• Tidak ada hasil yang ditemukan

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1 Sejarah Singkat PTPN VIII Gunung Mas Puncak Bogor

Perkebunan Gunung Mas didirikan pada Tahun 1910 merupakan salah satu unit usaha PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero) yang berlokasi di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor. Awalnya terdapat 2 Perkebunan yaitu Perkebunan Gunung Mas dan Perkebunan Cikopo Selatan yang kemudian pada Tahun 1972 digabung dengan nama Perkebunan Gunung Mas.

Perkebunan Cikopo Selatan mulai beroperasi pada Tahun 1912 oleh perusahaan Jerman dengan nama NV. CULTUR TJIKOPO ZSUID pada Tahun 1949 perkebunan tersebut diambil alih oleh Pemerintah Belanda karena Pemerintah Jerman mengalami kekalahan pada Perang Dunia II, kemudian pengelolaannya diserahkan atau dikelola oleh Pusat Perkebunan Negara. Pada Tahun 1963 dilakukan reorganisasi dan dimasukkan dalam PPN antan VII dan pada Tahun 1971 dimasukkan dalam PNP XII.

Perkebunan Gunung Mas mulai beroperasi pada Tahun 1910 oleh sebuah maskapai Perancis dengan nama Goenoeng Mas Prancoise Nederlandise de Culture Etde Commerse, dan pada Tahun 1954 pengelolahannya diserahkan pada Perusahaan Belanda yaitu NV TIEDEMAN K VAN KERCHEM (TVK). Yang memiliki kantor pusat di Bandung. Tahun 1958 perkebunan ini diambil alih oleh Pemerintah Repoblik Indonesia (Nasionalisasi) dan dimasukkan dalam PPN Baru kesatuan Jabar II.

Tahun 1963 diadakan reorganisasi perusahaan dan perkebunan Gunung Mas dimasukkan dalam PPN Antan VII. Status PPN Antan VII hanya berlangsung 7 tahun untuk selanjutnya dengan kebijaksanaan Perusahaan negara menjadi PNP XII.

Sejak tanggal 1 Agustus 1971 status PNP XII berubah lagi menjadi PT Perkebunan XII (Persero), kemudian terhitung tanggal 11 Maret 1996 diadakan penggabungan (merger) 3 PTP (PTP XI, PTP XII dan PTP XIII) menjadi PT Perkebunan Nusantara VII yang meliputi wilayah Propinsi Jawa Barat, Banten sehingga Perkebunan Gunung Mas dibawah manajemen PTP Nusantara VII yang berkantor pusat di Jalan Sindangsirna No.4 Bandung.

(2)

PT Perkebunan Nusantara VIII (PTPN VIII) didirikan berdasarkan akta notaris Harun Kamil, SH No 41 tanggal 11 Maret 1996 dan telah disahkan oleh Menteri Kehakiman RI dengan SK No. C2/8336 HT.01.01 TH. 1996 tanggal 08 Agustus 1996, sebagai tindak lanjut dari peraturan Pemerintah repobilk Indonesia No.13 tahun 1996 tentang peleburan Perusahaan Perseroan (Persero) PTP XI, PTP XII dan PTP XIII menjadi PT Perkebunan Nusantara VIII (Persero).

5.2 Sejarah Singkat Wisata Agro.

Wisata Agro Gunung Mas didirikan secara bertahap di awali dengan pendirian wisma Ir. H. Achmad Affandi , sekitar Tahun 1983 yang terletak disekitar areal kompleks perkantoran dan pabrik pengolahan teh. Wisma ini pada awalnya hanya digunakan oleh kalangan sendiri yakni tamu dari Departemen Pertanian, serta dinas dinas yang terkait atau kepentingan internal perusahaan, misalnya untuk pendidikan dan pelatihan, rapat, seminar dan berbagai kegiatan lainnya. Menyadari potensi yang dimiliki oleh perkebunan tersebut untuk dimanfaatkan sebagai salah satu sumber penghasilan bagi perusahaan, pada Tahun 1992 lokasi ini mulai berkembang untuk daerah tujuan wisata. Menunjang kegiatan Pemerintah sebagai pelaksanaan surat keputusan bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi, di Perkebunan Gunung Mas telah diusahakan bidang pariwisata yang telah menjadi salah satu daerah tujuan wisata (DWT).

