• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN PROSES PEMBELA JARAN DAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "GAMBARAN PROSES PEMBELA JARAN DAN"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

A. GAMBARAN PROSES PEMBELAJARAN 1. ALUR KEGIATAN PEMBELAJARAN

Alur kegiatan pembelajaran merupakan salah satu gambaran dari proses pembelajaran. Alur kegiatan pembelajaran sehari-hari dapat mencakup beberapa model yang bervariasi. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, pelaksanaan pembelajaran mencakup : (1) kegiatan pembuka, (2) kegiatan inti, (3) kegiatan penutup.1

Menurut Miarso dalam Siregar dan Nara menyatakan bahwa pembelajaran adalah usaha pendidikan yang dilaksanakan secara sengaja, dengan tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu sebelum proses dilaksanakan, serta pelaksanaannya terkendali.2

Menurut Horton dalam Nurani mengemukakan bahwa model bersifat menjelaskan hubungan berbagai komponen, aksi dan reaksi yang bersifat menggambarkan sesuatu, menjelaskan suatu proses, mengkaji atau menganalisis sesuatu sistem, menggambarkan suatu kejadian, dan bersifat memprediksi sesuatu keputusan yang akan diambil.3

Berdasarkan landasan yuridis yaitu Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini bahwa pelaksanaan alur kegiatan pembelajaran mencakup tiga kegiatan, yaitu kegiatan pembuka, kegiatan inti, kegiatan penutup. Selanjutnya dari kedua pendapat menurut Miarso menekankan bahwa pembelajaran merupakan sebuah perencanaan belajar yang dibuat secara sengaja sebelum proses dan pelaksanaannya dilaksanakan. Sedangkan pada pendapat Horton menekankan bahwa model merupakan satu kesatuan dari proses kegiatan pembelajaran dari proses perencanaan hingga pegambilan keputusan. Jadi dapat disimpulkan dari kedua pendapat diatas bahwa alur kegiatan pembelajaran merupakan sebuah model pembelajaran yang mencakup proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran

1 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137

Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, hal. 7

2 Eveline Siregar, Harniti Nara, Op.cit., hal. 12

(2)

sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang sesuai kebutuhan mencakup kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup.

Alur kegiatan pembelajaran PAUD Melati III dilakukan ketika anak didik masuk kelas hingga pulang. Alur kegiatan pertama ialah anak didik datang ke PAUD Melati III dengan memakai sepatu ke dalam ruangan. Kegiatan pembelajaran dimulai pukul 08.00 WIB sesi pertama untuk kelompok A dan B, sedangkan sesi kedua untuk kelompok C dimulai pukul 10.00 WIB dengan kegiatan pertama berdoa. Setelah melakukan kegiatan berdoa, guru mulai mengajar sesuai dengan kelasnya dengan bernyanyi dan melanjutkan pembelajaran yang kemarin telah dilakukan. Estimasi waktu pembelajaran pada pembukaan dilakukan selama 10 menit, kegiatan inti selama 80 menit, istirahat selama 20 menit, dan 10 menit kegiatan penutup, lalu pulang. Kegiatan pembelajaran sesi pertama berakhir pukul 10.00 WIB dan sesi kedua pukul 12.00 WIB.

Adapun alur kegiatan untuk masing-masing kelas ialah sebagai berikut.

Tabel 8. Alur Kegiatan Pembelajaran Kelas A (Usia 3 – 4 Tahun), B dan C (Usia 4 – 5 Tahun).

No. Nama Kegiatan Waktu Kegiatan Estimasi Waktu

1. Pembuka 08.00 – 08.10 10 Menit

2. Kegiatan Inti 08.10 – 09.30 80 Menit

3. Istirahat 09.30 – 09.50 20 Menit

4. Penutup 09.50 – 10.00 10 Menit

Tabel 9. Alur Kegiatan Pembelajaran Kelas D (Usia 5 – 6 Tahun)

No. Nama Kegiatan Waktu Kegiatan Estimasi Waktu

1. Pembuka 10.00 – 10.10 10 Menit

(3)

3. Istirahat 11.30 – 11.50 20 Menit

4. Penutup 12.50 – 12.00 10 Menit

Alur kegiatan pembelajaran merupakan sebuah model pembelajaran yang mencakup proses pelaksanaan kegiatan pembelajaran sesuai dengan perencanaan yang telah dirancang sesuai kebutuhan mencakup kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Pada data yang didapat dilapangan, alur kegiatan pembelajaran di PAUD Melati III sudah memenuhi standar dalam landasan yuridris, dimana alur kegiatan mencakup kegiatan pembuka, kegiatan inti dan kegiatan penutup. Meskipun alur kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh PAUD Melati III sudah sesuai, namun salah satu yang bisa menjadi tambahan ialah evaluasi kegiatan di kegiatan penutup. Evaluasi bisa dilakukan dengan tanya jawab, kuis, diskusi ataupun pertanyaan khusus sebelum pulang. Evaluasi di kegiatan penutup itu sendiri sangat penting dilakukan guna menilai apakah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan indikator keberhasilan pada rencana pelaksanaan pembelajaran harian (RPPH).

