Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Pembelajaran
Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0ktober 2015
PENDAHULUAN
Keterampilan Proses Sains (KPS) merupakan metode ilmiah yang di dalamnya melatihkan langkah-langkah untuk menemukan sesuatu melalui eksperimen dan percobaan. KPS tidak hanya diberikan kepada peserta didik di tingkat dasar dan menengah bahkan di Perguruan Tinggi. KPS merupakan langkah pendekatan pembelajaran yang diringkas menjadi 5M (mengamati, menanya, menalar, menyimpulkan, dan
mengkomunikasikan) untuk
mengajarkan mata pelajaran apapun di Kurikulum 2013. Menurut Wahono (2009), keterampilan proses sains (KPS)
adalah keterampilan dasar
bereksperimen, metode ilmiah, dan berinkuiri. Saat ini KPS memang mempunyai peranan penting dalam
membantu peserta didik untuk
menemukan konsep dan merupakan langkah penting dalam proses belajar
mengajar khususnya dalam menemukan konsep materi IPA.
Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
merupakan produk ilmiah yang
mengakaji tentang fenomena alam dan segala sesuatu yang berhubungan dengan alam beserta isinya, interaksinya, serta
pola-pola kehidupan yang mampu
diamati dan dibuktikan dengan logika. IPA merupakan ilmu pengetahuan yang diperoleh dengan metode ilmiah. Metode ilmiah merupakan proses ilmiah yang terjabarkan lebih rinci ke dalam KPS. Salah satu mata kuliah di Program Studi (Prodi) S1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Sidoarjo adalah Ilmu Kealaman Dasar (IKD).
IKD sebagai salah satu mata kuliah dasar umum untuk Prodi non eksak
mempunyai tujuan membentuk
mahasiswa menjadi ilmuwan dan
ANALISIS KETERAMPILAN PROSES SAINS (KPS) MAHASISWA CALON GURU DALAM MENYELESAIKAN SOAL IPA TERPADU
Septi Budi Sartika
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo
Jl. Mojopahit 666B Sidoarjo Surel: septisartika@gmail.com
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap Keterampilan Proses Sains (KPS) Mahasiswa Calon Guru. Indikator KPS yang diukur meliputi: 1) mengidentifikasi dan mengontrol variabel; 2) definisi operasional; 3) menguji hipotesis; 4) merancang investigasi; 5) grafik dan intepretasi data. Metode Penelitian menggunakan pendekatan penelitian kulitatif dengan triangulasi teknik, yaitu tes, wawancara, dan angket. Subjek adalah mahasiswa calon guru semester 6 Tahun Akademik 2013/2014 yang terdiri dari 1 kelas sejumlah 26 mahasiswa. Berdasarkan analisa data diperoleh persentase menjawab benar masing-masing indikator diperoleh hasil KPS yang masih rendah adalah kemampuan mendefinisikan operasional variabel dan menguji hipotesis.
Kata Kunci: Keterampilan Proses Sains, Calon Guru
Abstract
This study aims to reveal the Science Process Skills (SPS) Prospective Students Master. PPP indicators of SPS measured include: 1) identifying and controlling variables; 2) operational definitions; 3) testing hypothesis; 4) designing investigations; 5) Graphing and data interpretation. Methods using qualitative research approaches by triangulation techniques, ie tests, interviews, and questionnaires. The subject is a 6th semester student teachers Academic Year 2013/2014 consisting of one class of some 26 students. Based on analysis of data obtained by the percentage of correctly answered each indicator lowest SPS are the ability to operational definitions of variables and testing hypothesis.
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Pembelajaran
Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0ktober 2015 profesional yang berpikir kritis, kreatif,
sistemik dan ilmiah, berwawasan luas, etis, estetis serta memiliki kepedulian terhadap pelestarian sumberdaya alam dan lingkungan hidup, serta mempunya wawasan tentang perkembangan ilmu pengetahuan, dan teknologi serta dapat ikut berperan mencari solusi pemecahan masalah lingkungan hidup secara arif
(Struktur Kurikulum PGSD TA
2013/2014). Dengan tujuan IKD
tersebut, terlihat bahwa didalamnya mengajarkan KPS, yaitu
langkah-langkah ilmiah dalam menemukan
sesuatu.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di beberapa mahasiswa semester 6 Tahun Akademik 2013/2014 yang pernah menempuh mata kuliah IKD, masih belum paham tentang KPS,
menurutnya KPS merupakan
keterampilan yang sulit dikuasai sekaligus diterapkan. Hal ini juga terbukti dengan nilai tugas, UTS, dan UAS yang menghendaki mahasiswa
untuk mampu dalam KPS, 87%
mahasiswa menjawab kurang benar dan belum sesuai dengan harapan, padahal soal IPA yang disajikan mengukur KPS dengan contoh yang kontekstual. Dengan demikian perlu diungkap analisis KPS
mahasiswa calon guru dalam
menyelesaikan masalah IPA terpadu.
