• Tidak ada hasil yang ditemukan

DESAIN BATIK CANTING CAP BERBANTUAN KOMPUTER

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "DESAIN BATIK CANTING CAP BERBANTUAN KOMPUTER"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DESAIN BATIK CANTING CAP BERBANTUAN KOMPUTER

Arif Wibisono dan Isa Setiasyah Toha

ABSTRAK

Salah satu upaya untuk memuaskan konsumen adalah memenuhi permintaan yang diinginkannya. Hal ini berlaku juga untuk desain produk tekstil tradisional yang berupa batik. Variasi motif batik yang banyak dihasilkan selama ini merupakan kreativitas dari desainer maupun pengrajin batik sendiri. Teknologi komputer yang sudah demikian maju dapat membantu desainer batik untuk mensimulasikan hasil desainnya di layar komputer. Dengan mensimulasikan hasil desain, variasi desain akan lebih beragam serta gambaran produk jadi sudah dapat diketahui pada saat desain dilakukan. Dalam mensimulasikan motif batik ini, dikembangkan perangkat lunak (software) desain yang dibantu oleh suatu entitas berupa canting cap. Entitas ini digunakan untuk memberi gambaran motif yang didesain, serta hasilnya dapat digunakan oleh fungsi manufaktur lainnya khususnya fungsi perencanaan proses pembatikan.

Kata kunci : desain, batik, canting cap

1. Pendahuluan

Produk yang dihasilkan oleh industri pada waktu ini makin beragam. Macam produk dari satu jenis barang tidak hanya satu dua macam, tetapi bisa puluhan bahkan sampai ratusan macam untuk tiap jenis barang. Hal ini merupakan upaya produsen untuk memuaskan konsumen yang permintaannya semakin beragam. Tiap macam produk mempunyai desain sendiri. Desain produk tidak hanya dibuat oleh desainer atau produsen produk tersebut, tetapi semakin banyak produk dibuat berdasarkan permintaan konsumen atau desain dari konsumen. Untuk menggambarkan ide desain, seseorang desainer kadang memberikan gambaran berupa contoh produk yang sejenis dengan ditambah sketsa kasar produk jadi. Proses ini kadang dapat menyampaikan ide desainer kepada konsumen tentang produk yang akan pakai atau kepada produsen tentang produk yang akan dibuat. Tetapi kadang proses ini tidak dapat menyampaikan ide tersebut. Sehingga banyak dibuat cara-cara untuk menggambarkan produk jadi tersebut misalnya dengan membuat contoh produk jadi atau dengan menggambarkannya lewat layar komputer.

Penelitian ini mengembangkan model pendesainan motif tekstil yang dalam kasus ini adalah tekstik batik tradisional yang dibuat dengan bantuan canting cap. Tekstil batik merupakan salah satu hasil kekayaan budaya Indonesia yang merupakan perpaduan antara seni dan teknologi yang diciptakan sejak ratusan tahun yang lalu. Pengerjaan tekstil batik dengan bantuan canting cap merupakan perkembangan dari pengerjaan batik yang paling tradisional berupa batik tulis tangan dengan canting. Penggambaran motif desain dilakukan dengan bantuan komputer yang dilengkapi software desain, dengan mengacu pada pengerjaan motif batik yang sebenarnya.

(2)

2. Proses Pembuatan Batik

Batik dapat disebutkan macamnya berdasar dari proses pembuatannya. Secara garis besar proses pembuatan batik dibedakan menjadi dua yaitu batik tradisional yang susunan motif maupun cara pembuatannya terikat pada langkah-langkah proses pembuatan secara tradisional dan batik modern yang mempunyai motif dan cara yang tidak terikat dengan cara-cara pembuatan batik tradisional.

