• Tidak ada hasil yang ditemukan

Makalah Dasar Agronomi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Makalah Dasar Agronomi"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

MAKALAH DASAR AGRONOMI

MAKALAH DASAR AGRONOMI

PERLINDUNGAN TANAMAN DAN TEKNIK PEMANENAN

PERLINDUNGAN TANAMAN DAN TEKNIK PEMANENAN

Disusun oleh : Disusun oleh : 1.

1. Qonita Qonita Miftakhurrohmah Miftakhurrohmah (12930)(12930) 2.

2. Renold Renold Saragih Saragih (12934)(12934) 3.

3. Bagas Bagas Ade Ade (12943)(12943) 4.

4. M. M. Eko Eko Rio Rio (12946)(12946) 5.

5. Kharisma Kharisma M. M. (12947)(12947)

FAKULTAS PERTANIAN

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS GADJAH MADA

UNIVERSITAS GADJAH MADA

YOGYAKARTA

YOGYAKARTA

2013

2013

(2)

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pertanian merupakan salah satu bidang ilmu terapan bidang biologi yang mempelajari teknik pengolahan tanaman dan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan pokok manusia. Beberapa teknik dalam pertanian yang perlu diperhatikan adalah teknik perlindungan dan pemanenan tanaman. Teknik  perlindungan dan pemanenan bertujuan sama dengan teknik-teknik dalam bidang

yang pertanian yang lain yaitu untuk mendapatkan hasil yang maksimal.

Pertanian membutuhkan teknik perlindungan tanaman karena teknik  perlindungan berbanding lurus dengan hasil tanaman, misalnya penggunaan  pestisida untuk mengurangi jamur penyakit atau patogen pada tanaman sehingga  pertumbuhan dan perkembangan tanaman berlangsung secara maksimal. Pertumbuhan dan perkembangan yang maksimal akan mengahsilkan produk yang  berkualitas, contohnya bulir padi yang banyak dan sehat. Di zaman yang sekarang ini, teknik perlindungan tanaman tidak hanya dituntut untuk melindungi tanaman akan tetapi melindungi tanaman dengan tidak merusak keseimbangan oraganisme dan lingkungan di sekitarnya.

Teknik pemanenan juga dituntut untuk menciptakan teknik yang efisien dan menjaga kelestarian lingkungan sekitarnya. Pemanenan efisien yang dimaksud adalah membuat sistem pemetikan hasil dan pengangkutan hasil yang tidak merusak keseimangan tanaman induk, contohnya cara memetik buak coklat dengan gunting dan pengangkutan sayuran yang tida merusak fisik sayuran. Teknik  pemanenan dituntut untuk menjaga kelestarian sekitanya dengan mengembalikan

unsur-unsur hara tanah yang dipakai tanaman misalnya jerami hasil panen padi yang tetap dibiarkan mengalami dekomposisi di lahan.

B. Tujuan

1. Memahami pengertian, fungsi, kegiatan, serta peran perlindungan tanaman. 2. Mempelajari berbagai jenis teknik pemanenan berdasarkan tanamannya. C. Rumusan Masalah

1. Apasajakah yang bisa dilakukan untuk melindungi tanaman? 2. Bagaimana teknik pemanenan yang benar dan tepat?

(3)

II.

OBJEK PEMBAHASAN

Perlindungan Tanaman adalah sesuatu yang diberikan untuk melindungi sesuatu atau seseorang yang tak kuat atau lemah terhadap suatu ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal. Sedangkan tanaman adalah tumbuhan yang dibudidayakan atau ditanam oleh manusia untuk tujuan tertentu. Tujuan tersebut, selain untuk konsumsi, adalah untuk mencapai hasil atau  produksi tanaman yang berkuantitas tinggi dan berkualitas baik sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan bagi yang membudidayakan. Dengan demikian, Perlindungan Tanaman adalah usaha untuk melindungi tanaman dari ancaman atau gangguan yang dapat merusak, merugikan, atau mengganggu proses hidupnya yang normal, sejak pra-tanam sampai pasca tanam.

