PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN
(Studi pada Pasien Rawat Jalan RSUD Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Verensia Ghea Purwagusta NIM: 142214130
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
i
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN
(Studi pada Pasien Rawat Jalan RSUD Salatiga)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Program Studi Manajemen
Oleh:
Verensia Ghea Purwagusta NIM: 142214130
PROGRAM STUDI MANAJEMEN JURUSAN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA
vii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa atas karunia
dan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Pengaruh Kualitas Pelayanan dan Fasilitas terhadap Kepuasan Pasien : Studi pada Pasien Rawat Jalan RSUD Salatiga”. Skripsi ini ditulis sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Program Studi Manajemen,
Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Dalam penelitian ini, peneliti menyadari bahwa tanpa bantuan, dukungan,
bimbingan dari berbagai pihak skripsi ini tidak dapat terselesaikan dengan baik.
Oleh sebab itu, dalam kesempatan ini, peneliti secara khusus menyampaikan
ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Albertus Yudi Yuniarto, S.E., M.B.A., selaku Dekan Fakultas Ekonomi
Universitas Sanata Dharma.
2. Bapak Dr. Lukas Purwoto, M.Si., selaku Ketua Program Studi Manajemen
Universitas Sanata Dharma.
3. Bapak Drs. Rubiyatno M.M, selaku dosen pembimbing I, yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, pikiran, untuk memberikan perhatian, arahan dan
membimbing penulis dengan kesungguhan hati.
4. Bapak Dr. Herry Maridjo M.Si., selaku dosen pembimbing II, yang juga telah
memberikan bimbingan, perhatian dan arahan sehingga penyusunan skripsi ini
viii
5. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ekonomi, Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta yang telah memberikan ilmu dan senantiasa membimbing penulis
sampai di tahap ini.
6. Bapak dan Mama, terimakasih atas segalanya, kasih yang melimpah, doa yang
tak pernah berhenti, dan selalu mendukung dengan segala cara.
7. Surya, terimakasih atas doa, semangat dan perhatian dan menemani dalam
mengerjakan skripsi.
8. Teman-teman sepermainan sepanjang dunia perkuliahan Clara, Deta, Bebe,
Ika, Ovi, Dian, Abed, Jordi, Rendy yang selalu ada dan mendukung, sebagai
teman suka dan duka dalam dunia perkuliahan.
9. Keluarga “Pinus” Nana, Lidya, Ira, Camar, Pinta, April, Bima, Handy, Emon, Nanda teman rumpi yang mau direpotin dan selalu memberi semangat.
10. Teman masa SMA Wulan yang selalu memberi semangat dan selalu
mendoakan untuk kelancaran skripsi.
11. Teman-teman OMK gereja yang selalu mendoakan dan memberi semangat,
serta merumpi sama-sama.
12. Bara, yang selalu mendoakan, mendengarkan keluh kesah, memberi semangat
dalam kemalasan selama menyusun skripsi.
13. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak
dapat disebutkan satu-persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan karena
keterbatasan dan pengalaman yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
x DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
HALAMAN PENGESAHAN ... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv
HALAMAN PERNYATAN KEASLIAN KARYA TULIS ... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi
HALAMAN KATA PENGANTAR ... vii
HALAMAN DAFTAR ISI ... x
HALAMAN DAFTAR TABEL ... xiii
HALAMAN DAFTAR GAMBAR ... xiv
HALAMAN DAFTAR LAMPIRAN ... xv
HALAMAN ABSTRAK ... xvi
HALAMAN ABSTRACT ... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ... 1
A. Latar Belakang masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 4
C. Batasan Masalah... 4
D. Tujuan Penelitian ... 5
E. Manfaat Penelitian ... 5
BAB II. KAJIAN PUSTAKA ... 7
A.Landasan Teori ... 7
xi
2. Jasa ... 8
3. Kualitas Pelayanan ... 10
4. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa ... 12
5. Fasilitas ... 14
E. Definisi Operasional... 30
F. Populasi dan Sampel ... 31
G. Teknik Pengambilan Sampel... 32
H. Sumber Data ... 32
I. Teknik Pengumpulan Data ... 33
J. Teknik Pengujian Instrumen ... 33
xii
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 63
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 64
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 65
5. Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan Pemeriksaan ... 65
B. Deskripsi Variabel ... 66
1. Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan ... 66
2. Deskripsi Variabel Fasilitas ... 68
3. Deskripsi Variabel Kepuasan Pasien ... 69
C. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 70
1. Uji Validitas ... 70
2. Uji Reliabilitas ... 72
D. Analisis Regresi Linier Berganda ... 73
E. Uji Asumsi Klasik ... 75
1. Uji Normalitas ... 75
2. Uji Multikolinearitas ... 75
3. Uji Heteroskedastisitas ... 76
F. Uji Hipotesis ... 78
1. Uji F ... 78
2. Uji t ... 79
G. Koefisien Determinasi ... 81
H. Pembahasan ... 82
BAB VI. KESIMPULAN, SARAN, KETERBATASAN PENELITIAN ... 88
A.Kesimpulan ... 88
B.Implikasi Manajerial ... 88
C.Implikasi Penelitian Selanjutnya ... 90
xiii
DAFTAR TABEL
TABEL III.1 Skala Data ... 36
TABEL V.1 Skala Likert ... 62
TABEL V.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 63
TABEL V.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ... 64
TABEL V.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 65
TABEL V.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 65
TABEL V.6 Karakteristik Responden Berdasarkan Jumlah Kunjungan ... 66
TABEL V.7 Deskripsi Variabel Kualitas Pelayanan ... 67
TABEL V.8 Deskripsi Variabel Fasilitas... 68
TABEL V.9 Deskripsi Variabel Kepuasan Pasien ... 69
TABEL V.10 Hasil Uji Validitas Kualitas Pelayanan ... 70
TABEL V.11 Hasil Uji Validitas Fasilitas ... 71
TABEL V.12 Hasil Uji Validitas Kepuasan Pasien ... 72
TABEL V.13 Hasil Uji Reliabilitas ... 73
TABEL V.14 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 74
TABEL V.15 Hasil Uji Normalitas ... 75
TABEL V.16 Hasil Uji Multikolinearitas ... 76
TABEL V.17 Uji F ... 78
TABEL V.18 Uji t ... 79
xiv
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR II.1 Kerangka Konseptual Penelitian ... 22
GAMBAR IV.1 Struktur Organisasi ... 46
GAMBAR IV.2 Instalasi Gawat Darurat ... 47
GAMBAR IV.3 Poli Eksekutuif ... 48
GAMBAR IV.4 Poli Eksekutuif ... 49
GAMBAR IV.5 Poli Eksekutuif ... 49
GAMBAR IV.6 Poli Eksekutuif ... 49
GAMBAR IV.7 Poli Reguler ... 51
GAMBAR IV.8 Poli Reguler ... 51
GAMBAR IV.9 Poli Reguler ... 52
GAMBAR IV.10 Poli Reguler ... 52
GAMBAR IV.11 Kebijakan Mutu Pelayanan ... 61
xv
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN 1 Kuesioner ... 94
LAMPIRAN 2 Tabulasi Data Responden ... 99
LAMPIRAN 3 Tabulasi Data Hasil Kuesioner Responden ... 115
LAMPIRAN 4 Hasil Olah Data SPSS 19 ... 127
LAMPIRAN 5 Tabel ... 147
LAMPIRAN 6 Surat Izin ... 156
xvi ABSTRAK
PENGARUH KUALITAS PELAYANAN DAN FASILITAS TERHADAP KEPUASAN PASIEN
Studi pada Pasien Rawat Jalan RSUD Salatiga
Verensia Ghea Purwagusta Universitas Sanata Dharma
Yogyakarta 2019
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh positif secara parsial kualitas pelayanan terhadap kepuasan pasien, (2) pengaruh positif secara parsial fasilitas terhadap kepuasan pasien, (3) pengaruh secara bersama-sama kualitas pelayanan dan fasilitas terhadap kepuasan pasien. Populasi dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan RSUD Salatiga. Responden dalam penelitian ini sebanyak 100 orang dan pengambilan sampel menggunakan teknik
purposive sampling. Teknik analisis data menggunakan aplikasi SPSS Statistics
19 dan Microsoft Excel 2013. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa (1) kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien (2) fasilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien (3) kualitas pelayanan dan fasilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
xvii ABSTRACT
THE INFLUENCE OF SERVICE QUALITY AND FACILITIES TOWARDS PATIENT SATISFACTION
A study on RSUD Salatiga Outpatients
Verensia Ghea Purwagusta Sanata Dharma University
Yogyakarta 2019
This research aims to know (1) the positive and partial influence of service quality towards patient satisfaction, (2) the positive and partial influence of facilities towards patient satisfaction, (3) the influence of service quality and facilities simultaneously towards patient satisfaction. The population in this research are RSUD Salatiga outpatients. The respondents in this study were as many as 100 people and the technique of obtaining sample is purposive sampling technique. The data analysis technique used in the research are SPSS Statistics 19 applications and Microsoft Excel 2013. The results of this study show that (1) service quality had positive and partial influence towards patient satisfaction, (2) facilities had positive and partial influence towards patient satisfaction, (3) service quality and facilities simultaneously influence towards patient satisfaction.
