• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pedoman Pelaksanaan. SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009 dan DELH/DPLH. Ir. Ary Sudijanto, MSE. Asdep Kajian Dampak Lingkungan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pedoman Pelaksanaan. SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009 dan DELH/DPLH. Ir. Ary Sudijanto, MSE. Asdep Kajian Dampak Lingkungan"

Copied!
32
0
0

Teks penuh

(1)

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) Deputi I Bidang Tata Lingkungan Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Pedoman Pelaksanaan

dan DELH/DPLH

SE-MENLH

Pasal 121 UU 32/2009

Ir. Ary Sudijanto, MSE

(2)

AMDAL

Kajian

mengenai

dampak penting

suatu

usaha

dan/atau

kegiatan

yang

direncanakan

pada lingkungan hidup

yang diperlukan bagi

proses pengambilan keputusan

tentang

penyelenggaraan

usaha dan/atau kegiatan

.

UU No. 32 / 2009 - Pasal 1 angka 11

Analisis Mengenai Dampak Lingkungan Hidup

DEFINISI AMDAL

Kata Kunci

1. kajian;

2. dampak

penting;

3. Rencana usaha

dan/atau

kegiatan

4. Proses

pengambilan

keputusan

Amdal

pada dasarnya sebuah

kajian ilmiah

yang dilakukan oleh pemrakarsa untuk

membuktikan bahwa rencana usaha dan/atau kegiatan yang akan dilakukan tersebut aman

bagi lingkungan hidup (ramah lingkungan). Kajian tersebut dilakukan melalui proses

pelibatan masyarakat.

Sebagai sebuah kajian ilmiah, Amda berisi atau memuat

informasi

mengenai

identifikasi,

prediksi (prakiraan), evaluasi

serta

mitigasi

berbagai

dampak lingkungan

yang akan terjadi

di masa depan (biogefisik kimia, social-ekonomi, social budaya dan kesehatan masyarakat)

dari rencana usaha dan/atau kegiatan (proyek) yang akan dilakukan saat ini.

(3)

1982

1997

2009

UU Lingkungan

Hidup

Peraturan

Pemerintah

tentang AMDAL

1986

1993

1999

2010

3

tonggak awal

(PP Nomor 29

tahun 1986)

Pengembangan

(PP Nomor 51 tahun 1993

Perbaikan

(

PP Nomor 27

tahun 1999)

revitalisasi

2012

PP Nomor 27 tahun 2012:

Integrasi Izin Lingkungan

dalam Proses Amdal &

UKL-UPL & Streamlining

UU 4/1982

UU 23/1997

UU 32/2009

Inovasi Kebijakan

:

PP No 27/2012

Merupakan PP

Generasi Ke-4

(empat)

yang mengatur tentang

(4)

SEMDAL

DPL

DPPL

DELH/DPLH

• PP 29 Tahun 1986;

• Berlaku selama 13 Tahun

(1986-1999)

• Keputusan MENLH No. 30 Tahun 1999 tentang Panduan

Penyusunan Dokumen

Pengelolaan Lingkungan Hidup

• Berlaku selama 3 Bulan

(12 Okt 199-31 Des 1999)

DELH/DPLH

• Peraturan MENLH No. 12 Tahun 2007

• Berlaku selama 2 Tahun

(2007-2009)

• Pasal 121 UU 32/2009

• Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010

• Berlaku selama 2 Tahun (2009-2011)

• Pasal 121 UU 32/2009

• Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010

• SE MENLH 27 Desember 2013

• Berlaku selama 2 Tahun (2013-2015)

Upaya

‘Pemutihan

Upaya

‘Penegakan

Hukum’

Kebijakan terhadap Usaha dan/atau Kegiatan yang tidak

Memiliki Dokumen Lingkungan Hidup

1986

2001

2012

(PP27/2012)

Audit LH Wajib

sesuai dengan Keputusan MENLH No. 30 Tahun 2001

(5)