Panen merupakan pekerjaan akhir dari budidaya tanaman (bercocok tanam), tapi merupakan awal dari pekerjaan pasca panen, yaitu melakukan persiapan untuk  penyimpanan dan pemasaran. Dalam pertanian, panen adalah kegiatan mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan budidaya. Istilah ini paling umum dipakai dalam kegiatan bercocok tanam dan menandai berakhirnya kegiatan di lahan. Secara kultural,  panen dalam masyarakat agraris sering menjadi alasan untuk mengadakan festival dan  perayaan lain. Pada dasarnya yang dituju pada perlakuan panen adalah mengumpulkan komoditas dari lahan penanaman, pada taraf kematangan yang tepat, dengan kerusakan yang minimal, dilakukan secepat mungkin dan dengan biaya yang rendah.

III.

PEMBAHASAN

A. Perlindungan Tanaman

a. Pengertian Perlindungan Tanaman

Perlindungan tanaman dapat diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan manusia untuk melindungi tanaman dari hambatan atau gangguan yang berasal dari luar, yang dapat mengakibatkan tanaman tidak dapat menghasilkan produk sesuai dengan yang diharapkan dilihat dari sisi kuantitas, kuantitas dan kontinuitas. Gangguan dari luar tersebut dapar berupa gangguan atau serangan organisme  pengganggu tumbuhan (OPT) atau gangguan yang disebabkan dari faktor-faktor

(4)

non-OPTseperti dampak fenomena iklim (kekeringan dan banjir), kebakaran lahan atau kebun dan penjarahan.

b. Fungsi Perlindungan Tanaman

Perlindungan tanaman mempunyai peranan yang sangat penting dalam mempertahankan kualitas, kuantitas, dan kontinuitas dari produk-produk pertanian. Selain itu, ada beberapa peran penting lainnnya diantaranya sebagai berikut :

1. Mendorong peningkatan kuantitas dan mutu produk

Perlindungan tanaman akan mengatasi permasalahan OPT. Sehingga dengan dikendalikannya hama-hama yang merusak tanaman itu maka kuantitas hasil pertanian akan meningkat. Selain itu, adanya gejala penyakit  pada tanaman akibat serangan patogen sepeerti jamur, bakteri, dan virus,  juga dapat mengurangi kualitas dari produk pertanian. Hal ini karena buah dan sayuran terkena serangan patogen sehingga menjadi busuk dan kualitasnya menurun akibatnya konsumen tidak mau membeli.

2. Mempertahankan produktivitas pertanian pada taraf tinggi

Kegiatan perlindungan tanaman dengan mengendalikan OPT, secara umum akan mempertahankan produktifitas. Karena intensitas serangan hama dan penyakit dapat berkurang sehingga kuantitas produksi dapat ditingkatkan.

3. Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi

Pengendalian terhadap serangan hama dan patogen pada komoditas  pertanian dapat mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi  produksi. Dengan memperkirakan serangan OPT akan mengefektifkan  penggunaan pestisida sehingga biaya produksi akan berkurang. Jika serangan OPT dapat dikendalikan maka fokus dan konsentrasi terhadap  budidaya tanaman akan meningkat sehingga kuantitas produksi dan

kualitasnya dapat diperkirakan. 4. Meningkatkan keamanan produk

menurunkan kandungan residu cemaran berbahaya seperti pestisida dan logam berat pada produk pangan sehingga tidak berbahaya dikonsumsi oleh konsumen.

(5)

5. Meningkatkan kepercayaan pasar domestik dan global pada prodak pertanian indonesia

Jika produk pertanian kita tidak terserang oleh hama maupun  penyakit atau dengan kata alin terbebas dan OPT maka produk kita akan dipercaya oleh luar negeri sehingga mereka akan mengimpor produk kita secara berkelanjutan.

c. Kegiatan Perlindungan Tanaman 1. Pencegahan (Preventive)

Pencegahan berarti melindungi tanaman, baik bahan perbanyakan (benih/bibit, dan sebagainya), tanaman di lapangan (baik di pesemaian, maupun di areal tanam/pertanaman/di kebun), maupun hasil panen (yang masih di lapangan sesudah di panen, selama pengangkutan,  pengolahan/pengerjaan hasil, penyimpanan, ataupun selama pemasaran)

dari segala macam gangguan yang disebabkan oleh OPT.

