• Tidak ada hasil yang ditemukan

STRATEGI PROGRAMMING UNTUK MEMPERKENALKAN ACARA BARU KOKI LIMA TRANSTV KEPADA AUDIENS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "STRATEGI PROGRAMMING UNTUK MEMPERKENALKAN ACARA BARU KOKI LIMA TRANSTV KEPADA AUDIENS"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PROGRAMMING UNTUK

MEMPERKENALKAN ACARA BARU “KOKI

LIMA” TRANSTV KEPADA AUDIENS

Hamdi Tamami

Binus University, Jl. Kebon Jeruk Raya No. 27 - Kebon Jeruk Jakarta Barat, 0215345830/ 5300244, Hamdi.bassan@gmail.com

Wira Respati, S. S, M.Si

Abstract

The purpose of research is to find out programming strategy introducing new program “Koki Lima” TransTV by five steps programming concept. Whereas the concept of programming are outlined and implemented based on Selecting, Scheduling, Promoting, and Evaluating. So the purpose of this research is to understand how a program is planned and realized to introduce this new program to the audience.

The method of research is using methods of qualitative research, by doing observation, direct observation and in-depth interview directly from informants. This research is considered to be able to get and understand the credible information. So the results of this research can be described in the form of data written with comprehensive answers from informants.

The results achieved are the ways customarily and outside programming concepts which are used to plan and introduce new program to the audience. The implementation in this strategy needs to develop not only introducing, but also seek in order to get share target program according to share of the station television.

Summary achieved, Koki Lima program applies strategic programming in general concept, which are selecting scheduling, promoting and evaluating programs. (HT)

Keywords

(2)

Abstrak

Tujuan Penelitian, ialah untuk mengetahui bagaimana strategi programming merencanakan dan memperkenalkan acara baru “Koki Lima” TransTV dengan langkah-langkah konsep Programming. Dimana konsep programming tersebut diuraikan dan diimplementasikan berdasarkan penyeleksian (Selecting), penjadwalan (Scheduling), mempromosikan (Promoting), dan mengevaluasi program (Evaluating). Sehingga penelitian ini memahami bagaimana sebuah program direncanakan dan dapat direalisasikan untuk memperkenalkan acara baru ini kepada audiens.

Metode Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Dimana dengan melakukan pengamatan, observasi langsung dan wawancara mendalam dari narasumbernya langsung, penelitian ini dianggap mampu mendapatkan dan memahami informasi yang kredibel. Sehingga hasil penelitian ini dapat dideskripsikan berupa data tertulis dengan jawaban yang komprehensif dari narasumbernya.

Hasil yang Dicapai adalah adanya cara-cara lazim dan diluar konsep programming yang digunakan untuk merencanakan dan memperkenalkan program baru kepada audiens. Dalam pelaksanaanya strategi ini perlu dikembangkan tidak hanya memperkenalkan, tetapi mengupayakan agar mendapatkan target share program sesuai dengan share stasiun televisi tersebut.

Simpulan yang didapat adalah, program Koki Lima menerapkan strategi programming pada umumnya yaitu dengan konsep selecting, scheduling, promoting dan evaluating program. (HT)

Kata Kunci

Acara baru, Audiens, Koki Lima, Memperkenalkan, Strategi programming.

PENDAHULUAN

Televisi merupakan wujud dari investasi manusia yang memikirkan cara lain dalam berkomunikasi dan menjadikannya sebagai media yang paling menarik. Perkembangan ini terbentuk sedemikian rupa sebagai pusat perhatian publik, karena media ini memiliki keterkaitan yang kuat dengan audiens. Televisi merupakan ruang kreatifitas, informasi, investasi dan kini televisi berkembang sebagai industri yang sangat potensial untuk berbagai kepentingan. Sehingga media ini mampu bersaing dengan media lainnya, karena televisi merupakan produk media massa yang terus bertransformasi dan menjadi bagian dari eksistensi perkembangan zaman. Media telah menjadi bagian dari eksistensi manusia sejak manusia itu ada. Manusia sendiri merupakan media yang memiliki kemampuan untuk menyampaikan informasi dan perasaan melalui bagian-bagian tubuhnya. Lambat laun manusia sadar bahwa ia memiliki keterbatasan sehingga manusia mulai memikirkan cara-cara baru dalam menyampaikan pesan, maka ditemukanlah media. Media untuk menyampaikan pesan ini pun berkembang dari media yang hanya bersifat interpersonal menjadi media massa. Definisi ini menekankan bahwa dalam komunikasi adanya sebuah proses pengoperan (pemrosesan) ide, gagasan, lambang, dan di dalam proses itu melibatkan orang lain.

