• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB III KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN. banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan"

Copied!
31
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

KAUM MUDA PARUH WAKTU DAN GAYA HIDUP MODERN

Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu dan mengetahui dampak pekerjaan paruh waktu tersebut dengan gaya hidup modern anak muda. Seperti diketahui bahwa pada saat ini banyak kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa bekerja paruh waktu dengan tujuan masing-masing. Oleh karena itu untuk mengetahui tujuan dan dampak dari kaum muda dalam bekerja paruh waktu tersebut, penulis telah melakukan wawancara terhadap 10 orang informan dalam penelitian. Informan yang penulis wawancara tersebut berasal dari latar belakang ekonomi dan bidang pekerjaan paruh waktu yang berbeda-beda sehingga menarik untuk diteliti terkait dengan kaum muda yang bekerja paruh waktu terutama di bidang industri kreatif di Yogyakarta.

Dalam penelitian ini yang menjadi informan adalah kaum muda yang bekerja di industri kreatif. Pada saat ini industri kreatif berkembang dengan pesat yang saling menguntungkan antara perusahaan dengan kaum muda yang bekerja paruh waktu. Hubungan saling menguntungkan tersebut adalah perusahaan membutuhkan tenaga yang tidak dibayar dengan penuh seperti pegawai tetap, dan kaum muda membutuhkan pekerjaan untuk mendapatkan pengalaman dan tidak terikat dengan perusahaan tersebut. Informan dalam penelitian ini adalah kaum muda yang bekerja paruh waktu minimal selama 1 tahun dan mempunyai pendapatan bekerja paruh waktu minimal adalah Rp. 500.000,00. Hasil penelitian tersebut penulis sajikan dalam sub bab sebagai berikut: A. Hasil Penelitian

(2)

1. Tujuan Kaum Muda Melakukan Pekerjaan Paruh Waktu

Kaum muda yang bekerja paruh waktu dalam penelitian ini adalah kaum muda yang sedang menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi di Yogyakarta. Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan dapat diketahui bahwa kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu dilakukan dengan tujuan atau motif yang berbeda-beda satu sama lainnya. Bagi kaum muda tersebut untuk dapat bekerja patuh waktu maka harus mendapatkan izin dari kedua orang tua terlebih dahulu karena akan melakukan pekerjaan di sela-sela waktu perkuliahannya, kaum muda harus mampu untuk meyakinkan kedua orangtuanya agar dapat mengizinkan untuk mengambil pekerjaan paruh waktu dengan tujuan-tujuan tertentu yang nantinya akan bermanfaat bagi kaum muda tersebut sendiri. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa anak muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa melakukan pekerjaan paruh waktu mempunyai tujuan yang beragam dan berbeda antar satu dengan yang lainnya. Berikut ini penulis uraikan masing-masing tujuan dari anak muda tersebut:

a. Bekerja Paruh Waktu untuk Mendapatkan Uang

Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu maka setiap bulannya akan mendapatkan gaji atau upah dari hasil bekerja tersebut. Hasil wawancara penulis dengan informan dalam penelitian ini diketahui bahwa informan menyatakan bahwa tujuan utama untuk melakukan pekerjaan paruh waktu adalah untuk mendapatkan uang atau gaji yang diperoleh setiap bulannya. Gaji tersebut walaupun tidak besar karena bekerja paruh waktu tidak seperti pekerja yang

(3)

bekerja full setiap harinya yang mendapatkan pendapatan lebih besar. Anak muda yang bekerja paruh waktu tersebut, bekerja dengan sistem sift dengan jam kerja yang telah ditentukan. Pendapatan yang akan diperoleh setelah bekerja tersebut merupakan tujuan dari informan tersebut bekerja. Hal tersebut seperti hasil kutipan wawancara penulis dengan informan sebagai berikut:

“Tujuan saya bekerja paruh waktu tentu saja agar mempunyai uang sendiri, supaya ada aktivitas lain selain kuliah di kampus. Uang yang saya peroleh dari kerja tersebut dapat saya gunakan untuk tambahan uang saku yang diberikan oleh orang tua setiap bulannya. Uang dari bekerja tersebut saya pergunakan untuk belanja, jalan-jalan dan membeli kebutuhan yang saya inginkan, saat ini saya mendapatkan uang bulanan dari orang tua sebesar Rp. 1.000.000,00, uang itu saya pergunakan untuk makan, membeli bensin, dan foto copy bahan kuliah, sehingga untuk biaya lainnya saya harus mencari sendiri” (Hasil wawancara dengan informan I, pada tanggal 2 Oktober 2014).

Lebih lanjut hal serupa juga disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa bekerja paruh waktu dikarenakan desakan ekonomi untuk memenuhi kebutuhan uang kuliah. Hal tersebut sesuai dengan hasil kutipan wawancara sebagai berikut:

“Tujuan utama saya melakukan pekerjaan paruh waktu tentu saja untuk mendapatkan uang saku tambahan, karena uang kiriman yang diperoleh setiap bulannya terbatas. Orang tua masih membiayai adik-adik saya yang juga sedang kuliah. Oleh karena itu untuk meringankan beban orang tua saya bekerja paruh waktu. Saya mendapatkan uang saku dari orang tua sebesar Rp. 750.000,00 sampai dengan Rp. 1.000.000,00 tergantung dari pendapatan yang diperoleh orang tua saya karena penghasilan tidak tentu” (Hasil wawancara dengan informan VII, pada tanggal 2 Oktober 2014.

Hal senada juga disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa bekerja paruh waktu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari dan untuk ditabung. Bekerja paruh waktu dilakukan untuk meringankan beban orang tua. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini:

(4)

“Saya bekerja paruh waktu di sela-sela kuliah untuk tambahan memenuhi kebutuhan saya sehari-hari, sisanya untuk ditabung. Orang tua setiap bulan masih rutin memberikan uang untuk biaya kuliah dan keperluan sehari-hari dengan uang kiriman sebesar rata-rata Rp. 800.000,00 sehingga hanya cukup untuk makan saja karena kondisi orang tua yang memang tidak memungkinkan, orang tau saya bekerja sebagai petani. Akan tetapi saya berkeinginan untuk menabung dari usaha saya maka saya bekerja paruh waktu” (Hasil wawancara dengan informan VIII, pada tanggal 3 Oktober 2014).

Berdasarkan uraian hasil kutipan wawancara tersebut di atas dapat diketahui bahwa informan dalam penelitian ini sebanyak 3 orang dari 10 orang informan menyatakan bahwa tujuan utama bekerja paruh waktu adalah untuk mendapatkan penghasilan sendiri. Uang hasil bekerja paruh waktu tersebut dipergunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari dan ditabung walaupun orang tuanya masih secara rutin memberikan uang kiriman untuk keperluan kuliah dan kebutuhan sehari-hari.

