• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014."

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

DWI ANASTASIA SITANGGANG PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

BIMBINGAN KONSELING UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

Abstrak

Masalah dalam penelitian ini adalah kejenuhan belajar siswa yang disebabkan oleh padatnya rutinitas belajar di sekolah maupun di les. Salah satu cara untuk mengurangi kejenuhan belajar ini adalah melalui pemberian layanan informasi. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan informasi dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

Jenis penelitian ini adalah eksperimen. Sampel berjumlah 36 orang yang diambil secara acak dan dibantu oleh guru BK dengan menggunakan teknik teknik proportional random sampling. Instrument yang digunakan adalah angket untuk melihat persentase kejenuhan belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan uji (t).

Hasil penelitan menunjukkan bahwa, berdasarkan skala sebaran pre test yang dibagikan kepada siswa diperoleh nilai skor terbanyak pada rentangan117 – 132 berjumlah 16 siswa (44,4%) ada pada kategori cukup, urutan kedua pada rentangan 101 – 116 sebanyak 11 siswa (30,5%) ada pada kategori baik, urutan ketiga pada rentangan 133 – 148 sebanyak 5 siswa (13,8%) ada pada kategori kurang, dan urutan terakhir pada rentangan 85 – 100 sebanyak 4 siswa (11,1%) ada pada kategori sangat baik. Jadi rata-rata skor pre test 118,38 ada pada kategori cukup. Sedangkan post test, skor terbanyak pada rentangan 105 – 117 sebanyak 15 siswa (41,6%) ada pada kategori cukup, urutan kedua pada rentangan 92 – 104 sebanyak 13 siswa (36,11%) ada pada kategori baik, urutan ketiga pada rentangan 79 – 91 sebanyak 6 siswa (16,6%) ada pada kategori baik, dan urutan terakhir pada rentangan 118 – 130 sebanyak 2 siswa (5,5%) ada pada kategori kurang baik. Jadi rata-rata skor post test sesudah diberi layanan adalah 101,91 ada pada katergori baik. Jika dilihat perbandingan sebelum dan sesudah diberi treatment ada penurunan sebesar 16,47.

Berdasarkan perhitungan uji thitung = 7,772 > ttabel =1,690 artinya hipotesis yang

diajukan yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian layanan informasi untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”, dapat diterima pada taraf signifikasi 5%. Dengan demikian pemberian layanan informasi berpengaruh untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

(2)

BAB I 1.1 Latar Belakang

Tidak dapat diragukan lagi, bahwa sejak manusia lahir ke dunia, telah dilakukan usaha-usaha pendidikan. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya

untuk memiliki

kekuatan spiritual, keagamaan,

pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan mempunyai fungsi sebagai salah satu cara dalam menyiapkan generasi yang lebih muda agar dapat memenuhi fungsi hidupnya baik secara jasmani maupun rohani. Salah satu upaya mewujudkan tujuan pendidikan dalam menghadapi kehidupan yang semakin kompleks dan beranekaragam ini adalah melalui proses belajar, baik belajar dalam lingkungan formal maupun nonformal.

Setiap siswa sudah tentu ingin mencapai prestasi belajar semaksimal mungkin. Prestasi belajar yang maksimal merupakan jalan yang dapat memudahkan proses kelanjutan studi dan pencapaian cita-cita. Akan tetapi, usaha untuk itu tidak selalu mudah. Tidak sedikit siswa mengalami berbagai hambatan atau kesulitan dalam proses belajar mereka, contohnya adalah kejenuhan dalam belajar. Menurut Hakim (2004: 62), “kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya rasa enggan, lesu, tidak bersemangat atau hidup bergairah untuk melakukan aktivitas belajar”. Kejenuhan terjadi karena proses belajar siswa telah sampai pada batas kemampuan jasmaniahnya, karena bosan (boring) dan kelelahan (fatigue). Namun, penyebab kejenuhan yang paling umum adalah keletihan yang melanda siswa.

Keletihan dapat menjadi penyebab munculnya perasaan bosan pada siswa yang bersangkutan.