(3)

Sehingga dalam rangka untuk mengembangkan program yang menarik, para praktisi dituntut untuk kreatif dalam menyampaikan pesan atau ide yang tertuang didalam program media massa.

Koki Lima program terbaru TransTV adalah bagian dari pengembangan ide-ide hiburan dengan genre

kuliner. Konsep utama program tapping terbaru TransTV ini adalah kompetisi memasak yang berbeda dari program masak sebelumnya yaitu melibatkan pedagang-pedagang kaki lima. Kecepatan, ketangkasan dalam memasak tanpa mengurangi rasa masakan adalah indikator utama memenangkan total hadiah puluhan juta rupiah.Secara garis besar program hiburan ini tentu memiliki langkah yang terprosedur mulai dari perencanaan ide itu dibuat, hingga layak untuk dieksekusi. Konsep dasar utama programming merupakan salah satu faktor penting ketika program ini sebelum dieksekusi dan siap dipublikasikan melalui media dengan terget penonton yang sudah terorganisir. Penempatan jam tayang, durasi, promosi adalah salah satu tahap-tahap bagaimana program ini dibuat.

Sehingga karya tulis ini tertarik untuk melakukan riset dengan harapan lembar demi lembaran ini bisa mengetahui latar belakang dari bagaimana programming sangat berperan. Selain merencanakan dan eksekusi program, tentu mengenalkan program menjadi faktor penting agar tujuan dasar utama televisi dapat direalisasikan. Dibutuhkan penerapan strategi-strategi programming untuk menjadikan program acara dapat diterima dibenak audiens/penonton.Strategi adalah sebuah langkah-langkah yang harus dilakukan secara sistematis agar tercapainya suatu tujuan-tujuan tertentu. Program Koki Lima tentunya memiliki alasan-alasan dan tujuan pada saat perencanaan dan setelah dieksekusi. Salah satunya untuk mendapatkan perhatian audiens dengan perhitungan data kepemirsaan. Audiens dalam industri media televisi adalah konsumen utama televisi, maka dari itu baik program baru maupun program membutuhkan perencanaan yang baik dalam konsep programming.Pada akhirmya indikator-indikator ini akan berguna dalam rangka pengembangan karya tulis bagaimana strategi-strategi programming diterapkan untuk acara televisi baru Koki Lima di TransTV.

METODE PENELITIAN

Adapun metodologi dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Metodologi adalah proses, prinsip, dan prosedur yang digunakan untuk mendekati problem dan mencari jawaban. Dengan ungkapan lain, metodologi adalah suatu pendekatan umum untuk mengkaji topik penelitian.

Jenis Penelitian

Penelitian Deskriptif, metode penelitian deskriptif yaitu menginterpretasikan hasil kajian dengan data-data berupa tertulis, berbagai informasi tidak dapat disajikan dengan alat-alat stastistik. Data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal ini disebabkan oleh adanya penerapan metode kualitatif. Selain itu, semua yang dikumpulkan berkemungkinan menjadi kunci terhadap apa yang sudah diteliti. Dengan demikian, penelitian ini akan berisi kutipan-kutipan data untuk memberi gambaran penyajian laporan tersebut. Data tersebut berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan, foto, video, dokumen pribadi, catatan atau memo, dan dokumen resmi lainnya. Maka dari itu penelitian ini hendaknya dilakukan dengan menelaah dari setiap informasi yang didapat secara menyeluruh, satu demi satu. Penelitian ini juga memunculkan pertanyaan peneliti mengapa, alasan apa dan bagaimana terjadinya akan senantiasa dimanfaatkan sebagai bahan kajian. Dengan demikian, peneliti tidak akan memandang bahwa sesuatu itu sudah memang sebagaimana keadaannya.

