• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sulap Sampah Kulit Siwalan Menjadi Asap Cair Pengawet Ikan Alami

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Sulap Sampah Kulit Siwalan Menjadi Asap Cair Pengawet Ikan Alami"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

“Sulap” Sampah Kulit Siwalan

Menjadi Asap Cair Pengawet

Ikan Alami

UNAIR NEWS – Prihatin terhadap penggunaan formalin dan tingginya angka pengangguran, mahasiswa UNAIR memberikan pelatihan wirausaha dengan “menyulap” limbah kulit siwalan menjadi pengawet ikan alami pada remaja di Dusun Ngareng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban

Perkembangan teknologi dan kemajuan zaman seharusnya dapat memberikan dampak positif dengan adanya kemudahan akses informasi. Terutama seputar kesehatan dan peluang pekerjaan yang lebih luas. Namun tidak sedikit masyarakat masih mengabaikan, sehingga masih banyak risiko buruk terhadap kesehatan, salah satunya penggunaan formalin sebagai pengawet makanan.

Banyaknya pengangguran pada remaja di Dusun Ngareng tersebut juga memberikan sumbangsih terhadap peningkatan angka kemiskinan di Kab. Tuban yang mulanya 196.590 pada tahun 2015 menjadi 198.350 jiwa pada tahun 2016 (BPS Provinsi Jawa Timur).

Melihat fenomena itu, Ika Zulkafika Mahmudah, Mahasiswa Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga beserta 4 anggotanya yang berasal dari Tuban ikut prihatin dan berinovasi memberikan pelatihan kewirausahaan kepada remaja di wilayah itu dengan memanfaatkan pengawet dari bahan alami yang tidak berbahaya bagi kesehatan.

Keberadaan limbah kulit siwalan yang menjadi masalah kebersihan di Tuban karena dibiarkan berserakan tanpa diolah oleh masyarakat, ternyata mengandung zat kimia yang dapat diolah menjadi pengawet alami. Hal ini memberikan jawaban bagi Ika Zulkafika Mahmudah, Tutut Dwi Cahyati, Teguh Dwi Saputro,

(2)

Inas Pramitha Abdini Haq, dan Sutra Mahardika semakin menguatkan tekadnya melaksanakan pengabdian masyarakat ini. Pengabdiannya itu kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Pengabdian masyarakat (PKMM) dan berhasil lolos untuk meraih pendanaan dari Kemenristek Dikti, dengan judul “BILQIS (Bio Liquid Smoke): Pemanfaatan Asap Cair Dari Kulit Siwalan sebagai Pengawet Ikan dalam Upaya Menciptakan Peluang Usaha Baru Masyarakat Dusun Ngareng, Desa Jatimulyo, Kecamatan Plumpang, Kabupaten Tuban”.

”Ide ini berawal dari teman saya, Teguh yang melihat banyaknya kulit siwalan berserakan di tepi jalan. Dia mengusulkan bagaimana kalau dijadikan asap cair saja, pasti lebih berguna untuk masyarakat. Tentu saja kami sependapat,” kata Ika Zulkafika M, ketua tim PKMM.

Proses pembuatan asap dilakukan dengan pembakaran melalui tabung yang disebut Pirolisator, lalu asapnya diembunkan menjadi zat cair dan disuling untuk dihasilkan tiga tingkatan asap cair. Tingkat 1 adalah paling bagus dan bisa digunakan sebagai pengawet makanan. Sedangkan untuk pengawet ikan digunakan asap cair tingkat 2.

”Kami memilih Dusun Ngareng Desa Jatimulyo Kec. Plumpang Kab. Tuban karena terdapat banyak limbah kulit siwalan. Selain itu Tuban merupakan wilayah di jalur pantara Jawa yang terkenal dengan hasil lautnya. Agar ikan hasil tangkapan tidak cepat yang busuk, nelayan menggunakan pengawet formalin, garam, dan es batu yang lebih mahal, tidak praktis dan efisien. Namun mayoritas masih banyak yang menggunakan formalin karena dianggap paling murah dan tahan lama,” ujar Teguh, anggota tim.

Pelaksanaannya dilakukan melalui beberapa program dengan sasaran Karang Taruna. Tahap pertama yaitu BILQIS On Training dilakukan selama dua tahap. Tahap pertama memberikan pengetahuan manfaat kulit siwalan dan cara pembuatan asap

(3)

cair. Dalam hal ini, tim mendatangkan pemateri dari Dinas Pertanian Kabupaten Lamongan, Kartono, S.TP., yang berpengalaman dalam usaha produksi asap cair. Kemudian Karang Taruna diajak praktik dan diberikan pelatihan pemasaran. Tahap kedua pelatihan desain dalam pengemasan, praktik mandiri Karang Taruna dan Pembentukan Kader.