Berdasarkan hasil data yang diperoleh dari guru BK SMP Negeri 2 Tanjung Pura pada Senin, 2 Desember 2013, diketahui bahwa siswa kelas VIII mengalami kejenuhan belajar. Kejenuhan belajar tersebut dapat dilihat dari sebagian besar siswa mudah sakit kepala apabila aktivitas belajar yang padat, mengalami gangguan tidur di malam hari (insomnia) dan kurang nafsu makan, yang disebabkan oleh padatnya durasi jam belajar dari pagi pukul 07.30 WIB hingga sore pukul 18.00 WIB. Setelah pulang sekolah siswa kelas VIII-1 (kelas unggulan) mengikuti les tambahan pelajaran di sekolah. Sedangkan sebagian besar siswa kelas VIII yang lain mengikuti les bahasa Inggris, MIPA, tari, vocal,teater. Dan pada malam harinya, pada saat siswa mengerjakan PR dan mengulas pelajaran kembali, siswa susah berkonsentrasi seperti mudah mengantuk, gelisah, mengalihkan perhatian ke handphone, dan tidak semangat lagi untuk belajar. Siswa berasumsi, apabila kegiatan belajar di sekolah dan di luar sekolah sangat padat, dapat meningkatkan prestasi belajarnya di sekolah, ternyata asumsi mereka tidak tepat karena setelah belajar dari pagi hingga sore, mereka semakin jenuh belajar. Selanjutnya kejenuhan belajar siswa juga dapat dilihat dari sebagian besar siswa mengalami kehilangan minat belajar, yang disebabkan proses belajar selama satu semester akan tetapi tidak menghasilkan prestasi yang memuaskan.

Sebagai tindak lanjut dari hal tersebut, maka perlu dirumuskan sebuah penanganan yang serius agar situasi kejenuhan belajar siswa tidak menimbulkan dampak yang lebih parah. Dalam membantu siswa mengurangi kejenuh belajarnya,maka perlu diberi layanan informasi. Layanan informasi merupakan suatu layanan yang berupaya memenuhi kekurangan individu akan informasi yang mereka perlukan. Layanan

(3)

informasi juga bermakna usaha-usaha untuk membekali siswa dengan pengetahuan serta pemahaman tentang lingkungan hidupnya dan tentang proses perkembangan anak muda. Untuk menjalani kehidupan dan perkembangan dirinya, siswa memerlukan berbagai informasi baik untuk keperluannya sehari-hari, sekarang, maupun dalam memenuhi kebutuhannya di masa depan. Melalui layanan bimbingan dan konseling siswa dibantu memperoleh atau mengakses informasi. Adanya layanan informasi ini membantu siswa memahami tentang kejenuhan, penyebab, dampak, dan cara mengatasinya dan diberikan melalui media yang menarik agar siswa mudah memahami dan tidak bosan.

Berangkat dari uraian diatas peneliti akan meneliti “Pengaruh Pemberian Layanan Informasi Untuk Mengurangi Kejenuhan Belajar Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah, maka penulis mengidentifikasi masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Padatnya kegiatan belajar siswa, saat

pulang sekolah seperti les (les bahasa inggris, MIPA, les tari, vocal,teater)

2. Adanya siswa yang tidak mengalami peningkatan hasil belajar meskipun sudah mengikuti les tambahan maupun private.

3. Adanya anggapan siswa yang keliru yaitu padatnya kegiatan belajar di luar sekolah dapat meningkatkan hasil belajarnya.

4. Akibat kelelahan dengan rutinitas belajar dari pagi hingga sore, siswa tidak konsentrasi lagi belajar di rumah.

1.3 Batasan Masalah

“Pengaruh pemberian layanan informasi untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”. 1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan pendapat tersebut serta uraian yang terdapat pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh pemberian layanan informasi untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014? 1.5 Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian layanan informasi dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014.

BAB II Kerangka Teori

2.1 Pengertian Kejenuhan dan Belajar Al-Qawiy( dalam Umisalamah 2006: 14) mengatakan “kejenuhan adalah tekanan sangat mendalam yang sudah sampai titik jenuh. Siapapun yang merasa jenuh, ia akan berusaha sekuat tenaga melepaskan diri dari tekanan itu”

Sedangkan Syah (2011: 180) mengatakan “kejenuhan ialah padat atau penuh sehingga tidak mampu lagi memuat apapun. Selain itu, jenuh juga dapat berarti jemu atau bosan”. Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa kejenuhan adalah suatu keadaan bosan yang dialami individu karena sudah terlalu penuh sehingga tidak mampu memuat apappun lagi.

