• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI LUAS LAHAN, MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI LUAS LAHAN, MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT"

Copied!
37
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI

LUAS LAHAN, MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP

PENDAPATAN PETANI PADI SAWAH DI KECAMATAN

KAWAY XVI KABUPATEN ACEH BARAT

SKRIPSI

RABIATON

06C10404039

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS TEUKU UMAR

MEULABOH- ACEH BARAT

(2)

Judul Skripsi : ANALISIS PENGARUH FAKTOR PRODUKSI LUAS LAHAN, MODAL DAN TENAGA KERJA TERHADAP PENDAPATAN PETANI PADI

SAWAH DI KECAMATAN KAWAY XVI

KABUPATEN ACEH BARAT.

Nama Mahasiswa : RABIATON

NIM : 06C10404039

Program Studi : Agribisnis

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Ketua Anggota

Mengetahui :

Dekan Fakultas Pertanian Ketua Prodi Agribisnis

Ir. Rusdi Faizin. M.Si

Nip. 196308111992031003

Yoga Nugroh,.SP,.MM

NIDN.01-0601-8801

Tanggal Lulus :12 Agustus 2015

Meiza Aulia, SP NIDN. 01-2305-8402 Ir. Rusdi Faizin. M.Si

(3)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Program Ketahanan Pangan yang merupakan salah satu kegiatan dalam rangka mempercepat laju pembangunan pertanian, terutama beras untuk kebutuhan konsumsi masyarakat, serta dalam melestarikan produktivitas yang dihasilkan para petani dilakukan dengan Program Intensifikasi, Extensifikasi dan Diversifikasi tanaman padi dan palawija.

Permasalahan yang dihadapi menghendaki peningkatan peranan dan peran sertanya petani dan anggota masyarakat pedesaan lainya, yang dilaksanakan sesuai dengan penerapan Otonomi Daerah yang nyata dan bertanggung jawab. Tujuan pembinaan secara umum adalah untuk memberdayakan anggotanya agar memiliki kekuatan sendiri, yang mampu menerapkan inovasi, tehnis, sosial dan ekonomi, serta mampu mengadapi resiko usaha, sehingga mampu memperoleh tingkat pendapatan dan kesejahteraan yang layak. Peningkatan dan pemanfaatan ilmu pengatahuan dan teknologi, penyediaan sarana dan prasarana yang makin memadai, penanganan pasca panen yang makin efesien dan kebijaksanaan harga yang sesuai.

(4)

masalah dalam melaksanakan usahatani tersebut, terutama dalam hal peningkatan pendapatan petani yang disebabkan oleh rendahnya produksi yang dihasilkan, karena tidak dilakukan pemupukan, dan perawatan yang baik. Hal ini disebabkan tingginya harga pupuk dan kelangkaan pupuk dilapangan atau ditingkat usahatani yang merupakan salah satu input produksi. Keadaan tersebut menyebabkan hasil panen dan produksivitas tidak sepenuhnya tercapai sebagaimana yang diharapkan oleh pemerintah dan petani itu sendiri.

(5)

TABEL 1 PERKEMBANGAN LUAS TANAM, LUAS PANEN,

(6)

tanam di Kabupaten Aceh Barat pada tahun 2006 dapat dilihat pada Tabel 2 berikut ini.

TABEL 2. PERKEMBANGAN LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI

DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN PADI DI

KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2006.

No Kecamatan Tanam

Berdasarkan Tabel 2 diatas dapat dilihat bahwa Kecamatan Kaway XVI merupakan kecamatan kelima yang memiliki luas tanam dan luas panen 445 Ha, dengan produksi 1.882 ton dan produktivitas hasil 4,23 ton/ha. Luas tanam yang dimanfaatkan oleh petani masih sangat rendah bila dibandingkan dengan ketersediaan lahan sawah di Kecamatan Kaway XVI yaitu seluas 1.075 Ha. Keadaan ini disebabkan antara lain oleh beberapa faktor seperti masih kurang tersedianya sarana produksi seperti pupuk, benih dan modal kerja.

(7)

sangat diperlukan adanya penggunaan dan penerapan faktor-faktor produksi secara ekonomis sehingga dapat menguntungkan.

Untuk pencapaian tujuan diatas maka perlu dilakukan berbagai upaya misalnya dengan teknik budidaya dan pola tanam yang lebih baik serta didukung dengan pengelolaan (manajemen) terhadap penggunaan faktor-faktor produksi seperti luas lahan, tenaga kerja dan modal yang lebih efesien. Dengan penggunaan faktor-faktor produksi yang optimal dapat mendukung kegiatan produksi dan diharapkan mampu memperoleh jumlah produksi optimal dan pendapatan petani yang maksimal.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian tersebut diatas maka permasalahan dalam penelitian adalah : “Apakah penggunaan faktor-faktor produksi Luas lahan, Modal dan Tenaga Kerja pada usahatani padi sawah mempunyai pengaruh secara nyata terhadap pendapatan petani padi sawah di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat?”