2. MATERI PEMBELAJARAN

(4)

nilai agama dan moral, kemampuan berpikir, kemampuan berbahasa, kemampuan sosial-emosional, kemampuan fisik-motorik, serta apresiasi terhadap seni.4

Konten yang disajikan dalam pembelajaran memiliki kriteria, khusus pada anak usia dini yaitu dengan bermain dengan menggunakan tema.

Menurut pernyataan Gordon dan Browne dalam Nurani, sebaiknya pemilihan tema berkaitan secara langsung dengan kehidupan anak atau ada kaitannya dengan diri anak.5

Hal tersebut juga sejalan dengan penyataan Decker dan Decker dalam Nurani yang menyatakan bahwa tema harus berkaitan dengan pengalaman kehidupan anak setiap harinya, pengetahuan yang diberikan harus meliputi objek nyata dan dapat diamati.6

Dari kedua penyataan tersebut menekankan bahwa penggunaan tema sangat dianjurkan dalam pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan landasan yuridis pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, dimana lingkup materi pembelajaran mengacu pada standar isi tema dan sub tema yang disesuaikan dengan kebutuhan. Dapat disimpulkan untuk materi pembelajaran yang digunakan pada anak usia dini sebaiknya dirancang dengan tematik dan menyesuaikan dengan pengalaman yang didapatkan anak dalam kehidupan sehari-hari.

Dari data yang didapatkan dilapangan menyebutkan bahwa materi pembelajaran yang diterapkan di PAUD Melati III dibuat sesaat sebelum pembelajaran dimulai. Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah serta seorang guru menyebutkan bahwa materi pembelajaran yang diberikan dibuat sesaat sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan materi pembelajaran yang diberikan meliputi menggambar, mewarnai, membuat prakarya, menulis dan berhitung. Adapun materi pembelajaran tersebut diantaranya menggambar yang meliputi menggambar bunga, rumah dan pemandangan alam, pengenalan warna

4 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137

Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Op.cit., hal. 5

(5)

yang meliputi pencampuran warna yang cat air dan mewarnai dengan krayon atau spidol, menghitung yang meliputi menghitung angka, gambar, dan objek lainnya, menulis yang meliputi menulis huruf dan angka, serta membuat prakarya lainnya yang dibukukan atau portofolio, seperti origami atau seni melipat kertas.

Adapun materi pembelajaran didiskusikan pada awal semester sebelum tahun ajaran baru dimulai. Seperti pada hasil dokumentasi dari sebuah arsip proposal izin prinsip bagian lampiran terdapat perencanaan pembelajaran per tema pada awal pendirian PAUD Melati III ini. sesuai dengan hasil wawancara yang dilakukan, materi pembelajaran sendiri tidak dibuat secara tertulis. Ketika pelaksanaan pemberlajaran, materi pembelajaran dibuat sesaat sebelum pembelajaran dimulai. Materi pembelajaran dibuat sesuai dengan kemampuan pengajar masing-masing.

Berdasarkan kesimpulan konsep bahwa materi pembelajaran yang digunakan pada anak usia dini sebaiknya dirancang dengan tematik dan menyesuaikan dengan pengalaman yang didapatkan anak dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan data yang diperoleh di lapangan menyebutkan bahwa materi pembelajaran yang diberikan dibuat sesaat sebelum kegiatan pembelajaran dimulai dan materi pembelajaran yang diberikan meliputi menggambar, mewarnai, membuat prakarya, menulis dan berhitung. Hal tersebut menunjukkan adanya ketidaksesuaian antara konsep dengan kenyataan. Pada konsep menekankan bahwa materi pembelajaran haruslah dengan kegiatan bermain, tematik dan menyesuaikan dengan pengalaman anak. Sedangkan materi pembelajaran yang diterapkan di PAUD Melati III dibuat sesaat sebelum pembelajaran. Itu artinya perencanaan pembelajaran dibuat secara spontan melihat kebutuhan yang dibutuhkan pada saat itu. Artinya tidak adanya perencanaan pembelajaran yang disusun, termasuk materi pembelajaran.