Informan

Cara memilih sampel sebagai informan dapat dibagi menajdi tiga bagian: Pertama, kita mencari informan untuk diwawancarai atau diobservasi. Kedua, kita menentukan informan untuk diteliti atau dimintai keterangan sesuai dengan masalah yang diteliti. Ketiga, kita menghentikan mencari informan jika informasi yang diperoleh sudah cukup dan tidak diperlukan informasi baru lagi. Dalam memgumpulkan data pada pendekatan penelitian ini teknik pengumpulan data dilakukan dengan mencari narasumber untuk menggali informasi dengan cara wawancara mendalam dari peneliti.

(4)

Berdasarkan teori tentang programming yang dipakai dalam tema kajian ini, maka penelitian ini mencoba menelaah lebih dalam tentang bagaimana programing menentukan sebuah program dan seharusnya berjalan dengan tiga informan sebagai narasumber yaitu:

1. Departemen programming 2. Produser dan

3. Media Planner Promo. Teknik Pengumpulan Data Data Primer:

Jenis data ini yaitu didapatkan dapat berupa teks hasil yang diperoleh dari hasil wawancara peneliti dengan informan inti penelitian yang nantinya akan dijadikan sampel dalam penelitian ini. Data-data yang diperoleh didapatkan dalam bentuk rekaman dengan sejumlah informasi dari informan tentang programming Koki Lima. Adapun data pendukung lain yaitu berupa catatan peneliti pada saat mengamati langsung mengamati tentang program tersebut ketika mendapatkan informasi di luar wawancara.

Adapun teknik-teknik penulis dalam mengumpulkan data Primer yaitu dengan cara: 1. Wawanacara Mendalam (in-depth interview)

Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang, melibatkan seseorang yang ingin memperoleh informasi dari seseorang lainnya dengan mengajukan pertanyaan-pertanyaan, berdasarkan tujuan tertentu. Wawancara secara garis besar dibagi dua, yakni wawancara tak terstruktur dan wawancara tak terstruktur. Sedangkan wawancara terstruktur sering disebut juga wawancara baku (standarized interview), yang susunan wawancara sudah ditetapkan sebelumnya (biasanya tertulis) dengan pilihan jawaban-jawaban yang sudah disediakan.

2. Observasi

Pada tahap awal observasi dilakukan secara umum, penelitian mengumpulkan data atau informasi sebanyak mungkin sebagai obeservasi non partisipan. Tahap selanjutnya penelitian harus melakukan observasi yang terfokus, yaitu mulai menyempitkan data atau informasi yang diperlukan sehingga peneliti dapat menemukan pola-pola perilaku dan hubungan yang terus terjadi. Observasi selanjutnya baik dilakukan sebagai observasi partisipan. Jika hal itu sudah ditemukan maka peneliti dapat menemukan tema-tema yang akan diteliti.

Data Sekunder:

Jenis data ini yaitu didapatkan sebagai data tambahan dari data yang sudah tersedia yang disimpan oleh perusahaan. Data tersebut berupa dokumen operasional perusahaan yang biasa dikumpulkan dan disimpan oleh perusahaan. Sumber data ini biasanya tidak didapatkan dari informan langsung seperti surat-surat, video dan data dari internet.

Adapun teknik penelitian ini dalam mengumpulkan data sekunder yaitu dengan cara: 1. Studi Kepustakaan.

Studi literatur untuk mencari sumber data sekunder yang akan mendukung penelitian, juga diperlukan untuk mengetahui sampai ke mana ilmu yang berhubungan dengan penelitian telah berkembang, sampai ke mana terdapat kesimpulan dan degeneralisasi yang telah pernah dibuat, sehingga situasi yang diperlukan dapat diperoleh. Cara penelitiannys dengan mempelajari dokumen-dokumen yang telah ada untuk menggali teori-teori yang telah berkembang dalam bidang ilmu penelitian terlebih dahulu, serta berbagai buku literatur dan artikel lainnya sebagai objek peneliti sebagai bahan analisis. Karena menelusuri literatur yang ada serta menelaahnya secara tekun merupakan kerja kepustakaan yang sangat diperlukan dalam mengerjakan penelitian, serta menghindarkan terjadinya duplikasi-duplikasi yang tidak diinginkan.

(5)

Teknik Analisis Data Filling System

Setelah melakukan analisis data yang terkumpul, maka penelitian ini membutuhkan analisis data selanjutnya dengan teknik analisis data Filling system. Data hasil observasi dan wawancara akan dianalisis dengan membuat kategori/domain tertentu. Setelah itu data diinterpretasi dengan memadukan konsep-konsep atau teori-teori tertentu.

