• Tidak ada hasil yang ditemukan

Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu Menyampaikan Pesan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu Menyampaikan Pesan"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Paper

Media Komunikasi 3 Dimensi, Karya Seni Rupa yang Mampu

Menyampaikan Pesan

Paper ini dibuat untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Desain Media 3 Dimensi I

Disusun oleh : GUNAWAN SUJANA

NIM. 8410118053

Dosen :

Drs. M. Suparwoto, M.Sn

PROGRAM STUDI PRODUKSI MEDIA INFORMASI PUBLIK SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA “MMTC”

▸ Baca selengkapnya: karya seni rupa perlu didokumentasikan untuk mengeksplorasi kemampuan menyampaikan ide dan pemikiran dalam bentuk

(2)

Pendahuluan

Konsep seni terus berkembang sejalan dengan berkembangnya kebudayaan dan kehidupan masyarakat yang dinamis, hal tersebut ditandai semakin banyaknya bermuculannya aliran seni sebagai pengembangan dari konsep seni konvensional.

Perkembangan tersebut ternyata berpengaruh perkembangan dunia desain komunikasi visual, yang mana menurut beberapa pendapat menggolongkan dasain komunikasi visual merupakan bagain dari seni terapan.

Saat ini Desain Komunikasi Visual (DKV) tidak sekedar memanfaatkan media 2 dimensi sebagai “kanvas” dalam menyampaikan pesan. Hal tersebut dapat dilihat dari semakin banyaknya hasil Desain Komunikasi Visual yang menggunakan media 3, sehingga menghasilkan komunikasi yang lebih inovatif namun tetap tidak menghilangkan hakekat dari penyampaian pesan pada audiesn/khalaya (bisa berkomunikasi), karena hal tersebut yang menjadi tujuan utama pembuatan sebuah desain komonikasi visual.

Desain komunikasi 3 Dimensi banyak dipengaruhi oleh munculnya seni instralasi dimana definisi secara harfiah seni instalasi berasala dari kata install = memasang, installation = pemasangan.

Jadi seni instalasi merupakan seni yang memasang, menyatukan, memadukan dan mengkontruksi sejumlah benda yang dianggap bisa merujuk pada suatu konteks kesadaran makna/tujuan tertentu.

Lebih spesifiknya instalasi adalah memasang, merakit, komponen-komponen benda seni maupun benda lain (bentuk di luar konteks seni rupa).

Seperti yang ungkapkan oleh Setiawan Sabana yang menyatakan bahwa “instalasi adalah sebuah perakitan komponen-komponen dalam

(3)

karya seni yang dulu dipisahkan seperti patung, lukis, grafis dan keramik”

Yang membedakannya adalah bila seni instralasi lebih mengutamakan keindahan dan nilai artisitik sebuah karya seni rupa, tetapi sebuah desain komunikasi visual harus juga mampu menyampaikan pesan kepada audies bahkan keapada orang awan sekalipun.

Dengan munculnya trend penggunaan media 3 dimensi, menjadi tantangan tersendiri bagi para desainer komunikasi 3 dimensi. Karena tidak hanya harus meciptakan sebuah desain yang artistik dan bernilai seni untuk menarik perhatian audies semata, tetapi sebuah desain komunikasi juga harus mampu menyampaikan pesan kepada para audies secara jelas agar mudah dapat dimengerti maksud dan tujuan yang akan disampaikan dari pembuatan desain tersebut.

Penjelasan di atas menjadi latar belakang dalam pembuatan paper dengan judul “Media Komunikasi 3 Dimensi, merupakan karya seni rupa yang

mampu menyampaikan pesan”. Dimana yang menjadi pokok bahasan adalah segala sesuatu yang harus diperhatikan dalam pembuatan media komunikasi 3 dimensi yang artistik namun tetap mampu menyampakan pesan kepada para audiens.