(6)

materi dari berbagai konten pembelajaran yang disediakan untuk anak. Tidak hanya itu, penggunaan tema juga dapat membuat anak untuk mengeksplorasi pengetahuan dan pengalaman anak saat belajar.

3. METODE PEMBELAJARAN

Dalam kegiatan pembelajaran, teknik pembelajaran merupakan salah satu bagian terpenting. Teknik pembelajaran seringkali disamalan dengan metode pembelajaran.

Menurut Gerlach dan Ely dalam Siregar dan Nara, teknik diartikan sebagai jalan atau alat atau media yang digunakan guru untuk mengarahkan kegiatan peserta didik ke arah tujuan yang ingin dicapai.7

Menurut Eveline Siregar dan Hartini Nara menyatakan bahwa metode adalah suatu cara yang dipergunakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.8

Dari kedua konsep tersebut menekankan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah teknik yang digunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan kepada peserta didik. Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Pendidikan Anak Usia Dini memiliki beberapa metode, diantaranya : (1) Bercerita, (2) Demonstrasi, (3) Bercakap-cakap, (4) Pemberian tugas, (5) Sosio-drama/bermain peran, (6) Karyawisata, (7) Projek, dan (8) Eksperimen.9 Sama halnya seperti

yang tercantum pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 146 Tahun 2014, Siregar dan Nara menambahkan empat metode pembelajaran lainnya, diantaranya : (1) Diskusi, (2) Problem solving, (3) Ceramah, dan (4) Latihan.10

7 Eveline Siregar, Hartini Nara, Op.cit., 2010, hal. 80 8 Ibid hal. 80

9 Salinan Lampiran IV Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 146 Tahun 2014, hal. 4-5

(7)

Temuan di lapangan menyebutkan bahwa metode pembelajaran yang dipakai pada PAUD Melati III yaitu guru menjelaskan materi pembelajaran kepada anak didik dengan posisi duduk anak didik menghadap guru. Guru menjelaskan di depan dan anak didik duduk bangku. Berdasarkan hasil wawancara, kepala sekolah dan guru mengatakan bahwa ceramah dilakukan ketika sedang menjelaskan sebuah materi yang akan disampaikan dan pemberian tugas diberikan setelahnya, biasanya berupa pemberian pekerjaan rumah (PR) dan tugas yang dikerjakan di sekolah.

Berdasarkan konsep yang disimpulkan dari pendapat para ahli menyatakan bahwa metode pembelajaran merupakan sebuah teknik yang digunakan guru untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan kepada peserta didik. Metode pembelajaran yang diterapkan pada PAUD Melati III dapat mencapai tujuan sesuai dengan capaian perkembangan anak. Dari dua belas jenis metode pembelajaran yang telah diperoleh, berdasarkan data yang diperoleh di PAUD Melati III memakai tiga metode pembelajaran, diantaranya ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas. Ketiga metode tersebut diberikan untuk kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar materi pembelajaran yang disampaikan dapat diterima oleh anak didik. Namun ketiga metode tersebut selalu digunakan setiap harinya. Sebaiknya penggunaan metode pembelajaran dibuat bervariasi dan tidak konvensional. Anak melakukan sebuah praktek dan tidak hanya guru yang menjadi pusat belajar anak, seperti metode demonstrasi, diskusi, problem solving, latihan karyawisata, bercerita, eksperimen, sosiodrama ataupun proyek yang dikombinasikan setiap minggunya.

4. MEDIA PEMBELAJARAN

Media pembelajaran merupakan perantara pesan yang digunakan guru untuk mencapai tujuannya kepada anak didik. Hal tersebut diperkuat oleh pendapat dari Sadiman yang mengemukakan bahwa media adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke penerima pesan.11 Tidak hanya itu, Gelach dan

11 Cecep Kustadi, Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran; Manual dan Digital Edisi Kedua,

(8)

Ely mengatakan apabila dipahami secara garis besar, maka media adalah manusia, materi, atau kejadian yang membangun suatu kondisi atau membuat peserta didik mampu memperoleh pengetahuan, keterampilan, atau sikap.12 Hal tersebut dapat

disimpulkan bahwa media merupakan perantara yang digunakan untuk menyampaikan informasi untuk memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap yang bersumber pada manusia, materi ataupun pengalaman yang terjadi.

