PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI
TUKAR DAN
FREE OPERATING CASH FLOW
TERHADAP
HARGA SAHAM
( Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Kontruksi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 – 2018 )
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Menjadi Sarjana (S1)
Disusun Oleh:
SRI MURYATI
Nim: 111.511.117
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FALKUTAS EKONOMI BISNIS DAN ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS PELITA BANGSA
I
Dengan memanjatkan puji syukur kepada Alloh SWT, karya sederhana ini penulis persembahkan kepada:
1. Ibu dan bapak (Alm) saya tercinta yang telah mendo’akan dan memberikan kasih sayangnya serta pengorbanannya selama ini sehingga saya bisa seperti sekarang ini.
2. Untuk Arif Hidayat (Suamiku), dan M. Ikhsan Fahri (Anakku) yang senantiasa memberikan dukungan dan motivasi kepada saya untuk bisa menyelesaikan skripsi ini.
3. Sahabat-sahabatku yang selalu memberikan semangat dan dukungan kepada saya dalam menyelesaikan skripsi ini.
4. Semua pihak yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini dari awal sampai akhir.
MOTTO
“ Jangan membenci siapapun, tidak peduli berapa banyak mereka bersalah padamu.
Hiduplah dengan rendah hati, tidak peduli seberapa kekayaanmu.
Berpikirlah positif, tidak perduli seberapa keras kehidupanmu.
Berikanlah banyak, meskipun menerima sedikit.
Tetaplah berhubungan dengan orang-orang yang melupakanmu, dan ampuni yang
bersalah kepadamu.
Jangan berhenti berdo’a untuk yang terbaik bagi orang yang kau cintai.” ( Ali Bin Abi Tholib)
V
PENGARUH INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR DAN FREE OPERATING CASH FLOW TERHADAP HARGA SAHAM
( Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor KontruksiYang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Periode 2014 - 2018 )
Oleh SRI MURYATI NIM : 111511117
Harga saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tidak selamanya tetap, adakalanya meningkat dan bisa pula menurun, tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran. Terjadinya fluktuasi harga saham di pasar modal menjadikan bursa efek menarik bagi beberapa kalangan pemodal (investor).Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh inflasi, tingkat suku bunga, niali tukar dan freeoperating cash flow terhadap harga saham.
Sampel penelitian yang digunakan adalah perusahaan kontruksi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2014-2018. Sample penelitian sebanyak 14 perusahaan kontruksi, dimana metode yang digunakan adalah purposive sampling yaitu suatu metode pengambilan sample yang mengambil obyek dengan kriteria tertentu. Analisis data menggunakan alat analisis regresi data panel yaitu common effect model, fixed effect model, random effect model. Hasil pengujian menunjukan keputusan inflasi memiliki nilai < 0,05 yakni 0,0196 tingkat suku bunga memiliki nilai < 0,05 yakni -5,798 dan nilai tukar memiliki nilai < 0,05 yakni 0,0000198 ketiga variabel tersebut tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan free operating cash flow memiliki nilai > 0,05 yakni 0,322 berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
Kata Kunci : Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar, Free Operating Cash Flow dan Harga Saham.
VI
FREE OPERATING CASH FLOW ON STOCK PRICE
(Case Study on Construction Sub Sector Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange Period 2014 - 2018)
By
SRI MURYATI NIM: 11151117
Share prices on the Indonesia Stock Exchange (IDX) are not always fixed, sometimes increasing and can also decrease, depending on the strength of demand and supply. The occurrence of fluctuations in stock prices in the capital market makes the stock exchange attractive to some investors (investors). This research aims to find out how much influence inflation, interest rates, exchange rates and free operating cash flow on stock prices.
The research sample used was a construction company listed on the Indonesia Stock Exchange in 2014-2018. The research sample of 14 construction companies, where the method used is purposive sampling, which is a method of taking samples that take objects with certain criteria. Data analysis using panel data regression analysis tools, namely the common effect model, fixed effect model, random effect model. The test results show the inflation decision has a value <0.05 i.e. 0.0196 the interest rate has a value <0.05 i.e. -5.798 and the exchange rate has a value <0.05 i.e. 00000198 all three variables have no effect on stock prices while free Operating cash flow has a value> 0.05 which is 0.322 which has a significant effect on stock prices.
Keywords: Inflation, Interest Rate, Exchange Rate, Free Operating Cash Flow and Stock Price.
VII
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena hanya atas
rahmat dan ridho-Nya maka Skripsi dengan judul “Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku
Bunga, Nilai Tukar Dan Free Operating Cash Flow Terhadap Harga Saham (Studi Pada Perusahaan Sub Sektor Kontruksi yang Terdaftar Di Bursa Efek
Indonesia Periode 2014 – 2018 )” ini dapat diselesaikan tepat waktu. Skripsi
disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan studi pada Pogram Sarjana
– Program Studi Manajemen Falkutas Ekonomi Bisnis Dan Ilmu Sosial Universitas Pelita Bangsa.
Penyelesaian Skripsi ini tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, sehingga
pada kesempatan ini penulis ingin menucapkan terima kasih kepada:
1. Ibu Dr. Anna Wulandari,SE.,MM. Selaku Ketua Yayasan Universitas
Pelita Bangsa.
2. Bapak Hamzah Muhammad Mardiputra, S.K.M., M.M, selaku Dekan
Universitas Pelita Bangsa.
3. Ibu Preatmi Nurastuti S.E., M.M. selaku Dekan Fakultas Ekonomi Bisnis dan Ilmu Sosial Universitas Pelta Bangsa.
4. Ibu Yunita Ramadhani, R.D.S.,S.E., M.Sc. selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Pelita Bangsa.
5. Bapak Yuki Dwi Darma,S.E.,M.M. Selaku Dosen Pembimbing Skripsi.
6. Bapak Suwandi,ST.,MM. Selaku dosen pembimbing akademik.
7. Bapak, Ibu Dosen dan seluruh staff pengajar jurusan manajemen
Universitas Pelita Bangsa.
8. Teman – Teman manajemen angkatan 2015 khususnya kelas manajemen
VIII
do’anya.
10.Orang Tua (Alm Bapak Ahmadi), Ibu dan Ibu Mertua terima kasih atas
dukungan dan do’anya.
11.Anakku M. Ikhsan Fakhri terima kasih atas do’a dan supportnya.
12.Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan skripsi ini yang tidak
dapat saya sebutkan satu persatu.
Semoga amal ibadah, dorongan dan do’a yang diberikan kepada penulis dengan tulus dan ikhlas mendapatkan rahmat dan karunia dari Alloh SWT,
Amien.