1. Izin yang diberikan

kepada setiap orang

2. yang melakukan usaha

dan/atau kegiatan wajib

Amdal atau UKL-UPL

3. dalam rangka

Perlindungan dan

Pengelolaan

Lingkungan Hidup

4. sebagai prasyarat untuk

memperoleh izin usaha

dan/atau kegiatan

Izin Lingkungan

Pengertian dan Konsep Dasar Izin Lingkungan

Instrumen tata

usaha negara

untuk

pengendalian

pencemaran

dan/atau

kerusakan

lingkungan

Usaha dan/atau

Kegiatan

Kualitas

Lingkungan

(6)

Izin Lingkungan

Instrumen PPLH – Instumen

pencegahan dan/atau

pencemaran lingkungan

hidup

(Pasal 14 UU 32/2009)

Persyaratan untuk

memperoleh Izin Usaha

dan/atau Kegitan

(Pasal 40 ayat 1 UU 32/2009)

Payung Izin PPLH

(Pasal 48 ayat 2 PP 27/2012) Basis pengembangan environmental management

systems (EMS), termasuk pelaksanaan Audit lingkungan

(Kriteria Audit)

(Pasal 53 ayat 1 PP 27/2012)

Basis pengawasan

lingkungan hidup terkait

dengan ketaatan

penanggung jawab

(Pasal 72 UU 32/2009)

Instrumen pengendalian

pemanfaatan ruang + PIBIB

(Morotorium)

Pasal 4 dan Pasal 14 ayat (2) dan ayat (3) PP 27/2012)

Basis penyediaan dana

penjaminan untuk

pemulihan fungsi

lingkungan hidup

(Pasal 55 UU 32/2009 danPasal 53 aayat (1) huruf C

PP 27/2012

Instrumen green banking

(Peraturan Bank Indonesia No. 7 tahun 2005)

Peranaan Instrumen Izin Lingkungan

a

b

c

d

e

f

g

h

(7)

Izin Lingkungan

Sistem

Penataan

Ruang

Izin

PPLH

AMDAL &

UKL-UPL

Audit LH

Sistem Kajian Dampak Lingkungan Kelembagaan

PUU Panduan Teknis SDM Sistem Informasi Pandanaan

Infrastruktur Kajian Dampak Lingkungan

Sistem Perizinan Lingkungan Pengawasan Lingkungan Penegakan Hukum Lingkungan Sistem Penaatan Lingkungan

Izin Usaha dan/atau Kegiatan Izin Lokasi Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan

Sistem Perizinan Sektor

Sistem Perbankan:

Green Banking

Posisi Amdal, UKL-UPL dan Izin Lingkungan dalam Sistem/Framework

Sustainable Growth with Equity di Indonesia

Penguatan infrastruktur Amdal dan UKL-UPL menjadi salah kunci penting untuk meningkatan efektivitas izin lingkungan di Indonesia Sustainable growth with equity: 1. Pro-Growth; 2. Pro-Jobs,; 3. Pro-Poor; 4. Pro-Environment

(8)

Evaluasi Pelaksanaan DPPL

8

o

Hasil Inventarisasi Data DPPL

(33 provinsi)

o

Usulan yang telah terdata sebanyak

14.469

kegiatan

o

Ditetapkan DPPL

12.623

kegiatan

o

Data yang belum lengkap dan lainnya

1.846

kegiatan

o

Kondisi di daerah:

o

Data per provinsi sangat variatif :

o

Jawa Timur: 6.618 kegiatan (majoritas Kab. Sidoardjo : 4.590)

o

DKI Jakarta : 2.096 kegiatan (hanya 17% dari keseluruhan,

dimana 83% belum mempunyai dokumen,

sumber: BPLHD, 2009

)

o

Papua Barat: 7 kegiatan

o

Kemungkinan masih banyak sekali kegiatan (AMDAL

maupun UKL-UPL) yang tidak memiliki dokumen

lingkungan

(9)

9

No Provinsi Jumlah No Provinsi Jumlah

1 Jawa Timur 6.618 18 NTB 50

2 DKI Jakarta 2.096 19 Banten 48

3 Jawa Tengah 987 20 Sulawesi Tenggara 40

4 Jawa Barat 816 21 Riau 37

5 Kalimantan Timur 589 22 Kalimantan Selatan 29 6 Sulawesi Selatan 180 23 Bangka Belitung 28

7 NTT 157 24 DI Yogjakarta 25

8 Kepulauan Riau 144 25 Papua Barat 8

9 NAD 127 26 Jambi 7

10 Kalimantan Barat 114 27 Gorontalo 5 11 Kalimantan Tengah 100 28 Sulawesi Utara 5 12 Sulawesi Tengah 98 29 Maluku Utara 4 13 Sumatra Barat 72 30 Bengkulu

