PENGARUH
RETURN ON ASSETS
DAN
LEVERAGE
TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
FANNY PUTRI PRATIWI
NIM 105731108216
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
ii
HALAMAN JUDUL
PENGARUH
RETURN ON ASSETS
DAN
LEVERAGE
TERHADAP
PERTUMBUHAN LABA PADA PERUSAHAAN
MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI
BURSA EFEK INDONESIA
SKRIPSI
Oleh
FANNY PUTRI PRATIWI
NIM 105731108216
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Guna Memperoleh
Gelar Sarjana Akuntansi (S.Ak) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas
Ekonomi Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
iii
PERSEMBAHAN
Karya ilmiah saya ini kupersembahkan untuk :
1. Ibunda tercinta Nuraeni. K terima kasih atas segala kasih sayang yang
berlimpah dari mulai saya terlahir ke dunia ini hingga saya sampai
saat ini, terimakasih atas segala limpahan doa yang tak berkesudahan
serta terima kasih atas segala pengorbanan yang telah engkau
lakukan selama ini dan untuk saudara-saudaraku, kakak ku Rezky
Fauzan Wa‟ali Is dan Fauziah Nurul Sakinah terima kasih atas segala
doa dan dukungan yang telah kalian haturkan. Kupersembahkan
sebuah tulisan yang ku tuliskan diatas lembaran putih ini yang ku
rangkai dari kata demi kata dan kalimat yang diiringi dengan berjuta
makna kehidupan yang tak lain sebagai ucapan terimakasih yang
sedalam-dalamnya. Dan juga sebagai bentuk warisan dari bapak dan
ibu dalam hal ini bukan bentuk materi tetapi sebuah pendidikan.
2. Bapak dan Ibu dosen, terkhusus kedua pembimbing yang selama ini
tulus dan ikhlas meluangkan waktunya menuntun dan memberi
arahan dalam menyelesaikan karya ini.
3. Para sahabat dan teman-teman yang selalu memberi bantuan dan
semangat beserta dukungan dalam penyelesaian karya ini
.
MOTTO HIDUP
“Kesuksesan adalah buah dari usaha-usaha kecil, yang diulang hari demi
hari”
“Sesungguhnya sesudah kesulitan akan datang kemudahan, maka
apabila kamu telah selesai dari suatu urusan kerjakanlah dengan
iv
sungguh-sungguh urusan yang lain, dan hanya kepada Tuhanmu
hendaknya kamu berharap”.
(Q.S Al-Insyirah : 6-8)
“Sesungguhnya ALLAH tidak mengubah keadaan suatu kaum, kecuali
mereka mengubah keadaan mereka sendiri”
viii
ABSTRAK
Fanny Putri Pratiwi, 2020. “Pengaruh Return On Assets dan Leverage
Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia“. Skripsi Program Studi Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar. Dibimbing oleh Ismail Badollahi
dan Asriani Hasan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Pengaruh Return On Assets
dan Leverage Terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian eksplanatory. Penelitian ini bertujuan
untuk menguji dan melihat pengaruh ROA dan Leverage terhadap Pertumbuhan
Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda. Alat analisis
yang digunakan adalah program SPSS versi 22.
Hasil dari penelitian ini adalah, variabel ROA berpengaruh positif
signifikan terhadap pertumbuhan laba, dan variabel Leverage tidak berpengaruh
terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia.
ix
ABSTRACT
Fanny Putri Pratiwi, 2020. "The Effect of Return On Assets and Leverage on
Profit Growth in Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock
Exchange". Thesis Accounting Study Program Faculty of Economics and
Business, Muhammadiyah University of Makassar. Supervised by Ismail
Badollahi and Asriani Hasan.
The purpose of this study is to determine the effect of Return On Assets
and Leverage (Debt To Equity Ratio) on Profit Growth in Manufacturing
Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. This study uses a
quantitative research approach with explanatory research type. This study aims to examine and see the effect of ROA and Leverage on Profit Growth in
Manufacturing Companies Listed on the Indonesia Stock Exchange. This
research uses multiple linear regression analysis method. The analysis tool used is the SPSS version 22 program.
The results of this study are the ROA variable has a significant positive effect on profit growth and the Leverage variable has no effect on profit growth in
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange.
x
KATA PENGANTAR
Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pengaruh Return On Assets dan Leverage Terhadap
Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia”.
Skripsi yang penulis buat ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam menyelesaikan Program Sarjana pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sholawat serta salam penulis haturkan kepada baginda Rasulullah
Muhammad SAW, kepada keluarga serta sahabat-sahabat beliau yang telah menerbarkan permadani-permadani kebenaran dan memerangi benih-benih kebatilan hingga kita dapat merasakan ketentraman hidup saat ini.
Terima kasih pula kepada kedua orang tua, Ibu Nuraeni. K yang selalu mendoakan penulis dalam setiap langkahnya, yang selalu memberi dukungan, memberi motivasi dan berkorban demi masa depan penulis dan juga kepada
saudara-saudaraku tercinta yang senantiasa mendoakan, membantu dan memberi dorongan kepada penulis selama ini. Semoga apa yang telah mereka berikan kepada penulis menjadi ibadah dan cahaya penerang
kehidupan di dunia dan di akhirat.
Dalam penulisan skripsi ini, penulis banyak menemui kesulitan dan hambatan dalam penulisan dan penyusunan, namun berkat do‟a, dukungan
xi
dan bimbingan dari berbagai pihak, maka skripsi ini dapat terselesaikan. Oleh karena itu, dari lubuk hati yang paling dalam mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ambo Asse., M.Ag selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Bapak Ismail Rasulong, SE.,MM selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
3. Bapak Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.,CSP selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Ibu Dr. Ismail Badollahi, SE.,M.Si.,Ak.CA.,CSP, selaku pembimbing I yang telah berkenang meluangkan waktunya guna membimbing, dan memberikan arahan serta memberi saran dalam penyusunan skripsi ini. 5. Ibu Asriani Hasan, SE.,M.Sc, selaku pembimbing II yang telah
membimbing, memberikan pengarahan kepada penulis dan memberi petunjuk serta saran sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik. 6. Bapak/Ibu dan asisten Dosen serta yang termasuk dalam ruang lingkup Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah memberikan pengajaran serta ilmunya kepada penulis selama masa perkuliahan.
7. Kepada seluruh staf (tata usaha) yang telah memberikan pelayanan yang baik selama ini.
8. Kepada teman-teman seperjuangan Akuntansi 16.B yang telah memberikan begitu banyak sumbangan pemikiran, selalu memotivasi dan nasihat ketika penulis berpikir untuk menyerah.
xii
dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis.
10. Kepada adik-adik khususnya dijurusan Akuntansi fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang juga selalu mendoakan dan memberi dukungan kepada penulis.
11. Kepada keluarga yang senantiasa memberikan bantuan selama perkuliahan yang namanya tidak bisa saya sebutkan satu persatu.
12. Kepada kakak Abes, kakak Sri dan Haerul yang senantiasa menyemangati, memberi motivasi dan menegur jika ada kesalahan yang telah penulis lakukan, terima kasih banyak telah menjadi pendengar yang baik.
13. Kepada sahabat-sahabatku sejak bangku SMP hingga SMA, Sisa, Sari, Wahda, Nawirah terima kasih selalu mendengar keluhkesahku selama punyusunan skripsi ini.
