146
PEMETAAN POTENSI KOMODITAS DAN RANCANGAN PENGEMBANGAN DI
KECAMATAN BLEGA, BANGKALAN MADURA
Agus Romadhon dan Sucipto
Jurusan Agroekoteknologi Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
Raya Telang PO.Box 02 Kamal Bangkalan
ABSTRAC
Agriculture in rural areas relate to dense
population and the relatively limited
resources. Efforts to develop the agricultural
sector can be done by knowing the level of
productivity of each commodity in each rural
region. Therefore the handling of rural areas
and agricultural activities have become very
strategic. The purpose of this study was to
increase agricultural competitiveness and
competitive advantages of Blega by
developing a number of potential commodity
based on the result of potential commodity
mapping. The methodology used in this
research are: 1. Field survey, 2. Observation
(observation), 3. Secondary data studies, 4.
Transect. The results of potential commodity
identification in the Blega district are food
crops (rice, field rice, corn, peanut, cassava,
chilli. guava, water guava, sapodilla, banana,
mango, jackfruit and durian) and plantations
crop (coconut, cotton, cashew and long
pepper).
Keywords: mapping potential, rural
productivity, commodity, competitiveness
ABSTRAK
Pertanian di pedesaan berhubungan
dengan penduduk yang banyak dan
sumberdaya yang relative terbatas. Upaya
pengembangan sektor pertanian dapat
dilakukan dengan mengetahui tingkat
produktivitas masing-masing komoditi yang
ada di tiap wilayah pedesaan. Oleh karena itu
penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan
pertanian yang ada menjadi sangat strategis.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
menyiapkan kawasan sentra pertanian yang
memiliki daya saing dan competitive
advantages tinggi melalui pengembangan
sejumlah komoditi unggulan. Metodologi
dipergunakan dalam melakukan identifikasi
komoditas ungulan, dengan jalan 1. Survey
lapangan, 2. Pengamatan (observasi), 3.
Studi data sekunder, 4. Transek. Hasil
pengembangan komoditas di Kecamatan
Blega Tanaman Pangan adalah padi, jagung,
kacang tanah, ketela pohon, cabe rawit.
Tanaman buah jambu biji, jambu air, sawo,
pisang, mangga, nangka dan durian.
Tanaman perkebunan kelapa, kapuk randu,
jambu mente, cabe jamu.
Kata kunci: pemetaan potensi, pedesaan,
produktifitas, komoditas, daya saing
PENDAHULUAN
Kawasan pedesaan adalah kawasan yang
memiliki ciri utama, yaitu kegiatan pertanian
merupakan kegiatan yang dominan. Jumlah
penduduk di perdesaan semakin menurun
akibat proses urbanisasi, namun beberapa
tahun terakhir mekanisasi menimbulkan
masalah, tidak urung penduduk akan kembali
ke tempat tinggal, Meskipun demikian
sebagian besar penduduk di Indonesia ini
berada di kawasan pedesaan. Oleh karena itu
penanganan kawasan pedesaan dan kegiatan
pertanian menjadi sangat strategis untuk
mendapatkan perhatian.
Pendekatan pengembangan kawasan
pedesaan beserta pengembangan kegiatan
pertanian akhir-akhir ini mendapatkan
perhatian yang lebih khusus. Upaya
pengembangan sektor pertanian dapat
dilakukan dengan mengetahui tingkat
produktivitas masing-masing komoditi yang
ada di tiap wilayah. Hal ini perlu dilakukan
AGROVIGOR VOLUME 3 NO. 2 SEPTEMBER 2010 ISSN 1979 - 5777147
untuk mengetahui seberapa besar potensi dan
daya saing pengembangan masing-masing
komoditi. Potensi dan daya saing dapat
diprediksi dan diukur melalui distribusi luasan
serta tingkat produktivitas masing-masing
komoditas.