1 BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Masalah kesehatan pada masa sekarang ini telah menjadi
kebutuhan pokok bagi masyarakat. Semakin meningkatnya taraf hidup
masyarakat, maka semakin meningkat pula tuntutan masyarakat akan
kualitas kesehatan. Hal ini menuntut penyedia jasa pelayanan kesehatan
seperti rumah sakit untuk meningkatkan kualitas pelayanan yang lebih
baik. Pemerintah juga berupaya memberikan sarana kesehatan pada
masyarakatnya dengan lebih baik. Upaya kesehatan diselenggarakan
dengan pemeliharaan kesehatan, pencegahan penyakit, dan penyembuhan
penyakit yang dilaksanakan secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Rumah sakit sebagai institusi yang bergerak di bidang pelayanan
kasehatan untuk masyarakat memiliki peran yang sangat penting dalam
peningkatan kesehatan masyarakat. Rumah sakit merupakan lembaga yang
berfungsi sosial, yang bertanggung jawab terhadap pelayanan kesehatan
bagi masyarakat dituntut untuk selalu memberikan pelayanan yang baik
dan memuaskan bagi setiap pasien yang memanfaatkannya. Membuat
pasien puas hanya dapat dilakukan apabila rumah sakit berusaha
memenuhi apa yang menjadi kebutuhan pasien. Seiring dengan itu,
perusahaan penyedia jasa kesehatan harus bersaing untuk meningkatkan
akan memakai jasa pelayanannya. Apabila pelayanan yang diterima sesuai
dengan harapan, maka konsumen akan merasakan puas, dan mereka akan
nyaman dengan pelayanan yang diterimanya, bahkan akan menjadi
pelanggan yang setia pada rumah sakit tersebut.
Menurut Goeth dan Davis (dalam Tjiptono, 2012:51) bahwa
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Menurut Lewis dan Booms (dalam Tjiptono, 2012:157)
mendefinisikan kualitas pelayanan secara sederhana, yaitu ukuran
seberapa bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan
ekspektasi pelanggan. Jadi kualitas pelayanan rumah sakit harus sesuai
dengan harapan pasien.
Rumah Sakit juga harus memiliki sarana dan faslitas pelayanan
kesehatan yang berkualitas dan memadai, baik dari konstruksi fisik
bangunan, peralatan, sumber daya manusia maupun pengelolaannya dan
juga perlu mengetahui hal-hal apa saja yang dianggap penting bagi pasien.
Rumah sakit perlu memperhatikan dan memiliki fasilitas yang lengkap
yang dibutuhkan dalam segala tindakan medis. Dengan memenuhi
kebutuhan pasien maka akan berdampak baik kepada pihak rumah sakit,
sehingga pasien merasa puas akan kualitas pelayanan dan fasilitas yang
telah disediakan oleh pihak rumah sakit.
Tuntutan para penerima layanan untuk memperoleh pelayanan dan
kepuasan kepada pelanggan. Kepuasan pelanggan sangat berkaitan dengan
kualitas pelayanan yang diberikan, menurut Kotler (2006: 177) kepuasan
adalah perasaan senang dan kecewa seseorang yang muncul setelah
membandingkan kinerja (hasil) produk yang dipikirkan terhadap kinerja
(hasil) yang diharapkan. Kepuasan pelanggan dicapai apabila pelanggan
memperoleh pelayanan dan fasilitas sesuai dengan yang dibutuhkan dan
diharapkan.
Kompleksnya masalah kehidupan sekarang ini, menyebabkan
masalah kesehatan benar-benar merupakan kebutuhan yang sangat
penting. Tuntutan pelanggan untuk mendapatkan kualitas pelayanan dan
fasilitas yang lebih baik tidak dapat dihindari oleh rumah sakit. Oleh
karena itu penyedia jasa kesehatan diharapkan mampu untuk selalu
konsisten pada kegiatan dan fungsinya, terutama kualitas pelayanan dan
fasilitas dalam upaya memuaskan kebutuhan dan keinginan pasien.
Dari uraian di atas, untuk dapat meneliti lebih lanjut berdasar sudut
pandang kualitas pelayanan, fasilitas dan kepuasan pasien, maka penulis
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka penulis
membuat rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apakah kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh positif terhadap
kepuasan pasien?
2. Apakah fasilitas secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan
pasien?
3. Apakah kualitas pelayanan dan fasilitas secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kepuasan pasien?
C. Batasan Masalah
Dalam penelitian ini peneliti membatasi permasalahan yang ada
agar tidak menyimpang serta mempermudah peneliti dalam melakukan
penelitian. Adapun batasan masalah sebagai berikut :
1. Kualitas pelayanan jasa yang akan diteliti yaitu bukti fisik, keandalan,
daya tanggap, jaminan, empati.
2. Kualitas fasilitas yang akan diteliti mengenai perencanaan spasial,
perencanaan ruang, perlengkapan, tata cahaya dan warna, pesan-pesan
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah yang dirumuskan penulis, maka
tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial kualitas pelayanan
terhadap kepuasan pasien.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial fasilitas terhadap kepuasan
pasien.
3. Untuk mengetahui pengaruh secara bersama-sama kualitas pelayanan
dan fasilitasterhadap kepuasan pasien.
E. Manfaat Penelitian
Manfaat yang dapat diperoleh dari hasil penelitian ini adalah :
1. Bagi Universitas
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah referensi
perpustakaan sehingga dapat menjadi sumber masukan bagi
mahasiswa yang ingin melakukan penelitian lebih lanjut dan sebagai
bahan bacaan yang diharapkan dapat menambah wawasan
pengetahuan khususnya mengenai pengaruh kualitas pelayanan dan
fasilitas terhadap kepuasaan pasien rawat jalan RSUD Salatiga.
2. Bagi Pembaca
Penelitian ini dapat digunakan sebagai sarana untuk menambah
berhubungan pengaruh kualitas pelayanan dan fasilitas terhadap
kepuasan pasien rawat jalan pada RSUD Salatiga.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat digunakan untuk menambah pengetahuan dan
wawasan bagi peneliti lebih lanjut mengenai seberapa besar pengaruh
kualitas pelayanan dan fasilitas terhadap kepuasan pasien rawat jalan
7
BAB II
KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori
1. Pemasaran
Menurut Kotler dan Keller (2009:2) pemasaran merupakan
suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan
kelompok memperoleh apa yang diinginkan dengan menciptakan,
menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai dengan orang lain atau
satu sama lain. Menurut American Marketing Association dalam Kotler
dan Keller (2009:5) pemasaran adalah suatu fungsi organisasi dan
serangkaian proses untuk menciptakan, mengkomunikasikan, dan
memberikan nilai kepada pelanggan dan untuk mengelola hubungan
pelanggan dengan cara yang menguntungkan organisasi dan pemangku
kepentingannya. Menurut Swastha dan Irawan (2008:5) pemasaran
merupakan salah satu dari kegiatan-kegiatan pokok yang dilakukan
oleh para pengusaha dalam usahanya untuk mempertahankan
kelangsungan hidupnya, untuk berkembang dan mendapatkan laba.
