• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Prematurus Spontan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum Prematurus Spontan"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

ASUHAN KEPERAWATAN IBU POST PARTUM PREMATURUS SPONTAN Nama Pasien : Ny. I Dx. Medis : Partus Prematurus Spontan

Usia : 18 tahun Dokter : dr. Marthin, SpOG

Tgl/ Jam

No. Diagnosa Keperawatan

Perencanaan Implementasi Evaluasi

Tujuan Intervensi Rasional

6 am 1. Gangguan rasa nyaman nyeri s/d luka episiotomy dan proses persalinan ditandai dengan: DS: “nyeri sus” DO: pt lemah, pt meringis kesakitan, skala nyeri 3 (1-5), pt rest on bed, terdaat luka post-episiotomi Agar nyeri berkurang setelah 3-4 jam tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: - pt tenang - skala nyeri berkurang Dengan Tindakan Keperawatan:

- Kaji skala nyeri pasien

- Beri posisi nyaman semi-fowler - bertujuan untuk mengetahui keadaan umum pasien dan menentukan tindakan perawatan selanjutnya - Posisi nyaman membantu pasien mengurangi ketegangan dan ketidaknyamanan yang diakibatkan oleh rasa nyeri

- at 06.00 skala nyeri dikaji, skala nyeri pasien 3 (1-5) - at 06.05 memberikan posisi nyaman semi-fowler pada pasien At 10.00 S: “nyeri berkurang, sus” O : pt tampak tenang, skala nyeri 1 (1-5) A : tujuan tercapai P : pertahankan intervensi dan kaji masalah lain.

(2)

- Ajarkan teknik DBE dan relaksasi untuk dilakukan sebelum, setelah, atau jika memungkinkan saat nyeri berlangsung, sebelum nyeri meningkat, dan bersamaan dengan terapi anti-nyeri - Kurangi atau hilangkan faktor pencetus nyeri (takut, cemas, kurang pengetahuan) - Deep Breathing Exeercise dapat meningkatkan supply O2 ke dalam tubuh, relaksasi dapat membantu pengeluaran endorphin dan meningkatkan efek terapeutik pada nyeri - Faktor personal dapat mempengaruhi sikap dan toleransi pasien dalam mengatasi nyeri. Faktor pencetus - at 06.30 mengajarkan pasien untuk melakukan teknik DBE, pasien diajarkan untuk menarik nafas dalam dari hidung dan menghembusk an nafas secara perlahan dari mulut. Pasien dianjurkan untuk mengulangi teknik DBE 3-5 kali - at 06.35 memberi penjelasan kepada pasien mengenai nyeri yang dialami dan

(3)

- Evaluasi keefektifan manajemen nyeri pasien melalui pengkajian secara berkala terhadap control nyeri yang dirasakan pasien harus dikurangi untuk meningkatkan program manajemen nyeri - Penelitian menunjukkan bahwa alas an umum nyeri tidak berkurang adalah kegagalan

mengkaji rasa nyeri secara rutin. Banyak pasien yang secara

diam-diam dapat

mentoleransi nyeri yang dirasakan jika tidak ditanya secara spesifik mengenai hal tersebut meyakinkan pasien untuk tidak khawatir - at 07.00 mengevaluasi manajemen dan control pasien terhadap nyeri dengan observasi keadaan umum pasien, pasien tampak tenang - at 08.00 mengevaluasi manajemen dan control pasien terhadap nyeri dengan observasi keadaan umum pasien, pasien

