• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB II KAJIAN PUSTAKA"

Copied!
20
0
0

Teks penuh

(1)

2.1 Program Sebelumnya

Pada kesempatan kali ini, penulis akan memproduksi tugas akhir berupa program features. Features merupakan reportase yang dikemas lebih mendalam dan luas disertai sedikit sentuhan aspek human interest agar memiliki dramatika, bertujuan untuk menghibur dan mendidik melalui eksplorasi elemen manusia, dan juga berfungsi sebagai penjelasan atau tambahan untuk berita yang sudah disiarkan sebelumnya. Features terkadang syarat dengan kadar keilmuan, hanya pengolahannya secara popular, sehingga nyaman disimak dan menghibur (Fachruddin, 2012).

Dengan banyaknya bermunculan program-program feature termasuk didalamnya travelling dan program mengenai kesehatan sebelumnya, maka penulis akan membahas perbandingan tugas karya akhir yang dibuat dengan program sebelumnya yang sudah ada dan tayang di televisi nasional yang akan dibedakan dari waktu tayang, konten program, dan treatment serta dari segi pengambilan gambar. Mengingat program tugas karya akhir yang akan diproduksi harus memiliki sisi inovatif dari program yang sudah ada sebelumnya.

No Nama Program Isi Program

Perbedaan dan Persamaan dengan program yang

akan dibuat 1. Celebrity on Vacation. (Hari : Minggu. Jam Tayang : 07.00)

Program ini merupakan program yang menayangkan semua jenis kegiatan artis yang menjadi bintang tamu setiap episodenya, menuju sebuah lokasi baik dalam atau luar negeri. Para artis melakukan perjalanan dari mulai mereka bersiap-siap berangkat, hingga akhirnya mereka sampai ditempat

Celebrity on Vacation memperlihatkan

keseharian para artis dilokasi tujuan, perjalanan mereka menuju tempat tujuan, hingga menghadiri acara- acara yang hanya bisa dihadiri dilokasi tersebut. Program ini lebih menonjolkan sisi lain dari seorang artis yang sedang

(2)

tujuan. Kegiatan lainnya adalah mengunjungi tempat-tempat yang bersejarah ataupun popular dilokasi tersebut, para artis pun dituntut untuk mencoba berbagai macam hal-hal baru yang khas pada lokasi yang menjadi tujuan pada episode tersebut.

berlibur. Para artis pun dituntut untuk berperilaku se-natural mungkin untuk meyakinkan para audience. Perbedaan dengan program yang penulis buat adalah, dalam program Celebrity on Vacation ini tidak memberikan informasi jumlah akomodasi, karena memang bukan itu yang menjadi fokus utama, kemudian program ini tidak memberikan informasi dan tips mengenai kesehatan yang menjadi salah satu fokus pada program yang akan penulis buat. 2. My Trip My Adventure (Hari : Sabtu – Minggu, Jam Tayang : 08.30

Program yang dibawakan oleh Vicky Nitinegoro dan Hamish Daud Wylle ini merupakan program dimana

para host akan

mengeksplorasi lokasi wisata di Indonesia, kemudian mengikuti kegiatan sehari-hari dengan masyarakat lokal.

My Trip My Adventure merupakan program yang fokus terhadap lokasi-lokasi wisata dan interaksi antara host dan masyarakat lokal. Perbedaan dengan program yang akan penulis buat adalah, program ini tidak mencantumkan rincian

akomodasi yang

(3)

tersebut secara terperinci, juga tidak memiliki informasi dan tips mengenai kesehatan. Dimana terlihat jelas perbedaan antara program yang akan penulis buat dengan program ini.

3.

Jejak Petualang (Hari : Senin – Kamis, Jam Tayang : 15.15)

Sebagai salah satu segmen acara terlama di stasiun tv ini, jejak petualang hadir sebagai tayangan dokumenter untuk memberikan nuansa dan pengalaman baru bagi pemirsa yang gemar melakukan kegiatan petualangan ke alam bebas. Tak terhitung lagi berapa lokasi di wilayah Indonesia ini yang sudah "dijamah" oleh tim Jejak Petualang, mulai dari pantai, pegunungan, kawasan pedalaman, dan perut bumi (gua) sekali pun.