Dari definisi para ahli di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
pemasaran merupakan kegiatan bisnis yang dilakukan perusahaanuntuk
menjual barang atau jasa dengan tujuan memberikan kepuasan kepada
2. Jasa
Menurut Adam Muhammad (2015:10) pada dasarnya jasa
adalah sesuatu yang diberikan oleh suatu pihak lain yang pada dasarnya
tidak berwujud dan tidak mengakibatkan terjadinya perpindahan
kepemilikan (transfer of ownership). Sedangkan menurut Kotler dalam Lupiyoadi (2013:7) jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat
ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, pada dasarnya tidak
berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Lupiyoadi
(2013:7-8) mendefinisikan bahwa jasa memiliki tiga karakteristik
yaitu :
a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli. Nilai penting dari hal
ini adalah nilai tak berwujud yang dialami konsumen dalam bentuk
kenikmatan, kepuasan dan kenyamanan.
b. Unstorability (tidak dapat disimpan). Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari produk yang telah dihasilkan.
Karakteristik ini disebut juga inseparability (tidak dapat dipisahkan), mengingat pada umumnya jasa dihasilkan dan
dikonsumsi secara bersamaan.
c. Customizion (kustomisasi). Jasa sering kali didesain khusus untuk memenuhi kebutuhan pelanggan.
Berdasarkan klasifikasi Organisasi Perdagangan Dunia
Product Classification/MTN.GTS/W/120, yang dikutip oleh
Lupiyoadi (2013:8-9), berbagai ruang lingkup klasifikasi bisnis jasa
meliputi :
a. Jasa Bisnis
b. Jasa Komunikasi
b. Jasa Konstruksi dan Jasa Tekhnik
c. Jasa Distribusi
d. Jasa Pendidikan
e. Jasa Lingkungan Hidup
f. Jasa Keuangan
g. Jasa Kesehatan dan Jasa Sosial
h. Jasa Kepariwisataan dan Jasa Sosial
i. Jasa Rekreasi, Budaya dan Olahraga
j. Jasa Transportasi
k. Jasa lain-lain.
Sedangkan menurut Kotler dan Armstrong (2012:223), terdapat empat point karakteristik jasa, yaitu :
a. Intangibility (tidak beruwujud)
Jasa bersifat abstrak dan tidak berwujud, jasa tidak dapat dilihat,
diraba, di dengar, atau dicium sebelum jasa tersebut telah
b. Inseparability (tidak dapat dipisahkan)
Umumnya jasa diproduksi dan dikonsumsi pada waktu
bersamaan dengan partisipasi konsumen di dalamnya.
c. Variability (berubah-ubah)
Jasa bersifat nonstandart dan sangat variable. Berbeda dengan
kualitas produk fisik yang sudah terstandart, pada kualitas
pelayanan jasa tergantung pada siapa yang menyediakan, kapan,
dimana dan bagaimana jasa tersbut diberikan. Karena itulah jasa
disebut bervariasi.
d. Perishabililty (tidak tahan lama)
Jasa tidakl mungkin disimpan dalam bentuk persediaan. Nilai jasa
hanya ada pada saat jasa tersebut diproduksi dan langsung
diterima oleh penerimanya. Karakteristik ini berbeda dengan
barang terwujud yang dapat diproduksi terlebih dahulu, disimpan,
dan dipergunakan lain waktu.
3. Kualitas Pelayanan
Menurut Goeth dan Davis (dalam Tjiptono 2012:51) bahwa
kualitas merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Menurut Garvin dan Davis 1994 (dalam Nasution
2005:7) kualitas adalah suatu kondisi dinamis yang berhubungan
dengan produk, manusia/tenaga kerja, proses dan tugas, serta
konsumen. Kemudian pelayanan didefinisikan sebagai segala bentuk
kegiatan/aktifitas yang diberikan oleh satu pihak atau lebih kepada
pihak lain yang memiliki hubungan dengan tujuan untuk dapat
memberikan kepuasan kepada pihak kedua yang bersangkutan atas
barang dan jasa yang diberikan. Ciri-ciri pelayanan yang baik menurut
Kasmir (2005:39) adalah sebagai berikut:
a. Bertanggung jawab kepada setiap pelanggan sejak awal hingga
selesai.
b. Mampu melayani secara cepat dan tepat.
c. Mampu berkomunikasi.
d. Mampu memberikan jaminan kerahasiaan setiap transaksi.
e. Memiliki pengetahuan dan kemampuan yang baik.
f. Berusaha memahami kebutuhan pelanggan.
g. Mampu memberikan kepercayaan kepada pelanggan.
Dengan demikian pengertian kualitas pelayanan berpusat pada tingkat
keunggulan pelayanan untuk berupaya memenuhi kebutuhan dan
keinginan pelanggan agar pelayanan yang diberikan sesuai harapan
pelanggan. Lewis dan Booms (dalam Tjiptono 2012:157) kualitas
pelayanan secara sederhana, yaitu ukuran seberapa bagus tingkat
4. Dimensi Kualitas Pelayanan Jasa
Menurut Parasuraman dkk 1998 (dalam Lupiyoadi 2013:216-217)
mengidentifikasi lima kelompok karakterisktik yang digunakan konsumen
dalam mengevaluasi kualitas pelayanan jasa, antara lain adalah :
a. Bukti fisik (tangibles) yaitu kemampuan suatu perusahaan dalam menunjukkan eksistensinya kepada pihak eksternal. Penampilan dan
kemampuan sarana dan prasarana fisik perusahaan yang dapat
diandalkan serta keadaan lingkungan sekitarnya merupakan bukti nyata
dari kualitas pelayanan yang diberikan oleh pemberi jasa. Hal ini
meliputi fasilitas fisik, perlengkapan dan peralatan yang digunakan,
serta penampilan pegawainya.
b. Keandalan (reliability) adalah kemampuan perusahaan memberikan pelayanan sesuai dengan apa yang dijanjikan secara akurat dan
terpercaya. Kinerja harus sesuai dengan harapan pelanggan yang
tercermin dari ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua
pelanggan tanpa kesalahan, sikap simpatik dan akurasi yang tinggi.
c. Daya tanggap (responsiveness) adalah kebijakan untuk membantu pelanggan dan memberikan jasa dengan cepat dan tepat dengan
penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan pelanggan menunggu
sama dengan menciptakan persepsi yang negatif dalam pelayanan.
menumbuhkan rasa percaya para pelanggan kepada perusahaan. Hal ini
meliputi beberapa komponen, antara lain:
1) Komunikasi (communication), yaitu secara terus menerus memberikan informasi kepada pelanggan dalam bahasa dan
penggunaan kata yang jelas sehingga para pelanggan dapat dengan
mudah mengerti apa yang diinformasikan pegawai serta dengan
cepat dan tanggap menyikapi keluhan dan komplain dari para
pelanggan.
2) Kredibilitas (credibility), perlunya jaminan atas suatu kepercayaan yang diberikan kepada pelanggan, believability atau sifat kejujuran, menanamkan kepercayaan, memberikan kredibilitas
yang baik bagi perusahaan pada masa yang akan datang.
3) Keamanan (security), adanya suatu kepercayaan yang tinggi dari pelanggan akan pelayanan yang diterima. Tentunya pelayanan
yang diberikan mampu memberikan suatu jaminan kepercayaan.
4) Kompetensi (competence) yaitu keterampilan yang dimiliki dan dibutuhkan agar dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan
dapat dilaksanakan dengan optimal.
5) Sopan santun (courtesy), dalam pelayanan adanya suatu nilai moral yang dimiliki oleh perusahaan dalam memberikan pelayanan
kepada pelanggan.
berupaya memahami keinginan mereka. Hal ini mengamsusikan bahwa
suatu perusahaan memiliki pengertian dan pengetahuan tentang
pelanggan, memahami kebutuhan pelanggan secara spesifik, serta
memiliki waktu pengoperasian yang nyaman bagi pelanggan.