Tahun 1993, Direksi PTPN VIII (pada waktu itu masih PTP XII) mengeluarkan SK No.4:1:1 -040/1993 Tanggal 23 Febuari 1993, tentang pembentukan bagian wisata agro di Perkebunan Gunung Mas beserta kepala bagian. Saat itu kantor wisata agro mulai dibuka dengan ditunjukkannya beberapa biro perjalanan. Pengelola wisata agro semula dikelola oleh Pusat Koperasi Kariawan (Puskopar), namun sesuai dengan surat Direksi E1/SK/247/1995 pada tanggal 1 Febuari 1995 pengelolaan wisata agro di Perkebunan Gunung Mas ditangani oleh seorang kepala urusan yang bertanggung jawab pada kepala administrasi. Perkebunan Gunung Mas juga telah memiliki izin kepariwisataan dengan nomor 53.SK.005.diparda/0691. Tahun 1996 dengan pertimbangan jumlah pengunjung yang cenderung meningkat dan pengelolaan yang baik Wisata Agro Gunung Mas mendapat penghargaan Adhi Karya Utama Propinsi Jawa Barat.

(3)

5.3 Keadaan fisik dan Geografis

Perkebunan Gunung Mas terletak pada ketinggian lebih kurang 800-1200 meter diatas permukaan laut, terletak di 2 Kecamatan Cisarua dan Kecamatan Mega Mendung Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Perkebunan Gunung Mas terletak sekitar 80 Km dari Ibu kota Jakarta atau sekitar 90 Km dari kota Bandung.

Menurut klasifikasi Schimd dan Ferguson iklim di Perkebunan Gunung Mas termasuk iklim sedang dengan curah hujan cukup tinggi sepanjang tahun antara 2.500 sampai 4.000 mm per tahun. Kawasan ini memiliki temperatur minimum 15 sampai 18°C. Salah satu unsur iklim adalah curah hujan. Curah hujan bulanan sebesar 50 mm lebih dari 2 bulan. Rata-rata curah hujan dalam 10 tahun terakhir yang sesuai dengan tanaman teh adalah >2.000 mm per tahun, bulan kemarau kurang dari 60 mm setiap tahun ± 2 bulan serta tidak ada bulanan yang sama sekali tidak hujan. Menurut data laporan manajemen, selama 5 tahun terakhir (1998 sampai 2002), curah hujan rata-rata Kebun Gunung Mas adalah 3.594 mm per tahun, rata rata bulan basah (≤100mm/bulan) 10 bulan.rata-rata jumlah hari hujan per tahun adalah 200 hari dengan sebaran 15 hari hujan per bulan. Pola sebaran curah hujan per tahun di Kebun Teh Gunung Mas memiliki dua puncak hujan yaitu terjadi pada bulan Febuari dan pada bulan November.

Pola sebaran curah hujan merupakan tipe hujan “Simple Woves” atau monomodal atau pola tunggal. Pola seperti ini memiliki perbedaan yang jelas antara jumlah curah hujan pada musim penghujan dengan musim kemarau. Bulan basah dengan rata-rata jumlah curah hujan >250 mm per bulan dan rata-rata jumlah hari hujan 10 per bulan terdiri dari bulan Januari, Febuari, Maret, April, Mei, Juni, Juli, Oktober, November dan Desember merupakan bulan lembab dengan jumlah curah hujan rata-rata 80 mm per bulan. Tingkat kelembapan nisbi ratra-rata kebun teh Gunung Mas adalah 85,8%, 3 unsur radiasi yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan tanaman teh adalah intensitas, kualitas dan lamanya penyinaran matahari.

Perkebunan Gunung Mas mempunyai luas areal sekitar 1.703,65 Ha. Luas areal yang diusahakan sebagai kawasan wisata agro adalah 300 Ha yang terdiri

(4)

dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk kegiatan seperti tea walk, hiking, olah raga alam bebas, berkemah dan lain-lain.

5.4 Tanah dan Sumber Air

Tipe tanah areal penanaman teh di Indonesia, khususnya diareal kebun teh milik PTPN didomisili oleh jenis tanah Andosol dan Latosol dan Regosol, tekstur tanah untuk tanaman teh mulai dari pasir hingga liat berat, ruang pori lebih dari 40% dengan jumlah air tersedia pada jarak 4 sampai 20 cm untuk setiap meter kedalaman tanah. Tanah yang sesuai untuk tanaman teh adalah subur, kandungan bahan organik tinggi (minimal 8 persen) kedalaman solum tanah lebih 40 cm, lapisan tanah cukup tebal tidak bercadas mudah meresap air dan kemiringan lahan < 35 persen. ( Wibowo 1997 dan Lembaga Pendidikan Perkebunan 2002).