Proses pembuatan batik itu meliputi proses persiapan dan proses pembuatannya itu sendiri. Yang dimaksud dengan proses persiapan adalah proses untuk mempersiapkan bahan kain polos yang umumnyaa terbuat dari katun dan putih yang sering disebut dengan mori. Kain mori tersebut diproses sehingga kondisinya layak untuk diproses selanjutnya menjadi kain batik. Proses-proses persiapan tersebut yaitu : Memotong, Menjahit Pinggiran, Mencuci atau Ngetel (Ngloyor), Menganji, dan Ngemplong .

Sedangkan proses pembuatan kain batik sendiri meliputi menulis atau mencap mori. Yang dimaksud dengan menulis adalah menggambar motif pada kain mori dengan alat canting. Sedangkan mencap adalah mencetak motif pada kain mori dengan canting cap. Canting cap adalah semacam stempel yang terbuat dari plat tembaga yang disusun tegak membetuk sebuah pola. Bahan yang dipakai untuk menulis dan mencap mori adalah lilin, yaitu bahan campuran antara parafin, gondorukem dan bahan lainnya. Ada beberapa macam cara menulis dan mencap mori yaitu :

1. Membatik atau Mencap Klowong 2. Nembok, Tembokan pertama dan nerusi 3. Membironi, merining, menutup

4. Cap Jeblok 5. Lukisan lilin batik

6. Cara lain untuk resis terhadap warna misalnya kain simbul dan kain jumputan

Warna pada kain batik tradisional adalah warna alam yang berasal dari tumbuh-tumbuhan. Warna utama adalah warna soga atau warna coklat yang berasal dari kayu tegerang (Cudrania Javanesis), kulit pohon tingi (Ceriops Candolleana Arn), atau kulit soga jambal (Peltophorum Ferrigineum). Sedangkan warna utama lainnya adalah warna biru tua atau wedelan yang berasal dari nila (Indigofera) sehingga kain batik tradisional pada umumnya berwarna coklat, biru atau hitam (campuran coklat dan biru). Pada batik modern warna-warna tersebut diganti dengan zat warna sintetis. Seperti indigo, indigosol, naptol dan rapid, indanthreen, dan lain-lain. Macam macam cara mewarna kain mori adalah :

1. Medel 4. Coletan dan dulitan

2. Celupan warna dasar 5. Menyoga 3. Menggandung

Setelah kain mori ditulis atau dicap dan diwarna, maka kemudian diproses untuk menghilangkan lilin. Proses tersebut ada dua macam, pertama adalah proses penghilangan lilin antara yaitu proses penghilangan sebagian lilin untuk kemudian kain diwarna kembali. Yang termasuk proses ini adalah ngerok dan ngremuk. Sedangkan yang kedua adalah proses penghilangan seluruh lilin yang ada pada kain. Proses ini disebut mbabar, ngebyok atau melorod.

Proses pembuatan batik di atas dipisah-pisahkan tiap-tiap proses, sedangkan untuk satu rangkaian proses utuh dari penyiapan mori sampai kain batik jadi untuk batik tradisional dibeda-bedakan dalam macam-macam teknik pembuatan batik tradisional, yaitu :

1. Batik Kerokan 4. Batik Radiosan 7. Batik Kelengan 2. Batk Lorotan 5. Batik Pekalongan 8. Batik Monochrome 3. Batik Bedesan 6. Batik Kalimantan 9. Batik Becak

(3)

Gambar 1. menunjukkan urutan proses teknik pembuatan batik kerokan dan batik kelengan. Dengan keterangan sebagai berikut. Diambil dua contoh ini untuk mewakili proses batik tradisional yang lengkap yaitu batik kerokan dan proses batik tradisional yang sederhana yaitu batik kelengan. Model pendesainan motif batik yang akan dibuat berdasarkan teknik batik kelengan atau batik monochrome.

a. Batik Kerokan

Batik sogan kerokan merupakan tipe pembuatan batik daerah Yogyakarta dan Sala, tetapi kemudian daerah Sala membuat batik secara lorodan.

