• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN AKHIR IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "LAPORAN AKHIR IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITG b M)"

Copied!
33
0
0

Teks penuh

(1)

1

LAPORAN AKHIR

IPTEKS TEPAT GUNA BAGI MASYARAKAT (ITGbM)

ITG

b

M UNTUK PENGRAJIN GULA KELAPA DI DESA PAKEMITAN

YANG MENGHADAPI KENDALA MUTU GULA KELAPA CETAK

Oleh:

Edvin Priatna, S.T., M.T./(0418116301)

Suhartono, Ir., MP./(0412095903)

Prof. H. Aripin, Ph.D (Eng)/(0016086704)

UNIVERSITAS SILIWANGI

NOVEMBER 2016

(2)
(3)

3 KATA PENGANTAR

Syukur alhamdullilah kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas rahmat-Nya, Laporan Kemajuan Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat skim Iptek Tepat Guna bagi Masyarakat (ITGbM) yang berjudul ITGbM untuk Pengrajin Gula Kelapa di Desa Pakemitan yang menghadapi Kendala Daya Simpan Gula Kelapa Cetak ini dapat disusun.

Tujuan kegiatan ini adalah memberikan pengetahuan dan praktek penggunaan bahan pengawet alami untuk gula kelapa dan pembuatan gula kelapa kristal pada masyarakat pengrajin gula kelapa yang menghadapi kendala daya simpan gula kelapa cetak di Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya.

Terlaksananya kegiatan ini merupakan sumbangan dari berbagai pihak dan untuk itu kami mengucapkan terimakasih kepada:

1. Universitas Siliwangi yang telah memberikan dukungan dana untuk kegiatan ini.

2. Lembaga Penelitian, Pengabdian kepada Masyarakat, Universitas Siliwangi yang telah menfasilitasi terlaksananya kegiatan ini.

3. Mitra UKMK yaitu Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses yang telah memberikan dukungan fasilitas untuk pelaksanaan kegiatan ini.

4. Semua pihak yang mendukung kegiatan ini.

Akhirnya, kami berharap semoga kegiatan pelatihan ini dapat bermanfaat bagi pengrajin gula kelapa di Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Aamiin.

Tasikmalaya, November 2016

(4)

4 DAFTAR ISI Hal: HALAMAN PENGESAHAN 2 KATA PENGANTAR 3 DAFTAR ISI 4 RINGKASAN 5 BAB 1. PENDAHULUAN 6 1.1 Analisis Situasi 6

1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah 7

1.3 Tujuan Kegiatan 7

1.4 Manfaat Kegiatan 7

BAB 2. TARGET DAN LUARAN 8

BAB 3. METODE KEGIATAN 9

3.1 Pelatihan dan Praktek Pembuatan Pengawet Alami 9

3.2 Pelatihan dan Praktek Pembuatan 9

3.3 Evaluasi Kegiatan 10

BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI 11

BAB 5. HASIL YANG DICAPAI 14

5.1 Hasil Pertemuan dengan Mitra 14

5.2 Hasil dan Pembahasan Kegiatan 15

BAB 7. KESIMPULAN DAN SARAN 17

7.1 Kesimpulan 17

7.2 Saran

DAFTAR PUSTAKA 19

Lampiran 1. Jadwal Kegiatan 20

Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan Pelatihan 21

Lampiran 3. Foto-foto Kegiatan Pendampingan 26

(5)

5 RINGKASAN

Sebagian penduduk Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas berprofesi sebagai pengrajin gula kelapa. Desa ini memiliki sekitar 54 pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam 8 kelompok usaha pengrajin yang membuat gula cetak. Dua kelompok usaha pengrajin yaitu Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses merupakan mitra kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Pembuatan gula kelapa cetak dikerjakan oleh pengrajin dengan mengunakan peralatan-peralatan sederhana. Mitra juga menggunakan pengawet sintetis natrium metabisulfit untuk mengawetkan nira kelapa dalam upaya menghambat terjadinya fermentasi pada nira, sehingga nira menjadi awet segarnya serta gula kelapa yang dihasilkan menjadi padat dan bertahan lama. Daya simpan gula kelapa cetak dalam kondisi ini adalah 2 – 4 minggu. Gula dicetak dalam batok-batok kelapa dan disimpan dalam karung-karung plastik tanpa pengemasan. Skala produksi kelompok usaha kedua mitra tergolong masih kecil dimana kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata 100 kg per minggu, dan mitra menjual gula kelapa cetak pada bandar-bandar dengan kisaran harga Rp. 10.000,- hingga Rp. 12.000,- per kg tergantung permintaan pasar. Kedua mitra mempunyai dua permasalahan dalam menjalankan usahanya. Pertama, produk gula kelapa cetak yang diproduksi oleh kedua mitra memiliki daya simpan yang tidak lama, sehingga gula mudah menjadi leleh. Kedua, mitra menggunakan pengawet sintetis yang mengandung natrium metabisulfit untuk produk gula kelapa cetak. Berdasarkan permasalahan di atas maka solusi yang ditawarkan dalam program ini adalah memberikan pelatihan dan meningkatkan kelengkapan sarana prasarana produksi untuk merubah bentuk gula kelapa cetak menjadi butiran gula kristal sebagai salah satu alternatif produk yang dapat membuat gula kelapa memiliki umur simpan yang lebih panjang dan membuat bahan pengawet alami dari kulit buah manggis yang bahannya mudah didapatkan di sentra-sentra pengrajin gula kelapa. Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode pelatihan dan metode praktek. Metode pelatihan dilakukan dengan memberikan materi pembuatan bahan pengawet alami dari kulit buah manggis, program dan keuntungan bisnis gula kelapa kristal, pembuatan dan pengemasan gula kelapa kristal. Metode praktek dilakukan dengan mempraktekan langsung pembuatan bahan pengawet alami gula kelapa kristal dan pembuatan dan pengemasan gula kelapa kristal, memberikan bantuan peralatan pengayakan dan pengemasan gula kelapa kristal serta pengurusan sertifikasi produk gula kelapa kristal. Meskipun ada kendala kesulitan dalam membuat gula kristal karena kadar air gula cukup tinggi sehingga berakibat pada kesulitan mengeringnya adonan, tetapi selama berlangsungnya acara pelatihan, para peserta cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri dari Universitas Siliwangi. Setelah pelatihan selesai dilanjutkan dengan pendampingan untuk mengatasi tidak keringnya adonan gula kelapa dengan memanaskan adonan gula kelapa di dalam oven pemanas. Dari beberapa kegiatan yang sudah dilakukan, partisipasi para peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi bahwa tingkat serapan terhadap materi sangat baik.