(4)

tampak tenang, skala nyeri : 1 (1-5) 06 am 2. Konstipasi s/d tirah baring dan penurunan intake cairan ditandai dengan: DS : “Belum BAB sus” DO : pt mengeluh belum BAB sejak 4 hari yang lalu, bising usus 6x/menit, pt. minum sedikit, pt rest on bed Agar BAB lancer setelah empat jam tindakan keperawatan dengan kriteria hasil: - Pt. BAB - Bising usus dalam batas normal - Intake cairan terpenuhi - Pt melakukan mobilisasi ringan Dengan tindakan keperawatan: - Identifikasi faktor yang menyebabkan konstipasi - Anjurkan peningkatan intake cairan, kecuali ada kontraindikasi - mengkaji faktor penyebab adalah langkah penting untuk persiapan rencana dan pengajaran dalam meningkatkan eliminasi dan bowel movement - Cairan yang cukup penting dalam meningkatkan pergerakan zat sisa di kolon dan cairan yang cukup membantu penyerapan jumlah - at 06.05 mengidentifikas i faktor penyebab konstipasi, pasien katakana intake cairan berkurang, pasien jarang makan sayur selama di rumah sakit - at 06.10 pasien dianjurkan untuk minum air jernih sebanyak 150 cc setiap 1,5-2 jam At 10.00 S: “belum BAB sus” O: pt belum BAB, bising usus 6x/menit, intake cairan terpenuhi, pt sudah melakukan mobilisasi ringan A: Tujuan belum tercapai, pt belum BAB P: tingkatkan intervensi, kolaborasi dalam

(5)

-Beritahu pasien untuk menghindari minuman soda, kopi, dan the - Anjurkan pasien untuk makan makanan berserat tinggi dan menghindari makanan olahan

cairan di kolon dan membuat

konsistensi stool lebih berat

- Soda, kopi, dan the memberikan efek dehidrasi pada tubuh - Serat menyerap air, yang menambah jumlah dan kelembekan stool dan mempercepat pengeluaran dari usus - at 06.10 pasien diberitahu untuk menghindari minuman soda, kopi, dan the - at 06.10 menganjurkan pasien untuk makan banyak sayur, buah, dan gandum utuh (jika memungkinkan ) dan dianjurkan untuk sementara menghindari daging, telur, keju dan pemberian obat laxative

(6)

-Anjurkan pasien untuk melakukan mobilisasi ringan - Mobilisasi membantu pergerakan usus dan menghindari konstipasi makanan olahan lainnya. - at 06.15 pasien dianjurkan untuk duduk, melakukan ROM ringan dan berjalan di sekitar kamar 06 am 3. Nutrisi kurang dari kebutuhan s/d Agar kebutuhan klien sehari-hari terpenuhi setelah 4-5 jam tindakan keperawatan dengan kriteria: - nafsu makan pasien meningkat - pasien makan sesuai dengan porsi yang Dengan tindakan keperawatan: - Kaji penyebab kehilangan nafsu makan - Tingkatkan lingkungan yang menyenangkan dan nyaman untuk makan

- Membantu menciptakan rencana perawatan /pilihan intervensi. - Makan adalah bagian dari peristiwa sosial dan nafsu makan meningkat dengan sosialisasi dan kenyamanan At 06.00 mengkaji penyebab kehilangan nafsu makan, pasien katakan tidak selera At 06.05 membersihkan lingkungan sekitar pasien untuk memberikan lingkungan At 13.00 S : “tidak selera sus” O : nafsu makan pasien masih rendah, pasien makan ¼ porsi A : tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi

(7)

disediakan - Berikan makanan selingan (biskuit) - Anjurkan ps minum air hangat - Anjurkan ps makan sedikit demi sedikit tapi sering . - Membantu untuk memenuhi kebutuhan dan meningkatkan pemasukan - Pemberian air hangat bisa mengurangi rasa mual - Untuk memenuhi nutrisi ps dan mengurangi asam lambung yang nyaman - at 08.00 diberikan makanan selingan (biskuit) - at 06.00 menganjurkan pasien minum air hangat - at 06.30 menganjurkan pasien makan sedikit tapi sering 06 am 4. Intoleransi aktivitas s/d kelemahan fisik ditandai dengan: DS : “…” DO : pt rest on bed, pt lemah Agar pasien dapat melakukan mobilisasi ringan setelah 2-3 jam tindakan keperawatan, dengan kriteria: Dengan tindakan keperawatan:

- Monitor tanda vital sebelum melakukan aktivitas

- kaji adanya nyeri

- monitoring tanda vital membantu mengetahui adanya perubahan abnormal pada pasien - Nyeri menjadi - at 06.00 tanda vital di monitor, T: 36.4ºC, P: 82x/menit, R: 20x/menit, BP: 130/80 mmHg - at 06.00 At 10.00 S : “…” O : pt melakukan ROM ringan dan mobilisasi di dalam kamar A : tujuan

(8)

-pt dapat duduk dan melakukan ROM ringan -Pt mobilisasi di dalam kamar - Anjurkan pasien untuk mobilisasi di dalam kamar dan melakukan aktivitas ROM ringan penghalang pasien dalam melakukan aktivitas secara maksimal

- ROM ringan dan mobilisasi

sederhana di dalam kamar membantu melatih fisik pasien untuk melakukan

aktivitas setelah tirah baring yang lama mengkaji adanya nyeri, pasien katakana nyeri dengan skala 3 (1-5) - at 07.00 pasien dianjurkan untuk melakukan ROM ringan dan mobilisasi di dalam kamar tercapai P : pertahankan intervensi 06 am 5. Cemas s/d kurang pengetahuan tentang kondisi bayi ditandai dengan: DS : “bagaiman dengan keadaan bayi saya sus” DO : pasien gelisah, pasien Agar kecemasan berkurang setelah 3-4 jam tindakan keperawatan ditandai dengan: - Pasien mengerti tentang Dengan tindakan keperawatan:

- Kaji tingkat ansietas dan diskusikan penyebabnya. - Identifikasi masalah spesifik akan meningkatkan kemampuan individu untuk menghadapinya dengan lebih realistis At 06.30 mengkaji tingkat ansietas pasien, tingkat ansietas pasien sedang. Pasien didorong untuk mengekspresik an At 13.00 S : “masih cemas sus” O : pasien masih cemas, pasien tampak gelisah, pasien sudah

(9)

bertanya-tanya tentang keadaan bayi kondisi bayi - Pasien tampak tenang

- Berikan waktu untuk mendengarkan ps mengenai masalah dan dorong ekspresi perasaan yang bebas

- Kembangkan

hubungan pasien dan perawat

- Berikan informasi tentang keadaan bayi

- Membuat pasien merasa diterima, mulai mengakui dan berhadapan dengan perasaan yang berhubungan dengan keadaan penerimaan. - hubungan yang saling mempercayai antara pasien/orang terdekat/staff akan meningkatkan perawatan dan dukungan yang optimal - Pemberian informasi akan menambah pengetahuan pasien tentang penyakitnya kecemasannya dan membicarakan tentang masalah-masalah yang ada - At 06.00 dikembangkan hubungan saling percaya antara pasien dengan perawat - At 06.30 diberikan informasi tentang keadaan bayi mengerti tentang keadaan bayinya A: tujuan belum tercapai P : lanjutkan intervensi

(10)

Referensi

Dokumen terkait

Tingkat Partisipasi, adalah tingkatan partisipasi yang dicapai masyarakat dalam tangga partisipasi Arnstein (1969), dalam program agropolitan. Menyangkut tiga tahapan

Dari hasil penelitian, maka di peroleh kesimpulan bahwa “penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan kelas 3 SDLB

Penelitian ini masih bisa diteruskan kembali dengan subjek penelitian yang berbeda tetapi masih dengan tema yang sama yakni strategi komunikasi pemasaran melalui

Dari hasil analisis data menunjukkan adanya peningkatan prestasi belajar IPS materi Kegiatan Ekonomi dalam Memanfaatkan SDA melalui penggunaan metode Make a-Match

Berdasarkan data awal yang diperoleh berkaitan dengan melengkapi cerita rumpang pada siswa kelas IVC SDN Sukamaju, maka ditemukan rumusan masalahnya adalah sebagai

Keberlanjutan program bagi peternak plasma melalui penerapan konsep animal welfare dalam penangkaran mereka dengan adanya pengaturan pola pakan, sistem perkandangan yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id.. commit

Sama halnya dengan komoditas beras, ketidakseimbangan dalam jangka pendek pada IHK komoditas tahu mentah di kota Cirebon dan Depok dapat terjadi karena banyak hal,