1.3. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Faktor Produksi, Luas Lahan, Modal dan Tenaga Kerja terhadap Pendapatan Petani Padi Sawah Di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

1.4. Kegunaan Penelitian

(8)
(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kebijaksanaan Pemerintah dalam sektor pertanian sangat diharapkan dalam usaha untuk meningkatkan produksi dan sekaligus meningkatkan pendapatan yang diterima sehingga dapat mencukupi kebutuhan keluarga. Akibat perkembangan yang terus menerus dibidang ilmu pengetahuan dan teknologi pangan yang begitu pesat memungkinkan meningkatkan produksi baik dalam hal kuantitas maupun dalam hal kualitasnya.

Walaupun demikian, peningkatan produktivitas ini masih terus dibayangi oleh laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi, musim kemarau yang panjang dan fenomena lainnya serta tingginya harga produksi pertanian dan kelangkaan pupuk di lapangan. Inilah yang menjadi permasalahan khususnya bagi para petani dan pemerintah.

(10)

Untuk meningkatkan produktivitas usahatani, maka petani harus mampu menggunakan faktor produksi seefesien dan seefektif mungkin. Faktor-faktor produksi tersebut adalah :

1. Luas Lahan 2. Modal 3. Tenaga Kerja

2.1Pengertian Luas Lahan

Luas lahan garapan yaitu luas yang dinyatakan dalam hektar (Ha) dari seluruh tanaman yang digarap oleh petani sampel dalam mengusahakan padi sawah. Penggunaan luas lahan yang memadai atau sesuai dengan produksi yang dihasilkan adalah merupakan salah satu faktor yang turut meningkatkan hasil produksi. Menurut Soekartawi (1987:27) Faktor produksi lahan merupakan salah satu faktor yang sangat menentukan hasil produksi setiap usahatani. Besarnya hasil produksi juga menentukan besarnya pendapatan yang diterima. Oleh karena itu pemanfaatan luas lahan yang maksimal adalah langkah awal untuk mencapai tingkat produktivitas yang tinggi.

Tanah adalah salah satu faktor produksi yang merupakan pabriknya hasil-hasil pertanian yaitu tempat dimana produksi berjalan dan dari mana hasil produksi keluar (Mubyarto, 1989:89).

(11)

sangat erat dan saling mendukung serta menentukan jumlah yang satu dengan lainnya. Hermanto (1989:36) menyatakan luas lahan usahatani menentukan pendapatan taraf hidup dan derajat kesejahteraan rumah tangga petani.

Pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa luas lahan usahatani menentukan jumlah penggunaan tenaga kerja dan besarnya modal yang diperlukan. Lahan yang luas memerlukan jumlah tenaga kerja yang lebih banyak dan modal yang lebih besar. Bagi lahan yang luas atau kelebihan tenaga kerja dan modal yang kurang akan menyebabkan luas lahan, tenaga kerja dan modal kurang efesien. Selanjutnya Soekartawi (1987:15) menyebutkan Keadaan tersebut tentunya akan mengurangi pendapatan usahatani. Dengan pengunaan tenaga kerja dan modal berlebihan menyebabkan pemborosan biaya produksi, sementara hasil produksi rendah disebabkan oleh lahan sempit.

Secara teknis dapat dilihat luas lahan menentukan jumlah populasi dari tanaman yang akan memberikan produksi dan produktivitas tanah adalah tidak lain daripada jumlah hasil total yang diperoleh dari satu kesatuan bidang tanah (satu hektar) selama satu tahun terhitung dengan uang (Thohir, 1983:146).

(12)

2.2. Pengertian Modal

Modal adalah seluruh biaya dalam bentuk uang tunai yang dikeluarkan dalam pengelolaan usahatani yang dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). Tanpa adanya modal yang cukup dalam pengelolaan suatu usaha maka tidak akan berhasil sebagaimana yang direncanakan. Karena modal merupakan salah satu faktor produksi yang penting dalam melaksanakan kegiatan usaha. Begitu juga bila kelebihan modal dalam suatu usaha, maka akan memboroskan biaya dan suatu perencanaan yang telah ditetapkan tidak tercapai dengan baik. Pada hakekatnya kebutuhan modal adalah kebutuhan dana untuk jangka waktu tertentu. Adanya suatu tingkat modal yang cukup suatu usaha dapat melakukan operasinya seekonomis mungkin dan tidak akan menemukan hambatan atau kesulitan dalam memperluas usahataninya (Soekartawi, 1987:15).