Menurut Slameto (dalam Djamarah, 2011: 12) mengatakan “Belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya.Pernyataan senada

(4)

diungkapkan oleh Hintzman ( dalam Syah, 2011: 65) “Belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri organisme, manusia atau hewan, disebabkan oleh pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut”Jadi belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku seseorang yang dilakukan secara sengaja yaitu usaha melalui latihan dan pengalaman, sehingga timbul kecakapan baru dalam dirinya. Kecakapan baru sebagai pola tingkah laku manusia itu sendiri dari beberapa aspek yang meliputi pengetahuan, pengertian, sikap, keterampilan, kebiasaan, emosi, budi pekerti dan apresiasi.

2.2 Pengertian Kejenuhan Belajar

Menurut Hakim (2004: 62) “kejenuhan belajar adalah suatu kondisi mental seseorang saat mengalami rasa bosan dan lelah yang amat sangat sehingga mengakibatkan timbulnya enggan, rasa lesu, tidak bersemangat atau hidup tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar”. Sedangkan menurut Reber (dalam Syah, 2011: 181) “kejenuhan belajar adalah rentang waktu yang digunakan untuk belajar, tetapi tidak mendatangkan hasil”. Kemudian Pines & Aronson (dalam Agustin, 2008: 2) juga menjelaskan “Kejenuhan belajar merupakan kondisi emosional ketika seseorang merasa lelah dan jenuh secara mental ataupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan terkait dengan belajar yang meningkat”.

Dengan demikian, dari berbagai pandangan para ahli mengenai definisi kejenuhan belajar dapat ditarik kesimpulan bahwa kejenuhan belajar merupakan kondisi seseorang ketika merasa lelah dan letih secara mental maupun fisik sebagai akibat tuntutan pekerjaan akademik yang meningkat,sehingga timbulnya rasa malas, lelah, bosan, lesu, tidak bersemangat, tidak bergairah untuk melakukan aktivitas belajar.

2.3 Faktor-faktor yang Menyebabkan Kejenuhan Belajar

Menurut Agustin (2008: 16), “terdapat empat area kejenuhan belajar siswa yaitu kelelahan emosional, keletihan fisik, kelelahan kognitif dan hilangnya motivasi”. Sedangkan menurut Al-Qowiy (dalam Umisalamah 2006: 19), “sebab-sebab yang menimbulkan kejenuhan adalah kesibukan monoton, prestasi mandeg, lemah minat, penolakan hati nurani, kegagalan berusaha, penghargaan nihil, ketegangan panjang, perlakuan buruk”.

2.4 cara Mengatasi kejenuhan belajar Langkah-langkah yang dapat diambil untuk mengurangi adanya kejenuhan Menurut Hakim (2004: 66), adalah sebagai berikut:

1) Belajar dengan cara atau metode yang bervariasi.

2) Mengadakan perubahan fisik di ruang belajar.

3) Menciptakan situasi baru di ruang belajar.

4) Melakukan aktivitas rekreasi dan hiburan.

5) Hindarkan adanya ketegangan mental saat belajar.

Sedangkan menurut Syah (2011: 183), kejenuhan belajar itu lazimnya dapat diatasi dengan menggunakan kiat-kiat antara lain” :

1. Melakukan istirahat dan mengkonsumsi makanan dan minuman yang bergizi dengan takaran yang cukup banyak.

2. Pengubahan atau penjadwalan kembali jam-jam dan hari-hari belajar yang lebih memungkinkan siswa belajar lebih giat

3. Pengubahan dan penataan kembali lingkungan belajar.

4. Memberikan motivasi dan stimulasi baru agar siswa merasa terdorong untuk belajar lebih giat dari sebelumnya.

(5)

5. Siswa harus berbuat nyata dengan cara mencoba belajar dan belajar lagi.

2.5 Pengertian Layanan Informasi Sedangkan Prayitno & Erman Amti (2004: 259) “layanan informasi adalah suatu kegiatan layanan yang diberikan dengan tujuan memberikan pemahaman kepada individu-individu yang berkepentingan tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalankan suatu tugas atau kegiatan yang dikehendaki.”