Bekasi, 12 Oktober 2019
IX HALAMAN JUDUL
LEMBAR PERSEMBAHAN... I SURAT PERNYATAAN... II LEMBAR PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING SKRIPSI... III LEMBAR PENGESAHAN... IV ABSTRAK... V ABSTRACT... VI KATA PENGANTAR... VIII DAFTAR ISI... IX DAFTAR TABEL ... XII DAFTAR GAMBAR... XIII DAFTAR LAMPIRAN... XIV BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumus Masalah... 6 1.3 Tujuan Penelitian... 6 1.4 Manfaat Penelitian... 6 1.5 Sistematika Penulisan ... 7
BAB 11 KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori... 9
2.1.1 Harga Saham... 9
2.1.2 Inflasi ... 18
2.1.3 Tingkat Suku Bunga ... 25
2.1.4 Nilai Tukar ... 28
2.1.5 Free Operating Cash Flow... 36
2.2 Penelitian Terdahulu... 38
2.3 Hipotesa... 39
BAB III METODOLOGI 3.1 Jenis Penelitian... 42
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian... 42
X
3.3.2 Diskripsi Operasional Variabel... 44
3.4 Populasi dan Sample... 47
3.4.1 Populasi... 45
3.4.2 Sample... 45
3.5 Tehnik Pengambilan Sample... 48
3.6 Metode Pengumpulan Data... 49
3.7 Metode Analisa Data... 49
3.7.1 Analisa Statistik Deskriptif... 50
3.7.2 Analisa Regresi Data Panel ... 50
3.7.3 Estimasi Model ... 53
3.7.3.1 Model Common Effects ... 53
3.7.3.2 Model Fixed Effect ... 54
3.7.3.3 Model Random Effects ... 54
3.7.4 Pemilihan Model Estimasi Data Panel ... 55
3.7.4.1 Uji Common Efects Model ... 55
3.7.4.1.1 Uji Chow ... 55
3.7.4.2 Uji Fixed Effect Model ... 57
3.7.4.2.1 Uji Hausman ... 57
3.7.4.3 Uji Random Efects Model ... 58
3.7.4.3.1 Uji Langrange Multiplier ... 59
3.7.5 Uji Asumsi Klasik ... 60
3.7.5.1 Uji Normalitas ... 60
3.7.5.2 Uji Autokorelasi ... 61
3.7.5.3 Uji Multikolinearitas ... 62
3.7.5.4 Uji Heterokedastisitas ... 63
3.7.5.4.1 Uji Breusch Pagan Godfey ... 63
3.7.5.5 Uji Linearitas ... 64
3.7.5.5.1 Uji Ramsey ... 65
3.7.6 Uji Hipotesis ... 65
3.7.6.1 Uji Simultan ... 66
XI
4.1.1. PT Adhi Karya Tbk (ADHI) ... 69
4.1.2. PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN)... 71
4.1.3. PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST)...73
4.1.4. PT Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk (DGIK)...74
4.1.5. PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA)...75
4.1.6. PT Jaya Kontruksi Manggala Prata (JKON)...77
4.1.7. PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)...79
4.1.8. PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK)...80
4.1.9 PT. Metropolitan Land Tbk (MTLA) ... 81
4.1.10. PT. PP (Persero) ... 82
4.1.11. PT. Pakuwon Jati Tbk (PWON) ... 84
4.1.12 PT. Total Bangun Persada Tbk (TOTL) ... 86
4.1.13. PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) ... 87
4.1.14. PT. Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) ... 91
4.2. Kegiatan Operasional Sektor Kontruksi ... 93
4.3. Struktur Organisasi...95
4.3.1 PT Adhi Karya Tbk (ADHI)...95
4.3.2 PT Agung Podomoro Land Tbk. (APLN)...96
4.3.3 PT Bekasi Fajar Industrial Estate (BEST)...97
4.3.4 PT Nusa Kontruksi Enjiniring Tbk (DGIK)...98
4.3.5 PT Perdana Gapuraprima Tbk (GPRA)...99
4.3.6 PT Jaya Kontruksi Manggala Prata (JKON)...100
4.3.7 PT Kawasan Industri Jababeka Tbk (KIJA)...101
4.3.8 PT Lippo Cikarang Tbk (LPCK)...102
4.3.9 PT. Metropolitan Land Tbk (MTLA)...103
4.3.10 PT. PP (Persero)...104
4.3.11 PT. Pakuwon Jati Tbk (PWON)...105
4.3.12 PT. Total Bangun Persada Tbk (TOTL)...106
4.3.13 PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA)...109
4.3.14 PT. Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT)...110
BAB V HASIL PENELITIAN...111
5.1 Analisia Data...111
XII
5.1.3 Common Effect Model... 112
5.1.4 Fixed Effect Model.... 114
5.1.5 Random Effect Model... 116
5.2 Pemilihan Model Estimasi... 118
5.2.1 Uji Chow... 119
5.2.2 Uji Hausman...... 120
5.3 Hasil Pengujian... 120
5.4 Hasil Persamaan Pengujian... 121
5.4.1 Uji Persamaan Model Estimasi... 122
5.4.2 Uji Kekuatan Model (Uji R2)... 123
5.4.3. Uji Koefisien Regresi Bersama-sama (Uji F)... 124
BAB VI PENUTUP 6.1. Kesimpulan... 126
6.2. Saran... 126
DAFTAR PUSTAKA... 128
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... 140
XIII
No. Judul Tabel
2.1 Jadwal Kegiatan Penelitian... 43
2.2 Operasional Fariabel... 47
2.3 Daftar Perusahaan Sektor Kontruksi... 110
5.1 5.2 5.3 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 Analisis Deskriptif Statistik Data Penelitian... 112
Regresi Data Panel (Common Effect Model)... 112
Regresi Data Panel ( Fixed Effect Model )... 114
Regresi Data Panel (Random Effect Model)... 116
Hasil Uji Chow... 118
Hasil Uji Hausman... 119
Hasil Perbandingan Pengujian... 120
XIV
DAFTAR GAMBAR
Hal.
Gambar 1.1 Grafik Harga Saham ... 3 Gambar 2.1 Desai Penelitian ... 44
XV
Hal.
Lampiran 1
Populasi ... 130
Lampiran 2 Nilai Aliran Kas Bebas... 132
1
PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
Pasar modal (capital market) salah satu alternatif untuk investasi dengan beragam pilihan. Sayangnya, alternatif investasi ini masih terlalu asing
bagi sebagian masyarakat, kesan susah dipelajari dan rumit dalam berinvestasi
membuat pasar modal jarang dilirik oleh investor konvensional. Secara formal
pasar modal merupakan sebuah pasar untuk instrumen keuangan (sekuritas)
jangka panjang yang bisa diperjual belikan, baik dalam bentuk hutang maupun
modal sendiri, baik yang diterbitkan pemerintah maupun perusahaan swasta
(Husnan,2015). Jenis investasi dalam bentuk surat berhaga diantaranya Saham
merupakan salah satu sekuritas yang di perdagangkan di BEI selain obligasi
dan sertifikat. Saham adalah surat berharga yang di perdagangkan di pasar
modal yang bersifat kepemilikan. Saham juga merupakan tanda penyertaan
modal seseorang atau badan usaha dalam suatu perusahaan atau perseroan
terbatas (Sri 2012).
Saham sebagai salah satu instrumen investasi, memiliki resiko paling
tinggi. Investor bisa kehilangan semua modalnya apabila emiten bangkrut.
Investor selalu mencari alternatif investasi yang memberikan return tertinggi
dengan tingkat resiko tertentu. Untuk melakukan investasi dalam bentuk
saham diperlukan analisis untuk mengukur nilai saham, diantaranya analisis
fundamental merupakan analisis yang berdasarkan faktor fundamental
perusahaan yang ditunjukan dalam laporan keuangan perusahaan. Atas dasar
laporan keuangan para investor dapat melakukan penilaian kinerja keuangan
mengestimasi nilai-nilai faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham
dan menerapkan hubungan variabel-variabel tersebut sehingga diperoleh
taksiran harga saham. Faktor fundamental yang sering digunakan untuk
memprediksi harga saham atau return saham adalah rasio keuangan dan rasio
pasar, rasio keuangan yang berfungsi untuk memprediksi harga saham antara
lain: Current Ratio (CR), Return On Assets (ROA), Debt Quality Ratio (DER) dan EarningPer Share (EPS) (Kasmir 2012).
Harga saham atau return saham juga dipengaruhi oleh arus kas dari
aktivitas operasi (FOCF) yang menetapkan laba atau rugi bersih. Komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakan terjadi Inflasi yaitu adanya
kecenderungan harga-harga yang meningkat, kenaikan harga tersebut terjadi
secara terus menerus dan tingkat harga secara umum. Suku bunga adalah
harga dari penggunaan dana investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga
merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang akan
melakukan investasi atau menabung (Boediono 2014).
Kenaikan suku bunga The fed yang agresif pada tahun 2017 dan 2018 menyebabkan arus dana asing yang dulunya masuk ke indonesia menjadi
berubah haluan dan keluar dengan deras. Tercatat dana asing keluar Rp 40
triliun pada 2017 dan Rp 50 triliun pada tahun lalu dan secara kumulatif arus
dana asing yang keluar mencapai lebih dari Rp 90 triliun dalam 2 tahun
tersebut. Padahal dalam periode yang sama emiten-emiten di BEI mencatat
pertumbuhan laba. Keluarnya dana asing yang signifikan menyebabkan
adalah sektor kontruksi (Investing.co.id 2019).
Grafik 1.1
Harga saham sektor kontruksi tahun 2014 - 2018
Sumber : Investing.com dan data olahan sendiri
Berdasarkan Grafik 1.1 dapat diketahui bahwa perkembangan harga saham
sektor kontruksi dari 2014 sampai dengan 2018 rata- rata mengalami penurunan.
Perubahan inflasi yang terjadi menjadi salah satu faktor bagi para investor dalam
mengambil keputusan untuk membeli suatu saham. Inflasi yang tinggi
menimbulkan persepsi masyarakat dimana harga-harga mengalami kenaikan.