METODE PENELITIAN
Jenis penelitian dengan
menggunakan pendekatan penelitian kualitatif, jenis penelitian fenomenologi. Peneliti dalam hal ini menjadi partisipan yang aktif dalam mendeskripsikan keterampilan proses sains mahasiswa calon guru dalam menyelesaikan soal IPA Terpadu. Subjek penelitian adalah mahasiswa semester 6 Tahun Akademik 2013/2014 yang sudah menempuh mata kuliah IKD.
Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu memberikan tes kepada
subjek untuk menyelesaikan soal IPA Terpadu dengan 30 soal pilihan ganda dalam waktu 60 menit setelah selesai mengerjakan soal selanjutnya dilakukan wawancara dan pembagian angket. Analisis data menggunakan model Miles dan Huberman disajikan pada gambar 1 berikut:
HASIL
Berikut disajikan hasil penelitian dalam penelitian dari data tes KPS, wawancara dan angket.
Tes Keterampilan Proses Sains
Tes keterampilan proses sains (KPS) berupa soal pilihan ganda yang
berjumlah 30 item soal. Soal
keterampilan sains (KPS) dijabarkan
mengacu pada instrumen yang
dikembangkan oleh ilmiah Monica (2005).
Hasil tes keterampilan proses sains dalam menyelesaikan soal IPA disajikan pada tabel 1. Berdasarkan hasil penyelesaian soal IPA yang mengacu pada indikator KPS, diperoleh bahwa kemampuan siswa menjawab benar
dengan persentase tinggi yaitu
mengidentifikasi dan mengontrol
variabel sebesar 74,73%, grafik dan intepretasi data sebsesar 73,56%, dan merancang investigasi, sedangkan kemampuan dengan persentase masih rendah yaitu mendefinisikan operasional variabel sebesar 50,64% dan menguji hipotesis sebesar 51,92%.
Gambar 1. Analisis Data Model Miles dan
Hiberman (Iskandar, 2009) Penyediaan data-catatan lapangan Display data Reduksi data Data collection
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Pembelajaran
Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0ktober 2015
Wawancara
Indikator KPS yang digunakan dalam soal IPA jga digunakan untuk pedoman pertanyaan wawancara. Hasil wawancara disajikan pada tabel 3 Berdasarkan hasil catatan lapangan untuk wawancara diperoleh bahwa siswa masih belum memahami KPS baik teori dan aplikasinya. Hal ini dibuktikan
dengan 80% mampu mengidentifikasi dan mengontrol variabel; 42% mampu mendefinisikan operasional variabel; 28% mampu menguji hipotesis; 57% mampu merancang investigasi; dan 69% mampu membuat grafik dan intepretasi data. Hal ini relevan dengan hasil tes, bahwa siswa masih lemah dalam kemampuan mendefinisikan operasional dan menguji hipotesis.
Tabel 1. Hasil Tes Keterampilan Proses Sains
Indikator No Soal Jawaban
Persentase Ketercapaian Indikator (%)
B S
Mengidentifikasi dan mengontrol
variabel 2 23 3 74,73 6 17 9 19 21 5 25 24 2 28 16 10 29 19 7 30 16 10 Definisi operasional 1 19 7 50,64 7 10 16 10 10 16 18 11 15 21 10 16 22 15 11 Menguji hipotesis 8 17 9 51,92 12 22 4 16 4 22 20 10 16 23 19 7 26 9 17 Merancang investigasi 3 22 4 60,26 13 20 6 15 5 21
Grafik dan intepretasi data
4 25 1 73,56 5 18 8 9 20 6 11 18 8 14 14 12 17 22 4 24 17 9 27 19 7
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Pembelajaran
Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0ktober 2015 Daftar pertanyaan wawancara
dikembangkan dalam penelitian
disajikan dalam tabel 2. Berikut.
Hasil wawancara pada mahasiswa mengenai keterampilan proses sains pada tabel 3 berikut.
Pada tabel 2 indikator pertanyaan wawancara dikembangkan dari Monica (2005).
Angket
Berdasarkan hasil angket KPS yang bersifat terbuka dan selanjutnya disajikan pada tabel 4 berikut.
