Penyebaran Populasi Sista Globodera sp. Berdasarkan
Penggunaan Lahan dan Kedalaman Tanah di Sentra
Penanaman Kentang Desa Karang Tengah,
Kacamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara,
Propinsi Jawa Tengah
Edi Suwardiwijaya
NPM: 41035003035016
POKOK PENYAMPAIAN
POKOK PENYAMPAIAN
I. PENDAHULUAN
II. TINJAUAN PUSTAKA
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Latar Belakang
Kentang (Solanum tuberosum L.) komoditas unggulan dengan
nilai ekonomis tinggi
Produksi masih rendah <11,5 ton/ha (potensi 20 - 30 ton/ha)
Muncul OPT baru Globodera sp. (Heteroderidae) ”golden cyst
nematode” (nematoda sista kuning, NSK)
Æ OPTK Kategori A2
Perlu tindakan darurat (tndakan karantina) Æ eradikasi/eliminasi
(tujuan akhir OPTK hilang)
Perlu penelitian potensi OPT baru (biologi, ekologi, resiko
ekonomi, pengamatan, peramalan, pengendalian)
Salah satu dasar tindakan karantina/pengendalian Æ
mengetahui penyebaran populasi sista (penggunaan lahan /
kedalaman tanah)
I. PENDAHULUAN
Identifikasi Masalah
Apakah penggunaan lahan
berpengaruh terhadap padat populasi
sista Globodera sp.?
Apakah terdapat perbedaan padat
populasi sista Globodera sp. pada
kedalaman tanah tertentu?
I. PENDAHULUAN
Maksud dan Tujuan Penelitian
Membandingkan padat populasi sista Globodera sp.
pada lahan pertanaman kentang, lahan olah bekas
penanaman kentang yang siap ditanami kentang
kembali dan lahan bekas penanaman kentang yang
sedang ditanami komoditi lain non-inang Globodera
sp.. (kubis).
Untuk mengetahui penyebaran dan perbedaan padat
populasi sista Globodera sp. berdasarkan interval
I. PENDAHULUAN
Kegunaan Penelitian
Bahan informasi dan masukan bagi petani,
petugas proteksi tanaman dan peneliti lain
dalam melakukan pengamatan/
pemantauan, peramalan dan pengambilan
keputusan pengendalian Globodera sp.
Kerangka Pemikiran
Maret 2003: awal NSK dilaporkan di Kota Batu, Malang, Jatim (varietas
Granola, luas 25% dari luas tanaman 800 ha)
Siklus hidup (telur, larva, dewasa) Æ 38 - 48 hari.
Daur hidup antara 5-7 minggu (lingkungan).
Produksi telur 200-500 butir.
Mampu hidup pada lingkungan tdk cocok, membentuk sista (tahan 10 th)
Introduksi Æ ”establish” (areal terinfeksi permanen) perlu waktu 7-8 th.
Pop. awal NSK yang menimbulkan kerugian adalah 31 sista hidup per
100 gram tanah
Sitosi AIBA survey NSK di Indonesia dengan contoh tanah pada
kedalaman 5 – 15 cm sebanyak 5 (lima) titik pada 1 (satu) lahan
Rotasi tanaman kentang varietas tahan atau tanaman lain yang bukan
inang NSK selama 3-4 tahun dapat menekan NSK sampai 98%
I. PENDAHULUAN
Hipotesis
1. Terdapat perbedaan padat populasi sista
pada panggunaan lahan.
2. Terdapat perbedaan padat popualsi sista
pada interval kedalaman tanah.
3. Terdapat interaksi padat populasi sista
antara penggunaan lahan dengan interval
kedalaman tanah.