Program berikutnya kunjungan industri bersama Karang Taruna untuk mengetahui industri pembuatan asap cair sekaligus menambah wawasan mereka. Keberlanjutan di akhir program adalah seminar produk asap cair yang telah diproduksi mandiri oleh Karang Taruna kepada masyarakat setempat dan nelayan untuk mencapai tujuan program, yakni adanya peluang usaha dan memberikan solusi pengganti formalin sebagai pengawet ikan secara alami. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Kembangkan

Koyo untuk Inovasi Obat

Kanker Payudara

UNAIR NEWS – Kanker diketahui sebagai penyakit yang mengerikan. Ini antara lain karena efek penyakitnya dan efek samping terapi obat kanker (kemoterapi) yang menyakitkan bagi pasien. Di Indonesia, kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker terbanyak dengan prevalensi 12/100.000 perempuan (Kemenkes RI – 2015).

Doxorubicin dapat digunakan sebagai kemoterapi pasien kanker payudara melalui injeksi intravena. Hal tersebut menguntungkan karena obat dapat bekerja secara cepat. Akan tetapi juga

(4)

memiliki kekurangan yaitu menyebabkan nekrosis dan perdarahan

(ulserasi) akibat penyuntikan, dan kerja obat tidak spesifik,

sehingga menyebabkan efek samping sistemik, serta bila terjadi alergi perlu waktu untuk penanganannya.

Tergerak dari keprihatinan terhadap pasien kemoterapi kanker payudara itulah, lima mahasiswi Fakultas Farmasi Universitas Airlangga yang tergabung dalam Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian Eksakta (PKMPE) yaitu Ayu Tarantika Indreswari, Vita Fitria, Galuh Damar, Nurul Azizah, dan Beatrice mengembangkan sediaan berupa koyo (patch) yang mengandung

Doxorubicin yang dapat ditempel di kulit payudara.

Patch Doxorubicin menggunakan sistem penghantaran obat transdermal dan dibantu dengan arus listrik (iontoforesis),

sehingga Doxorubicin dapat menembus kulit dan masuk ke dalam jaringan terjangkit kanker payudara. Dalam menjamin kualitas, keamanan, dan kenyamanan penggunaan Patch Doxorubicin maka dilakukan berbagai uji skala laboratorium, seperti uji keseragaman bobot, keseragaman diameter, keseragaman tebal

patch, uji pH, kandungan lengas, kuat tarik, FTIR, dan DSC.

Ditemui di Fakultas Farmasi Universitas Airlangga, Ayu Tarantika Indreswari, ketua Tim ditemani keempat rekannya, menuturkan kelebihan sediaan Patch Doxorubicin buatan tim ini. Dikatakan, penggunaannya mudah dan tidak menyakitkan pasien, targetnya spesifik pada jaringan kanker payudara sehingga efek samping kemoterapi lebih sedikit, serta bila terjadi tanda-tanda alergi maka patch dapat segera dilepas dari kulit si pasien.

“Sampai saat ini penelitian kami masih dalam skala laboratorium. Harapan kedepan, kami ingin penelitian ini berlanjut sampai aplikasi reservoir patsh transdermal

Doxorubicin ini dapat menunjang keamanan, keefektivitasan, dan

kenyamanan kemoterapi pada pasien kanker payudara,” kata Ayu. Bahkan, kata mereka, penelitian ini telah mendapat penghargaan

(5)

salah satu gagasan terbaik dari ISPE (International Society

Pharmaceutical Engineering) yaitu salah satu forum

professional dari Industri Farmasi yang diselenggarakan bulan Mei lalu di Jakarta. “Bahkan kami diberi penawaran untuk penelitian lebih lanjut di beberapa Industri Farmasi,” tambah Ayu.

“Karena itu kami berharap penelitian ini tidak berhenti sekedar penelitian, tetapi kedepannya dapat benar-benar dikembangkan dan diproduksi dalam skala industri sehingga industri farmasi di Indonesia dapat memimpin inovasi obat kanker, khususnya untuk kanker payudara berbasis koyo,” kata Ayu mengakhiri penjelasan. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa

Teknobiomedik

Ciptakan Aplikasi Deteksi

Komplikasi Diabetes pada Mata

UNAIR NEWS – Perkembangan teknologi seperti ponsel pintar semakin hari semakin pesat dan telah menjadi kebutuhan primer masyarakat. Dengan memanfaatkan perkembangan ponsel pintar berbasis Android, mahasiswa Universitas Airlangga menciptakan aplikasi yang dapat mendeteksi komplikasi diabetes pada mata atau Retinopati Diabetic.