Secara geografis, tiap wilayah memiliki
karakteristik berbeda yang ditentukan oleh
proses pembentukannya. Karakteristik
tersebut menjadikan tiap wilayah memiliki
kemampuan yang berbeda dilihat dari potensi,
keanekaragaman sumberdaya dan
kemampuan lingkungan. Untuk dapat
mengetahui tingkat kemampuan lingkungan
dan potensi yang dimiliki ditiap wilayah
pedesaan, memerlukan upaya pemetaan
wilayah yang meliputi kegiatan identifikasi,
inventarisasi dan zonasi. Upaya tersebut
diperlukan untuk mengukur distribusi luasan
serta tingkat produktivitas masing-masing
komoditas.
Kegiatan pemetaan terhadap komoditi di
sektor pertanian ini akan mampu
mengestimasi seberapa besar potensi
pengembangan komoditi yang unggulan
ditiap wilayah. Potensi pengembangan
komoditi yang telah diketahui nantinya akan
menjadi majory force dalam mengurangi
disparitas wilayah yang terjadi antara wilayah
pedesaan dan perkotaan.
Pelaksanaan pemetaan terhadap potensi
pengembangan komoditas pertanian dan
kemampuan lingkungan. Lebih lanjut
diharapkan akan tercipta keselarasan antara
kemampuan daya dukung (carrying capacity)
lingkungan dengan besaran upaya
pengembangan sektor pertanian yang akan
dilakukan sehingga terwujud pembangunan
yang berkelanjutan (sustainable development)
dan berwawasan lingkungan.
METODOLOGI PENELITIAN
Pemetaan potensi pertanian ini
dilakukan pada tahun 2009. Metode dan
analisa yang digunakan dalam pemetaan
perwilayahan komoditas pertanian di
Kecematan Blega, meliputi identifikasi,
inventarisasi dan zonasi.
Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan
Tahap paling awal yang dilakukan
dalam menyusun peta wilayah komoditas
pertanian di wilayah perencanaan adalah
melakukan identifikasi komoditas ungulan,
termasuk pula di dalamnya mengidentifikasi
jumlah penanaman dan potensi lahan yang
dimiliki oleh wilayah tersebut. Identifikasi
komoditas unggulan ini dilakukan dengan
teknik transek (Gambar 1)
Penggunaan lahan
Permukiman ladang Pertanian Kebun & kandang Sumber mata air Hutan lindung Pertanian Permukiman Status tanah Milik Milik desa Milik Milik desa Milik
Perhutani Milik Perhutani Milik Milik Kesuburan tanah
Sedang Kering Subur Kering Subur Sedang Subur Kering Permasalahan Kumuh Tidak
produktif Sering tergenang Sering longsor Debit air turun Lahan sangat sempit Pembagian air tdk rata Sulit air
Potensi Ada bak air Ada air Ada air Ada air
tanah datar
Gambar 1 Kegiatan Identifikasi Melalui Metode Transek
148
Inventarisasi Jenis dan Kesesuaian Lahan
Seluruh hasil identifikasi potensi;
komoditas unggulan yang dihasilkan selanjutnya
dijadikan salah satu input dalam pemetaan
perwilayahan komoditas. Input selanjutnya yang
perlu dilakukan adalah menginventarisasi kondisi
dan jenis lahan yang selanjutnya dievaluasi
dengan hasil identifikasi komoditas unggulan
yang diperoleh.
Untuk menentukan komoditas yang sesuai
dikembangkan pada suatu wilayah digunakan
metode analisis kesesuaian lahan. Analisis
kesesuaian lahan adalah analisis mengenai tingkat
kesesuaian sebidang lahan untuk suatu
penggunaan tertentu dengan memperhatikan
pengelolaan khas yang diperlukan agar diperoleh
hubungan yang lebih baik atau menguntungkan
antara manfaat (hasil) dan masukan (investasi)
yang diperlukan, baik atas dasar pengalaman
maupun antisipasi. Jadi istilah kesesuaian lahan
berkonotasi ekonomi dan lingkunga (Tabel 1).