TEMPAT PENELITIAN,
PEGUNUNGAN DIENG
WAKTU PENELITIAN
JULI – SEPTEMBER 2006
Posisi geografis :
07
o
12’41” LS
109
o
53’04,7” BT
Ketinggian 1.996 m dpl
Tanah Andosol
Kandungan organik:
8 – 30 persen,
pH 4,5 – 6,0
Daya ikat air tinggi
Desa Karang Tangah
Kecamatan Batur
Kab. Banjarnegara
Prop. Jawa Tengah
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Bahan Dan Alat Penelitian
KEGIATAN LAPANG:
cangkul, sendok semen, penggaris ukuran 50 cm,
kantong plastik, karet gelang, spidol, kertas label, GPS,
KEGIATAN LABORATORIUM:
Automatic Sieve Shaker, mikroskop binokuler
hand counter, timbangan elektrik, nampan penampung
contoh, gelas plastik, cawan petri, corong, botol pencuci,
sendok, kuas kecil, jarum, pinset dan kertas saring
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode Penelitian
Rancangan percobaan:
Rancangan penelitian eksperimental semu (bertujuan
untuk memperoleh informasi dari eksperimen yang
sebenarnya dalam keadaan yang tidak memungkinkan
untuk mengontrol dan/atau memanipulasi semua variabel
yang relevan)
Rancangan percobaan 2 faktor (faktorial 3 x 4), ulangan 3
Disain split-plot (faktor utama), RAK (kedalaman tanah)
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Sub-faktor:
Interval kedalaman tanah (b), yaitu:
b
1
= 0 – 10 cm,
b
2
= 10 – 20 cm,
b
3
= 20 – 30 cm,
b
4
= 30 – 40 cm
Rancangan percobaan :
(lanjutan)
Faktor Utama:
Perbedaan penggunaan lahan (a), yaitu:
a
1
=
Lahan kentang
yaitu lahan yang sedang ditanami kentang
umur 90 hst.
a
2
=
Lahan olah
yaitu lahan bekas tanaman kentang yang telah
diolah dan siap ditanami kentang kembali.
a
3
=
Lahan kubis
yaitu lahan bekas tanaman kentang yang
sedang ditanami komoditi lain non-inang Globodera sp.
(kubis,
Brassica oleracea
var. cavitata)
)
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Ulangan
A1B4 A1B1 A1B3 A1B2 A1B4 A1B2 A1B1 A1B3 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4I
II
III
(B) Interval
kedalamantanah
(A
1)
Petak
A2B4 A2B2 A2B3 A2B1 A2B4 A2B3 A2B1 A2B2 A2B1 A2B2 A2B4 A2B3(A
2)
Petak Olah
Ulangan
I
II
III
A3B3 A3B2 A3B4 A3B1 A3B3 A3B2 A3B4 A3B1 A3B1 A3B3 A3B4 A3B2(A
3) Petak
Ulangan
I
II
III
Ulangan
A1B4 A1B1 A1B3 A1B2 A1B4 A1B2 A1B1 A1B3 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4I
II
III
(B) Interval
kedalamantanah
(A
1)
Petak
Ulangan
A1B4 A1B1 A1B3 A1B2 A1B4 A1B2 A1B1 A1B3 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4I
II
III
A1B4 A1B1 A1B3 A1B2 A1B4 A1B2 A1B1 A1B3 A1B1 A1B2 A1B3 A1B4I
II
III
(B) Interval
kedalamantanah
(A
1)
Petak Kentang
A2B4 A2B2 A2B3 A2B1 A2B4 A2B3 A2B1 A2B2 A2B1 A2B2 A2B4 A2B3(A
2)
Petak
Ulangan
I
II
III
A2B4 A2B2 A2B3 A2B1 A2B4 A2B3 A2B1 A2B2 A2B1 A2B2 A2B4 A2B3(A
2)
Petak
Ulangan
I
II
III
A3B3 A3B2 A3B4 A3B1 A3B3 A3B2 A3B4 A3B1 A3B1 A3B3 A3B4 A3B2(A
3) Petak Kubis
Ulangan
I
II
III
A3B3 A3B2 A3B4 A3B1 A3B3 A3B2 A3B4 A3B1 A3B1 A3B3 A3B4 A3B2(A
3) Petak
Ulangan
I
II
(Lahan yang sedang ditanami kentang Granola umur 90 hst.)