Pekerjaan akhir pada kain batik biasanya dikanji atau tidak dikanji kemudian setelah kering dilipat dan dipres dingin selama satu malam, selanjutnya kain batik tersebut siap untuk disimpan atau dipasarkan.

b. Batik Kelengan

Batik kelengan adalah kain batik yang hanya mempunyai satu warna saja, yaitu warna wedelan atau warna biru tua. Jadi dalam proses pembuatan batik ini hanya diwedel setelah mori dicap, kemudian dilorod dan selesailah pembuatan kain batik tersebut. Warna biru yang dipakai untuk medel umumnya adalah nila, pencelupan atau pewarnaan dilakukan berulang-ulang sampai warna biru tua yang dikehendaki.

Model pendesainan batik canting cap dengan bantuan komputer ini teknik pembuatan batiknya memakai teknik batik kelengan untuk warna biru tua atau jika dipakai warna yang lain disebut teknik batik monochrome. Pewarnaan pada teknik ini hanya sekali sedangkan pengecapan yang disimulasikan dalam desain juga hanya sekali, sehingga dapat dijadikan sebagai model awal.

a. Batik Kerokan.

b. Batik Kelengan.

Gambar 1. Urutan Proses Pembuatan Batik. 3.Metode Membatik dengan Canting Cap

Membatik dengan canting cap atau ngecap ialah pekerjaan membuat batik dengan cara mencapkan lilin batik cair pada permukaan kain seperti pada Gambar 2. Alat cap atau disebut canting cap adalah bentuk stempel yang dibuat dari plat tembaga yang disusun membentuk suatu motif. Motif canting cap kebanyakan merupakan yang dapat disusun secara berjajar ataupun berbaris. Canting cap terdiri dari tiga bagian, seperti pada Gambar 3. yaitu :

Memotong mori & dijahit Persiapan dicuci, diketel, dikanji, dikemplong Dicap klowong Dicap

nembok Medel Ngerok

Mbironi & nyulami Menyoga Melorot Memotong mori & dijahit Persiapan dicuci, diketel, dikanji, dikemplong Pencapan pertama dan terusan Medel Melorot

(4)

1. Bagian muka, berupa susunan plat tembaga yang membetuk pola batik. 2. Bagian dasar, tempat melekatnya bagian muka.

3. Tangkai cap untuk memegang bila dipakai untuk mencap.

Gambar 3. Proses Pengecapan.

Gambar 2. Canting Cap Beserta Bagian-bagiannya.

4. Pola Langkah Pengecapan

Berdasar pada pola batik dan bentuk capnya, maka terdapat beberapa cara menyusun cap pada permukaan kain, yang disebut jalan pengecapan (lampah). Beberapa jalan pengecapan antara lain :

1. Tubruk : bergeser satu langkah ke kanan dan satu langkah ke muka.

2. Ondo-ende : bergeser satu langkah ke kanan dan setengah langkah ke muka atau satu langkah ke muka dan setengah langkah ke kanan.

3. Parang : sistem parang ini jalannya cap menurut arah garis miring, bergeser satu langkah atau setengah langkah dari sampingnya.

4. Mubeng (berputar) : bila jalannya cap digeser melingkar, salah satu sudut cap tetap terletak pada satu titik.

5. Mlampah Sareng (jalan bersama) : yaitu jika satu motif menggunakan dua cap, jalan pengecapan tersebut dengan jalan berdampingan.

5. Model Desain Batik Canting Cap Berbantuan Komputer

Dalam mengembangkan model desain batik canting cap berbantuan komputer, metode untuk menghasilkan motif sesuai yang diinginkan desainer adalah memanfaatkan motif canting

Tangkai Cap Bagian Dasar Bagian Muka Kain mori Wajan Canting cap Kompor

(5)

cap yang tersedia untuk disusun menjadi motif baru yang diinginkan. Metode pendesainannya seperti menempelkan pola kecil-kecil pada suatu bidang gambar untuk menghasilkan suatu kesatuan pola yang lebih besar. Pola-pola kecil ini menggantikan sebuah canting cap yang sesungguhnya untuk memberikan gambaran motif batik yang diinginkan. Peletakkan canting cap dapat dilakukan sekehendak pendesain walaupun sebenarnya tiap macam canting cap mempunyai aturan tersendiri dalam meletakkannya pada bidang gambar.