Dalam berinvestasi investor cenderung menghindari resiko yang besar bila terjadi
inflasi yang tinggi, dimana keadaan ekonomi dalam suatu negara sedang tidak
stabil, karena investor akan berhati-hati dalam berinvestasi. Gangguan inflasi
menjelaskan bahwa, ketika inflasi meningkat, maka nilai tukar meningkat dan 2.000 4.000 6.000 8.000 10.000 12.000 ADHI LPCK PTPP WIKA WSKT
Chart Title
pengembalian saham yang tinggi dan premi risiko yang lebih besar. Akibatnya
harga saham akan turun.(Kewal,2012)
Suku bunga BI Rate sebagai suku bunga acuan menjadikan sinyal
perubahan suku bunga perbankan seperti suku bunga deposito dan kredit. Dengan
melihat naik turunnya suku bunga BI Rate, menjadikan hal tersebut sebagai acuan
bagi para investor untuk memperkirakan naik turunnya suku bunga perbankan.
Kenaikan atau penurunan suku bunga BI rate tersebut menjadi sinyal naik atau
turunnya suku bunga deposito dan kredit perbankan. Jika suku bunga deposito
meningkat investor cenderung akan menjual sahamnya dan beralih investasi pada
deposito. Gangguan tingkat bunga riil,ketika tingkat bunga riil naik, capital inflows meningkat sedangkan nilai tukar akan jatuh. Sedangkan,ketika tingkat bunga riil yang tinggi mengurangi nilai sekarang dari future cash flow, maka harga saham akan turun. Penjualan harga saham secara besar-besaran dapat
menjatuhkan harga saham. Disamping itu tingkat suku bunga yang tinggi bisa
menyebabkan investor menarik investasinya pada saham dan memindahkannya
pada investasi berupa tabungan ataupun deposito (Tandelilin, 2010).
Perubahan nilai tukar dollar AS terhadap rupiah dapat menjadi salah satu
analisis investor untuk melihat keadaaan ekonomi suatu negara. Sebab jika nilai
tukar suatu negara tersebut sedang membaik, hal tersebut menjadi daya tarik
untuk investor dalam membeli saham pada bursa yang sedang berlangsung karena
jika nilai tukar suatu negara sedang melemah investor tidak mau mengambil
memiliki pengaruh terhadap harga saham.
Perusahaan yang menawarkan sahamnya untuk dibeli mengusahakan agar
laporan keuangan terlihat bagus dan baik oleh calon investor. Untuk itu
perusahaan harus menganalisis terlebih dahulu mengenai baik tidaknya laporan
keuangan yang akan ditampilakan ke hadapan calon pembeli saham. Analisis ini
bukan memanipulasi data-data keuangan perusahaan tetapi melakukan keputusan
untuk kegiatan pendanaan dalam memenuhi pembiayaan operasional perusahaan.
Variabel informasi laba, arus kas operasional, arus kas investasi dan arus kas
pendanaan berpengaruh terhadap harga saham. Secara parsial, informasi laba, arus
kas operasional, arus kas investasi, dan arus kas pendanaan tidak berpengaruh
terhadap harga saham (Meyti 2012).
Turunnya tingkat keuntungan yang dimiliki oleh perusahaan akan
berpengaruh pada minat beli investor terhadap saham perusahaan yang
bersangkutan. Hal ini akan berpengaruh pada pelemahan indeks harga saham dan
fenomena yang terjadi di perekonomian dunia saat ini diantaranya kenaikan suku
bunga The Federal Reserves ( Bank sentral Amerika), Risiko terjadinya perang dagang antara Amerika Serikat dan China serta pelemahan ekonomi global
(Kompas.com).Berdasarkan uraian diatas, maka peneliti tertarik untuk
mengangkat permasalahan tersebut untuk dilakukan penelitian dengan judul “
Pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar dan Free Operating Cash Flow Terhadap Harga Saham Studi Kasus Pada Perusahaan Sub Sektor Kontruksi Yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)”.
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di kemukakan
sebelumnya, maka yang menjadi rumus masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh inflasi terhadap indeks harga saham sektor kontruksi
yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2014 – 2018?
2. Bagaimana pengaruh tingkat suku bunga terhadap harga saham sektor
kontruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2014 –
2018?
3. Bagaimana pengaruh nilai tukar terhadap harga saham sektor kontruksi
yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2014-2018?
4. Bagaimana pengaruh free operating cash flow terhadap harga saham sektor kontruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) periode 2014
- 2018?
1.3Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui pengaruh Inflasi, Tingkat Suku Bunga, Nilai Tukar
dan Free Operating Cash Flow Terhadap Harga Saham dalam sektor kontruksi yang terdaftar di bursa efek indonesia (BEI) tahun 2014 – 2018.
1.4Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi
beberapa pihak berikut ini :
1. Bagi Investor
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadikan masukan positif bagi
sehingga dapat membantu investor dalam pengambilan keputusan
investasi.
2. Bagi Akademisi
Peneliti ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dalam perluasan
penelitian yang sejenis dan memberikan kontribusi literatur sebagai bentuk
empiris di bidang manajemen keuangan. Peneliti ini diharapkan dapat
digunakan sebagai bahan acuan, referensi dan tambahan wawasan bagi
peneliti selanjutnya.
1.5 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi yang akan dilakukan peneliti
berdasarkan pada aturan sistematika yang sudah ditetapkan oleh Program
Studi Manajemen STIE Pelita Bangsa (Surya Bintarti, 2015:38-48),
sehingga dapat diuraikan sebagai berikut :
- Bab Pendahuluan, dimana pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang, perumusan masalah, batasan penelitian, tujuan penelitian,
manfaat/kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan skripsi.
- Bab Kajian pustaka, dimana pada bab ini menjelaskan tentang landasan teori meliputi pengertian kompetensi dan indikatornya, pengertian
motivasi dan indikatornya, pengertian kinerja guru dan indikatornya,
selanjtnya menjelaskan tentang penelitian terdahulu yang relevan dan
hipotesis.
- Bab metodologi penelitian, dimana pada bab ini menjelaskan tentang jenis penelitian, tempat dan waktu penelitian, kerangka konsep yang
selanjutnya menjelaskan tentang populasi dan sampel, metode
pengumpulan data, metode analisis data yang meliputi tahap pengolahan
data kuantitatif dan tahap pengujian instrumen penelitian.
- Bab gambaran umum obyek penelitian, dimana pada bab ini
menjelaskan tentang obyek penelitian yang meliputi visi, misi, target,
sasaran, selanjutnya menjelaskan tentang struktur organisasi yang terdiri
dari gambar struktur organisasi.
- Bab hasil penelitian dan Pembahasan, dimana pada bab ini menjelaskan tentang hasil analisis data meliputi uji validitas, uji reliabilitas, uji
asumsi klasik, uji regresi, dan uji hipotesis, dijelaskan pula interpretasi
data/pembahasan.
- Bab penutup, dimana pada bab ini menjelaskan kesimpulan dan saran bagi pihak-pihak yang terkait.
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA2.1 Landasan Teori
2.1.1 Pengertian Harga Saham
Harga saham terbentuk dari interaksi kinerja perusahaan dengan situasi pasar yang terjadi di pasar sekunder, berikut ini beberapa
pengertian tentang harga saham.
Menurut Hartono Jogiyanto (2011:167) harga saham adalah: Harga suatu saham yang terjadi di pasar bursa pada saat tertentu yang
ditentukan oleh pelaku pasar dan ditentukan oleh permintaan dan
penawaran saham yang bersangkutan di pasar modal.
Menurut Sawidji Widoatmodjo (2012:45) harga saham adalah: Harga saham merupakan harga atau nilai uang yang bersedia dikeluarkan
untuk memperoleh atas suatu saham.
Menurut R. Agus Sartono (2012:70) harga saham adalah: Harga saham terbentuk melalui mekanisme permintaan dan penawaran di pasar
modal. Apabila suatu saham mengalami kelebihan permintaan, maka
harga saham cenderung naik. Sebaliknya, apabila kelebihan penawaran
Jenis – Jenis Harga Saham yaitu:
Menurut Sunariyah (2011:127) ada 3 (tiga) jenis harga saham, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga nominal merupakan nilai yang ditetapkan oleh emiten untuk
menilai setiap lembar saham yang dikeluarkannya. Besarnya harga
nominal tergantung keinginan emiten.