Modal dalam suatu usaha dapat digunakan untuk membiayai operasinya sehari-hari, seperti untuk membayar upah tenaga kerja, membeli faktor-faktor produksi serta bahan-bahan lain yang diperlukan dalam usahatani. Weston (1986:245) menyebutkan bahwa modal kerja merupakan investasi suatu usaha guna membiayai operasional sesuai dengan pelaksanaan kegiatan usaha yang dilakukan.

Modal dapat dilihat dari sifatnya yaitu sebagaimana yang dikemukakan oleh Prathama, (1995:68) sebagai berikut :

(13)

2. Modal lancar, yaitu modal yang habis dipakai sekali saja dalam proses produksi, misalnya bahan-bahan bakar, bensin solar dan sebagainya yang habis sekali pakai.

3. Modal variabel yaitu jumlah uang yang digunakan untuk membayar upah tenaga kerja yang digunakan dalam proses produksi.

Modal dilihat dari bentuknya :

1. Modal nyata, yaitu barang yang dapat digunakan dalam proses produksi yang terdiri atas modal barang dan modal uang.

2. Modal abstrak yaitu modal yang tidak terlihat, tetapi hasilnya dapat dilihat seperti kepandaian, pengetahuan, keahlian, nama baik dan keunggulan dibandingkan dengan pengelolaan usahatani lainnya.

Dari pernyataan tersebut diatas, maka dapat dijelaskan bahwa modal merupakan salah satu faktor penting yang perlu diperhitungkan oleh setiap pengelola usahatani karena tanpa adanya modal usaha yang cukup maka tidak akan tercapai sesuai dengan yang diharapkan suatu usahatani.

2.3. Pengertian Tenaga Kerja

Tenaga kerja dalam usahatani tidaklah sama pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam perusahaan. Mubyarto (1989:123) menyebutkan bahwa :

“Dalam usahatani sebagian besar tenaga kerja berasal dari keluarga petani sendiri yang terdiri atas ayah sebagai kepala keluarga, istri dan anak-anak petani (anak-anak berumur 12 tahun) sudah menjadi tenaga kerja yang produktif bagi usahatani. Mereka dapat membantu mengatur pengairan, mengangkut bibit atau pupuk kelahan garapannya. Tenaga kerja merupakan salah satu biaya produksi dikeluarkan dalam usahatani dan penggunaannya harus diperhitungkan sesuai dengan luas lahan yang ada, jenis dan bentuk pekerjaan, waktu dan lamanya pekerjaan berlangsung”.

(14)

diperlukan perbedaan tenaga kerja pria, wanita, anak-anak dan ternak, maka diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja yang biasanya disebut dengan hari kerja setara pria (HKP).

Soekartawi (1987:26) menyebutkan :

“Dalam analisa ketenagakerjaan dan juga untuk memudahkan melakukan perbandingan penggunaan tenaga kerja, maka diperlukan standarisasi satuan tenaga kerja, membandingkan tenaga kerja pria sebagai ukuran baku dan jenis tenaga kerja lainnya, dikonversikan berdasarkan upahnya yang berlaku didaerah penelitian atau setara upah tenaga kerja pria Rp. 17.500/hari kerja pria, wanita Rp. 12.500/hari kerja, saku anak-anak Rp. 10.000/hari kerja’.

(15)

Menurut standarisasi yang dituangkan dalam keputusan Bupati Aceh Barat tahun 2008 bahwa upah buruh tani termasuk kedalam kelompok buruh lapangan tak terlatih/UMR di Kabupaten Aceh Barat adalah Rp. 40.000.- per hari per orang. Hal tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

TABEL 3. UPAH BURUH TANI MENURUT JENIS TENAGA KERJA

No. Jenis Tenaga Kerja Satuan Harga

Buruh Lapangan Tak Terlatih Buruh Lapangan Kurang Terlatih Buruh Lapangan Terlatih Sumber : Standarisasi Harga Barang Tahun 2008.

2.4. Pengertian Pendapatan

(16)

Soekartawi (1987:49) menyatakan bahwa pendapatan bersih usahatani merupakan imbalan yang diperoleh keluarga petani dari penggunaan faktor-faktor produksi, seperti modal, tenaga kerja, luas lahan dan pengelolaannya. Pendapatan sangat dipengaruhi oleh besarnya skala usaha, pemilikan cabang usaha, efesiensi dalam penggunaan tenaga kerja, tingkat produksi, pemasaran, umur petani dan tingkat pengetahuan yang dimiliki.

