• Tidak ada hasil yang ditemukan

Prosedur Penanganan Bahan Kimia

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Prosedur Penanganan Bahan Kimia"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

PT. ASIA CITRA PRATAMA DEPARTEMEN ENGINEERING

PROSEDUR PENANGANAN BAHAN KIMIA

Setiap kegiatan penanganan Kimia didalamnya sudah pasti terkandung resiko bahaya potensial yang sewaktu-waktu dapat menimbulkan dampak kerugian yang serius. Baik dari sisi materi, moril dan social jika tidak ditangani secara serius sesuai dengan prosedur K3. Untuk itu dipandang perlu adanya penerapan K3 yang harus dilaksanakan dengan seksama dan terpadu oleh Unit-unit kerja yang terlibat langsung dalam penanganan Bahan Kimia di tempat kerja. Penerapan K3 yangdimaksud adalah meliputi : Perencanaan, Pelaksanaan, Perbaikan/Pembinaan dan Penanggulangan yang bersifat darurat ( emergency ). Maksud dan tujuannya adalah :

1. Mencegah/menekan sekecil mungkin terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan seperti Kebakaran, Keracunan, Peledakan, Penyakit akibat Kerja dan hal-hal lain yang dapatmerugikan Perusahaan, Karyawan, Masyarakat dan Lingkungan

2. Meningkatkan kwalitas Suber Daya Manusia atau Pekerja dibidang K3 khususnya bagi pekerja yang langsung terlibat dalam penanganan langsung terhadap Bahan Kimia tersebut.

Untuk itu perlu kiranya dibuat Standarisasi K3 guna untuk dipahami dan dilaksanakan secara sungguh-sungguh oleh semua Pekerja yang terkait dalam setiap tahapan kegiatan penanganan Bahan Kimia sebagai berikut :

1. PROSES PENGADAAN BAHAN KIMIA

1. Setiap pembelian/pengadaan bahan kimia harus dicantumkan dengan jelas di dalam lembar PP/PO tentang kelengkapan informasi bahan berupa :

a. Labeling

b. Informasi dampak Bahaya c. Informasi P3K , APD

2. Spesifikasi mutu kemasan / wadah harus tertulis dengan jelas dalam lembaran PP/PO dengan memperhatikan Keamanan, Ketahan, Efektifitas dan Efisiensi. Khusus dalam hal Botol/Bejana Bertekanan, harus dicantumkan WARNA yang disesuaikan denganjenis/golongan Gas. Dalam hal ini bisa berpedoman pada Standart Internasional ” Global Harmoni Syetem / GHS atau NFPA, UN, UMO,EEC dlsb ).

3. Setiap wadah Bahan Kimia harus dilengkapi dengan TANDA RESIKO BAHAYA serta tindakan Pencegahan dan Penanggulangannya.

User /Pejabat yang mengajukan pembelian Bahan Kimia berkewajiban melengkapi syarat-syarat K3. Bila spesifikasi dan syarat K3 yang dimaksud sudah cukup lengkap dan memenuhi standart K3, maka pengajuan pembelian dapat diproses dan direalisasikan pengadaannya.

(2)

2. BONGKAR MUAT BAHAN KIMIA

1. Sebelum melaksanakan kegiatan bongkar muat Bahan Kimia, Pengawas setempat harus menyiapkan kelengkapan administrasi sebagai berikut :

a) Daftar bahan yang akan dibongkar b) Prosedur kerja dan Perijinan

c) Daftar pekerja/buruh serta penanggung jawab

2. Perencanaan dan tindakan-tindakan K3 harus dilaksanakan sebaik-baiknya sebelum dan sesudah melaksanakan bongkar muat.

3. Yakinkan bahwa para pekerja sudah mengetahui bahaya-bahaya yang ada serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya dengan cara memberikan Pengarahan dan penyuluhan K3 oleh pengawas setempat, terutama bagi para pekerja baru.

4. Sarana pelindung Diri, Alat Pemadam yang sesuai dan perlengkapan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.

5. Pengawas buruh berkewajiban memberikan pembinaan perbaikan kepada setiap pekerja bila mengetahui atau menemui adanya penyimpangan/pelanggaran peraturan K3yang telah diberlakukan.

6. Pemasangan Rambu-rambu K3 meliputi Peringatan bahaya sesuai jenis, golonganBahan Kimia harus dipasang dengan jelas, mudah dibaca, dimengerti dan terlihat olehpekerja.