Terdapat juga informan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tujuan bekerja paruh waktu adalah untuk memenuhi kebutuhan belanja, membeli barang-barang yang diinginkannya. Hal tersebut tentu saja akan merugikan bagi pihak kaum muda sendiri karena bekerja hanya fokus pada uang atau pendapatan yang akan diperolehnya setiap bulan. Kaum muda akan terjerumus pada kehidupan hedonis, dengan mengikuti trend yang tengah berkembang pada saat ini dengan kehidupan yang modern akan tetapi tidak disertai dengan kemampuan finansial yang mumpuni.

Bagi kaum muda yang fokus atau tujuan utama adalah untuk mendapatkan penghasilan tidak selalu berasal dari golongan ekonomi menengah ke bawah. Berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa kaum muda yang

(5)

penulis wawancara menyatakan bahwa kedua orangtua masih secara rutin mengirimkan uang untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, hanya saja ada dorongan dari kaum muda yang bersangkutan untuk dapat menabung dan membantu meringankan beban keuangan dari orang tuanya sehingga ditempuh dengan cara bekerja paruh waktu.

b. Bekerja Paruh Waktu untuk Mendapatkan Pengalaman dan Ilmu

Selain untuk mendapatkan pendapatan yang dapat dipergunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kaum muda yang bekerja paruh waktu juga mempunyai tujuan dalam melaksanakan pekerjaan paruh waktu adalah dikarenakan ingin mengembangkan pengalaman yang dimilikinya. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut:

“Saya sangat suka sekali dengan dunia broadcasting sehingga saya ingin mengembangkan kemampuan yang saya miliki. Jadi saya juga akan dapat ilmu dan pengalaman yang tidak saya dapatkan sebelumnya. Jadi tujuan utama saya untuk bekerja waktu ini adalah bukan karena faktor finansial. Alhamdulilah setiap bulan orang tua saya secara rutin kirim uang untuk memenuhi kebutuhan saya, rata-rata sebesar Rp. 2.000.000,00.” (Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 3 Oktober 2014).

Lebih lanjut disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa tujuan utama dalam bekerja paruh waktu adalah dikarenakan menyukai bidang dari pekerjaan paruh waktu tersebut. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut:

“Bidang fashion retail merupakan bidang saya geluti pada saat ini, sehinga saya tertarik untuk terjun dalam bidang tersebut sehingga melaksanakan pekerjaan paruh waktu di bidang fashion ini. Selain itu juga untuk menambah relasi, teman. Kalau untuk permasalahan ekonomi bukan menjadi tujuan saya karena mendapatkan penghasilan dari bekerja paruh waktu merupakan bonus saja, setiap bulannya saya mendapat kiriman

(6)

orang tua sebesar Rp. 1.500.000,00” (Hasil wawancara dengan informan III, pada tanggal 3 Oktober 2014).

Jawaban yang hampir serupa juga disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa bekerja paruh waktu untuk meningkatkan keterampilan diri yang dimiliki dan belajar untuk bertanggung jawab. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Saya bekerja di dunia radio, bidang yang memang sesuai dengan passion saya yaitu komunikasi. Oleh karena itu saya lebih memilih untuk bekerja paruh waktu di sela kuliah untuk meningkatkan dan mengembangkan keterampilan yang saya miliki. Tujuan untuk mengembangkan keterampilan tersebut menjadi tujuan utama saya, kalau dari gaji yang diperoleh ya lumayan, walaupun saya juga masih mendapatkan uang kiriman dari orang tua saya ya rata-rata di atas Rp. 1.000.000,00” (Hasil wawancara dengan informan IV, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Begitu juga yang disampaikan oleh informan lainnya dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa melakukan pekerjaan paruh waktu untuk mendapatkan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku kuliah. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut:

“Saya bekerja paruh waktu karena ingin mempraktekkan ilmu yang saya peroleh di bangku kuliah, karena sangat sayang apabila ilmu yang didapat tidak seger diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari, salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan bekerja paruh waktu. Kerja paruh waktu maka akan dapat langsung diterapkan ilmu yang dimiliki apabila pekerjaan tersebut sesuai dengan ilmu yang kita pelajari. Orang tua saya kebetulan sebagai seorang PNS, sehingga dapat secara rutin setiap bulan mengirimkan uang bulanan kepada saya, rata-rata setiap bulannya saya mendapatkan uang kiriman Rp. 1.500.000,00 sehingga masih cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari” (Hasil wawancara dengan informan V, pada tanggal 4 Oktober 2014).

(7)

Penulis juga melakukan wawancara dengan informan lainnya, dengan hasil kutipan wawancara sebagai berikut:

“Saya bekerja paruh waktu untuk menambah teman, berbagi ilmu yang saya miliki, bagi saya pendapatan yang saya miliki dengan bekerja paruh waktu ini adalah bonus yang saya dapatkan. Ilmu yang kita dapat bisa langsung diterapkan, dan bahkan kita akan mendapatkan ilmu baru yang terkadang tidak kita dapatkan di bangku kuliah. Bagi saya uang yang diperoleh selama bekerja paruh waktu ya lumayan dapat untuk tambah-tambah, akan tetapi bukan menjadi tujuan saya, setiap bulan orang tua secara rutin memberikan uang saku sebesar Rp. 1.500.000, 00 untuk keperluan makan, uang buku kadang juga lebih” (Hasil wawancara dengan informan VI, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Senada dengan pernyataan yang diungkapkan oleh informan IX dalam penelitian ini, informan selanjutnya menyatakan sesuai dengan hasil kutipan wawancara sebagai berikut:

“Bekerja paruh waktu adalah pilihan saya, dengan tujuan utama adalah mengembangkan minat dan ilmu yang saya miliki. Di sela kesibukan kuliah mengurus skripsi maka saya juga mencari kesibukan lainnya dengan bekerja paruh waktu agar tidak bosan. Akan tetapi saya usahakan agar bekerja paruh waktu tidak mengganggu waktu kuliah untuk mengerjakan skripsi saya, mengenai jadwal bekerja dapat disesuaikan, kadang juga gantian dengan mahasiswa yang lain yang juga bekerja paruh waktu. Pengalaman dan ilmu yang didapat sangat bermanfaat sekali. Orang tua saya bekerja di BUMN sehingga dapat secara rutin memberikan uang bulanan kepada saya, rata-rata saya setiap bulan dikirimi uang sebesar Rp. 1.500.000,00 ya cukup lah untuk kebutuhan sehari-hari, untuk makan, beli bensin, kadang juga diberi lebih apabila untuk keperluan membeli buku, fotocopy dan mengikuti kegiatan kampus yang membutuhkan biaya yang lebih” (Hasil wawancara dengan informan IX, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Selanjutnya tujuan dalam melakukan pekerjaan paruh waktu juga diungkapkan oleh informan X dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa ilmu dan pengalaman baru yang akan diperoleh adalah tujuan utama yang dicari