Melalui pengajuan proposal program kreativitas mahasiswa karsa cipta (PKM–KC) tahun 2016, aplikasi bernama Adedirable berhasil diciptakan. Adedirable berhasil dibuat mahasiswa Teknobiomedik, Fakultas Sains dan Teknologi yang beranggotakan Kusnul Romimah, Riza Umi Nurjannah, Bestia Kumala Wardani, Debrina Rizka Pangesti, dan Nurrahmah Wida Achmadi.

(6)

Adedirable merupakan gagasan yang diusung oleh kelima mahasiswa dalam PKM–KC berjudul “Adedirable (Automated Detection Diabetic Retinopathy Portable) Berbasis Android dengan Jaringan Saraf Tiruan”.

Pembuatan aplikasi ini dilatarbelakangi banyaknya kasus Retinopati Diabetic. Berdasarkan data yang dirilis Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ada 40 persen penderita Diabetes yang mengalami Retinopati Diabetic.

“Penderita diabetes hanya memperhatikan kadar gula darah tubuh tidak terlalu concern terhadap kesehatan mata. Selain itu untuk pemeriksaan Retinopati Diabetic sendiri sampai saat ini harus dilakukan di rumah sakit yang memiliki alat untuk menangkap citra fundus karena harganya yang cenderung mahal,” ungkap Khusnul.

Usai mengunduh aplikasi dari Playstore, pengguna cukup menempatkan posisi mata pada lensa kamera eksternal (utama). Kemudian, kamera utama tersebut akan menangkap citra fundus retina. Setelahnya, citra fundus retina akan diproses untuk menunjukkan hasil.

Editor: Defrina Sukma S

Pemberdayaan Anak Jalanan

Berbasis Jaringan Sosial

Sebagai Upaya P4GN

UNAIR NEWS – Berawal dari kepedulian terhadap tingginya angka penyalahgunaan narkoba di kalangan anak-anak jalanan (anjal), lima mahasiswa Universitas Airlangga merancang dan mengusulkan

(7)

program kreativitas mahasiswa (PKM) berjudul “Pemberdayaan Anak Jalanan Berbasis Jaringan Sosial Sebagai Upaya P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).

Dengan urgensinya permasalahan yang dipilih itu, proposal PKM bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) ini lolos seleksi Dikti dan memperoleh dana pengembangan dari Kementrian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) untuk program PKM tahun 2016-2017.

Program pemberdayaan anak jalanan ini dilaksanakan oleh Nur Syamsiyah (2014), Dini Nurul Ilmiah (2014), Dewi Miftakhur Roifah (2014), Oktavimega Yoga (2014) dan Hasna Putri Permana (2015). PKMM ini lebih menekankan pada edukasi kreatif dan membangun jaringan sosial di kalangan anak jalanan.

ANAK jalanan terlibat aktif menjadi subyek dalam pembelajaran berbasis jaringan sosial. (Foto: Dok PKMM)

Penyampaian materinya dilakukan secara interaktif, sehingga anak jalanan juga turut aktif menjadi subyek dan tidak sekedar menjadi audiens pasif dengan disertai kegiatan outbound dan

(8)

simulasi bahaya narkoba secara kreatif.

Penyampaian materi juga menjadi lebih optimal ketika anjal dapat mendefinisikan sendiri tentang bahaya narkoba melalui sudut pandang mereka berdasarkan contoh-contoh pengalaman tentang kehidupan pengguna atau mantan pengguna narkoba dengan melihat realitas yang ada.

Hal ini juga sejalan dengan tema besar Hari Anti Narkotika Internasional yang diperingati pada 26 Juni 2017 lalu, yaitu “Listen First”. Tema besar tersebut menekankan pada edukasi bahaya narkoba sejak dini tanpa mendoktrin anak-anak, melainkan lebih banyak mendengar permasalahan mereka dan memberikan ruang bagi mereka untuk bisa didengar.

Pelaksanaan program ini juga mendapat dukungan banyak pihak, diantaranya Komunitas Save Street Child Surabaya (SSC), Badan Narkotika Nasional Provinsi Jawa Timur, juga Prof. Dr. Bagong Suyanto, M.Si sebagai pakar sosial anak sekaligus pembimbing program ini.

Setelah dilaksanakan selama empat bulan di wilayah Ambengan Selatan Karya, diperoleh hasil bahwa ada peningkatan pemahaman pada anjal terhadap bahaya narkoba serta tindakan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan, Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba).