Gambar 4. Macam-macam Pola Langkah Pengecapan.

Gambar 5. memberikan gambaran bagaimana membuat sebuah motif batik yang akan digunakan sebagai taplak meja. Motif taplak meja tersebut dibuat dengan menyusun lima macam pola canting cap, yaitu cap bakal, cap garan mubeng, cap lar, cap bates, dan cap pinggiran. Walaupun lima macam cap tersebut dapat disusun sekehendak desainer tetapi tiap macam cap sebenarnya mempunyi aturan dalam menyusunnya. Misalnya cap bakal sebaiknya disusun saling berdempetan dengan arah yang tetap memenuhi bidang yang diinginkan. Cap garan mubeng (berputar) sebaiknya disusun paling tidak empat buah dan arah penyusunnannya berputar. Cap bates disusun memanjang dan digunakan untuk membatasi antara dua bidang pola yang berbeda. Cap pinggiran untuk membatasi antara bidang yang bermotif dengan bidang yang polos. Sedangkan cap lar diletakkan di tiap sudut bidang dengan arah ke dalam.

Jika aturan peletakkan pola cap tersebut dilaksanakan maka akan menjadi suatu motif batik taplak meja seperti terlihat pada Gambar 6. Warna hitam adalah warna kain, sedangkan motif tidak berwarna (putih) karena dalam pewarnaan kain mori tertutup oleh lilin.

1 2 3 4 1 2 4 3 1 2 3 4 1 A A 1 B 2 A B 2 B A B A B A B A B A B 1 3 4 a. Pola Pengecapan Tubruk.

b. Pola Pengecapan Ondo-ende.

c. Pola Pengecapan Parang. d. Pola Pengecapan Mubeng. e. Pola Pengecapan Mlampah Sareng.

1 2

3 4

(6)

Gambar 6. Hasil Pendesainan Batik. Gambar 5. Metode Pendesainan Batik Canting Cap.

Gambar 7. Diagram Sistem Desain Batik Canting Cap Berbantuan Komputer. 6. Diagram Sistem Desain Batik Canting Cap Berbantuan Komputer

Dengan melihat model desain batik canting cap berbantuan komputer di atas dibuat diagram sistem desain batik canting cap berbantuan komputer seperti pada Gambar 7. Diagram sistem desain batik canting cap berbantuan komputer ini mengintegrasikan kebutuhan desainer akan komponen yang digunakan untuk mendesain. Beberapa komponen yang harus dikembangkan basis datanya adalah bahan, canting cap, dan warna.

lar bakal garan mubeng bates pinggiran pembatas Basis Data Bahan Basis Data Canting Cap Basis Data Warna Data Canting Cap Perencanaan Proses Gambar Motif Jadi Program Desain

Berbantuan Canting Cap (Design by Canting Cap)

(7)

Dalam Tabel 1, basis data bahan menyimpan data berupa lebar dan panjang macam-macam kain mori yang dipakai sebagai bahan kain. Basis data canting cap merupakan basis data yang kompleks. Dilihat dari macam canting cap yang dipakai sampai macam motif yang dihasilkan oleh jenis cap tertentu atau gabungan dari dua buah cap akan memberikan motif yang berbeda-beda. Basis data warna memberikan variasi warna pada motif batik yang dihasilkan oleh susunan canting cap. Sebagai dasar pengembangan basis data ini adalah untuk jenis batik kelengan atau batik monochrome, dimana warna batik hanya satu macam. Jika basis data warna ini sudah baik maka dapat dikembangkan untuk jenis batik sogan dan wedelan yang mempunyai variasi warna lebih banyak.