7. Setiap pekerja harus menghindari perbuatan/tindakan yang tidak aman seperti : a. Merokok ditempat yg terlarang

b. Tidak memakai APD yang disyaratkan

c. Mngerjakan pekerjaan yang bukan wewenang/dibidangnya. Bersendau-gurau Menolak perintah atasan dlsb.

8. Setiap kecelakaan, Kebakaran, Peledakan termasuk kondisi berbahaya yang tidak mungkin dapat diatasi sendiri, haruslah dilaporkan secepatnya kepada atasan. Berikanlah keterangan yang benar kepada petugas Investigasi guna memudahkan pengambilanl angkah-langkah perbaikan selanjutnya agar kasus yang sama tidak terulang kembali.

9. P3K harus dilakukan dengan benar oleh yang berpengalaman kepada pekerja yangmengalami kecelakaan. Segera hubungi Dokter atau tim medis guna perawatanselanjutnya

3. PENYIMPANAN BAHAN KIMIA

1. Gudang tempat penyimpanan Bahan Kimia harus dibuat sedemikian rupa hingga aman dari pengaruh Alam dan Lingkungan sekitarnya :

a. Memiliki system sirkulasi udara dan ventilasi yang cukup baik. b. Suhu di dalam ruangan dapat terjaga konstan dan aman setiap saat. c. Aman dari berbagai gangguan biologis ( Tikus, Rayap dll )

(3)

2. Tata letak dan pengaturan penempatan bahan harus mempertimbangkan hal-halsebagai berikut : a. Pemisahan dan pengelompokan untuk menghindari adanya bahaya reaktivitas.

b. Penyusunan agar tidak melebihi batas maksimum yang dianjurkan manufactur untuk menghindari roboh ( ambruk ) hingga tidak mengakibatkan kerusakan dan mudahpembongkaran serta kelihatan rapi.

c. Lorong agar tetap terjaga dan tidak terhalang oleh benda apapun, jika perlu buatkangaris pembatas lintasan alat angkat dan angkut.d. Khusus bahan dalam wadah silinder/tabung gas bertekanan agar ditempatkan padatempat yang teduh, tidak lembab dan aman dari sumber panas seperti ( listrik, api terbukadll ).

Program House Keeping harus dilaksanakan secara periodik dan berkesinambunganyang meliputi : Kebersihan, Kerapihan dan Keselamatan.

3. Sarana K3 haruslah disiapkan dan digunakan sebagaimana mestinya.

4. Setiap pekerja yang tidak berkepentingan dilarang memasuki gudang penyimpanan Bahan Kimia dan setiap pekerja yang memasuki gudang harus memakai APD yang disyaratkan.

5. Inspeksi K3 oleh pekerja gudang harus dilaksanakan secara teratur/periodic yangmeliputi pemeriksaan seluruh kondisi lingkungan, bahan, peralatan dan system. Segera amankan/laporkan jika menemukan kondisi tidak aman kepada atasan.

6. Pada setiap penyimpanan Bahan Kimia harus dilengkapi dengan LABELING ( Label isi, safety, resiko bahaya ) beserta uraian singkat Pencegahan,Penanggulangan dan Petolongan Pertama.

7. Petugas gudang harus dilengkapi buku petunjuk/pedoman K3 yang berkaitan denganPenyimpanan BKB.

8. Setiap Pekerja dilarang makan dan minum ditempat penyimpanan Bahan Kimia terutama yang Beracun.

9. Tindakan P3K harus dilakukan oleh yang berpengalaman. Segera hubungi dokter/tim medis atau bawa korban ke Rumah Sakit untuk mendapatka perawatan lebih lanjut.

4. PENGANGKUTAN BAHAN KIMIA

1. Sebelum melaksanakan pekerjaaan pengangkutan Bahan Kimia Berbahaya,Pengawas/atasan berkewajiban menyampaikan informasi K3 serta resiko bahaya yang ada pada setiap pekerja.

2. Hanya pekerja yang sudah mengerti tugas dan tanggung jawab serta adanya rekomendasi dari atasannya dibenarkan menangani pekerjaan pengangkutan Bahan KimiaBerbahaya.

3. Upaya prefentif, Pencegahan harus tetap dilakukan secara teratur berupa pemeriksaan kelayakan peralatan kerja, kondisi muatan dan kondisi fisik pekerja sebelum melaksanakan pekerjaan tersebut. 4. Menaikkan dan menurunkan Bahan Kimia harus dilakukan dengan hati-hati, jika perlu buatkan

bantalan karet/kayu.