14. Para sahabat-sahabatku yang juga berperan penting terutama Adytia Rahman, Arum, Aisyah, Rosyida, Riswandi, dan Zulkifli yang membantu penulis selama ini.
15. Kepada teman-teman Ikatan Mahasiswa Akuntansi Indonesia Simpul Sulawesi Selatan yang senantiasa memberikan dukungan, semangat dan motivasi serta nasehat-nasehat yang sangat membantu penulis dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah SWT dan
kekurangan tidak lepas dari kodrat kita sebagai manusia biasa. Demikian juga
halnya dalam penyusunan skripsi ini, namun penulis berharap kiranya skripsi ini dapat memberikan manfaat baik bagi pembaca maupun penulis.
xiii
Makassar, 28 Oktober 2020
xiv
DAFTAR ISI
SAMPUL
... i
HALAMAN JUDUL
... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
... iii
HALAMAN PERSETUJUAN UJIAN SKRIPSI
... v
HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI
... vi
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI
... vii
ABSTRAK
... viii
ABSTRACK
...
ix
KATA PENGANTAR
... x
DAFTAR ISI
... xiv
DAFTAR TABEL
... xvi
DAFTAR GAMBAR
... xvii
DAFTAR LAMPIRAN
... xviii
BAB I PENDAHULUAN ...
1
A. Latar Belakang ... 1
B. Rumusan Masalah ... 5
C. Tujuan Penelitian ... 5
D. Manfaat Penelitian... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
... 7
A. Rasio Profitabilitas ... 7
B. Leverage ... 12
C. Pertumbuhan Laba ... 14
D. Penelitian Terdahulu ... 19
E. Kerangka Konsep... 22
F. Hipotesis ... 23
BAB III METODE PENELITIAN
... 36
A. Jenis Penelitian ... 36
xv
C. Populasi Dan Sampel ... 36
D. Definisi Operasional Dan Pengukuran Variabel ... 38
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
... 36
A. Gambaran Umum Objek Penelitian ... 36
B. Hasil Penelitian ... 45
C. Analisis dan Interpretasi ... 52
BAB V KESIMPULAN
... 55
A. Kesimpulan ... 55
B. Saran ... 55
DAFTAR PUSTAKA
... 57
xvi
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ... 21
Tabel 3.1 Data Perusahaan Sampel ... 27
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel ... 29
Tabel 3.3 Pengambilan Keputusan ada tidaknya autokorelasi ... 33
Tabel 4.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 45
Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas Data ... 46
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikoleniaritas ... 47
Tabel 4.4 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 47
Tabel 4.5 Hasil Uji Auto Kolerasi ... 48
Tabel 4.6 Hasil Uji Koefisien Determinasi ... 49
Tabel 4.7 Hasil Uji t ... 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ... 52
xvii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 2.1 Kerangka Konsep ... 25 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia ... 38
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 : Data Return On Assets (ROA) ... 60
Lampiran 2 : Data Leverage, Debt To Equity Ratio (DER) ... 64
Lampiran 3 : Data Pertumbuhan Laba ... 68
Lampiran 4 : Analisis Deskriptif ... 73
Lampiran 5 : Uji Normalitas... 73
Lampiran 6 : Uji Heteroskedastisitas ... 74
Lampiran 7 : Uji Multikolinearitas ... 74
Lampiran 8 : Uji Autokorelasi ... 74
Lampiran 9 : Analisis Statistik ... 75
Lampiran 10 : Uji T (Parsial) ... 75
Lampiran 11 : Uji Determinasi ... 75
Lampiran 12 : Surat Balasan ... 76
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
Zaman yang modern saat ini, perkembangan di dunia usaha
khususnya di Indonesia sangat kompetitif baik perusahaan penyedia barang maupun jasa. Banyaknya pesaing disetiap perusahaan baik yang lokal
maupun internasional menjadi salah satu faktor perusahaan harus mampu
bertahan, jadi perusahaan harus mampu mengelolah manajemen
perusahaannya dengan baik. Suatu perusahaan dapat dikatakan sukses dan
berhasil apabila mampu menghasilkan laba bagi pemiliknya.
Rasio Profitabilitas adalah rasio keuangan untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan atau laba dengan
memanfaatkan sumber daya yang dimiliki seperti aktiva, modal atau
penjualan (Sudana, 2012). Dapat dipastikan bahwa semakin tinggi rasio ini
adalah semakin baik karena laba yang diperoleh semakin besar (Pradani,
2018). Dalam penelitian ini Return On Assets digunakan untuk mengukur
rasio profitabilitas.
Alasan peneliti memilih ROA karena rasio ini menggambarkan
kemampuan sebuah perusahaan untuk menghasilkan dari setiap satu rupiah
asset yang digunakan, dan menilai apakah perusahaan ini efisien dalam
memanfaatkan aktiva yang dimiliki untuk kegiatan ooperasional. Rasio ini
juga memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan
karena dapat menunjukkan efektifitas manajemen dalam menggunakan
aktivanya untuk memperoleh pendapatan dan laba.
Perusahaan manufaktur merupakan emiten terbesar dari seluruh
emiten terbesar memberikan peluang bagi para investor untuk melakukan investasi. Pengumuman laba merupakan suatu informasi penting dalam
mencerminkan nilai dari sebuah perusahaan bagi para pelaku pasar modal. Penelitian ini akan mengambil objek perusahaan manufaktur pada semua
sektor yang ada.
Laporan keuangan merupakan catatan informasi keuangan dalam
suatu periode akuntansi yang menggambarkan kondisi atau kinerja sebuah
perusahaan. Laporan keuangan sangat penting baik bagi manajemen
perusahaan, investor, maupun pengguna laporan keuangan lainnya. Dengan
laporan keuangan investor dapat mengetahui apakah suatu perusahaan
memiliki kinerja yang baik atau tidak, apabila kinerja perusahaan baik maka
akan menarik minat para investor dalam menginvestasikan uang mereka
untuk mendapatkan laba.
Salah satu cara untuk memprediksi laba yaitu dengan menggunakan
rasio keuangan. Rasio keuangan atau Financial Ratio sangat penting untuk
melakukan analisa terhadap kondisi keuangan perusahaan (Fahmi, 2017).
Bagi pihak manajemen, rasio keuangan digunakan untuk memprediksi laba
di masa yang akan datang sedangkan bagi investor rasio keuangan dapat
membantu untuk mengambil keputusan dalam berinvestasi. Rasio keuangan
yang digunakan untuk mengetahui memprediksi laba perusahaan diantaranya Return On Assets dan Leverage
Pertumbuhan laba adalah perubahan presentasi kenaikan laba yang
diperoleh perusahaan (Sinaga, 2018). Perusahaan yang mengalami pertumbuhan laba secara positif setiap tahunnya dapat menarik minat
3
perusahaan dapat memprediksi prospek perusahaan tersebut di masa depan mengenai kinerja perusahaan (Hartini, 2012). Pertumbuhan laba yang baik
menunjukkan bahwa perusahaan mempunyai keuangan yang baik, yang pada akhirnya akan meningkatkan nilai perusahaan karena besarnya dividen
yang akan dibayar di masa akan datang saat bergantung pada kondisi
perusahaan (Taruh, 2012).
Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba atas aktiva perusahaan.
Return On Assets (ROA) didalam perusahaan digunakan untuk
menunjukkan kemampuan perusahaan menghasilkan laba dengan
menggunakan total asset yang dimiliki (Kasmir, 2016).
Rasio Leverage merupakan rasio yang dapat menilai atau mengukur
kemampuan sebuah perusahaan mengolah asset perusahaan yang dibiayai
oleh hutang. Penggunaan leverage yang terlalu tinggi akan membahayakan
perusahaan (Irham, 2017). Rasio leverage dalam penelitian ini
menggunakan indikator debt to equity ratio, alasan peneliti memilih debt to
equity ratio untuk menghindari pelanggaran perjanjian hutang apabila
mengalami default, dapat dilihat dari kemampuan perusahaan untuk
melunasi utangnya dengan menggunakan asset yang dimiliki.
Dari beberapa peneliti terdahulu mengungkapkan bahwa penelitian
yang dilakukan oleh (Sinaga,2018) menunjukkan bahwa return on assets
berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Menurut (Novisheila, 2016) menunjukkan return on assets tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. (Bionda & Mahdar, 2017) menyatakan bahwa
return on assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Menurut (Safitri & Mukaram, 2018) menyimpulkan bahwa secara parsial ROA mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap
pertumbuhan laba. Menurut (Azizi, 2015) menyimpulkan bahwa secara
parsial ROA menunjukkan pengaruh signifikan positif terhadap pertumbuhan
laba. Menurut (Rahayu & Sitohang, 2019) menyimpulkan bahwa leverage
berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba. Menurut
(Rochmah, 2018) menyimpulkan bahwa debt to equity ratio tidak
berpengaruh terhadap pertumbuhan laba. (Anisa, 2019) hasil penelitian yang
dilakukan menunjukkan bahwa debt to equity ratio berpengaruh negative dan
tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
Dari beberapa penelitian diatas terdapat perbedaan yang dipengaruhi
oleh variabel, objek penelitian dan tahun pengamatan yang digunakan oleh
masing-masing peneliti diatas. Tidak adanya konsistensi hasil penelitian
diatas sehingga melatarbelakangi penulis melakukan penelitian kembali.
Alasan peneliti memilih Bursa Efek Indonesia karena pertama,
banyak perusahaan yang terdaftar diberbagai sektor pada situs resmi BEI
dan data pada laporan keuangan dan informasi yang dibutuhkan lebih efektif
untuk dapat diakses melalui situs resmi Bursa Efek Indonesia kapan pun dan
dimana pun dibandingkan dengan data primer atau data yang diambil secara
langsung pada perusahaan.
Kedua, pada Bursa Efek Indonesia juga kita menemukan banyak perusahaan, sehingga ketika kita melakukan penelitian hasilnya lebih akurat
5
Perusahaan manufaktur merupakan perusahaan yang mengelola bahan baku menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi. Alasan memilih
perusahaan manufaktur sebagai objek penelitian karena perusahaaan manufaktur merupakan perusahaan yang memiliki skala yang besar dan
memiliki laporan keungan yang lengkap dari perusahaan yang lain.
Untuk mengetahui sejauh mana pengaruh profitabilitas terhadap
pertumbuhan laba perusahaan, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul "Pengaruh Return On Assets dan Return On Equity
terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat dirumuskan
permasalahan sebagai berikut:
1. Apakah Return On Assets (ROA) berpengaruh terhadap pertumbuhan
laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia?
2. Apakah Leverage berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh Return on Assets (ROA) terhadap
pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia.
2. Untuk mengetahui pengaruh Leverage terhadap pertumbuhan laba
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Untuk melatih dan mengembangkan kemampuan dalam bidang
penelitian, serta menambah wawasan dan pengetahuan penulis
tentang Return On Assets (ROA), Leverage dan pertumbuhan
laba.
b. Penelitian ini diharapkan dapat berguna sebagai bahan
pembanding dan masukan dalam mengadakan penelitian lebih
lanjut di bidang akuntansi terutama mengenai pengaruh Return
On Assets (ROA) dan Leverage terhadap pertumbuhan laba.
2. Manfaat Praktis
a. Penelitian ini diharapkan memberikan informasi kepada
perusahaan bahwa Return On Assets (ROA) dan Leverage perlu
diperhatikan untuk mengetahui pertumbuhan laba perusahaan di
Bursa Efek Indonesia.
b. Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan informasi akan pentingnya Return On Assets (ROA)
dan Leverage sebagai bahan untuk menilai kinerja perusahaan
dan dapat melihat pertumbuhan laba yang dialami perusahaan
7 BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Rasio Profitabilitas
1. Pengertian Rasio Profitabilitas
Tujuan akhir yang ingin dicapai suatu perusahaan yaitu memperoleh laba atau keuntungan yang maksimal. Untuk mengukur
tingkat keuntungan suatu perusahaan, digunakan rasio profitabilitas atau
rasio rentabilitas.
Menurut (Kasmir, 2015) rasio profitabilitas merupakan rasio untuk
menilai kemampuan perusahaan untuk mencari keuntungan atau laba
dalam satu periode tertentu.
Menurut (Hanafi, 2012) profitabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan pada tingkat
penjualan, asset, dan modal saham tertentu.
Menurut (Sudana, 2012) profitabilitas adalah rasio untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk mendapatkan keuntungan
dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki perusahaan seperti
aktiva, modal atau penjualan perusahaan.
Menurut Van Horne da Wachowicz (2015), rasio profitabilitas
adalah rasio yang menghubungkan laba dari penjualan dan investasi.
Dari rasio ini investor dan para pemakai laporan keuangan dapat
mengetahui bagaimana tingkat profitabilitas suatu perusahaan.
Berdasarkan pendapat para ahli diatas, dapat ditarik kesimpulan
bahwa rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba.
2. Tujuan dan Manfaat Rasio Profitabilitas
Bagi pihak luar perusahaan dan pihak-pihak yang memiliki
kepentingan dengan suatu perusahaan. Adapun tujuan penggunaan profitabilitas untuk perusahaan atau pihak luar (Kasmir, 2015):
a. Menghitung atau mengukur keuntungan yang diperoleh
perusahaan untuk satu periode tertentu.
b. Menilai posisi laba perusahaan di tahun sebelumnya dan tahun
saat ini.
c. Menghitung pertumbuhan laba dari waktu ke waktu.
d. Menilai jumlah laba bersih sesudah pajak dengan modal.
e. Mengukur produktivitas seluruh modal perusahaan yang
digunakan baik berupa modal pinjaman maupun modal sendiri.