Tabel 1 Penetapan Kelas Kesesuaian Lahan
Kelas Tingkatan
Ketentuan
SI
Sesuai
Tanah tidak mempunyai pembatas berarti untuk jenis penggunaan
tertentu secara berkelanjutan, atau hanya mempunyai pembatas yang
sangat kecil yang tidak berarti dalam pengurangan produktivitas atau
manfaat dan tidak akan mempertinggi investasi ( masukan teknologi
dalam penggunaan lahan ) diatas tingkat yang dapat diterima
S2
Kesesuaian
sedang
Tanah yang mempunyai pembatas – pembatas yang dalam
keseluruhannya merupakan pembatas yang mempunyai tingkat
keparahan sedang untuk jenis penggunaan tertentu secara berkelanjutan
; pembatas – pembatas tersebut akan mengurangi produktivitas atau
manfaat dan menambah masukan teknologi dalam penggunaan tanah
sampai suatu tingkat sehingga keuntungan keseluruhan dapat diperoleh
dari penggunaan tersebut, meskipun masih menarik, tetapi mutunya
agak lebih rendah daripada kelas SI
Sumber : Hasil Pengamatan, 2008
HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Inventarisasi Jenis tanah
Secara umum, wilayah Kecamatan Blega
memiliki 5 jenis tanah, yaitu : tanah jenis
Grumosol, tanah jenis Mediteran, tanah jenis
Planosol, tanah jenis Aluvial. Kelima jenis tanah
tersebut tersebar disemua wilayah yang ada di
Kecamatan Blega.
Hasil inventarisasi jenis tanah di tiap
wilayah perencanaan, selanjutnya di bagi
menjadi 4 zonasi. Zonasi ini dilakukan untuk
mempermudah penyusunan block plan di tiap
wilayah perencanaan. Detail hasil inventarisasi
jenis tanah yang ada di tiap wilayah perencanaan
sebagai berikut.
Tabel 2 Zonasi Jenis Tanah tiap Desa di Kecamatan Blega
No Zona
Desa
1 A
Gigir
2 A
Ko’olan
3 A,B
P.
Gedungan
4 B,D
Penjalinan
5 B
Rosep
6 A,B
Kampao
7 A,B
Lombang
Laok
8 A
Lombang
Dajah
9 A,B
Kartope
149
10 A,D
Blega
Oloh
11 A,D
Karang
gayam
12 A,D
Lomaer
13 A,D
Bates
14 A,B,D
Karang
Panasan
15 A,B
Karang
Nangka
16 D
Blega
17 B,D
Nyormanis
18 A,B,D
Alas
Raja
19 A,D
Kajan
Keterangan :
Zona A
: Komplek Mediteran
Zona B
: Planosol
Zona C
: Grumosol
Zona D
: Alluvial
Keterwakilan zonasi jenis tanah di tetapkan desa Lombang Dajah ( zona A ), Blega ( zona D ) dan Rosep
(zona B )
b. Hasil Inventarisasi Potensi Komoditas
Berdasarkan Jenis Tanah
Kegiatan inventarisasi potensi komoditas ini
dilakukan untuk mengetahui keberadaan, ukuran
potensi dan permasalahan yang ada dalam upaya
pengembangannya. Pada tiap wilayah
perencanaan, berdasarkan hasil zonasi jenis tanah,
dilakukan identifikasi potensi komoditas yang
ada. Berikut hasil kegiatan inventarisasi potensi
komoditas wilayah dengan menggunakan metode
transek.