Jejak petualang merupakan program dokumenter mengenai perjalanan yang cenderung mengangkat sisi nature dari perjalanannya, program ini pun bertujuan untuk memperlihatkan para audience akan keindahan alam Indonesia. Perbedaannya jelas terlihat dari jenis program, program Jejak Petualang merupakan program yang ber-genre documenter, sedangkan program yang akan penulis buat adalam feature dan memberikan informasi serta tips mengenai kesehatan setiap episodenya.

4.

Koper dan Ransel (Hari : Sabtu, Jam Tayang : 12.00)

Koper dan Ransel menyajikan dua tipe perjalanan, yaitu Koper

Persamaan dengan program yang akan penulis produksi adalah

(4)

dengan biaya akomodasi yang lebih besar atau bisa terbilang mewah, sedangkan Ransel merupakan perjalanan a la backpacker dengan biaya akomodasi yang jauh lebih murah. Kedua jenis perjalanan ini dilakukan pada tujuan yang sama, tetapi berbeda dari segi pemilihan tempat wisata dan fasilitas selama presenter berada di lokasi tersebut.

sama-sama program ber-genre travelling. Sedangkan perbedaannya, program yang akan penulis produksi tidak memberikan jenis rincian harga yang berbeda, melainkan rincian harga untuk perjalanan yang terbilang standar. Selain itu, program yang akan penulis produksi memiliki tambahan informasi mengenai kesehatan yang

berbeda setiap episodenya. 5. Dr. OZ Indonesia (Hari : Jumat – 14.00, Sabtu – Minggu, pukul 15.00) Dr. OZ Indonesia memiliki sebuah

konsep talkshow yang fokus pada topik mengenai dunia kesehatan dan gaya hidup yang sehat. Tujuan dari konsep acara ini ialah dapat memberikan wawasan baru mengenai kehidupan yang sehat dan bahagia. Topik-topik yang diangkat

dalam Dr. OZ

Indonesia ialah mengenai gaya hidup yang sehat dan berbagai isu terkini berdasarkan pengalaman para narasumber maupun

Program Dr. OZ Indonesia merupakan sebuah program talkshow yang memberikan informasi, fakta-fakta dan tips-tips mengenai kesehatan, yang dihadiri bintang tamu setiap episodenya. Program ini merupakan program kesehatan yang dibahas dalam sebuah talkshow. Perbedaan dengan program yang akan penulis buat adalah, program ini merupakan talkshow dan hanya membahas kesehatan

(5)

opini dari para pakar. Salah satu narasumbernya adalah para pakar dibidangnya yang akan memberikan informasi pengobatan, mulai

dari bagaimana

mencegahnya sampai mengobati penyakit. Dan tentunya dr. Ryan Thamrin sebagai host akan membahas bersama topik-topik tersebut

dengan cara yang cenderung membosankan.

Tabel 1.1 Perbandingan dengan program lain

2.2 Teori atau Konsep yang Berkaitan dengan Pembuatan Tugas Akhir 2.2.1 Proses Produksi Televisi

Pada saat membuat program televisi seluruh profesi produser, jurnalis, sutradara, editor, dan quality control harus mengikuti prosedur/persyaratan yang biasa dilakukan agar menghasilkan program televisi yang berkualitas.

Produksi televisi merupakan pekerjaan tim. Apabila sebuah program televisi dapat dimengerti maknanya, menghibur, dan pemirsa puas menyaksikannya, apresiasi kesuksesan yang harus diberikan adalah kepada tim produksi yang bekerja, bukan kepada seseorang di antaranya saja. Proses produksi dibagi menjadi tiga tahapan yaitu pra-produksi, produksi dan paska produksi yang akan dibahas di sub-bab berikutnya.

2.2.1.1Pra Produksi

Pra produksi adalah tahap paling penting dalam sebuah produksi televisi, yaitu merupakan semua tahapan persiapan sebelum sebuah produksi dimulai. Makin baik sebuah perencanaan produksi, maka akan memudahkan proses produksi televisi (Fachruddin, 2012). Pra-produksi pun dibagi menjadi beberapa tahapan yang berbeda-beda, yaitu :

(6)

Program Ideas. Merupakan proses pengumpulan ide-ide yang dilakukan oleh produser, dan dituangkan melalui tulisan. Setelah ide tadi dituangkan di atas kertas, lalu masuk ke fase berikutnya, yaitu bagaimana mengorganisir ide tersebut kepada tim produksi yang terlibat, antara lain: direktur teknik, penata cahaya, penata suara, desainer, dan cameraman.