Analisis Data Koding

Penelitian ini analisis data yang berlangsung selama riset berproses, mulai wawancara awal hingga berakhir dikodekan menjadi tiga kategori, yaitu:

1. Pemberian kode terbuka/Open Coding

Pemberian kode terbuka dilakukan selama berlangsungnya penelitian tahap-tahap awal pengumpulan data. Peneliti menempatkan kumpulan-kumpulan data ke dalam kategori infromasi tentang catatan lapangan, sumber historis.

2. Pemberian Kode Aksial

Pemberian kode aksial merupakan jalan atau cara kedua pada penelitian kualitatif. Selama pemberian kode terbuka pada data, peneliti memusatkan perhatiannya pada data aktual dan memberi label kode utama tema.

3. Pemberian Kode Selektif

Peneliti siap untuk cara terakhir bagi seluruh data, dan peneliti telah melakukan identifikasi tema pokok dari proyek penelitian. Pemberian kode selektif meliputi scanning data dan kode-kode sebelumnya. Pada intinya kategori ini menghubungkan dengan kategori lainnya.

Keabsahan Penelitian Kompetensi Subjek Riset

Artinya subjek riset harus kredibel, caranya dengan menguji jawaban-jawaban pertanyaan berkait dengan pengalaman subjek. Bagi yang tidak mempunyai pengalaman dan pengetahuan mengenai masalah riset, data dari subjek tersebut tidak kredibel.

Trustworthiness

Yaitu menguji kebenaran dan kejujuran subjek dalam mengungkap realitas menurut apa yang dialami, dirasakan atau dibayangkan. Teknik keabsahan data ini mencakup:

1. Authenticity atau keaslian

Authenticity yaitu memperluas kontruksi personal yang diungkapkan oleh narasumber. Peneliti memiliki peluang untuk mengungkap konstruksi personal yang lebih detail, sehingga mempengaruhi pemahaman yang lebih mendalam.

2. Analisis Triangulasi

Dalam pengujian kebenaran dan kejujuran riset kualitatif ini jenis analisis yang digunakan yaitu dengan Analisis Triangulasi. Yaitu menganalisis jawaban subjek dengan meneliti kebenarannya dengan data empiris (sumber data lainnya) yang tersedia.

(6)

Di sini jawaban subjek di cross-check dengan dokumen yang ada. a. Triangulasi Sumber

Membandingkan atau mengecek ulang derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh dari sumber yang berbeda. Misalnya, membandingkan hasil pengamatan dengan wawancara, membandingkan apa yang dikatakan umum dengan yang dikatakan pribadi.

b. Triangulasi Teori

Memanfaatkan dua atau lebih teori untuk diadu atau dipadu. Untuk itu diperlukan rancangan riset, pengumpulan data dan analisis data yang lengkap supaya hasilnya komperhensif.

c. Triangulasi Waktu

Berkaitan dengan perubahan suatu proses dan perilaku manusia, karena perilaku manusia dapat berubah setiap waktu. Bila hasil uji menghasilkan data yang berbeda, maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai ditemukan kepastian datanya.

d. Triangulasi Metode.

Triangulasi ini untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan metode yang berbeda. Penelitian ini diperoleh dengan wawancara, lalu dicek dengan observasi dan dokumentasi. Sehingga pengumpulan data dan analisisnya menghasilkan interpretasi yang komprehensif.

Intersubjectivity Agreement

Semua pandangan, pendapat atau data dari suatu subjek didialogkan dengan pendapat, pandangan atau data dari subjek lainnya. Tujuannya untuk menghasilkan titik temu antar data.

Conscientization

Adalah kegiatan berteori, ukurannya mempunyai basis teoritis yang mendalam dan kritik harus tajam. Kegiatan berteori ini memaparkan dua hal:

1. Historical Situatedness (Ideographic): Sesuaikan analisis dengan konteks waktu dan historis yang spesifik sesuai kondisi dimana riset terjadi.

2. Unity theory & Praxis: Memadukan teori dengan contoh praktis (Kriyantono, 2006:73).

HASIL PEMBAHASAN

Konsep utama Programming adalah rincian secara detail bagaimana dan apa alasannya sebuah program pada saat direncanakan membutuhkan berbagai pertimbangan. Program baru tentunya membutuhkan riset-riset ketika ide awal program, baik dari aspek materi program, penjadwalan program, promosi program dan evaluasi program.