14 Sumatera Selatan 68 31 Maluku

15 Sumatera Utara 63 32 Sulawesi Barat 16 Bali 57 33 Bandar Lampung

17 Papua 51

Total 12.623

(10)

Undang-undang No. 32 tahun 2009

Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup

Pasal 121

(1) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini,dalam waktu paling

lama

2 (dua) tahun

, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah

memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi

belum memiliki

dokumen amdal

wajib menyelesaikan

Audit Lingkungan Hidup

.

(2) Pada saat berlakunya Undang-Undang ini, dalam waktu paling

lama

2 (dua) tahun

, setiap usaha dan/atau kegiatan yang telah

memiliki izin usaha dan/atau kegiatan tetapi

belum memiliki

UKL-UPL

wajib membuat

Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup

(11)

Isi SE-MENLH B1413-4/MENLH/KP/12/2013

Tanggal 27 Desember 2013

1. Target SE Usaha dan/atau Kegiatan yang sudah miliki izin usaha dan/atau kegiatan sebalum UU 32/2009 (Kriterianya Sesuai dengan Peraturan MENLH No. 14 Tahun 2010)

2. Kebijakan a. Bentuk Kebijakan: Penerapan Sanksi Administrasi berupa teguran tertulis  Perintah membuat dokumen LH (BUKAN PEMUTIHAN);

b. Pelaksana kebijakan: MENLH, Gubernur atau bupati/walikota sesuai dengan kewenangannya;

c. Waktu penerapan sanksi administrasi: 18 Bulan (27 Desember 2013-27 Juli 2015).

d. Waktu penyelesaian dan mendapat keputusan dokumen LH: 6 (enam) bulan sejak sanksi teguran tertulis diterbitkan

3. Dokumen LH a. DELH untuk Usaha dan/atau Kegiatan Wajib Amdal b. DPLH untuk Usaha dam/atau Kegiatan Wajiab UKL-UPL

c. Tata cara penyusunan dan penilaiannya sesuai dengan Peraturan MENLH No 14 Tahun 2010

4. DELH dan DPLH serta Izin

Lingkungan

Keputusan Dokumen LH (DELH/DPLH) digunakan sebagai dasar penerbitan izin lingkungan

5. Tindak lanjut SE MENLH

Tidak menyelesaikan kewajiban membuat dan mendapat keputusan

DELH/DPLH sampai batas yang telah ditentukan (6 bulan setelah mendapat sanksi administrasi)- Dikenakan pasal 109 UU 32/2009

(12)

SE-MENLH tentang

Pelaksanaan

Pasal 121 UU 32/2009

SE-MENLH Pasal 121 UU 32/2009

: Penegakan Hukum untuk Usaha dan/atau Kegiatan

sudah Memiliki Izin Usaha dan/atau Kegiatan tetapi Belum Memiliki Dokumen

Lingkungan

UU 32/2009 3 Okt 2009 3 Okt 2011 PP 27/2012 23 Feb 2012

Belum Memiliki

DELH atau DPLH

yang Telah

Disetujui

1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin Usaha SEBELUM 3 Oktober 2009, 2. Sudah beroperasi SEBELUM 3 Oktober 2009; 3. Lokasi usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan rencana tata ruang,; dan,

4. belum memiliki

dokumen lingkungan

Saat ini

• Sanksi Administrasi

Teguran Tertulis (Paling Lambat 18 bulan setelah SE)

• Penyusunan dan Penilaian

DELH/DPLH (6 Bulan) 

Izin Lingkungan

Jika Tidak

Pasal 109

UU32/2009

1. Usaha dan/atau Kegiatan sudah memiliki Izin

Usaha SETELAH 3 Oktober 2009, dan 2. belum memiliki dokumen lingkungan

Waktu/Time Line

SE-MENLH

Tidak

Berlaku

(13)

