PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB
DI SLB C YPLB MAJALENGKA
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari
Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
pada Departemen Pendidikan Khusus
Disusun oleh :
Eli Marlina
NIM. 1106694
DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)
PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB
DI SLB C YPLB MAJALENGKA
OLEH :
ELI MARLINA
1106694
Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan
© Eli Marlina 2015 Universitas Pendidikan Indonesia
April
Hak Cipta dilindungi undang-undang.
LEMBAR PENGESAHAN
ELI MARLINA
1106694
PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN
KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB
DI SLB C YPLB MAJALENGKA
DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :
PEMBIMBING I
Dr. Iding Tarsidi, M.Pd. NIP. 196601041993011001
PEMBIMBING II
Dr. Nia Sutisna, M.Si. NIP. 195701311986031001
Mengetahui
Ketua Jurusan Pendidikan Khusus
ABSTRAK
PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK
TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA.
(Eli Marlina, 1106694, Skripsi, Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI, 2015)
Terbatasnya kemampuan intelektual pada anak tunagrahita ringan, sering berdampak pada pencapaian prestasi. Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam belajar melalui pengamatan termasuk belajar membina keterampilan hidup sehari-hari (yang dikenal dengan kemampuan bina diri), khususnya keterampilan memakai sepatu bertali yang tidak optimal. Anak sering mengalami kesulitan ketika mengikatkan tali sepatunya. Anak tunagrahita ringan membutuhkan latihan pemeliharaan diri. Saat pembelajaran, perlu adanya suatu metode mengajar yang dapat mengoptimalkan prestasi.
Metode yang digunakan dalam meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali ini adalah metode drill. Metode drill merupakan metode yang menekankan pada hal-hal yang bersifat latihan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode drill terhadap peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali anak tunagrahita ringan. Salah satu metode penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Data yang diperoleh dianalisis melalui statistik deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk presentase, grafik dan mean.
Penemuan di lapangan menunjukkan perolehan pada setiap sesi dari hasil yang diperoleh FA dalam penelitian ini, untuk baseline-1 (A-1) kecenderungan stabilitas adalah stabil dengan presentase rata-rata 55,55% sedangkan fase intervensi (B) stabilitas variabel dengan presentase rata-rata 77,725% serta untuk fase baseline-2 (A-2) kecenderungan stabilitas variabelnya dengan presentase rata-rata 77,16%.
Pengaruh intervensi terhadap target behavior pada penelitian ini berpengaruh baik yang ditunjukan dengan presentase data overlap keseluruhan 33,3%, karena tidak melebihi 90% maka pengaruh intervensi dapat diyakini. Dari hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa “penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan kelas 3 SDLB di SLB C YPLB Majalengka“, dengan kata lain metode tersebut memberikan pengaruh yang cukup baik. Oleh karena itu, disarankan agar metode tersebut menjadi suatu pertimbangan bagi para guru untuk diimplementasikan dalam mengajar.