Pada kenyataannya strategi programming pada TransTV dilakukan oleh hampir keseluruhan department yang saling melengkapi yakni: Produksi, Programming, Sales dan Marketing dan Promosi. Perencanaan program baru Koki Lima dilakukan pada sebuah perkumpulan yang dinamakan PCM (program committee meeting) yaitu forum untuk membahas program dengan kriteria yang paling potensial untuk dieksekusi.

Pada saat berlangsungnya penelitian sebagai observasi partisipan, terdapat beberapa kriteria mengapa program Koki Lima menjadi potensial untuk dieksekusi. Tentu bagaimana melihatnya dengan konsep programming.

(7)

Bahwa strategi programming adalah proses dari: 1. Selecting

Perencanaan selecting adalah penentuan materi, konsep dasar dan tujuan program berdasarkan pertimbangan kebiasaan penonton, biaya, kecocokan, kekuatan talenta, apa yang digemari, membedakan dan apa yang baru dari program Koki Lima. Seperti yang diungkapkan oleh produser program Koki Lima kepada penulis sebagai berikut:

Program Koki Lima lebih ke berbeda, acara masak pada umumnya fresh food tapi ada peserta ada background pendidikannya, artinya mereka ada sekolahnya dalam memasak, ada kelas-kelasnya kemudian dikompetisikan.

Apa yang disampaikan oleh produser Koki Lima pada tahapan penyeleksian program yaitu mencoba untuk memberikan ide-ide baru dan berbeda tentang program kuliner khususnya dalam kompetisi memasak. Formulasi program terus mengalami perubahan baik dari segmen-segmennya pada tahap selection, salah satunya penambahan Fitri Tropica sebagai co-host untuk memberikan daya tarik.

2. Scheduling

Merencanakan atau mengelola program stasiun televisi harus mengarahkan programnya kepada segmen audiens tertentu yang tersedia pada waktu siaran tertentu. Penentuan jam tayang berdasarkan tujuan dan perhitungan yang dari semua tim yang memiliki kepentingan. Perencanaan penjadwalan berdasarkan strategi buaian (Hammocking), strategi bloking program (Blocking), strategi peringkat (Ranking), strategi warisan (Inherited viewing), strategi tandingan (Competition/Counterprogramming), strategi Keserasian (Compatibility).

Pada saat berlangsungnya penelitian, program Koki Lima ditayangkan pada Jum’at pukul 18.00 WIB. Strategi penjadwalan program Koki Lima yang diterapkan sebagai acara yang memberikan konten acara yang berbeda dikatakan divisi programming riset dan pengembangan program sebagai berikut:

Program Koki Lima untuk mengisi program prime time, karena dirasa cukup menarik untuk jadi saluran alternatif.

Prime time adalah jam tayang yang sangat potensial untuk menarik semua usia penonton, maka dari itu berbagai stasiun televisi menempatkan program terbaiknya pada waktu penayangan ini. Koki lima dijadikan sebagai saluran alternatif yang memberikan daya tarik berbeda untuk menarik audiens yang belum terpenuhi kebutuhannya.

Adapun divisi programming perencanaan penjadwalan program menguatkan strategi dalam pemetaan program, yaitu mengikuti kesesuaian antara jam tayang dengan aktifitas-aktifitas pada umumnya dilakukan. Seperti yang dikatakan divisi programming penjadwalan Koki Lima adalah:

Program Koki Lima dipertimbangkan sesuai dengan daily activity orang bekerja. Dengan jum’at itu kita menganggap itu sebagai early weekend, menuju weekend.

Akan tetapi respon audiens berdasarkan hasil Nielsen tidak memenuhi standar target share stasiun TV. Untuk itu Koki Lima dirubah durasi waktu tayangnya menjadi tiga puluh menit dan dipindahkan pada hari rabu pukul 09.45-10.15 WIB. Hal ini disamping untuk mengisi slot program yang kosong pada jam tersebut, namun depeartemen programming memiliki strategi berbeda untuk audiens TransTV. Yaitu menjadikan pada jam tersebut dengan Belt Kuliner, yaitu genre tentang kuliner pada jam yang sama selama hari kerja (weekdays) seperti “Wisata Kuliner dan Ala Chef”. Berdasarkan kajian literatur konsep ini digunakan dengan strategi bloking (Blocking) program.