(8)

dalam melakukan pekerjaan paruh waktu. Hal tersebut seperti yang diungkapkan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Saya bekerja paruh waktu tujuannya adalah ingin mencari ilmu dan pengalaman yang baru sesuai dengan minat yang saya sukai. Kebetulan saya minat di bidang design, sehingga pada saat ini saya berkecimpung di bidang design untuk bekerja paruh waktunya. Dunia kerja sesungguhnya jauh lebih sulit dibandingkan dengan teori yang kita dapatkan di bangku kuliah, oleh karena itu dengan bekerja paruh waktu akan meningkatkan kemampuan yang kita miliki. Orang tua saya bekerja sebagai pedagang, setiap bulannya memberikan uang saku saya sebesar Rp. 1.000.000,000 ya harus dicukupkan untuk kebutuhan sehari-hari, sehingga dengan bekerja paruh waktu saya dapat sedikit menabung, akan tetapi tujuan saya adalah karena saya ingin mendapatkan ilmu yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah” (Hasil wawancara dengan informan X, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Berdasarkan uraian dari hasil wawancara dengan 7 informan dalam penelitian ini, menyatakan bahwa tujuan dalam melaksanakan pekerjaan paruh waktu adalah untuk menambah atau meningkatkan pengalaman yan dimilikinya yang diperoleh dari bangku kuliah. Kaum muda sudah memiliki pemikiran bahwa tujuan tersebut adalah tujuan yang utama, karena apabila dilihat dari masalah finansial hasil yang diperoleh dari bekerja paruh waktu juga cukup menjanjikan apabila ditekuni dengan baik. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut maka akan memiliki nilai tambah dibandingkan dengan kaum muda yang tidak melakukan pekerjaan paruh waktu.

Pengalaman atau ilmu yang diperoleh kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu tersebut sangat berbeda dengan ilmu yang didapat dari bangku kuliah. Hal tersebut dikarenakan dengan melakukan pekerjaan paruh waktu maka kaum muda dapat langsung mempraktikkan ilmu yang diperoleh tersebut. Kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu tersebut dapat

(9)

menambah pengalaman atau ilmu yang tidak didapatkannya di bangku kuliah, karena dalam dunia kerja yang dilakukan adalah praktik dari ilmu yang ada sehingga dengan bekerja paruh waktu tersebut kaum muda yang merupakan mahasiswa dapat langsung menerapkan ilmu yang diperoleh di bangku perkuliahan sehingga bermanfaat untuk kehidupan pekerjaan di kemudian hari apabila telah lulus kuliah.

2. Dampak Pekerjaan Paruh Waktu Tersebut dengan Gaya Hidup Modern Kaum Muda

Berdasarkan hasil penelitian penulis dengan 10 informan dalam penelitian ini dapat diketahui bahwa informan menyatakan bahwa dampak dari bekerja paruh waktu membawa dampak yang positif. Informan menyatakan bahwa bekerja paruh waktu merupakan suatu kegiatan positif selain mendapatkan gaji yang diperoleh, maka akan mendapatkan pengalaman yang tidak diperoleh di bangku perkuliahan dan juga relasi pada saat bekerja tersebut. Dampak dari bekerja paruh waktu dengan adanya relasi yang dapat dikembangkan di kemudian hari adalah tujuan jangka panjang dalam bekerja paruh waktu. Kaum muda diharapkan untuk mengembangkan relasi yang banyak pada saat bekerja paruh waktu tersebut sehingga di kemudian hari dapat menambah jaringan yang bermanfaat.

Informan dalam penelitian ini yang merupakan mahasiswa di Perguruan Tinggi, pada saat ini sudah pandai untuk menangkap peluang yang ada, dimana pada saat ini banyak perusahaan atau tempat usaha yang memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk bekerja di sela-sela waktu perkuliahannya. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut mendapatkan manfaat atau dampak dari

(10)

pekerjaan yang dijalani tersebut. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan penelitian, dapat diketahui bahwa dampak yang diperoleh dari bekerja paruh waktu adalah dapat menambah kebutuhan sehari-hari yang diperoleh dari hasil gaji yang didapat. Hal tersebut sesuai dengan tujuan dari informan yang menyatakan bahwa tujuan untuk melakukan pekerjaan paruh waktu adalah untuk mendapatkan uang atau gaji. Pernyataan dari informan tersebut sesuai kutipan hasil wawancara sebagai berikut:

“Setelah saya bekerja paruh waktu tentu saja saya mendapatkan gaji sesuai dengan yang diperjanjikan. Gaji tersebut saya pergunakan untuk membeli kebutuhan yang saya inginkan sehingga dengan bekerja paruh waktu membuat kehidupan atau kesejahteraan saya menjadi meningkat” (Hasil wawancara dengan informan I, pada tanggal 2 Oktober 2014).

Pernyataan yang disampaikan oleh informan I tersebut senada dengan apa yang disampaikan oleh informan VII yang menyatakan bahwa dengan bekerja paruh waktu sangat dirasakan sekali berdampak pada kehidupan finansial, dampak tersebut diantaranya adalah informan atau kaum muda tersebut dampak sedikit demi sedikit menabung untuk investasi. Hal tersebut seperti diungkapkan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Saya merasakan dampak yang positif setelah bekerja paruh waktu. Dampak tersebut adalah dengan adanya gaji yang saya miliki dengan kerja paruh waktu maka saya dapat menyisihkan uang dari hasil kerja tersebut untuk ditabung, walaupun masih sedikit akan tetapi juga lumayan untuk jaga-jaga dan investasi ke depannya” (Hasil wawancara dengan informan VII, pada tanggal 2 Oktober 214).

Informan lainnya juga menyatakan bahwa tujuan dalam bekerja paruh waktu tersebut tercapai dengan dampak yang diperoleh setelah bekerja paruh waktu. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan VIII dapat diketahui bahwa

(11)

dengan bekerja paruh waktu maka dapat menghasilkan keuangan lebih untuk mencukupi kebutuhan yang diinginkan. Hal tersebut sesuai dengan pernyatan yang disampaikan oleh informan VIII dalam kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Saya bekerja paruh waktu dengan tujuan untuk mendapatkan uang tambahan selain dari uang bulanan yang saya terima dari orang tua saya. Setelah bekerja paruh waktu maka saya merasakan dampaknya, uang hasil bekerja dapat saya tabung dan memenuhi kebutuhan saya seperti membeli gadget dan lain sebagainya saya sudah tidak meminta uang lagi kepada orang tua” (Hasil wawancara dengan informan VIII, pada tanggal 3 Oktober 2014).