Production Models. Suatu metode untuk melihat langsung ketertarikan antara ide yang sudah ada dan apa yang diharapkan bisa terjadi pada audience yang dituju. The Effect to Cause Production Model yang dikemukakan oleh Zettl sebagai contoh, mengungkapkan proses pra produksi yang ringkas dan membuat aktifitas produksi televisi lebih efisien serta langsung mencapai goal yang direncanakan.

Gambar 1.5 Effect to Cause Production Model

Sumber : Dasar-dasar Produksi Televisi

Program Proposal. Langkah lanjutan dari production models. Proposal program televisi minimum harus memiliki bebrapa informasi penting yang akan memudahkan pada saat melakukan presentasi dan pengertian bagi yang berkepentingan terhadap program tersebut, yaitu : (1) judul program; (2) objektif/tujuan; (3) target audience; (4) format program; (5) treatment/angle/sinopsis; (6) metode produksi/sistem produksi; dan (7) perkiraan biaya.

IDE Pesan yang ingin disampaikan

kepada target audience

Produksi

Proses penyampaian pesan

(7)

Preparing Budget. Segala rincian pembiayaan meliputi biaya naskah, pengisi acara, kru produksi, peralatan rental, dan paska produksi yang dibutuhkan.

Presenting the Proposal. Merupakan proses presentasi program kepada pihak yang berkepentingan, atau menyerahkan langsung kepada eksekutif produser jika bekerja pada sebuah stasiun televisi.

Casting. Proses pencarian talent untuk pengisi acara sesuai dengan yang diinginkan oleh salah satu departemen yaitu cast department yang dipimpin oleh seorang casting director.

Set Design. Membangun sebuah set design program telvisi nerarti menerjemahkan ide/gagasan tim kreatif, membuat sketsa desain, membuat set desain, membuat maket, hingga membangun maket itu sendiri. Proses pembangunan sebuah set studio bisa saja dilakukan bersamaan dengan proses pra-produksi lainnya (Fachruddin, 2012).

2.2.1.2Produksi

Produksi merupakan proses setelah pra – produksi selesai dan matang. Pada paham ini penulis sebagai cameraman berperan besar dalam proses produksi, penulis harus memahami dan menguasai skrip, storyboard, dan angle-angle apa saja yang harus digunakan selama proses produksi berlangsung. Dalam proses produksi terdapat beberapa tahapan secara umum yaitu :

Rehearsal. Merupakan bagian dari tahap produksi menurut Gerald Millerson, karena perspektif produksi non berita yang membutuhkan persiapan sangat detail bebrap ajam sebelum produksi. Hal ini tidak berlaku untuk program live dengan kru yang besar, rehearsal harus dilakukan minimal 15 jam sebelum live production. Pre rehearsal dimulai dengan rapat kru, serta reading para pengisi acara yang terlibat dipimpin langsung oleh program director/sutradara. Sehingga kru dan pengisi acara akan familier dengan skrip yang diberikan serta akan memahami karakter masing-masing sesuai dengan keinginan sutradara.

(8)

Studio Rehearsal. Proses studio rehearsal yang dipimpin oleh sutradara dapat dilakukan dengan berbagai cara, hal tersebut sangat tergantung dari jenis serta tingkat kesulitan acara televisi yang akan diproduksi. Secara umum persiapan itu antara lain: dry run/walkthrough, camera blocking, pre-dress run trough, dress rehearsal, video taping.

Recording. Proses perekaman sebuah produksi televisi (Fachruddin, 2012).

2.2.1.3Paska Produksi

Merupakan sebuah tahap finishing dalam rangkaian proses suatu produksi televisi. Dalam tahap ini, akan dilaksanakan tahap editing baik dari audio maupun video, termasuk didalamnya pengoreksian warna gambar, pemotongan, pemilihan backsound yang tepat, sampai dengan efek-efek yang mendukung. Evaluasi keseluruhan termasuk kedalam proses paska produksi untuk mengetahui bagian mana saja yang masih kurang memuaskan untuk dijadikan pelajaran di produksi selanjutnya.