Tabel 1. Basis Data Bahan. Kode Bahan Contoh Bahan

L90 Volissima

L105 Primissima

L107 Primissima

L115 Birkolin 115

Tabel 2. Basis Data Warna.

Kode Warna Warna Bahan Pewarna Komposisi RGB

B-xxx Biru - Nila

- Naptol AS-BO

0,0,153 C-xxx Coklat - Teger, tingi, jambal

- Naptol AS-LB

102,51,0

K-xxx Kuning - Sari Kuning

- Naptol AS-G

225,225,0

M-xxx Merah - Naptol AS-BO 204,0,0

Basis data bahan pada Tabel 2. menunjukkan data lebar bahan yang digunakan, karena bahan kain yang dipergunakan biasanya dalam bentuk rol-rolan yang mempunyai panjang sekitar 50 yard dan lebarnya tergantung jenisnya. Ukuran kain yang dibutuhkan kadang membutuhkan lebar yang lebih dari 115 cm sehingga perlu sambungan kain. Sedangkan panjang kain yang dibutuhkan biasanya tidak lebih panjang dari 50 yard. Sehingga jenis ukuran kain lebih sering disebutkan dengan lebarnya.

Basis data warna mengambil warna dasar pada warna batik tradisional. Warna-warna tersebut dahulunya didapat dari zat warna alam seperti nila, teger, tingi, jambal, dan sari kuning, sedangkan dewasa ini lebih banyak digunakan zat warna sintetis. Kode huruf B,C,K,M menunjukkan jenis warna sedangkan kode 3 angka dibelakang menunjukkan nomor warna untuk tiap jenis warna. Untuk menampilkan warna di layar monitor, program komputer menggunakan komposisi dari campuran tiga warna dasar piksel monitor yaitu merah hijau biru (RGB/Red Green Blue). Sehingga untuk tiap kode warna selalu ada komposisi RGB-nya.

Format basis data canting cap dibuat penggolongannya berdasar dari klasifikasi canting cap seperti terlihat pada Tabel 3. Penggolongan jenis motif canting cap didasarkan pada dominasi penggunaan. Canting cap utama digolongkan utama karena pada satu lembar kain batik penggunaan canting cap ini amat dominan memenuhi hampir seluruh luasan kain.

(8)

melengkapi motif canting cap utama. Seperti terlihat pada contoh motif taplak meja di atas. Motif canting cap bakal hampir memenuhi seluruh bagian taplak, sedangkan motif pinggiran dan lar hanya menempati bagian tertentu saja.

Tabel 3. Klasifikasi Canting Cap.

Golongan Sub Golongan Pola Pengecapan Contoh

Klowong / Putihan

Tubruk, Ende, Mlampah Sareng Tembokan Tubruk, Ende,

Mlampah Sareng

Nitik Tubruk, Ende,

Mlampah Sareng Granitan Tubruk, Ende,

Mlampah Sareng

Bakal Tubruk

Garan Muter Mubeng (Muter) Canting Utama Parang Parang Ceplokan Bebas Pinggiran Memanjang Pinggiran Bates Memanjang Sorotan Memanjang berhadapan Lar Bebas Canting Tambahan Simbol Bebas

Format basis data canting cap pada Tabel 4. digunakan untuk data motif yang akan digunakan untuk menyusun desain pada program desain batik canting cap berbantuan komputer. Kode canting digunakan huruf “U” untuk golongan canting cap utama dan huruf “T” untuk golongan canting cap tambahan. Angka 1, 2, dan seterusnya dibelakang huruf menunjukkan sub golongan sesuai Tabel Klasifikasi di atas. Sedangkan empat x dibelakang menunjukkan nomor motif canting cap.