Berdasarkan uraian kutipan hasil wawancara dengan informan penelitian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda yang melakukan kerja paruh waktu dengan tujuan untuk mendapatkan uang atau penghasilan telah merasakan dampak dari bekerja paruh waktu tersebut yaitu dapat memenuhi kebutuhan yang diinginkan dan dapat menyisihkan uang dari hasil bekerja untuk ditabung. Hal tersebut merupakan suatu dampak positif, akan tetapi dapat juga menjadi dampak yang negative apabila uang atau hasil dari bekerja paruh waktu yang dilakukan oleh kaum muda tersebut dipergunakan untuk hal-hal yang negative seperti hura-hura di kafe, berbelanja barang-barang yang tidak dibutuhkan sehingga uang hasil bekerja tersebut menjadi tidak bermanfaat. Oleh karena itu kaum muda harus mampu untuk menggunakan uang hasil dari bekerja paruh waktu tersebut dengan sebaik mungkin.

Dampak positif lainnya yang didapatkan oleh kaum muda dalam bekerja paruh waktu adalah dapat menambah pengalaman dan ilmu yang didapat selama bekerja tersebut. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan dapat diketahui bahwa informan sebelumnya paling banyak menyatakan bahwa tujuan untuk melakukan pekerjaan paruh waktu adalah dengan harapan untuk menambah

(12)

pengalaman dan ilmu yang tidak didapat di bangku kuliah. Setelah lebih lanjut melakukan wawancara dengan informan dapat diketahui bahwa dampak yang diperoleh setelah bekerja paruh waktu adalah meningkatkan skill ataupun kemampuan yang dimiliki. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh informan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Saya sangat senang dapat bekerja paruh waktu karena mendapatkan ilmu dalam dunia kerja yang tidak saya dapatkan di bangku kuliah. Ilmu tersebut dapat saya terapkan nanti setelah saya selesai menyelesaikan kuliah dan masuk dalam dunia kerja yang sesungguhnya” (Hasil wawancara dengan informan II, pada tanggal 3 Oktober 2014).

Hal senada juga diungkapkan oleh informan lainnya yang menyatakan bahwa dengan bekerja paruh waktu maka akan menambah pengalaman yang dimiliki, karena dengan bekerja tersebut mendapatkan hal-hal yang baru yang tidak akan ditemui jika tidak bekerja. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara sebagai berikut:

“Saya bekerja paruh waktu, dan dampak yang saya rasakan adalah menambah pengalaman yang saya miliki sebelumnya. Pengalaman tersebut merupakan hal yang baru dan akan terus saya gali untuk meningkatkan kemampuan yang saya miliki” (Hasil wawancara dengan informan III, pada tanggal 3 Oktober 2014).

Dampak lainnya yang dirasakan oleh kaum muda setelah bekerja paruh waktu adalah memiliki teman yang bertambah dibandingkan sebelumnya. Apabila pada saat kuliah, maka teman-teman yang dimiliki sebatas teman di kampus, akan tetapi setelah bekerja paruh waktu maka kaum muda akan mendapatkan teman baru di lingkungan kerjanya. Teman baru tersebut merupakan relasi yang harus

(13)

dipertahankan dan dikembangkan. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara dengan informan berikut ini:

“Saya bekerja paruh waktu dan merasakan dampak yang positif diantaranya adalah mendapatkan relasi baru dan teman-teman baru. Teman-teman tersebut tidak akan saya temui jika saya tidak bekerja paruh waktu, oleh karena itu bekerja paruh waktu sangat memberikan dampak yang positif bagi kehidupan sosial” (Hasil wawancara dengan informan IV, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Hal serupa juga dinyatakan oleh informan V yang menyatakan bahwa dampak dari bekerja paruh waktu adalah jaringan relasi yang bertambah sehingga dapat saling berbagi pengalaman dan ilmu yang dimiliki yang dapat dikembangkan di kemudian hari. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Dampak yang saya rasakan adalah menambah relasi yang tidak ditemui sebelumnya, sehingga dapat berbagi pengalaman dan ilmu sehingga pengalaman kita juga bertambah dalam berbagai aspek. Relasi yang dimiliki tersebut harus dipertahankan dan dikembangkan untuk manfaat yang lebih di masa yang akan datang” (Hasil wawancara dengan informan V, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda mendapatkan dampak yang positif setelah melakukan pekerjaan paruh waktu. Dampak tersebut adalah bertambahnya teman, relasi yang baru yang tidak akan ditemui apabila kaum muda tersebut tidak bekerja paruh waktu. Pada saat ini kaum muda sudah menganggap bahwa bekerja paruh waktu adalah merupakan gaya hidup yang positif untuk mengisi waktu luang yang dimiliki. Bagi kaum muda yang masih berstatus sebagai mahasiswa maka hal tersebut merupakan suatu investasi relasi sosial yang dapat dikembangkan dikemudian hari.

Selain mendapatkan dampak yang positif bagi kaum muda setelah bekerja paruh waktu, maka bagi kaum muda berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis

(14)

lakukan harus menerima konsekuensi yaitu waktu untuk berkumpul dengan teman menjadi terbatas. Hal tersebut seperti yang disampaikan oleh informan berikut ini:

“Setelah saya bekerja paruh waktu maka tentu saja waktu yang saya miliki untuk berkumpul dengan teman-teman menjadi terbatas, tidak seperti dulu lagi. Setelah saya pulang kuliah maka sore hari sampai malam hari saya harus bekerja, akan tetapi tugas-tugas kuliah tetap menjadi prioritas saya jangan sampai ada yang tidak terselesaikan ataupun sampai membolos kuliah” (Hasil wawancara dengan informan VI, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Hal senada juga disampaikan oleh informan lainnya yang menyatakan bahwa waktu yang dimiliki menjadi terbatas, baik untuk diri sendiri ataupun untuk teman-teman, karena jam kerja paruh waktu biasanya adalah sore hari yang banyak dilakukan oleh kaum muda setelah pada pagi hari sampai siang hari melakukan aktivitas kegiatan perkuliahan. Pernyataan tersebut seperti yang diungkapkan oleh informan berikut ini:

“Tentu saja waktu yang dimiliki untuk berkumpul dengan teman-teman menjadi terbatas, karena dari pagi sampai siang harus kuliah terlebih dahulu dan sorenya mulai melakukan pekerjaan paruh waktu. Otomatis untuk dapat berkumpul dengan teman-teman pada saat hari libur saja tidak dapat dilakukan setiap harinya” (Hasil wawancara dengan informan VII, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Beberapa informan tersebut di atas menyatakan bahwa waktu yang dipergunakan untuk bersosialisasi menjadi terbatas, akan tetapi terdapat juga informan yang menyatakan bahwa waktu untuk berkumpul dan bersosialisasi dengan teman, keluarga masih seperti biasanya sebelum bekerja paruh waktu, hanya saja harus pintar untuk membagi waktu antara kuliah, bekerja dan bersosialisasi. Hal tersebut sesuai dengan kutipan hasil wawancara berikut ini:

(15)

“Walaupun saya bekerja paruh waktu, akan tetapi saya masih bisa untuk berkumpul, bersosialisasi dengan teman dan keluarga. Asalkan dari kita sendiri dapat membagi waktu dengan benar antara kuliah dan bekerja. Akan tetapi saya usahakan agar waktu bekerja tidak sampai mengganggu kegiatan kuliah saya itu yang terpenting” (Hasil wawancara dengan informan VIII, pada tanggal 4 Oktober 2014).