(6)

6 BAB 1. PENDAHULUAN

1.1 Analisis situasi

Desa Pakemitan adalah salah satu desa yang terletak di Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya dengan jumlah penduduk 6.198 jiwa dengan mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani (BPS Kab. Tasikmalaya, 2015). Luas wilayah Desa Pakemitan adalah 1.248 Ha dan sebagian besar merupakan lahan pesawahan dan perkebunan kelapa. Dari seluruh areal perkebunan kelapa, pohon kelapa tumbuh dalam bentuk hamparan perkebunan yang dipelihara masyarakat. Petani kelapa pada umumnya menjual buah kelapa yang tua ke bandar-bandar dengan harga Rp. 1.800,-/buah dan petani tidak mengembangan usaha pengolahan kelapa menjadi kopra atau minyak goreng. Saat ini sekitar 152 orang petani kelapa tidak lagi memanen buah kelapa yang tua karena harganya dianggap murah, sebagian petani menjual buah kelapa muda karena harganya lebih mahal dari buah kelapa yang tua yaitu Rp. 2.500,-/buah, dan sebagian lagi kelapa disadap untuk menghasilkan air nira sebagai bahan baku gula kelapa. Sebagian besar pohon kelapa disewakan untuk disadap kepada pengrajin gula kelapa. Kebanyakan pengrajin menyadap pohon kelapa yang bukan miliknya sendiri, namun milik orang yang punya kebun kelapa dengan sistem bagi hasil.

Desa Pakemitan memiliki sekitar 54 pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam 8 kelompok usaha pengrajin yang membuat gula cetak. Mitra dalam kegiatan ini adalah kelompok usaha pengrajin gula kelapa "Kurnia Jaya" yang terletak di Dusun Ranto, Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas dan “Nyiur Sukses” yang terletak di Cibitung, Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas. Jumlah pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam “Kurnia Jaya” dan “Nyiur Sukses” hingga saat ini berturut-turut adalah 11 dan 14 pengrajin gula kelapa. Pembuatan gula kelapa cetak dikerjakan oleh pengrajin dengan mengunakan peralatan-peralatan sederhana. Nira dipanaskan menggunakan wajan besar yang ditempatkan di atas tungku dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Mitra menggunakan pengawet sintetis natrium metabisulfit untuk mengawetkan nira kelapa. Upaya ini dilakukan untuk menghambat terjadinya fermentasi pada nira, sehingga nira menjadi awet segarnya serta gula kelapa yang dihasilkan menjadi padat dan bertahan lama. Daya simpan gula kelapa cetak dalam kondisi ini adalah 2 – 4 minggu dan penyimpanan melebihi batas waktu itu gula mengalami pelelehan. Gula dicetak dalam batok-batok kelapa atau potongan-potongan bambu dan disimpan dalam karung-karung plastik tanpa pengemasan. Skala produksi kelompok usaha kedua mitra tergolong masih kecil dimana kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata 100 kg per minggu, dan mitra menjual gula kelapa cetak pada bandar-bandar dengan kisaran harga Rp. 10.000,- hingga Rp. 12.000,- per kg tergantung permintaan pasar.

(7)

7 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Mitra

Pengembangan usaha gula berbahan baku nira kelapa sangat penting dilakukan, sebab usaha ini merupakan sumber mata pencaharian untuk masyarakat di Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas. Upaya untuk meningkatkan pendapatan dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat dalam lingkup kelompok pengrajin gula kelapa. Permasalahan yang dihadapi kelompok ini antara lain:

1. Produk gula kelapa cetak yang diproduksi oleh kedua mitra memiliki daya simpan yang tidak lama (sekitar 2-4 minggu). Gula cetak yang disimpan lebih dari waktu itu menjadi lembek.

2. Mitra menggunakan pengawet sintetis yang mengandung natrium metabisulfit untuk produk gula kelapa cetak. Selain berbahaya bagi kesehatan, sulfit juga menurunkan kualitas gula. Warna gula menjadi gelap, tekstur gula tidak keras dan tidak padat. Ini berdampak pada penolakan produk gula cetak oleh pasar yang lebih luas.

1.3 Tujuan Kegiatan

Berdasar permasalahan di atas maka tujuan kegiatan program ini adalah:

1. Memberikan pelatihan-pelatihan dan meningkatkan kelengkapan sarana prasarana produksi untuk merubah bentuk gula kelapa dari cetak menjadi butiran (gula semut) sebagai salah satu alternatif produk yang dapat membuat gula kelapa memiliki umur simpan yang lebih panjang serta memiliki kemudahan dalam penyajian.

2. Membuat bahan pengawet alami yang bahannya mudah didapatkan di sentra-sentra pengrajin gula merah diantaranya kulit buah manggis yang dibuat dengan kemasan praktis, sehinga pengrajin mudah menggunakannya.

1.4 Manfaat Kegiatan

Manfaat yang diperoleh oleh peserta setelah mengikuti kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

a. Para pengrajin mendapatkan pengetahuan dan keterampilan pembuatan bahan pengawet alamai untuk gula kelapa, sehingga dapat menghasilkan gula kelapa sehat. b. Para pengrajin memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam pembuatan gula kelapa

(8)

8 BAB 2. TARGET DAN LUARAN

Target dari program ini adalah peningkatan kapasitas sumberdaya manusia, peningkatan produktivitas dan kualitas produk kelompok mitra sehingga diharapkan dapat mewujudkan kemandirian dan peningkatan kesejahteraan melalui peningkatan pendapatan keluarga. Jenis luaran yang dihasilkan pasca pelaksanaan program adalah:

1. Adanya produk dagangan gula kelapa kristal yang sehat, higenies dan diterima oleh berbagai pihak yang ditunjukkan dengan adanya sertifikasi produk.

2. Adanya kelengkapan alat pengayakan dan pengemasan produk gula kelapa kristal. 3. Adanya produk bahan pengawet alami untuk gula kelapa kristal.

4. Terbentuknya kelompok usaha pengrajin baru yang beranggotakan masyarakat disekitarnya.

(9)

9 BAB 3. METODE PELAKSANAAN

Pelaksanaaan penerapan teknologi tepat guna pembuatan gula kelapa kristal dan pengawet alaminya diberikan kepada 20 orang pengrajin gula kelapa dari mitra ”Kurnia Jaya” dan ”Nyiur Sukses, di Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode pelatihan dan metode praktek (learning by doing) dengan memberikan praktek pembuatan gula kristal dan penggunaan pengawet alami. Tahapan pelaksanaan teknologi tepat guna dalam pengabdian adalah sebagai berikut:

3.1 Pelatihan dan Praktek Pembuatan Pengawet Alami

Kegiatan yang telah dilakukan adalah pembuatan pengawet alami gula kelapa kristal menggunakan kulit buah manggis sebagai bahan baku. Langkah-langkah kegiatan ini adalah:

a. Pelatihan pentingnya pengawet alami dan keuntungannya bagi kesehatan. b. Melakukan pelatihan tentang pembuatan pengawet alami.

c. Menyiapkan bahan dan sarana lain yang dimiliki oleh mitra.

d. Praktek pembuatan pengawet alami gula kristal dan pengemasannya. 3.2 Pelatihan dan Praktek Pembuatan Gula Kristal

Kegiatan yang telah dilakukan adalah pembuatan nira kelapa menjadi gula kristal menggunakan peralatan pengayak dengan ukuran 20 mesh dan pengemasan yang menarik sehingga gula kristal yang dihasilkan benar-benar premium. Langkah-langkah kegiatan ini adalah:

a. Pelatihan program bisnis gula kristal dan keuntungan bisnis ini kepada mitra.

b. Melakukan pelatihan tentang pembuatan gula kristal dan pembuatan kemasan produk. c. Menyiapkan bahan dan sarana lain yang dimiliki oleh mitra.

d. Praktek pembuatan gula kristal dan pengemasannya. e. Monitoring dan evaluasi.

f. Tindak lanjut pasca program termasuk peningkatan jaringan pemasaran produk gula kristal .