3. Promoting

Aspek-aspek yang mempengaruhi efektifitas promosi sebuah program antara lain adalah tingkat seberapa kemeriahan dalam mempromosikan sebuah program (clutter), (location). Intensitas promosi (frequency),

(8)

bagaimana membangun promosi (construction), rentang waktu (distance) untuk mengenal program tersebut (familiarity).

Pada saat memperkenalkan program Koki Lima, promo yang lebih banyak terlihat yaitu dengan menggunakan promo tiga puluh detik dan bumper pada saat sebelum masa penayangannya di hari jum’at. Promo super impose, running text, template pada program yang sudah pepuler atau yang memiliki data Rating dan Share yang tinggi. Penempatan lokasi (location) promo dianggap strategi penting untuk membangun perhatian (awarness) audiens. Media planner promo bekerja sama dengan produser untuk promosi program. Salah satu strategi yang dilakukan adalah penempatan promo, yakni:

Promo program Koki Lima kita pasti akan nebeng di program yang awarnessnya yang lagi tinggi, dan itu udah strategi secara tertulis, semua produser pasti bakal ngelakuin seperti itu.

Adapun promo off air yang dilakukan yaitu Press Converence satu hari sebelum program ini ditayangkan, spanduk yang terpasang di depan gedung TransTV, promo off air dilakukan pada saat eksekusi produksi program.

4. Evaluating

Evaluasi adalah satu langkah lebih maju guna pengawasan mutu yang berorientasi pada suatu kepentingan. Konsep evaluasi program mencakup tentang kemasan program (Design Style), kemampuan teknologi (Technology), kebutuhan program (Stock Value), yang sedang populer (Genre Trends), kategori audiens (Audience Share), tingkat kesalahan yang diharapkan (Tolerance Level).

Evaluasi baik dilakukan baik secara internal produksi dan di luar produksi. Evaluasi internal program Koki Lima yaitu dilakukan pada saat forum PCM (Program Committee Meeting) yang melibatkan berbagai departemen diantaranya Programming, Sales & Marketing, Promo dan Produksi.

Frekuensi evaluasi sering dilakukan dimana ketika program mendapatkan perhatian dari berbagai pihak. Salah satunya tinjauan pada saat program Koki Lima memiliki kelemahan dari target ukuran kepemirsaan (Audiens Share) dan pengawasan mutu program. Pada saat pelaksanaannya program Koki Lima mengalami peningkatan target kepemirsaan namun tidak secara signifikan, dan pencapaiannya belum sebanding dengan pencapaian share stasiun TransTV. Karena audiens share adalah ukuran pencapaian prestasi program dan sebagai pemasukan program melalui penjualan. Sehingga departemen produksi dan programming memikirkan formulasi baru untuk program Koki Lima itu sendiri.

Berdasarkan riset dari data audiens share AGB Nielsen, penonton cenderung berpindah saluran ketika program acara memasuki bukan inti dari acaranya yaitu kompetisi memasak. Seperti yang dikatakan oleh divisi programming tim market dan pengembangan program kepada peneliti, yaitu:

Salah satu strategi yang diminta sama tim produksi kemarin ngobrol-ngobrol gimana kalau dimampetin jadi tiga puluh (30) menit biar lebih dapet kontennya, biar dapet isinya. Karena itu menjadi pertimbangan, kemarin minta ke divisi planning. Karena kalau sekarang durasi yang panjang terkesan seperti diulang-ulang.

Maka terbentuklah hasil-hasil evaluasi yang telah dilakukakan, seperti penambahan Co-Host, pemindahan jam tayang, serta merubah kemasan program (Design Style) dengan pemangkasan durasi waktu tayang. Format awalnya program Koki Lima (enam puluh) 60 menit dan kini menjadi (tiga puluh) 30 menit. Program Koki Lima sendiri memiliki banyak kelebihan dan kekurangan, yaitu:

1. Kelebihan yang dimiliki adalah program ini terbilang cukup unik karena belum ada program kompetisi memasak dengan melibatkan pedagang kaki lima. Akan tetapi tidak menutup kemungkinan ada berbagai kelemahan yang dihadapi selama masa penayangan.