Melalui program ini telah dibentuk kader anti-narkoba di kalangan anak jalanan dengan sebutan “Satria Anti Narkoba” (SAN). Para kader itu diharapkan dapat memahami bahaya narkoba serta tindakan yang harus dilakukan apabila terjadi kasus penyalahgunaan narkoba di lingkungan sekitarnya. Dengan demikian, anak jalanan dapat membentengi diri mereka dan lingkungannya dari bahaya narkoba. (*)

(9)

Kini

Tersedia,

Aplikasi

Berbasis Android tentang

Pedoman Kalender Tanam Rumput

Laut

UNAIR NEWS – Pada tahun 2016 lalu Indonesia termasuk salah satu produsen rumput laut terbesar di dunia. Salah satu jenis rumput laut yang mempunyai potensi besar untuk terus dikembangkan adalah Kappaphycus alvarezii. Keberhasilan produksi rumput laut itu ditentukan oleh penanamannya yang disesuaikan dengan musim dan cuaca.

Mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan (FPK) Universitas Airlangga yang terdiri dari Andita Dwi Prastya (2014), Shobrina Silmi Qori Tartila (2013), Yossy Kartikasari (2014), Ade Irmalia Harifa (2014), Aldo Lovely Arief Suyoso (2014), menggagas sebuah inovasi berupa aplikasi pedoman kalender tanam rumput laut yang berbasis android.

Aplikasi ini kini bisa diunduh secara gratis di google

p l a y s t o r e d e n g a n l i n k :

https://play.google.com/store/apps/details?id=com.ailynx.pekat ala&hl=in

Dibawah bimbingan dosen mereka, Annur Ahadi Abdillah, S.Pi., M.Si., kreativitas mereka itu dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Karsa Cipta (PKM-KC) dengan judul ”Pedoman Kalender Tanam Rumput Laut Berbasis Aplikasi Android (PEKA TALA)”.

Proposal PKM-KC ini berhasil lolos dari penilaian Dikti dan berhak memperoleh dana hibah pengembangan dalam program PKM

(10)

dari Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) tahun 2016-2017.

Dijelaskan oleh Andita Dwi Prastya, selaku ketua tim PKM-KC ini, mengacu pada hasil penelitian tertulis dan data sekunder yang menyangkut musim, cuaca, serta kondisi kualitas perairan yang sesuai untuk penanaman rumput laut.

TIM PKM-KC bersama dua petani pembudidaya rumput laut. (Foto: Dok PKM-KC)

PEKA TALA dikemas dalam bentuk prototype berupa likasi android, sehingga memudahkan untuk dijangkau dan digunakan oleh masyarakat secara umum, khususnya para petani atau pembudidaya rumput laut dalam menentukan waktu tanam rumput laut yang sesuai.

“Kami merancang sebuah prototype dengan konsep sesederhana dan seefisien mungkin, yang kami harapkan inovasi ini bermanfaat untuk banyak orang,” tandas Andita.

Jadi dengan aplikasi pedoman tanam rumput laut ini, diharapkan para pembudidaya dapat menentukan kapan waktu tanam yang sesuai dan terbaik, sehingga dapat meningkatkan produktivitas

(11)

rumput laut, sehingga selanjutnya meningkatkan pendapatan pembudidaya rumput laut.

Selain itu juga dapat mendukung eksistensi Indonesia sebagai produsen terbesar rumput laut di dunia. ”Mari kita tingkatkan produktivitas rumput laut Indonesia,” ujar Andita. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Ubah Kulit

Pisang Jadi ’Bapeelon Tea’,

Minuman Segar Antioksidan

UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus mengalir. Kali ini, limbah kulit buah pisang yang ternyata memiliki kandungan antioksidan lebih tinggi dari daging buahnya, sehingga diinovasi oleh mahasiswa UNAIR menjadi minuman menyegarkan antioksidan. Diberi nama cukup menarik,

Bapeelon Tea kependekan dari Banana Peel and Cinnamon Tea.

Inovator Bapeelon Tea tersebut adalah mahasiswa Fakultas Farmasi UNAIR Dian Retno, Alistya Rizky, Alfis Zahroh, Lia Ahyuni, dan Istianah. Keberhasilan ini kemudian dituangkan dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKMK), dan telah lolos dari penilaian Dikti untuk memperoleh dana dari program PKM Kemenristekdikti tahun 2016-2017.