SE-MENLH Pasal

121 UU 32/2009

(mulai berlaku 27

Desember 2013)

Batas akhir

penerapan sanksi

Administrasi

(27 Juni 2015)

Batas akhir penerbitan

persetujuan DELH/DPLH dan Izin

Lingkungan untuk penerapan

sanksi Administrasi

27 Juni 2015

27 Des

2013

27 Juni

2015

27 Des

2015

Timeline Pelaksaan SE-MENLH Pasal 121 UU No. 32 Tahun 2009

Penegakan Hukum Administrasi LH: Penerapan sanksi

administrasi teguran tertulis

Masa penyusunan, penilian/pemeriksaan DELH/DPLH dan

Penerbitan Izin Lingkungan

Keterangan: (PENTING)

• Jika penerapan sanksi administrasi dilakukan pada tanggal 1 Januari 2014, maka dalam masa 6 (enam) bulan, DELH/DPLH sudah harus disusun dan dinilai/diperiksa serta diterbitkan persetujuannya dan izin lingkungan (JIKA DISETUJUI), (1 Juli 2014).

• Untuk usaha dan/atau kegiatan pemerintah, masa penerapan sanksi administrasi disesuaikan dengan penganggaran untuk penyusunan dan penilaian/pemeriksaan DELH dan DPLH

(14)

Tindak Lanjut Pelaksanaan SE-MENLH tentang

Pelaksanaan Pasal 121 UU 32/2009 (Surat Deputi I)

Inventarisasi Usaha dan/atau kegiatan sesuai dengan kriteria SE-MENLH Usaha dan/atau kegiatan sesuai kriteria SE-MENLH

Penyusunan

DELH/DPLH

Penilaian

DELH/DPLH

Penerbitan

keputusan

DELH/DPLH

dan Izin

Lingkungan

Instansi Lingkungan Hidup Pusat, Provinsi, atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

Penanggung Jawab Usaha dan/atau kegiatan (Pemrakarsa)

1. Sekretaris Jenderal, 2. Sekretaris Kementerian, 3. Sekretaris Utama LPNK, 4. Kepala SKPD

Gubernur atau Bupati/Walikota sesuai dengan kewenangangannya mendelegasikan kepada Kepala Instansi LH untuk melakukan penerapan

sanksi Administratif teguran tertulis

Membantu dalam penyusunan

DELH/DPLH

Pembinaan

oleh Instansi Lingkungan Hidup

Kriteria Penyusun DELH: Auditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikat kompetensi

atau Sesuai dengan Kriteria dalam Surat Deputi No. 096/Dep.I/LH/PDAL/01/2014

(15)

Percepatan Proses Penyusunan dan Penilaian DELH

atau Pemeriksaan DPLH (Surat Deputi I)

Dalam rangka percepatan proses penyusunan dan

penilaian DELH atau Pemeriksaan DPLH, Kepala

Instansi Lingkungan Hidup diharapkan antara lain dapat:

Mengembangkan dan

Menerapkan

Sistem Clustering

Menyusun

Template

DELH & DPLH

untuk Usaha dan/atau

kegiatan sejenis

Mendorong kepada para penanggung jawab

usaha dan/atau kegiatan

Penyusunan DELH & DPLH

Bersama-sama

Melakukan

Proses Penilaian DELH &

Pemeriksaan DPLH secara Kolektif

Memprioritaskan kepada

(16)

Kriteria Penyusun DELH

Auditor Lingkungan Hidup yang telah memiliki sertifikasi

kompetensi Auditor LH

1) Pendidikan minimal S1;

2) Pengalaman kerja terkait dengan pengelolaan LH minimal 3 tahun;

3) Pelatihan audit SML ISO 14000, diklat teknis pengelolaan lingkungan

hidup

4) Pengalaman audit lingkungan hidup SML minimal 3 kali atau

penyusun dokumen Amdal minimal 5 dokumen (dalam 5 tahun

terakhir);

1) Telah memiliki sertifikat penyusun Amdal; dan

2) Pernah mengikuti kursus audit (audit LH, audit mutu, EMS,

K3/HSE dan/atau pengenalan audit)

Atau

(17)