Tiap canting cap yang diwakili satu kode selalu mempunyai gambar motifnya yang disimpan pada file gambar yang berformat BMP (Windows Bitmap). Format BMP adalah format file gambar yang sederhana tanpa pengkompresan dan dikenal oleh windows dan juga dikenal oleh program Delphi.

(9)

Tabel 4. Basis Data Canting Cap.

Kode Jenis Contoh Nama File

U1-xxxx Klowong Sido Mulyo KsidoMulyo.BMP

U2-xxxx Tembokan Sido Mulyo TsidoMulyo.BMP

U3-xxxx Nitik Jonggrok Cengkeh JonggrokCengkeh.BMP

U4-xxxx Granitan Gurdo Sulur GurdoSulur.BMP

U5-xxxx Bakal Grompol Alit GurdoAlit.BMP

U6-xxxx Garan Muter Kawung Prabu Kembang KwPrbKembang.BMP

U7-xxxx Parang Parang Kusumo PrgKusumo.BMP

T1-xxxx Ceplokan Kembang Kanthil KbKanthil.BMP

T2-xxxx Pinggiran Modang Modang.BMP

T3-xxxx Pinggiran Bates Mlinjon Mlinjon.BMP

T4-xxxx Sorotan Sorotan Gunungan Gunungan.BMP

T5-xxxx Lar Gurdo Gurdo.BMP

T6-xxxx Simbol Teratai Teratai.BMP

Data canting cap merupakan data yang dihasilkan oleh proses pendesainan batik canting cap berbantuan komputer. Data canting cap ini akan digunakan pada fungsi lain selanjutnya di dalam manufaktur. Untuk keperluan tersebut maka data harus disusun formatnya sehingga dapat memberikan gambaran yang lengkap tentang canting cap yang digunakan, posisinya, dan arah peletakannya. Data tersebut harus mudah diproses kembali untuk fungsi manufaktur selanjutnya. Selain itu data tersebut harus cukup ringkas tidak membutuhkan ukuran file yang besar sehingga mudah untuk ditransfer ke mana saja. Format data yang dikembangkan seperti pada Tabel 5. adalah sebagai berikut :

Tabel 5. Fomat Data Canting Cap.

Bagian Isi Contoh

Kepala Nama file Jenis bahan kain Ukuran kain Perapian Warna motif Taplak.cap Primisima 110 x 110 cm dijahit B-001 Badan Canting 1 Kode canting Arah canting Posisi canting Canting ke-n

U5-0001 (misal jenis bakal motif kembang jeruk) 90o

10,10

Ekor Akhiran file akhir

7. Diagram Alir Proses Desain Batik Canting Cap Berbantuan Komputer

Dengan melihat diagram sistem pada Gambar 7 di atas, maka dibuat aliran proses desain batik canting cap berbantuan komputer seperti pada Gambar 8. Aluran proses ini menunjukkan langkah-langkah mendesain suatu motif.

(10)

Gambar 8. Diagram Alir Proses Desain Batik Canting Cap Berbantuan Komputer. 1. Mulai

Memulai program desain dengan menjalankan software melalui windows. Setelah program berjalan maka akan muncul form yang merupakan ruang untuk membuat desain batik tersebut.

2. Buka lembar kain baru

Perintah ini dengan mengklik icon yang bergambar kain kosong, yang berarti kita membuka kain baru sebagai media untuk membuat desain batik. Perintah ini seperti perintah New pada beberapa program editor.

3. Penentuan jenis kain

Pada saat perintah buka lembar kain baru dilaksanakan maka akan keluar sebuah form yang menanyakan jenis kain apa yang akan kita gunakan. Pada form tersebut terdapat beberapa pilihan kain beserta ukuran lebar kain dan komposisi bahan tiap-tiap kain. Ukuran panjang kain tidak disebutkan karena kain umumnya merupakan gulungan yang panjang, lebih panjang dari ukuran panjang yang diperlukan.