Sasaran pada kegiatan ini adalah tanaman yang belum (diduga  belum) terganggu, atau dalam istilah penyakitnya dikatakan masih sehat, dengan yang memperlakukan atau mengusahakan tindakan tertentu agar ia tidak terganggu, terserang, terinfeksi, atau rusak oleh OPT yang mungkin datang atau berkontak dengannya. Misalnya, kita memperlakukan benih (seed treatment) padi sebelum disemaikan dengan fungisida Dithane M-45, untuk mencegah bibit penyakit atau patogen jamur  Helminthosporium oryzae yang menyebabkan penyakit becak.

Pencegahan dapat dilakukan pada berbagai jenis OPT (patogen, hama, maupun gulma). Perlakuannya pun tidak hanya secara kimia (dengan fungisida atau pestisida saja), tetapi juga dapat dengan cara lain, seperti mekanis, fisis, ataupun biologi, dan sebagainya.

2. Pemberantasan (Eradication) dan Pengobatan (Curative) - Pemberantasan

Pemberantasan berarti melindungi tanaman dari OPT hama dan gulma yang telah menyerang, bahkan merusak atau menimbulkan  persaingan yang negatif, baik terhadap bahan perbanyakan tanaman,

(6)

tanaman di lapangan/di pesemaian, maupun hasil panen (yang masih di lapangan/sebelum dikerjakan, selama pengangkutan, pengerjaan, atau  pemasarannya, sebelum ia dikonsumsikan).

Sasaran kegiatan ini adalah hama yang sedang menyerang dan merusak tanaman atau bagian tertentu tanaman; dan tumbuhan  penganggu tanaman (gulma) yang menimbulkan persaingan negatif terhadap tanaman budidaya. Tujuannya adalah untuk mematikan atau memusnahkan, atau sekurang-kurangnya mengurangi jumlah OPT tersebut, sekaligus mengurangi atau menghentikan kerusakan yang ditimbulkannya pada tanaman. Pemberantasan dilakukan secara kimia, mekanik, maupun fisik.

- Pengobatan

Pengobatan berarti melindungi (mengobati) tanaman yang sakit akibat terinfeksi patogen. Sasarannya adalah tanaman yang sakit atau  bagian tertentu tanaman yang telah terinfeksi patogen. Tujuannya untuk menyembuhkan tanaman dari penyakit. Pengobatan dapat dilakukan dengan memakai obat atau bahan kimia lainnya, seperti pestisida. Misalnya, untuk menyembuhkan penyakit bercak coklat pada tanaman  padi kita menggunakan fungisida. Dengan demikian, tanaman tersebut

dapat pulih dan memberikan hasil yang baik.

Berbagai tindakan pemberantasan maupun pengobatan, tergantung dari jasad pengganggunya, dan tingkatan atau stadia tumbuh dari tanaman (baik bahan perbanyakan, bibit di pesemaian, tanaman di lapangan, ataupun hasil panen yang masih di lapangan, selama  pengangkutan, pengerjaannya, penyimpanan, bahkan selama  pemasarannya, sampai kepada konsumen yang mempergunakannya).

3. Pengendalian atau Pengelolaan (Controlling or Managing)

Pengendalian atau pengelolaan berarti melindungi tanaman dengan mengelola OPT yang menganggu tanaman, maupun tanaman itu sendiri, sedemikian rupa sehingga kerusakan yang ditimbulkan oleh OPT tidak sampai menimbulkan kerusakan ekonomis atau merugikan. Sasarannya adalah tanaman yang belum terganggu maupun yang telah terganggu atau

(7)

terserang OPT. Tujuan pengendalian bukan memberantas atau memusnahkan OPT, akan tetapi bertujuan untuk untuk menekan populasi OPT di bawah ambang ekonomi atau ambang populasi OPT yang tidak menimbulkan kerusakan ekonomis atau merugikan.