Manfaat yang dapat diperoleh terutama dari pihak luar yang
memiliki kepentingan dengan perusahaan. Adapun manfaat
profitabilitas untuk perusahaan dan pihak luar (Kasmir, 2015):
a. Mengetahui posisi laba perusahaan sebelum dibandingkan
dengan tahun sekarang.
b. Mengetahui pertumbuhan laba dari tahun ke tahun.
c. Menginformasikan jumlah laba bersih perusahaan setelah
dipotong pajak.
d. Mengetahui produktivitas semua dana milik perusahaan yang
9
3. Jenis-jenis Rasio Profitabilitas
Perusahaan dan pemakai laporan keuangan lainnya dapat
menggunakan rasio profitabilitas secara keseluruhan atau hanya sebagian dari jenis profitabilitas yang ada. Adapun jenis-jenis rasio
profitabilitas yang banyak digunakan untuk mengukur kemampuan
perusahaan dalam menghasilkan laba:
a. Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) merupakan rasio yang digunakan
untuk menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba dari aktiva yang digunakan. Semakin tinggi Return On Asset
(ROA) berarti perusahaan semakin mampu memanfaatkan asset
dengan baik untuk memperoleh keuntungannya (Sugiyono, 2009).
b. Return On Equity (ROE)
Return On Equity (ROE) merupakan rasio yang digunakan
untuk menghitung kemampuan perusahaan dalam memperoleh
laba yang tersedia bagi pemegang saham. Semakin tinggi tingkat
pengembalian atas ekuitas berarti semakin tinggi pula jumlah laba
bersih yang dihasilkan dari setiap rupiah dana yang tertanam
dalam ekuitas (Sinaga, 2018).
c. Gross Profit Margin (GPM)
Gross Profit Margin merupakan perbandingan antara laba
kotor dengan penjualan. Bagi perusahaan dagang dan manufaktur, angka rasio Gross Profit Margin yang rendah
menandakan bahwa perusahaan tersebut rawan terhadap perubahan harga, baik harga jual maupun harga pokok (Sinaga,
2018).
d. Net Profit Margin (NPM)
Net Profit Margin (NPM) adalah ukuran keuntungan yang
membandingkan antara laba sesudah bunga dan pajak
dibandingkan dengan penjualan (Kasmir, 2008). Semakin tinggi
Net Profit Margin maka semakin tinggi pula laba bersih yang
dihasilkan dari penjualan bersih (Sinaga, 2018).
4. Return On Assets(ROA)
a. Pengertian Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) rasio ini mengukur kemampuan
perusahaan menghasilkan laba bersih berdasarkan tingkat asset
tertentu (Hanafi dan Halim, 2016)
Return On Assets (ROA) merupakan pengukuran
kemampuan perusahaan secara keseluruhan dalam menghasilkan
keuntungan dengan jumlah keseluruhan aktiva yang tersedia
dalam perusahaan (Syamsuddin, 2002).
Return On Equity (ROA) merupakan rasio yang
menunjukkan berapa besar laba bersih yang diperoleh
perusahaan bila diukur dari nilai aktiva (Harahap, 2015).
Return On Assets (ROA) digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen dalam memperoleh profitabilitas dan manajerial efisiensi secara keseluruhan (Kasmir, 2012).
11
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa ROA merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur seberapa
besar laba yang didapatkan dari aset yang dimiliki perusahaan. b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Return On Assets (ROA)
Return On Assets (ROA) dipengaruhi oleh dua faktor
(Munawir, 2019):
1) Turn Over dari Operating Assets yaitu tingkat perputaran
aktiva yang digunakan untuk operasi.
2) Profit Margin yaitu besarnya keuntungan operasi yang
dinyatakan dalam persentase dan jumlah penjualan bersih.
Profit Margin ini mengukur tingkat keuntungan yang dapat
dicapai oleh perusahaan dihubungkan dengan penjualan.
c. Pengukuran Return On Assets (ROA)
“Secara matematis Return On Assets (ROA) dapat
dihitung dengan menggunakan rumus” (Sudana, 2011) :
Return On Assets
Return On Assets dapat dijadikan sebagai indikator untuk
mengetahui seberapa mampu perusahaan memperoleh laba yang
optimal dilihat dari posisi aktivanya. Perubahan Return On Assets
menunjukkan perubahan kemampuan manajemen dalam
menghasilkan laba dengan memanfaatkan aktiva. Semakin besar
nilai ROA, menunjukkan bahwa perusahaan semakin baik pula,
mencerminkan pengembalian perusahaan dari seluruh aktiva yang diberikan pada perusahaan.
B. Leverage
1. Pengertian Rasio Leverage
Rasio Leverage adalah rasio yang digunakan untuk menunjukkan
sejauh mana perusahaan dibiayai oleh utang. Rasio ini
membandingkan keseluruhan beban perusahaan terhadap asset
ataupun ekuitas nya. Rasio leverage juga sering disebut dengan rasio
solvabilitas. Pengertian lain dari rasio leverage adalah suatu rasio
keuangan yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi
kewajiban jangka panjangnya.
3. Tujuan Rasio Leverage
Ada beberapa tujuan perusahaan dengan menggunakan rasio
leverage (Kasmir, 2011)
a. Untuk menggambarkan posisi perusahaan terhadap kewajiban
kepada pihak kreditor.
b. Untuk menilai kemampuan dari perusahaan dalam membayar
semua kewajiban tetapnya termasuk dengan bunganya.
c. Untuk mengetahui nilai aktiva, khususnya aktiva tetap terhadap
modal, apakah sudah seimbang atau belum seimbang.
d. Untuk melakukan penilaian seberapa besar kah aktiva perusahaan
dibiayai oleh hutang.
e. Untuk melakukan penilaian seberapa besar kah pengaruh dari hutang terhadap pengelolaan aktiva atau asset perusahaan.
13
f. Untuk melakukan penilaian atau pengukuran seberapa bagian dari masing-masing rupiah modal sendiri yang dijadikan sebagai
jaminan hutang jangka panjang.
g. Untuk melakukan penilaian seberapa besar dana pinjaman yang
akan ditagih atau jatuh tempo terhadap modal yang dimiliki oleh
perusahaan.
4. Jenis-jenisRasio Leverage
Terdapat beberapa jenis rasio solvabilitas atau rasio leverage, yaitu
sebagai berikut:
a. Debt To Assets Ratio (DAR)
DAR adalah rasio yang digunakan untuk melihat perbandingan
antara jumlah kewajiban dengan jumlah aktiva.
b. Debt To Equity Ratio (DER)
DER adalah rasio yang digunakan perusahaan untuk mengukur
perbandingan antara jumlah hutang dengan jumlah ekuitas.
c. Long Ter Debt To Equity Ratio (LTDER)
LTDER adalah rasio yang menilai perbandingan antara kewajiban
jangka panjang dengan modal atau ekuitas.
d. Times Interest Earned Ratio (TIER)
TIER adalah rasio yang digunakan oleh perusahaan untuk
mengukur kemampuan suatu perusahaan untuk membayar beban
bunga dari kewajibannya.
e. Fixed Charge Coverage Ratio
Fixed charge coverage adalah rasio yang menyerupai rasio time
perusahaan mendapatkan hutang jangka panjang atau menyewa suatu aktiva berdasarkan kontak sewa atau lease contract.
5. Debt To Equity Ratio (DER)
a. Pengertian Debt To Equity Ratio (DER)
DER adalah salah satu bagian dari rasio leverage atau
yang biasa disebut dengan rasio solvabilitas yang digunakan
untuk mengukur atau menilai tingkat hutang terhadap modal.