•
Milik H. Yunianto
•
Varietas Granola
•
Umur 90 hst
•
Luas 5.000 m
2
(digunakan 1.200 m
2
)
•
Jarak tanam 25 x 25 cm (2 baris dalam 1 guludan)
•
Lebar guludan 40 cm, tinggi 35 cm,
•
Antar guludan 70 cm, lebar parit 35 cm
•
Ditanami kentang sejak tahun 1985
•
Gejala serangan NSK sejak tahun 2004
•
Asal bibit kentang pertama dari Jerman
•
Bibit 800 kg per 5.000 m2 (1,6 ton per hektar)
•
Tanaman kentang terserang busuk hawar daun, Phytophthora infestans
(27,7%), layu bakteri, Pseudomonas solanacearum (43,7%), dan NSK,
•
Milik H. Cipto
•
Luas 2.000 m
2
(digunakan 1.200 m
2
)
•
Bekas pertanaman kentang varietas Granola
•
Sejak tahun 1987 ditanami kentang
•
Sejak tahun 2004 kentang telah terserang NSK
•
Produksi kentang musim tanam lalu 3 ton per
2.000 m
2
(15 ton per ha)
(Lahan bekas penanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami
kentang kembali)
•
Garapan Mahfud, sebelumnya Salno
•
Lahan sedang ditanami komoditi lain bukan inang Globodera
sp. (kubis, Brassica oleracea var. Cavitata)
•
Varietas kubis Green Coronet, baru selesai dipanen
•
Hasil panen kubis 4,5 ton (12,5 ton per hektar ) dari luas lahan
3.600 m
2
•
Lahan ditanami kentang sejak tahun 1982
•
Musim lalu tanam kentang varietas Granola
•
Terserang NSK sejak tahun 2003
•
Percobaan seluas 1.200 m2 dari 3.600 m
2
(Lahan bekas penanaman kentang yang sedang ditanami komoditi lain
no-inang Globodera sp. (kubis, Brassica oleracea var. cavitata, varietas
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
10 M 10 M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 10 M 10 M 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10Metode pengambilan
contoh
Ukuran petak 500 m
2
Contoh tanah sebanyak
10 titik per petak
Volume contoh tanah per
titik 100 gram
Pola pengambilan contoh
tanah, tipe C (Shurtleff
and Averre, 2000)
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN
Metode analisis data
Sesuai dengan rancangan
percobaan yang digunakan
yaitu metode analisis
faktorial 3 x 4 untuk disain
split- plot
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Informasi Pendukung
Monografi Desa Karang Tengah
•
Luas wilayah 488.811 hektar (kentang 331 ha dan kubis 10 ha dari
data panen tahun 2005,
•
Ketinggian antara 1500 – 2100 meter dpl
•
Tanah Andosol (berwarna kelabu, sangat berpori, sangat gembur
dengan struktur remah, tergolong kaya/subur, sifat fisiknya cukup
baik, potensi tinggi terutama di daerah datar, sedangkan di daerah
berlereng curam rawan erosi, pusat tanaman hortikultura, tanaman
perkebunan teh, kina, kopi, tembakau, dan palawija (Bakosurtanal,
1998/1999; Puslitanak, 2000), kandungan organik 8 – 30%, pH 4,5 – 6,0
dengan daya pengikat air tinggi (Tan, 1965 dalam Hadisoeganda,
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tipe Iklim dan Curah Hujan
Informasi Pendukung
(lanjutan)
0 100 200 300 400 500 600 J F M A M J J A S O N D Bulan CH ( m m ) Rata-rata 1999-2005 Rata-rata 30 tahun
Tipe Hujan Boerema No. 28
•
Tipe Hujan Boerema No. 28
•
Tipe Iklim Oldeman tipe B1
•
curah hujan sebulan ≥ 200 mm
selama 8 bulan (Oktober – Mei) dan <
100 mm (Agustus)
•
Pada ketinggian 2.000 m dpl suhu
antara 12,2
o
- 18,9
o
C dan pada
ketinggian 1.000 m antara 17,5
o
–
25,1
o
C.