5. Perlengkapan K3 ( APD, APAR, P3K ) harus tersedia dalam kondisi siap pakai dilokasi kerja.

6. Kapasitas angkut alat angkat dan angkut tidak diperbolehkan melebihi kapasitas yangada dan tidak boleh menghalangi pandangan penegmudi/sopir.

7. Pengemudi harus mengikuti peraturan lalu lintas yang ada dengan selalu hati-hati dan waspada. Hindari tindakan tidak aman dan tetap disiplin dalam mengemudikan kendaraan.

(4)

8. Jika kontak dengan Bahan Kimia, segera lakukan pertolongan pertama padasi korban dengan benar. Hubungi dokter/tim medis untuk penanganan selanjutnya.

9. Tanda labeling peringatan bahaya berupa tulisan, kode sesuai dengan resiko yang ada harus terpasang dengan jelas di depan muatan, samping kiri dan kanan,belakang muatan.

5. PENGGUNAAN BAHAN KIMIA

1. Sebelum menggunakan Bahan Kimia harus diketahui terlebih dahulu informasi bahayanya baik dari segi Kebakaran, Kesehatan, Rekatifitas, Keracunan,Korosif dan Peledakan ) serta cara-cara pencegahan dan penanggulangannya.

2. Perencanaan dan penerapan K3 harus dilakukan dengan sebaik-baiknya pada setiappekerjaan penggunaan Bahan Kimia Berbahaya dengan memperhatikan hal-hal sebagaiberikut :

a. APD ( Alat Pelindung Diri ) yang sesuai dengan factor resiko bahayanya, APAR dan P3K harus disiapkan secukupnya dan digunakan sebagai mana mestinya.

b. Kondisi kerja, lingkungan sudah dinyatakan aman oleh pihak yang berwenang( Safety ). c. Peralatan kerja harus layak pakai.

d. Methode kerja/cara pelaksanaan kerja sudah aman dan efektif.

e. Kelengkapan administrasi sudah dipersiapkan ( perijinan angkut, perintah kerja, daftar pekerja. 3. Selama berlangsungnya kegiatan penggunaan Bahan Kimia hindari tindakan yang tidak aman.

Usahakan bekerja sesuai dengan SOP.

4. Bila pekerjaan tersebut belum selesai dan pelaksanaannya diatur secara shift maka,setiap serah terima tugas dan tanggung jawab harus dilakukan dengan sebaik-baiknya.Situasi dan kondisi kerja menyeluruh harus dilaporkan dengan jelas terutama kondisikerja yang kurang aman dan perlu penanganan yang intensif.

5. Bila pekerjaan telah selesai, amankan dan bersihkan alat-alat kerja, lingkungan kerja,wadah sisa-sisa bahan dsb agar segera dibersihkan sampai betul-betul kondisi keseluruhan sudah aman.

6. Lakukan tindakan P3K dengan segera jika terjadi kecelakaan hubungi tim medis/dokter untuk penanganan lebih lanjut.

BAHAN-BAHAN KIMIA YANG DIGUNAKAN UNTUK PROSES WATER DAN WASTE WATER TREATMENT

PT. ASIA CITRA PRATAMA

1. Fero Chlorida ( FeCl2) Liquid. Nama Produk SBN-Supertreat 2. Polimer Anionik (AIK) Granular. Nama Produk SBN-30PA 3. Polimer Kationik (CIK) Granular. Nama Produk SBN-30PC 4. Natrium Clorida ( NaCl) granular kristal. Garam Kristal 5. Natrium Hidroksida (NaOH) 48 %. Soda Api

6. Asam Sulfat ( H2SO4)..

7. Kapur Tohor (CaO) Granular.

Bahan-bahan kimia yang dipergunakan di Water dan Waste water treatment terdiri dari beberapa bahan kimia yang harus diketahui cara penyimpanan, penanganannya dan penggunaan secara benar, guna mencegah bahaya yang dapat timbul dari penanganan yang salah dari bahan kimia tersebut.

(5)

1. FERO CHLORIDA ( FECL2).

Fero Clorida biasa dipergunakan sebagai zat koagulan pada proses penjernihan air bersih dan air limbah, seperti yang digunakan di waste water treatment PT. Asia Citra Pratama. Karakteristik bahan kimia Fero Clorida termasuk pada golongan kimia beracun dan berbahaya sehingga diperlukan penanganan dan peralatan safety khusus. Dijabarkan sebagai berikut :

A. Penanganan Bongkar Muat.

Fero Clorida Dikirim dari suppliyer dengan menggunakan mobil tangki khusus bahan kimia sesuai dengan permintaan, pembelian waste water treatment Pt. Asia Citra Pratama. Penerimaan Barang Dari supplier melewati beberapa tahap sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Surat- surat (manifest) bahan kimia dan kendaraan oleh Security.