4. Membuat garis pola utama

Pembuatan garis pola utama ini untuk menempatkan cap yang berfungsi sebagai pembatas, atau diperlukan untuk membatasi motif cap satu dengan yang lain. Pola garis ini dapat ditentukan sekehendak pendesain. Pola garis ini sudah sedikit memberi gambaran motif kain yang akan didesain.

5. Pemilihan macam cap

Setelah pola utama tergambar sekarang dapat ditentukan macam cap yang akan dipakai. Basis data cap akan memberikan gambaran jenis cap yang dapat dipilih. Pemilihan jenis cap

mulai Buka lembar kain baru

Pemilihan macam cap yang digunakan

Penempatan cap pada kain. Sebagai pembatas, isen, atau ceplokan.

Lanjutkan desain

Penentuan ukuran kain Penyelesaian pinggiran kain

selesai Pemilihan warna Penentuan jenis kain Membuat garis pola utama

(11)

ini dapat dilakukan sekehendak dari pendesain. Cap pinggiran biasanya untuk mebatasi dua macam motif atau membatasi dari daerah bermotif dengan daerah yang tak bermotif (polos). 6. Penempatan cap pada kain

Cap yang sudah dipilih dapat langsung ditempatkan pada lembar kain. Cap sebagai pembatas jika cap dicetak membentuk garis yang membatasi dua daerah motif. Cap sebagai isen jika cap dicetak memenuhi suatu ruang tertentu yang dibatasi cap pembatas. Cap sebagai isen jika cap tersebut diletakkan di sembarang tempat tidak tergantung cap lainnya.

7. Pilihan melanjutkan desain.

Kotak pilihan ini digunakan untuk menanyakan apakah akan melanjutkan desain atau tidak. 8. Penentuan ukuran kain

Setelah desain jadi maka ukuran kain dapat ditentukan. Semestinya ukuran kain lebih lebar dari pada desain. Ukuran kain dapat disesuaikan jika pada kotak peenyelesaian pinggiran kain membutuhkan tempat yang lebih lebar daripada ukuran kain yang ada.

9. Penyelesaian pinggiran kain

Penyelesaian pinggiran kain berguna untuk menjaga agar anyaman kain tidak rusak mulai dari pinggir. Penyelesaian pinggiran kain ini biasanya berupa penjaitan. Bisa berupa rumbai-rumbai benang yang diikat.

10.Pemilihan warna

Pemilihan warna disesuaikan dengan basis data warna yang dimiliki program. 11.Selesai

Setelah program selesai maka program harus disimpan pada suatu file tertentu. Pada waktu menyelesaikan program, secara otomatis program juga membuat file lainnya yang akan digunakan dalam proses selanjutnya.

8. Kesimpulan

Permasalahan utama dalam mendesain batik (canting cap) yaitu desainer tidak dapat dengan jelas menampilkan hasil desainnya. Sistem desain batik canting cap berbantuan komputer yang dikembangkan merupakan metode dan alat bantu desain yang dapat memudahkan desainer dalam melaksanakan kegiatannya sehingga akan menambah variasi desain dan diharapkan akan mengurangi waktu desain.

Dengan metode ini desainer dapat dengan mudah mencoba beberapa variasi desain dan melihat hasilnya langsung di layar komputer, yang kemudian dapat langsung ditunjukkan kepada konsumen. Sistem yang dikembangkan diharapkan mudah untuk dioperasikan sehingga tidak hanya desainer saja yang dapat menggunakannya tetapi juga dapat dioperasikan oleh konsumen.

Format data desain ini dikembangkan untuk data pada fungsi manufaktur yang lain terutama perencanaan proses. Dengan data yang langsung terbentuk pada saat mendesain diharapkan data tersebut lebih akurat dan dapat dengan cepat diproses untuk menghasilkan produk lain sesuai dengan motif yang didesain.