2.6 Tujuan layanan Informasi

Tohirin (2013: 143) mengatakan “layanan informasi bertujuan agar individu (siswa) mengetahui dan menguasai informasi yang selanjutnya dimanfaatkan untuk keperluan hidupnya sehari-hari dan perkembangan dirinya. Selain itu, apabila merujuk kepada fungsi pemahaman, layanan informasi bertujuan agar individu memahami berbagai informasi dengan segala seluk beluknya”. Sedangkan menurut Winkel dan Sri Hastuti (2006: 317), “pemberian layanan informasi bukan hanya supaya siswa membekali dirinya dengan pengetahuan dan pemahaman untuk saat sekarang ini, melainkan pula supaya mereka menguasai cara agar memperbaharui serta merevisi pengetahuan itu di kemudian hari”.

Kerangka Konseptual

Setiap individu tentunya mengalami proses belajar untuk dapat menyesuaikan hidup di masyarakat, dan dalam era modern telah dibentuk sistem sekolah, dimana manusia akan diberikan ilmu pengetahuan dalam tahapan dan minat tertentu. Dalam proses belajar tersebut individu mengalami kejenuhan belajar. Salah satu penyebab kejenuhan belajarnya adalah padatnya aktifitas belajar di sekolah maupun di luar sekolah (les tambahan). Siswa juga merasakan

bahwa pengetahuannya tidak bertambah meskipun sudah banyak belajar. Bahkan setelah belajar di les, private rumah, tetapi

hasilnya tetap kurang

memuaskan.Sehingga siswa terkesan lambat melakukan tugas, yang berhubungan dengan kegiatan belajar. Agar tidak terjadi kesalahan dalam penanganan kejenuhan belajar, siswa perlu diberi bimbingan dan konseling. Bimbingan dan konseling ini berupa layanan informasi sebagai tindakan membina siswa yang mengalami kesulitan belajar seperti kejenuhan dalam belajar. Agar dalam pendidikan individu berkembang sesuai dengan yang diharapkan perlu diberikan sebuah kegiatan layanan. Adanya permasalahan yang dihadapi oleh masing-masing individu agar berhasil dalam pencapaian target sebaiknya layanan yang digunakan adalah layanan informasi.

Layanan informasi yang selama ini dilaksanakan di sekolah-sekolah merupakan sebuah kegiatan pemahaman siswa tentang berbagai hal yang diperlukan untuk menjalankan tugas dan kegiatan sekolah untuk menentukan dan

mengarahkan tujuan hidup. Layanan ini memungkinkan sejumlah siswa secara bersama-sama mendapatkan dan membahas berbagai topik sesuai dengan kebutuhannya. Pemahaman yang diberikan melalui layanan informasi digunakan sebagai bahan acuan dalam mengetahui penyebab kejenuhan belajar, dampak yang ditimbulkan, dan cara mengurangi atau mengatasi kejenuhan belajar tersebut.

Hipotesis

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka berfikir di atas hipotesis dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan pemberian layanan informasi untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura tahun ajaran 2013/2014.

(6)

BAB IIII 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimen yaitu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakukan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendali.

3.2 Desain Penelitian

Pola desain pretest dan posttest sebagai berikut:

3.3 Langkah-langkah Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan secara bertahap mulai dari tahap persiapan sampai tahap penyajian hasil penelitian, dengan urutan tahap persiapan penelitian, tahap pelaksanaan, tahap analisis dan tahap akhir atau kesimpulan. Pada kegiatan prosedur penelitian ini setelah peneliti melaksanakan persiapan, selanjutnya peneliti menyiapkan kisi-kisi instrumen dan selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui valid tidaknya instrumen sebelum disebarkan. Apabila instrument tersebut sudah cukup baik dan valid maka angket dapat disebarkan untuk dijadikan sampel pengumpulan data. Langkah untuk mendapatkan data, peneliti melaksanakan pemetaan terhadap siswa untuk dijadikan sampel dan penelitian lapangan mulai dilaksanakan. Pada tahap ini beberapa kegiatan yang dilakukan adalah membagi angket pre test, memberikan perlakuan berupa layanan informasi sebanyak empat kali dan untuk mengukur pemahaman siswa di setiap layanan, siswa diberi laiseg, kemuadian setelah memberi perlakuan (layanan informasi), peneliti membagi angket post test, dan pada tahap terakanhir menganalisis data untuk mendapatkan hasil penelitian.