2. Pemeriksaan Segel pengaman dan penutup outlet mobil tangki oleh Bagian gudang dan security.

3. Peralan Safety untuk petugas yang berkaitan harus dipakai.

4. Pembukaan segel dan pengambilan sampel bahan kimia Fero Clorida oleh bagian gudang dan petugas dari supplier.

5. Pemeriksaan berat jenis bahan kimia harus sesuai dengan spesifikasi standar.

6. Penerimaan barang, bongkar bahan ke tangki stock bahan kimia PT. Asia Citra Pratama. 7. Pemeriksaan kwantitas, volume yang di terima (bongkar), harus sesuai dengan diminta. 8. Surat Jalan, tanda terima, dan pemeriksaan oleh Security.

B. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipergunakan adalah :

1. Sarung Tangan Kimia. Guna mencegah kontak langsung dengan kulit tangan ketika menggunakan dalam bagian pekerjaan.

2. Masker Kimia ( Full face). Dipergunakan apabila petugas membuka, menutup tangki container dan memindahkan bahan kimia Fero Clorida, guna menghindari terhirupnya uap gas fero chloride dan percikan yang mungkin terjadi dan dapat mengenai organ mata petugas.

3. Kacamata Kimia. Dipergunakan apabila petugas menggunakan masker kimia setengah muka (Half Face).

4. Sepatu Boot Safety . Sepatu Boot pada bagian depan sepatu dilapisi dengan pelindung dari besi. Digunakan sebagai sepatu standar yang harus dipergunakan pada saat bekerja agar kaki petugas terlindungi dengan baik.

C. Penanganan Terhadap Bahan Kimia untuk dan oLeh Petugas.

Larutan Fero Clorida dengan Ph yang sangat rendah = 0, bersifat asam, sehingga korosif terhadap bahan logam, dan untuk media penyimpanan serta pipa instalasi harus terbuat dari bahan yang anti korosif dan tahan bahan kimia. Untuk petugas yang terlibat dengan bahan tersebut dalam proses kerjanya berikut beberapa hal yang harus diperhatikan :

(6)

1. Hindarkan kontak secara langsung dengan kulit dengan menggunakan sarung tangan karet tahan kimia. Apabila terjadi kontak dengan kulit, pakaian, secepatnya singkirkan pakaian terkontaminasi, cuci dengan air yang mengalir dan sabun.

2. Fero Clorida berbau Asam Clorida , sedikit mengeluarkan gas clorida dan untuk penyimpanan, simpan pada tangki tertutup dan ruangan dengan sirkulasi udara yang baik. Untuk petugas yang berkaitan bahan tersebut dalam proses kerjanya hindarkanlah terhirup uap/gasnya dan selalu gunakan masker dengan cartridge khusus kimia. Apabila terjadi insiden dan accident terhirupnya uap/gas fero tersebut, secepatnya pindahkan korban pada ruangan yang terbuka dengan udara bebas, jika diperlukan berikan pernapasan buatan. Pada kondisi parah bawa ke paramedic dan berikan oksigen.

3. Penanganan pada tumpahan gunakan peralatan yang tepat untuk membersihkan, dan mengumpulkan pada suatu wadah. Apabila tumpahan cukup banyak, bahan bersifat korosif hentikan kebocoran secara aman, jangan memasukkan air pada wadah, cegah hindarkan tumpahan masuk ke saluran, kumpulkan tumpahan menggunakan peralatan yang tepat. 4. Pemindahan/transfer bahan kimia Fero Clorida harus memperhatikan keselamatan bahan

dan petugas, peralatan safety wajib dipergunakan, pompa dan instalasi yang dipergunakan untuk memindahkan harus terbuat dari bahan yang tahan terhadap zat kimia.

5. Praktek Higienis untuk petugas yang berkaitan, cuci bersih tangan dengan sabun dan air sebelum makan, minum, merokok dan menggunakan fasilitas Toilet. Dengan tujuan untuk menjaga bahan kimia termakan dan mengkontaminasi makanan.