2. Disamping dukungan dari konsep perencanaan konsep dasar, tema dan penjadwalan, program Koki Lima membutuhkan promo di luar media sendiri utnuk memperkenalkannya. Sehingga jangkauan untuk merangkul audiens lebih luas cukup besar. Apalagi ketika stasiun program tersebut hanya memiliki jumlah audiens yang menurun, karena perkompetisian industri pada saat ini meningkat dengan bermunculan berbagai media baru.

(9)

SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan berdasarkan dari penelitian serta observasi strategi programming Koki Lima adalah:

1. Program Koki Lima adalah program kompetisi memasak (competition show) dengan melibatkan pedagang kaki lima sebagai kontestan. Konten yang disajikan tidak hanya mengandalkan sekedar memasak, namun memberikan hiburan dengan atraksi memasak dari koki kaki lima itu sendiri.

2. Strategi perencanaan dasar program ini yaitu lomba memasak dengan tampilan suasana di luar studio (outdoor) untuk memberikan nuansa festival makanan. Selain itu, pemilihan Host Igor Saykoji karena seseorang yang berbadan gemuk didentikkan dengan orang yang menyukai makanan dan Fitri Tropica sebagai Co-Host yang lebih dikenal sebagai pemabawa acara. Kehadiran dua tim juri dari kalangan chef salah satunya adalah Sisca Soetomo sebagai orang yang kompeten dibidangnya, sedangkan kehadiran bintang tamu sebagai orang yang mewakili audiens.

3. Strategi penjadwalan program Koki Lima yaitu dengan menyesuaikan dengan rutinitas seseorang dalam melakukan aktifitasnya sebelum memasuki akhir pekan (Compatibility). Pemilihan jam tayang programnya yaitu dengan menggunakan strategi tandingan (Counterprogramming) dengan menyajikan program yang berbeda untuk kebutuhan yang berbeda. Pada saat pindah jam tayang program Koki Lima dijadikan sebagai program Belt Kuliner atau lebih dikenal dengan Strategi Bloking program (Blocking). Belt kuliner program TransTV diantaranya adalah “Wisata Kuliner” “Ala Chef” dan Koki Lima menjadi genre dan pada jam yang sama untuk mengisi slot pada hari kerja.

4. Strategi programming dari sisi promosi program yaitu menggunakan pilihan gambar yang terbaik untuk dijadikan promo regular tiga puluh detik dan promo mengenalkan program ini dengan menempatkan promo seperti running text, super impose, template, bumper pada program yang sudah dikenal yaitu pada program IMB dan Show Imah. Promo off air nya yaitu pada saat produksi yang selalu berpindah lokasi setiap satu kali produksi.

5. Evaluasi program Koki Lima agar lebih dikenal adalah merubah kemasan program dari pembabakan dan meringkas durasi menjadi 30 menit dengan memperbanyak variasi konten. Tujuannya agar isi program lebih terfokus pada inti acaranya, yaitu keatraktifan memasak dan aura perkompetisian. Hasil evaluasi lainnya adalah mengupayakan target share program sesuai dengan share stasiun TV, dan mengenalkan program Koki Lima di luar media itu sendiri.

Saran Akademis

1. Sebagai dasar bagi kajian penelitian selanjutnya terkait dengan upaya programming televisi tidak hanya mengenalkan program tetapi mengupayakan untuk meningkatkan dan mempertahankan rating dan share program.

2. Sekiranya hasil penelitian ini juga diharapkan menjadi kajian penelitian selanjutnya untuk memberikan gambaran bagaimana pengaruhnya program Koki Lima terhadap khalayak misalnya tentang minat memasak.

Saran Praktis

1. Perlu adanya pengembangan ide-ide kreatif departemen produksi tentang kreasi dasar makanan, sehingga pengolahan makanan biasa menjadi menjadi luar biasa dan menjadi konten jangka panjang yang lebih variatif.

2. Departemen programming dan produksi diharapkan agar memiliki koordinasi dan visi misi yang sama tentang tujuan program. Ibaratnya dalam sebuah restoran, produksi sebagai koki yang memasak makanan, programming memiliki taktik jitu dalam mengamati tren dan penyajian, serta promo untuk target sasaran pelanggan yang tepat.

3. Perlu adanya porsi yang lebih besar baik secara kuantitas dan kualitas untuk mempromosikan pada masa perkenalan program baru.

(10)

REFERENSI

Buku

Arifin, A. (2011). Sistem Komunikasi Indonesia. Bandung: Simbiosa Rektama Media.