Senada dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan VIII, informan selanjutnya juga menyatakan bahwa kegiatan bekerja paruh waktu tidak sampai mengganggu kegiatan kuliah, ataupun berkumpul dengan teman-teman, bahkan masih bisa mengikuti kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan oleh kampus. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh informan berikut ini:

“Saya masih bisa mengikuti kegiatan kampus, walaupun saya juga bekerja paruh waktu. Untuk mengakalinya maka apabila ada kegiatan yang mendesak dan saya harus bekerja karena sudah dijadwalkan maka saya dapat meminta bantuan teman untuk bergantian jadwal. Begitu juga nantinya apabila teman lain ada keperluan mendesak, dapat bergantian jadwal dengan saya” (Hasil wawancara dengan informan IX, pada tanggal 4 Oktober).

Lebih lanjut informan selanjutnya menyatakan bahwa konsekuensi yang diperoleh dengan bekerja paruh waktu adalah memang waktu yang tersedia untuk berkumpul dengan teman menjadi minim. Akan tetapi dari diri sendiri harus mampu untuk membagi waktu agar kehidupan untuk bersosialisasi tidak hilang dikarenakan bekerja paruh waktu setelah selesai kuliah. Hal tersebut seperti yang disampaikan dalam kutipan hasil wawancara berikut ini:

“Tidak dapat dipungkiri bahwa waktu untuk berkumpul dengan teman-teman menjadi berkurang, akan tetapi dari diri sendiri juga harus pintar untuk membagi waktu untuk diri sendiri dan teman-teman, khususnya bagi diri sendiri adalah harus menjaga kesehatan, karena bekerja setelah aktivitas kuliah membutuhkan fisik yang kuat” (Hasil wawancara dengan informan X, pada tanggal 4 Oktober 2014).

(16)

Berdasarkan uraian hasil penelitian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda yang bekerja paruh waktu mendapatkan dampak yang positif.

B. Pembahasan

1. Tujuan Kaum Muda Melakukan Pekerjaan Paruh Waktu

Bekerja paruh waktu pada saat ini banyak dilakukan oleh kaum muda. Kaum muda yang penulis teliti dalam penelitian ini adalah mahasiswa. Mahasiswa adalah individu yang menuntut ilmu di perguruan tinggi, dan dalam perkembangannya berada pada kategori remaja akhir yang berada dalam rentang usia 18-21 tahun (Monks dkk, 2001). Menurut Cohen (dalam Ronen, 1981) bentuk pekerjaan yang paling banyak dilakukan oleh mahasiswa adalah jenis pekerjaan paruh waktu (part-time work). Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut mempunyai orientasi atau tujuan yang berbeda-beda. Dalam penelitian ini didapat hasil bahwa tujuan dari mahasiswa bekerja paruh waktu adalah untuk mendapatkan uang dan menambah pengalaman. Berikut ini merupakan tabel dari hasil jawaban informan terkait dengan tujuan dari bekerja paruh waktu:

(17)

No Tujuan Jumlah %

1 Tujuan ekonomi 3 30%

2 Tujuan non ekonomi 7 70%

Total 10 100%

Sumber: Data Primer.

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa tujuan dari kaum muda dalam penelitian ini yang bekerja paruh waktu paling banyak adalah yang mempunyai tujuan non ekonomi yaitu sebanyak 7 orang (70%), dan yang mempunyai tujuan ekonomi hanya sebanyak 3 orang (30%).

Penulis mendapatkan hasil bahwa tujuan utama dari bekerja paruh waktu adalah tujuan ekonomi dan tujuan non ekonomi. Berdasarkan data tersebut di atas mahasiswa yang bekerja paruh waktu dengan tujuan non ekonomi lebih banyak dibandingkan dengan mahasiswa yang bekerja dengan tujuan ekonomi. Latar belakang keadaan keluarga dan ekonomi dari informan dalam penelitian ini sangat beragam. Ada yang berasal dari keluarga dengan tingkat ekonomi menengah ke bawah dan ada juga yang berasal dari tingkat ekonomi menengah ke atas. Informan dalam penelitian ini berasal dari luar daerah wilayah Yogyakarta yang menempuh pendidikan di Kota Yogyakarta, oleh karena itu setiap bulannya secara rutin masih mendapatkan uang saku dari orang tuanya. Akan tetapi uang saku yang diberikan oleh orang tua tentu saja berbeda-beda antar mahasiswa satu dengan yang lainnya tergantung dari kebutuhan dan kehidupan orang tua masing-masing. Oleh karena itu bagi mahasiswa yang

(18)

berasal dari keluarga yang kurang mampu dan bekerja paruh waktu untuk mendapatkan uang tambahan, maka bekerja paruh wakktu karena ada dorongan untuk mendapatkan uang atau pendapatan adalah tujuan utama.

Bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut dengan tujuan utama adalah mendapatkan penghasilan maka akan dapat membantu keuangan selama berkuliah baik untuk pembayaran uang kuliah ataupun untuk ditabung dan membeli kebutuhan. Berdasarkan uraian hasil penulis dapat diketahui bahwa mahasiwa yang bekerja paruh waktu mendapatkan penghasilan yang kemudian dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari seperti kebutuhan makan, belanja, hiburan dan kebutuhan kuliah. Selain untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari tersebut, maka hasil dari bekerja paruh waktu tersebut dipergunakan untuk tabungan bagi mahasiswa. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut memiliki kepuasan tersendiri dengan pendapatan yang dimiliki dan membantu meringankan beban orang tua.

Selain dikarenakan tujuan untuk mendapatkan pendapatan tambahan bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu juga mempunyai tujuan lainnya adalah untuk menambah pengalaman. Dunia kerja secara nyata adalah tujuan dari mahasiswa menempuh pendidikan, akan tetapi di bangku perkuliahan tidak banyak Perguruan Tinggi yang memberikan praktik mengenai dunia kerja. Oleh karena itu dikarenakan banyak peluang yang ada pada saat ini dimana banyak perusahaan yang membuka kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu, maka hal tersebut dimanfaatkan bagi mahasiswa untuk bekerja sembari menempuh perkuliahan.

(19)

Perusahaan yang membuka kesempatan bagi mahasiwa yang bekerja paruh waktu tersebut juga menetapkan persyaratan bagi kaum muda yang berstatus sebagai mahasiswa untuk dapat bekerja di perusahaannya. Persyaratan tersebut diantaranya adalah standar IPK (Indeks Prestasi Kumulatif), pengalaman bekerja sebelumnya jika pernah, dan persetujuan bekerja dengan waktu atau sistem shift yang telah ditentukan oleh perusahaan. Dengan adanya sistem shift yang diterapkan oleh perusahaan tersebut tentu saja dapat mengganggu jadwal perkuliahan bagi mahasiswa. Berdasarkan hasil wawancara penulis dengan informan penelitian dapat diketahui bahwa mahasiswa tidak terganggu perkuliahannya, karena kebanyakan bagi yang bekerja paruh waktu sudah duduk di bangku perkuliahan tingkat akhir dan tinggal menempuh tugas akhir sehingga tidak mengikuti kegiatan perkuliahan secara rutin.