6. Fero Clorida (FeCl2) Di Waste water treatment PT. Asia Citra Pratama dipergunakan sebagai agen koagulan pada proses air limbah, disimpan pada 2 tangki ukuran 10 m3 , Dosing fero clorida menggunakan pompa khusus untuk larutan kimia, dan instalasi jalur pipa menggunakan system sirkulasi ke tangki untuk mengurangi tekanan pompa dan mencegah kebocoran.

2. POLIMER ANION SBN-30PA (PT.TLI)

Polimer Anion adalah zat kimia dengan muatan negative (polielektrolit) banyak digunakan sebagai flokulant pada proses air bersih dan air limbah. Bahan berbentuk butiran putih bersih, kering, dalam kemasan sak (@25 kg), penggunaan dengan cara dilarutkan dalam air dengan konsentrasi tertentu. Polimer Anion Di Waste water treatment PT. Asia Citra Pratama digunakan sebagai flokulan untuk mengikat dan membentuk flok-flok halus yang terbentuk hasil dari penambahan koagulan. Polimer Anion Memiliki sifat-sifat tertentu dari bahan kimia yang harus diikuti dan diperhatikan oleh pekerja dalam penanganannya. Hal- hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

A. Penanganan bongkar muat

Polimer Anion SBN-30PA oleh suplier sesuai order pembelian, dikemas dengan menggunakan plastik sak (@25kg) kedap terhadap air, kemasan terdiri dari dua lapis, luar dan dalam. Pada penerimaan baraang kimia polimer harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Surat- surat (manifest) bahan kimia dan kendaraan oleh Security. 2. Pemeriksaan Segel pengaman, kondisi kemasan bahan, dan identitas bahan. 3. Peralan Safety untuk petugas yang berkaitan harus dipakai.

(7)

4. Pengambilan sampel bahan kimia Polimer Anion oleh bagian gudang dan kemudian diperiksa sesuai dengan prosedur.

5. Pemeriksaan berat jenis bahan kimia harus sesuai dengan spesifikasi standar.

6. Penerimaan barang, bongkar bahan ke tangki stock bahan kimia PT. Asia Citra Pratama. 7. Pemeriksaan kwantitas, volume yang di terima (bongkar), harus sesuai dengan diminta. 8. Surat Jalan, tanda terima, dan pemeriksaan oleh Security.

B. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipergunakan adalah :

1. Sarung Tangan Kimia. Guna mencegah kontak langsung dengan kulit tangan ketika menggunakan dalam bagian pekerjaan.

2. Masker Kimia ( Full face). Dipergunakan apabila petugas membuka kemasan dan memindahkan, melarutkan polimer, guna menghindari terhisapnya butiran halus polimer dan tebaran yang dapat mengenai mata petugas.

3. Kacamata Kimia. Dipergunakan apabila petugas menggunakan masker kimia setengah muka (Half Face).

4. Sepatu Boot Safety . Sepatu Boot pada bagian depan sepatu dilapisi dengan pelindung dari besi. Digunakan sebagai sepatu standar yang harus dipergunakan pada saat bekerja kaki petugas terlindungi dengan baik.

C. Penanganan Terhadap Bahan Kimia untuk dan oLeh Petugas.

Polimer Anion SBN-30PA berbentuk serbuk granular yang sangat ringan, pemakaian dilarutkan dalam air dengan komposisi yang sangat sedikit dibawah 1% berat, polimer anion setelah dilarutkan dalam air mejadi larutan yang koloid polimer yang solid, licin, bening tranparan. Tempat Penyimpanan harus pada ruangan tertutup dan kering. Tangki penampungan polimer yang telah dilarutkan harus di tempatkan pada ruang yang beratap. Petugas yang menggunakan, pada proses kerjanya beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Peralatan perlindungan diri wajib dipergunakan.

2. Setiap pembukaan kemasan baru ambil sampel bahan untuk diperiksa kondisi dan kemurnian bahan sesuai dengan prosedur, gunakan peralatan yang bersih dan kering untuk mengambil polimer dari kemasan.

3. Pengambilan bahan kimia polimer dari kemasan harus selalu terukur dan tercatat, gunakan gelas dengan ukuran, gelas ukur yang digunakan khusus untuk satu bahan kimia.

4. Membuat larutan polimer pada tangki untuk proses sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan, tata cara melarutkan seperti diatur pada prosedur kerja.