Latar belakang dipilihnya kreativitas ini, menurut Dian Retno, ketua Tim PKMK ini, karena buah pisang di Indonesia ini cukup berlimpah. Sedang kebanyakan yang diolah selama masih pada buah pisangnya, sehingga meninggalkan banyak limbah kulit

(12)

pisang. Padahal kulit pisang tersebut memiliki antioksidan yang lebih tinggi dari daging buahnya.

Mengutip penelitian Someyaet al. (2002) bahwa kulit pisang mengandung aktivitas antioksidan yang tinggi dibanding daging buahnya. Senyawa antioksidan flavoniod yang terkandung berupa

katekin, galokatekin, dan epikatekin. Sehingga kulit pisang

memiliki potensi sebagai bahan pangan dengan antioksidan tinggi.

SEORANG anak dan remaja memperebutkan Bapeelon Tea (Foto : Dok Tester Bapeelon Tea)

Padahal mengonsumsi bahan pangan yang antioksidan tinggi diantaranya dapat menghambat penurunan fungsi sel, jaringan dan organ tubuh. Sehingga dapat mencegah dan menurunkan penyakit degeneratif seperti kanker, jantung, dan stroke. Penyebab penyakit degeneratif itu disebabkan oleh gaya hidup yang tidak sehat dan pola makan yang tidak tepat. Misalnya aktivitas yang tinggi, konsumsi makanan cepat saji, merokok, polusi udara, dan minuman beralkohol.

Diterangkan oleh Dian, produksi Bapeelon Tea ini cukup praktis. Pertama memilih dan mencuci kulit pisang. Lalu bagian

(13)

dalam kulit pisang dipilih/diambil, dan dikeringkan dengan oven. Kulit yang sudah kering tersebut lantas dibuat serbuk, lalu diseduh bersama serbuk kayu manis. Sentuhan akhir diberi gula secukupnya dan Bapeelon Tea siap dikemas dan dikonsumsi. Dikatakan, minuman ini cocok untuk kalangan segala umur, mulai dari anak-anak hingga dewasa dapat menikmati kesegaran

Bapeelon Tea. Apalagi saat seseorang menjalankan puasa, Bapeelon Tea sangat cocok untuk dikosumsi saat berbuka puasa.

”Selain menyehatkan, minuman ini harganya relatif murah. Cukup dengan harga Rp 5.000 sudah dapat memperoleh minuman segar isi 300 ml Bapeelon Tea dalam kemasan botol,” kata Dian.

Meski usaha ini baru berjalan, lanjut Dian Retno, namun dalam produksi tahap pertama sudah cukup memuaskan. Dengan membuka pesan order pertama pada tanggal 5 Juni lalu, dimana pesan order ditutup hari itu juga, mendapatkan pemesanan 50 buah. Hal ini menunjukkan bahwa banyak konsumen yang antusias terhadap Bapeelon Tea.

”Saat ini kami telah membuka pemesanan Bapeloon tea untuk order yang kedua dengan pemesanan melalui Instagram dengan id

bapeelon_tea dan melaui line dengan id @acb7223s. (*)

Editor: Bambang Bes

Ditawarkan, Hand Sanitizer

Berbasis Natural Protection

Dari Daun Kersen

UNAIR NEWS – Memanfaatkan keberadaan melimpahnya bahan, yaitu pohon kersen atau ada yang menyebut pohon talok yang mudah

(14)

tumbuh dimana-mana, serta kandungan saponin, tanin dan

flavonoid yang ada pada daun kersen, dimanfaatkan oleh

mahasiswa Universitas Airlangga untuk diinovasi menjadi hand

sanitizer atau antiseptik tangan untuk menghambat pertumbuhan

bakteri atau bakteriostatik.

Apalagi, penggunaan hand sanitizer di kalangan mahasiswa dan masyarakat, saat ini bukanlah suatu gaya hidup baru. Penggunaan antiseptik tangan atau hand sanitizer sudah menjadi kebiasaan masyarakat luas, karena penggunaan hand sanitizer yang praktis serta memiliki efek yang sama seperti cuci tangan.

Antiseptik yang biasa digunakan (di pasaran) merupakan bahan dengan kandungan alkohol, dimana alkohol merupakan zat aktif pada kebanyakan hand sanitizer. Namun, penggunaan alkohol yang berlebihan dapat mengakibatkan kulit kering pada beberapa kulit sensitif.

Dengan fakta banyaknya bahan dan ingin membuat 0% bahan kimia, menggelitik mahasiswa Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Airlangga untuk melakukan inovasi membuat hand

sanitizer dari daun kersen. Mahasiswa inovativ ini adalah

Maulita Maharani Ulfa (2014), Nur Lailatul Fitrotun Nikmah (2014), Shendy Canadya Kurniawan (2014), Gayoh Mahardika Wan Mahsuri (2015), dan Nandana Abimantra (2015).