Ardianto, E, Bambang, Q, A. (2011). Filsafat Ilmu Komunikasi. Bandung: Simbiosa Rektama Media. Ardianto, E, Komala, L, Karlinah, S. (2007). Komunikasi Massa Suatu Pengantar. Bandung: Simbiosa Rekatama Media.

Cangara, H. (2008). Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada Effendy, O, U. (2007). Ilmu Teori dan Filsafat Komunikasi. Bandung: PT Citra Aditya Bakti.

Eastman, S, T dan Ferguson, D, A. (2009). Media Programming: Strategies and Practices. Belmont, Ca. Wadsworth.

Ghony, M, D dan Almanshur, F. (2012). Metode Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media. Kriyantono, R. (2006). Teknik Praktis Riset Komunikasi. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. Morissan. (2011). Manajemen Media Penyiaran: Strategi Mengelola Radio & Televisi. Jakarta: Prenada Media Group.

Mulyana, D. (2008). Metodologi Penelitian Kualitatif: Paradigma baru Ilmu komunikasi dan Ilmu sosial lainnya. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Naratama. (2004). Menjadi Sutradara Televisi: Dengan Single dan Multi Camera. Jakarta: PT Grasindo. Nurudin. (2004). Sistem Komunikasi Indonesia. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Nurudin. (2007). Pengantar Komunikasi Massa. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Sarwono, J. (2006). Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta. Vera, N. (2010). Pengantar komunikasi massa. Jakarta: Renata Pratama Media.

Wibowo, F. (2009). Teknik Produksi Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Jurnal

Priyowidodo, G. (2008). Menakar Kekuatan dan Keunggulan Industri Televisi Lokal di Era Otonomi. Jurnal Ilmiah Scriptura. 2 (1): 56-62.

Goenawan, F. (2008). Nilai dan Gaya Hidup Masyarakat di dalam Media. Jurnal Ilmiah Scriptura. 2 (2): 182-190.

Internet

www.transtv.co.id diakses pada tanggal 23 Maret 2013

(11)

RIWAYAT HIDUP

Hamdi Tamami lahir di Riyadh Saudi Arabia pada tanggal 10 November 1988. Penulis menamatkan pendidikan S1 jurusan Marketing Communication dengan peminatan Broadcasting di Universitas Bina Nusantara Jakarta. Pada masa perkuliahan penulis aktif di organisasi kampus yang dikenal dengan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa) STManis Binus (Seni Teater Mahasiswa Bina Nusantara) dimulai tahun 2009 hingga akhir masa kepengurusan pada tahun 2013. Penulis aktif sebagai anggota dan kepengurusan hingga akhir masa jabatan penulis menjabat sebagai wakil ketua STManis periode 2012-2013. Pengalaman bekerja selama masa perkuliahan yaitu sebagai mahasiswa kerja praktek sebagai Tim Kreatif dan Asisten Produksi pada stasiun televisi swasta TransTV.

Referensi

Dokumen terkait

pentadbiran perundangan kawalan pencemaran sungai iaitu melibatkan pihak agensi Jabatan Alam Sekitar, Jabatan Pengairan dan Saliran, Pejabat Tanah dan Daerah serta

Melihat penurunan kuat tekan beton pada beton yang dirawat dengan air laut maupun air tawar maupun beton yang menggunakan air laut sebagai campuran beton maka perlu untuk

1 19 99 Bantuan perbaikan rumah masyarakat pasca bencana Provinsi (6 kabupaten) 150.000.000 Pendapatan Daerah 165.000.000. 1 19 99 Pelatihan keterampilan masyarakat demi peningkatan

Ketika pemilik persil baru yang mendapatkan peralihan hak kepemilikan persil dari jual beli dengan cara pelelangan tersebut bermaksud untuk mengajukan

Subjek penelitian adalah 30 siswa remaja di Kabupaten Sleman. 15 siswa pada sekolah pertama dijadikan sebagai kelompok eksperimen dan 15 siswa pada sekolah kedua

Pihak pertama berjanji akan mewujudkan target kinerja yang seharusnya sesuai lampiran perjanjian ini, dalam rangka mencapai target kinerja jangka menengah seperti

Inkubator bisnis melakukan analisis kebutuhan nyata dari para pengusaha binaan atau calon binaan melalui upaya menghimpun dan menyaring informasi mengenai kebutuhan inovasi