Bagi mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut maka akan mendapatkan pengalaman dunia kerja secara langsung, dimana mahasiwa akan dapat berhadapan langsung dengan konsumen, masyarakat, investor perusahaan dan lain sebagainya. Dengan terjun ke dunia kerja secara langsung maka mahasiswa tersebut dapat menerapkan ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan. Mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut juga dapat menambah pengalaman selama bekerja. Pengalaman yang akan didapat tersebut menjadi tujuan dari mahasiswa yang bekerja paruh waktu.

Pengalaman yang akan diperoleh oleh mahasiswa dengan bekerja paruh waktu tersebut banyak disampaikan oleh informan dalam penelitian ini, yang menyatakan bahwa tujuan utama dari bekerja paruh waktu adalah hal utama

(20)

untuk mendapatkan pengalaman yang tidak diperoleh selama di bangku kuliah. Bekerja paruh waktu yang dilakukan tersebut juga dengan sepengetahuan dan persetujuan dari orang tua. Informan dalam penelitian ini menyatakan bahwa bekerja paruh waktu mendapatkan dukungan sepenuhnya dari orang tua dengan tujuan untuk mendapatkan pengalaman dan ilmu yang bermanfaat setelah selesai menempuh pendidikan.

Hasil penelitian penulis ini sesuai dengan pendapat dari Shaefer yang menyatakan bahwa “Pada perkembangannya, para pekerja paruh waktu saat ini semakin meninggalkan alasan-alasan ekonomi. Artinya bahwa seiring perkembangan zaman kemudian para pekerja paruh waktu cenderung didorong oleh motif non ekonomi (Shaefer, 2009: 3)”. Hal tersebut menunjukkan bahwa tujuan utama dari mahasiswa untuk melakukan pekerja paruh waktu di sela-sela kesibukan menempuh pendidikan di Perguruan Tinggi adalah untuk mendapatkan pengalaman yang akan diperoleh pada saat bekerja tersebut. Pengalaman yang akan diperoleh dan menjadi tujuan dari mahasiswa yang bekerja paruh waktu tersebut merupakan pergeseran dari tujuan mahasiswa yang bekerja dengan tujuan utama mendapatkan penghasilan. Pengalaman yang diperoleh tersebut merupakan motif atau tujuan non ekonomi.

Selanjutnya hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan yang disampaikan oleh Yurgen (dalam Wirasasmita, 1982) menyatakan bahwa “pandangan yang luas dan dinamis serta kesediaan untuk pembaharuan bisa lebih cepat berkembang dalam lapangan industri, tidak lepas dari suatu latar belakang pendidikan, pengalaman, dan perjalanan yang banyak. Oleh sebab itu,

(21)

bekerja paruh waktu bagi mahasiswa dapat dilihat sebagai upaya untuk mengumpulkan pengalaman kerja selama masih menempuh pendidikan”. Pengalaman yang diperoleh tersebut menjadi suatu daya tarik tersendiri bagi mahasiswa untuk mengembangkan diri dan menambah wawasan. Pengalaman yang diperoleh tersebut dapat menjadi bekal bagi mahasiswa nantinya untuk masuk dalam dunia kerja setelah selesai menempuh pendidikan.

Berdasarkan uraian tersebut di atas dapat diketahui bahwa kaum muda dalam hal ini adalah mahasiswa memiliki tujuan yang berbeda-beda dengan keputusannya untuk melakukan pekerjaan paruh waktu. Tujuan tersebut diantaranya adalah mendapatkan penghasilan dan untuk mendapatkan pengalaman. Akan tetapi dengan seiring perkembangan zaman pada saat ini tujuan atau motif dari mahasiswa untuk bekerja paruh waktu tersebut telah bergeser dari motif ekonomi menjadi motif non ekonomi. Motif non ekonomi tersebut adalah mendapatkan pengalaman yang bermanfaat.

Motif non ekonomi diantaranya adalah untuk mengembangkan keterampilan dan ilmu yang diperoleh dari bangku kuliah pada dunia kerja nyata. Hal tersebut akan bermanfaat setelah kaum muda bekerja nantinya setelah lulus, sudah mengetahui secara langsung sebelumnya bagaimana situasi dan kondisi bidang kerja yang diminatinya. Selain itu kaum muda juga akan mendapatkan keterampilan maupun ilmu baru yang dapat dimanfaatkan sebagai nilai tambah bagi kaum muda untuk bekerja nantinya. Pergeseran motif atau tujuan dalam melakukan pekerjaan paruh waktu tersebut dikarenakan pada saat ini kaum muda sudah memiliki pemikiran yang revolusioner bagaimana

(22)

cara-cara yang dapat dilakukan untuk mengembangkan diri di tengah kesempatan yang ada, dimana perusahaan banyak yang memberikan kesempatan bagi anak muda untuk ikut serta berpartisipasi dalam perusahaannya walaupun masih berstatus sebagai mahasiswa.

Oleh karena itu pada saat ini banyak dilihat di masyarakat, kaum muda yang bekerja di bidang industri kreatif misal menjadi fashion designer, pembawa acara di televisi, penyiar di radio, waiters di restoran adalah mahasiswa. Perusahaan memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk bekerja paruh waktu dikarenakan tidak memberikan gaji yang full seperti karyawan tetap pada umumnya, waktu yang dimiliki oleh mahasiswa lebih fleksibel karena belum ada tanggungan dari keluarga sehingga banyak kaum muda yang dipekerjakan untuk shift malam, dimana kaum muda tersebut sudah selesai kuliah.

Bagi perusahaan dan kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut terdapat hubungan yang saling menguntungkan. Dilihat dari sisi yang diperoleh oleh kaum muda maka kaum muda memiliki keuntungan yang sangat besar dengan pekerjaan paruh waktu yang dijalaninya.

2. Dampak Pekerjaan Paruh Waktu Tersebut dengan Gaya Hidup Modern Anak Muda

Bekerja paruh waktu di kalangan anak muda dalam hal ini tengah menjadi suatu trend. Hal tersebut dapat diketahui dari hasil penelitian penulis dengan melakukan wawancara kepada informan dalam penelitian ini yang menyatakan bahwa dampak yang diperoleh dengan bekerja paruh waktu adalah

(23)

dampak yang positif. Kaum muda dalam penelitian ini yaitu mahasiswa yang bekerja paruh waktu menyatakan bahwa dengan memanfaatkan waktu luang yang dimiliki di sela-sela kesibukan kuliah dengan melaksanakan pekerjaan paruh waktu merupakan suatu gaya hidup yang positif. Berdasarkan hasi penelitian di lapangan dapat diketahui bahwa gaya hidup mahasiswa pasca bekerja paruh waktu menjadi lebih besar, dimana memberikan dampak positif yang beragam. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori Leisure Class Theory yang dikemukakan oleh Thorstein Veblen (1899) yang menyatakan ”Pemanfaatan waktu luang yang pada teori Veblen mengacu kepada budaya konsumsi mengandung arti bahwa kaum muda mengkonsumsi waktu luangnya untuk melakukan kerja paruh waktu yang kemudian menjadi gaya hidup”.