”Karena cara kerja dari saponin, tanin dan flavonoid itu adalah menghambat pertumbuhan bakteri atau bakteriostatik, dan itu juga ada pada daun kersen,” kata Maulita Maharani Ulfa, ketua tim.

(15)

KELOMPOK PKMK Fakultas Kedokteran Hewan UNAIR sambil menunjukkan Calabura Septik buatannya. (Foto: Dok PKMK-FF) Kreativitasnya ini kemudian dituangkan dalam Program Kreativitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K), dan berhasil lolos dari seleksi oleh Dikti, sehingga memperoleh dana pengembangan dari Kemenristekdikti untuk program PKM tahun 2016-2017.

Sehingga, lanjut Maulita, ekstrak daun kersen yang berbasis

natural protection juga ikut dalam upaya ekoefisiensi pohon

kersen itu sendiri. Ekofisiensi yang dimaksudkan adalah memaksimalkan potensi dari keberadaan pohon kersen yang relatif banyak ini, dengan tanpa merusak ekosistem pohon kersen itu sendiri.

”Keunggulan yang kami tawarkan dalam produk ini adalah penggunaan 0% bahan kimia, dapat dimakan atau edible, sehingga aman untuk digunakan oleh segala umur,” kata Maulita.

Oleh Tim PKMK, produk ini diberi nama “Calabura Septik”. Selama ini ditawarkan dengan dua kemasan botol spray ukuran 60 ml dan 100 ml. Harganya sangat terjangkau masyarakat, yaitu harga Rp 10.000 untuk kemasan isi 60 ml dan harga Rp 18.000 untuk kemasan isi 100 ml. Budaya hidup sehat memang banyak diidamkan. (*)

(16)

Lendir Siput Diinovasi Jadi

’Surgical Glue’, untuk Atasi

Kebocoran Jantung Bayi

UNAIR NEWS – Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2016-2017 meluluskan proposal mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil melakukan inovasi membuat lem dalam operasi untuk solusi kebocoran pada jantung bayi dengan menggunakan bahan dasar lendir siput (Achatina sp).

Tim inovatif PKMPE (Program Kreatifitas Mahasiswa Penelitian Eksakta) dari Fakultas Sains dan Teknologi UNAIR ini dipimpin Juliani Nurazizah Setiadiputri, dengan empat temannya: Hana Zahra Aisyah, Putri Nurfriana Ramadhani, Putri Desyntasari, dan Diana Fitri.

Dibawah bimbingan dosennya, Dr. Prihartini Widiyanti, drg., M. Kes., S. Bio.CCD., Juliani Dkk memberi PKMPE-nya dengan “Surgical Glue Berbasis Poly(glycerol Sebacic Acid) dan Mucus

Achatina sp. Sebagai Agen Adhesif Solusi Kebocoran Jantung

pada Bayi”. Setelah lolos maka Juliani Nurazizah Dkk berhak menerima dana penelitian dari Kemenristekdikti.

Diterangkan oleh Juliani, penyakit jantung bocor itu sendiri selama ini sering terjadi pada anak. Ini merupakan abnormalitas struktur makroskopis jantung atau pembuluh darah besar intratoraks yang mempunyai fungsi pasti atau potensial yang penting.

Penyebab abnormalitas jantung bawaan ini diduga antara lain karena berbagai macam jenis obat yang dikonsumsi ibu saat hamil, penyakit dari sang ibu itu sendiri, paparan sinar rontgen, dan juga penyakit genetik lainnya.

(17)

INILAH ekstraksi Mucus Achatina sp atau lendir siput itu. (Foto: Istimewa)

Ketika dilakukan tindakan operasi, dokter mempunyai berbagai macam cara untuk menyembuhkan kebocoran jantung ini. Misalnya dengan sutures (jahitan) dan staples. Namum, penggunaan metode ini seringkali menimbulkan berbagai permasalahan lain dikarenakan sutures dan staples biasa dilakukan pada jaringan akan memakan waktu proses penyembuhan cukup lama, menyebabkan luka pada jaringan di sekitarnya dan tidak tahan air.

Dari permasalahan tersebut, lima mahasiswa program studi S1 Teknobiomedik FST UNAIR ini melakukan inovasi atas surgical

glue sebagai solusi untuk kebocoran jantung pada bayi dengan

memanfaatkan lendir dari siput, atau dengan kata lain bahan alam yang mudah ditemukan di Indonesia.