5. Ruang Dosing Pompa dan tangki polimer harus tertutup, beratap dan lantai selalu kering. 6. Penanganan pada tumpahan gunakan peralatan yang tepat untuk membersihkan, dan

mengumpulkan pada suatu wadah. Apabila tumpahan cukup banyak, bahan bersifat koloid polimer sehingga licin, akan lebih licin apabila terkena air. hentikan kebocoran secara aman, semprot dengan air lalu keringkan. cegah hindarkan tumpahan masuk ke saluran, kumpulkan tumpahan menggunakan peralatan yang tepat.

7. Pemindahan atau mentransfer harus memperhatikan keselamatan bahan dan petugas, peralatan safety wajib dipergunakan, pompa dan instalasi yang dipergunakan untuk memindahkan adalah pompa kimia yang dapat mentransfer cairan dengan viskositas yang besar.

(8)

8. Praktek Higienis untuk petugas yang berkaitan, cuci bersih tangan dengan sabun dan air sebelum makan, minum, merokok dan menggunakan fasilitas toilet. Dengan tujuan untuk menjaga bahan kimia termakan atau mengkontaminasi makanan.

3. POLIMER KATION SBN-30PC (PT.TLI)

Polimer Kation adalah bahan kimia dngan muatan positif (polielektrolit) banyak digunakan pada proses air bersih, air limbah dan pengeringan lumpur (sludge dewatering), press lumpur. Bahan berbentuk butiran putih bersih, kering dalam kemasan sak (@25 kg), dan penggunaan dengan cara dilarutkan dalam air dengan konsentrasi tertentu. Polimer Kation di waste water treatment PT. Asia Citra Pratama digunakan sebagai flokulan untuk menggumpalkan lumpur menjadi flok-flok pada bak mesin press, sehinnga lumpur dan air akan terpisah dengan baik. Polimer Kation memiliki sifat-sifat tertentu dari bahan kimia yang harus diikuti dan diperhatikan oleh pekerja dalam penanganannya. Hal- hal yang harus diperhatikan adalah sebagai berikut :

A. Penanganan bongkar muat

Polimer Kation Merk SBN-30PC oleh suplier sesuai order pembelian, dikemas dengan menggunakan plastik sak (@25kg) kedap terhadap air, kemasan terdiri dari dua lapis, luar dan dalam. Pada penerimaan baraang kimia polimer harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pemeriksaan Surat- surat (manifest) bahan kimia dan kendaraan.

2. Pemeriksaan Segel pengaman, kondisi kemasan bahan, dan identitas bahan. 3. Peralatan pelindung diri untuk petugas yang berkaitan harus dipakai.

4. Pengambilan sampel bahan kimia Polimer Anion oleh bagian gudang dan kemudian diperiksa sesuai dengan prosedur.

5. Pemeriksaan berat jenis bahan kimia harus sesuai dengan spesifikasi standar.

6. Penerimaan barang harus tercantum dalam buku mutasi dan stock bahan kimia Polimer SBN-30PC

7. Pemeriksaan kwantitas, volume yang di terima (bongkar), harus sesuai dengan diminta. 8. Surat Jalan, tanda terima, dan pemeriksaan oleh Security.

B. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipergunakan adalah :

1. Sarung Tangan Kimia. Guna mencegah kontak langsung dengan kulit tangan ketika menggunakan dalam bagian pekerjaan.

2. Masker Kimia ( Full face). Dipergunakan apabila petugas membuka kemasan dan memindahkan, melarutkan polimer, guna menghindari terhisapnya butiran halus polimer dan tebaran yang dapat mengenai mata petugas.

3. Kacamata Kimia. Dipergunakan apabila petugas menggunakan masker kimia setengah muka (Half Face).

4. Sepatu Boot Safety . Sepatu Boot pada bagian depan sepatu dilapisi dengan pelindung dari besi. Digunakan sebagai sepatu standar yang harus dipergunakan pada saat bekerja kaki petugas terlindungi dengan baik.

(9)

C. Penanganan Terhadap Bahan Kimia untuk dan oLeh Petugas.

Polimer Kation SBN-30PC berbentuk serbuk granular yang sangat ringan, untuk pemakaian dilarutkan dalam air mejadi larutan yang koloid polimer yang solid, licin, bening tranparan. Tempat Penyimpanan harus pada ruangan tertutup dan kering. Tangki penampungan polimer yang telah dilarutkan harus di tempatkan pada ruang yang beratap. Untuk petugas yang terlibat dengan bahan tersebut dalam proses kerjanya berikut beberapa hal yang harus diperhatikan :

1. Peralatan Perlindungan Diri wajib dipergunakan.

2. Setiap pembukaan kemasan baru ambil sampel bahan untuk diperiksa kondisi dan kemurnian bahan sesuai dengan prosedur, gunakan peralatan yang bersih dan kering untuk mengambil polimer dari kemasan.