Tabel 3 Hasil Kegiatan Inventarisasi Potensi Komoditas di Wilayah Desa Pada Kecamatan Blega
Lokasi
:
Desa Lombang Dajah
Kecamatan :
Blega
Posisi :
South
:
07
009’ 688”
East :
112
050’ 040”
No Komoditas
Tracking line (meter)
Frek 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 1 Jagung 9 9 9 3 2 Akasia 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 12 3 Jati 9 9 9 9 9 9 9 9 8 4 Mente 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 12 5 Ketela pohon 9 9 9 3 6 Rosidi(HMT) 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 14 7 Pisang 9 9 2 8 Sono 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 11 9 Kapuk 9 9 9 9 9 9 9 7 10 Bambu 9 9 2 11 Waru 9 1 12 Cemara 9 1
Keterangan : 0-5 : rendah, 6-10 : sedang, 11-14 : rendah;
Sumber : Data Primer
150
Lokasi
:
Desa Blega
Kecamatan : Blega
Posisi
:
South
: 07
009’ 843”
East
: 112
051’ 342”
No KomoditasTracking line (meter)
Frek 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 1 Pepaya 9 9 2 2 Akasia 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 3 Jambu biji 9 9 9 3 4 Ketapang 9 9 9 3 5 Mengkudu 9 9 9 3 6 Waru 9 9 9 3 7 Bambu 9 9 9 3 8 Trembesi 9 1 9 Mangga 9 9 2 10 Belimbing 9 1 11 Pepaya 9 1 12 Lamtoro 9 9 9 9 4 13 Nangka 9 9 2 14 Kelapa 9 1 15 Pisang 9 9 9 9 2 16 Asem 9 9 9 3 17 Mimba 9 9 9 9 6 18 Turi 9 9 2 19 Jati 9 1 20 Ketela pohon 9 9 9 9 4 21 Padi 9 1
Sumber : Data Primer
Lokasi :
Desa
Rosep
Kecamatan :
Blega
Posisi :
South
:
07
003’ 453”
East :
112
051’ 144”
No Komoditas
Tracking line (meter)
Frek 50 10 0 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 1 Padi 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 9 12 2 Mente 9 9 2 3 Bambu 9 9 9 3 4 Ketela pohon 9 9 2 5 Jambu air 9 9 2 6 Jagung 9 1 7 Kapuk 9 9 9 3 8 Kacang tanah 9 9 2 9 Akasia 9 9 9 9 9 9 9 7 10 Nangka 9 9 2 11 Kelapa 9 9 9 3 12 Waru 9 1 13 Jati 9 9 2
151 14 Pisang 9 9 2 15 Mengkudu 9 1 16 Mangga 9 1 17 Jambu biji 9 1 18 Pepaya 9 1
Sumber : Data Primer
Produktivitas Komoditas Potensial di Wilayah
Perencanaan.
Selain keberadaan komoditas dan kondisi
tanah sebagai faktor pendukung, penentuan
komoditas unggulan di wilayah perencanaan, juga
mengacu pada produktifitas potensi komoditas
tersebut. Tingkat produktifitas komoditas, salah
satunya mengindikasikan, kesesuaian komoditas
dengan kondisi lingkungan makro. Adapun
tingkat produktifitas komoditas di tiap wilayah
perencanaan, sebagai berikut :
Tanaman Pangan
Tabel 4 Produktivitas (ton/ha) Tanaman di Kecamatan Blega
No Desa Padi Padi ladang Jagung Kacang tanah Ketela pohon Ketela rambat Kacang hijau 1 Gigir 4.20 3.34 1.85 2.10 8.20 5.20 1.14 2 Ko’olan 4.11 3.45 1.80 2.20 8.40 5.25 1.22 3 P. Gedungan 4.18 - 1.80 2.12 8.60 5.26 1.20 4 Penjalinan 4.56 3.33 1.73 2.12 8.18 5.24 1.15 5 Rosep 4.75 - 1.78 2.10 8.46 - 1.22 6 Kampao 4.56 3.45 1.85 2.20 8.60 5.18 1.20 7 Lombang Laok 4.11 - 1.82 2.05 8.56 - 1.16 8 Lombang Dajah 4.45 - 1.83 2.14 8.60 5.22 1.16 9 Kartope 4.82 - 1.86 2.15 8.68 5.25 1.22 10 Blega Oloh 4.82 3.54 1.82 2.10 8.70 5.25 1.15 11 Karang gayam 4.79 - 1.95 2.16 8.72 5.12 1.24 12 Lomaer 4.62 3.34 1.80 2.10 8.50 5.12 1.15 13 Bates 4.15 3.32 1.80 2.10 8.46 5.28 1.14 14 Karang Panasan 4.10 - 1.80 2.22 8.58 5.18 1.22 15 Karang Nangka 4.08 3.46 1.78 2.22 8.70 5.08 1.18 16 Blega 4.39 - 1.80 2.15 8.45 5.24 1.15 17 Nyormanis 4.87 - 1.80 2.15 8.44 5.25 1.20 18 Alas Raja 4.28 3.38 1.88 2.22 8.75 5.14 1.20 19 Kajan 4.15 - 1.78 2.15 8.70 5.21 1.18 Rata rata 4.3 3.40 1.82 2.15 8.57 5.21 1.19Sumber : Profil Kecamatan Blega, 2008