Pengendalian dilakukan dengan memadukan berbagai teknik  pengendalian OPT yang ada atau strategi dari metode atau cara-cara  budidaya sejak awal hingga pasca panen, di mana satu sama lainnya tidak  bertentangan. Jadi di sini, mulai dari bahan perbanyakan, benih, bibit di  pesemaian, tanaman di lapangan, hasilnya, sampai pemasaran, bahkan juga  jasad hidup lainnya selain tanaman dan OPT diantisipasikan, juga faktor

cuaca/iklim sejauh memungkinkan untuk dikelola secara terpadu.

d. Peranan Perlindungan Tanaman

Seperti yang dikemukakan sebelumnya, perlindungan tanaman mempunyai  peranan yang sangat penting dan tidak dapat dipisahkan dari usaha peningkatan  produksi tanaman atau produksi pertanian. Dengan demikian,perlindungan tanaman berperan didalam menjamin kepastian hasil dan memperkecil resiko  berproduksi suatu tanaman, karena walaupun langkah-langkah lainnya dari  budidaya suatu tanaman sudah dilakukan, seperti penggunaan varietas unggul, cara penanaman, pemupukan, pengairan, penyiangan, pemanenan dan pasca  panen telah dilaksanakan dengan baik, tetapi pengendalian OPT diabaikan,

maka apa yang diberikan tidak berarti atau hilang.

Kegiatan perlindungan tanaman, ialah kegiatan yang bertujuan untuk melindungi, mencegah, atau menghindari agar tanaman kita agar tidak menderita suatu gangguan, kerusakan, kematian, kemerosotan hasilnya atau memperkecil kerugian yang ditimbulkannya. Oleh karena itu, mereka harus memiliki prinsip didalam memperkecil kerugian dan mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya dengan mencegah atau mengurangi sekecil mungkin kerugian, atau bahkan sama sekali meniadakan kerugian tersebut.

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa perlindungan tanaman merupakan alat penunjang yang sangat penting dari sistem produksi dan usaha tani tanaman. Bahkan dikatakan bahwa perlindungan tanaman merupakan asuransi yang menjamin keberhasilan setiap usaha tani dan pembangunan pertanian dari

(8)

kerugian sebagai akibat dari gangguan, baik oleh jasad penganggu, bencana alam maupun kesalahan dalam budi daya tanaman pertanian itu. Kegiatan  perlindungan tanaman, mulai dari awal kegiatan budidaya tanaman sampai  pasca panen harus selalu berorientasikan pada upaya memperkecil kerusakan

oleh gangguan yang mungkin timbul.

B. Teknik Pemanenan

Ada ratusan, bahkan puluhan ribu tanaman yang telah kita kenal selama ini. Sebagian besar tanaman tersebut dibudidayakan oleh manusia sehingga manusia dapat mengambil keuntungan dari kegiatan budidaya tersebut. Supaya dapat dimanfaatkan, tanaman tersebut haruslah melalui proses panen terlebih dahulu. Panen dapat didefinisikan sebagai kegiatan untuk mengumpulkan hasil usaha tani dari lahan  budidaya.

a. Panen Tanaman Semusim

Tanaman semusim disini meliputi jagung, kacang hijau, kedelai, dan kacang tanah. Untuk jenis kacang-kacangan, tanaman tersebut dikatakan siap  panen jika warna polong sudah berwarna hitam dan bijinya keras. Sedangkan untuk jagung, jagung dikatakan siap panen jika telah berumur lebih dari 60 hari, tongkol terisi biji, kelobot dan rambut tongkol sudah kering. Tanaman tersebut dipanen dengan cara tanaman dan polong dicabut.