Kebun teh Gunung Mas (2003) tanah tanah areal penanaman teh umumnya bertekstur pasir dan bersuktur remah dengan ketebalan solum tanah 10 cm sampai dengan lebih dari 20 cm. Topografi areal penanaman teh Kebun Gunung Mas lebih kurang 15 persen. Klasifikasi tanah kebun teh Gunung Mas adalah sebagai berikut:

1. Keasamaan tanah (pH) berkisar antara 4,5-6,0

2. Kondisi tanah cukup gembur,drainase cukup baik, tidak berkapur.

3. Jenis tanah terdiri dari Andosol (330,87 Ha-57 persen), Latosol (116,31 Ha-20 persen) dan Regosol 132,92 Ha-23 persen)

Tinggi tempat seluruh areal kebun Gunung Mas berkisar antara 600 sampai 2000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian tempat untuk penanaman teh antara 800 sampai 1400 meter diatas permukaan laut dimana afdeling Gunung Mas 1 dan II terletak pada elevasi 800 sampai 1000 meter diatas permukaan laut. Sumber air bersih yang digunakan untuk keperluan wisata agro, budidaya teh dan perumahan kariawan adalah berasal dari 3 sumber air terjun yang dialirkan ke bangunan DAM, jarak antara air terjun dan bangunan DAM adalah 500 meter, dari bangunan dan disalurkan air ketempat bangunan penyaringan satu dengan penyaringan 2 berjarak 900 meter, terdapat 50 bak pengontrol dengan ukuran (1m x 1m x 1,5m), bak pengontrol terdapat diantara bak penyaringan satu dengan dua sebanyak 20 buah, antara bak penyaringan 2 dan 3 sebanyak 20 bak dan antara bak 3 dan bak 4 terdapat 10 bak, dari bak penyaringan 4 kemudian 43

(5)

disalurkan kebagian wisata agro dan pabrik, sedangkan untuk kebutuhan budidaya teh memanfaatkan air rembesan permukaan tanah.

5.5 Kondisi Infrastruktur

PT Perkebunan Nusantara VIII Gunung Mas selain terdapat hamparan teh juga terdapat sarana dan prasarana yang disediakan untuk membantu kelancaran kegiatan sistem produksi agar menjadi lebih baik dan lancar sehingga produk yang dihasilkan bisa bermutu dan mampu bersaing dipasaran. Sarana dan prasarana yang tersedia tersebut antara lain :

1. Bangunan emplasmen yang terdiri dari rumah adminitratur, rumah sinder, rumah kariawan, kantor afdeling, kantor induk, gudang, sarana pabrik, kesenian dan mesjid.

2. Sarana jalan, air,diesel, tempat penitipan anak.

3. Sarana pendidikan (TK, Madrasah, dan Sekolah Dasar). 4. Sarana kesehatan.

5. Sarana pemenuhan kesejahtraan yaitu koperasi serta organisasi keluarga kariawan.

6. Kantor wisata Agro yang berada di Afdeling Gunung Mas 1.

Keberadaan kantor wisata agro merupakan salah satu sarana penunjang berkaitan dengan diresmikannya kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata dan dibuka untuk umum. Keberadan kebun Gunung Mas sebagai tempat wisata telah memiliki izin usaha kepariwisataan berdasarkan surat No 503/SK.005/Diperda/0691 bahwa Perkebunan Gunung Mas dapat dijadikan objek wisata. Wisata agro didirikan sebagai penunjang kegiatan perusahaan dan pelaksana SK bersama antara Menteri Pertanian dan Menteri Pariwisata Pos dan Telekomunikasi.

(6)

5.6 Sarana dan Prasarana Wisata Agro Gunung Mas

Fasilitas sarana dan prasarana yang dimiliki Wisata Agro Gunung Mas adalah:

1. Kawasan terbuka yang terdiri dari areal pertanaman teh, hutan wisata dan lapangan untuk pelaksanaan kegiatan seperti tea walk atau jalan santai di areal Gunung Mas dengan jalur lintasan yang ditawarkan adalah 4 km, 6 km, dan 10 km. Penggunaan areal ini hanya dikenakan biaya tarif masuk, tanda pemasanagan dan pemandu bila dibutuhkan.

2. Pabrik pengolahan teh hitam CTC (Crushing, Tearing, Cutting) dan pengepakan teh untuk wisata ilmiah.

3. Penginapan terdiri dari:

• Wisma Affandi terdiri dari 8 kamar, antara lain satu kamar khusus bagi pejabat esolon satu, 3 kamar VIP setaraf dengan kamar hotel bintang 4 dan kamar standar.

• Bungalow terdiri dari 3 rumah antara lain 1 rumah dengan 5 kamar, 1 rumah dengan 7 kamar dan satu rumah dengan 3 kamar.

• Pondokan terdiri dari 21 masing-masing memiliki fasilitas 2 kamar tidur dan 1 kamar mandi.

4. Ruang pertemuan yang terdiri dari aula wisma, aula camelia, aula pondokan. Kapasitas padepokan sebanyak 100 hingga 300 orang.