3. Pengambilan bahan kimia polimer dari kemasan harus selalu terukur dan tercatat, gunakan gelas dengan ukuran, gelas ukur yang digunakan khusus untuk satu bahan kimia.

4. Membuat larutan polimer pada tangki untuk proses sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan, tata cara melarutkan seperti diatur pada prosedur kerja.

5. Ruang Dosing Pompa dan tangki polimer harus tertutup, beratap dan lantai selalu kering. 6. Penanganan pada tumpahan gunakan peralatan yang tepat untuk membersihkan, dan

mengumpulkan pada suatu wadah. Apabila tumpahan cukup banyak, bahan bersifat koloid polimer sehingga licin, akan lebih licin apabila terkena air. hentikan kebocoran secara aman, semprot dengan air lalu keringkan. cegah hindarkan tumpahan masuk ke saluran, kumpulkan tumpahan menggunakan peralatan yang tepat.

7. Pemindahan atau mentransfer harus memperhatikan keselamatan bahan dan petugas, peralatan safety wajib dipergunakan, pompa dan instalasi yang dipergunakan untuk memindahkan adalah pompa kimia yang dapat mentransfer cairan dengan viskositas yang besar.

8. Praktek Higienis untuk petugas yang berkaitan, cuci bersih tangan dengan sabun dan air sebelum makan, minum, merokok dan menggunakan fasilitas toilet. Dengan tujuan untuk menjaga bahan kimia termakan atau mengkontaminasi makanan.

4. KAPUR (LIME) , Nama Kimia KALSIUM OKSIDA (CaO))

Kapur digunakan dalam industri kimia adalah CaO (kapur hidup,tohor) atau Ca(OH)2 Kapur padam. Kapur (CaO) setelah dilarutkan dalam air akan menjadi larutan kapur Ca(OH)2, sebagai Basa kuat digunakan untuk berbagai keperluan dalam industri. Kapur digunakan di Waste water treatment PT. Asia Citra Pratama sebagai Ph Adjuster menaikkan pH air baku limbah agar berada pada kondisi basa pH= 12-13 agar dapat diproses oleh zat kimia koagulan. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penanganan bahan kimia Kapur adalah sebagai berikut:

A. Penanganan Bongkar Muat.

Kapur Tohor Dibeli dari supplier bahan kimia sesuai dengan order pembelian, biasanya dibeli dalam jumlah Ton dengan menggunakan mobil truck, dikemas dengan menggunakan karung ukuran 25 kg atau 50 kg kedap terhadap air, kemasan terdiri dari dua lapis, luar dan dalam. Pada penerimaan dan menurunkan Bahan kimia kapur harus diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

(10)

1. Pemeriksaan Surat- surat (manifest) bahan kimia dan kendaraan.

2. Pemeriksaan Segel pengaman, kondisi kemasan bahan, dan identitas bahan.

3. Peralatan perlindunagan diri untuk petugas yang melakukan bongkar wajib dipakai. 4. Pengambilan sampel bahan kimia Kapur, pemeriksaan kemurnian dan penimbangan

karungan kapur bisa dengan cara sampling yang mewakili, oleh bagian penerimaan gudang.

5. Hasil pemeriksaan kemurnian bahan kimia, berat total kapur yang diterima harus sesuai dengan spesifikasi dari order pembelian.

6. Penerimaan barang harus tercantum dalam buku mutasi dan stock bahan kimia kapur. 7. Surat Jalan, tanda terima, dan pemeriksaan oleh Security.

B. Alat Pelindung Diri (APD) yang harus dipergunakan adalah :

1. Sarung Tangan Kimia. Guna mencegah kontak langsung dengan kulit tangan ketika menggunakan dalam bagian pekerjaan.

2. Masker Kimia ( Full face). Dipergunakan apabila petugas membongkar muat karungan kapur dari truk supplier, membuka kemasan, memindahkan, dan melarutkan Kapur ke tangki kapur guna menghindari debu, butiran halus Kapur tebaran yang dapat terhirup dan mengenai mata petugas.