2. Harga Perdana
Harga perdana merupakan harga sebelum harga saham dicatat di bursa.
Besarnya harga perdana tergantung pada persetujuan antara emiten dan
penjamin emisi.
3. Harga Pasar
Harga pasar merupakan harga jual saham antara investor yang satu
dengan investor lainnya setelah dicatat di bursa. Harga pasar
tergantung pada kekuatan permintaan dan penawaran dipasar
sekunder”.
Menurut Sawidji Widoatmodjo (2012:54) ada 8 (delapan) jenis harga
saham, yaitu:
1. Harga Nominal
Harga yang tercantum dalam sertifikat saham yang ditetapkan oleh
emiten untuk menilai setiap lembar saham yang dikeluarkan. Besarnya
harga nominal memberikan arti penting saham karena dividen minimal
2. Harga Perdana
Harga ini merupakan pada waktu harga saham tersebut dicatat dibursa
efek. Harga saham pada pasar perdana biasanya ditetapkan oleh
penjamin emisi (underwrite) dan emiten. Dengan demikian akan diketahui berapa harga saham emiten itu akan dijual kepada
masyarakat biasanya untuk menentukan harga perdana.
3. Harga Pasar
Kalau harga perdana merupakan harga jual dari perjanjian emisi
kepada investor, maka harga pasar adalah harga jual dari investor yang
satu dengan investor yang lain. Harga ini terjadi setelah saham tersebut
dicatat dibursa. Transaksi di sini tidak lagi melibatkan emiten dari
penjamin emisi harga ini yang disebut sebagai harga di pasar sekunder
dan harga inilah yang benar-benar mewakili harga perusahaan
penerbitnya, karena pada transaksi di pasar sekunder, kecil sekali
terjadi negosiasi harga investor dengan perusahaan penerbit. Harga
yang setiap hari diumumkan di surat kabar atau media lain adalah
harga pasar.
4. Harga Pembukaan
Harga pembukuan adalah harga yang diminta oleh penjual atau
pembeli pada saat jam bursa dibuka. Bisa saja terjadi pada saat
dimulainya hari bursa itu sudah terjadi transaksi atas suatu saham, dan
keadaan demikian, harga pembukuan bisa menjadi harga pasar, begitu
juga sebaliknya harga pasar mungkin juga akan menjadi harga
pembukaan. Namun tidak selalu terjadi.
5. Harga Penutupan
Harga penutupan adalah harga yang diminta oleh penjual atau pembeli
pada saat akhir hari bursa. Pada keadaan demikian, bisa saja terjadi
pada saat akhir hari bursa tiba-tiba terjadi transaksi atas suatu saham,
karena ada kesepakatan antar penjual dan pembeli. Kalau ini yang
terjadi maka harga penutupan itu telah menjadi harga pasar. Namun
demikian, harga ini tetap menjadi harga penutupan pada hari bursa
tersebut.
6. Harga Tertinggi
Harga tertinggi suatu saham adalah harga yang paling tinggi yang
terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi transaksi atas suatu
saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.
7. Harga Terendah
Harga terendah suatu saham adalah harga yang paling rendah yang
terjadi pada hari bursa. Harga ini dapat terjadi apabila terjadi transaksi
atas suatu saham lebih dari satu kali tidak pada harga yang sama.
Dengan kata lain, harga terendah merupakan lawan dari harga
tertinggi.
8. Harga Rata-rata
Berdasarkan teori-teori di atas, sampai pada pemahaman penulis
bahwa jenis-jenis harga saham terdiri dari harga nominal, harga
perdana, harga pasar, harga pembukaan, harga penutupan, harga
tertinggi, harga terendah, dan harga rata-rata. Dengan mengetahui
jenis-jenis harga saham ini, penulis dapat mengetahui berbagai harga
saham yang digunakan pemegang saham di bursa efek.
Penilaian Harga Saham menurut para ahli:
Menurut Harmono (2011:56) penilaian surat berharga saham dapat
dirinci ke dalam beberapa jenis nilai saham, sebagai berikut:
- Nilai nominal (par value: nilai kewajiban yang ditetapkan untuk tiap lembar saham). Kepentingannya berkaitan dengan hukum.
- Agio saham (additional paid in capital atau excess of fair value): selisih yang dibayar oleh nilai nominalnya
- Nilai modal disetor (paid in capital: total yang dibayar oleh pemegang saham kepada emiten untuk ditukarkan dengan saham
biasa atau preferen).
- Laba ditahan (retained earnings): sebagai laba yang tidak dibagikan kepada pemegang saham untuk ditanamkan kembali ke
perusahaan.
- Nilai buku: menunjukkan aktiva bersih yang dimiliki pemegang saham dengan memiliki satu lembar saham.
- Nilai intrinsik atau nilai fundamental ini ada dua pendekatan yang umum digunakan, misalnya laba, deviden, penjualan, dan
sebagainya. Sedangkan analisa teknikal menggunakan data pasar”. Menurut Hartono Jogiyanto (2011:282) terdapat dua model dan teknik
analisis dalam penilaian harga saham, yaitu:
1. Analisis Fundamental
Analisis fundamental bertolak dari anggapan dasar bahwa setiap
investor adalah makhluk rasional. Keputusan investasi saham dari
seorang investor yang rasional didahulukan oleh suatu proses analisis
terhadap variabel yang secara fundamental diperkirakan akan
mempengaruhi harga atau efek. Alasan dasarnya jelas yaitu nilai
saham mewakili nilai perusahaan, tidak hanya itu intrinsik pada suatu
saat, tetapi juga kemampuan perusahaan dalam meningkatkan nilainya
untuk jangka panjang.
Informasi-informasi fundamental dari perusahaan di antaranya adalah:
− Kemampuan manajemen perusahaan − Prospek perusahaan
− Prospek pemasaran − Perkembangan teknologi
− Kemampuan menghasilkan keuntungan − Manfaat terhadap perekonomian nasional − Kebijakan pemerintah
2. Analisis Teknikal
Analisis teknikal menyatakan bahwa investor adalah makhluk yang
irasional. Suatu individu yang bergabung ke dalam suatu masa, bukan
hanya sekedar kehilangan rasionalitasnya, tetapi juga sering kali
melebur identitas pribadi ke dalam identitas kolektif. Harga saham
sebagai komoditas perdagangan dipengaruhi oleh permintaan dan
penawaran yang merupakan manifestasi dan kondisi psikologis
investor.
Faktor Yang Mempengaruhi Harga Saham :
Menurut Irham Fahmi (2012:18) faktor-faktor yang mempengaruhi harga
saham, yaitu:
1. Kondisi makro dan mikro ekonomi.
2. Kebijakan perusahaan dalam memutuskan untuk ekspansi (perluasan
usaha) seperti membuka kantor cabang (branch office) dan kantor cabang pembantu (sub-branch office), baik yang dibuka di domestik maupun di luar negeri.
3. Penggantian direksi secara tiba-tiba.
4. Adanya direksi atau pihak komisaris perusahaan yang terlibat tindak
pidana dan kasusnya sudah masuk ke pengadilan.
5. Kinerja perusahaan yang terus mengalami penurunan dalam setiap
waktunya.
6. Risiko sistematis, yaitu suatu bentuk risiko yang terjadi secara
7. Efek dari psikologi pasar yang ternyata mampu menekan kondisi
teknikal jual beli saham.
Menurut Zulfikar (2016:92) faktor yang mempengaruhi harga saham,
yaitu:
1. Faktor internal
Adanya pengumuman tentang pemasaran, produksi dan penjualan,
pengumuman pendanaan, perubahan badan direksi manajemen,
pengumuman laporan keuangan perusahaan.
2. Faktor eksternal
Pengumuman dari pemerintah seperti perubahan suku bunga, kurs
valuta asing, dan inflasi, adanya perubahan hukum serta adanya
gejolak politik dalam negeri”.
Berdasarkan teori-teori di atas, sampai pada pemahaman penulis
bahwa faktor yang mempengaruhi harga saham yaitu faktor internal
seperti kebijakan perusahaan, perubahan badan direksi manajemen,
laporan keuangan perusahaan, dan faktor eksternal seperti kondisi
makro dan mikro ekonomi, efek dari psikologi pasar, perubahan suku
bunga, kurs valuta asing, inflasi, perubahan hukum serta adanya
gejolak politik dalam negeri.