Usaha untuk meningkatkan produksi yang pada akhirnya dapat meningkatkan pendapatan petani, maka petani sangat memerlukan tambahan modal biaya. Untuk mengimbangi tambahan modal biaya tersebut dikehendaki adanya perbandingan harga keluaran dan pemasukan yang menguntungkan, agar petani tetap terangsang untuk menjalankan usahataninya.

(17)

2.5. Hipotesis.

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan, maka dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut :

“Diduga penggunaan faktor produksi luas lahan, tenaga kerja dan modal

(18)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi, Objek dan Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat. Penentuan daerah penelitian dilakukan dengan cara “Purposive Sampling” dengan pertimbangan bahwa desa-desa di Kecamatan Kaway XVI merupakan daerah yang mengusahakan intensifikasi padi sawah dan mempunyai hamparan sawah yang luas dibandingkan dengan desa-desa lain diluar Kecamatan Kaway XVI. Sedangkan waktu penelitian dimulai dari bulan Agustus sampai dengan Desember 2008.

Objek yang diteliti adalah petani yang mengusahakan penanaman padi sawah, ruang lingkupnya terbatas pada masalah luas lahan, modal dan penggunaan tenaga kerja di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat.

Ruang Lingkup ini terbatas pada masalah produksi dan pendapatan usahatani padi sawah serta faktor-faktor yang mempengaruhinya.

3.2. Metode yang digunakan, Populasi, Teknik Pengambilan Sampel dan Besar Sampel

Metode penelitian yang dipakai adalah Survai, populasinya adalah semua petani yang mengusahakan padi sawah di Kecamatan Kaway XVI.

(19)

3.3. Batasan Variabel dan Data yang dipakai

Untuk menguji hipotesis yang telah dikemukakan maka dibutuhkan beberapa veriabel dan data untuk menguji kebenaran hipotesis tersebut antara lain:

1. Luas Lahan Garapan (Ha). 2. Tenaga Kerja (HKP/Ha). 3. Biaya produksi/Modal (Rp/Ha). 4. Pendapatan (Rp/Ha).

3.4. Definisi Operasional Variabel

Variabel yang digunakan dibatasi sebagai berikut :

1. Luas Lahan Garapan adalah lahan yang digunakan oleh petani untuk berusaha tani tanaman padi sawah yang diperhitungkan dalam hektar. Penggunaan luas lahan yang memadai atau sesuai dengan produksi yang dihasilkan adalah merupakan salah satu faktor yang turut meningkatkan hasil produksi

2. Tenaga kerja adalah jumlah tenaga kerja yang digunakan untuk melakukan usahatani, dalam menghitung tenaga kerja perlu dikonversikan kedalam Hari Kerja Pria (HKP) sebagai berikut :

W j x h x t

L

Dimana :

(20)

h = Jumlah hari kerja (hari). j = Jumlah jam kerja (jam).

W = Jumlah rata-rata jam kerja (jam/hari/orang) diasumsi rata-rata 6 jam/hari/orang.

3. Modal adalah nilai konversi dari penggunaan faktor produksi yang merupakan biaya dalam proses produksi atau disebut juga biaya produksi. Biaya ini merupakan keseluruhan pengeluaran baik tunai maupun tidak tunai yang digunakan untuk satu kali proses produksi. Dengan kata lain, modal adalah biaya yang sesungguhnya dibayar ditambahkan dengan biaya tidak dibayar tetapi diperhitungkan seperti sewa milik sendiri maupun tenaga kerja dalam keluarga. Besar kecilnya biaya ini mempengaruhi produksi sekaligus mempengaruhi pendapatan.

4. Pendapatan bersih petani padi sawah adalah hasil kali jumlah produksi dengan harga perkilogram dikurangi dengan total biaya yang dikeluarkan sebagai biaya produksi.

3.5. Model dan Metode Analisis.

Untuk menguji kebenaran hipotesis yang telah dirumuskan, maka penulis menggunakan model analisis Regresi Linier Berganda dengan formulanya sebagai berikut (Sudjana, 1992 : 383):

Y = α+β1X1 + β2X2 + β3X3 + ei

Dimana :

(21)

x2 = Jumlah Tenaga Kerja yang digunakan untuk

mengelola usahatani padi sawah (HKP)

x3 = Besarnya Modal yang digunakan untuk mengelola

usahatani padi sawah (Rp/Ha) α = Konstanta yang akan dicari

β1,β2,β3 = Koefisien Regresi yang akan dicari

ei = Error Term

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi Luas lahan, Modal dan Tenaga Kerja terhadap pendapatan petani padi sawah secara menyeluruh digunakan uji “F” dengan kaedah keputusan :