Diharapkan dengan pembahasan diatas bisa memperkaya khasanah pemikiran baik bagi penulis maupu para pelaku desain komunikasi visual, tentang desain komunikasi 3 dimensi.

Pembahasan

Karakteristik Media 3 Dimensi

Sebelum merancang sebuah Desain Komunikasi 3 Dimensi yang harus diperhatikan terlebih dahulu adalah karakteristik,

(4)

karena media 3 dimensi jelas berbeda dengan media 2 dimensi. media 3 dimensi memliki karakteristik antara lain :

Memiliki volume/isi yang terbetuk dari dimensi panjang, lebar dan tinggi yang dimiliki oleh sebuah media 3 dimensi. Berbeda dengan 2 dimensi yang hanya memiliki dimensi panjang dan lebar sehingga hanya membetuk satuan luas saja.

 Secara visual bisa dinikmati/dilihat dari berbagai sudut pandang/view port (Depan, Belakang, samping, atas dan bawah), berbeda dengan media 2 dimensi yang cenderung hanya bisa dinikmati dari 1 sudut pandang saja (depan).

 Memiliki Permukanan dengan tekstur nyata ( metal, plastik, kayu, logam, kaca. dll)

Penempatan/Ruang Pameran

Selain mengetahui karekteristik Media seorang desainer 3 dimensi juga harus memperhatikan penempatan/ruang pameran Desain Komunikasi 3 dimensi karena hal tersebut sangat berpeangaruh baik secara konsep maupun tahap pengerjaan secara keseluruhan. secara garis besar yang harus diperhatikan diantaranya :

Jenis penempatan/ruang pameran (Outdoor atau Indoor)  Luas Ruangan.

 Sumber Cahaya.

Dari dari faktor diatas, sangat berpengaruh pada :  Jenis Bahan yang akan digunakan

 Ukuran Desain yang proporsional  Material Konstruksi

(5)

Aspek yang harus diperhatijan dalam mendesain 3 Dimensi Ada beberapa aspek penting yang harus diperhatikan mendesain sebuah media komunikasi 3 Dimensi, yang sangat berpengaruh terhadap hasil akhir sebuah Karya desain komunikasi 3 dimensi:

 Sketsa

Hampir setiap proses penciptaan sebuah karya seni rupa melewatai tahap ini, bahkan sehebat seorang seniman seni rupa tidak akan pernah melewatkan proses ini, termasuk seorang desainer komunikasi visual.

Sketsa bertujuan untuk pematangan konsep dari sebuah desain 3 dimensi, sketsa akan gambaran kongkrit dari kosep desain yang yang akan dirancang, baik dari segi bentuk maupun konstruksi.

 Penetuan Bahan

Sebuah Desain 3 dimensi Bahan menjadi aspek yang harus diperhatikan karena mempengaruhi keindahan maupun penyampaiyan pesan, terutama bila menggunakan teknik instalasi. Karena itu pentuan bahan harus disesuaikan dengan konsep sebuah desaian.

Penetuan bahan juga dilakukan setelah mengatahui karakteristik ruang display (outdoor/indoor) serta anggaran yang diperlukan dalam pembuatan sebuah display

 Pengerjaan

Dalam tahap ini yang harus diperhatikan antara lain, tempat pembuatan/perancangan (diareal tempat tampilan atau di kerjakan di tempat lain), Cara pembuatan/perancangan (mengecor, memotong, mengiris, memoles, mengelas, dll) hal ini

(6)

tergantung bahan yang akan digunakan, serta lama pengerjaan agar desain yang dirancan dapat selesai sesuai dengan rencana.  Pencahayaan

Pencahayaan/light merupakan bagian dari desain 3 dimensi dimana pencahayaan memperkuat dimensi yang terbentuk dari desain 3 dimensi itu sendiri, pencahayang bisa terasal dari sumber cahaya alami maupun cahaya buatan.