Pengukuran harga saham dalam penelitian ini menggunakan
perubahan harga saham (return), seperti yang dijelaskan oleh Hartono Jogiyanto (2011:165), yaitu “Return saham merupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi”.
Menurut Hartono Jogiyanto (2011:169) harga saham dihitung dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑖 =
𝑃
𝑡− 𝑃
𝑡−1𝑃
𝑡−1Keterangan :
Ri : Harga saham
Pt : Harga Saham Periode ke-t
Pt-1 : Harga Saham Penutupan Periode Sebelumnya (t-1)
Dengan teori-teori yang telah di paparkan di atas mengenai harga saham, bahwa harga saham merupakan harga yang terbentuk
sesuai permintaan dan penawaran dipasar jual beli saham dan biasanya
merupakan harga penutupan. Harga saham memiliki Penilaian
mempunyai peranan mewakili nilai perusahaan, tidak hanya itu
intrinsik pada suatu saat, tetapi juga kemampuan perusahaan dalam
meningkatkan nilainya untuk jangka panjang. Penentuan harga saham
sendiri di pengaruhi banyak faktor seperti faktor internal yaitu pen𝐴 = 𝜋𝑟2gumuman laporan keuangan perusahaan, perubahan badan direksi
perusahaan, sedangkan faktor eksternal yang mempengaruhi harga
saham yaitu perubahan suku bunga, kurs valuta asing, inflasi yang
dilakukan oleh pemerintah, gejolak politik juga menjadi faktor yang
harga saham yaitu dengan perubahan harga saham (return), karena perubahan harga saham (return) merupakan hasil (keuntungan atau kerugian) yang diperoleh dari suatu investasi saham.
2.1.2 Pengertian Inflasi
Inflasi merupakan suatu proses meningkatnya harga-harga secara
umum dan terus menerus (continue) berkaitan dengan mekanisme pasar yang dapat disebabkan oleh berbagai faktor. Dengan tingginya inflasi,
maka harga cenderung akan turun karena adanya dorongan harga barang
meningkat sehingga daya beli akan menurun, sebaliknya jika inflasi
rendah maka harga akan meningkat karena daya beli yang tinggi sehingga
permintaan terhadap barang akan meningkat dan mendorong harga barang
naik.
Berikut beberapa pengertian inflasi menurut para ahli:
Menurut Sadono Sukirno (2011:165)
“ Kenaikan harga barang – barang yang bersifat umum dan terus menerus” Menurut Irham Fahmi (2014:67)
“ Suatu kejadian yang mengambarkan situasi dan kondisi dimana harga barang mengalami kenaikan dan nilai mata uang mengalami pelemahan “
Menurut M. Natsir (2014:253)
“ Kecenderungan meningkatnya harga barang dan jasa secara umum dan terus menerus”
Jenis- jenis inflasi menurut para ahli:
Menurut Irham Fahmi (2014:69) jenis inflasi terdiri dari 4 jenis yaitu:
1. Inflasi ringan (creeping inflation)
Inflasi ini disebut ringan karena skalanya sangat kecil <10% per tahun.
2. Inflasi moderat (Moderate inflation)
Inflasi tingkat ini dianggap dapat menganggu dan bahkan mengancam
pertumbuhan ekonomi, skala inflasi 10 – 30% per tahun.
3. Inflasi berat
Inflasi berat adalah di mana sektor-sektor ekonomi mulai mengalami
kelumpuhan kecuali yang dikuasai negara. Skala inflasi 30-100% per
tahun.
4. Inflasi sangat berat
Inflasi ini terjadi pada jaman perang dunia kedua, percetakan uang
berlebihan karena kebutuhan perang. Skala inflasi 100% per tahun.
Menurut M. Natsir (2014:261) jenis inflasiterdiri dari 3 yaitu:
1. Inflasi merayap (creeping inflation)
Inflasi yang rendah dan berjalan lambat dengan persentase yang relatif
kecil serta dalam waktu yang relatif lama.
2. Inflasi menengah (galloping inflation)
Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan
sering kali berlangsung dalam periode waktu yang relatif pendek serta
3. Inflasi tinggi (hyper inflation)
Inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga mencapai 5 atau 6 kali
dan nilai uang melemah.
Pengolongan Inflasi menurut para ahli sebagai berikut:
Menurut Iskandar Putong (2013:422-423) yaitu:
1. Sifat inflasi
1) Inflasi rendah, setiap tahun kurang dari 10%
2) Inflasi menengah, setiap tahun 10-30%
3) Inflasi tinggi, setiap tahun 30%-100%
4) Inflasi sangat tinggi, setiap tahun lebih dari 100%
2. Penyebab inflasi
a. Demand pull, permintaan tinggi sedangkan penawaran
tetap.
b. Cost pull, penurunan produksi dikarenakan naiknya biaya
untuk menghasilkan produk.
3. Asal inflasi
a. Inflasi dalam negeri
b. Inflasi dari luar negeri
Menurut M. Natsir (2014:261) yaitu:
1. Inflasi seara umum
a. Inflasi IHK (headline inflation) adalah inflasi seluruh barang dan jasa yang dimonitor harganya secara periodik.
Inflasi ini merupakan gabungan dari inflasi inti, inflasi harga
administrasi dan inflasi gejolak barang.
b. Inflasi inti (core inflation) adalah inflasi barang dan jasa
yang perkembangan harganya dipengaruhi oleh
perkembangan ekonomi secara umum yang akan berdampak
pada perubahan harga-harga yang sifatnya cenderung
permanen dan persisten.
c. Inflasi harga administrasi (administered price inflation)
adalah inflasi yang harganya diatur oleh pemerintah dan
terjadi karena campir tangan pemerintah. Contohnya:
kenaikan harga BBM, ankotan dalam kota dan kenaikan
tarif toll.
d. Inflasi gejolak barang-barang (volatile goods inflation)
adalah inflasi kelompok komoditas (barang dan jasa) yang
perkembangan harganya sangat bergejolak. Contohnya:
gagal panen, ganguan alam.
2. Inflasi berdasarkan asalnya
a. Inflasi dari dalam negeri
b. Inflasi dari luar negeri
3. Inflasi berdasarkan cakupan pengaruhnya
a. Inflasi tertutup (closed inflation) adalah inflasi yang terjadi hanya berkaitan dengan satu atau beberapa barang tertentu.
b. Inflasi terbuka (open inflation) adalah inflasi yang terjadi pada semua barangdan jasa secara umum.
4. Inflasi berdasarkan sifatnya
a. Inflasi merayap (creeping inflation) adalah inflasi yang rendah dan berjalan lambat dengan persentase yang relatif kecil serta
dalam waktu yang relatif lama.
b. Inflasi menengah (galloping inflation) adalah inflasi yang ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar dan sering
kali berlangsung dalam periode waktu yang relatif pendek serta
mempunyai sifat akselerasi.
c. Inflasi tinggi (hyper inflation) adalah inflasi yang paling parah ditandai dengan kenaikan harga mencapai 5 atau 6 kali, pada
saat ini nilai uang merosot tajam.
5. Inflasi berdasarkan tingkat pengaruhnya
a) Inflasi ringan yaitu besarnya <10% per tahun
b) Inflasi sedang yaitu besarnya antara 10%-30% per tahun
c) Inflasi berat yaitu besarnya antara 30%-100% per tahun
d) Inflasi hyper yaitu besarnya >100% per tahun
6. Inflasi berdasarkan periode
a. Inflasi tahunan (year on year) yaitu mengukur IHK periode bulan ini terhadap IHK di periode bulan yang sama di tahun
b. Inflasi bulanan (month to month) yaitu mengukur IHK bulan ini terhadap IHK bulan sebelumnya.
c. Inflasi kalender (year to date) yaitu mengukur IHK bulan ini terhadap IHK awal tahun.
Faktor –Faktor Yang Mempengaruhi Inflasi :
Menurut Sadono Sukirno (2011:333)
1. Inflasi tarikan permintaan.
Inflasi ini terjadi pada masa perekonomian berkembang dengan
pesat. Kesempatan kerja yang tinggi menciptakan tingkat
pendapatan yang tinggi dan selanjutnya menimbulkan
pengeluaran yang melebihi kemampuan ekonomi
mengeluarkan barang dan jasa sehingga menimbulkan inflasi.
2. Inflasi desakan biaya.
Inflasi desakan biaya terjadi dalam masa perekonomian
berkembang dengan pesat ketika tingkat pengangguran sangat
rendah.