Jika Fcari > Ftabel , maka terima Ha dan tolak H0

Jika Fcari≤ Ftabel , maka tolak Ha dan terima Ho

Untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor produksi Luas lahan, Modal dan Tenaga Kerja terhadap pendapatan petani padi sawah secara parsial digunakan Uji “t” dengan kaedah keputusan :

Jika tcari > ttabel , maka terima Ha dan tolak Ho

Jika tcari≤ ttabel , maka tolak Ha dan terima Ho

Hipotesis selanjutnya diformulasikan sebagai berikut :

Ho : ai = 0, artinya Luas lahan, tenaga kerja dan modal tidak berpengaruh

nyata terhadap pendapatan petani padi sawah.

Ha : ai ≠ 0, Luas lahan, tenaga kerja dan modal berpengaruh nyata terhadap

(22)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Karakteristik Petani

Tingkat produksi sekaligus pendapatan usahatani yang diusahakan turut dipengaruhi oleh karakteristik petani yang mengusahakan. Unsur-unsur seperti umur, pendidikan, pengalaman dan besarnya jumlah tanggungan mempunyai hubungan dengan kemampuan petani dalam mengalokasikan sumber daya yang dimilikinya. Umur petani akan mempengaruhi kemampuan fisik bekerja dan cara berpikir. Petani yang lebih muda biasanya cenderung lebih agresif dan lebih dinamis dalam berusahatani bila dibandingkan dengan petani yang lebih tua. Disamping itu umur juga mempengaruhi seorang petani dalam mengelola usahataninya. Petani dengan umur yang relatif lebih muda akan mampu bekerja keras bila dibandingkan dengan petani yang lebih tua.

Tingkat pendidikan merupakan faktor yang menentukan dalam kemampuan seorang petani mengadopsi teknologi. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang maka akan semakin tinggi kemampuan yang dimilikinya dalam mengembangkan dan menerapkan segala sesuatu yang menyangkut usahataninya.

(23)

Petani dengan tingkat pendidikan yang tinggi umumnya akan lebih mudah menerima perubahan-perubahan guna perbaikan, oleh karena itu lebih mampu untuk mengintensifkan usahataninya dibandingkan dengan petani yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Tingkat pendidikan yang rendah menyebabkan daya serap petani terhadap teknologi lamban, sehingga dapat mendatangkan kesulitan serta membutuhkan waktu yang lama untuk mengadopsi inovasi-inovasi baru tersebut.

Jumlah tanggungan dalam keluarga juga mempengaruhi pendapatan dan pengeluaran keluarga petani. Dengan jumlah tanggungan yang besar maka petani akan memiliki tenaga kerja dalam keluarga yang lebih besar pula. Hal ini akan berpengaruh terhadap biaya tidak tunai yang sebenarnya termasuk dalam penerimaan keluarga petani.

Jumlah tanggungan yang relatif besar akan menekan biaya produksi yang dibayarkan petani lebih kecil. Dengan penambahan tenaga kerja dalam keluarga akan menambah pendapatan yang diterima petani. Keseriusan dalam penerapan teknologi juga akan semakin baik apabila diusahakan oleh anggota keluarga bila dibandingkan dengan tenaga kerja luar keluarga.

(24)

karakteristik petani sampel padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

TABEL.4. RATA-RATA KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL DI DAERAH PENELITIAN TAHUN 2007. tergolong usia produktif. Bakir dan Maning (1982) menyatakan bahwa, umur produktif untuk bekerja di negara berkembang umumnya adalah antara 15 sampai dengan 55 tahun. Dari jumlah sampel 20 orang Umur rata-rata petani sampel di daerah penelitian adalah 41,90 tahun. Rata-rata tingkat pendidikan petani sampel di daerah penelitian adalah 10,20 tahun yang berarti belum menamatkan Sekolah Menengah Umum.

Seperti telah diuraikan di atas bahwa pengalaman bertani turut mempengaruhi kemampuan petani dalam menerima inovasi baru dalam uapaya meningkatkan produksi. Rata-rata pengalaman petani sampel adalah 14,60 tahun, keadaan ini menunjukkan bahwa petani telah cukup berpengalaman dalam mengelola usahataninya.