Keputusan DELH dan DPLH serta Izin Lingkungan

Keputusan

DELH atau DPLH

Keputusan Izin

Lingkungan

1. Deputi I MENLH Bidang Tata

Lingkungan;

2. Kepala Instansi Lingkungan Provinsi;

atau

3. Kepala Instansi Lingkungan Hidup

Kabupaten/kota

Sesuai dengan kewenangannya

1. MENLH;

2. Gubernur; atau

3. Bupati/Walikota

Sesuai dengan kewenangannya, sesuai

dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan (PUU)

Menjadi

dasar

(18)

Format Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH)

DELH

Pendahuluan

Ruang

Lingkup

Kajian Evaluasi

terhadap Kegiatan

yang berjalan

RKL-RPL

1

2

3

4

Dokumen Evaluasi Lingkungan Hidup (DELH) paling sedikit berisi

hal-hal sebagai berikut:

(19)

Pendahuluan dan Ruang Lingkup

Pendahuluan

Ruang

Lingkup

1

2

Pada Bab ini diinformasikan:

a. Identitas Perusahaan;

b. Perizinan yang telah dimiliki;

c. Latar belakang kegiatan

Pada Bab ini

diinformasikan

deskripsi

kegiatan utama

dan

kegiatan pendukung

yang

meliputi:

a. Kegiatan yang telah

berjalan;

b. Pengelolaan dan

pemantauan

lingkungan yang

pernah dilakukan

(apabila tidak pernah

melakukan pengelolaan

lingkungan, hal ini agar

diinformasikan di dalam bagian

ini)

(20)

Kajian Evaluasi terhadap Kegiatan yang Berjalan

Kajian Evaluasi terhadap

Kegiatan yang berjalan

3

Komponen kegiatan-kegiatan

yang menimbulkan dampak

atau sebagai sumber dampak,

a

Data-data jenis,

parameter, sifat, dan

jumlah bahan

pencemar/buangan/

limbah yang dihasilkan

oleh masing-masing

sumber dampak

b

Data-data kondisi rona

lingkungan atau kondisi

eksisting lingkungan yang

berpotensi terkena

dampak,

Baku mutu yang telah

ditetapkan oleh peraturan

perundang-undangan

Upaya pengelolaan

dan pemantauan yang

telah dilakukan

apabila telah ada

upaya-upaya tersebut,

Informasi kegiatan dan

kondisi lingkungan

sekitar

c

d

e

f

(21)

Hasil evaluasi dan kesimpulan dijadikan arahan-arahan

pengelolaan dan pemantauan yang kemudian

digunakan sebagai dasar penetapan RKL-RPL.

Kajian Evaluasi terhadap Kegiatan yang Berjalan

Kajian Evaluasi seharusnya dapat menjawab:

keterkaitan antara komponen-komponen tersebut di atas,

sehingga dapat dianalisis dan diambil kesimpulan mengenai

dampak-dampak yang dihasilkan,

pengaruhnya terhadap lingkungan serta

upaya pengelolaan yang seharusnya dilakukan sehingga

(22)

Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup dan

No Dampak LH ditimbulkan dan Sumber Dampak Tolok ukur dampak Tujuan PLH Upaya PLH Lokasi PLH

Periode

PLH

Institusi PLH 1.

a

b

c

d

e

f

g

Pada Rencana Pengelolaan Lingkungan Hidup diuraikan dan dilengkapi matrik yang berisi: a. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mencakup dampak dan sumber dampak;

b. Tolok ukur dampak, untuk mengukur komponen yang terkena dampak berdasarkan baku mutu standar;

c. Tujuan rencana pengelolaan lingkungan hidup; d. Upaya pengelolaan lingkungan hidup;

e. Lokasi kegiatan pengelolaan lingkungan (peta, sketsa, gambar);

f. Periode pengelolaan lingkungan yang memuat kapan dan berapa lama kegiatan pengelolaan dilaksanakan;

g. Institusi pengelolaan lingkungan hidup, yang memuat:

• Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pengelolaan lingkungan;

(23)

No Dampak LH ditimbulkan dan Sumber Dampak Parameter LH yang dipantau Tujuan RKL Metode Pemantuan LH Institusi PLH 1.

a

b

c

d

e

Pada Rencana Pemantauan Lingkungan Hidup diuraikan dan dilengkapi matrik yang berisi:

a. Dampak yang ditimbulkan dari kegiatan yang mencakup dampak dan sumber dampak,

b. Parameter lingkungan hidup yang dipantau

c. Tujuan rencana pemantauan lingkungan hidup

d. Metode pemantauan lingkungan hidup, yang memuat:

i.