•
Kelembaban Oktober 80% dan
maksimum Februari mencapai 94%
(Hadisoeganda, 2006)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Informasi Pendukung
(lanjutan)
Penyebaran Pertanaman Kentang di Kab. Banjarnegara
•
Kab. Banjarnegara: 20 kecamatan, luas wilayah
106.970.997 ha. Pertanaman kentang menyebar
di 3 kecamatan Kecamatan Batur (3.642 ha),
Pejawaran (1.828 ha dan Wanayasa (254 ha)
•
Tahun 2005 produksi kentang 1.011.738 ton dari
luas panen 5.724 ha.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Informasi Pendukung
(lanjutan)
Perkembangan dan Penyebaran Serangan Globodera sp.
•
Tahun 2003 pertama kali dilaporkan di Kecamatan Batur (23 ha),
menyebar di 5 desa yaitu (Karangtengah, Sumberejo, Bakal,
Pekasiran, dan Batur).
•
Tahun 2004 serangan menyebar ke 2 desa lain di Kecamatan
Batur (Kepakisan dan Pesurenan) dan 2 desa di Kecamatan
Pejawaran ( Condongcampur dan Sidengok), luas serangan 21
ha.
•
Tahun 2005 luas serangan 47 ha dan jumlah desa bertambah di
Kecamatan Batur (Dieng Kulon) dan 2 desa di Kecamatan
Rata-rata Padat Populasi Sista Globodera sp. Berdasarkan Petak Contoh
Penggunaan Lahan dan Interval Kedalaman Tanah Dalam Tiga Ulangan
Ulangan (r)
Penggu-naan lahan
(A)
Interval
Kedalaman tanah
(B)
I
II
III
0–10 cm (B
1)
234,4
307,0
254,4
795,8
265,3
10-20 cm (B
2)
235,4
324,0
116,4
675,8
225,3
20-30 cm (B
3)
162,2
288,0
112,0
562,2
187,4
30-40 cm (B
4)
91,8
114,4
99,2
305,4
101,8
0–10 cm (B
1)
118,2
91,0
128,2
337,4
112,5
10-20 cm (B
2)
264,6
297,4
294,8
856,8
285,6
20-30 cm (B
3)
285,4
242,6
196,2
724,2
241,4
30-40 cm (B
4)
170,0
76,2
25,0
271,2
90,4
0–10 cm (B
1)
348,2
640,8
480,8
1.469,8
489,9
10-20 cm (B
2)
699,6
801,6
803,2
2.304,4
768,1
20-30 cm (B
3)
747,8
853,4
760,8
2.362,0
787,3
30-40 cm (B
4)
668,6
1.082,2
964,0
2.714,8
904,9
Jumlah
4.026,2
5.118,6
4.235,0
13.379,8
4.459,9
Rata-rata
335,5
426,6 352,9 1.115,0 371,7
Lahan
Kubis (A
3)
Lahan Olah
(A
2)
Lahan
Kentang
(A
1)
Jumlah
Rata-rata
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
Nilai F-tabel
Sumber Variansi
db
Jumlah
Kuadrat
Rerata
Kuadrat
Nilai
F-hitung
0,05
0,01
Blok/
Ulangan (u)
2
56.046,78
28.023,39
-
-
-Penggunaan
lahan (a)
2
2.411.115,82
1.205.557,91
59.42
6,94
18,00
Galat a (ga)
4
81.154,52
20.288,63
-
-
-Kedalaman
tanah (b)
3