 Finising

Tahap finising merupakan tahap evaluasi dari segala yang telah dilakukan, semua permukaan harus dipasitkan telah di desain dengan baik mengingat seluruh bagiana desain 3 dimensi merupakan bagian desain yang bisa dinikmati (dapat dilihat dari berbagai sudut pandang)

 Perawatan

Karena pada umumnya desain 3 dimensi di pajang dalam waktu yang lama, sisi perawatan yang baik dan tepat sangat berpengaruh pada kualitas desain secara keseluruhan.

 Keamanan

Keamanan desain 3 dimensi harus benar-benar aman, baik dari segi kostruksi maupun pemilihan bahan agar, desain yang kita buat tidak menimbulkan bahaya.

Prinsip Dasar Seni Rupa

Desain Media Komunikasi merupakan bagaian dari seni rupa maka, sebagai sebuah desain, 3 dimensi juga harus memenuhi prinsip dasar Seni Rupa diantaranya.

1. Kesatuan (Unity)

Kesatuan merupakan salah satu prinsip dasar tata rupa yang sangat penting. Tidak adanya kesatuan dalam sebuah

(7)

karya rupa akan membuat karya tersebut terlihat cerai-berai, kacau-balau yang mengakibatkan karya tersebut tidak nyaman dipandang. Prinsip ini sesungguhnya adalah prinsip hubungan. Jika salah satu atau beberapa unsur rupa mempunyai hubungan (warna, raut, arah, dll), maka kesatuan telah tercapai.

2. Keseimbangan (Balance)

Karya seni dan desain harus memiliki keseimbangan agar nyaman dipandang dan tidak membuat gelisah. Seperti halnya jika kita melihat pohon atau bangunan yang akan roboh, kita measa tidak nyaman dan cenderung gelisah. Keseimbangan adalah keadaan yang dialami oleh suatu benda jika semua dayan yang bekerja saling meniadakan. Dalam bidang seni keseimbangan ini tidak dapat diukur tapi dapat dirasakan, yaitu suatu keadaan dimana semua bagian dalam sebuah karya tidak ada yang saling membebani.

3. Proporsi (Proportion)

Proporsi termasuk prinsip dasar tata rupa untuk memperoleh keserasian. Untuk memperoleh keserasian dalam sebuah karya diperlukan perbandingan – perbandingan yang tepat. Pada dasarnya proporsi adalah perbandingan matematis dalam sebuah bidang. Proporsi Agung (The Golden Mean) adalah proporsi yang paling populer dan dipakai hingga saat ini dalam karya seni rupa hingga karya arsitektur. Proporsi ini menggunakan deret bilangan Fibonacci yang mempunyai perbandingan 1:1,618, sering juga dipakai 8 : 13. Konon proporsi ini adalah perbandingan yang ditemukan di benda-benda alam termasuk struktur ukuran tubuh manusia sehingga dianggap proporsi yang diturunkan oleh Tuhan sendiri. Dalam

(8)

bidang desain proporsi ini dapat kita lihat dalam perbandingan ukuran kertas dan layout halaman.

4. Irama (Rhythm)

Irama adalah pengulangan gerak yang teratur dan terus menerus. Dalam bentuk – bentuk alam bisa kita ambil contoh pengulangan gerak pada ombak laut, barisan semut, gerak dedaunan, dan lain-lain. Prinsip irama sesungguhnya adalah hubungan pengulangan dari bentuk – bentuk unsur rupa.