Tanaman Perkebunan
Tabel 5 Luas Areal, Produksi dan Produktivitas Tanaman Perkebunan di Wilayah Kecamatan Blega
No
Komoditas
Luas Areal
(Ha)
Produksi
(Ton)
Produktivitas
(Kg/Ha)
1 Kelapa
252.82
105.27
1.410.34
2 Kapuk
randu
49.06
31.40
939.00
3 Jambu
Mete
132.98
39.68
775.52
4 Cabe
Jamu
44.93
2.14
586.50
5 Wijen
33.16
10.24
312.00
6 Kencur
7.01
29.86
4.324.00
7
Asam Jawa
7.00
1.24
207.32
152
Sumber : Dinas Perkebunan, Kab. Bangkalan 2008
Permasalahan Pengembangan Komoditas Potensial di Wilayah Perencanaan
Pengembangan potensi komoditas di wilayah perencanaan sangat tergantung pada upaya penanganan
permasalahan yang ada. Hasil identifikasi permasalahan pengembangan komoditas di wilayah perencanaan,
sebagai berikut :
Tabel 6 Identifikasi Permasalahan Faktor Penentu Teknis Pengembangan Komoditas di Kecamatan Blega
No
Komoditas dan Ternak
Permasalahan
Tanaman Pangan
1
Padi Sawah
Mutu benih
Jenis dan macam pupuk
Takaran / dosis pupuk
2
Jagung
Varietas yang ditanam
Pergantian benih
Jenis dan takaran pupuk
3
Kacang tanah
Mutu benih
Pengendalian hama penyakit
Jenis dan takaran pupuk
4
Ketela pohon
Varietas bibit
Mutu bibit
Jenis dan takaran pupuk
Hortikultura
5
Mangga
Pengendalian hama/ lalat buah
Asal bibit
Perawatan tanaman
6
Pisang
Mutu bibit
Pengendalian hama penyakit
Sanitasi lingkungan
7
Jambu biji
Sanitasi lingkungan
Pengendalian hama penyakit
Pemangkasan tanaman
8
Kapuk randu
Sanitasi lingkungan
Pengendalian hama penyakit
9
Mente
Sanitasi lingkungan
Pengolahan hasil
Pengendalian hama penyakit
Tabel 7 Identifikasi Permasalahan Faktor Penentu Sosial dan Ekonomi Pengembangan Komoditas di
Kecamatan Blega
No Faktor
Penentu
Permasalahan
1
Sosial
Fasilitas yang dimiliki kelompok tani
Inisiatif kelompok tani
Hubungan kelembagaan
2
Ekonomi
Minat menabung
Modal lemah
Sumber : Identifikasi Lapangan dan Penyuluh Tani Kecamatan, 2007
153
Tabel 8 Identifikasi Permasalahan Khusus Pengembangan Komoditas di Kecamatan Blega
No Masalah
Permasalahan
1
Perilaku
o 50% petani belum menggunakan benih/bibit unggul bermutu
o %0% petani belum menggunakan pupuk secara berimbang
o 75% keluarga tani belum mampu melakukan diversifikasi bahan
pangan lokal secara baik untuk memenuhi menu keluarganya
o 60% petani belum memanfaatkan lahannya secara efektif dan efisien
o 60% petani belum mampu melakukan vaksinasi dan pengendalian
penyakit pada hewan ternak secara rutin dan berencana
o Belum melakukan kegiatan agribisnis secara berkelompok
o Belum mengadakan pengaturan tanaman dalam mengantisipasi musim
dan kelengakapan prasarana yang ada
2
Non-prilaku
o 75% petani, merupakan petani dengan modal usaha lemah dan kurang
o Hanya 50% petani yang aktif dalam kegiatan penyuluhan
o Belum adanya rekanan yang memacu usaha agribisnis petani
Sumber : Identifikasi Lapangan dan Penyuluh Tani Kecamatan, 2009
RENCANA KAWASAN
Rencana Kawasan (Block Plan) disusun dan
dibuat untuk menjadi dasar bagi pengembangan
komoditi unggulan yang telah teridentifikasi.