(25)

4.2. Luas Lahan

Keseluruhan areal yang digarap petani untuk usahatani padi sawah pada satu kali musim tanam merupakan luas lahan garapannya. Luas lahan yang diusahakan oleh petani sampel sangat bervariasi, pada umumnya petani sampel merupakan pemilik lahan atau bukan sebagai penyewa dan penyakap. Pada daerah penelitian ini luas lahan pada umumnya merupakan lahan sedang. Rata-rata luas lahan garapan petani sampel adalah 1 hektar. Heranto (1989 : 46) menyatakan bahwa, yang termasuk golongan lahan luas adalah lahan yang lebih dari 2 hektar, golongan lahan sedang antara 0,5 sampai 2 hektar dan golongan lahan sempit kurang dari 0,5 hektar. Luas lahan garapan pada penelitian ini berkisar antara 0,5 sampai dengan 1,75 hektar.

4.3. Penggunaan Tenaga Kerja

(26)

Perincian pencurahan tenaga kerja menurut fase kegiatan di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 berikut ini.

TABEL 5. RATA-RATA PENCURAHAN TENAGA KERJA

MENURUT FASE KEGIATAN PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN TAHUN 2007.

No Luas Pengolahan

Penanaman Pemupukan Penyiangan Pemanenan Jumlah

Sampel Lahan Tanah

(27)

untuk pengolahan tanah adalah 39,50 HKP/Ha, penanaman 16,05 HKP/Ha pemupukan 10,08 HKP/Ha, penyiangan 18 HKP/Ha dan pemanenan 10,20 HKP/Ha.

4.4. Penggunaan Sarana Produksi

Sarana produksi yang digunakan pada penelitian ini meliputi benih, pupuk Urea, SP36, KCl, herbisida dan insektisida. Rata-rata penggunaan sarana produksi pada daerah penelitian dapat dilihat pada lampiran 2.

4.5. Biaya Produksi

Dalam penelitian ini biaya produksi yang diperhitungkan adalah seluruh pengeluaran yang dibayar tunai maupun tidak tunai untuk satu kali musim tanam. Perhitungan didasarkan atas harga-harga yang berlaku di daerah penelitian.

Biaya yang diperhitungkan meliputi biaya tenaga kerja, biaya sarana produksi dan biaya lainnya. Biaya tenaga kerja yang dikeluarkan meliputi pengolahan tanah, penanaman bibit, pemupukan, penyiangan dan pemanenan yang dinyatakan dalam HKP. Upah yang dikeluarkan untuk tenaga kerja saat penelitian sebesar Rp. 20.000 per Hari Kerja Pria (HKP) dengan masa kerja 7 jam/hari.

(28)

4.6. Produksi

Produksi yang dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah fisik yang dihasilkan dari usahatani padi sawah. Hernanto (1989 : 170) menyebutkan konsep dasar didalam kegiatan ekonomi pada dasarnya adalah fungsi produksi. Melalui fungsi produksi dapat dilihat secara nyata bentuk hubungan perbedaan jumlah dari faktor produksi yang digunakan untuk memperoleh sejumlah produksi dan sekaligus menunjukkan produktivitas dari hasil itu sendiri. Rata-rata produksi dan produktivitas pada usahatani padi sawah dapat dilihat pada lampiran 3.

4.7. Nilai Produksi

(29)

Adapun rata-rata nilai produksi gabah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 6 berikut ini.

TABEL 6. RATA-RATA NILAI PRODUKSI PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN TAHUN 2007.

No

Jumlah 18.80 96695.00 32000.00 154712000.00

Rata-rata 0.94 4834.75 1600.00 7735600.00

Sumber : Data Primer (diolah) Tahun 2007.

Dari Tabel 6 di atas terlihat bahwa rata-rata nilai produksi usahatani padi sawah adalah sebesar Rp. 7.735.600/Ha dimana harga gabah per kilogram yang berlaku pada saat penelitian adalah Rp. 1.600/Kg.

4.8. Analisis Pendapatan

(30)

memotisivasi petani untuk lebih serius dalam mengusahakan usahataninya. Pendapatan adalah selisih antara nilai produksi dengan biaya produksi yang dikeluarkan selama proses produksi berlangsung.

Rata-rata pendapatan pada usahatani padi sawah di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 7 berikut ini.

TABEL 7. RATA-RATA PENDAPATAN PADA USAHATANI PADI SAWAH DI DAERAH PENELITIAN TAHUN 2007.

No

Jumlah 18.80 54420936.00 154712000.00 100291064.00 Rata-rata 0.94 2721046.80 7735600.00 5014553.20

Sumber : Data Primer (diolah) tahun 2007.

(31)

4.9. Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pendapatan Petani di Daerah Penelitian.

Pendapatan petani pada dasarnya sangat dipengaruhi oleh faktor luas lahan, tenaga kerja dan biaya produksi dalam melakukan usahatani padi sawah di daerah penelitian.