2.2.2 Elemen Produksi

Didalam pembuatan tugas karya akhir ini, penulis akan menggunakan sistem EFP (Electronic Field Production), pada dasarnya sistem ini memudahkan produksi program televisi yang bersifat outdoor ataupun berpindah – pindah. Perbedaan antara ENG (Electronic News Gathering) dan EFP adalah formatnya, jika ia disiarkan langsung maka disebut ENG dan jika di rekam dengan video tape recorder maka disebut dengan EFP.

2.2.2.1 Tapeless Recording System & Storage System

Setiap kegiatan selalu dilakukan melalui tahapan dan proses pelaksanaan yang sudah ditentukan, sehingga pekerjaan yang dilakukan dapat berjalan lancar dan baik sesuai dengan prosedur pengoperasiannya.

Pengertian editing televisi itu sendiri adalah proses menyusun, memanipulasi, dan merangkai ulang rekaman video menjadi suatu rangkaian cerita yang baru dengan memberikan penambahan tulisan,

(9)

gambar, atau suara sehingga mudah dimengerti dan dapat dinikmati audience.

Editing memiliki beberapa jenis, yaitu linier dan non linier. Pada kesempatan kali ini, penulis akan menjelaskan proses editing non linier karena proses inilah yang akan digunakan dalam produksi tugas karya akhir ini.

Editing non linier adalah proses penyusunan gambar yang dilakukan secara tidak berurutan, penyusunan gambar-gambar secara acak, tidak harus disusun secara berututan, tetapi pada akhir proses harus diurutkan kembali sesuai dengan alur cerita dari naskahnya. Hal tersebut dapat dilakukan karena proses penyusunan gambar hanya dengan memindahkan suatu clip ke tempat yang diinginkan, sedang proses perekamannya dilakukan setelah clip tadi tersusun secara berurutan menurut alur ceritanya. Software editing non linier sangat beragam, diantaranya ada Adobe Premiere, Velocity, iMovie, Final Cut Pro, dan masih banyak lainya (Fachruddin, 2012).

Editing non linier juga memiliki kelebihan yaitu built-in effect seperti colour correction, sharpening, brightening, dan built-in transisi antar video seperti cross-dissolves, dan wipes yang bisa langsung diaplikasikan kepada video. Efek-efek dan transisi bisa didapatkan dengan men-download atau membelinya sehingga bisa mendapatkan efek video yang sesuai dengan keinginan (Bindle, 2013).

2.2.3 Angle Kamera

Meletakkan lensa kamera pada sudut pandang pengambilan gambar yang tepat dan mempunyai motivasi tertentu untuk membentuk kedalaman gambar atau dimensi dan menentukan titik pandang penonton dalam menyaksikan suatu adegan dan memangun kesan psikologis gambar, seperti :

High Angle (HA). Pengambilan gambar dengan meletakkan tinggi kamera diatas objek atau garis mata orang. Kesan psikologis yang ingin disampaikan objek tampak seperti tertekan.

(10)

Gambar 1.6 (High Angle Shot)

Sumber : google.com

Eye level (normal). Tinggi kamera sejajar dengan garis mata objek yang dituju. Kesan psikologis yang disajikan adalah kewajaran, kesetaraan atau sederajat. Penulis banyak menggunakan angle ini karena penulis menggunakan sudut pandang orang pertama, sehingga seakan-akan kamera yang penulis gunakan merupakan mata dari seseorang yang sedang melakukan travelling.

Gambar 1.7 (Eye Level Shot)

Sumber : google.com

Low Angle (LA). Pengambilan gambar dengan meletakkan tinggi kamera di bawah objek atau di bawah garis mata orang. Adapun kesan psikologis yang ingin disampaikan adalah objek tampak berwibawa (Fachruddin, 2012).