Penyusunan rencana kawasan bagi pengembangan
komoditi unggulan tersebut didasarkan atas
sejumlah pertimbangan, antara lain :
1. Telah dibudidayakan atau diupayakan
(teridentifikasi dan terdata)
2. Memiliki kesesuaian terhadap kondisi alam
atau lingkungan (tingkat kesesuaian lahan)
3. Memiliki kelayakan usaha atau
menguntungkan dalam upaya budidaya yang
dilakukan.
Adapun rencana kawasan (block plan) bagi
pengembangan komoditi unggulan di empat
wilayah perencanaan, sebagai berikut :
Wilayah Pengembangan Kecamatan Blega
Jika dilihat dari sejumlah kajian yang
dilakukan mulai dari kesesuain lahan dan
kelayakan usaha, terdapat sejumlah komoditas
yang layak untuk dikembangkan menjadi
komoditas unggulan di wilayah pengembangan
Kecamatan Blega. Secara umum, kondisi di
Kecamatan Blega paling heterogen keberadan
komoditas buah. Rencana tapak bagi
pengembangan komoditas unggulan di Kecamatan
Blega, sebagai berikut :
Tabel 9. Rencana Tapak dan Rekomendasi Pengembangan Komoditas Unggulan di Kecamatan Blega
A. Tanaman Pangan
No Komoditas Lokasi Rencana Tapak Rekomendasi
1 Padi P. Gedungan Penjalinan Rosep Karang gayam Lomaer Karpote Blega Nyormanis Kampao Bates Karang panasan o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut. o Perbaikan sarana prasarana
pelengkap seperti perbaikan sistem irigasi dan perbaikan jalan menuju lokasi untuk mempermudah
pengangkutan hasil produksi. o Memfungsikan kelompok
tani dan koperasi unit desa.
o Introduksi penggunaan varietas padi yang lebih memiliki produktivitas/ha yang baik (misal : Kalmias, Bondoyudo dan Bogor C-3).
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada (SP-36, Urea, KCl dan pupuk kandang) o Pencarian sumber mata air dalam
tanah untuk mengurangi ketergantungan terhadap air hujan sebagai irigasi sawah.
o Membatasi alih fungsi lahan dari lahan pertanian
154
2. Padi ladang Koolan Penjalinan Rosep Blega oloh Lomaer Bates o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut. o Perbaikan sarana prasarana
pelengkap seperti perbaikan sistem irigasi dan perbaikan jalan menuju lokasi untuk mempermudah
pengangkutan hasil produksi. o Memfungsikan kelompok
tani dan koperasi unit desa.
o Pemuliaan galur harapan bagi padi ladang yang sesuai dengan karakteristik wilayah.
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada. (SP-36, Urea, KCl dan pupuk kandang) o Membatasi alih fungsi lahan dari
lahan pertanian 3. Jagung Penjalinan Rosep Gigir Ko’olan Lombang dajah Karpote Karang gayam Lomaer Bates Karang nangka Blega Alas raja Kajan P. Gedungan
o arahkan pada lokasi tersebut. o Perbaikan sarana prasarana
pelengkap seperti perbaikan sistem irigasi dan perbaikan jalan menuju lokasi untuk mempermudah
pengangkutan hasil produksi. o Memfungsikan kelompok
tani dan koperasi unit desa.
o Pemuliaan galur harapan bagi jagung lokal yang sesuai dengan karakteristik wilayah.
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada. (SP-36, Urea, KCl dan pupuk kandang) o Membatasi alih fungsi lahan dari
lahan pertanian
o Identifikasi jalur pemasaran dan pengolahan pasca panen bagi produk jagung
.4 Kacang tanah Gigir Koolan Lombang dajah Karang gayam Lomaer Nyormanis Alas raja Kajan o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut.
o Perbaikan sarana prasarana
pelengkap seperti perbaikan sistem irigasi dan
perbaikan jalan menuju lokasi untuk mempermudah pengangkutan hasil produksi.
o Memfungsikan kelompok tani dan koperasi unit desa.