Surgical glue sendiri memiliki elastisitas yang baik, dapat

(18)

taraf biokompatibilitas yang sangat baik, biodegradabel, memiliki kekuatan adhesi yang tinggi, dan resisten terhadap tekanan terutama yang disebabkan oleh cairan di dalam tubuh. Dalam hal ini lendir siput bekerja sebagai anti-bacterial yang berasal dari bahan alam.

”Kami berusaha ingin dapat menciptakan suatu inovasi dalam bidang kesehatan, sehingga Indonesia yang saat ini menjadi konsumen, perlahan-lahan dapat menjadi negara produsen di berbagai aspek. Kami berharap surgical glue yang kami buat ini dapat menjadi salah satu bukti bahwa mahasiswa Indonesia mampu menunjukkan inovasi-inovasinya, terutama di bidang kesehatan,” ujar Juliani memungkasi penjelasannya. (*)

Editor: Bambang Bes

Mahasiswa UNAIR Ciptakan Alat

Deteksi Dini Penyakit ”Angin

Duduk”

UNAIR NEWS – Ada sebagian masyarakat menyebutnya “angin duduk”. Dalam bahasa kedokteran disebut sebagai Angina

Pectoris, merupakan salah satu jenis penyakit jantung yang

menyerang secara mendadak akibat kurangnya pasokan oksigen pada otot-otot jantung.

Menurut National Heart, Lung, and Blood Institute’s

Atherosclerotic Risk in Communities (ARIC), kematian karena

“angin duduk” ini mencapai 37% per tahun. Saat ini, deteksi terhadap gangguan kesehatan bernama “angina duduk” ini dapat dilakukan menggunakan Electro Cardio Graph (ECG).

(19)

Sayangnya, ECG ini hanya dimiliki rumah sakit saja, sehingga pasien “angin duduk” sebagian besar tak tertolong, apalagi di daerah-daerah terpencil yang jauh dari rumah sakit.

Berangkat dari kebutuhan yang penting itulah, lima orang mahasiswa Universitas Airlangga menciptakan alat yang bisa digunakan untuk mendeteksi secara dini penyakit “angin duduk” ini. Tim Program Kreativitas Mahasiswa bidang Karsa Cipta (PKM-KC) Universitas Airlangga yang berkreasi ini diketuai Ahmad Nurianto, dengan anggota Aji Sapta, Rahardian, Difa Fanani, dan Novi Dwi.

Setelah melalui seleksi yang ketat pada Dirjen Dikti, proposal PKM-KC karya Ahmad Nurianto Dkk ini berhasil lolos seleksi, dan berhak mendapatkan dana pengembangan dari Kementerian Riret Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemenristekdikti) program PKM tahun 2016-2017.

Dijelaskan oleh Ahmad Nurianto, alat inovasinya itu diberi nama i-Humble, singkatan dari Innovation Heart Monitoring

Portable Device. Alat ini dilengkapi dengan filter digital dan

sistem pakar. Dengan menggunakan filter digital, dimaksudkan agar grafik sinyal jantung yang dihasilkan lebih mudah dibaca.

PERANGKAT I-Humble yang diciptakan PKM-KC UNAIR. (Foto: Istimewa)

(20)

Selain itu, alat yang dihasilkan memiliki ukuran yang relatif kecil, dikarenakan komponen yang digunakan merupakan komponen

digital. Dengan ukuran yang kecil itulah, alat ini mudah untuk

dipindah-pindah dan dapat digunakan pada kondisi darurat.

Pada alat ini juga ditambahkan sistem pakar yang dapat mendeteksi besar resiko pasien terserang penyakit “angin duduk”. Alat ini juga menggunakan tampilan layar sentuh, sehingga menambah nilai plus pada kemudahan pengoperasian alat ini pada penggunanya.

Menjawab news.unair.ac.id, dikatakan Ahmad, bahwa biaya yang d i b u t u h k a n u n t u k m e m b u a t a l a t i n i t i d a k l a h b e s a r . Pengoperasiannya pun mudah.

“Dengan demikian kami berharap alat ini dapat menjangkau tenaga medis yang berada di pelosok-pelosok desa di Indonesia, mengingat deteksi dini angin duduk dan penyakit jantung lainnya penting untuk seluruh masyarakat Indonesia,” kata Ahmad Nurianto. (*)

Editor : Bambang Bes

“Capslok”,

Inovasi

Pemanfaatan

Limbah

Biji

Mangga

Menjadi

Jenang

Berkhasiat

UNAIR NEWS – Kreativitas mahasiswa Universitas Airlangga terus menggeliat. Diantaranya yang dilakukan oleh lima orang mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) UNAIR PSDKU

(21)

(Program Studi Diluar Kantor Utama) di Banyuwangi. Mereka melakukan kreativitas memanfaatkan melimpahnya pelok (limbah biji mangga) menjadi barang ekonomis, yaitu Craps Jenang Pelok (Capslok).