3. Kacamata Kimia. Dipergunakan apabila petugas menggunakan masker kimia setengah muka (Half Face).

4. Sepatu Boot Safety . Sepatu Boot pada bagian depan sepatu dilapisi dengan pelindung dari besi. Digunakan sebagai sepatu standar yang harus dipergunakan pada saat bekerja kaki petugas terlindungi dengan baik.

C. Penanganan Bahan Kimia Bagi Petugas.

Kapur (CaO) dilarutkan dalam air dengan konsentrasi tertentu pada tangki Penyimpanan Larutan kapur, setelah dilarutkan Kapur (CaO) menjadi larutan Basa Kapur (Ca(OH)2 digunakan untuk pH Adjuster (Menaikkan pH). Larutan Basa Kapur mudah mengendap sehingga mixer tangki kapur harus selalu hidup. Tempat Penyimpanan harus pada ruangan beratap dan kering. Tangki penampungan polimer yang telah dilarutkan harus di tempatkan pada ruang yang beratap. Petugas yang berkaitan dengan bahan kimia Kapur dalam pekerjaannya hal-hal yang harus diperhatikan sebagai berikut :

1. Peralatan perlindungan diri wajib dipergunakan.

2. Setiap pembukaan kemasan baru periksa kondisi, kemurnian bahan kapur tidak boleh membatu. Gunakan peralatan yang bersih dan kering untuk mengambil kapur dari kemasan karung.

3. Pengambilan bahan kimia Kapur dari gudang penyimpanan harus selalu tercatat dalam stok bahan kimia kapur. Pada saat pengisian, melarutkan kapur ke tangki harus sesuai dengan konsentrasi larutan dan gelas khusus yang terhadap bahan kimia. Mengikuti Pada standar operasi prosedur persiapan bahan kimia yang telah tersedia.

(11)

4. Lokasi Pompa dosing dan tangki kapur harus tertutup, beratap dan tidak terkena air hujan.

5. Penanganan pada tumpahan gunakan peralatan yang tepat untuk membersihkan, dan mengumpulkan pada suatu wadah. Apabila tumpahan cukup banyak, bahan bersifat basa dapat menimbulkan iritasi kulit, mata, tidak boleh terhirup, bereaksi dengan air dan menimbulkan panas yang tinngi. Hentikan kebocoran secara aman, semprot dengan air lalu keringkan. cegah hindarkan tumpahan masuk ke saluran, kumpulkan tumpahan menggunakan peralatan yang tepat.

6. Pemindahan atau mentransfer harus memperhatikan keselamatan bahan dan petugas. Peralatan safety wajib dipergunakan, pompa dan instalasi yang dipergunakan untuk memindahkan adalah pompa kimia yang dapat mentransfer larutan kapur.

7. Praktek Higienis untuk petugas yang berkaitan, cuci bersih tangan dengan sabun dan air sebelum makan, minum, merokok dan menggunakan fasilitas toilet. Dengan tujuan untuk menjaga bahan kimia termakan atau mengkontaminasi makanan.

Referensi

Dokumen terkait

TLOGOAGUNG NGRANDU JAMBEREJO SIDOMULYO DROKILO MOJOREJO.. 22 1 ABDULLAH SPd.I

Melatih siswa untuk mengungkapkan pengalaman dan buah pikirannya merupakan cara untuk menumbuhkan kepercayaan diri para siswa. Dalam menumbuhkan kemandirian,

Menginformasikan apa yang dapat diberikan suatu iklan untuk peningkatan atau penguatan karakter suatu merek, sehingga pemasang iklan memperoleh pemahaman tentang

berbeda, ini menjadi hal yang mudah untuk dilanggar, namun hal ini tidak akan terjadi jika wartawan tersebut patuh pada aturan Kode Etik Jurnalistik (KEJ), dari hal

Benih dengan masa penyimpanan 6 bulan pada perlakuan perendaman NaCl dan KCl melalui metode UKDdp memiliki nilai interaksi yang tidak jauh berbeda dibandingkan benih dengan

Sedangkan jumlah perempuan yang bekerja sebagai pedagang batik paling banyak terdapat pada umur 66-80 tahun yaitu sebesar 28 pedagang, berdasarkan data tersebut

spesies Glosso-phaga soricina dengan berat kurang lebih 10 gram dan Macroglossus sobrinus dengan berat kurang lebih 20 gram, (2) kelelawar lidah panjang ( long tongued bats )

Salah satu upaya masyarakat dalam upaya pengelolaan lingkungan adalah dengan pengelolaan limbah padat ( sampah ) dapat terlihat dalam beberapa kegiatan yang