3.3 Metode Pembuatan Pengawet Alami dari Kulit Buah Manggis

Pembuatan pengawet alami dari kulit buah manggis mengikuti prosedur yang dilakukan oleh Naufalin dkk (2013). Kulit buah manggis dikeringkan menggunakan cabinet dryer pada temperatur 50oC selama 20 jam, kemudian dihaluskan menjadi bubuk dan diayak dengan saringan 60 mesh. Bubuk kulit buah manggis dilarutkan dalam aquades dan kemudian ditambahkan ke dalam nira kelapa. Konsentrasi bubuk buah manggis yang ditambahkan sebesar 4.5 gram bubuk dalam 100 mL nira. Nira hasil penyadapan dicampur dan dituang dalam wadah.

(10)

10 3.4 Metode Pembuatan Gula Kristal

Nira kelapa dimasukkan ke dalam wadah alat pembuat gula kemudian dimasak sampai nira berwarna coklat dan mengental. Pemasakan dianggap selesai apabila tetesan nira kental bila dimasukkan ke dalam air berbentuk gumpalan atau serabut gula. Alat dimatikan dan nira didinginkan dengan dilakukan pengadukan sampai menjadi kristal. Setelah itu dilakukan pengayakan dengan ayakan berukuran 20 mesh agar butiran gula berukuran sama. Gula kristal dikemas dengan kemasan plastik.

3.5 Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan. Evaluasi proses berkaitan dengan partisipasi peserta pelatihan dalam diskusi (mengajukan atau menjawab pertanyaan), semangat mengikuti kegiatan, dan kerjasama. Evaluasi proses dilakukan selama kegiatan berlangsung. Evaluasi produk dilakukan terhadap kemampuan para pengrajin dalam membuat bahan pengawet alami dari kulit buah manggis dan gula kelapa kristal yang dihasilkan sebagai produk pelatihan. Perbaikan kualitas produk bahan pengawet dan gula kristal yang dibuat adalah menggunakan bahan pengawet alami dan meninggalkan penggunaan bahan pengawet sintetis serta membuat gula kristal setelah diberikan pelatihan. Indikator terhadap perbaikan tersebut meliputi: 1) perbaikan penggunaan bahan pengawet dari sintetis menjadi alami, 2) memperpanjang umur simpan gula kelapa dari gula kelapa cetak menjadi gula kelapa kristal.

(11)

11 BAB 4. KELAYAKAN PERGURUAN TINGGI

4.1 Kinerja LPPM dalam PPM

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) Universitas Siliwangi memiliki motivasi kuat dalam memberikan kontribusi positif bagi masyarakat melalui pusat pelayanan yang dimilikinya, antara lain Pusat Layanan Kuliah Kerja Nyata dan Kewirausahaan. Kedua pusat layanan ini melaksanakan lima program pengabdian pada masyarakat pada Sistim Informasi Penelitian dan Pengabdian Pada Masyarakat (SIMLITABMAS) yaitu ipteks bagi masyarakat (IbM), ipteks bagi kewirausahaan (IbK), ipteks bagi produk ekspor (IbPE), ipteks bagi inovasi dan kreativitas kampus (IbIKK), dan ipteks bagi wilayah (IbW). Dengan kemampuan SDM yang dimiliki LPPM Universitas Siliwangi, pada tiga tahun terakhir itu tercatat beberapa prestasi penting dalam bentuk pengakuan masyarakat berupa argibisnis tanaman hias untuk program ipteks bagi inovasi dan kreativitas kampus pada tahun 2014, paket penerapan teknologi ramah lingkungan dalam budidaya stroberi pada kelompok tani stroberi pada bidang ketahanan pangan pada tahun 2012 dan teknologi tepat guna reaktor bio-fuel untuk mengkonversi cangkang singkong menjadi methanol pada tahun 2011.

Dilihat dari penyebaran kegiatan pengabdian pada masyarakat di LPPM Universitas Siliwangi pada tiga tahun terakhir, IbM mempunyai peringkat tertinggi dalam kegiatan pengabdian pada masyarakat. Jumlah kegiatan IbM Pengabdian pada Masyarakat dosen Universitas Siliwangi meliputi 80 judul yang didanai oleh Universitas Siliwangi, 10 judul Kemenristek Dikti dan 5 judul dibiayai dari institusi di luar Kemenristek Dikti. Jumlah dosen yang terlibat adalah 200 orang dari kegiatan Universitas Siliwangi, 24 orang dari kegiatan Kemenristek Dikti, dan 15 orang dari institusi di luar Kemenristek Dikti.

Selama kurun waktu 1 (satu) tahun terakhir, LPPM telah berhasil melaksanakan berbagai kegiatan pengabdian dengan memberdayakan potensi stakeholder dan masyarakat sekitar. Berdasarkan data base LPPM tahun 2015, terdapat 24 kegiatan pengabdian pada masyarakat yang telah berhasil dilaksanakan baik dengan pendanaan dari DIPA lembaga maupun dari DP2M Dikti dengan besaran dana Rp. 5.000.000,- sampai dengan Rp.100.000.000,-. Berdasarkan capaian yang diperoleh LPPM Universitas Siliwangi dapat dikategorikan sebagai bentuk kinerja yang sangat membanggakan dan akan semakin termotivasi untuk meningkatkan kinerja LPPM kedepannya.

(12)

12 Tabel 1. Jenis kepakaran tim pengusul

No Nama pengusul Pengalaman PPM

1. Edvin Priatna, ST., MT 1. Pelatihan pembuatan briket arang bagi masyarakat Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas. 2. IbM Pengrajin Mendong di Kec. Manonjaya,

Kab. Tasikmalaya (DIKTI)

3. IbM Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya (DIKTI).

4. IbM Pengrajin Anyaman Bambu di Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya (DIKTI).

2. Suhartono, Ir., MP 1. Peningkatan Nilai Ekonomis Tanaman Singkong/Pengolahan Hasil (Unsil).

2. Instruktur Bidang Agroindustri, Pusat Inkubator Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Siliwangi.

3. Prof. H. Aripin, M.Si., Ph.D 1. Pelatihan pembuatan briket arang bagi masyarakat Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas. 2. IbM Pengrajin Mendong di Kec. Manonjaya,

Kab. Tasikmalaya (DIKTI).