5. Fasilitas
a. Pengertian Fasilitas
Menurut Tjiptono dan Chandra (2016:184) fasilitas merupakan
bentuk fisik atau atmosfir yang dibentuk oleh eksterior dan interior
yang disediakan perusahaan dalam membangun rasa aman dan nyaman
pelanggan. Fasilitas merupakan suatu bentuk kebendaan yang berfungsi
untuk menambah nilai suatu produk atau layanan jasa. Dalam fasilitas
layanan jasa terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain :
kebersihan, kerapian fasilitas, dan kelengkapan perlengkapan yang
ditawarkan. Dapat disimpulkan bahwa fasilitas segala sesuatu yang
disediakan untuk dipergunakan dan dinikmati oleh pengunjung selama
menggunakan jasa layanan sehingga membuat pengunjung merasa
nyaman.
b. Faktor-faktor Fasilitas
Menurut Tjiptono dan Chandra (2016:46) dalam mewujudkan
kualitas fasilitas terdapat 6 faktor yang harus dipertimbangkan
1) Perencanaan spasial berkaitan dengan unsur jarak, lokasi, bentuk,
dan ukuran, hal ini sangat berkaitan dengan pemanfaatan waktu.
2) Perencanaan ruang, yaitu unsur yang mencakup perencanaan interior
dan arsitektur, seperti penempatan perabotan dan perlengkapan
dalam ruangan.
3) Perlengkapan, yaitu sebagai sarana pelengkap yang dapat
memberikan kenyamanan, sebagai pajangan atau sebagai
infrastruktur pendukung dalam penggunaan barang pelanggan.
4) Tata cahaya dan warna, yaitu pengaturan cahaya dan warna ruangan
yang sesuai aktivitas yang dilakukan serta suasana yang ingin
dibangun dalam ruangan tersebut.
5) Pesan-pesan yang disampaikan secara grafis, yaitu penampilan
visual, penempatan, pemilihan bentuk fisik, pemilihan warna,
pencahayaan, dan pemilihan bentuk perwajahan lambang yang ingin
digunakan untuk maksut tertentu.
6) Unsur pendukung, keberadaan fasilitas utama tidak akan lengkap
tanpa fasilitas pendukung lainnya.
6. Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler (2006: 177) kepuasan adalah perasaan senang dan
kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan kinerja (hasil)
produk yang dipikirkan terhadap kinerja (atau hasil) yang diharapkan.Dari
dengan harapan pelanggan dan bila harapan yang ditetapkan terlalu
rendah, maka pelanggan tersebut akan merasa tidak puas dan berujung
kecewa, jika kinerja sesuai dengan harapan maka pelanggan akan merasa
puas, namun apabila kinerja produk melampaui harapan, maka pelanggan
akan merasa gembira dan sangat puas.
Sedangkan Engel (1990) dalam Tjiptono dan Chandra (2011:292)
menyatakan bahwa kepuasan merupakan evaluasi purna beli dimana
alternatif yang dipilih sekurang-kurangnya sama atau melampaui harapan
pelanggan, ketidakpuasan muncul apabila hasil tidak memenuhi harapan.
Hal itu berarti penilaian bahwa suatu bentuk keistimewaan dari suatu
barang atau jasa itu sendiri, memberikan tingkat kenyamanan yang terkait
dengan pemenuhan suatu kebutuhan, termasuk pemenuhan kebutuhan di
bawah harapan atau pemenuhan kebutuhan melebihi harapan pelanggan.
Dari definisi di atas menunjukkan bahwa kepuasan pelanggan
merupakan suatu pemenuhan harapan. Pelanggan dapat dikatakan puas
dengan produk maupun pelayanan yang diberikan apabila harapan
pelanggan akan produk/pelayanan diberikan tersebut telah sesuai bahkan
melebihi harapan mereka. Dalam industri jasa, kepuasan pelanggan diukur
dengan tingkat kepuasan pelanggan berdasarkan keseluruhan pengalaman
dengan perusahaan.
Menurut Wood (2009:6) terdapat empat macam harapan
a. Equitable performance merupakan penilaian normatif yang mencerminkan kinerja yang seharusnya diterima atas pengorbanan
dalam memperoleh jasa yang ditawarkan.
b. Ideal performance merupakan tingkat kerja optimum yang diharapkan konsumen
c. Expected performance merupakan tingkat kinerja yang diperkirakan atau yang paling diharapkan konsumen,
d. Adequate expectation merupakan tingkat kinerja jasa terendah yang dapat ditoleransi oleh konsumen.
Namun pernyataan yang tidak dapat ditolak bahwa seiring
bertambahnya informasi dan pengalaman yang didapatnya harapan
konsumen dapat berubah dari waktu ke waktu. Oleh karena itu setiap
penyedia jasa harus mampu memahami dan merespon harapan-harapan
dari konsumen. Konsumen akan memberikan tanggapan emosional atau
respon yang mencerminkan harapan yang dibangunnya.
Identifikasi kepuasan berdasarkan harapan dan nilai yang dicapai
konsumen :
1. Nilai atau hasil dari pilihan konsumen yang diperoleh melebihi
harapannya artinya konsumen sangat puas.
2. Nilai atau hasil dari pilihan konsumen yang diperoleh sesuai
harapannya, artinya konsumen puas.
3. Nilai atau hasil dari pilihan konsumen yang diperoleh tidak sesuai
Nilai merupakan hasil yang dirasakan konsumen setelah
menggunakan layanan jasa yang diberikan perusahaan. Nilai yang dapat
berupa perasaan yang dirasakan konsumen setelah memperoleh layanan.
Dari hasil identifikasi harapan-harapan konsumen akan menjadi acuan
yang membantu penyedia jasa dalam pengambilan keputusan. Apabila
hasil yang dicapai dari produk atau jasa dapat mencapai atau melebihi
harapan maka dapat dikatakan bahwa pelanggan puas. Namun apabila
hasil yang dicapai tidak dapat memenuhi harapan konsumen artinya
kepuasan konsumen belum tercapai, dari respon tersebut dapat dijadikan
pertimbangan bagi peruhaan untuk melakukan perbaikan dalam
mengoptimalkan kepuasan konsumen.
Menurut McNeal dan Lamb dalam Tjiptono (2006:148) mengukur
kepuasan konsumen menggunakan metode survai terdapat 4 cara, yaitu
sebagai berikut :
1. Directly reported satisfaction, yaitu pengukuran secara langsung melalui wawancara atau bertanya langsung kepada pelanggan.
2. Derived dissatisfaction, yaitu pertanyaan yang diajukan menyangkut besarnya harapan pelanggan terhadap atribut tertentu dan besarnya
manfaat yang diterima pelanggan.
3. Problem analysis, yaitu pelanggan yang dijadikan responden diminta mengungkapkan masalah yang dihadapi dengan penawaran
4. Importance-performance analysis, yaitu responden diminta untuk meranking berbagai atribut dari penawaran berdasarkan derajat
pentingnya setiap elemen.
Pelanggan yang merasa tidak puas dapat saja melakukan tindakan
berhenti menggunakan layanan atau menceritakan pengalaman tersebut
kepada orang lain sebagai bentuk peringatan. Sedangkan pelanggan yang
merasa puas akan menceritakan penilaian baiknya kepada orang lain dan
mempengaruhi orang lain untuk ikut menggunakan jasa pelayanan yang
sama.