Dari hasil analisis pendapatan petani yang dilakukan dengan pendekatan regresi linier berganda di peroleh data sebagai berikut:

TABEL 8. HASIL ANALISIS REGRESI LINIER BERGANDA

Koefesien Determinasi (R2) = 0,71

Fhitung = 13,14

Ftabel = 3,35

Sig F = 0,00

ttabel = 1,71

taraf nyata (α) = 0,05

Variabel Nama Variabel Koefesien Std. Error t Sig.

A (Constant) 772220.3998 975551.7062 -0.79 0.440 X1 Luas Lahan (X1) 8866162.769 3978804.66 2.228 0.040 X2 Tenaga Kerja (X2) 516686.769 360446.5656 1.433 0.170 X3 Biaya Produksi (X3) -18.7521800 13.42176213 -1.397 0.181 Sumber : Hasil Analisis Data,2008

Berdasarkan tabel 11 di atas hasil perhitungan regresi linier berganda dengan 3 (tiga) variabel bebas dan 1 (satu) variabel terikat memperlihatkan persamaan sebagai berikut :

Y = 772.220,4 + 8.866.162,769X1 + 516.686,769X2– 18,7521800X3

Persamaan regresi tersebut dapat diinterprestasikan sebagai berikut: a0 = 772.220,4 menunjukakan bahwa apabila faktor-faktor X1, X2

dan X3 dianggap konstan (=0), maka pendapatan petani akan sebesar Rp.

(32)

Hektar lahan akan menambah pendapatan sebesar Rp. 8.866.162,769 dengan asumsi faktor lain tetap.

a2 = 516.686,769 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu

HKP maka akan menambah pendapatan sebesar Rp. 516.686,769 dengan asumsi faktor lain tetap.

a3 = -18,75218 menunjukkan bahwa setiap penambahan satu

Rupiah biaya produksi maka akan mengurangi pendapatan sebesar Rp. 18,75218 dengan asumsi faktor lain tetap.

Jika ditinjau dari hasil pengujian secara terpisah (parsial) antara variabel (Y) dengan variabel (X1, X2, X3) dengan tingkat kepercayaan 95% (

taraf nyata (α) =5%) dengan menggunakan ”Uji t” di peroleh hasil sebagai

berikut :

4.9.1 Luas Lahan

Dari hasil regresi menunjukan nilai t hit untuk variabel Luas Lahan

(X1) = 2.228 dengan tingkat signifikan sebesar 5% menunjukan nilai t tabel =

1,71, hal ini menunjukan bahwa thitung > ttabel, sehingga dapat dipastikan

bahwa variabel luas lahan berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani di daerah penelitian.

4.9.2 Penggunaan Tenaga Kerja

Nilai t hit untuk variabel biaya operasional (X2) = 1.433 dengan

tingkat signifikan sebesar 5% menunjukan nilai t tabel = 1,71, hal ini

(33)

variabel tenaga kerja tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani di daerah penelitian.

4.9.3 Biaya Produksi

Nilai t hit untuk variabel biaya Produksi (X2) = -1,37 dengan

tingkat signifikan sebesar 5% menunjukan nilai t tabel = 1,71, hal ini

menunjukan bahwa thitung < ttabel, sehingga perhitungan menunjukkan bahwa

variabel Biaya Produksi tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani.

Hal ini dapat dijelaskan bahwa apabila adanya penambahan biaya operasional mengakibatkan pendapatan petani menurun, karena semakin banyak pengeluaran biaya produksi dalam usaha ini maka semakin kecil tingkat keuntungan yang diperoleh. Hal ini mengakibatkan pendapatan yang diterima petani semakin kecil.

Hasil uji secara serempak antara variabel bebas dan variabel terikat digunakan uji F pada taraf kepercayaan 95% (α = 0,05 ) diperoleh F hit =

13,14 sedangkan F tabel = 3,35. Dengan demikian F hit > Ftabel, maka

keputusannya terima Ha dan tolak Ho. Hal ini berarti secara serempak faktor luas lahan (X1), penggunaan tenaga kerja (X2) dan biaya produksi (X3)

berpengaruh nyata terhadap pendapatan petani di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat

Berdasarkan hasil analisis keeratan hubungan yang terjadi antara variabel bebas yaitu Luas Lahan (X1), Pengunaan Tenaga Kerja (X2) dan

(34)

diketahui dengan menggunakan koefisien determinasi (R2). Dari hasil perhitungan diperoleh R2 = 0,71 artinya bahwa 71% pendapatan petani dipengaruhi oleh variabel yang dianalisis yaitu luas lahan (X1), Penggunaan

Tenaga Kerja (X2) dan Biaya Produksi (X3). Sedangkan selebihnya 29 %

(35)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat disimpulkan bahwa :

a. Secara serempak pendapatan petani di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dipengaruhi secara nyata oleh variabel luas lahan, penggunaan tenaga kerja dan biaya produksi.

b. Secara parsial pendapatan Petani di Kecamatan Kaway XVI Kabupaten Aceh Barat dipengaruhi secara nyata (signifikansi) oleh variabel luas lahan dan variabel Tenaga Kerja sedangkan Biaya Produksi tidak berpengaruh nyata terhadap pendapatan Petani di daerah penelitian.