5. Dominasi (Domination)

Dominasi merupakan salah satu prinsip dasar tatarupa yang harus ada dalam karya seni dan desain. Dominasi berasal dari kata Dominance yang berarti keunggulan . Sifat unggul dan istimewa ini akan menjadikan suatu unsure sebagai penarik dan pusat perhatian. Dalam dunia desain, dominasi sering juga disebut Center of Interest, Focal Point dan Eye Catcher. Dominasi mempunyai bebrapa tujuan yaitu untuk menarik perhatian, menghilangkan kebosanan dan untuk memecah keberaturan. Biasanya ditengarahi dengan emphasis. Prinsip komunikasi visual 3 Dimensi

Pesan visual harus kreatif (asli, inovatif dan lancar), komunikatif, efisien dan efektif, sekaligus indah/estetis. Dalam desain komunikasi visual, selain prinsip-prinsip seni rupa diatas ada beberapa prinsip utama komunikasi visual dari sebuah karya desain.

1. Ruang Kosong (White Space)

Ruang kosong dimaksudkan agar karya tidak terlalu padat dalam penempatannya pada sebuah bidang dan menjadikan sebuah obyek menjadi dominan.

(9)

2. Kejelasan (Clarity)

Kejelasan atau clarity mempengaruhi penafsiran penonton akan sebuah karya. Bagaimana sebuah karya tersebut dapat mudah dimengerti dan tidak menimbulkan ambigu/ makna ganda.

3. Kesederhanaan (Simplicity)

Kesederhanaan menuntut penciptaan karya yang tidak lebih dan tidak kurang. Kesederhanaan seing juga diartikan tepat dan tidak berlebihan. Pencapaian kesederhanaan mendorong penikmat untuk menatap lama dan tidak merasa jenuh.

4. Emphasis (Point of Interest)

Emphasis atau disebut juga pusat perhatian, merupakan pengembangan dominasi yang bertujuan untuk menonjolkan salah satu unsur sebagai pusat perhatian sehingga mencapai nilai artistic. Tipografi 3 Dimensi

Dalam Desain Komunikasi 3 dimensi tipografi, menjadi usur yang tidak terpisahkan, sebagai pendukung penyampaian pesan namun keberadaanya diharapkan tidak terlalu dominan sehingga menggangu keutuhan desian secara keseluruhan, karena itu tipografi sebuah desain harus bersifat simpel dan singkat, Penutup

Banyak aspek yang harus diperhatikan dalam pembuatan desain komunikasi 3 dimensi, terutama aspek keindahah sebuah seni rupa untuk menarik minat audies.Namun disamping itu sebuah Desain tiga dimensi juga harus bisa menjadi penyampai pesan yang efektif.

Aspek keindahan/estetika dan komunikasi yang harus di tampikan pada sebuah desain media komunikasi 3 dimensi mejadi tantangan bagi para desainer untuk terus menghasilkan karyanya sehingga menghasilkan sebuah karya seni 3 dimensi yang mampu berkomunikasi sekaligus memiliki nilai seni.

Referensi

Dokumen terkait

The organization shall apply all the requirements of this International Standard if they are applicable within the determined scope of its quality management

[r]

Rumusan masalah penelitian ini yaitu apakah terdapat hubungan yang signifikan antara ketersediaan koleksi buku teks dengan minat baca mahasiswa Sistem Informasi di

Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Apakah Bauran Pemasaran Politik yang terdiri dari produk, promosi, harga, dan penempatan mempengaruhi Keputusan Memilih Gus

Becak kayuh merupakan kendaraan ciri khas tradisional D.I.Y tapi dengan kehadiran becak motor dianggap merusak citra becak kayuh, setujukah anda jika Becak motor boleh tumbuh

Tugas Akhir ini disusun oleh penulis sebagai salah satu syarat untuk mencapai derajat Strata-1 pada Program Studi Teknik Industri Fakultas Teknologi Industri Universitas

Filosofi yang dianut di Indonesia adalah mengintegrasikan kembali pelanggar hukum ke masyarakat atau lebih dikenal dengan pemasyarakatan, tetapi kenyataannya narapidana di

Yovita Bakti S selaku kedua orang tua penulis, Maria Sekararum Winahyu, S.E dan Ignatius Dani, S.T selaku kakak kandung dan kakak ipar penulis serta keluarga besar penulis yang