3.4 Instrumen penelitian

Pengumpulan data dilakukan melalui angket yang dibagikan kepada siswa. Angket yang dibagikan ke responden harus valid dan reliable. Angket dibuat dengan mengajukan pilihan jawaban bagi siswa. Dalam memberikan jawaban siswa hanya memberikan tanda check list () pada kolom atau tempat yang sudah disediakan. Untuk menilai jawaban siswa digunakan skala likert. Skala likert merupakan bentuk skala dengan empat alternatif jawaban atau bobot jawaban untuk setiap pertanyaan item positif dan item negatif subyek diminta memilih satu diantara empat jawaban yang tersedia yaitu selalu (S), sering (SR), kadang-kadang (KD),dan tidak pernah (TP). Untuk menilai jawaban siswa digunakan rentangan nilai 1 – 4 untuk pernyataan positif dan 4 – 1 untuk pernyataan negative.

3.5 Teknik Analisis Data

Sugiyono (2009: 285) mengatakan “Teknik analisis data ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan pengujian hipotesis yang diajukan”. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan uji perbedaan atau uji t yaitu untuk melihat apakah berkurang rasa jenuh siswa dalam belajar setelah diberikan layanan informasi. Adapun rumus teknik uji t yang digunakan adalah sebagai berikut :

1

2  

N N d x Md t Arikunto (2002: 275) 3.6 Uji Validitas

pengujian dilakukan dengan menggunakan statistik product moment sebagai berikut:

(7)

 



2 2 2 2

(

)

(

.

(

)

.

)

)(

(

.

Y

Y

N

X

X

N

Y

X

XY

N

r

xy Arikunto, (2002: 146) 3.7 Uji Reliabilitas

Adapun rumus alpha yang digunakan adalah sebagai berikut:

11 r =               

2 1 2 1 1  b n n Arikunto, (2002: 171) BAB IV

HASIL PENELITIAN & PEMBAHASAN Pada observasi awal peneliti terlebih dahulu menentukan kelas yang akan menjadi kelas kontrol untuk diteliti. Penentuan kelas kontrol dilakukan dengan mengadakan wawancara terhadap guru BK SMP Negeri 2 Tanjung Pura yakni, Bapak Drs. Muslim, untuk mendapatkan izin memasuki kelas VIII. Selanjutnya data-data diolah dengan tahapan: mendeskripsikan data, menguji persyaratan analisis, dan menguji hipotesis. Sebelum mengemukakan ketiga langkah tersebut, terlebih dahulu akan dikemukakan gambaran umum tentang lokasi penelitian.

4.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Tanjung Pura, yang berlokasi di Jalan Pemuda No.125 Tanjung Pura. Sekolah ini letaknya tidak jauh dari Pusat kota Tanjung Pura. Jenis bangunan yang mengelilingi sekolah di sebelah kanan adalah pemukiman penduduk, di sebelah kiri juga pemukiman penduduk, sedangkan di depan Sekolah terdapat Kedai, Rawa-rawa, Mesjid, dan tepat di belakang

Sekolah terdapat SMP Negeri 1 Tanjung Pura.

Kondisi lingkungan sekolah baik, lingkungannya bersih dan tertata rapi. Di halaman depan sekolah terdapat taman yang ditumbuhi berbagai jenis bunga dan apotik hidup. Di depan setiap ruangan kelas terdapat bunga dengan beragam jenis yang membuat lingkungan sekolah tampak indah. SMP Negeri 2 Tanjung Pura memiliki luas tanah 5597 m2,yang terdiri dari 18 ruang kelas dengan ukuran setiap kelas 8 m × 10 m. Ruangan-ruangan lain yang ada di SMP Negeri 2 Tanjung Pura antara lain: 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang guru, 1 ruang tata usaha, 1 ruang BP, 1 ruang laboratorium IPA, 1 ruang laboratorium bahasa, 1 ruang laboratorium komputer ,1 ruang perpustakaan, 1 ruang UKS, 1 ruang OSIS, 1 toilet siswa laki-laki, 1 toilet siswa perempuan, 1 kamar mandi guru, kantin, Mushola dan gudang. Guru di SMP Negeri 2 Tanjung Pura berjumlah 32 orang, jumlah siswa per kelas : + 40 orang, dan jumlah siswa seluruhnya 682 orang.

4.2 Uji Validitas

Berdasarkan hasil perhitungan koefisien korelasi, maka diperoleh koefisien korelasi validitas item nomor 1, diketahui rhitung= 0,461 dengan N = 36 pada taraf signifikan ? = 5%, maka diketahui rtabel = 0,329. Dari hasil tersebut dapat dilihat rhitung lebih besar dari rtabel (0,461 > 0,329). Berdasarkan data tersebut, dapat dinyatakan bahwa item nomor 1 adalah valid. Dari 60 item angket yang disebarkan diketahui ada 40 item yang valid, yakni item 1, 2, 3, 5, 6, 8, 9, 10, 17, 19, 21, 24, 28, 30, 32, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 42, 43, 44, 45, 46, 47, 48, 49, 50, 51, 52, 53, 54, 55, 56, 57, 58, 59, dan 60 dan 20 item soal yang tidak valid adalah item 4, 7, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 18, 20, 22, 23, 25, 26, 27, 29, 31, 33, 38,dan 41.

(8)

4.3 Uji reliabilitas

Berdasarkan hasil perhitungan yang menggunakan rumus alpha, diketahui r

11= 0,86 dengan N= 36 dan konsultasi =

5% didapat harga rtabel = 0, 329. Karena r

11 > r tabel ( 0,86 > 0, 329) ,Jadi dapat

disimpulkan bahwa angket kejenuhan belajar siswa telah memenuhi kriteria reliabilitas sehingga dapat digunakan sebagai alat pengumpulan data.

4.4 Pre Test

Hasil perhitungan skor pre test terbanyak pada rentangan 117 – 132 sebanyak 16 siswa (44,4%) ada pada kategori cukup, urutan kedua pada rentangan 101 – 116 sebanyak 11 siswa (30,5%) ada pada kategori baik, urutan ketiga pada rentangan 133 – 148 sebanyak 5 siswa (13,8%) ada pada kategori kurang, dan urutan terakhir pada rentangan 85 – 100 sebanyak 4 siswa (11,1%) ada pada kategori sangat baik. Bila dilihat dari Rata-rata skor pada pre test sebelum diberi layanan adalah 118,38 maka dapat disimpulkan bahwa pengurangan kejenuhan belajar siswa ada pada kategori cukup.

4.5 Post Test

Hasil perhitungan skor post test terbanyak pada rentangan 105 – 117 sebanyak 15 siswa (41,6%) ada pada kategori cukup, urutan kedua pada rentangan 92 – 104 sebanyak 13 siswa (36,11%) ada pada kategori baik, urutan ketiga pada rentangan 79 – 91 sebanyak 6 siswa (16,6%) ada pada kategori sangat baik, dan urutan terakhir pada rentangan 118 – 130 sebanyak 2 siswa (5,5%) ada pada kategori kurang baik. Bila dilihat dari Rata-rata skor pada post test sesudah diberi layanan adalah 101,91 ada dalam kategori baik.

4.6 Pengujian Hipotesis

Berdasarkan perhitungan uji t diketahui Md sebesar -16,4, ∑Xd2sebesar 5615,16 dan sampel berjumlah 36 orang, maka dapat dicari harga thitung. Secara

keseluruhan hasil analisis melalui uji t diperoleh thitung = -7,772, bernilai negatif

menandakan adanya pengurangan kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura T.A 2013/2014. Dari analisis data teruji bahwa ada pengaruh pemberian layanan informasi dalam mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura T.A 2013/2014. Hal ini diperoleh dengan perhitungan uji thitung = 7,772 > ttabel

=1,690 artinya hipotesis yang diajukan yang berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian layanan informasi untuk mengurangi kejenuhan belajar siswa VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”, dapat diterima pada taraf signifikasi 5% .

BAB V

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini peneliti menyimpulkan bahwa pemberian layanan informasi ini dapat mengurangi kejenuhan belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014. Hal ini teruji melalui uji t yang diperoleh dari perhitungan dengan hasil thitung = 7,772 > ttabel =,1,690, artinya

hipotesis yang diajukan berbunyi “Terdapat pengaruh yang signifikan pemberian layanan informasi untuk mengatasi kejenuhan belajar siswa VIII SMP Negeri 2 Tanjung Pura Tahun Ajaran 2013/2014”, dapat diterima.