Semakin tinggi hasil dari rasio ini berarti semakin tinggi
penggunaan hutang sebagai sumber pendanaan perusahaan
(Subramayam, 2014). Selain itu, semakin tinggi hasilnya maka
menunjukkan tidak adanya efisiensi dari perusahaan dalam
memanfaatkan modal sendiri untuk menjamin seluruh hutang
perusahaan (Anggraeni, 2017).
b. Pengukuran Debt To Equity Ratio (DER)
Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang menunjukkan perbandingan antara total hutang sebuah perusahaan dengan total modal, semakin kecil rasio ini semakin baik (Harahap, 2013). Rasio ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
C. Pertumbuhan Laba
1. Pengertian Pertumbuhan Laba
Pertumbuhan laba adalah rasio yang menunjukkan kemampuan
perusahaan meningkatkan laba bersih periode tertentu dengan periode sebelumnya (Harahap, 2011). Pertumbuhan laba merupakan
15
selisih laba bersih periode tertentu dengan periode sebelumnya dibagi dengan laba bersih periode sebelumnya.
Pertumbuhan laba merupakan kenaikan atau penurunan laba pertahun yang dinyatakan dalam persentase (Angkoso, 2006).
Pertumbuhan laba adalah perubahan persentase kenaikan laba
yang diperoleh perusahaan (Daulay, 2016). Pertumbuhan laba
merupakan selisih laba bersih periode tertentu dengan periode
sebelumnya dibagi dengan laba bersih periode sebelumnya
(Zaptatica, 2019). Pertumbuhan laba yang baik, menunjukkan bahwa
perusahaan mempunyai manajemen yang baik.
Pertumbuhan laba adalah salah satu informasi yang dibutuhkan
para investor untuk melihat seberapa jauh kinerja perusahaan
sehingga dapat memperkirakan seberapa besar laba atau keuntungan
yang akan didapatkan oleh perusahaan maupun investor selaku pihak
yang menanamkan saham di perusahaan, dikarenakan apabila laba
yang didapatkan oleh perusahaan terus meningkat maka
kemungkinan besar tingkat investor dalam memberikan modal dalam
bentuk investasi kepada perusahaan (Gautama et al., 2016).
2. Jenis-jenis Laba
Salah satu tujuan dari sebuah perusahaan yaitu memperoleh laba
yang besar, karena laba merupakan ukuran efisiensi suatu
perusahaan. Adapun jenis-jenis laba menurut (Kasmir, 2011) yaitu: a. Laba Kotor (Gross Profit) adalah laba yang diperoleh sebelum
dikurangi biaya-biaya yang menjadi beban perusahaan. Artinya
b. Laba Bersih (Net Profit) adalah laba yang telah dikurangi
biaya-biaya yang merupakan beban perusahaan dalam suatu periode
tertentu termasuk pajak. 3. Karakteristik Laba
Ada beberapa karakteristik yang dimiliki laba (Chairi dan Ghozali,
2003):
a. Laba didasarkan pada transaksi yang benar-benar terjadi.
b. Laba didasarkan pada postulat periodisasi, artinya merupakan
prestasi perusahaan pada periode tertentu.
c. Laba didasarkan pada prinsip pendapatan yang memerlukan
pemahaman khusus tentang definisi, pengukuran dan pengakuan
pendapatan.
d. Laba memerlukan pengukuran tentang biaya dalam bentuk biaya
historis yang dikeluarkan perusahaan untuk mendapatkan
pendapatan tertentu.
e. Laba didasarkan pada prinsip penandingan (matching) antara
pendapatan dan biaya yang relevan dan berkaitan dengan
pendapatan tersebut.
4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pertumbuhan Laba
Menurut (Hanafi dan Halim, 2013) menyatakan bahwa
pertumbuhan laba dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain:
a. Besarnya Perusahaan
Semakin besar suatu perusahaan, maka ketepatan pertumbuhan laba yang diharapkan semakin tinggi.
17
b. Umur Perusahaan
Perusahaan baru berdiri kurang memiliki pengalaman
dalam meningkatkan laba, sehingga ketepatan nya masih rendah. c. Tingkat Leverage
Bila perusahaan memiliki tingkat liabilitas yang tinggi,
maka manajer cenderung memanipulasi laba sehingga dapat
mengurangi ketepatan pertumbuhan laba.
d. Tingkat Penjualan
Tingkat penjualan masa lalu yang tinggi, semakin tinggi
tingkat penjualan di masa yang akan datang sehingga
pertumbuhan laba semakin tinggi.
e. Perubahan Laba Masa Lalu
Semakin besar perubahan laba masa lalu, semakin tidak
pasti laba yang akan diperoleh di masa mendatang.
5. Pengukuran Pertumbuhan Laba
Salah satu tujuan perusahaan yaitu mendapatkan laba yang
maksimal. Laba yang tinggi akan membuat calon investor untuk
menginvestasikan hartanya pada perusahaan yang mengalami
pertumbuhan laba tiap tahunnya.
Pertumbuhan laba dirumuskan sebagai berikut (Harahap, 2016):
Pertumbuhan Laba
Keterangan:
Laba bersih tahun t = Laba bersih tahun berjalan
6. Analisis Pertumbuhan Laba
Ada dua macam analisis untuk pertumbuhan laba yaitu (Anagora
dan Piji, 2013):
a. Analisis Fundamental
Analisis fundamental merupakan analisis yang
berhubungan dengan kondisi keuangan perusahaan. Dengan
analisis fundamental diharapkan calon investor akan mengetahui
bagaimana operasional dari perusahaan yang nantinya menjadi
milik investor, apakah sehat atau tidak, apakah menguntungkan
atau tidak dan sebagainya. Hal ini penting karena nantinya akan
berhubungan dengan hasil yang akan diperoleh dari investasi dan
risiko yang harus ditanggung.
b. Analisis Tehnikal
Analisis tehnikal sering digunakan oleh investor dan
biasanya data atau catatan pasar yang digunakan berupa grafik.
Analisis ini berupaya untuk memprediksikan pertumbuhan laba di
masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di
masa yang akan datang dengan mengamati perubahan laba di
masa lalu. Teknik ini mengabaikan hal-hal yang berkaitan dengan
posisi keuangan perusahaan.
7. Hubungan antara Return On Assets dan Leverage terhadap
Pertumbuhan Laba
a. Hubungan antara Return On Asset terhadap Pertumbuhan Laba
Return On Assets merupakan rasio untuk mengukur
19
pemegang saham. Nilai Return On Assets yang tinggi
menunjukkan efisiensi manajemen asset (Mahmud dan Halim,
2010). Return On Assets untuk mengukur kemampuan
perusahaan atas keseluruhan dana yang ditanamkan dalam
aktivitas operasi perusahaan dengan tujuan untuk menghasilkan
laba dengan memanfaatkan aktiva yang dimilikinya (Febriono,
2016). Semakin tinggi nilai Return On Assets menunjukkan bahwa
pertumbuhan laba perusahaan semakin baik.
b. Hubungan antara Leverage terhadap Pertumbuhan Laba
Leverage digunakan untuk mengukur seberapa jauh asset
perusahaan dibiayai dengan hutang, baik hutang jangka pendek
maupun hutang jangka panjang (Surya et al., 2020). Perusahaan
yang memiliki leverage yang tinggi mungkin tidak dapat menarik
tambahan modal dengan pinjaman dari pihak lain (Bambang,
2014).