5. Lapangan olahraga tenis, bola voli, bulu tangkis, sepak bola areal berkuda dan areal kemping.

6. Tea corner, tea cafe dan cafe tirta mas yaitu tempat yang menjual produk teh baik teh celup teh hitam berkualitas ekspor juga menjual minuman teh seduh dan makanan lainnya

7. Katering yang terdiri dari box, snack, sarapan dan lain-lain yang dikelola oleh IKBI (Ikatan Keluarga Besar Ibu-Ibu) Gunung Mas.

8. Perlengkapan untuk kegiatan seperti sound system, OHP, listrik, tenda unit, kursi, meja, spanduk, dan umbul-umbul.

9. Areal parkir dan sarana komunikasi (telepon umum dan faksimil) serta musholla.

10. Petugas keamanan dan pemandu.

(7)

5.7 Visi dan Misi PTP Nusantara Gunung Mas

PTP Nusantara VII (persero) Gunung Mas memiliki visi untuk menjadi perusahaan perkebunan yang tangguh dalam bidang agribisnis, agroindustri, dan agrowisata untuk memuaskan stakeholder antara lain pelanggan, pemilik saham, karyawan, dan masyarakat serta peduli akan lingkungan. Perusahaan ini memiliki misi untuk turut melaksanakan dan menunjang kebijakan program pemerintahan dibidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, khususnya di sub sektor perkebunan dalam arti seluas-luasnya. Misi tersebut kemudian diimplementasikan sebagai berikut:

1. Sebagaimana tercantum dalam Tri Dharma Perkebunan yaitu:

• Menghasilkan devisa maupun rupiah bagi negara dengan cara seefisiennya.

• Memenuhi fungsi sosial yang diantaranya berupa penyediaan dan penambahan lapangan kerja bagi warga negara Indonesia.

• Memelihara kekayaan alam berupa memelihara dan peningkatan kesuburan tanah, sumber air dan tanahnya.

2. Agent of Develompment (wahana pembangunan)

3. Pengabdian kepada masyarakat ( pembinaan ekonomi lemah koperasi)

Pencapaian misi tersebut maka perusahaan menerapakan strategi cara peningkatan pertumbuhan perusahaan menetapkan strategi untuk memperkuat care business, melalui peningkatan kualitas (produktivitas) dan mutu produk serta mengembangan dan meningkatkan potensi sumberdaya sebagai aset perusahaan. Tabel 8. Fasilitas yang Tersedia di Gunung Mas

Tea Walk Tea Corner dan Tea Cafe

Olah Raga Terbang Layang

Areal Bermain Berkuda

Areal Kemping Kolam Renang

Penginapan Mata Air Ciburial

Kolam Renang ATV

Ruang Pertemuan Flying Fox

Catering Kunjungan Kebun Teh

Pabrik Teh Melakukan Pengujian Mutu Teh Sumber : Gunung Mas PTPN VIII

(8)

5.8 Struktur Organisasi PTPN VIII Gunung Mas Wakil Manajer Unit I Wachyuni Hoesni, BSc Kepala Sarana dan Prasarana Kepala Administrasi Kepala Operasional Koordinator Kebersihan/Teknik Koordinator Penginapan,Aula Perlengkapan Musik Koordinator Tabin Cafe/Corner Front Office Kebersihan & Pamel Bungalaw Wisma Perlengkapan Kasir Gudang Teknik Pondokan

Tata Usaha Retribusi Umum/pengadaan

Gambar 7. Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas

Gambar

Gambar 7. Struktur Organisasi Unit I Wisata Agro Gunung Mas

Referensi

Dokumen terkait

Hasil evaluasi administrasi, teknis dan harga atas dokumen penawaran yang masuk serta pembuktian dokumen kualifikasi sesuai dengan Berita Acara Evaluasi Dokumen

Gasifikasi adalah proses pengubahan materi yang mengandung karbon seperti batubara, minyak bumi, maupun biomassa ke dalam bentuk karbon monoksida (CO) dan hidrogen (H 2 )

Banyaknya Pekan dalam Satu Semester II.. Pekan

Hasil analisa sidik ragam menunjukkan bahwa perlakuan dosis bokashi pada umur 4 mst, 6 mst dan 8 mst menunjukkan pengaruh yang nyata dan sangat nyata terhadap jumlah

Atasan PPID Tingkat I, dalam hal permohonan Informasi Publik ditujukan kepada Perangkat PPID atau Pemohon menemukan alasan keberatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

Selain itu dari hasil pengujian yang telah dilakukan juga dapat diketahui bahwa pada bulan ”Januari-2009” untuk barang ”Door Lock Assy” data penjualan adalah 50, data stok

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasannya, maka dalam penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : (1) Minat belajar yang dimiliki oleh XY

The three most frequent allergic skin diseases in dogs are flea allergy dermatitis (FAD), Canine atopic disease (CAD) and Food hypersensitivity.. Food hypersensitivity