b. Panen Tanaman Tahunan

Tanaman tahunan disini meliputi kelapa, kelapa sawit, kopi, kakao, dan karet. Secara umum, tanaman tersebut dikatakan siap panen jika buahnya telah mengalami perubahan warna. Kecuali untuk karet dan kelapa sawit, pada tanaman kelapa sawit dikatakan siap panen jika terdapat 2 berondolan untuk setiap kg tandon buah. Sedangkan untuk karet dikatakan siap panen jika lingkar  batang pada ketinggian 1m lebih dari 45 cm

c. Panen Tanaman Umbi-umbian

Umbi kayu dapat dipanen kapan saja sepanjang tahun. Banyak petani yang memanennya setelah enam bulan ditanam, sementara yang lainnya memanen setelah sembilan atau dua belas bulan. Ubi kayu biasa dipanen secara manual

(9)

dengan tangan atau dengan alat bantu pengungkit. Panen akan lebih mudah dan cepat apabila tanah berpasir, tanah yang gembur, atau baru saja diguyur hujan. Pada tanah yang keras saat musim kemarau panen ubi kayu biasa memerlukan  penggalian di sekitar pangkal batang hingga ke dalam umbi, kemudian umbi diangkat beserta batangnya. Untuk memudahkan pengangkatan, biasanya batang tanaman dipotong ddan disisakan antara 30-50 cm untuk pegangan. Pengangkatan harus dilakukan hati-hati untuk menghindari patahnya umbi dan tertinggal di dalam tanah. Selain kemungkinan hilang jika tidak diambil kemudian, umbi yang patah juga akan mempercepat proses pembusukan karena kontaminasi mikroba.

d. Panen Tanaman Hortokultura

Secara harfiah istilah Hortikultura diartikan sebagai usaha membudidayakan tanaman buah-buahan, sayuran dan tanaman hias. Setelah diketahui bahwa  produk hortikultura sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan produk harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin, dengan kerusakan produk sekecil mungkin, dan  biaya semurah mungkin. Umumnya panen masih dilakukan secara manual menggunakan tangan dan peralatan-peralatan sederhana. Meskipun memerlukan  banyak tenaga kerja, panen secara manual masih lebih akurat, pemilihan sasaran  panen juga dapat lebih baik dilakukan, kerusakan fisik yang berlebihan dapat dihindari, dan membutuhkan biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan panen menggunakan peralatan mekanis.

Cara panen yang umum dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Dengan cara ditarik: apokat, kacang polong, tomat

2. Dengan cara dipuntir: jeruk, melon 3. Dengan cara dibengkokkan: nenas

4. Dengan cara dipotong: buah dan sayuran pada umunya, dan bunga potong 5. Dengan cara digali dan dipotong: umbi, dan sayuran akar

6. Dengan menggunakan galah: buah pada di pohon yang tinggi secar a umum Setelah diketahui bahwa produk hortikultura sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan produk harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan secepat mungkin, dengan kerusakan

(10)

 produk sekecil mungkin, dan biaya semurah mungkin. Umumnya panen masih dilakukan secara manual menggunakan tangan dan peralatan-peralatan sederhana. Meskipun memerlukan banyak tenaga kerja, panen secara manual masih lebih akurat, pemilihan sasaran panen juga dapat lebih baik dilakukan, kerusakan fisik yang berlebihan dapat dihindari, dan membutuhkan biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan panen menggunakan peralatan mekanis (Suparlan, 1990)

Beberapa bagian yang Dipanen menurut Dhalimi(1990) antara lain : a. Biji

Panen tidak bisa dilakukan secara serentak karena perbedaan waktu  pematangan dari buah atau polong yang berbeda. Pemanenan biji di-lakukan  pada saat biji telah masak fisiologis. Fase ini ditandai dengan sudah maksimalnya pertumbuhan buah atau polong dan biji yang di dalamnya telah terbentuk dengan sempurna. Kulit buah atau polong mengalami  perubahan warna misalnya kulit polong yang semula warna hijau kini  berubah menjadi agak kekuningan dan mulai mengering. Pemanenan biji  pada tanaman se-musim yang sifatnya determinate dilakukan secara serentak pada suatu luasan tertentu. Pemanenan dilaku-kan setelah 60% kulit polong atau kulit biji sudah mulai mongering. Hal ini berbeda dengan tanaman se-musim indeterminate dan tahunan, yang umumnya dipanen secara ber-kala berdasarkan pemasakan dari biji/polong.