Menurut Kustandi dan Sutjipto, media dikelompokkan atas empat kelompok, diantaranya : (1) media hasil teknologi cetak, (2) media hasil teknologi audio visual, (3) media hasil teknologi yang berdasarkan komputer, dan (4) media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer.13

PAUD Melati III memiliki media dan alat bermain yang dapat menunjang proses pembelajaran. Media tersebut digunakan ketika anak sedang menunggu waktu untuk masuk kelas atau saat istirahat. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah dan guru, guru di PAUD Melati III juga pernah membuat media pembelajaran sendiri seperti dari karton, akan tetapi sekarang tidak dipakai lagi karena media tersebut tidak bertahan lama. Media pembelajaran yang dibuat oleh guru hanya dipakai sesekali, dan untuk sekarang tidak memakai media pembelajaran khusus.

Berdasarkan hasil wawancara, PAUD Melati III memiliki banyak media yang tersimpan di dalam lemari. Media tersebut diantaranya sebagai berikut.

Tabel 10. Media Pembelajaran PAUD Melati III

No. Jenis Jumlah Kualitas Keterangan

1. Bola Plastik 6 Baik

2. Puzzle 25 Baik

(9)

3. Buku Bacaan 30 Baik

4. Buku Gambar 30 Baik

Tabel 3. Inventarisasi Media Pembelajaran

Selain media diatas, masih ada media lainnya yang tersimpan di dalam lemari, namun masih terkunci. Menurut hasil wawancara dengan kepala sekolah, media lainnya masih di dalam lemari yang dalam keadaan terkunci, dan ada beberapa yang disimpan di dalam boks kontainer seperti balok yang bisa digunakan anak saat jam istirahat. Namun keadaannya kini sudah hilang saat di cek kembali.

(10)

media yang digunakan kurang menunjang pembelajaran untuk anak usia dini secara ideal, yaitu dengan kegiatan bermain, PAUD Melati III sudah memanfaatkan media yang dimiliki untuk mencapai tujuan pembelajarannya sesuai dengan jadwal kegiatan yang telah dirancang di awal tahun ajaran baru.

Penggunaan media pembelajaran tidak digunakan dengan maksimal sehingga beberapa media yang dimiliki keadaannya menjadi rusak ataupun hilang. Sebaiknya inventarisasi dan perawatan media pembelajaran sangat diperlukan demi menunjang kegiatan pembelajaran, seperti pencatatan, pendataan, perawatan, dan pemeliharaan media pembelajaran. Tidak hanya itu, keterampilan dan kreatifitas untuk membuat media pembelajaran sendiri tanpa mengandalkan media yang sudah jadi juga diperlukan. Oleh karena itu pelatihan sangat diperlukan untuk menunjang dan melatih kemampuan tersebut.

5. EVALUASI PEMBELAJARAN

Evaluasi merupakan penilaian terhadap suatu proses. Menurut Nurkancana dalam Siregar dan Nara, evaluasi dilakukan berkenaan dengan proses kegiatan untuk menentukan nilai sesuatu.14 Robert L. Thorndike dan Elizabeth Hagen

dalam Siregar dan Nara juga mengemukakan pendapat bahwa evaluasi berhubungan dengan pengukuran.15 Makna evaluasi itu sendiri sangat luas.

Arikunto dalam Siregar dan Nara berpendapat bahwa penilaian lebih menekankan pada kepada proses pembuatan keputusan terhadap sesuatu ukuran baik-buruk yang bersifat kuantitatif.16

Jadi, evaluasi adalah suatu proses penilaian yang berhubungan dengan pengukuran untuk mencapai suatu keputusan terhadap sesuatu ukiran baik-buru yang bersifat kuantitatif.

Sedangkan landasan yuridis untuk evaluasi terdapat pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 bahwa evaluasi terdiri dari beberapa poin, diantaranya : (1) Evaluasi pembelajaran sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 huruf c mencakup

14 Eveline Siregar, Hartini Nara, Op.cit., hal 142 15 Ibid., hal.

(11)

evaluasi proses dan hasil pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik Kemampuan bahasa dan kosa kata anak melalui apa yang diucapkan, (d) Kemampuan kognitif anak, (e) Kemampuan sosial dan emosional anak melalui hubungan anak dengan teman lainnya, ekspresi anak terhadap suatu kejadian, dan (f) Apresiasi anak terhadap kegiatan seni; (2) Evaluasi program yang mencakup : (a) Kelembagaan, (b) Sarana Prasarana, (c) Pendidik dan tenaga kependidikan, (d) Peserta didik, (e) Integrasi layanan, (f) Frekuensi kegiatan, (g) Administrasi pembelajaran, (h) Pelaksanaan pembelajaran, (i) Administrasi penyelenggaraan, (j) Keterlibatan orang tua, dan (k) Kemitraan.18

Jika disimpulkan kembali berdasarkan landasan konseptual dan landasan yuridis, evaluasi merupakan proses penilaian yang berhubungan dengan kelanjutan sebuah program dan perkembangan anak yang telah dirancang berdasarkan capaian tujuan.