3. IbM Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari Kota Tasikmalaya (DIKTI).

4. IbM Pengrajin Anyaman Bambu di Kec. Leuwisari Kab. Tasikmalaya (DIKTI).

4.2 Kepakaran Pengusul

Tim pelaksana kegiatan terdiri dari Dosen yang memiliki keahlian yang memadai dan telah berpengalaman dalam bidang ilmu terapan teknologi tepat guna. Tabel 1 menunjukkan jenis kepakaran pengusul IbM yang terkait dengan pengalaman dalam kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat (PPM). Semua pengalaman PPM ini merupakan kegiatan penerapan teknologi tepat guna bagai masyarakat. Beberapa kegiatan pengabdian relevan dengan program penerapan teknologi tepat guna adalah sebagai berikut. Pelatihan teknologi tepat guna pembuatan briket arang diberikan kepada masyarakat untuk memanfaatkan sisa-sisa penggergajian kayu yang melimpah di industri pengolahan kayu lokal dan hasil briket

(13)

13 arangnya diperuntukan bagi masyarakat pedagang kaki lima yang menjual gorengan dan jagung rebus. Pelatihan teknologi tepat guna pada pengrajin mendong di Kec. Manonjaya diberikan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan praktek penggunaan asap cair untuk pengawetan daun mendong dan pengeringan daun mendong ketika terkendala oleh pengeringan pada musim hujan (Suyudi dkk, 2014). Pada pelatihan ini, mitra diberikan bantuan seperangkat alat pengering daun mendong dengan bahan bakar biomassa. Pelatihan teknologi tepat guna pada pengrajin kelom geulis di Kec. Tamansari diberikan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan praktek penggunaan asap cair untuk pengawetan bodasan kelom geulis dan pengurangan bobot dan dimensi kelom gelis (Aripin dkk, 2015). Pada pelatihan ini, mitra diberikan bantuan seperangkat alat produksi asap cair dengan bahan bakar biomassa. Pelatihan teknologi tepat guna pada pengrajin anyaman bambu di Kec. Leuwisari diberikan dalam bentuk kegiatan pelatihan dan praktek penggunaan asap cair untuk pengawetan daun mendong dan pengeringan daun mendong ketika terkendala oleh pengeringan pada musim hujan. Pada pelatihan ini, mitra diberikan bantuan seperangkat alat pengering seratan bambu dengan bahan bakar biomassa.

(14)

14 BAB 5. HASIL YANG DICAPAI

5.3 Hasil Pertemuan Kedua Mitra

Pertemuan dengan kedua mitra yaitu Mitra Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses pada tanggal 14 dan 24 Juni 2016 di Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya telah disepakai beberapa hal:

a. Materi kegiatan

Materi kegiatan pelaksanaan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah pelatihan dan pembuatan pengawet alami gula kelapa kristal menggunakan kulit buah manggis sebagai bahan baku, pembuatan gula kristal dari nira kelapa, dan pengemasan gula kristal.

b. Khalayak dan jumlah sasaran.

Khalayak sasaran adalah pengrajin gula kelapa pada Mitra Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses di Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Pengrajin ini meliputi penyadap nira kelapa, pemasak gula kelapa, pencetak gula kelapa dan pengemas gula kelapa. Jumlah sasaran yang tergabung pada dua mitra adalah 24 pengrajin gula kelapa.

c. Sarana dan prasarana yang diperlukan.

Sarana dan prasarana yang tersedia di mitra adalah

a. Satu unit bangunan tempat pemasakan gula kelapa yang berukuran 5 x 10 m2. b. Tungku ukuran 3 x 1 m2 dengan tata letak yang berjajar.

c. Jerigen/wadah untuk nira d. Nira

e. Kompor LPG f. Tabung gas 3 kg g. Wajan ukuran besar h. Wajan ukuran kecil i. Serok besar

j. Kayu bakar sebagai bahan bakar.

Sarana disediakan oleh pelaksana kegiatan adalah a. Mesin pengayak gula kristal

b. Mesin pengemas gula kristal c. Plastik pengemas tahan panas d. Oven pengering

e. Garpu kayu f. Panci g. Gelas ukur

(15)

15 d. Jadwal Acara Kegiatan

Jadwal acara pelatihan dan praktek kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat ditunjukkan pada Lampiran 1.

Tabel 5.1 Para pengrajin yang hadir dalam kegiatan pelatihan dan praktek

NO. NAMA PESERTA ALAMAT

1 KURNIA DESA PAKEMITAN

2 ANPANG DESA PAKEMITAN

3 JENI DESA PAKEMITAN

4 IJAN DESA PAKEMITAN

5 MUSTAMIR DESA PAKEMITAN

6 NANA S DESA PAKEMITAN

7 ASEP R DESA PAKEMITAN

8 ENGKUS DESA PAKEMITAN

9 NANO DESA PAKEMITAN

10 SANTI DESA PAKEMITAN

11 NUNUR DESA PAKEMITAN

12 EROY DESA PAKEMITAN

13 WIWI DESA PAKEMITAN

14 ATIK DESA PAKEMITAN

15 YAYAH DESA PAKEMITAN

16 ITA DESA PAKEMITAN

17 ELAH DESA PAKEMITAN

18 ENOK DESA PAKEMITAN

19 ENYI DESA PAKEMITAN

20 AI DESA PAKEMITAN

5.4 Hasil dan Pembahasan Kegiatan

Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui pelatihan dan praktek pembuatan bahan pengawet alami dari kulit manggis, pembuatan gula kelapa kristal dan pengemasan gula kelapa kristal di Desa Pakemaitan, Kec. Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya. Pelatihan dan praktek dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Juli 2016 sampai Minggu, 3 Juli 2016 di Desa Pekemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Para pengrajin gula kelapa yang hadir dalam

(16)

16 kegiatan tersebut sebanyak 20 orang dari dua kelompok mitra pengrajin Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses. Para pengrajin yang hadir dalam kegiatan pelatihan dan praktek disajikan pada Tabel 5.1.

Pelatihan dan praktek pembuatan bahan pengawet alami, gula kelapa kristal dan pengemasan gula kelapa kristal berlangsung baik dan lancar. Para pengrajin memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan pelatihan dan praktek dan menunjukan kerja sama yang baik. Banyak dari para pengrajin mengajukan pertanyaan berkaitan dengan cara pembuatan gula kristal, karena gula kelapa berkadar air tinggi sulit untuk dibuat gula kristal. Pada saat praktek pembuatan gula kristal, itu dilakukan beberapa kali percobaan pembuatan gula kristal, namun belum diperoleh gula kristal karena adonan susah kering, kalaupun kering adonan sangat lengket untuk dilakukan pengayakan. Praktek pertama dilakukan menggunakan adonan dari nira yang dicampur dengan obat gula atau natrium bisulfit yang biasa digunakan oleh masyarakat pengrajin gula kelapa, tetapi tetap tidak bisa menghasilkan adonan kering dan bisa diayak untuk memperoleh gula kristal. Hal ini disebabkan oleh tidak bersihnya nira yang digunakan untuk pemasakan, sehingga ketika menjadi adonan gula, kadar airnya masih tinggi, sehingga mengalami kesulitan untuk diayak. Praktek kedua dilakukan menggunakan adonan nira yang dicampur dengan serbuk kulit buah manggis. Perilaku yang sama tidak diperoleh untuk gula kristal, karena kadar air adonan tinggi sehingga sulit kering.