Sistem ini akan dikembangkan untuk dioperasikan pada internet sehingga desainer atau konsumen yang berada pada lokasi geografis yang berbeda dengan sistem manufaktur pembatikan dapat mengoperasikannya. Selain itu format data hasil desain telah dipersiapkan untuk pengembangan selanjutnya yang akan mendukung fungsi-fungsi manufaktur pembatikan terutama perencanaan proses pembatikan.

(12)

Daftar Pustaka

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik, 1984, Kumpulan Motif

Batik , Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Industri Kerajinan dan Batik,

Yogyakarta.

Hamzuri, 1985, Batik Klasik , Penerbit Djambatan, Jakarta.

Pranata, A, 2000, Pemrograman Borland Delphi, Andi Offset, Yogyakarta. Sofia, S. & Pawiro, W., 2000, Batik Canting Cap, Batik Mekar, Yogyakarta.

Susanto, S., 1980, Seni Kerajinan Batik Indonesia , Balai Penelitian Batik dan Kerajinan.

Swan, T., 1995, Foundation of Delphi Development for Windows 95, IDG Books Worldwide, Inc, Foster City, California.

Toha, I. S. & Wibisono, M.A, 1999, Desain Komponen Prismatik Berbantuan Feature

Pembentuk , Proceeding Seminar Sistem Produksi IV, LSP-ITB, Bandung.

Van Roojen, P., 1993, Batik Design, Pepin Van Roojen Production, Amsterdam. Lampiran

Prototipe Program Desain ini dibuat dengan Delphi, bekerja pada lingkungan Windows.

Gambar 1. Tampilan Jendela Menu Prototipe Desain Batik Canting Cap berbantuan Komputer

Gambar 2. Tampilan Menu Pull Down pada Prototipe Desain. Pull down Menu Buttom Menu Ruang mendesain Status

Gambar

Gambar 1. menunjukkan urutan proses teknik pembuatan batik kerokan dan batik kelengan
Gambar 2. Canting Cap Beserta Bagian-bagiannya.
Gambar 5. memberikan gambaran bagaimana membuat sebuah motif batik yang akan digunakan sebagai taplak meja
Gambar 5.  Metode Pendesainan Batik Canting Cap.
+6

Referensi

Dokumen terkait

Aplikasi perangkat lunak koreksi kesalahan kata dalam karya tulis ilmiah berbahasa Indonesia yang telah dibuat dalam penelitian ini dapat melakukan koreksi

Secara khusus dalam menghadapi tekanan hidup sehari-hari kemampuan memecahkan masalah dapat menjadi sarana coping yang positif yang berguna untuk meningkatkan perspektif

Berdasarkan hasil analisis data yang diperoleh, maka dapat disimpulkan bahwa : (a) Terdapat peningkatan aktivitas siswa dalam pembelajaran fisika siswa kelas XI IPA 3

Berdasarkan pokok permasalahan yang akan dikaji yaitu mengenai Bacaan al- Qur’an dalam Tradisi Munggah Molo (Studi Living Qur’an di Desa Pa tihan Wetan,.. Babadan, Ponorogo) maka

Berdasarkan berbagai hal yang dapat menyebabkan storage lesion pada PRC dan parameter yang menunjukkan peningkatan selama penyimpanan PRC dalam beberapa penelitian lain,

Pada penelitian yang dilakukan oleh Sasi Kirono dan Arief Sanjaya tentang pengaruh hasil pengelasan GTAW dan SMAW pada pelat baja SA 516 dengan kampuh V

Hasil analisis vegetasi yang dilakukan di titik sarang tarsius menunjukkan terdapat total 152 jenis tumbuhan yang berada di hutan lambusango dengan jumlah

Berdasarkan pembandingan tabel hasil pengujian akurasi yang menggunakan algoritma Smith-Waterman dengan bantuan proses tambahan pre-processing antara pengubahan struktur kata