3. Inflasi impor.
Inflasi terhadap kenaikan harga yang sangat dipengaruhi oleh
tingkat harga pada barang yang diimpor, sehingga kenaikan
harga barang tersebut akan sangat berdampak terhadap
Menurut M. Natsir (2014:255)
1. Inflasi karena tarikan permintaan (demand full inflation)
Inflasi terjadi karena kenaikan harga yang timbul sebagai hasil
interaksi antara permintaan dan penawaran dosmetik dalam
jangka panjang.
2. Inflasi karena dorongan biaya (cost pus inflation)
Inflasi yang terjadi karena kenaikan biaya produksi dan
mendorong naiknya harga barang dan jasa. Akibatnya produsen
harus menaikan harga supaya mendapatkan keuntungan (laba)
dan kegiatan produksi bisa berlanjut terus dalam jangka
panjang.
3. Inflasi karena ekspetasi
Ekspetasi inflasi sangat berpengaruh dalam pembentukan harga
dan upah tenaga kerja. Jika para pelaku ekonomi baik individu,
dunia usaha berpikir bahwa laju inflasi pada periode lalu masih
akan terjadi di masa yang akan datang, maka pelaku ekonomi
akan melakukan antisipasi untuk meminimalkan kerugian yang
mungkin timbul.
2.1.3. Pengertian Tingkat Suku Bunga
Suku bunga merupakan nilai, tingkat harga atau keuntungan yang
diberikan kepada investor dari penggunaan dana investasi atas dasar nilai
ekonomis dalam periode waktu tertentu. Berikut ini beberapa pengertian
tingkat suku bunga menurut para ahli:
Menurut Sadono Sukirno (2011:375) tingkat suku bunga adalah bunga yang dinyatakan sebagai presentasi dari modal.
Menurut Sunariyah (2013:80) tingkat suku bunga adalah harga dari pinjaman. Suku bunga dinyatakan sebagai presentase uang pokok per
unit waktu. Bunga merupakan suatu ukuran harga sumbere daya yang
digunakan oleh debitur yang harus dibayarkan kepada kreditur.
Menurut Boediono (2014:76) tingkat suku bunga adalah harga dari penggunaan dana investasi (loanable funds). Tingkat suku bunga merupakan salah satu indikator dalam menentukan apakah seseorang
akan melakukan investasi atau menabung.
Jenis tingkat suku bunga menurut para ahli:
Menurut Kasmir (2011:137) ada 2 jenis suku bunga yaitu:
1. Suku bunga nominal adalah suku bunga dalam nilai uang. Suku
bunga ini merupakan nilai yang dapat dibaca secara umum. Suku
bunga ini menunjukan sejumlah rupiah untuk setiap satu rupiah
2. Suku bunga riil adalah suku bunga yang telah mengalami korelasi
akibat inflasi dan difenisikan sebagai suku bunga nominal
dikurangi laju inflasi.
Menurut Sunariyah (2011:80) Suku bunga dibagi menjadi 2 jenis
yaitu:
1. Bunga simpanan adalah bunga yang diberikan sebagai rangsangan
atau balas jasa bagi nasabah yang menyimpan uangnya di bank.
2. Bunga pinjaman adalah bunga yang diberikan kepada para
peminjam atau harga.
Fungsi tingkat suku bunga sebagai berikut:
Menurut HermanDarmawi (2011:188) fungsi tingkat suku bunga yaitu:
1. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi keputusan melakukan
investasi yang pada akhirnya akan mempengaruhi tingkat
pertumbuhan ekonomi.
2. Tingkat suku bunga juga akan mempengaruhi pengambilan
keputusan pemilik modal.
3. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi kelangsungan usaha
pihak bank dan lembaga keuangan lainnya.
4. Tingkat suku bunga akan mempengaruhi volume uang beredar.
1. Sebagai daya tarik bagi penabung yang mempunyai dana lebih
untuk diinvestasikan.
2. Suku bunga dapat digunakan sebagai alat moneter dalam rangka
mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar
dalam suatu perekonomian. Contohnya, pemerintah mendukung
pertumbuhan suatu sektor industi tertentu apabila dari perusahaan
tersebut akan meminjam dana, maka pemerintah memberi tingkat
bunga yang rendah dibandingkan sektor lain.
3. Pemerintah dapat memanfaatkan suku bunga untuk mengontrol
jumlah uang yang beredar. Yang berarti, pemerintah dapat
mengatur sirkulasi uang dalam suatu perekonomian.
Faktor yang mempengaruhi tingkat suku bunga
Menurut Herman Darmawati (2011:182) faktor yang mempengaruhi
tingkat suku bunga yaitu:
1. Harapan akan inflasi
2. Jatuh tempo sekuritas atau kredit
3. Keberadaan resiko pada peminjaman
4. Risiko tentang penarikan sekuritas sebelum jatuh tempo
5. Kemampuan pemasaran dan pajak
Menurut Kasmir (2014:137-140) faktor yang mempengaruhi tingkat
suku Bunga yaitu :
2. Target laba
3. Kualitas jaminan
4. Kebijaksanaan pemerintah
5. Jangka waktu
6. Reputasi perusahaan
7. Produk yang kompetetif
8. Hubungan baik
9. Persaingan
10.Jaminan pihak ketiga
Pengukuran tingkat suku bunga menggunakan BI Rate, seperti yang dijelaskan oleh bank indonesia “BI Rate adalah suku bunga kebijakan yang mencerminkan sikap atau stance kebijakan moneter
yang ditetapkan oleh bank indonesia dan diumumkan kepada publik.
2.1.4 Pengertian Nilai Tukar
Terdapat beberapa pengertian nilai tukar menurut para ahli: a. Menurut Nopirin (2012:163) nilai tukar adalah:
Harga di dalam pertukaran dua macam mata uang yang berbeda, akan
terdapat perbandingan nilai atau harga antara kedua mata uang
tertentu, perbandingan nilai inilah yang disebut exchange rate. b. Menurut Sadono Sukirno (2011:397) nilai tukar adalah:
Nilai tukar mata uang (exchange rate) atau sering disebut kurs merupakan harga mata uang terhadap mata uang lainnya. Kurs
terbuka mengingat pengaruh yang demikian besar bagi neraca
transaksi berjalan maupun variabel-variabel makro ekonomi yang
lainnya.
c. Menurut Mahyus Ekananda (2014:168) tukar adalah:
Kurs merupakan harga suatu mata uang relatif terhadap mata uang
negara lain. Kurs memainkan peranan penting dalam
keputusan-keputusan pembelanjaan, karena kurs memungkinkan kita
menerjemahkan harga-harga dari berbagai negara ke dalam satu bahasa
yang sama.
Jenis –Jenis Nilai Tukar
Menurut Sadono Sukirno (2011:411) jenis nilai tukar mata uang atau kurs
valuta terdiri dari 4 jenis yaitu:
1. Selling Rate (Kurs Jual)
Merupakan kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk penjualan
valuta asing tertentu pada saat tertentu.
2. Middle Rate (Kurs Tengah)
Merupakan kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing
terhadap mata uang nasional, yang telah ditetapkan oleh bank sentral
pada saat tertentu.
3. Buying Rate (Kurs Beli)
Merupakan kurs yang ditentukan oleh suatu bank untuk pembelian
4. Flat Rate (Kurs Rata)
Merupakan kurs yang berlaku dalam transaksi jual beli bank notes dan
travellers cheque.