Selanjutnya para pengrajin gula kelapa diberi pendampingan mengatasi kesulitan dalam mengeringkan adonan gula kelapa menggunakan oven pemanas. Pada pengeringan ini dilakukan pemanasan adonan gula di dalam oven pemanas selama 10 menit dan diperoleh gula kering dan bisa disaring. Adonan yang dipanaskan dalam oven dengan pemanasan yang lebih dari 10 menit menyebabkan warna adonan menjadi berwarna hitam, sehingga menghasilkan produk gula kristal dengan kualitas yang tidak baik. Di samping itu, para pengrajin juga menyatakan bahwa banyak dari pengrajin belum mengetahui pengemasan gula kristal yang baik.

Selama berlangsungnya acara penyuluhan dan pelatihan, para peserta cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri dari Universitas Siliwangi. Demikian halnya pada kegiatan praktek, partisipasi para peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi bahwa tingkat serapan terhadap materi sangat baik.

(17)

17 BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Sebagai sebuah kesimpulan dari hasil pengabdian ini adalah bahwa terselenggaranya pelatihan dan praktek dapat meningkatkan keterampilan peserta (para pengrajin) gula kelapa dalam pembuatan bahan pengawet alami, pembuatan gula kristal dan pengemasan gula kristal. Kegiatan pelatihan ini bisa menambah pengetahuan, wawasan, dan keterampilan pengrajin gula kelapa dalam membuat gula kristal yang sebelumnya belum diketahui. Pelatihan ini mempunyai efektivitas dan efisiensi yang tinggi karena para pengrajin memang membutuhkan materi pelatihan tersebut dalam meningkatkan usaha gula kelapa. Pengetahuan dan keterampilan tersebut diharapkan akan meningkatkan pendapatan pengrajin gula kelapa sehingga kesejahteraannya meningkat. Kegiatan ini selain merupakan bentuk pengabdian dosen perseorangan, tapi juga bentuk pengabdian institusi yang menaungi para personilnya. Hasil yang baik dari kegiatan ini akan memberi kesan yang baik dan mendalam dari para pengrajin gula kelapa di Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya dan dosen Universitas Siliwangi, bahwa institusi ini peduli terhadap para pengrajin yang membutuhkan informasi pembuatan bahan pengawet alami gula kelapa kristal, gula kelapa kristal dan pengemasan gula kristal.

6.2 Saran

a. Pelatihan ini dapat diprogramkan oleh pemerintah khususnya Dinas Industri dan Perdagangan untuk dijadikan program menyeluruh, agar semua pengrajin mendapat pengalaman dalam mengembangan bahan pengawet alami, gula kristal dan pengemasan gula kristal.

b. Pihak Unsil dan Mitra Kelompok Pengrajin Gula Kelapa diharapkan dapat meningkatkan kerjasama dalam kolaborasi pengembangan bahan pengawet alami, gula kristal dan pengemasan gula kristal, sehingga permasalahan yang dihadapi para pengrajin di lapangan dapat dipecahkan secara bersama.

(18)

18 DAFTAR PUSTAKA

Aripin, Edvin Priatna, Suyudi, 2015. IbM untuk Pengrajin Kelom Geulis di Kec. Tamansari, Kota Tasikmalaya. .

BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya.

Naufalin, R., T. Yanto, A. Sulistyaningrum, 2013. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pengawet Alami terhadap Mutu Gula Kelapa, Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 14, hal. 165 – 174.

Suyudi, Aripin, Edvin Priatna, 2014. IbM untuk Pengrajin Mendong di Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, LPPM Universitas Siliwangi.

(19)

19 Lampiran 1. Jadwal Acara Pelatihan dan Pendampingan Pengrajin Gula Kelapa

JADWAL KEGIATAN

PELATIHAN IPTEK TEPAT GUNA UNTUK PENGRAJIN GULA KELAPA DI DESA PAKEMITAN YANG MENGHADAPI KENDALA MUTU KELAPA CETAK

Kec. Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya 2 s.d. 3 Juli 2016

Tanggal Waktu Materi Nara Sumber Ket

Sabtu, 2 Juli

2016

08.30 – 09.00 Pembukaan Panitia

09.00 – 11.00

Wirausaha gula kelapa bagi peningkatan ekonomi masyarakat

Suhartono, SP., MP -

11.00 – 12.00

Pengawet sintetik gula kristal dan dampaknya bagi kesehatan

Edvin Priatna, ST.,

MT -

12.00 – 13.00 Soliskan

13.00 – 14.00

Pengawet alami dari cangkang buah manggis untuk gula kristal

Suhartono, SP., MP -

14.00 – 16.00 Pembuatan pengawet alami dari cangkang buah manggis

Prof. Aripin

-

Minggu, 3 Juli

2016

09.00 -11.00 Tatacara pengolahan nira kelapa menjadi gula kelapa

Edvin Priatna, ST.,

MP -

11.00 -12.00

Kerugian dan keuntungan pengolahan nira kelapa menjadi gula kelapa cetak

Edvin Priatna, ST., MT

12.00 -13.00 Soliskan

13.00 -14.00

Praktek Pembuatan nira kelapa menjadi gula kelapa kristal

Prof. Aripin -

14.00 -16.00 Praktek pengemasan gula

kelapa kristal Prof. Aripin -

16.00 -16.15 Penutupan Panitia

Tasikmalaya, 28 Juni 2016

Mengetahui Ketua Pelaksana,

Ketua Kelompok Mitra,

(20)

20 JADWAL KEGIATAN

PENDAMPINGAN IPTEK TEPAT GUNA UNTUK PENGRAJIN GULA KELAPA DI DESA PAKEMITAN YANG MENGHADAPI KENDALA MUTU KELAPA CETAK

Kec. Cikatomas, Kabupaten Tasikmalaya 10 s.d. 12 Oktober 2016

Tanggal Waktu Materi Nara Sumber Ket

Senin, 10 Oktober

2016

08.30 -09.00 Pembukaan Panitia

09.00-12.00 Praktek Pembuatan Gula kristal (bag. 1)

Prof. Aripin

-

12.00-13.00 Soliskan

13.00-16.00 Praktek Pengeringan gula kelapa Kristal (bag. 1)

Edvin Priatna, ST.,

MT -

Selasa, 11 Oktober

2016

09.00 -12.00 Praktek Pengeringan gula

kelapa Kristal (bag. 2) Mitra -

12.00 -13.00

11.00 -12.00 Praktek Pengemasan gula

kelapa Kristal (bag. 1) Mitra

Rabu, 12 Oktober

2016

09.00 -12.00 Praktek Pengeringan gula Kristal (bag. 2)

Mitra

12.00 -13.00

13.00 -16.00

Praktek Pembuatan Gula Kristal dan pengemasannya (bag. 3)