b. Buah

Buah harus dipanen setelah masak fisiologis dengan cara me-metik. Pemanenan sebelum masak fisiologis akan menghasilkan buah dengan kualitas yang rendah dan kuantitasnya berkurang. Buah yang dipanen pada saat masih muda, seperti buah mengkudu, jeruk nipis, jambu biji dan buah ceplukan akan memiliki rasa yang tidak enak dan aromanya kurang sedap. Begitu pula halnya dengan pemanenan yang terlambat akan menyebabkan  pe-nurunan kualitas karena akan terjadi perombakan bahan aktif yang ter-dapat di dalamnya menjadi zat lain. Selain itu tekstur buah menjadi lembek dan buah menjadi lebih cepat busuk.

(11)

Pemanenan daun dilakukan pada saat tanaman telah tumbuh maksimal dan sudah memasuki periode matang fisiologis dan dilakukan dengan memangkas tanaman. Pemangkasan dilakukan dengan menggunakan pisau yang bersih atau gunting stek. Pemanenan yang terlalu cepat menyebabkan hasil produksi yang diperoleh rendah dan kandungan  bahan bahan aktifnya juga rendah, seperti tanaman jati belanda dapat

dipanen pada umur 1 - 1,5 tahun, jambu biji pada umur 6 - 7 bulan, cincau 3 - 4 bulan dan lidah buaya pada umur 12 - 18 bulan setelah tanam. Demikian  juga dengan pe-manenan yang terlambat menyebab-kan daun mengalami  penuaan (se-nescence) sehingga mutunya rendah karena bahan aktifnya sudah ter-degradasi. Pada beberapa tanaman pemanenan yang terlambat akan mempersulit proses panen.

d. Rimpang

Untuk jenis rimpang waktu pe-manenan bervariasi tergantung peng-gunaan. Tetapi pada umumnya pe-manenan dilakukan pada saat tanam-an  berumur 8 - 10 bulan. Seperti rimpang jahe, untuk kebutuhan eks-por dalam  bentuk segar jahe dipanen pada umur 8 - 9 bulan setelah tanam, sedangkan untuk bibit 10 - 12 bulan. Selanjutnya untuk keperluan pem-buatan jahe asinan, jahe awetan dan permen dipanen pada umur 4 - 6 bulan karena pada umur tersebut serat dan pati belum terlalu tinggi. Sebagai bahan obat, rimpang di-panen setelah tua yaitu umur 9 - 12 bulan setelah tanam. Untuk temulawak pemanenan rimpang dilakukan setelah tanaman berumur 10 -12 bulan. Temulawak yang dipanen pada umur tersebut menghasilkan kadar minyak atsiri dan kurkumin yang tinggi. Penanaman rimpang dilakukan  pada saat awal musim hujan dan dipanen pada pertengahan musim kemarau.

Saat panen yang tepat ditandai dengan mulai menge-ringnya bagian tanaman yang berada di atas permukaan tanah (daun dan batang semu), misalnya kunyit, temulawak, jahe, dan kencur.

e. Bunga

Bunga digunakan dalam industri farmasi dan kosmetik dalam bentuk segar maupun kering. Bunga yang digunakan dalam bentuk segar,  pemanenan dilakukan pada saat bunga kuncup atau setelah

(12)

 bentuk kering, pemanenan dilakukan pada saat bunga sedang mekar. Seperti  bunga piretrum, bunga yang dipanen dalam keadaan masih kuncup menghasilkan kadar piretrin yang lebih tinggi dibandingkan dengan bunga yang sudah mekar.

f. Kayu

Pemanenan kayu dilakukan setelah pada kayu terbentuk senyawa metabolit sekunder secara maksimal. Umur panen tanaman berbeda-beda tergantung jenis tanaman dan ke-cepatan pembentukan metabolit sekundernya. Tanaman secang baru dapat dipanen setelah berumur 4 sampai 5 tahun, karena apabila dipanen terlalu muda kandungan zat aktifnya seperti tanin dan sappan masih relatif sedikit.