Tabel. 2 Item pertanyaan wawancara
Indikator KPS Pertanyaan
Mengidentifikasi dan mengontrol variabel
a. Apakah variabel itu? b. Ada berapa macam variabel?
c. Bagaimana perbedaan masing-masing variabel? d. Berikan contoh cara mengidentifikasi variabel dengan
percobaan sederhana?
e. Berdasarkan contoh yang diberikan, adakah variabel lain yang ikut mempengaruhi? sebutkan!
Definisi operasional a. Pernahkah melakukan percobaan?
b. Berikan contoh percobaan yang melibatkan variabel pernah dilakukan?
c. Ada berapa variabel? d. Sebutkan variabel apa saja?
e. Berilah definisi operasional dari masing-masing variabel?
Menguji hipotesis a. Apakah hipotesis itu?
b. Pernahkan merumuskan hipotesis?
c. Rumuskan 1 hipotesis untuk percobaan yang pernah dilakukan?
d. Bagaimana menguji hipotesis?
e. Jika hipotesis yang dirumuskan tidak sesuai dengan hasil percobaan, bagaimana langkah selanjutnya?
Merancang investigasi a. Buatlah 1 hipotesis?
b. Dengan hipotesis yang dirumuskan buatlah rancangan eksperimen? (gambar) lalu urutkan langkah-langkah percobaannya?
Grafik dan Intepretasi Data a. Dari hipotesis yang dirumuskan, dan rancangan yang dibuat, sajikanlah data yang diperoleh ke dalam tabel/diagram/grafik/ lainnya?
b. Apakah ada keterhubungan antar variabel? c. Apakah hipotesis yang dirumuskan terbukti?
Tabel 3. Hasil Wawancara Mahasiswa Indikator Teknik Wawancara Mengidentifikasi dan mengontrol variabel 80,00 Definisi operasional 42,00 Menguji hipotesis 28,00 Merancang investigasi 57,00 Grafik dan Intepretasi Data 69,00
Sumber: Data yang Sudah di Olah
Tabel 3. Hasil Pemberian Angket Mahasiswa Indikator Hasil Angket Mengidentifikasi dan mengontrol variabel 35,00 Definisi operasional 14,50 Menguji hipotesis 25,00 Merancang investigasi 45,00 Grafik dan Intepretasi Data 74,50
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Pembelajaran
Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0ktober 2015
Mahasiswa calon guru yang
mengetahui variabel dan mampu
menjelaskan variabel sebanyak 38% dan yang mengetahui cara mengontrol variabel sebanyak 32%. Mahasiswa calon guru yang mampu mendefinisikan operasional variabel sebanyak 12% dan yang mengetahui bahwa variabel bisa didefinisikan sebanyak 15%.
Mahasiswa calon guru yang
mampu membuat rumusan hipotesis sebanyak 28% dan yang mengetahui tentang pengujian hipotesis sebanyak 22%. Mahasiswa calon guru yang mampu mendesain percobaan sebanyak 42% dan merasa mendesain percobaan adalah hal sulit sebanyak 48%. Mahasiswa calon guru mengetahui tentang intepretasi data sebanyak 62% dan yang mengetahui cara penyajian data 87%.
PEMBAHASAN
Dengan memperhatikan ketiga teknik (tes, wawancara, dan angket) dalam mengukur KPS serta berpijak pada penelitian sebelumnya tentang upaya dalam meningkatkan KPS, maka
perlu memahami metode/ model
pembelajaran yang melatihkan KPS karena dari sekian metode/ model pembelajaran tersebut mempengaruhi perolehan skor KPS subjek. Menurut Shita (2015), penggunaan Joyfull Learning (JFL) melalui Problem Based Learning (PBL) dapat meningkatkan
KPS siswa. Hal ini sangat sesuai karena dalam sintaks PBL juga terdapat langkah-langkah dalam metode ilmiah. Menurut Arends (1997), sintaks model PBL meliputi: 1) mengarahkan siswa pada masalah; 2) mengarahkan siswa untuk prose belajar; 3) membimbing siswa dalam melakukan investigasi secara kelompok maupun mandiri; 4) mengembangkan dan menyajikan produk
belajar; 5) menganalisa dan
mengevaluasi proses penyelesaian
masalah. Sintaks ketiga relevan dalam melatihkan KPS.
KPS sangat cocok dilatihkan
dengan menggunakan model-model
pembelajaran yang berorientasi pada teori konstruktivis. Menurut penelitian relevan, metode/ model pembelajaran yang disarankan untuk meningkatkan KPS di antaranya: PBL (Lutfa, 2014 dan Yuniastuti, 2013); Inkuiri Terbimbing (Hilman, 2013 dan U.A Deta, 2013);
Pembelajaran berbasis Praktikum
(Sraini, 2014 dan Sudesti, 2014); Metode Eksperimen (Dewi, 2014); Pembelajaran Berbasis Proyek (PjBL) (IB Siwa, 2013); dan Collaborative Team Work Learning (NWS Darmayanti, 2013).