Mitra

16.00 -16.15 Penutupan Panitia

Tasikmalaya, 10 Oktober 2016

Mengetahui Ketua Pelaksana,

Ketua Kelompok Mitra,

(21)

21 Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan Pelatihan Pengrajin Gula Kelapa

(22)

22 Para peserta pelatihan sedang praktek pemasakan gula kelapa

(23)

23 Para peserta pelatihan sedang mempersiapkan gula kelapa kristal

(24)

24 Peserta sedang membuat pengemasan gula kelapa kristal dan dibimbing oleh Narasumber Edvin Priatna, MT

(25)

25 Para peserta dan narasumber berfoto setelah acara pelatihan selesai

(26)

26 Lampiran 2. Foto-foto Kegiatan Pendampingan Pengrajin Gula Kelapa

Adonan gula kelapa yang siap dikeringkan dengan oven pemanas

(27)

27 Adonan gula kelapa setelah dipanaskan dalam oven pemanas

(28)

28 Lampiran 3. Draft Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat

PENINGKATAN NILAI TAMBAH PRODUK GULA KELAPA KRISTAL PADA PENGRAJIN GULA KELAPA DI DESA PAKEMITAN, KEC. CIKATOMAS, KAB.

TASIKMALAYA

Edvin Priatna1), Suhartono2), dan Aripin1), 2

Fakultas Teknik, Universitas Siliwangi email: ujack05@yahoo.com, aripin@unsil.ac.id

3

Fakultas Pertanian, Universitas Siliwangi Email: suhartono@unsil.ac.id

Abstrak

Sebagian penduduk Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas berprofesi sebagai pengrajin gula kelapa. Desa ini memiliki sekitar 54 pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam 8 kelompok usaha pengrajin yang membuat gula cetak. Dua kelompok usaha pengrajin yaitu Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses merupakan mitra kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat. Pembuatan gula kelapa cetak dikerjakan oleh pengrajin dengan mengunakan peralatan-peralatan sederhana. Mitra juga menggunakan pengawet sintetis natrium metabisulfit untuk mengawetkan nira kelapa dalam upaya menghambat terjadinya fermentasi pada nira, sehingga nira menjadi awet segarnya serta gula kelapa yang dihasilkan menjadi padat dan bertahan lama. Daya simpan gula kelapa cetak dalam kondisi ini adalah 2 – 4 minggu. Gula dicetak dalam batok-batok kelapa dan disimpan dalam karung-karung plastik tanpa pengemasan. Skala produksi kelompok usaha kedua mitra tergolong masih kecil dimana kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata 100 kg per minggu, dan mitra menjual gula kelapa cetak pada bandar-bandar dengan kisaran harga Rp. 10.000,- hingga Rp. 12.000,- per kg tergantung permintaan pasar. Kedua mitra mempunyai dua permasalahan dalam menjalankan usahanya. Pertama, produk gula kelapa cetak yang diproduksi oleh kedua mitra memiliki daya simpan yang tidak lama, sehingga gula mudah menjadi leleh. Kedua, mitra menggunakan pengawet sintetis yang mengandung natrium metabisulfit untuk produk gula kelapa cetak. Berdasarkan permasalahan di atas maka solusi yang ditawarkan dalam program ini adalah memberikan pelatihan dan meningkatkan kelengkapan sarana prasarana produksi untuk merubah bentuk gula kelapa cetak menjadi butiran gula kristal sebagai salah satu alternatif produk yang dapat membuat gula kelapa memiliki umur simpan yang lebih panjang dan membuat bahan pengawet alami dari kulit buah manggis yang bahannya mudah didapatkan di sentra-sentra pengrajin gula kelapa. Kegiatan ini dilakukan dengan dua metode yaitu metode pelatihan dan metode praktek. Metode pelatihan dilakukan dengan memberikan materi pembuatan bahan pengawet alami dari kulit buah manggis, program dan keuntungan bisnis gula kelapa kristal, pembuatan dan pengemasan gula kelapa kristal. Metode praktek dilakukan dengan mempraktekan langsung pembuatan bahan pengawet alami gula kelapa kristal dan pembuatan dan pengemasan gula kelapa kristal, memberikan bantuan peralatan pengayakan dan pengemasan gula kelapa kristal serta pengurusan sertifikasi produk gula kelapa kristal. Meskipun ada kendala kesulitan dalam membuat gula kristal karena kadar air gula cukup tinggi sehingga berakibat pada kesulitan mengeringnya adonan, tetapi selama berlangsungnya acara pelatihan, para peserta cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri dari Universitas Siliwangi. Setelah pelatihan selesai dilanjutkan

(29)

29 dengan pendampingan untuk mengatasi tidak keringnya adonan gula kelapa dengan memanaskan adonan gula kelapa di dalam oven pemanas. Dari beberapa kegiatan yang sudah dilakukan, partisipasi para peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi bahwa tingkat serapan terhadap materi sangat baik.

Keywords: nira kelapa, gula kelapa kristal, kulit buah manggis, pamanasan oven, pengemasan

1. PENDAHULUAN

Desa Pakemitan adalah salah satu desa yang terletak di Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya dengan jumlah penduduk 6.198 jiwa dengan mayoritas penduduknya memiliki mata pencaharian sebagai petani (BPS Kab. Tasikmalaya, 2015). Luas wilayah Desa Pakemitan adalah 1.248 Ha dan sebagian besar merupakan lahan pesawahan dan perkebunan kelapa. Dari seluruh areal perkebunan kelapa, pohon kelapa tumbuh dalam bentuk hamparan perkebunan yang dipelihara masyarakat. Petani kelapa pada umumnya menjual buah kelapa yang tua ke bandar-bandar dengan harga Rp. 1.800,-/buah dan petani tidak mengembangan usaha pengolahan kelapa menjadi kopra atau minyak goreng. Saat ini sekitar 152 orang petani kelapa tidak lagi memanen buah kelapa yang tua karena harganya dianggap murah, sebagian petani menjual buah kelapa muda karena harganya lebih mahal dari buah kelapa yang tua yaitu Rp. 2.500,-/buah, dan sebagian lagi kelapa disadap untuk menghasilkan air nira sebagai bahan baku gula kelapa. Sebagian besar pohon kelapa disewakan untuk disadap kepada pengrajin gula kelapa. Kebanyakan pengrajin menyadap pohon kelapa yang bukan miliknya sendiri, namun milik orang yang punya kebun kelapa dengan sistem bagi hasil.