Disamping cara panen, waktu panen juga mempengaruhi kualitas produk hortikultura yang dihasilkan. Umumnya panen dilakukan pagi hari ketika matahari baru saja terbit karena hari sudah cukup terang tetapi suhu lingkungan masih cukup rendah sehingga dapat mengurangi kerusakan akibat respirasi  produk dan juga meningkatkan efisiensi pemanenan. Beberapa jenis produk hortikultura lebih baik dipanen agak siang agar embun yang menempel pada  produk telah mengering, atau sekalian sore hari bila suhu lingkungan juga menjadi pertimbangan penting. Hal ini dapat mengurangi luka bakar akibat getah yang mengering pada buah-buah yang mengeluarkan getah dari tangkainya seperti mangga, atau mengerluarkan minyak seperti jeruk, dan mengurangi kerusakan mekanis (sobek) pada sayuran daun (Winarno, 2001)

e. Panen Tanaman Padi 1. Saat Panen

Waktu panen padi yang tepat yaitu jika gabah telah tua atau matang. Waktu  panen cersebut berpengaruh terhadap jumlah produksi, mutu gabah, dan

mutu beras yang akan dihasilkan. Keterlambatan panen menyebabkan  produksi menurun karena gabah banyak yang rontok. Waktu panen yang terlalu awal menyebabkan mutu gabah rendah, banyak beras yang pecah saat digiling, berbutir hijau, serta berbutir kapur.

(13)

Panen padi unmk konsumsi biasanya dilakukan pada saat masak optimal. Adapun panen padi untuk benih memerlukan tambahan waktu agar  pembentukan embrio gabah sempurna.

Saat panen di lapangan dipengaruhi oleh berbagai hal, seperti tinggi tempat, musim tanam, pemeliharaan, pemupukan, dan varietas. Di dataran rendah, saat panen umumnya lebih cepat dibanding di dataran dnggi. Pada musim kemarau, tanaman biasanya dapat dipanen lebih awal. Bila dipupuk dengan nitrogen dosis tinggi, tanaman cenderung dapat dipanen lebih lama dari  biasa.

Panen yang baik dilakukan pada saat cuaca terang. Secara umum, padi dapat dipanen pada umur antara 80-110 hari setelah tanam.

Kriteria tanaman padi yang siap dipanen adalah sebagai berikut.

1. Umur tanaman telah mencapai umur yang tertera pada deskripsi varietas tersebut.

2. Daun bendera dan 90 bulir padi telah menguning.

3. Malai padi menunduk karena menopang bulir-bulir yang bernas.

4. Butir gabah terasa keras bila ditekan. Apabila dikupas, tampak isi butir gabah berwarna putih dan keras bila digigit. Biasanya gabah tersebut memiliki kadar air 22-25.

2. Cara Panen

Cara panen berbeda-beda tergantung kebiasaan serta tingkat adopsi teknologi petani. Namun, umumnya panen .dilakukan dengan cara memotong batang berikut malainya. Batang padi dtpotong pada bagian  bawah, tengah, atau atas dengan menggunakan sabit gerigi. Hasil panen

ditampung dalam kantungmplastik, goni, deklit:, atau bagor sebelum diangkut ke tempat perontokan.

3. Pengangkutan

Hasil panen padi biasanya ditumpuk di beberapa tempat. Hasil panen tersebut kemudian dikemas dan diangkut kg satu tempat untuk memudahkan  perlakuan panen selanjutnya.