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada. (SP-36, KCl dan pupuk kandang)
o Pencarian sumber mata air dalam tanah untuk mengurangi ketergantungan terhadap air hujan sebagai irigasi
o Membatasi alih fungsi lahan dari lahan pertanian.
o Diversifikasi produk olahan kacang tanah
o Pengenalan metode grading (pengkelasan) hasil panen pada kacang tanah, untuk meningkatan pendapatan.
5. Ketela pohon Gigir Lombang dajah Blega oloh Alas raja Bates Lomaer Karpote o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut.
o Perbaikan sarana prasarana
pelengkap seperti perbaikan sistem irigasi dan
perbaikan jalan menuju lokasi untuk mempermudah pengangkutan hasil produksi.
o Memfungsikan kelompok tani dan koperasi unit desa.
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada.
o Membatasi alih fungsi lahan dari lahan pertanian
o Penanaman dengan menggunakan sistem tumpang sari untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi penggunaan lahan.
o Diversifikasi produk olahan dari ketela pohon
155
B. Tanaman Sayuran
No Komoditas Lokasi Rencana Tapak Rekomendasi
1. Cabe rawit Blega o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut
o Introduksi tanaman sayuran baru yang sesuai dengan karakteritrik wilayah
o Memfungsikan kelompok tani dan koperasi unit desa
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada. (SP-36 dan pupuk kandang)
o Membatasi alih fungsi lahan dari lahan pertanian
o Penanaman dengan menggunakan sistem tumpang sari untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas tanaman sayuran. o Diversifikasi produk olahan sayuran
C. Tanaman Buah
No Komoditas Lokasi Rencana Tapak Rekomendasi
1. Belimbing Blega o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut
o Pengembangan sistem agroforesti
o Memfungsikan kelompok tani dan koperasi unit desa
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada.
o Membatasi alih fungsi lahan dari lahan pertanian
o Penanaman dengan menggunakan sistem agroforesti untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas tanaman buah-buahan
o Peremajaan terhadap pohon yang sudah tidak produktif.
o Diversifikasi produk olahan buah. 2 Jambu biji Blega
3 Jambu air Blega
4 Sawo Blega 6 Rambutan Blega 7 Pisang Blega 8 Mangga Blega 9 Nangka Blega 10 Durian Blega
D. Tanaman Perkebunan
No Komoditas Lokasi Rencana Tapak Rekomendasi
1. Kelapa Blega o Pengembangan komoditas di arahkan pada lokasi tersebut
o Pengembangan sistem agroforesti
o Memfungsikan kelompok tani dan koperasi unit desa
o Penggunaan pupuk yang sesuai dengan anjuran yang ada.
o Membatasi alih fungsi lahan dari lahan pertanian
o Penanaman dengan menggunakan sistem agroforesti untuk meningkatkan efektivitas, efisiensi dan produktivitas tanaman buah-buahan (selain salak).
o Peremajaan terhadap pohon yang sudah tidak produktif.
2 Kapuk randu Blega 3 Jambu mete Blega 4 Cabe jamu Blega
KESIMPULAN
Dari hasil survei yang telah dilakukan
potensi pengembangan wilayah komoditas
pertanian di Kecamatan Blega dapat disimpulkan
adalah sebagai berikut :
1.
Komoditas tanaman pangan Padi, Padi
ladang, jagung, Kacang Tanah, ketela
pohon,
2.
Komoditas sayuran, cabe rawit.
3.
Komoditas buah-buahan, jambu biji, jambu
air, sawo, pisang, mangga, nangka dan
durian
4.
Komoditas perkebunan, kelapa, kapuk
randu, jambu mente, cabe jamu.
DAFTAR PUSTAKA
Sucipto : Pemetaan Potensi Komoditas dan Rancangan Pengembangan ….
156