B. Penelitian Terdahulu
1. Srijani (2017) Universitas PGRI Madiun. Pengaruh Fasilitas terhadap
Kepuasan Pelanggan di Aston Madiun Hotel dan Conference Center.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh fasilitas
terhadap kepuasan pelanggan Aston Madiun Hotel dan Conference
Center. Dalam penelitian ini Metode dalam penelitian ini adalah
metode Deskriptif Kuantitatif, sedangkan teknik pengambilan sampel
dalam penelitian ini adalah cluster sampling yaitu pelanggan yang
menginap di Aston Madiun Hotel dan Conference Center dengan
jumlah 101 responden. Pengumpulan data menggunakan menggunakan
metode kuesioner dan observasi. Dalam menganalisis data instrumen
yang digunakan adalah uji validitas dan reliabilitas. Untuk uji asumsi
penelitian ini menggunakan analisis data regresi linier sederhana,
koefisien determinan, dan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
fasilitas mempunyai pengaruh terhadap kepuasan pelanggan.
2. Widyatmoko (2015) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
Penelitian ini tentang Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap
Kepuasan Pasien pada Rumah Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas
pelayanan secara simultan dan parsial terhadap kepuasan pasien Rumah
Sakit Santa Elisabeth Ganjuran Bantul. Jenis penelitian ini adalah
penelitian kuantitatif yang menggunakan metode survey yaitu
penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan
kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok. Anggota populasi
dalam penelitian ini adalah Pasien Rawat Jalan Rumah Sakit Santa
Elisabeth Ganjuran Bantul. Jumlah sampel sebanyak 60 pasien. Teknik
pengambilan sampel yang digunakan adalah purposive sampling. Teknik dalam pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner. Uji
instrument menggunakan uji validitas dan reabilitas. Teknik analisis
data yang digunkan adalah regresi berganda untuk menguji hipotesis
penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) kualitas pelayanan
pasien. (5) assurance mempengaruhi kepuasan pasien. (6) empathy
tidak mempengaruhi kepuasan pasien.
3. Sukmawan (2012) Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini
tentang Analisis Pengaruh Kualitas Pelayanan terhadap Kepuasan
Konsumen pada Coklat, Cake and Cafeshop di Yogyakarta. Penelitian
ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kualitas pelayanan yang
terdiri dari Tangible, Reliability, Responsiveness, Assurance, Emphaty
terhadap kepuasan konsumen baik secara simultan maupun parsial serta
untuk mengetahui variabel manakah yang paling dominan berpengaruh
terhadap kepuasan konsumen. Jenis penelitian ini adalah penelitian
kuantitatif yang menggunakan metode survey yaitu penelitian yang
mengambil sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner
sebagai alat pengumpulan data pokok. Anggota populasi dalam
penelitian ini adalah semua konsumen Coklat, Cake, and Cafeshop di
Yogyakarta. Jumlah sampel sebanyak 100 responden. Teknik analisis
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Analisis Regresi Linier
Berganda, uji asumsi klasik, uji F dan uji t. Teknik dalam pengumpulan
data yang digunakan adalah kuesioner. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kualitas pelayanan (tangible, reliability, responsiveness, assurance, emphaty) secara simultan berpengaruhi secara signifikan terhadap kepuasan pasien. Namun setelah diuji secara parsial hasil
terhadap kepuasan konsumen. Sedangkan reliability, responsiveness, assurance, empathy secara parsial tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kepuasan konsumen.
C. Kerangka Konseptual
Berdasarkan teori-teori yang dikemukakan dari penelitian
sebelumnya, dapat dikembangkan kerangka konseptual sebagai berikut:
H1
H2
H3
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual Keterangan :
Secara parsial Secara simultan
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan
masalah penelitian. Dikatakan sementara karena jawaban yang diberikan
baru didasarkan pada teori yang relevan, belum didasarkan fakta-fakta
empiris yang diperoleh melalui pengumpulan data (Sugiyono, 2010: 93).
Kepuasan Pasien Kualitas Pelayanan :
a. Wujud fisik
Berdasarkan penjelasan tingkat kepuasan pelanggan yang dapat muncul
dari kelima dimensi kualitas pelayanan, maka perumusan hipotesis yang
dapat diajukan untuk penelitian ini adalah :
H1: Kualitas pelayanan secara parsial berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.
Kualitas pelayanan diduga berpengaruh positif terhadap kepuasan
pasien. Semakin baik persepsi pelanggan terhadap kualitas pelayanan
maka kepuasan pasien akan semakin tinggi. Jika persepsi pasien terhadap
kualitas pelayanan buruk, maka kepuasan pasien semakin rendah. Pada
umumnya seseorang akan memandang suatu potensi rumah sakit tersebut dari kualitas pelayanan. Dengan kondisi bukti fisik, kehadalan, daya tanggap, jaminan, dan empati yang baik orang akan menduga bahwa rumah sakit
tersebut akan melaksanakan fungsinya dengan baik, sebagaimana seperti
penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Widyatmoko (2015) dan
Sukmawan (2012).
H2 : Fasilitas secara parsialberpengaruh positif terhadap kepuasan pasien. Fasilitas diduga berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien.
Dalam membangun kepuasan pasien perusahaan perlu memberikan
fasilitas untuk menambah nilai dari sebuah layanan. Fasilitas disediakan
untuk dipergunakan dan dinikmati oleh pasien selama menggunakan jasa
layanan sehingga membuat pasien merasa nyaman. Semakin baik persepsi
pasien terhadap fasilitas yang diberikan maka kepuasan pasien akan
kepuasan pasien akan semakin rendah, sebagaimana seperti penelitian
sebelumnya yang dilakukan oleh Srijani (2017).
H3 : kualitas pelayanan dan fasilitas secara bersama-sama berpengaruh terhadap kepuasan pasien.
Kepuasan pasien merupakan bentuk terpenuhinya harapan pasien
yang tidak terlepas dari bagaimana rumah sakit dalam memenuhi harapan
pasien yang dipengaruhi oleh kualitas pelayanan dan fasilitas yang
ditawarkan. Kualitas pelayanan dan fasilitas akan mempengaruhi
kepuasan pasien apabila difungsikan secara bersamaan, keseimbangan
antara kualitas pelayanan dan fasilitas yang difungsikan secara bersamaan
25
BAB III
METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif yang menggunakan
metode survey yaitu penelitian yang mengambil sampel dari satu populasi
dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data pokok.
Penelitian survei digunakan untuk mendapatkan data opini individu. Selain
itu, Menurut Sugiono (2013:1), "Metode penelitian pada dasarnya
merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu". Responden yang dituju adalah individu, yaitu pasien
rawat jalan di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga.
B. Subjek dan Objek
1. Subjek Penelitian
Subjek dalam penelitian adalah anggota populasi yang akan diteliti atau
orang yang menjadi sasaran dan memberi informasi untuk diteliti.
Dalam penelitian ini adalah pasien rawat jalan RSUD Salatiga.
2. Objek Penelitian
Objek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah persepsi pasien
C. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi Penelitian : Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga
2. Waktu penelitian : Agustus 2018
D. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
a. Variabel Independen
Variabel Independen atau variabel bebas. Menurut Sugiyono
(2011:61) variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi
atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
dependen (terikat).
Variabel independen dalam penelitian ini adalah:
1) Kualitas Pelayanan
Kualitas pelayanan yang terdiri dari bukti fisik, kehandalan,
daya tanggap, jaminan dan empati.
2) Fasilitas
Fasilitas yang terdiri dari perencanaan spasial, perencanaan
ruang, perlengkapan, tata cahaya dan ruang, dan pesan-pesan
grafis.
b. Variabel Dependen
Variabel dependen atau terikat. Menurut Sugiyono (2011:61)
menjadi akibat karena adanya variable bebas. Variabel dalam
penelitian ini adalah kepuasan pelanggan.
2. Definisi Variabel dan Indikator
a. Kualitas Pelayanan
Adapun indikator variabel kualitas pelayanan menurut Parasuraman
dalam Tjiptono (2012:4) sebagai berikut :
1) Bukti fisik (tangible)
Indikator dari bukti fisik adalah gedung RSUD Salatiga dalam
kondisi layak digunakan, memiliki peralatan medis yang
lengkap dan sudah mendukung pemeriksaan, dokter, petugas
medis dan non-medis berpenampilan bersih dan rapi.