(11)

Gambar 1.8 (Low Angle Shot)

Sumber : google.com

2.2.4 Ukuran Gambar

Ukuran pengambilan gambar selalu dikaitkan dengan ukuran tubuh manusia, namun penerapan ukuran ini juga berlaku pada benda lain, tinggal menyesuaikan ukurannya saja. Berikut beberapa shot sizes tersebut:

Extreme Long Shot (ELS). Ukuran gambar ELS merupakan kekuatan yang ingin menetapkan suatu (peristiwa, pemandangan) yang sangat-sangat jauh, panjang, dan luas berdimensi lebar. ELS biasanya digunakan untuk komposisi gambar indah pada sebuah panorama.

Gambar 1.9 (Extreme Long Shot)

Sumber : google.com

Very Long Shot (VLS). Gambar-gambar opening scene atau bridging scene di mana pemirsa divisualkan adegan kolosal, kota metropolitan, dan sebagainya.

(12)

Gambar 1.10 (Very Long Shot)

Sumber : google.com

Long Shot (LS). Keseluruhan gambaran dari pokok materi dilihat dari kepala ke kaki atau gambar manusia seutuhnya. Penulis menggunakan ukurang gambar long shot untuk mengambil pemandangan secara keseluruhan, sehingga semua objek yang terdapat dalam pemandangan bisa terlihat dengan jarak yang tidak terlalu jauh.

Gambar 1.11 (Long Shot)

Sumber : google.com

Medium Shot (MS). Ukuran MS biasa digunakan sebagai komposisi gambar terbaik untuk wawancara. Dimana pemirsa dapat melihat dengan jelas ekspresi dan emosi dari wawancara yang sedang berlangsung. Jenis ukuran ini penulis gunakan ketika melakukan wawancara dengan warga dan pada saat shooting opening, dan beberapa segmen yang diisi oleh host.

(13)

Alasan penggunaan ukuran ini adalah untuk mengambil fokus terhadap dua objek yaitu host dan view disekitarnya.

Gambar 1.12 (Medium Shot)

Sumber : google.com

Close Up (CU). Objek menjadi titik perhatian utama dalam pengambilan gambar dan latar belakang hanya terlihat sedikit. CU fokus kepada wajah, digunakan sebagai komposisi gambar yang paling baik untuk menggambarkan emosi atau reaksi seseorang.

Gambar 1.13 (Close Up)

Sumber : google.com

Extreme Close Up (ECU). Paling sering digunakan untuk memperhebat emosi dari suatu pertunjukkan musik atau situasi yang dramatis. Kelemahan ECU, akan sulit untuk menciptakan depth of field, karena jarak objek dan jangkauan lensa kamera terlalu dekat. (Fachruddin, 2012)

(14)

Gambar 1.14 (Extreme Close Up)

Sumber : google.com

2.2.5 Pergerakan Kamera

Pergerakan kamera yang bervariatif sangat dibutuhkan pada setiap acara televisi sehingga menghasilkan kualitas program yang memuaskan. Semakin banyaknya pergerakan kamera sesuai dengan ketentuan yang lazim akan memperkaya gambar dan memudahkan penyusunan alur cerita.

Crab/Truck. Pergerakan seluruh badan kamera horizontal ke kiri dan ke kanan dengan sasaran menunjukkan keberadaan objek agar mempertahankan komposisi awal dan menunjukkan perubahan latar belakang.

Gambar 1.15 (Contoh Pergerakan Truck)

(15)

Swing. Pergerakan seluruh badan kamera ke kiri dan ke kanan membentuk oval, tujuan sasaran gambar menunjukkan keberadaan objek dengan mempertahankan komposisi awal.

Gambar 1.16 (Contoh Pergerakan Swing)

Sumber : google.com

Zoom in dan Zoom out. Merupakan teknik pengambilan gambar dengan pergerakan lensa dari wide angle lens (gambar yang luas) menuju narrow (gambar yang lebih sempit) ke suatu objek. Tujuannya menyajikan bahwa suasana ini terdapat objek yang dinilai penting.

Gambar 1.17 (Contoh Zoom)

Sumber : google.com

Pan Left/ Pan Right. Pengambilan gambar dengan melakukan pergerakan camera head horizontal ke kiri atau ke kanan pada poros tripod sesuai dengan kecepatan yang diinginkan. Pergerakan kamera ini banyak penulis gunakan untuk mendapatkan keseluruhan objek gambar. Pan Left adalah

(16)

pergerakan yang paling sering ditemukan dalam hasil karya akhir yang penulis lakukan.