Berdasarkan data hasil penelitian yang penulis peroleh berikut ini merupakan dampak dari kaum muda yang bekerja paruh waktu:

Tabel 2. Dampak Dari Bekerja Paruh Waktu

No Dampak

1 Mendapatkan kemandirian finansial 2 Mendapatkan teman dan relasi baru 3 Menambah ilmu dan keterampilan

4 Lebih cepat untuk beradaptasi dengan lingkungan baru

5 Lebih dapat mengatur waktu dengan efisien Sumber: Data Primer

(24)

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa kaum muda yang bekerja paruh waktu memberikan dampak yang bermacam-macam. Dampak yang diperoleh diantaranya adalah mendapatkan kemandirian finansial. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu maka akan mendapatkan gaji yang setiap bulannya yang diperoleh selama bekerja. Gaji yang diperoleh tersebut dapat dipergunakan untuk tambahan memenuhi kebutuhan sehari-hari ataupun untuk ditabung sehingga dapat mengurangi beban orang tua.

Dampak dari kaum muda dari pekerjaan paruh waktu yang dilakukannya adalah mendapatkan penghasilan yang akan bermanfaat bagi kehidupannya. Penghasilan atau gaji yang didapat tersebut dapat dimanfaatkan untuk kehidupan sehari-harinya, membayar uang kuliah ataupun ditabung. Dari hasil pendapatan yang diperolehnya tersebut maka dapat meningkatkan kemandirian finansial dari kaum muda tersebut.

Kemandirian finansial yang diperoleh oleh kaum muda tersebut dapat dilihat melalui cara berpakaian, pergaulan, dan cara meluangkan waktu luangnya dimana hal tersebut membedakannya dengan orang lain. Dalam hal ini, kaum muda yang melakukan pekerjaan paruh waktu mempunyai kehidupan yang berbeda dengan kaum muda lainnya, dimana kaum muda seusianya fokus pada kegiatan perkuliahannya dan kehidupan sosialnya dengan teman-teman sebayanya. Akan tetapi pada kaum muda yang bekerja paruh waktu, waktu luangnya dipergunakan untuk bekerja. Hal tersebut membawa dampak yang positif bagi gaya hidupnya, karena dimanfaatkan dengan kegiatan yang bermanfaat bagi kehidupannya.

(25)

Akan tetapi terdapat juga dampak yang negatif dari pekerjaan paruh waktu yang dilakukan oleh kaum muda, dimana kaum muda menjadi hedonis karena menggunakan uang hasil pendapatan yang diperoleh dari hasil bekerja paruh waktu tersebut untuk memenuhi kebutuhan yang tersier seperti berbelanja yang tidak menjadi kebutuhan, membeli gadget terbaru dan lain sebagainya yang pada dasarnya bukan menjadi suatu kebutuhannya dan hanya terpengaruh oleh kehidupan lingkungannya. Kaum muda tersebut bekerja paruh waktu terpengaruh dengan lingkungan sekitarnya, dan untuk memenuhi kebutuhan tersebut harus mencari uang tambahan dan cara yang dilakukan adalah dengan bekerja paruh waktu.

Selanjutnya dampak yang diperoleh bagi kaum muda dari bekerja paruh waktu terhadap gaya hidup modernnya adalah gaya hidup yang positif, dimana dengan bekerja paruh waktu maka kaum muda akan menambah teman, kenalan yang sebelumnya tidak ditemui, dengan bekerja paruh waktu juga akan berdampak bagi kehidupan sosial dari kaum muda, dimana akan semakin banyak relasi yang ditemui sehinggga pertemanan akan semakin banyak.

Manfaat atau dampak lainnya yang diperoleh bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu diantaranya adalah dapat menambah keterampilan dan pengalaman yang dimiliki. Seperti diketahui kondisi dunia kerja tentu saja jauh berbeda dengan kondisi pada saat menempuh pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi. Oleh karena itu di dunia kerja, adalah saat yang tepat untuk mengimplementasikan ilmu yang didapat di bangku perkuliahan, sehingga ilmu yang didapatkan dapat diterapkan secara langsung. Akan tetapi apabila harus

(26)

menunggu sampai dengan lulus kuliah, kaum muda yang notabene adalah mahasiswa tersebut merasa bosan sehingga mencari kesempatan untuk menerapkan ilmu atau keterampilan yang dimiliki pada saat masih kuliah dengan bekerja paruh waktu.

Keterampilan dan ilmu yang dimiliki oleh kaum muda sebelum bekerja paruh waktu tentu saja terbatas, akan tetapi setelah menjalani pekerjaan paruh waktu maka akan menambah keterampilan dan ilmu yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Oleh karena itu dampak dari bekerja paruh waktu akan bermanfaat bagi kaum muda untuk menambah ilmu dan keterampilannya.

Selain itu kaum muda yang bekerja paruh waktu akan lebih cepat dapat beradaptasi dengan lingkungan yang baru. Oleh karena itu kaum muda akan dapat dengan mudah untuk bertukar pikiran dan berbagi pengalaman. Berdasarkan uraian tersebut dapat diketahui bahwa dampak yang akan diperoleh oleh kaum muda adalah bermanfaat bagi kehidupan sosialnya. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu maka akan menambah jaringan pertemanannya, bertemu dengan orang baru setiap harinya sehingga dapat dimanfaatkan untuk menambah relasi yang akan bermanfaat di kemudian harinya. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut, menambah jaringan pertemanan atau relasi sesuai dengan karakter dari kaum muda yang diungkap oleh Gunarsa (1992) bahwa karakter kaum muda adalah mempunyai rasa sosial dan solidaritas yang tinggi, sehingga dengan bekerja paruh waktu adalah pilihan yang tepat untuk mengembangkan hal tersebut. Bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu juga dapat dengan lebih mudah untuk mengatur

(27)

waktu dikarenakan sduah terbiasa untuk mengatur waktu dalam bekerja, sehingga diharapkan dapat berpengaruh untuk dapat mengatur waktu yang dimiliki dalam kehidupan sehari-hari.