Menurut R. Agus Sartono (2012:71) kurs dibedakan menjadi 3 jenis transkasi
yaitu:
a. Kurs Beli dan Kurs Jual
Kurs beli (bid rate) adalah kurs di mana bank bersedia untuk membeli satu mata uang, sedangkan kurs jual (offer rates) adalah kurs yang ditawarkan bank untuk menjual suatu mata uang dan biasanya yang
lebih tinggi dari kurs beli. Selisih antara kurs beli dan kurs jual disebut
bid-offer, spread atau trading margin.
b. Kurs Silang
Kurs silang (cross exchange rate) adalah kurs antara dua mata uang yang ditentukan dengan menggunakan mata uang lain sebagai
pembanding. Hal ini terjadi karena kedua mata uang tersebut, salah
satu atau keduanya, tidak memiliki pasar valas yang aktif, sehingga
tidak semua mata uang yang ditentukan dengan mata uang lainnya.
c. Kurs Spot dan Kurs Forward
Spot exchange rates adalah kurs mata uang di mana mata uang asing dapat dibeli atau dijual dengan penyerahan atau pengiriman pada hari
yang sama atau maksimal dalam 48 jam. Forward exchange rate
adalah kurs yang ditentukan sekarang untuk pengiriman sejumlah mata
Faktor yang mempengaruhi Nilai Tukar
Menurut Sadono Sukirno (2011:402) faktor-faktor yang mempengaruhi
nilai tukar, yaitu:
a. Perubahan dalam cita rasa masyarakat
Cita rasa masyarakat mempengaruhi corak konsumsi mereka. Maka
perubahan cita rasa masyarakat akan mengubah corak konsumsi
mereka ke atas barang-barang yang diproduksikan di dalam negeri
maupun yang diimpor. Perbaikan kualitas barang-barang dalam negeri
menyebabkan keinginan mengimpor berkurang dan ia dapat pula
menaikkan ekspor. Sedangkan perbaikan kualitas barang-barang impor
menyebabkan keinginan masyarakat untuk mengimpor bertambah
besar. Perubahan-perubahan ini akan mempengaruhi permintaan dan
penawaran valuta asing.
b. Perubahan harga barang ekspor dan impor
Harga sesuatu barang merupakan salah satu faktor penting yang
menentukan apakah sesuatu barang akan diimpor ataupun diekspor.
Barang-barang dalam negeri yang dapat dijual dengan harga yang
relatif murah akan menaikkan ekspor dan apabila harganya naik maka
ekspornya akan berkurang. Pengurangan harga barang impor akan
menambah jumlah impor. Dengan demikian perubahan harga-harga
barang ekspor dan impor akan menyebabkan perubahan dalam
penawaran dan permintaan ke atas mata uang negara tersebut.
Inflasi sangat besar pengaruhnya kepada kurs pertukaran valuta asing.
Inflasi yang berlaku pada umumnya cenderung untuk menurunkan
nilai sesuatu valuta asing. Kecenderungan seperti ini wujud disebabkan
efek inflasi yang berikut :
a. Inflasi menyebabkan harga-harga di dalam negeri lebih mahal
dari harga-harga di luar negeri dan oleh sebab itu inflasi
berkecenderungan menambah impor
b. Inflasi menyebabkan harga-harga barang ekspor menjadi lebih
mahal, oleh karena itu inflasi berkecenderungan mengurangi
ekspor.
d. Perubahan suku bunga dan tingkat pengembalian investasi
Suku bunga dan tingkat pengembalian investasi sangat penting
peranannya dalam mempengaruhi aliran modal. Suku bunga dan
tingkat pengembalian investasi yang rendah cenderung akan
menyebabkan modal dalam negeri mengalir ke luar negeri. Sedangkan
suku bunga dan tingkat pengembalian investasi yang tinggi akan
menyebabkan modal luar negeri masuk ke negara itu. Apabila lebih
banyak modal mengalir sesuatu negara, permintaan ke atas mata
uangnya bertambahnya, maka nilai mata uang tersebut bertambah.
Nilai mata uang sesuatu negara akan merosot apabila lebih banyak
modal negara dialirkan ke luar negeri karena suku bunga dan tingkat
pengembalian investasi yang tinggi di negara-negara lain.
Efek yang akan diakibatkan oleh sesuatu kemajuan ekonomi kepada
nilai mata uangnya tergantung kepada corak pertumbuhan ekonomi
yang berlaku apabila kemajuan itu terutama diakibatkan oleh
perkembangan ekspor, maka pemerintah ke atas mata uang negara itu
bertambah lebih cepat dari penawarannya dan oleh karenanya nilai
mata uang negara itu naik. Akan tetapi, apabila kemajuan tersebut
menyebabkan impor berkembang lebih cepat dari ekspor, penawaran
mata uang negara itu lebih cepat bertambah dari permintaannya dan
oleh karenanya nilai mata uang negara tersebut akan merosot.
Menurut Jeff Madura dan Roland Fox (2011:108) terdapat 3 (tiga) faktor
utama yang mempengaruhi nilai tukar, yaitu:
a. Faktor Fundamental
Faktor fundamental berkaitan dengan indikator ekonomi seperti inflasi,
suku bunga, perbedaan relatif pendapatan antar negara, ekspektasi
pasar dan intervensi bank sentral.
b. Faktor Teknis
Faktor teknis berkaitan dengan kondisi permintaan dan penawaran
devisa pada saat tertentu. Apabila ada kelebihan permintaan sementara
penawaran tetap, maka harga valuta asing akan ter apresiasi.
Sebaliknya apabila ada kekurangan permintaan sementara penawaran
tetap, maka nilai tukar valuta asing akan terdepresiasi.
Sentimen pasar lebih banyak disebabkan oleh rumor atau berita politik
yang bersifat insidental, yang dapat mendorong harga valuta asing naik
atau turun secara tajam dalam jangka pendek. Apabila rumor atau
berita sudah berlalu, maka nilai tukar akan kembali normal”. Pengukuran Nilai Tukar
Pengukuran nilai tukar dalam penelitian ini menggunakan kurs tengah,
seperti yang dijelaskan oleh Sadono Sukirno (2011:411) kurs tengah,
yaitu: “Kurs tengah antara kurs jual dan kurs beli valuta asing terhadap
mata uang nasional, yang telah ditetapkan oleh bank sentral pada saat
tertentu”.
Untuk mendapatkan kurs tengah sendiri menurut Mahyus Ekananda
(2014:201) nilai kurs tengah dihitung dengan menggunakan rumus sebagai
berikut: 𝐾𝑢𝑟𝑠 𝑇𝑒𝑛𝑔𝑎ℎ = 𝐾𝑏 + 𝐾𝑗 2 Keterangan: Kb : Kurs beli Kj : Kurs jual
Berdasarkan teori-teori di atas, bahwa nilai tukar merupakan harga suatu
dihargai oleh mata uang asing. Nilai tukar mempunyai beberapa jenis
seperti kurs jual, kurs tengah, kurs beli, serta dalam menentukan nilai tukar
terdapat sistem yang mengaturnya seperti sistem kurs tetap, sistem kurs
bebas. Sementara yang menjadi indikator dalam menentukan nilai tukar
yaitu menggunakan kurs tengah karena kurs ini telah ditetapkan oleh bank
sentral di Indonesia.
2.1.5. Pengertian Free Operating Cash Flow
Menurut Kieso et al (2011) Arus kas dari aktivitas operasi (FOCF)
adalah:
“Operating activities involve the cash effect of transaction that enter into the determination of net income, such as cash receipts from sales of good and service and cash payments to suppliers and employees to obtain suppliers and to pay expenses.”
Dari definisi diatas dapat diartikan bahwa arus kas operasi mencakup
pengaruh kas dari transaksi yang menghasilkan pendapatan dan beban
kemudian dimasukkan dalam penentuan laba bersih. Sumber kas ini
umunya dianggap sebagai ukuran terbaik dari kemampuan perusahaan
dalam memperoleh dana yang cukup untuk dapat melanjutkan usahanya.
Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 2
Tahun 2009 mendefinisikan arus kas dari aktivitas operasi diperoleh dari
tersebut pada umumnya berasal dari transaksi dan peristiwa lain yang
mempengaruhi penetapan laba atau rugi. Beberapa arus kas dari aktivitas
operasi menurut PSAK No.2 Tahun 2009 antara lain:
1. Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
2. Penerimaan kas dari royalti, fees, komisi dan pendapan lain.
3. Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
4. Pembayaran kas kepada karyawan.
5. Penerimaan dan pembayaran kas oleh perusahaan asuransi
sehubungan dengan premi, klaim, anuitas dan manfaat ansuransi
lainnya.
6. Pembayaran Kas atau penerimaan kembali pajak penghasilan
kecuali jika dapat diidentifikasikan secara khusus sebagai bagian
dari aktivitas pendanaan dan investasi.
7. Penerimaan dan pembayaran kas dari kontrak yang diadakan
untuk tujuan transaksi usaha dan perdagangan.