(9)

Saran

Melalui hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas maka dapat diajukan beberapa saran yang dapat bermanfaat bagi pengembangan pelaksanaan bimbingan dan konseling sebagai berikut:

1. Siswa

Siswa diharapkan mampu mengatasi kejenuhan belajar, serta selalu menerapkan cara-cara mengatasi kejenuhan dalam belajar seperti mengatur waktu belajar yang efektif, menjaga kesehatan tubuh agar tidak mudah lelah dalam belajar, membuat variasi dalam belajar, dan latihan berkonsentrasi.

2. Guru pembimbing (BK)

Guru pembimbing (BK) hendaknya mampu memberikan layanan informasi yang mencakup materi penanganan kejenuhan belajar secara optimal sesuai dengan keadaan siswa, sehingga diperoleh hasil yang maksimal.

3. Sekolah

Sekolah atau lembaga pendidikan perlu adanya kerja sama yang baik dengan anggota keluarga sekolah (kepala sekolah, guru, dan karyawan) sehingga mampu membantu siswa untuk mengatasi kejenuhan belajarnya.

4. Orang tua Siswa

Orang tua hendaknya tidak lepas tangan dalam membina, membimbing, serta mengawasi siswa dalam belajar agar kejenuhan belajar siswa dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Bandung: Rineka Cipta. Ahmadi, Abu. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Agustin, Mubiar. 2008. Model Konseling Kognitif Perilaku Untuk

Menangani Kejenuhan Belajar Mahasiswa. Jurnal Kesulitan

Belajar, 1-21. Depdikbud. 2000. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipta. Dosen, Tim. 2013. Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Pendidikan. Medan: Universitas Negeri Medan Fakultas Ilmu Pendidikan.

Ewin. 2012. Faktor Penyebab Kejenuhan Belajar. Wawasan BK, (Online),11 februari 2014, 22.10

Hakim, Thursen. 2004. Belajar Secra Efektif. Jakarta: Puspa Swara. Prayitno. 2004. Jenis Layanan dan Kegiatan Pendukung Konseling. Bagian Kedua Jenis Layanan. Universitas Negeri Padang. Prayitno & Amti Erman. 2004. Dasar Dasar Bimbingan dan Konseling.

Jakarta: Rineka Cipta.

Purwoko, Budi. (2008). Organisasi dan Managemen Bimbingan Konseling. Surabaya: Unesa University Press.

Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya.

(10)

Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.Bandung: Alfabeta. Syah, Muhibbin. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rajawali Pers.

Tohirin. 2013. Bimbingan dan Konseling.di Sekolah dan Madrasah. Jakarta: Rajawali Pers.

Umisalamah. 2006. Kejenuhan Belajar Mata Pelajaran SKI. Jurnal Kejenuhan Belajar, 13-36.

Winkel & Hastuti Sri. 2006. Bimbingan & Konseling di Institusi Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi.

Referensi

Dokumen terkait

Pertumbuhan penduduk dapat menyebabkan terjadinya perubahan penggunaan lahan secara drastis, terutama di daerah-daerah estuaria. Estuaria memiliki peran yang sangat

Berdasarkan penelitian tersebut, dilakukan fraksinasi ekstrak metanol daun waru (Hibiscus tiliaceus L.) dengan metode Kromatografi Cair Vakum untuk mengetahui pada fraksi manakah

Penelitian yang akan mengalisis aspek kepribadian tokoh utama dalam novel Geni Jora akan menggunakan pendekatan tekstual yaitu mengkaji aspek psikologi sang tokoh

Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan pertimbangan atau masukan bagi Sentra Pasar Batik Danar Hadi Surakarta tentang apa yang menjadi kelemahan dan kelebihan

Kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini membuktikan bahwa pembelajaran class concern dengan pendekatan ketrampilan proses mampu meningkatkan hasil belajar siswa

Dengan hak bebas royalti non-eksklusif Lni Uruversitas Sebelas Maret berhak menyimpan, mengalihmediakan, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data (database),

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Magister. Program Studi

[r]