2) Keandalan (reliability)
Indikator dari keandalan adalah dokter dan petugas medis siap
melayani pasien setiap saat, dokter dan petugas medis selalu
memberi obat pasien sesuai prosedur pemberian obat, dokter,
petugas medis dan non-medis selalu ramah dan sopan terhadap
pasien, dokter dan petugas medis memberikan pelayanan secara
profesional.
3) Daya tanggap (responsiveness)
Indikator dari daya tanggap adalah dokter dan petugas medis
penjelasan tentang penyakit, dokter dan petugas medis dan
non-medis memberikan pelayanan tepat waktu.
4) Jaminan (assurance)
Indikator dari jaminan adalah RSUD Salatiga menyediakan
dokter spesialis yang lengkap, dokter dan petugas medis yang
terdidik dan berkompeten menimbulkan kepercayaan pasien,
dokter dan petugas medis memberi jaminan akan kesembuhan
pasien.
5) Empati (emphaty)
Indikator dari empati adalah dokter dan petugas medis
memberikan motivasi kepada pasien agar cepat sembuh, petugas
medis berusaha menenangkan rasa cemas pasien terhadap
penyakitnya.
b. Fasilitas
Terdapat indikator variabel fasilitas berdasarkan pertimbangan tata
letak jasa sebagai berikut :
1. Perencanaan Spasial
Indikator dari perencanaan spasial adalah lokasi RSUD
Salatiga mudah dijangkau pasien, luas jalan dan lorong yang
memadahi sehingga tidak menghambat pasien.
2. Perencanaan Ruang
Indikator dari perencanaan ruang adalah lahan parkir yang
3. Perlengkapan
Indikator dari perlengkapan adalah ketersediaan bangku yang
memadai sehingga dapat digunakan pasien dalam menunggu
antrian, jumlah dan kebersihan toilet yang memadai, kasur dan
batal yang bersih dan empuk didalam ruang periksa,
ketersediaan tempat sampah.
4. Tata Cahaya dan Warna
Indikator dari tata cahaya dan warna adalah ketersediaan
penerangan yang memadai, perpaduan warna gedung dan
warna ruang periksa yang memberi rasa nyaman bagi pasien.
5. Pesan Grafis
Indikator dari pesan grafis adalah tersedianya panah penunjuk
arah letak-letak lokasi ruangan dan fasilitas (toilet, tempat
makan, koperasi) yang jelas, tersedianya papan atau poster
peringatan untuk menjaga kebersihan.
c. Kepuasan pelanggan
Menurut Tjiptono (2012:301), kepuasan konsumen merupakan
situasi yang ditunjukkan oleh konsumen ketika mereka menyadari
bahwa kebutuhan dan keinginannya sesuai dengan yang
diharapkan serta terpenuhi secara baik. Indikator dari kepuasan
pelanggan adalah terpenuhinya harapan pasien setelah berobat,
pasien mendapatkan pelayanan yang sudah sesuai dengan harapan,
kesembuhan pasien, pasien bersedia memberikan informasi dan
rekomendasi kepada orang lain.
3. Variabel Pengukuran
Skala pengukuran yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah
skala Likert. Menurut Sugiyono (2013) skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok
orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert, maka variabel yang
akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item
instrument yang dapat berupa pernyataan atau pertanyaan, baik bersifat
positif atau bersifat negatif. Jawaban setiap item instrument yang
menggunakan skala likert mempunyai gradasi dari sangat positif
sampai sangat negative.
Sistem penilaian dalam skala likert adalah sebagai berikut :
a. Sangat setuju = memiliki skor 5
b. Setuju = memiliki skor 4
c. Netral = memiliki skor 3
d. Tidak setuju = memiliki skor 2
e. Sangat tidak setuju = memiliki skor 1
E. Definisi Operasional
1. Kualitas pelayanan adalah upaya yang diberikan pegawai/tenaga medis
diberikan sesuai harapan pasien. Kualitas pelayanan diukur dengan
lima dimensi yaitu (bukti fisik, keandalan, daya tanggap, jaminan, dan
empati).
2. Fasilitas adalah upaya yang diberikan rumah sakit untuk memenuhi
kebutuhan dan keinginan pasien agar fasilitas yang diberikan
memberikan rasa nyaman bagi pasien. Fasilitas diukur dengan
perencanaan spasial, perencanan ruang, perlengkapan, tata cahaya dan
warna, dan pesan grafis.
3. Kepuasan pasien adalah perasaan puas atau tidak puas yang muncul
setelah merasakan pelayanan yang diberikan untuk memenuhi
keinginan dan kebutuhan yang sesuai dengan pasien harapkan atau
tidak.
4. Pasien rawat jalan yang dimaksud adalah pasien rawat jalan yang sudah
melakukan pengobatan di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga.
F. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi bukan sekedar jumlah yang ada pada subjek atau objek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik atau sifat yang dimiliki
subjek atau objek tersebut (Sugiyono, 2013: 148). Populasi dalam
penelitian ini adalah pasien rawat jalan pada Rumah Sakit Umum
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
populasi (Sugiyono, 2014:116). Dalam penelitian ini, jumlah sampel
adalah sebanyak 100 responden pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum
Daerah Salatiga. Dengan adanya jumlah populasi yang banyak dan
tersebar tidak mungkin diteliti semua. Mengingat keterbatasan waktu,
tenaga, dan biaya maka penelitian yang dilakukan hanya meneliti
sebagian dari jumlah populasi atau disebut sampel sehingga 100
responden sudah dianggap dapat mewakili jumlah populasi.
G. Teknik Pengambilan Sampel
Menurut Sugiyono (2010:81) sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Teknik
pengambilan sampel dilakukan dengan purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:218) purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan tertentu. Dalam penelitian ini
adalah pasien rawat jalan yang sudah pernah berobat di Rumah Sakit
Umum Daerah Salatiga.
H. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian merupakan faktor penting karena
digunakan untuk menentukan teknik pengumpulan data. Dalam penilitian
(2003:56), data primer merupakan data yang diperoleh langsung
dilapangan oleh peneliti sebagai obyek penulisan. Data primer diperoleh
dari pasien rawat jalan Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga Dari
penelitian ini yang dibutuhkan adalah hasil kuisoner dengan responden.
I. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis yaitu
penyebaran Kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data
yang dilakukan dengan memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan
tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Penyusunan kuesioner
bertujuan untuk mengetahui variabel apa saja yang berpengaruh pada
kepuasan pasien. Kuesioner yang digunakan adalah kuesioner tertutup,
yaitu kuesioner yang telah disediakan jawabannya, sehingga responden
tinggal memilih jawaban yang sudah disediakan (Arikunto, 2002:129).
Dari kuesioner akan diperoleh data kualitas pelayanan, fasilitas dan
kepuasan pasien di Rumah Sakit Umum Daerah Salatiga.
J. Teknik Pengujian Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana kemampuan
alat ukur/instrumen penelitian dalam mengukur suatu hal yang hendak
didapatkan dari penggunaan instrumen tersebut. Dalam hal ini perlu
yang valid dan reliabel. Menurut Sugiyono (2013) hasil penelitian yang
valid bila terdapat kesamaan antara data yang terkumpul dengan data yang
sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.
Suatu instrumen dikatakan valid, bila (Siregar, 2014):
a. Efisien korelasi product moment melebihi 0,3.
b. Koefisien korelasi product moment > r-tabel (a ; n-2) n = jumlah
sampel.
c. Nilai sig ≤ α.
Rumusan yang bisa digunakan untuk mengukur uji validitas adalah
Product Moment sebagai berikut (Siregar, 2014) :
n(∑𝑥𝑦- (∑𝑥) (∑𝑦)
√{ n ∑x2 –( ∑x)2 } { n∑ y2 –( ∑y2) } Keterangan :
rxy = Validitas Instrumen
n = Jumlah instrument
x = Skor rata-rata dari X
y = Skor rata-rata Y
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengatur seberapa besar suatu
instrumen penelitian dapat dipercaya, dan digunakan sebagai alat
pengumpul data. Pengujian reliabilitas dapat dilakukan secara eksternal
maupun internal. Secara eksternal pengujian dapat dilakukan dengan
test-retest, equivalent, dan gabungan keduanya. Secara internal reliabilitas instrument dapat diuji dengan menganalisis konsistensi
butir-butir yang ada pada intrumen dengan teknis tertentu (Sugiyono,
2013).