D. Penelitian Terdahulu
Penelitian ini mengacu pada beberapa penelitian terdahulu yang
Tabel 2.1 Peneliti Terdahulu No Nama Peneliti Judul Penelitian Metode Penelitian Hasil Penelitian 1 Novita Rizki (2019) Pengaruh Rasio Likuiditas dan Rasio Leverage terhadap Tingkat Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Agribisnis dan Perkebunan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Metode asosiatif kausal pendekata n kuantitatif
Debt to equity ratio berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan laba. 2 Diah Nur Anisa (2019) Analisis Pengaruh ROA, Leverage dan Pembiayaan Murabahah Terhadap Pertumbuhan Laba dengan Ukuran Bank Sebagai Variabel Moderating pada Bank Umum Syariah periode 2014-2018 Metode kuantitatif
Debt to equity ratio berpengaruh negative dan tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba
21 3 Azeria Ra Bionda dan Nera Marinda Mahdar (2017) Pengaruh Gross Profit Margin, Net Profit Margin, Return On Assets, dan Return On Equity terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Indonesia Metode analisis data yang digunakan yaitu metode kuantitatif, dengan pengujian asumsi klasik, dan pengujian hipotesis serta analisis statistik yaitu analisis linear berganda
Secara parsial Return On Assets berpengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan laba. 4 Margareth Fransisca Sinaga (2018) Pengaruh Return On Assets dan Return On Equity terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Pertambangan Batu Bara di Bursa Efek Indonesia Tahun 2012-2016 Metode asosiatif kausal Return On Assets berpengaruh positif tetapi tidak signifikan terhadap pertumbuhan laba.
5 Nadia Resi Novishela (2016) Analisis Rasio Profitabilitas terhadap Pertumbuhan Laba pada Perusahaan Automotive and Allied products yang terdaftar di BEI tahun 2011-2014
Secara parsial Return On Assets tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba, 6 Arofat Ainur Rochmah (2018) Pengaruh Rasio Leverage, Likuiditas dan Aktivitas Terhadap Pertumbuhan Laba dengan Ukuran Perusahaan Sebagai Variabel Moderasi Metode kuantitatif
Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan property
dan real estate periode 2012-2016
23 7 Pika Dwi Rahayu dan Sonang Sitohang (2019) Pengaruh Profitabilitas, Leverage, Likuiditas dan Ukuran Perusahaan Terhadap Pertumbuhan Laba Metode kausal komparatif
Secara parsial Debt to equity ratio berpengaruh positif dan tidak
signifikan terhadap pertumbuhan laba 8 Anggi Maharani dan Mukaram (2018) Pengaruh ROA, ROE, dan NPM Terhadap Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi Yang Tedaftar di Bursa Efek Indonesia
Secara parsial ROA mempunyai pengaruh negative dan signifikan terhadap pertumbuhan laba.
E. Kerangka Konsep
Penelitian ini mengkaji pengaruh Return On Assets (X1) dan
Leverage (X2) terhadap Pertumbuhan Laba (Y). Berdasarkan penjelasan
Gambar 2.1 Kerangka Konsep
F. Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian. Di mana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam
bentuk pertanyaan, hipotesis dinyatakan sementara karena jawaban yang
diberikan baru didasarkan teori (Sugiyono, 2016).
Return On Asset merupakan rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba dengan
menggunakan aktiva yang dimiliki. Semakin tinggi nilai ROA maka
pertumbuhan laba semakin baik. Dalam penelitian Bionda dan Mahdar
(2017) menyatakan bahwa ROA berpengaruh positif signifikan terhadap
pertumbuhan laba.
H1: Diduga Return On Assets (ROA) berpengaruh positif terhadap
pertumbuhan laba perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI.
Leverage merupakan rasio yang digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya baik jangka
pendek maupun jangka panjang. Semakin tinggi leverage akan menunjukkan semakin besar kewajiban yang harus dipenuhi perusahaan,
sebaliknya semakin redan leverage akan menunjukkan semakin kecil
Return On Assets (X1)
Leverage (X2)
Pertumbuhan Laba (Y)
25
kewajiban yang diharus dipenuhi dan perusahaan juga mampu memenuhi kebutuhan pendanaan perusahaan dengan menggunakan modal sendiri.
Tingginya kewajiban yang harus dibayarkan akan mengurangi laba yang didapatkan perusahaan. Dalam penelitian Anisah (2019) menyatakan
bahwa DER berpengaruh negative terhadap pertumbuhan laba.
H2: Diduga leverage berpengaruh negative terhadap pertumbuhan laba
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan jenis
penelitian eksplanatory. Metode penelitian kuantitatif adalah cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generasilasi (Sugiyono, 2016).
B. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Galeri Investasi Bursa Efek Indonesia di
Universitas Muhammadiyah Makassar, Jalan Sultan Alauddin No. 259,
Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar. Untuk
memperoleh data dan informasi yang berhubungan dengan masalah yang
diteliti, maka data tersebut dapat di akses melalui situs www.idx.co.id.
2. Waktu Penelitian
Waktu yang digunakan dalam penelitian ini selama kurang lebih
dua bulan terhitung dari bulan Agustus tahun 2020 sampai bulan Oktober
tahun 2020.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas
objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
26
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2017-2019
dengan jumlah populasi sebanyak 187 perusahaan pada semua sektor, akan tetapi dalam penelitian ini tidak semua populasi akan menjadi objek
penelitian.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2014). Metode penentuan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Di mana,
peneliti memilih sampel yang memenuhi kriteria tertentu sesuai dengan
tujuan penelitian. Adapun kriteria pengambilan sampel penelitian yaitu
sebagai berikut:
a. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
periode 2017-2019.
b. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangan
yang telah di audit secara berturut-turut selama periode 2017-2019.
c. Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan laporan keuangannya
dalam mata uang rupiah selama periode 2017-2109.
d. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kenaikan laba selama
periode 2017-2019.
e. Laporan memiliki informasi yang dibutuhkan mengenai data yang
berhubungan dengan variabel yang diteliti.
Dari total perusahaan yang terdaftar di BEI salama tahun 2017-2019, perusahaan memenuhi kriteria yang telah ditentukan untuk dijadikan
Tabel 3. 1 Sampel Penelitian
No.
Kriteria Sampel
Jumlah
Perusahaan
1
Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia periode 2017-2019.
187
2
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
laporan keuangan yang telah di audit secara
berturut-turut selama periode 2017-2019.
(83)
3
Perusahaan manufaktur yang tidak menerbitkan
laporan keuangannya dalam mata uang rupiah
selama periode 2017-2109.
(29)
4
Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami
kenaikan laba selama periode 2017-2019. (61)
5
Laporan memiliki informasi yang dibutuhkan
mengenai data yang berhubungan dengan variabel
yang diteliti.
(0)
Jumlah sampel yang diteliti
14Jumlah observasi (3x14)
42 Sumber: Data diolah 2020D. Definisi Operasional Variabel dan Pengukuran
28
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2014). Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
variable independent (bebas) dan variable dependent (terikat).
a. Variabel Bebas (Independent Variable)
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel
terikat (Sugiyono, 2011).
Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu:
1) Return On Assets merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memanfaatkan aktivanya dalam memperoleh laba.
2) Debt To Equity Ratio merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur perbandingan antara jumlah hutang dan
jumlah ekuitas.
b. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2011).