98.616,95
32.872,32
8,75
3,16
5,09
Interaksi (ab)
6
305.867,84
50.977,97
13,57
3,66
4,01
Galat b (gb)
18
67.598,25
3.755,46
-
-
-Total (t)
35
3.020.400,15
86.297,15
-
-
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
0 100 200 300 400 500 600 700 800Lahan Kentang Lahan Olah Lahan Kubis
Petak contoh R a ta -r at a po p. si st a
a
b
b
0 100 200 300 400 500 600 700 800Lahan Kentang Lahan Olah Lahan Kubis
Petak contoh R a ta -r at a po p. si st a
a
b
b
Perbedaan
Padat Populasi
Sista Globodera
sp. Pada Petak
Contoh
Penggunaan
Lahan Yang
Berbeda
(Duncan’s)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
250 270 290 310 330 350 370 390 410 430 450 0-10 cm 10-20 cm 20-30 cm 30-40 cm Interval kedalaman R at a-rat a P op. si st aa
a
ab
b
250 270 290 310 330 350 370 390 410 430 450 0-10 cm 10-20 cm 20-30 cm 30-40 cm Interval kedalaman R at a-rat a P op. si st aa
a
ab
b
Perbedaan Padat
Populasi Sista
Globodera sp.
Pada Interval
Kedalaman
Tanah Yang
Berbeda
(Duncan’s)
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
0 200 400 600 800 1,000 0-10 cm 10-20 cm 20-30 cm 30-40 cmInterval kedalaman tanah
R a ta -r a ta pa da t po pu la s i s is ta pe r 1 0 0 gr a m c o nt o h ta n a h Lahan Kentang Lahan Olah Lahan Kubis
Linear (Lahan Kentang) Poly. (Lahan Olah) Log. (Lahan Kubis)
B A C A AB B A AB B A AB B a ab b b a a a a a a a a 0 200 400 600 800 1,000 0-10 cm 10-20 cm 20-30 cm 30-40 cm
Interval kedalaman tanah
R a ta -r a ta pa da t po pu la s i s is ta pe r 1 0 0 gr a m c o nt o h ta n a h Lahan Kentang Lahan Olah Lahan Kubis
Linear (Lahan Kentang) Poly. (Lahan Olah) Log. (Lahan Kubis)
B A C A AB B A AB B A AB B a ab b b a a a a a a a a
Penyebaran Padat Populasi Sista Globodera sp.
Berdasarkan Interval Kedalaman Tanah Pada Petak Contoh
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan :
1. Sista Globodera sp. ditemukan pada seluruh contoh tanah, baik
pada setiap petak contoh maupun interval kedalaman tanah.
2. Berdasarkan penggunaan lahan, pop. sista tertinggi terdapat
pada lahan kubis yaitu lahan bekas penanaman kentang yang
sedang ditanami kubis, lalu lahan kentang yaitu yang sedang
ditanami kentang umur 90 hst dan lahan olah yaitu lahan bekas
penanaman kentang yang telah diolah dan siap ditanami
kentang kembali.