Kelima mahasiswa tersebut adalah Fadilah Adim (ketua tim kreativ), Sulistyo Primadani, Riska Dwi Lestari, Eka Sheilla Wati, dan Triyan Rediyanto. Jenang pelok inovasi lima mahasiswa UNAIR ini memiliki formula tekstur yang beda dengan tekstur jenang lain dan produk jenang yang berbeda dengan yang biasanya dijual di pasaran. Keunikan dari Capslok ini terbuat dari bahan utama yang belum terlalu dikenal khalayak umum, yaitu pelok (biji buah mangga).

Mengapa memilih bahan dari biji kulit mangga? Dalih tim ini, seperti dikatakan Fadilah Adim, biji mangga memiliki kelebihan sebagai pencegah penyakit listeriosis yang berbahaya, yakni penyakit yang menyerang kekebalan tubuh yang disebabkan oleh bakteri Listeria monocytogenes. Pelok juga memiliki kandungan fitokimia yang tinggi berupa tanin (Legessedan Shimelis, 2012). Juga fitokimia gallotanin yang memiliki aktivitas antibakteri terhadap beberapa macam bakteri gram positif dan negatif. Selain itu pelok memiliki manfaat antara lain bagus untuk pengobatan diare.

“Selain itu tujuan utama membuat Capslok ini untuk mengurangi limbah biji buah mangga yang pada saat musim mangga, jumlahnya sangat melimpah,” tambah Fadilah.

(22)

JENANG Capslok bikinan mahasiswa UNAIR Banyuwangi juga diperkenalkan pada wisatawan asing yang datang di Banyuwangi. (Foto: Dok PKMK)

Seperti diketahui, banyaknya limbah biji buah mangga (pelok) di tempat-tempat pembuangan sampah, itu suatu indikator bahwa masih banyak masyarakat Indonesia belum mengerti manfaat pelok yang sesungguhnya memiliki manfaat bagus, disamping daging buah mangga yang sekitar 20% lazim diolah menjadi produk makanan seperti manisan dan dikalengkan, keripik, dsb. Sedangkan volume pelok ini merupakan sekitar 17-22% dari porsi buah mangga.

Keberhasilan ini kemudian disusun ke dalam proposal Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) bidang Kewirausahaan (PKMK), dan berhasil lolos dari penilaian Dikti untuk memperoleh dana pengembangan dari Kemenristekdikti pada program PKM tahun 2016-2017.

Fadilah Dkk membentuk jenang Capslok ini seperti kubus. Memiliki tekstur renyah dan di dalamnya terdapat jenang pelok yang memiliki tekstur lumer dengan rasa manis yang lezat.

“Keunggulan produk kami yaitu keunikan dari produknya, dimana jenang yang hanya biasa dan tidak menarik itu kita kemas

(23)

dengan balutan crap yang crunchy dan lebih menarik konsumen, serta makanan ini dapat dinikmati untuk semua kalangan: orang tua, orang dewasa, remaja dan anak-anak,” tambahnya. (*)

Referensi

Dokumen terkait

UNAIR NEWS – Sebagai bentuk apresiasi kepada sivitas akademika, Universitas Airlangga memberikan penghargaan kepada para dosen yang berhasil membuahkan prestasi pada tahun

UNAIR NEWS – Kemenristekdikti dalam Program Kreativitas Mahasiswa tahun 2016-2017 meluluskan proposal mahasiswa Universitas Airlangga yang berhasil melakukan inovasi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi

Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan melalui Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah

Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini yaitu “Terdapat perbedaan biomassa perifiton pada substrat keramik antara hulu, tengah, dan hilir Sungai Salo”..

Sistem ini sebaiknya tidak digunakan lagi karena banyak memiliki keterbatasan. Tanggung jawab besar dibebankan pada perawat untuk menginterpretasi order dan

Model matematik seringkali digunakan untuk mempelajari fenomena alam nyata yang kompleks dengan cara analisis, serta untuk menyelidiki hubungan antara parameter yang

Data tabel 1.4 menunjukkan bahwa banyak konsumen 2016 - 2018 yang menjalin kontrak pembiayaan di BFI Finance kantor cabang Jombang dengan total sebanyak