Metode pengumpulan dan analisis data;

ii.

Lokasi pemantauan lingkungan hidup;

iii. Jangka waktu dan frekuensi pemantauan.

e. Institusi pemantauan lingkungan hidup, yang memuat:

i.

Pelaksana yang bertanggungjawab melaksanakan pemantauan lingkungan;

ii.

Pengawas pemantauan lingkungan

(24)
(25)

Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

1. Penanggu Jawab Kegiatan

(26)

LANJUTAN - Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

3. Bidang Usaha dan/atau Kegiatan

(27)

LANJUTAN - Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

5. Deskripsi Usaha dan/atau Kegiatan

Kegiatan

Utama

Kegiatan

Pendukung

(28)

LANJUTAN - Format Dokumen Pengelolaan Lingkungan Hidup (DPLH)

Kapasitas

Sarana

Penunjang

Catatan:

Berbagai informasi pendukung deksripsi kegiatan dapat

disampaikan, baik berupa peta, gambar, foto, sketsa, tata letak,

dll.

(29)

Format DPLH: Matrik Pengelolaan Lingkungan Hidup

*) Kolom tindakan perbaikan pengelolaan lingkungan hidup ini wajib diisi apabila upaya

pengelolaan lingkungan hidup yang dilaksanakan saat ini masih belum memadai untuk

memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku

(baku mutu, baku kerusakan dan lain-lain)

(30)

Format DPLH: Matrik Pemantauan Lingkungan Hidup

*) Kolom tindakan perbaikan pemantauan lingkungan hidup ini wajib diisi apabila upaya

pemantauan lingkungan hidup yang dilaksanakan saat ini masih belum memadai untuk

memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam peraturan perundangan yang berlaku (baku

mutu, baku kerusakan dan lain-lain).

(31)

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH)

Deputi I Bidang Tata Lingkungan – Asdep Kajian Dampak Lingkungan

Jl. D.I. Panjaitan Kab. 24 Kebon Nanas Jakarta Timur 13410

Gedung A lanta 6, Telp/Fax: 021-85904925

http://www.menlh.go.id/

Untuk informasi lebih lanjut, dapat menghubungi:

(32)

BAHAN PRESENTASI HARI I DAN HARI II DAPAT DI DOWNLOAD

di http://ppesumatera.menlh.go.id/sipil

Atau

Via email Bapak/ibu

agar dikirim alamat email bpk/ibu ke

tuk.ppes@gmail.com

alfifahmi@gmail.com

Referensi

Dokumen terkait

Sphygmomanometer adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah yang bekerja secara manual saat memompa maupun mengurangi tekanan pada manset,

Although the method of transforming variables provides an effective way of finding the distribution of a function of several variables, there is an alternative and often

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui: (1)apakah terdapat perbedaan nilai pembelajaran wawancara pada kelas eksperimen dengan kelas kontrol siswa kelas VIII di

Oleh karena itu, pemberian kompos pupuk kandang sapi disertai MPF diharapkan dapat membantu meningkatkan kandungan bahan organik, memperbaiki struktur tanah, meningkatkan

terkonsentrasi untuk bergerak, serta meningkatkan rasa kerjasama antar siswa sehingga penguasaan keterampilan dasar memberi dan menerima tongkat estafet diperoleh

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada perbedaan kecemasan antara istri anggota Polisi yang tinggal di kesatrian dengan yang tinggal di

Selain itu praktikan memperoleh gambaran langsung mengenai pembelajaran di dalam kelas, karakteristik anak didik, cara berinteraksi antara guru dengan siswa, cara mengelola

kepemimpinan sebagai keseluruhan tindakan guna mempengaruhi serta mengingatkan orang, dalam usaha bersama untuk mencapai tujuan, ata u dengan definisi yang lebih