3. Berdasarkan interval kedalaman, pop. sista tertinggi terdapat
pada kedalaman 120 cm dan 230 cm, lalu 340 cm dan
0-10 cm.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan:
(lanjutan)
•
Pada lahan kentang yaitu lahan yang sedang ditanami kentang
umur 90 hst.,
pop. tertinggi terdapat pada kedalaman 0-10 cm,
semakin dalam populasi semakin menurun mengikuti model linier
negatif
•
Pada lahan olah yaitu yaitu lahan bekas penanaman kentang
yang telah diolah dan siap ditanami kentang kembali,
pop. tertinggi
pada kedalaman 10-30 cm diikuti populasi pada kedalaman 0-10 cm
dan 30-40 cm mengikuti model polinomial
•
Lahan kubis yaitu lahan bekas penanaman kentang yang sedang
ditanami kubis :
Pop. terendah pada kedalaman 0-10 cm, dan
semakin dalam s.d. 40 cm pop. semakin tinggi mengikuli model
logaritmik positif
4. Pengaruh interval kedalaman tanah terhadap padat populasi sista
pada setiap penggunaan lahan adalah sebagai berikut:
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Saran :
1. Pengambilan contoh tanah dalam pengamatan sista
Globodera
sp. secara umum pada berbagai jenis
penggunaan lahan dapat dilakukan pada interval kedalaman
tanah 10 – 30 cm
2. Jika pengamatan sista Globodera dilakukan berdasarkan
penggunaan lahan maka
(a) pada lahan yang sedang
ditanami kentang umur 90 hst contoh tanah sebaiknya
diambil dari interval kedalaman 0 - 10 cm,
(b) pada lahan olah
yaitu lahan bekas tanaman kentang yang telah diolah dan
siap ditanami kentang kembali dari kedalaman 10 - 30 cm,
dan
(c) pada lahan kubis yaitu lahan bekas tanaman kentang
yang sedang ditanami kubis dari kedalaman 20 - 40 cm.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
Saran
(lanjutan)
:
3. Pop. sista Globodera sp. ditemukan sampai kedalaman 40
cm, maka pengendalian yang efektif perlu menggunakan
teknologi yang mampu menembus sampai kedalaman
tersebut.
4. Perlu dilakukan penelitian lebih dalam mengenai
penyebaran horisontal dan vertikal sista Globodera sp. di
lokasi atau pada penggunaan lahan yang berbeda.
VI. DAFTAR PUSTAKA
AIBA, Satosi, 2003. Control of Potato Cyst Nematode. National Agricultural Research Center, JAPAN. Makalah Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April 2003.
Anonim, 2003. PENGENALAN DAN PENGENDALIAN NEMATODA SISTA KUNING Globodera rostochiensis Wollienweber.
Direktorat Perlindungan Hortikultura. Direktorat Jenderal Bina Produksi Hortikultura dan JAPAN INTERNATIONAL COORPORATION AGENCY. Edisi Revisi.
Duriat, A.S., Thomas Agoes Sutiarso, Laksminiwati Prabaningrum dan Rakhmat Sutarya, 1994. PENERAPAN
PENGENDALIAN HAMA-PENYAKIT TERPADU PADA BUDIDAYA KENTANG. Balai Penelitian Hortikultura Lembang. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura. Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian.
Gomez, K.A. and Gomez K., 1976. Statistical procedures for agricultural research with emphasis on rice. THE INTERNATIONAL RICE RESEARCH INSTITUTE. LOS BANOS, LAGUNA, PHILIPPINESS.
Hamzah, A., 2003. PROGRAM TINDAKAN DARURAT PENYEBARAN OPT KARANTINA, Globodera rostochiensis
(Wolienweber) Mulvey & Stone. Makalah Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April 2003.
Mulyadi, Bambang Tahayu TP, B. Triman, Siwi Indarti, 2003. IDENTIFIKASI DAN BIOEKOLOGI Globodera rostochiensis. Handout Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April 2003. Subijanto, 1985. CONSTRAINTS ON AND OPPORTUNITIES IN THE PRODUCTION OF VEGETABLES IN INDONESIA.
Central Research Institute for Horticulture, Pasarminggu, Jakarta. Dalam PRODUCTION OF VEGETABLES IN THE TROPICS AND SUB-TROPICS. Proceeding of the 23th Internaional Symposium on Tropical Agriculture Research. Tsu, Japan, September 20-22, 1989. Tropical Agriculture Research Series (TARC) No. 23, March 1990. p. 37.
Soeganda, A.W.W., 2003. PENGENDALIAN TERPADU NEMATODA SISTA EMAS (GOLDEN CYST NEMATODE Globodera rostochiensis) PADA TANAMAN KENTANG. Makalah Seminar Sehari Penaggulangan Nematoda Globodera sp. Pada Tanaman Kentang. Jakarta, 3 April 2003.