Variabel terikat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pertumbuhan laba.
2. Pengukuran Variabel
Tabel 3.2 Pengukuran Variabel
Variabel Indikator Skala
Return On Assets (X1) Return On Asset Sumber: (Sudana, 2012) Rasio Leverage (X2)
Debt To Equity Ratio =
Sumber: Harahap, 2013 Rasio Pertumbuhan Laba (Y) Sumber: (Harahap, 2016) Rasio
3. Sumber dan Jenis Data
a. Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari web
site resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id. Data yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah laporan keuangan perusahaan
manufaktur periode 2017-2019.
b. Jenis Data
Jenis data yang digunakan adalah data sekunder. Data
sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau dokumen
(Sugiyono, 2013). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data
30
diperoleh dari web site resmi Bursa Efek Indonesia yaitu www.idx.co.id.
4. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh
data dan informasi sehubungan dengan penelitian ini yaitu metode
dokumentasi. Dokumentasi dilakukan dengan cara mengumpulkan data
sekunder berupa laporan keuangan perusahaan yang diperoleh melalui
web site resmi Bursa Efek Indonesia di www.idx.co.id.
5. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data adalah suatu alat yang digunakan untuk
menjawab permasalahan dan hipotesis yang diajukan. Adapun teknik
analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu:
1. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari uji normalitas, uji multikolinieritas,
dan uji autokolerasi.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menentukan apakah variabel
independen dan variabel dependen berdistribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah distribusi normal atau
mendekati normal. Untuk melihat normalitas data digunakan pendekatan grafik yaitu Normality Probability Plot.
Deteksi normalitas dengan melihat penyebaran data (titik) pada
sumbu diagonal dari grafik. Dasar pengambilan keputusannya (Sinaga, 2018) yaitu:
1) Jika menyebar di sekitar garis diagonal dan mendekati arah garis diagonal, maka model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak
mengikuti arah garis diagonal, maka model regresi tidak
memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji Multikoliniearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya kolerasi antar variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
kolerasi di antara variabel independen (Ghozali, 2013).
Pengujian ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilakukan
dengan cara:
1) Dilihat dari nilai VIF (Variance Inflation Factor). Jika nilai
maka tidak terjadi multikolinearitas.
2) Dilihat dari nilai tolerance. Jika maka tidak terjadi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah tidak
terjadi heteroskedastisitas.
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi heterokosdisitas.
32
1) Jika nilai signifikansi lebih besar dari 0,05, kesimpulannya adalah tidak terjadi heterokosdisitas.
2) Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05, kesimpulannya adalah terjadi heterokosdisitas.
Uji Heteroskedastisitas dengan Uji Glejser bertujuan untuk
menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan
variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
d. Uji Autokolerasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu
pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1
(periode sebelumnya). Masalah autokorelasi disebabkan oleh
residual (kesalahan pengganggu) tidak bebas dari observasi ke
observasi lainnya. Model regresi yang baik adalah regresi yang
bebas dari autokorelasi. Pengujian autokorelasi dalam penelitian
ini menggunakan model Durbin Watson (DW-test). Menurut Durbin
Watson, ketentuan atau dasar pengambilan keputusan sebagai
berikut:
H0: Tidak ada autokorelasi (r = 0) H1: Ada autokorelasi (r≠ 0)
Tabel 3.3
Pengambilan keputusan ada atau tidaknya autokorelasi
Hipotesis Nol Keterangan Jika
Deteksi autokorelasi
positif
Terdapat autokorelasi positif d < dl
Tidak terdapat autokorelasi
positif
d > du
Pengujian tidak meyakinkan
atau tidak dapat disimpulkan
dl < d < du
Deteksi autokorelasi
negative
Terdapat autokorelasi negatif (4 – d) < dl
Tidak terdapat autokorelasi
negatif
(4 – d) > du
Pengujian tidak meyakinkan
atau tidak dapat disimpulkan
dl < (4 – d) < du
2. Uji Regresi Linear Berganda
Metode regresi linear berganda (multiple linear regression
method) digunakan untuk mengetahui pengaruh satu atau lebih variabel bebas (independen) terhadap satu variabel terikat
(dependen). Analisis regresi berganda dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh Return On Assets dan
Leverage terhadap pertumbuhan laba pada perusahaan manufaktur
34
Persamaan regresi berganda dalam penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut: Keterangan: : Pertumbuhan Laba : Konstanta : Return On Assets : Leverage
: Koefisien regresi, merupakan besarnya perubahan variabel terikat akibat perubahan tiap-tiap unit variabel bebas.
: Error
3. Uji Hipotesis
a. Uji Koefisien Determinasi
Pengujian koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi atau persentase kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien determinasi berkisar antara nol sampai satu
Jika semakin besar (mendekati satu), maka dapat dikatakan pengaruh variabel bebas adalah besar terhadap variabel terikat Y. Hal ini berarti model yang digunakan semakin kuat
untuk menerangkan variabel bebas terhadap variabel terikat, begitu
pun sebaliknya.
b. Uji Signifikansi Parsial
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh
variabel bebas secara individual dalam menerangkan variasi variabel
1) Menentukan hipotesis nol dan hipotesis alternatif , yaitu:
, berarti tidak ada pengaruh Return On Assets dan Leverage secara parsial terhadap pertumbuhan laba.
, berarti ada Return On Assets dan Leverage
secara parsial terhadap pertumbuhan laba.
2) Menentukan besarnya tingkat signifikansi yaitu sebesar 5% 3) Kriteria pengujian
a) Jika signifikan maka diterima dan ditolak yang berarti variabel bebas secara parsial tidak signifikan
berpengaruh terhadap variabel terikat.
b) Jika signifikan maka ditolak dan diterima yang berarti variabel bebas secara parsial signifikan terhadap variabel terikat.
36
36
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat Bursa Efek Indonesia (BEI)
Secara historis, pasar modal telah hadir sebelum Indonesia
merdeka yaitu sejak jaman kolonial Belanda pada tahun 1912 di Batavia.
Pasar modal yang didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk
kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.
Meskipun pasar modal telah ada sejak tahun 1912,
perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan sesuai
harapan, bahkan beberapa periode sempat mengalami kevakuman. Hal
tersebut disebabkan karena perang dunia ke I tahun 1914-1918,
kemudian ditahun 1925-1942 Bursa Efek Jakarta dibuka kembali bersama
dengan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya.
Awal tahun 1939, karena isu politik perang dunia II yang menyebabkan Bursa Efek di Semarang dan Surabaya ditutup bahkan
pada tahun 1942-1952 Bursa Efek Jakarta juga kembali ditutup dan menyebabkan perdagangan di Bursa Efek menjadi vakum.
Bursa Efek aktif kembali pada 10 Agustus 1977 yang diresmikan
oleh Presiden Soeharto. BEJ dijalankan dibawah BAPEPAM (Badan
Pelaksana Pasar Modal). Pengaktifan pasar modal ditandai dengan go
public PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama. Tahun 1977-1987
perdagangan di Bursa Efek sangat lesu hingga jumlah emiten hanya
mencapai 24 karena masyarakat lebih memilih instrumen perbankan
1987 (PAKDES 87) memberikan kemudahan bagi perusahaan untuk melakukan penawaran umum dan investor asing bisa menanamkan
modal di Indonesia. Setelah paket deregulasi di bidang perbankan dan pasar modal diluncurkan, pintu BEJ terbuka untuk asing dan aktivitas
bursa terlihat meningkat.