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguiji konsistensi jawaban dari
responden.Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban
seseorang terhadap pertanyaan adalah konsistensi atau stabil dari waktu
ke waktu. Adapun rumus yang digunakan untuk mengatur reliabilitas
pada penelitian ini adalah Cronbach Alpha sebagai berikut (Siregar,2014) :
r11 = (
k(k−1)
) ( 1 -
∑𝜎2𝑏𝜎2𝑡
)
Keterangan :
r11 = reliabilitas instrument
k = banyak butir pertanyaan
∑ 𝜎2𝑏 = total dari varian masing-masing variabel
𝜎2𝑡 = varian total
Reliabilitas konsisten internal dapat diterima jika α ≥ 0,6 .
reliabilitas konsistensi internal adalah suatu pendekatan untuk menaksir
konsistensi internal dari kumpulan item/indikator, dimana beberapa
item dijumlahkan untuk menghasilkan skor total untuk skala/konstrak.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif merupakan analisis statistik pada suatu data yang
berfungsi untuk menjelaskan keadaan suatu data pada saat menghimpun
jawaban responden. Berikut perhitungan untuk menentukan rentang
nilai pada suatu kelas dalam suatu data:
Diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah
1. Sehingga interval dapat dihitung sebagai berikut :
Interval =𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑢𝑚−𝑁𝑖𝑙𝑎𝑖𝑚𝑖𝑛𝑢𝑚𝑢𝑚 𝐾𝑒𝑙𝑎𝑠𝑖𝑛𝑡𝑒𝑟𝑣𝑎𝑙
Interval = 5−1 5 = 0,8
Berdasarkan rentang skala skor 0,8 maka skor dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
Tabel 3.1 Skala Data
Skala Data Kelas Kategori
1 1,00 – 1,79 Sangat Rendah
2 1,80 – 2,59 Rendah
3 2,60 – 3,39 Cukup
4 3,40 – 4,19 Tinggi
5 4,20 - 5,00 Sangat tinggi
2. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui
apakah variabel bebas secara bersama mempengaruhi variabel terikat.
Dimana :
Y = Kepuasan pasien rawat inap
b1 = Koefisien regresi tangibles
b2 = Koefisien regresi reliability
b3 = Koefisien regresi assurance
b4 = Koefisien regresi responsivenss
b5 = Koefisien regresi emphaty
X1 = tangibles
X2 = reability
X3 = assurance
X4 = responsiveness
X5 = emphaty
e = varians pengganggu
Analisis korelasi berganda digunakan untuk mengetahui derajat
hubungan atau kekuatan hubungan variabel X1, X2 dengan Y.
(Sugiyono, 2011 :286)
3. Uji Asumsi Klasik
Model regresi linier dapat disebut sebagai model yang baik jika
memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat
diperlukan sebelum melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik
terdiri atas uji normalitas, uji multikorelasi, uji heterokedastisitas, dan
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui normal atau
tidaknya distribusi data. Uji normalitas adalah membandingkan
antara data yang kita miliki dan data berdistribusi normal yang
memiliki mean dan standar deviasi yang sama dengan data kita. Uji normalitas menjadi penting karena merupakan salah satu syarat
pengujian parametrict-test. Dalam uji normalitas, untuk menentukan normal tidaknya suatu data adalah dengan melihat nilai
Sig. dibagian Kolmogorov-Smirnov, apabila angka Sig.
menunjukkan < 0,05 maka data tidak berdistribusi normal (Sarjono
dan Julianita, 2011).
b. Uji Multikolinearitas
Menurut Sarjono dan Julianita (2011), uji multikolinearitas
bertujuan untuk mengetahui apakah hubungan diantara variabel
bebas memiliki masalah multikorelasi (gejala multikolinearitas) atau
tidak. Multikorelasi adalah korelasi yang sangat tinggi atau sangat
rendah yang terjadi pada hubungan diantara variabel bebas. Uji
multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih
dari satu.
Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono danJulianita, 2011),
ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas,
1) Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi
empiris yang sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebas
banyak yang tidak sinifikan mempengaruhi variabel terikat.
2) Menganalisis korelasi diantara variabel bebas. Jika diantara
variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (lebih be’sar daripada 0,90), hal ini merupakan indikasi adannya
multikolinieritas.
3) Multikolinieritas dapat juga dilihat dari nilai VIF ( variance-inflating factor). Jika VIF<10 tingkat kolineritas dapat ditoleransi.
4) Nilai Eigenvalue dari satu atau lebih variabel bebas yang mendekati nol memberikan petunjuk adanya multikolinieritas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Menurut Wijaya, 2009 (dikutip dalam Sarjono dan Julianita,
2011) uji heteroskedastisitas menunjukan bahwa varians variabel
tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dan
residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut
homoskedastisitas.
Model regresi yang baik adalah terjadi homoskedatisitas
dalam model, atau dengan kata lain tidak terjadi heteroskedastisitas.
Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada tidaknya heterokedastisitas
yaitu dengan melihat scatterplot serta melalui/menggunakan uji
sering digunakan adalah uji scatterplot, maka dari itu dalam penelitian ini penulis menggunakan uji scatterplot untuk mengetahui hetero tidaknya data yang diperoleh.
4. Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis yang dilakukan pada penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui pengaruh variabel independen (kualitas pelayanan
dan fasilitas) terhadap variabel dependen (kepuasan pelanggan).
a. Uji statistik F
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel bebas yang dimasukkan dalam model mempunyai pengaruh
secara bersama-sama terhadap variabel terikat. Hipotesis nol (H0)
yang hendak diuji adalah apakah semua parameter dalam model
sama dengan nol atau H0 : 𝛽1=𝛽2=……=𝛽𝑘 = 0 yang artinya adalah apakah semua variabel independen bukan merupakan penjelas yang
signifikan terhadap variabel dependen. Hipotesis alternatifnya Hα,
tidak semua parameter simultan sama dengan nol, atau H0 : 𝛽1≠ 𝛽2
≠……≠ 𝛽𝑘 ≠ 0 yang artinya adalah semua variabel independen
secara simultan merupakan penjelas yang signifikan terhadap
variabel dependen (Kuncoro, 2001).
b. Uji statistik t
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel independen secara individual dalam
diuji adalah apakah suatu parameter (𝛽𝑖) sama dengan nol, atau
H0 :𝛽𝑖= 0 yang artinya adalah apakah suatu variabel independen
bukan merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen. Hipotesis alternatifnya (Ha).parameter suatu variabel
tidak sama dengan nol, atau H0 : βi ≠ 0 yang artinya adalah variabel
tersebut merupakan penjelas yang signifikan terhadap variabel
dependen (Kuncoro, 2001).
5. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh
kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semuainformasi yang dibutuhkan untuk memprediksi
42
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN A. Sejarah RSUD Salatiga
RSUD Salatiga merupakan Rumah Sakit Umum yang berada di
Salatiga tepatnya di jalan Osamaliki 19, Salatiga. Dengan kontak telp.
(0298)-324074, faks. (0298)-321925 dan website rsud.salatiga.go.id.