Gambar 1.18 (Contoh Pergerakan Pan)

Sumber : google.com

Tilt up/ Tilt down. Pergerakan kamera dari bawah ke atas atau dari atas ke bawah pada porosnya. Tujuan dilakukan pergerakkan ini untuk menyajikan ketinggian suatu objek, ataupun keberadaan suatu objek yang berada di bawah. (Nurudin, 2011)

Gambar 1.19 (Contoh Pergerakan Tilt)

Sumber : google.com

Dolly. Suatu gerakan kamera yang menuju objek disebut gerakan dolly in sedangkan gerakan kamera yang menjauhi objek disebut dolly back.

(17)

Gambar 1.20 (Contoh Pergerakan Dolly)

Sumber : Google.com

2.2.6 Teori Komunikasi Organisasi

Menurut Wiryanto, komunikasi organisasi adalah pengiriman dan penerimaan berbagai pesan organisasi di dalam kelompok formal maupun informal dari suatu organisasi. Komunikasi formal adalah komunikasi yang disetujui oleh organisasi itu sendiri dan sifatnya berorientasi kepentingan organisasi. Sedangkan komunikasi informal adalah komunikasi yang disetujui secara sosial. Orientasinya bukan pada organisasi, tetapi lebih kepada anggotanya secara individual (Romli, 2014).

Sedangkan komunikasi organisasi adalah perilaku pengorganisasian yang terjadi dan bagaimana dan bagaimana tiap anggota dari organisasi berinteraksi dan memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Komunikasi organisasi juga berbicara seputar arah aliran informasi yang berpindah dari suatu posisi ke posisi lainnya didalam sebuah struktur organisasi. Aliran informasi didalam suatu struktur organisasi dapat dibagi menjadi dua jenis. Yaitu komunikasi kebawah dan komunikasi keatas. (R. Wayne Pace, Don F. Faules, 2010).

Penulis bekerja sama dengan tim dalam proses produksi tugas karya akhir ini, dimana dapat diistilahkan dengan kelompok atau organisasi kecil, karena tim yang hanya berjumlah dua orang.

Jenis komunikasi organisasi yang terjadi didalam tim penyusunan tugas karya akhir ini adalah :

(18)

• Komunikasi ke Atas : merupakan sebuah komunikasi yang mengalir pada individu dari hierarki kedudukan yang rendah dalam struktur organisasi kepada mereka yang berada pada kedudukan yang lebih tinggi. Salah satu bentuk komunikasi ke atas yang paling sering ditemukan adalah kotak saran, rapat-rapat kelompok, dan protes mengenai prosedur. (Ivancevich, Konopaske, & Matteson, 2007)

2.2.7 Peran Cameraman

Cameraman merupakan salah satu peran terpenting dalam suatu produksi sebuah program karena cameraman merupakan seseorang yang bertanggung jawab atas hasil gambar pada saat masa produksi. Pada saat yang sama, cameraman harus mampu memiliki kemampuan untuk mengerti, mendengarkan, dan mengikuti konsep yang sudah diberikan. Cameraman juga harus memiliki pengetahuan mendalam mengenai fungsi peralatan yang digunakan, bahkan dengan kualitas peralatan yang minim (study.com, 2013). Cameraman pun harus memiliki rasa seni yang tinggi sehingga bisa mengambil gambar dengan nilai artistik yang tinggi pula, selain itu hasil yang didapat juga akan bervariasi. Selain itu cameraman juga perlu memiliki stock shot yang banyak sehingga dapat mempermudah pekerjaan editor yang dapat melakukan editing dengan variasi gambar yang banyak pula. Menurut Zettl

2.3Teori atau Konsep yang menjadi kaitan antara Tugas Karya Akhir dengan Penontonnya.

2.3.1 Teori Komunikasi Massa

Pada hakikatnya komunikasi massa adalah komunikasi melalui media massa yaitu media cetak dan elektronik. Komunikassi massa berasal dari pengembangan kata media of mass communication. Media massa atau saluran yang dihasilkan oleh teknologi modern. Massa dalam arti komunikasi massa, lebih menunjukkan pada penerima pesan yang berkaitan dengan media massa. Massa menunjukkan pada khalayak, audience, penonton, pemirsa, atau pembaca. Menurut Michael W. Gamble dan Teri Kwan Gamble (1986), sesuatu bisa didefinisikan sebagai Komunikasi Massa jika mencakupi hal - hal sebagai berikut:

• Komunikator dalam komunikasi massa mengandalkan peralatan modern untuk menyebarkan atau memancarkan pesan secara cepat kepada khalayak yang luas.