Swastanisasi BEJ. BAPEPAM berubah menjadi Badan Pengawas
Pasar Modal pada 13 Juli 1922. Pada 22 Mei 1955 sistem otomasi
perdagangan di BEJ menggunakan sistem computer JATS (Jakarta
Automated Trading Systems). Tahun 2002 sistem perdagangan tanpa
warkat (scripless trading) mulai digunakan dipasar modal Indonesia. BEJ
mulai mengaplikasikan sistem perdagangan jarak jauh (remote trading)
ditahun 2002. Penggabungan Bursa Efek Surabaya (BES) ke Bursa Efek
Jakarta (BEJ) dan namanya berubah menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI)
pada tahun 2007 dan pada tanggal 2 Maret 2009 peluncuran perdana
sistem perdagangan baru PT Bursa Efek Indonesia.
(Sumber : www.idx.co.id)
2. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
Struktur organisasi merupakan kerangka kerja yang
menggambarkan hubungan kerja, wewenang dan tanggung jawab setiap
tingkatan yang ada dalam suatu organisasi. Adapun stuktur organisasi
38
Gambar 4.1. Struktur Organisasi Bursa Efek Indonesia
3. Perusahaan Manufaktur
Perusahaan manufaktur adalah perusahaan yang mengolah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi ataupun barang jadi yang
siap untuk dijual. Aktivitas operasional utama dari perusahaan
manufaktur adalah melakukan kegiatan produksi yaitu mengolah bahan
baku yang mentah menjadi sebuah produk. Dalam penelitian ini, objek
yang digunakan adalah semua sektor perusahaan manufaktur yang
terdiri dari sektor industry dasar dan kimia, sektor industry barang
konsumsi dan sektor aneka industry yang terdaftar di BEI periode
2017-2019. Pada periode tersebut, terdapat jumlah populasi sebanyak 187
perusahaan dengan sampel 14 perusahaan.
3.1 PT. Alkindo Naratama Tbk
PT. Alkindo Naratama Tbk didirikan pada tanggal 31
Januari 1989 dan akta pendiriannya telah disahkan oleh Menteri
berdiri bertujuan untuk memproduksi bobbin untuk kebutuhan dari
perusahaan benang, karena pada saat itu para pemain tekstil dan
benang memiliki banyak permintaan. Bobbin ini berbahan baku
kertas coreboard hasil daur ulang kertas bekas.
Pada tahun 2007 perseroan mulai memproduksi
honeycomb, papercore, dan edge protector serta produk lain yang
terbuat dari gabungan honeycomb dan edge protector. Awalnya
perseroan hanya mempunyai satu pabrik, seiring perkembangan
produk pada tahun 2010 dibangun sebuah parbik yang letaknya
tidak jauh dari lokasi pabrik pertama. Pada tanggal 12 Juli
2011,perseroan resmi memperdagangkan sahamnya di Bursa
Efek Indonesia dan kini telah berdiri selama lebih dari 20 tahun.
3.2 PT. Arwana Citramulia Tbk
PT. Arwana Citramulia Tbk adalah perusahaan terbuka
yang bergerak dalam bidang industry keramik yang bersertifikat
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan mulai beroperasi pada
tahun 1995. Hanya berselang enam tahun Arwana telah berhasil
mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia dan pada tanggal
17 Juli 2001, saham Arwana mulai diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dengan kode „ARNA‟.
Anak perusahaan Arwana yaitu PT Prigramagraha
Keramindo sebagai distributor tunggal yang membawahi 46
sub-distributor yang tersebar luas. Arwana juga didukung oleh 21 ribu peritel yang tersebar diseluruh pelosok nusantara. Fokus bisnis
40
kinerja pertumbuhan yang konsisten membawa Arwana menjadi salah satu pemimpin pasar keramik tanah air.
3.3 PT. Indo Acidatama Tbk
Indo Acidatama Tbk (SRSN) didirikan dengan nama PT
Indo Alkohol Utama pada tanggal 7 Desember 1982, dan berubah
nama menjadi PT Indo Acidatama Chemical Industry pada tahun
1986 dan memulai kegiatan komersil garmen sejak 1 Februari
1984 dan kimia sejak tahun 1989.
3.4 PT. Wijaya Karya Beton Tbk.
PT Wijaya Karya Beton merupakan salah satu anak usaha
dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang didirikan pada 11
Maret 1997 dan memiliki visi sebagai perusahaan terkemuka di
industri produk beton pracetak. Wika Beton saat ini merupakan
produsen beton pracetak terbesar di Indonesia dan telah
menerapkan pola Precast Engineering-Prdouction-Installation
(EPI) serta memiliki persebaran 14 pabrik dan 1 mobile plant.
Untuk menunjang pengembangan usaha, Wika Beton telah
memiliki 3 anak usaha yaitu, Wika Kobe yang berdiri pada tahun
2012, Wika Kraton pada akhir tahun 2013, dan CLT pada bulan
September 2014. Wika Beton juga memiliki satu entitas usaha
asosiasi yaitu Wika Pracetak Gedung yang berdiri di tahun 2016.
Tahun 2014 Wika Beton melakukan Intial Public Offering (IPO)
dan menawarkan sahamnya. Wika Beton akhirnya mampu menjadi perusahaan terkemuka di Industri Beton Indonesia.
3.5 PT. Astra Otopart Tbk
PT Astra Otopart Tbk merupakan salah satu grup
perusahaan komponen terbesar di Indonesia yang didirikan pada 1976 dengan nama PT Alfa Delta Motor. Setelah penggabungan
dari beberapa produsen di grup astra, nama perseroan diganti
menjadi PT Astra Dian Lestari dan pada tanggal 4 Desember 1997
nama perseroan kembali diubah menjadi PT Astra Otoparts.
Kegiatan perseroan berfokus pada proses produksi dsb
distribusi berbagai ragam suku cadang kendaraan roda dua dan
roda empat dengan segmen pasar terbesar adalah pasar pabrikan
otomotif (OEM/Original Equipment Manufacturer) dan suku
cadang pengganti (REM/Replacement Market). Dalam bidang
manufaktur, perseroan memiliki 4 unit bisnis, 12 anak perusahaan
konsolidasi, 20 entitas asosiasi dan ventura bersama, 1
penyertaan saham perusahaan dan 9 cucu perusahaan.
3.6 PT. Sariguna Primatirta Tbk
PT Sari Guna didirikan sejak tahun 1988 dan pada tahun
1989 perseroan berubah nama menjadi PT Sariguna Primatirta.
Perseroan merupakan bagian dari kelompok usaha Tanobel Food
yang memproduksi makanan dan minuman seperti air minum
dalam kemasan, biskuit, dan minuman serbuk. Kegiatan usaha
utama perseroan adalah sebagai produsen air dalam kemasan.
Perseroan mulai beroperasi secara komersial sejak tahun 2003 melalui pengambilalihan AMDK dan minuman dengan merk „ANDA‟ yang diolah dari mata air pegunungan Arjuna yang terletak