(14)

IV.

KESIMPULAN

1. Perlindungan tanaman dapat diartikan sebagai segala usaha yang dilakukan manusia untuk melindungi tanaman dari hambatan atau gangguan yang  berasal dari luar.

2. Fungsi perlindungan tanaman antara lain:

a. Mendorong peningkatan kuantitas dan mutu produk

 b. Mempertahankan produktivitas pertanian pada taraf tinggi

c. Mengurangi biaya produksi dan meningkatkan efisiensi produksi d. Meningkatkan keamanan produk

e. Meningkatkan kepercayaan pasar domestik dan global pada prodak  pertanian indonesia

3. Kegiatan perlindungan tanaman adalah pencegahan dan pemberantasan hama dan penyakit tumbuhan

4. Teknik pemanenan berdasarkan jenis tanamannya dibedakan atas beberapa  jenis, antara lain:

a. Panen tanaman semusim  b. Panen tanaman tahunan

c. Panen tanaman umbi-umbian d. Panen tanaman hortokultura e. Panen tanaman padi

(15)

DAFTAR PUSTAKA

Dhalimi, A. 1990., Penanganan Pasca Panen Buah-buahan dan Sayuran Segar . Makalah Pelatihan Kerja sama FAO - Dep. Perdagangan di Jakarta 12 - 14 Pebruari 1990,  p. 17 - 37.

Suparlan (1990)., Mempelajari Susut Pasca Panen Kacang Tanah di Kabupaten Simalungun Sumatera Utara. Skripsi. Bogor: Fakultas Teknologi Pertanian IPB. Winarno, F.G. 2001., Penanganan Pasca Panen. Bahan Kuliah (Diktat) Penanganan Pasca

 Panen Bogor : Program Studi PGKP FATETA IPB.

Anonim. 2006. <http://web.ipb.ac.id/~tepfteta/elearning/media/Teknik%20Pasca%20Panen /tep440_files/Penangananumbian.htm>. Diakses pada tanggal 24 maret pukul 11.20

Anonim. 2011. <http://chylenzobryn.blogspot.com/2011/04/penangan-panen-dan-pasca- panen-pada-tan.html> . Diakses pada tanggal 24 maret pukul 11.23

Anonim. 2000. <http://cybex.deptan.go.id/penyuluhan/cara-pemanenan-padi-tabela>. Diakses pada tanggal 24 maret pukul 11.25

Referensi

Dokumen terkait

Efektifitas bisa diartikan tingkat keberhasilan yang dapat dicapai dari suatu cara atau usaha tertentu sesuai dengan tujuan yang akan dicapai sehingga kemampuan gurulah

Perlindungan adalah segala upaya yang dilakukan untuk melindungi subyek tertentu, dapat juga diartikan sebagai tempat berlindung dari segala sesuatu yang mengancam. 28 Dalam

Perlindungan Masyarakat yang selanjutnya disebut Linmas adalah segenap upaya dan kegiatan yang dilakukan dalam rangka melindungi masyarakat dari gangguan yang

Dorongan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan peran manusia sebagai manusia pembangunan di antaranya mengembangkan dan meningkatkan kegiatan usaha secara

). Energi dilakukan untuk  melakukan kegiatan, Energi tubuh manusia berasal dari makanan. Fleh karena itu, manusia harus makan dan minum. 'etelah makan, manusia menjadi

Dari hasil pengamatan I dan III yang telah dilakukan dapat dibandingkan bahwa tinggi tanaman untuk jagung ( Zea mays ) lebih tinggi dibandingkan dengan tananman kacang tanah

Menganalisa usaha-usaha apa saja yang dilakukan untuk menanggulangi hambatan-hambatan yang di hadapi di dalam implementasi perencanaan sumber daya manusia

Lingkungan adalah unsur keempat dalam paradigma, lingkungan diartikan agregat dari seluruh kondisi dan pengaruh luar yang mempengaruhi kehidupan dan perkembangan suatu organisme..