5.2. Saran

a. Diharapkan petani agar mengelola usahataninya lebih efektif, produktif dan lebih efisien sehingga dapat menghasilkan produksi yang maksimal, yang dengan sendirinya meningkatkan pendapatan petani.

(36)

DAFTAR PUSTAKA

Dahlan, Patri dan A. Soeharjo (1993) Sendi-sendi Pokok Usahatani, IPB, Bogor. Heberman (1956) Widya Pangan dan Gizi

Hermanto. F (1989) Ilmu Usahatani, Penebar Swadaya Jakarta.

Husein (2003) Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, PT. Raja Grafindo Perada Jakarta.

Mubyarto (1989) Pengantar Ekonomi Pertanian, LP3ES Jakarta. Nazir. M. (1988) Metode Penelitian, Gahlia Indonesia, Jakarta. Purwanto (1983) Ilmu Usahatani, Yasaguna, Jakarta.

Prathama, (1995). Ekonomi, Erlangga, Jakarta.

Prawijo, Ruslan. H (1979) Ekonomi Teori dan Aplikasi, Raja Wali Pers, Jakarta. ---. (1990) Teori Ekonomi Produksi, Raja Wali Pers, Jakarta.

Soekartawi (1987) Prinsip Dasar Ekonomi Pertanian, Teori dan Aplikasi, Rajawali Pers, Jakarta.

Soeratno (1986) Ekonomi Pertanian, Universitas Terbuka, Jakarta. Sudjana (1992) Metode Statistik, Tarsito, Bandung.

Swastha, B dan I Sukotjo (1989) Pengantar Ekonomi Perusahaan Modern. Liberty, Yogyakarta.

Swastha, B dan Irawan (1985) Dasar-dasar Manajemen, Bina Aksara, Jakarta. Thohir, (1983). Metode Penelitian, Penerbit IPB, Bogor.

(37)

Gambar

TABEL 1  PERKEMBANGAN LUAS TANAM, LUAS PANEN,    JUMLAH PRODUKSI DAN PRODUKTIVITAS TANAMAN   PADI DI PROVINSI NAD TAHUN 2006
TABEL 2. PERKEMBANGAN LUAS TANAM, PANEN, PRODUKSI
TABEL 3. UPAH BURUH TANI MENURUT JENIS TENAGA KERJA
TABEL.4.   RATA-RATA KARAKTERISTIK PETANI SAMPEL DI                           DAERAH PENELITIAN TAHUN 2007
+3

Referensi

Dokumen terkait

Parameter pengujian yang digunakan adalah resistansi dan tegangan keluaran sensor, (ii) membuat rangkaian akuisisi data untuk menguji sensor dalam mendeteksi bahan

Penelitian ini hanya terbatas untuk meneliti tentang hubungan kerjasama dengan hasil belajar muatan pelajaran IPA siswa IV di SD Negeri Karangmloko 1 pada ranah kognitif KD

Hal ini dapat diketahui dari nilai R = 0,715, artinya pelayanan, kualitas dan keragaman produk, harga, fasilitas toko/ warung, serta lokasi terhadap keputusan

Sebelum meletakkan segala perintah moral, Islam atau keimanan berusaha untuk menanamkan kuat dalam hati manusia berupa keyakinan bahwa urusannya adalah dengan Allah, yang

diselenggarakan oleh Universitas Padjadjaran Bandung. 10) SMAN I Tarogong Kidul sebagai juara 2 olimpiade IPS tingkat nasional yang diselenggarakan oleh Universitas

Pengolahan citra merupakan proses memanipulasi dan menganalisis citra dengan bantuan computer, dengan menggunakan deteksi tepi yang menentukan titik –titik tepi

Perhatian ekowisata yang menekankan pada nilai-nilai konservasi dari lingkungan dan budaya lokal, multiplier effect bagi masyarakat, dan partisipasi masyarakat

menunjukkan jika plat resin akrilik yang direparasi dengan penambahan E- JODVV ¿EHU dengan volumetrik 7,4% menghasilkan kekuatan transversal tertinggi dibandingkan