Pada data yang diperoleh di lapangan menyebutkan bahwa PAUD Melati III tidak memiliki evaluasi pembelajaran seperti pencatatan asesmen perkembangan anak dan rapot. Menurut hasil wawancara, evaluasi pembelajaran dilakukan di akhir semester dengan melakukan perundingan antar guru. Hasil perundingan tersebut diberitahukan secara langsung kepada orang tua anak didik di akhir tahun ajaran atau semester genap. Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala sekolah, setiap tahunnya PAUD Melati III membuat laporan pertanggung jawaban yang dilaporkan kepada RT 03 Kelurahan Palmeriam, Matraman. Laporan tersebut berisi laporan keuangan dan daftar peserta didik.

Terjadi ketidaksinambungan antara teori yang diperoleh dengan data yang didapatkan di lapangan. Evaluasi merupakan proses penilaian yang berhubungan

17 Salinan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 137

Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Anak Usia Dini, Op.cit., hal. 7-8

(12)

dengan kelanjutan sebuah program dan perkembangan anak yang telah dirancang berdasarkan capaian tujuan. Proses evaluasi mencakup pengukuran dan penilaian. Hasil dari evaluasi perkembangan anak berupa buku rapor yang berisi laporan perkembangan anak per semester selama anak menjalani pembelajaran di sekolah tersebut dan hasilnya dilaporkan kepada orang tua. Hasil tersebut seharusnya berisi pengukuran dari tingkatan pencapaian anak didik. Penilaian pun dilakukan secara berkala dan rinci. Namun pada kenyataan dilapangan menyebutkan bahwa PAUD Melati III tidak memiliki bentuk fisik dari pengukuran, penilaian dan evaluasi apapun, termasuk buku rapor. Dengan adanya hal tersebut, PAUD Melati III belum memenuhi kriteria karena pemenuhan evaluasi pembelajarannya tidak sesuai dengan konsep.

Tidak hanya itu, dari program sekolah yang berjalan selama ini dirancang secara spontan dan pelaporan pertanggung jawaban yang kurang spesifik kepada lembaga msyarakat seperti RW setempat. Pelaporan tersebut hanya memenuhi dua dari sebelas kriteria pada Petunjuk Teknis Penyelenggaraan Pos PAUD Tahun 2013, yaitu daftar peserta didik dan administrasi penyelenggaraan dalam bentuk laporan keuangan. Jika evaluasi program tidak memenuhi standar, maka dari itu perlu diadakan peninjauan pengawas atau penilik di luar sekolah, seperti dari Suku Dinas Pendidikan Jakarta Timur.

Gambar

Tabel 9. Alur Kegiatan Pembelajaran Kelas D (Usia 5 – 6 Tahun)
Tabel 10. Media Pembelajaran PAUD Melati III
Tabel 3. Inventarisasi Media Pembelajaran

Referensi

Dokumen terkait

Tampilan Feature Image dari Post yang telah dibuat adalah seperti ini.. Tampilan dari Post yang telah dibuat adalah seperti

[r]

Bahkan beberapa literature menyebutkan bahwa tujuan pengukuran kinerja tidak hanya untuk melihat bagaimana kinerja perusahaan ini berjalan, tetapi juga dapat membuat

Tes awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol dan digunakan sebagai tolak ukur peningkatan prestasi belajar

Pada saham perusahaan sektor aneka industri tahun 2006-2007 sebelum krisis keuangan 2008 berdasarkan uji koefisien regresi secara bersama-sama variabel yang di uji yaitu Dividen

Artikel ini dikembangkan dari penelitian skripsi yang bertujuan untuk bertujuan untuk menganalisis kandungan rhodamin B pada jajanan makanan yang dijual di area pasar Bambaru kota

13Varietas kentang yang lebih populer di kalangan petani dan di pasaran adalah granola dengan karakteristik : tinggi tanaman ± 65 cm, batang berwarna hijau,

[r]