(19)

• Komunikator dalam komunikasi massa dalam menyebarkan pesan-pesannya bermaksud mencoba berbagi pengertian dengan jutaan orang yang tidak saling kenal satu sama lain.

• Pesan adalah milik publik. Artinya, pesan ini bisa didapatkan dan diterima oleh banyak orang.

• Sebagai sumber, komunikator massa biasanya organisasi formal seperti jaringan, ikatan atau perkumpulan, bukan perseorangan.

• Komunikasi massa dikontrol oleh gatekeeper. Artinya, pesan- pesan yang disebarkan dikontrol oleh sejumlah individu dalam lembaga tersebut sebelum disiarkan lewat media massa.

• Umpan balik dalam komunikasi massa sifatnya tertunda. Tidak seperti jenis komunikasi lain yang umpan baliknya bersifat langsung. (Nurudin, 2011, pp. 8-9)

Seringkali komunikasi massa disamakan dengan media massa, tetapi sesungguhnya keduanya memiliki fungsi yang berbeda. Menurut Janowitz (1968) komunikasi massa terdiri atas lembaga dan teknik dari kelompok tertentu yang menggunakan teknologi (pers, radio, film, dan sebagainya) untuk menyebarkan konten simbolis kepada khalayak yang besar, heterogen, dan sangat tersebar (McQuail, pp. 61-62)

Teori komunikasi massa digunakan dalam tugas akhir ini karena fungsi komunikasi massa yang bisa menyebarkan informasi keseluruh jangkauan masyarakat yang tersebar diseluruh penjuru Indonesia.

2.3.2 Televisi sebagai Media Massa

Televisi merupakan salah satu media media massa yang paling diminati oleh masyarakat. Televisi merupakan media paling sempurna karena merupakan penggabungan antara unsur audio dan visual. Tidak seperti radio yang hanya memiliki unsur audio atau media cetak yang hanya bisa di lihat atau di baca. Meskipun setiap jenis media massa memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, penulis percaya televisi merupakan media yang paling cocok dalam pembuatan tugas karya akhir ini.

(20)

Gambar

Tabel 1.1 Perbandingan dengan program lain
Gambar 1.5 Effect to Cause Production Model  Sumber : Dasar-dasar Produksi Televisi
Gambar 1.6 (High Angle Shot)  Sumber : google.com
Gambar 1.9 (Extreme Long Shot)  Sumber : google.com
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dalam sub proses bisnis A/R ini, data-data tentang Customer juga dimasukkan dalam Master Database yang disebut Master Customer.Dalam setiap transaksi penjualan akan dibuat Sales

- setelah selesai upacara adat pernikahan suami istri tinggal bersama orang tua si perempuan sebelum mereka membangun rumah baru.

Model Stimulasi Kecerdasan Visual Spasial Dan Kecerdasan Kinestetik Anak Usia Dini Melalui Metode Kindergarten Watching Siaga Bencana Gempa Bumi Di Paud

kepastian untuk membuat keputusan sendiri apakah perlu evakuasi, tetap berada di tempat, atau kembali. Segera sesudah gempa berhenti, anggota Jaring Komunikasi SAR

Perlu dibahas element-element penting untuk mendukung implementasi rantai peringatan seperti : Back up Posko 24/7 BPBD ditingkat Provinsi, Kapasitas Staff Posko, Soft

Sedangkan untuk pengelolaan tacit knowledge sangat sulit, karena beberapa hal seperti beberapa orang enggan untuk melakukan sharing knowledge kepada orang lain, alasannya

Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 259/KMK.05/2008 tentang Penetapan Universitas Diponegoro pada Depdiknas sebagai Instansi Pemerintah yang menerapkan

Dirgaputra Ekapratama sebagai Pengusaha Kena Pajak secara administrasi sudah sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor 85/PMK.03/2012, namun dalam perhitungan