SIMPULAN
Keterampilan Proses Sains (KPS) mahasiswa calon guru di Prodi PGSD,
FKIP, Universitas Muhammadiyah
Sidoarjo masih rendah pada kemampuan mendefinisikan operasional variabel dan menguji hipotesis.
DAFTAR RUJUKAN
Arends, Richard I. 1997. Classroom
Instruction Management. United
States of America. The McGraw-Hill Companies, Inc.
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan
Praktik. Jakarta: Penerbit Rineka
Cipta.
Dewi, Anggitalina Pramilia. 2014.
Pengembangan Modul IPA
Terpadu Untuk SMP/MTs Berbasis
Eksperimen Pada Tema
Fotosintesis Untuk
Memberdayakan Keterampilan
Proses Sains. Diunduh di:
jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/sai ns/issue/current
Hilman. 2013. Pengaruh Pembelajaran
Inkuiri Terbimbing dengan Mind
Prosiding Seminar Nasional Pendidikan : Tema “Peningkatan Kualitas Peserta didik Melalui Pembelajaran
Abad 21” Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sidoarjo 0ktober 2015
Proses Sains dan Hasil Belajar
IPA. Diunduh di:
journal.um.ac.id/index.php/jps/arti cle/download/4537/1001
IB Siwa. 2013. Pengaruh Pembelajaran
Berbasis Proyek Dalam
Pembelajaran Kimia Terhadap
Keterampilan Proses Sains
Ditinjau Dari Gaya Kognitif
Siswa. Diunduh di:
pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/articl e/view/794
Iskandar, 2009. Metodologi Penelitian Kualitatif. Jakarta: Gaung Persada Press.
Lutfa, Asna, dkk. 2014. Penerapan
Model Pembelajaran PBL
(Problem Based Learning) Untuk
Menumbuhkan Keterampilan
Proses Sains Pada Siswa SMA.
Diunduh di: journal.unnes.ac.id ›
Home › Vol 3, No 2 (2014).
Monica, Kazeni Mungandi Monde. 2005. Development and Validation
of a Test Integrated Science Process Skills for The Further Education and Training Learners.
South Africa: A Dissertasion in Faculty of Natural and Agricultural Sciences University of Pretoria. Nuraini, Nita. 2014. Pengembangan
Modul Berbasis POE (Predict, Observe, and Explain) Disertai
Roundhouse Diagram untuk
Memberdayakan Keterampilan
Proses Sains dan Kemampuan Menjelaskan Siswa Kelas X SMA Negeri 5 Surakarta. Diunduh di: download.portalgaruda.org/article .php
NWS Darmayanti. 2013. Pengaruh
Model Collaborative Teamwork Learning Terhadap Keterampilan Proses Sains Dan Pemahaman
Konsep Ditinjau Dari Gaya
Kognitif. Diunduh di:
download.portalgaruda.org/article .php
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian
Pendidikan Pendekatan
Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Bandung: Penerbit Alfabeta. Shita, Robbin Yama. 2015. Pengaruh
Joyful Learning Melalui Problem
Based Learning Terhadap
Keterampilan Proses Sains.
Diunduh di:
library@kpa.unila.ac.id
Sudesti, Resti, dkk. 2014. Penerapan
Pembelajaran Berbasis Praktikum Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Dan Keterampilan Proses Sains Siswa SMP Pada Sub konsep
Difusi Osmosis. Diunduh di:
repository.upi.edu/4160/1/S_BIO_ 0900363_TITLE.pdf
U.A Deta, dkk. 2013. Pengaruh Metode
Inkuiri Terbimbing Dan Proyek, Kreativitas, Serta Keterampilan Proses Sains Terhadap Prestasi
Belajar Siswa. Diunduh di:
download.portalgaruda.org/article .php
Widodo, Wahono. 2009. Keterampilan
Proses Sains.
https://ml.scribd.com/doc/1983673
53/keterampilan-proses-sainsdiakses tanggal 4 Januari 2014.
Yuniastuti, Euis. 2013. Peningkatan
Keterampilan Proses, Motivasi, dan Hasil belajar Biologi dengan
Strategi Pembelajaran Inkuiri
Terbimbing pada siswa kelas VII SMP Kartika V-1 Balikpapan.
Diunduh di: