetap saja cuek.”

(10)

10

Ibu Marribel bertanya “Kira-kira Rose suka laki-laki yang seperti apa ya?” Ayah Jamie menjawab “Hanya Rose yang bisa menjawab pertanyaanmu.” Ibu Marribel berujar “Lalu bagaimana bisa kita mencarikan pasangan untuk Rose kalau tidak ada satupun dari kita yang mengerti selera laki-laki yang disukai Rose?” Ayah Jamie, Nixon dan Nathan diam sejenak untuk berpikir.

Dua menit kemudian Nathan mendapatkan ide. “Kak Rose pasti suka dengan laki-laki yang jago basket. Hal itu sudah pasti karena di kepalanya hanya ada basket, basket dan basket.” Nixon berkomentar “Wah apa yang kamu bilang itu benar. Masalahnya adalah siapa yang punya teman laki-laki yang jago basket dan belum punya pasangan?” Nathan menjawab “Itu hal yang gampang kok Kak Nixon. Kita hanya perlu pergi ke tempat basket. Kita berteman dengan anak-anak basket. Kita cari tahu siapa saja yang di sana belum punya pasangan. Lalu kita tawarkan untuk diperkenalkan dengan Kak Rose. Bagaimana?”

Nixon menjawab “Hmmm kita coba laksanakan dulu idemu itu. Kita mau ke tempat basket kapan?” Nathan berpikir sejenak. “Besok saja Kak Nixon.” Jawab Nathan. “Oke deh.” Ujar Nixon. Nathan bergumam “Ayah dan Ibu, Aku pamit pergi dulu ya. Nathan hari ini ada kegiatan ekstrakulikuler bulu tangkis. Bye-bye.” Ayah Jamie menjawab “Iya Nathan, hati-hati di jalan ya.” Nathan berjalan keluar rumah.

Sedangkan Nixon berkata “Nixon kembali melanjutkan tugas kuliah dulu ya. Nixon masih perlu mengerjakan tugas-tugas yang belum terselesaikan. Dosenku menyuruhku membuat tiga lagu.” Ibu Marribel berkata “Nixon, sebelum kamu masuk kamar. Ini minum dulu jus jeruk buatan Ibu.” Nixon mendekati Ibunya. “Baiklah Ibu, sini jus jeruknya biar Nixon minum.” Nixon meminum jus jeruk dengan cepat.

Pak Jamie bertanya “Loh kok cuma Nixon yang diberikan jus jeruk? Jus jeruk untuk Ayah mana?” Ibu Marribel menjawab “Tenang saja. Ibu membuat jus jeruk cukup banyak kok. Ayah tinggal ambil saja jus jeruknya di dalam teko.” Ayah Jamie menjawab “Istriku sayang, tolong dituangkan jus jeruknya untukku. Masa Nixon disediakan jus jeruk tapi suaminya yang paling ganteng ini disuruh ambil sendiri sih?” Ibu Marribel menjawab “Iya iya suamiku. Tunggu

Referensi

Dokumen terkait

Wanita Gb. Kemeja untuk pria dan wanita Gb. Celana untuk pria dan wanita Gb. Baju kaos Gb. Kopel riem Gb. Dragh riem Gb. Tutup kepala untuk pria dan wanita Gb. Sepatu untuk

Melihat dari beberapa definisi di atas sehingga dapat disimpulkan bahwa pemasaran adalah sebuah kegiatan yang akan dilakukan oleh perusahaan yang

Praktik penanganan pertama ISPA pada balita saat di rumah di Puskesmas Sambirejo Sragen dengan kategori baik yaitu 62 orang (86,1%) sedangkan praktik penanganan pertama ISPA

Sebab terjadinya kecelakaan kerja pada kasus ini dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu penyebab langsung (immediate causes ) dari kasus ini adalah tidak melihat

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, dengan ini menyetujui untuk memberikan ijin kepada pihak Program Studi Sistem Informasi Fakultas Teknik Universitas Muria Kudus Hak

Pada pasal 10 dinyatakan bahwa LJK, emiten dan perusahaan publik diwajibkan untuk mebuat laporan berkelanjutan ( sustainability report) yang terpisah dari

Hal ini memunculkan metode perhitungan modifikasi yang didasarkan pada perhitungan kontribusi arus hubung singkat dan waktu pemadaman busur api ( arc-clearing time

Hasil penelitian ini didukung oleh observasi peneliti yang menyatakan kepedulian dokter dan perawat terhadap keluhan pasien sudah diberikan, karena kepedulian tersebut