Pada mulanya tahun 1978 RSU Kelas D, masih menumpang di
Gedung RS DKT Salatiga, SK Menteri Kesehatan RI Nomor :
134/MENKES/SK/IV/78. Lalu pada Tahun 1981 Gedung RSUD
mulai dibangun di Jl. Osamaliki No. 19 Salatiga. Tahun 1983 Tanggal
1 Mei 1983 RSUD Kota Salatiga mulai menempati gedung baru.
Tahun 1988 menjadi RSU Kelas C SK Menteri Kesehatan RI Nomor
:105/MENKES/SK/88. Tahun 1992 RSU Kota Salatiga melaksanakan
uji coba sebagai RSU Unit Swadana Daerah SK Walikotamadya Tk. II
Salatiga Nomor : 445/042. Tahun 1993 RSU Kota Salatiga resmi
menjadi RSU Unit Swadana Daerah SK Menteri Dalam Negeri
Nomor : 45/2142/PUOD Peraturan Daerah Kodya Dati II Salatiga
Nomor 9 Tahun 1993. Tahun 1997 akreditasi penuh 5 pelayanan, YM
02.03.3.5.6221 Tgl. 17 Desember 1997 s/d 17 Desember 2000. Tahun
2001 RSUD Kota Salatiga menjadi Badan Pengelola RSUD
(BPRSUD) Peraturan Daerah Kota Salatiga Nomor 6 Tahun 2001
Salatiga. Kemudian pada tahun 2008 RSUD mengalami peningkatan
sebagai berikut:
1. Peraturan Daerah Kota Salatiga No. 11 tahun 2008 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Lembaga Teknis Daerah Salatiga Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu dan Satuan Polisi Pamong Praja Kota
Salatiga, sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan
peraturan Daerah Kota Salatiga No. 9 tahun 2011.
2. Tata kelola RSUD Kota Salatiga dengan pola pengelolaan Badan
Layanan Umum Daerah, Peraturan Walikota Salatiga Nomor 38
tahun 2008 (tanggal 10 Oktober 2008).
3. Badan Pengelolaan RSUD (BPRSUD) Kota Salatiga sebagai Badan
Layanan Umum Daerah (BLUD) Keputusan Walikota Salatiga No.
060/358/2008 (tanggal 24 Desember 2008)
4. Akreditasi penuh tingkat lengkap 16 pelayanan
YM.01.10/III/4290/08 tanggal 26 November 2008 s/d 26
November 2011.
Kemudian pada tahun 2009 peningkatan kelas RSUD menjadi
Rumah Sakit Kelas B Non Pendidikan SK Menteri Kesehatan Nomor :
823/MENKES/SK/IX/2009 tanggal 11 September 2009. Tahun 2010
Perda yang mengatur kelembagaan RSUD Kota Salatiga dirubah
dengan Perda Nomor 2 Tahun 2010. Tahun 2011 RSUD Kota Salatiga
berhasil menjadi RSU Kelas B Pendidikan Keputusan Menteri
Tahun 2012 lulus Akreditasi Rumah Sakit Tingkat Lengkap 16
Pelayanan : Kars. Sert/370/1/2012 Sertifikat Komisi Akreditasi
Rumah Sakit 26 Januari 2012 s/d 26 Januari 2015. Kemudian di tahun
2015 RSUD Salatiga menjadi Rumah Sakit Tipe B Terbaik dan juara
1 Promosi dan Konseling Kesehatan Reproduksi Tingkat Provinsi
Jawa Tengah.
B. Visi dan Misi RSUD Salatiga
1. Visi :
“Mewujudkan rumah sakit pendidikan yang mandiri sebagai
pilihan utama dengan pelayanan yang bermutu”.
2. Misi :
a. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paripurna, berhasil
guna dan berdaya guna.
b. Melaksanakan proses perubahan terus menerus dalam
pemenuhan kebutuhan pelayanan prima.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia melalui
pendidikan kedokteran berkelanjutan sesuai dengan kebutuhan
stratejik.
d. Menyelenggarakan pendidikan, pelatihan dan penelitian
pengembangan ilmu kedokteran.
3. Moto :
“Keselamatan, kesembuhan dan kepuasan anda menjadi
kebahagiaan kami”.
Segenap Direksi & Staff RSUD Kota Salatiga berkomitmen untuk :
a. Memberikan pelayanan kesehatan yang prima
b. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan pelanggan
c. Melaksanakan perbaikan berkelanjutan melalui sistem
manajemen mutu
4. Tujuan :
a. Terwujudnya RSUD Kota Salatiga sebagai pusat pendidikan dan
rujukan pelayanan kesehatan yang memenuhi standard fisik,
peralatan medis, tehnik dan administrasi manajemen.
b. Terwujudnya pelayanan prima di rumah sakit.
c. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia.
d. Meningkatkan kepuasan dan keselamatan pasien.
e. Tersedianya eviden base dengan menerapkan sistem informasi
manajemen rumah sakit lebih bermutu sehingga dapat
mendukung pelayanan.
f. Meningkatnya pelaksanaan system reward and punishment
dalam mewujudkan kinerja rumah sakit dan kesejahteraan
C. Struktur Organisasi
SK Penempatan pejabat struktural berdasarkan Peraturan Walikota
Nomor 56 Tahun 2016.
Gambar IV.1 Struktur Organisasi
D. Fasilitas Rumah Sakit
1. Rawat Jalan :
a. Instalasi Gawat Darurat (IGD)
Pelayanan Unit Gawat Darurat Rumah Sakit memberikan
Instalasi Gawat Darurat Rumah Sakit kelas B setara dengan unit
pelayanan Gawat Darurat Bintang III. Yaitu memiliki dokter
spesialis empat besar (dokter spesialis bedah, dokter spesialis
penyakit dalam, dokter spesialis anak, dokter spesialis
kebidanan) yang siaga ditempat (on-site) dalam 24 jam, dokter umum siaga ditempat (on-site) 24 jam yang memiliki kualifikasi medik untuk pelayanan GELS (General Emergency Life Support) dan atau ATLS + ACLS dan mampu memberikan resusitasi dan stabilisasi kasus dengan masalah ABC (Airway, Breathing, Circulation) untuk terapi definitif serta memiliki alat transportasi untuk rujukan dan komunikasi yang siaga 24 jam.
Gambar IV.2 Instalasi Gawat Darurat
b. Poli Eksekutif
Poliklinik Eksekutif memberikan pelayanan pemeriksaan
kesehatan kepada masyarakat. Pasien akan ditangani oleh dokter
spesialis, perawat profesional dan tenaga kesehatan profesional
s/d 12.00, Jum’at : Pukul 07.30 s/d 10.00, Sabtu : Pukul : 07.30
s/d 10.00.
Pelayanan poliklinik non eksekutif meliputi :
1) Pelayanan penyakit dalam
2) Pelayanan syaraf
3) Pelayanan kulit, kelamin, estetika dan kecantikan
4) Pelayanan anak
5) Pelayanan paru
6) Pelayanan mata
7) Pelayanan jiwa
8) Pelayanan psikologi
9) Pelayanan THT
10) Pelayanan bedah
11) Pelayanan bedah ortopedi
12) Pelayanan sexsiologi
13) Pelayanan pendaftaran dan rekam medis
Gambar IV.3 Poli Eksekutif
Gambar IV.4 Poli Eksekutif
Gambar IV.6 Poli Eksekutif
c. Poli Reguler
Poliklinik reguler memberikan pelayanan pemeriksaan
kesehatan kepada masyarakat. Pasien akan ditangani oleh dokter
spesialis, perawat profesional dan tenaga kesehatan profesional
lainnya. Poliklinik umum juga menjadi layanan di poliklinik
reguler. Jadwal loket pendaftaran Senin s/d Kamis : Pukul 07.30
s/d 12.00, Jum’at : Pukul 07.30 s/d 10.00, Sabtu : Pukul : 07.30
s/d 10.00.
Pelayanan poliklinik reguler meliputi :
1) Pelayanan spesialis gigi
2) Pelayanan penyakit dalam
3) Pelayanan dyaraf
4) Pelayanan urologi
5) Pelayanan gizi & assesment narkoba
7) Pelayanan bedah ortopedi
8) Pelayanan mata
9) Pelayanan TB DOT
10) Pelayanan paru
11) Pelayanan kulit, kelamin, estetika dan kecantikan
12) Pelayanan iwa
13) Pelayanan psikologi
14) Pelayanan kebidanan
15) Pelayanan tumbuh kembang anak
16) Pelayanan anak
17) Pelayanan VCT dan CST
18) Pelayanan rhematologi dan osteoporosis
19) Pelayanan farmasi