Bekerja paruh waktu bagi kaum muda juga berdampak pada kegiatan sosialisasi dari kaum muda, berdasarkan hasil penelitian penulis dapat diketahui bahwa kaum muda yang bekerja paruh waktu tersebut menghabiskan waktu luangnya dengan bekerja sehingga waktu untuk bersosialisasi, berkumpul dengan teman-teman sebayanya menjadi berkurang karena waktu luang yang dimilikinya dihabiskan untuk bekerja. Bagi kaum muda yang bekerja di industri kreatif seperti televisi, radio, iklan, dan lain sebagainya pekerjaan tersebut membutuhkan kesiapan bekerja selama hampir 24 jam dimana harus siap untuk bekerja kapan saja dibutuhkan. Industri kreatif khususnya di Yogyakarta yang semakin berkembang pada saat ini membutuhkan jiwa muda untuk dapat mengembangkan ide pemikirannya untuk kemajuan perusahaan, sehingga perusahaan di bidang industri kreatif banyak membutuhkan kaum muda untuk dapat bekerja di perusahaannya. Pekerjaan yang tidak mengenal waktu tersebut membuat kaum muda yang bekerja paruh waktu di industri kreatif harus siap untuk bekerja sesuai dengan tugas dan jam kerja yang telah ditentukan, dengan konsekuensi berbagai macam salah satunya adalah waktu untuk berkumpul dengan keluarga ataupun teman-teman sebayanya menjadi berkurang.

Selain itu bagi kaum muda yang bekerja paruh waktu ada juga yang mengalami dampak negative dimana kesulitan dalam hal mengatur waktu

(28)

untuk mengatur jadwal kuliah sehingga menyebabkan perkuliahan yang ditempuh menjadi lama. Akan tetapi tidak semua kaum muda yang bekerja paruh waktu menjadi kesulitan dalam menyelesaikan perkuliahannya, hanya saja pada saat ini di masyarakat terdapat anggapan negatif bagi kaum muda yang berstatus sebagai mahasiswa apabila tidak dapat menyelesaikan perkuliahan dalam waktu yang cepat. Hal tersebut dapat dikarenakan mahasiswa kurang dapat mengikuti kegiatan perkuliahan dengan baik dan tidak ada motivasi dalam dirinya untuk menyelesaikan perkuliahan.

Gaya hidup yang ada pada kaum muda tersebut dengan telah mampu untuk memenuhi kebutuhannya sendiri tersebut merupakan suatu gaya hidup mandiri. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Chaney (1996), melalui gaya hidup mandiri, budaya konsumerisme tidak lagi memenjarakan manusia. Manusia akan bebas dan merdeka untuk menentukan pilihannya secara bertanggung jawab, serta menimbulkan inovasi-inovasi yang kreatif untuk menunjang kemandirian tersebut.

Gaya hidup yang dimiliki oleh kaum muda yang berprofesi sebagai mahasiswa dan bekerja paruj waktu tersebut condong ke gaya hidup yang modern dimana mahasiswa dapat lebih menghargai waktu sehingga manajemen waktu dapat diatur dengan baik selain itu juga dapat menambah relasi untuk kehidupan mendatang sehingga dapat berkembang dengan baik. Hal tersebut berbeda dengan gaya hidup tradisional, dimana mahasiswa hanya

(29)

berfokus pada kuliah saja dan tidak mau mengembangkan diri dengan cara bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.

(30)

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian dalam hasil penelitian dan pembahasan maka dapat diambil kesimpulan pada penelitian ini yaitu sebagai berikut:

Tujuan kaum muda melakukan pekerjaan paruh waktu pada saat ini telah mengalami pergeseran motif. Dimana sebelumnya kaum muda bekerja waktu untuk memenuhi kebutuhan ekonomi, sedangkan pada saat ini tujuan nya adalah non ekonomi. Motif non ekonomi yaitu dengan tujuan untuk menambah pengalaman dan mengembangkan kemampuan diri untuk memasuki dunia kerja. Sementara itu bagi kaum muda tujuan dalam bekerja paruh waktu untuk mendapatkan pendapatan utama mulai dikesampingkan, dimana pendapatan bukan menjadi tujuan yang utama.

Dampak pekerjaan paruh waktu tersebut dengan gaya hidup modern anak muda adalah dengan bekerja paruh waktu maka mendapatkan aspek kemandirian finansial yang lebih baik dibandingkan dengan rekan-rekannya yang tidak melakukan pekerjaan paruh waktu. Kaum muda dalam hal ini adalah mahasiswa memanfaatkan waktu luangnya dengan bekerja paruh waktu sehingga akan meningkatkan kehidupannya. Kaum muda akan dianggap memiliki kemampuan dan dapat meningkatkan tingkat perekonomiannya sehingga mampu memenuhi kebutuhannya sendiri tanpa harus meminta kepada orangtuanya. Kaum muda yang bekerja paruh waktu maka dapat mempunyai gaya hidup modern, dimana kaum muda menjadi lebih menghargai dan efisien terhadap waktu, mempunyai tingkat

(31)

adaptasi terhadap lingkungan baru dengan lebih cepat dan berpengaruh terhadap kehidupan sosialnya seperti menambah relasi.

B. Saran

Saran yang dapat diberikan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Diharapkan kaum muda untuk meningkatkan kualitas dengan mencari

pengalaman yang lebih dan bermanfaat menerapkan ilmu yang telah didapat di bangku perkuliahan dengan cara melakukan pekerjaan paruh waktu.

2. Diharapkan bagi kaum muda untuk tidak menerapkan pola kehidupan hedonis dengan memanfaatkan penghasilan dari bekerja paruh waktu dengan hal yang tidak bermanfaat.

Gambar

Tabel 2. Dampak Dari Bekerja Paruh Waktu

Referensi

Dokumen terkait

Prosedur penelitian yang dilakukan meliputi koordinasi dengan Dinas Pertanian dan Peternakan, Kabupaten Aceh Timur dimaksudkan untuk mengetahui permasalahan dan

Penelitian ini berjudul pengaruh penggunaan media boneka tangan terhadap kemampuan menyimak cerita anak kelompok A di TK Aisiyiyah 1 purwokerto kecamatan

Karena itu, sebagai orangtua perlu mengetahui bagaimana merawat gigi anak sejak bayi dengan cara yang benar, agar kesehatan gigi dan mulut anak teratasi.... Bersihkan gusi

kualitas kompetensi CS BUK untuk kegiatan LSB dalam melaksanakan tugasnya kurang memadai, terdapat kekurangan yang signifikan dalam memberikan layanan kepada nasabah

Hal ini menunjukkan bahwa secara simultan variabel independen Dana Pihak Ketiga (DPK), Capital Adequacy Ratio (CAR), Loan to Deposit Ratio (LDR), Return On

Maka dari itu, sangat diperlukan adanya peningkatan di bidang penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pelayanan kemasyarakatan dalam rangka meningkatkan taraf

Untuk memperoleh produk yang robust dalam menganalisa data, Taguchi memperkenalkan suatu ukuran yang disebut Signal-to-noise ratio yang mencerminkan ukuran perbandingan

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Apa Saja Faktor Yang Berhubungan Dengan