Desa Pakemitan memiliki sekitar 54 pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam 8 kelompok usaha pengrajin yang membuat gula cetak. Mitra dalam kegiatan ini adalah kelompok usaha pengrajin gula kelapa "Kurnia Jaya" yang terletak di Dusun Ranto, Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas dan “Nyiur Sukses” yang terletak di Cibitung, Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas. Jumlah pengrajin gula kelapa yang tergabung dalam “Kurnia Jaya” dan “Nyiur Sukses” hingga saat ini berturut-turut adalah 11 dan 14 pengrajin gula kelapa. Pembuatan gula kelapa cetak dikerjakan oleh pengrajin dengan mengunakan peralatan-peralatan sederhana. Nira dipanaskan menggunakan wajan besar yang ditempatkan di atas tungku dengan kayu bakar sebagai bahan bakarnya. Mitra menggunakan pengawet sintetis natrium metabisulfit untuk mengawetkan nira kelapa. Upaya ini dilakukan untuk menghambat terjadinya fermentasi pada nira, sehingga nira menjadi awet segarnya serta gula kelapa yang dihasilkan menjadi padat dan bertahan lama. Daya simpan gula kelapa cetak dalam kondisi ini adalah 2 – 4 minggu dan penyimpanan melebihi batas waktu itu gula mengalami pelelehan. Gula dicetak dalam batok-batok kelapa atau potongan-potongan bambu dan disimpan dalam karung-karung plastik tanpa pengemasan. Skala produksi kelompok usaha kedua mitra tergolong masih kecil dimana kapasitas produksi yang dihasilkan rata-rata 100 kg per minggu, dan mitra menjual gula kelapa cetak pada bandar-bandar dengan kisaran harga Rp. 10.000,- hingga Rp. 12.000,- per kg tergantung permintaan pasar.

Pengembangan usaha gula berbahan baku nira kelapa sangat penting dilakukan, sebab usaha ini merupakan sumber mata pencaharian untuk masyarakat di Desa Pakemitan, Kecamatan Cikatomas. Upaya untuk meningkatkan pendapatan dilakukan dengan melakukan berbagai kegiatan pemberdayaan masyarakat setempat dalam lingkup kelompok pengrajin gula kelapa. Permasalahan yang dihadapi kelompok ini antara lain:

(30)

30 1. Produk gula kelapa cetak yang diproduksi oleh kedua mitra memiliki daya simpan yang tidak lama (sekitar 2-4 minggu). Gula cetak yang disimpan lebih dari waktu itu menjadi lembek.

2. Mitra menggunakan pengawet sintetis yang mengandung natrium metabisulfit untuk produk gula kelapa cetak. Selain berbahaya bagi kesehatan, sulfit juga menurunkan kualitas gula. Warna gula menjadi gelap, tekstur gula tidak keras dan tidak padat. Ini berdampak pada penolakan produk gula cetak oleh pasar yang lebih luas.

Berdasar permasalahan di atas maka tujuan kegiatan program ini adalah:

1. Memberikan pelatihan-pelatihan dan meningkatkan kelengkapan sarana prasarana produksi untuk merubah bentuk gula kelapa dari cetak menjadi butiran (gula semut) sebagai salah satu alternatif produk yang dapat membuat gula kelapa memiliki umur simpan yang lebih panjang serta memiliki kemudahan dalam penyajian.

2. Membuat bahan pengawet alami yang bahannya mudah didapatkan di sentra-sentra pengrajin gula merah diantaranya kulit buah manggis yang dibuat dengan kemasan praktis, sehinga pengrajin mudah menggunakannya.

2. METODE KEGIATAN

Pelaksanaaan penerapan teknologi tepat guna pembuatan gula kelapa kristal dan pengawet alaminya diberikan kepada 20 orang pengrajin gula kelapa dari mitra ”Kurnia Jaya” dan ”Nyiur Sukses, di Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Pelaksanaan kegiatan ini menggunakan metode pelatihan dan metode praktek (learning by doing) dengan memberikan praktek pembuatan gula kristal dan penggunaan pengawet alami. Tahapan pelaksanaan teknologi tepat guna dalam pengabdian adalah sebagai berikut:

1. Pelatihan dan Praktek Pembuatan Pengawet Alami

Kegiatan yang telah dilakukan adalah pembuatan pengawet alami gula kelapa kristal menggunakan kulit buah manggis sebagai bahan baku. Langkah-langkah kegiatan ini adalah: a. Pelatihan pentingnya pengawet alami dan keuntungannya bagi kesehatan.

b. Melakukan pelatihan tentang pembuatan pengawet alami. c. Menyiapkan bahan dan sarana lain yang dimiliki oleh mitra.

d. Praktek pembuatan pengawet alami gula kristal dan pengemasannya. 2. Pelatihan dan Praktek Pembuatan Gula Kristal

Kegiatan yang telah dilakukan adalah pembuatan nira kelapa menjadi gula kristal menggunakan peralatan pengayak dengan ukuran 20 mesh dan pengemasan yang menarik sehingga gula kristal yang dihasilkan benar-benar premium. Langkah-langkah kegiatan ini adalah:

a. Pelatihan program bisnis gula kristal dan keuntungan bisnis ini kepada mitra.

b. Melakukan pelatihan tentang pembuatan gula kristal dan pembuatan kemasan produk. c. Menyiapkan bahan dan sarana lain yang dimiliki oleh mitra.

d. Praktek pembuatan gula kristal dan pengemasannya. e. Monitoring dan evaluasi.

f. Tindak lanjut pasca program termasuk peningkatan jaringan pemasaran produk gula kristal .

3. Metode Pembuatan Pengawet Alami dari Kulit Buah Manggis

Pembuatan pengawet alami dari kulit buah manggis mengikuti prosedur yang dilakukan oleh Naufalin dkk (2013). Kulit buah manggis dikeringkan menggunakan cabinet dryer pada temperatur 50oC selama 20 jam, kemudian dihaluskan menjadi bubuk dan diayak dengan saringan 60 mesh. Bubuk kulit buah manggis dilarutkan dalam aquades dan kemudian ditambahkan ke dalam nira kelapa. Konsentrasi bubuk buah manggis yang ditambahkan sebesar 4.5 gram bubuk dalam 100 mL nira. Nira hasil penyadapan dicampur dan dituang dalam wadah.

(31)

31 4. Metode Pembuatan Gula Kristal

Nira kelapa dimasukkan ke dalam wadah alat pembuat gula kemudian dimasak sampai nira berwarna coklat dan mengental. Pemasakan dianggap selesai apabila tetesan nira kental bila dimasukkan ke dalam air berbentuk gumpalan atau serabut gula. Alat dimatikan dan nira didinginkan dengan dilakukan pengadukan sampai menjadi kristal. Setelah itu dilakukan pengayakan dengan ayakan berukuran 20 mesh agar butiran gula berukuran sama. Gula kristal dikemas dengan kemasan plastik.

5. Evaluasi Kegiatan

Evaluasi kegiatan ini dilakukan terhadap proses dan produk kegiatan. Evaluasi proses berkaitan dengan partisipasi peserta pelatihan dalam diskusi (mengajukan atau menjawab pertanyaan), semangat mengikuti kegiatan, dan kerjasama. Evaluasi proses dilakukan selama kegiatan berlangsung. Evaluasi produk dilakukan terhadap kemampuan para pengrajin dalam membuat bahan pengawet alami dari kulit buah manggis dan gula kelapa kristal yang dihasilkan sebagai produk pelatihan. Perbaikan kualitas produk bahan pengawet dan gula kristal yang dibuat adalah menggunakan bahan pengawet alami dan meninggalkan penggunaan bahan pengawet sintetis serta membuat gula kristal setelah diberikan pelatihan. Indikator terhadap perbaikan tersebut meliputi: 1) perbaikan penggunaan bahan pengawet dari sintetis menjadi alami, 2) memperpanjang umur simpan gula kelapa dari gula kelapa cetak menjadi gula kelapa kristal.

3. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Hasil Pelatihan dan Praktek

Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui pelatihan, praktek dan pembinaan pembuatan gula kelapa kristal di Desa Pakemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Pelatihan dan praktek dilaksanakan pada hari Sabtu, 2 Juli 2016 sampai Minggu, 3 Juli 2016 di Desa Pekemitan, Kec. Cikatomas, Kab. Tasikmalaya. Para pengrajin gula kelapa yang hadir dalam kegiatan tersebut sebanyak 20 orang dari dua kelompok mitra pengrajin Kurnia Jaya dan Nyiur Sukses. Tabel 1 menunjukkan hasil pelatihan pembuatan gula kelapa kristal.

Tabel 1. Hasil pelatihan pembuatan gula kelapa kristal

Kegiatan Luaran

Pelatihan bahan pengawet alami

Kemampuan bahan pengawet alami

Terbuat bahan pengawet alami dari kulit buah manggis dan kulit nangka

Pelatihan Pengawetan gula kelapa

Menciptakan gula kelapa kristal untuk memperpanjang umur penyimpanan gula kelapa

Pelatihan manajemen

usaha

Terselenggarakannya pembukuan usaha secara tertib, yaitu: (a) buku pembelian, (b) buku penjualan, (c) buku kas, (d) buku neraca, (e) laporan rugi/laba.

Peningkatan pengetahuan dan jiwa wirausaha pengrajin gula kelapa, sehingga pengrajin sanggup mengadakan

(32)

perubahan-32 perubahan (inovasi) dalam menjalankan usahanya guna

memperluas pasar dan pendapatan.

Gambar 1. Pelaksanaan kegiatan pelatihan

Gambar 1 menunjukkan kegiatan pelatihan membuat gula kelapa kristal. Pelatihan berlangsung baik dan lancar. Para pengrajin memiliki semangat yang tinggi dalam mengikuti kegiatan penyuluhan dan pelatihan dan menunjukan kerja sama yang baik dalam pelatihan membuat gula kelapa kristal. Banyak dari para pengrajin mengajukan pertanyaan berkaitan dengan cara pengeringan gula kelapa yang mengandung kadar air tinggi. Pada saat praktek pembuatan gula kristal, itu dilakukan beberapa kali percobaan pembuatan gula kristal, namun belum diperoleh gula kristal karena adonan susah kering, kalaupun kering adonan sangat lengket untuk dilakukan pengayakan. Praktek pertama dilakukan menggunakan adonan dari nira yang dicampur dengan obat gula atau natrium bisulfit yang biasa digunakan oleh masyarakat pengrajin gula kelapa, tetapi tetap tidak bisa menghasilkan adonan kering dan bisa diayak untuk memperoleh gula kristal. Hal ini disebabkan oleh tidak bersihnya nira yang digunakan untuk pemasakan, sehingga ketika menjadi adonan gula, kadar airnya masih tinggi, sehingga mengalami kesulitan untuk diayak. Praktek kedua dilakukan menggunakan adonan nira yang dicampur dengan serbuk kulit buah manggis. Perilaku yang sama tidak diperoleh untuk gula kristal, karena kadar air adonan tinggi sehingga sulit kering.

(33)

33 Gambar 2 menunjukkan pengeringan gula kelapa menggunakan oven pemanas. Untuk mengatasi kesulitan dalam mengeringkan adonan gula kelapa maka itu telah menggunakan oven pemanas. Pada pengeringan ini dilakukan pemanasan adonan gula di dalam oven pemanas selama 10 menit dan diperoleh gula kering dan bisa disaring. Adonan yang dipanaskan dalam oven dengan pemanasan yang lebih dari 10 menit menyebabkan warna adonan menjadi berwarna hitam, sehingga menghasilkan produk gula kristal dengan kualitas yang tidak baik.

Selama berlangsungnya acara penyuluhan dan pelatihan, para peserta cukup antusias mengikuti materi yang disampaikan oleh pemateri dari Universitas Siliwangi. Demikian halnya pada kegiatan praktek, partisipasi para peserta sangat dominan, sehingga dapat diprediksi bahwa tingkat serapan terhadap materi sangat baik.

4. KESIMPULAN

a. Pengetahuan dan keterampilan membuat dua variasi bahan pengawet alami untuk gela kelapa sudah diberikan kepada para pengrajin.

b. Pengetahuan dan paraktek pembuatan gula kelapa kristal sudah diberikan kepada para pengrajin untuk memperpanjang umur penyimpanan gula kelapa.

c. Seperangkat alat produksi gula kelapa kristal (ayakan, alat pengemas dan oven pemanas) telah dihibahkan kepada UKM sebagai mitra kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.

REFERENSI

BPS Kabupaten Tasikmalaya, 2015. Badan Pusat Statistik Kabupaten Tasikmalaya.

Naufalin, R., T. Yanto, A. Sulistyaningrum, 2013. Pengaruh Jenis dan Konsentrasi Pengawet Alami terhadap Mutu Gula Kelapa, Jurnal Teknologi Pertanian, Vol. 14, hal. 165 – 174.

Gambar

Tabel 5.1 Para pengrajin yang hadir dalam kegiatan pelatihan dan praktek
Tabel 1. Hasil pelatihan pembuatan gula kelapa kristal
Gambar  1  menunjukkan  kegiatan  pelatihan  membuat  gula  kelapa  kristal.  Pelatihan  berlangsung baik dan lancar

Referensi

Dokumen terkait

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir di atas hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan pemberian layanan informasi

Fungsi volume gas yang diinjeksikan ke dalam lumpur dasar adalah untuk menurunkan densitas lumpur dasar sampai pada kondisi underbalanced (densitas lumpur aerasi )

Namun permasalahan yang terjadi dan dirasakan oleh beberapa guru di Sekolah Dasar Negeri kecamatan Cipedes adalah guru kurang memahami mengenai merancang alat

Adversity Quotient sebagai suatu daya berpikir kreatif yang mencerminkan kemampuan individu dalam menghadapi rintangan serta menemukan cara. mengatasinya sehingga mampu mencapai

Kecepatan tumbuh pucuk tanaman yang telah dipangkas berbeda-beda tergantung pada umur pangkasnya sehingga analisis petik juga dilakukan berdasarkan tahun pangkas pada masing -

Hasil penelitiannya menemukan bahwa efisiensi perbankan yang diukur dengan rasio BOPO memiliki pengaruh yang negatif dan signifikan terhadap kinerja profitabilitas

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan keanekaragaman hayati tanaman bentik terutama lamun dan kondisi lingkungan di lokasi penelitian serta peranan lamun sebagai

Perkirakan tekanan suara sumber untuk dalam ruangan dihitung dengan tidak memasukkan waktu. dengung [4 (w1+