Jumlah arus kas yang berasal dari aktivitas operasi merupakan
indikator yang menentukan apakah operasi perusahaan dapat
menghasilkan arus kas yang cukup untuk melunasi pinjaman, memelihara
kemampuan operasi perusahaan, membayar deviden dan melakukan
investasi baru tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar (Ikatan
Penyajian laporan arus kas menurut PSAK No.2 Tahun 2009
melaporkan arus kas dari aktivitas operasi dengan menggunakan metode
berikut:
a. Metode langsung: dengan metode ini kelompok utama dari
penerimaan kas bruto dan pengeluaran kas bruto diungkapkan.
b. Metode tidak langsung: dengan metode ini laba atau rugi netto
disesuaikan dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi non
kas, penangguhan atau aktual dari penerimaan pembayaran kas
untuk operasi di masa lalu dan masa depan unsur penghasilan.
Cara menghitung kas dari aktivitas operasi dimulai dengan
pendapatan bersih, kemudian dilakukan penyesuaian untuk
mengkonversikan laporan laba rugi dari basis akrual ke basis kas dengan
Rumus:
FOCF
= Laba Operasi (EBIT) + Depresiasi & Amortisasi
= (EBITDA) – Pajak Pph 29 (Pajak Fiskal) + Hutang Pajak Fiskal (Pendapatan/Neraca)
2.2 Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu,merupakan hasil – hasil penelitian terdahulu yang memberikan informasi terkait dengan metode penelitian,hasil,pembahasan
yang digunakan sebagai dasar perbandingan dengan penelitian yang
dilakukan, penelitian terdahulu dari penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Michaelsegun Ogunmuyiwa, Babatunde A okuneye yang berjudul A
Montly Data Analysis of theimpact of inflastion and Exchange Rate On
NSE Index terbit di jurnal of Empirical Economics 3(2), 56-62,2014
menghasilkan kesimpulan bahwa variabel inflasi berpengaruh signifikan
terhadap kinerja pasar saham dan variabel nilai tukar berpengaruh negatif
terhadap kinerja pasar saham.
2. Mahfoudh Husein Mgammal yang berjudul The Effect of inflation, Interest Rates and Exchange Rates on Stock Prices Comporatif Study Among Two Gcc Countries terbit di jurnal International Journal Of Finance and Accounting 1(6),179-189,2012 menghasilkan kesimpulan bahwa dalam jangka pendek nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham dan dalam
jangka panjang bahwa nilai tukar berpengaruh negatif terhadap harga
saham dan variabel lainnya tidak ada hubungan antara suku bunga dan
inflasi terhadap harga saham.
3. Dewi Rahwidhiyasa dan Susi Handayani yang berjudul Pengaruh Inflasi,
Tingkat Suku Bunga SBI, Earning Per Share, Price Earning Ratio dan
price Book Value Terhadap Harga Saham terbit di jurnal ilmu manajemen
value berpengaruh negatif terhadap harga saham, suku bunga
SBI,EPS,PER berpengaruh positif terhadap harga saham.
4. Ima Andriayani dan Crystha Armereo yang berjudul Pengaruh Suku
Bunga, Inflasi, Nilai Buku terhadap Harga Saham Perusahaan Indeks
LQ45 Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia harga terbit di jurnal
ilmiah orasi bisnis Vol:15 Mei 2016 menghasilkan kesimpulan inflasi
berpengaruh negatif signifikan terhadap harga saham, suku bunga
berpengaruh positif terhadap harga saham.
5. Denny Rohmanda, Suhadak dan Topowijono yang berjudul Pengaruh Kurs
Rupiah, Inflasi dan BI Rate Terhadap Harga Saham terbit di jurnal
Administrasi Bisnis Vol.13,2014 menghasilkan kesimpulan kurs rupiah
dan BI rate berpengaruh secara simultan terhadap harga saham, secara
parsial kurs rupiah berpengaruh negatif terhadap harga saham.
6. Eva Mudifah berjudul Analisis Laba, Arus Kas Operasi, Dan Nilai Buku
Ekuitas Terhadap Harga Saham Terbit di jurnal Eksis Vol.12,No1 April
2017 menghasilkan kesimpulan laba dan arus kas operasi berpengaruh
signifikan terhadap harga saham, sedangkan nilai buku ekuitas tidak
berpengaruh signifikan terhadap harga saham.
2.3 Hipotesis
Berikut hipotesis penelitian yang diajukan dalam penelitian ini dinyatakan
bahwa terdapat pengaruh inflasi, tingkat suku bunga ,nilai tukar dan free operating cash flow terhadap harga saham dimana dalam hipotesa ini didukung oleh:
1. Agung Gde Aditya Krisna dan Ni Gusti Putu Wirawati yang berjudul
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Index Harga
Saham Gabungan Di BEI T terbit di E-jurnal Akuntansi Universitas
Udayana 3.2 2013 menghasilkan kesimpulan bahwa hanya tingkat inflasi
dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap IHSG.
2. Umi Mardiyati dan Ayi Rosalinda yang berjudul Analisis Pengaruh Nilai
Tukar, Tingkat Suku Bunga Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham
terbit di jurnal riset manajemen sains indonesia Vol:4 no.1 Mei 2013
menghasilkan kesimpulan nilai tukar berpengaruh negatif signifikan
terhadap harga saham, tingkat suku bunga dan inflasi berpengaruh positif
terhadap harga saham.
3. Bambang Susanto yang berjudul Pengaruh Inflasi, Bunga dan Nilai Tukar
Terhadap Harga Saham terbit di jurnal Aset 7(1) 2015 menghasilkan
kesimpulan inflasi tidak berpengaruh terhadap harga saham sedangkan
tingkat bunga dan nilai tukar berpengaruh signifikan terhadap harga
saham.
4. Eva Mufidah yang berjudul Analisis Laba, Arus Kas Operasi, Dan Nilai
Buku Ekuitas Terhadap Harga Saham Terbit di jurnal Eksis, Vol 12, No 1
April 2017 menghasilkan kesimpulan laba dan arus kas operasi
berpengaruh signifikan terhadap harga saham sedangkan nilai buku ekuitas
42
BAB III
METODOLOGI 3.1 Jenis PenelitianPenelitian ini menggunakan penelitian explanatory, karena melakukan
penelitian mengenai pengaruh suatu variabel independen terhdapad variabel
dependen dan merumuskan hipotesis untuk di uji. Menurut Sugiono (2015)
peneliti explanatory adalah penelitian yang bermaksud menjelaskan kedudukan
variabel-variabel yang diteliti serta hubungan antara satu variabel yang
dipengaruhi (variabel dependen) dan melakukan penyelidikan penyelidikan
terhadap variabel-variabel yang mempengaruhi (variabel independen). Dengan
metode tersebut peneliti peneliti mengambil tema penelitian “ PENGARUH
INFLASI, TINGKAT SUKU BUNGA, NILAI TUKAR DAN FREE
OPERATING CASH FLOW TERHADAP HARGA SAHAM SUBSEKTOR KONTRUKSI YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE
2014-2018”
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Kampus pelita bangsa, perpustakaan pelita
bangsa dan di rumah. Jadwal penelitian akan dilaksanakan dalam kurun waktu
enam bulan dari periode Maret sampai dengan Agustus 2019, dengan rincian
Tabel 2.1
Jadwal Kegiatan Penelitian
Uraian Kegiatan Periode Penelitian (Maret s/d Agustus 2019)
Maret April Mei Juni Juli Agustus
Seminar Proposal Bimbingan Proposal Pengajuan Proposal Bimbingan Skripsi Ujian Skripsi Penyelesaian Skripsi
Sumber: Data olahan sendiri
3.3 Kerangka Konsep 3.3.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan fenomena yang sedang diteliti, dalam hal ini sesuai dengan judul pengaruh terhadap inflasi, tingkat suku bunga dan operating profit margin terhadap harga saham yang terdaftar di BEI yang dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 3.1 Desain Penelitian
Inflasi X1
(Gde dan Gusti:2016) H1
Tingkat Suku Bunga
X2 H2
(Umi:2013)
Nilai Tukar Harga Saham
X3 H3 Y
(Bambang:2015) (Dewi dan Susi:2013)
Free Operating Cash
Flow H4
X4 (Eva:2017)
Keterangan:
H1 = X1 Y : Penelitian Gde Aditya dan Ni Gusti dalam article yang berjudul
Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar Rupiah, Suku Bunga SBI Pada Indek Harga Saham
Gabungan di BEI tahun 2008 – 2012. Terbit di jurnal Akuntansi Universitas
Udayana3.2 (2013).
H2 = X2 Y : Penelitian Umi Mardiyati dan Ayi Rosalina dalam article yang
berjudul Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga dan Inflasi