Kata Kunci : Anak Tunagrahita, Metode Drill, Keterampilan Memakai Sepatu Bertali
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN
LEMBAR PERNYATAAN
KATA PENGANTAR ……….. i
ABSTRAK ……….…….. ii
UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii
DAFTAR ISI ………... v
DAFTAR TABEL ……… vii
i DAFTAR GRAFIK ………. ix
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1
B. Identifikasi Masalah ………. 3
C. Batasan Masalah ……… 4
D. Rumusan Masalah ………. 4
E. Tujuan Penelitian dan Kegunanaan Penelitian ………. 4
BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Anak Tunagrahita ………... 6
1. Pengertian Anak Tunagrahita ………. 6
2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ………. 7
3. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ………. 9
4. Permasalahan Anak Tunagrahita Ringan ……….. 10
5. Faktor Penyebab dan Pencegahan Anak Tunagrahita …. 12 6. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunagrahita …………. 13
B. Konsep Metode Drill ………. 14
1. Pengertian Metode Drill ………. 14
2. Tujuan Menggunakan Metode drill ………. 16
3. Syarat-syarat dalam Metode Drill ……….. 17
4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill …………. 18
5. Prinsip dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill ……. 18
vi
C. Konsep Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ………. 21
1. Cara Mudah Anak Belajar Ikat Tali Sepatu ……… 22
2. Manfaat Belajar Memasang Tali Sepatu ………. 23
3. Reaksi Positif Memakai Sepatu Bertali ……….. 24
D. Penelitian Sebelumnya yang Relevan ……… 25
E. Kerangka Berfikir ……….. 26
BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 28
B. Partisipan ……… 30
C. Subjek Penelitian ……… 30
1. Lokasi Penelitian ……….. 30
2. Subjek ……….. 30
D. Instrumen Penelitian ………. 31
E. Prosedur Penelitian ………. 34
1. Persiapan Penelitian ………. 34
2. Pelaksanaan Penelitian ………. 35
F. Analisis Data ………. 36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 37
B. Analisis Data Hasil Penelitian ……….. 39
1. Analisis dalam Kondisi ……… 39
a. Panjang Kondisi ………. 40
b. Kecenderungan Arah ………. 40
c. Tingkat Stabilitas ………... 41
d. Tingkat Perubahan ……….. 42
e. Jejak Data ………... 42
f. Rentang ………... 43
2. Analisis Antarkondisi ……….……….…. 43
a. Variabel yang Diubah ………. 43
b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya …….
c. Perubahan Stabilitas dan Efeknya ………
44
vii
d. Perubahan Level Data ………. 44
e. Data yang Tumpang Tindih ……… 45
C. Pembahasan ……… 47
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Kesimpulan ………. 50
B. Rekomendasi……… 50
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
viii
DAFTAR TABEL
Hal
Tabel 3.1 Daftar Nama Penilai Expert-Judgement ……….. 32
Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ... 33
Tabel 4.1 Data Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ………... 38
Tabel 4.2 Panjang Kondisi ………... 40
Tabel 4.3 Estimasi Kecenderungan Arah ……… 40
Tabel 4.4 Tingkat Perubahan Level ………. 42
Tabel 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah Pada Jejak Data ….………. 42
Tabel 4.6 Rentang ……… 43
Tabel 4.7 Jumlah Variabel yang Diubah ………. 43
Tabel 4.8 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ……… 44
Tabel 4.9 Perubahan Level Data ……….. 45
Tabel 4.10 Presentase Overlap ……….. 46
ix
DAFTAR GRAFIK
Hal
Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A ……..……… 29
Grafik 4.1 Data Hasil Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ….………... 38
Grafik 4.2 Overlap Kondisi Baseline 1 dan Intervensi …………..………. 45
Grafik 4.3 Overlap Kondisi Intervensi dan Baseline 2 …………..………. 46
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia dan
untuk itu setiap warga Negara termasuk anak berkebutuhan khusus berhak
memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan, minat dan
bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan
gender. Mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional pasal 3 UU No. 20
Sisdiknas Tahun 2003 yang berisi “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga
negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.
Pada UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 yang berisi :
“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki
tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,
emosional, mental, sosial dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat
istimewa”.
Anak tunagrahita sebagaimana anak pada umumnya memiliki hak dan
kebutuhan untuk berkembang atau mengaktualisasikan potensinya sehingga
dapat hidup mandiri. Namun dalam rangka pemenuhan hal-hal tersebut tentu
saja mengalami hambatan karena keterbatasan fungsi kecerdasan
intelektualnya yang berada di bawah usia kronologisnya secara signifikan.
Karena itu anak tunagrahita memperlihatkan aktualisasi fungsi intelektual,
kemampuan dalam perilaku adaptif di bawah usianya, dan termanifestasi
dalam masa perkembangannya. Anak berkebutuhan khusus (tunagrahita)
membutuhkan latihan pemeliharaan diri, karena itu mereka diberikan
pelajaran Bina Diri seperti merawat diri.
Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam belajar melalui pengamatan
termasuk belajar membina keterampilan hidup sehari-hari (yang dikenal
dengan kemampuan bina diri). Persoalan bina diri dapat dipelajari anak
2
justru sebaliknya harus diajarkan secara rutin, terprogram, rinci dengan alat
khusus karena keterbatasan pengamatannya. Salah satu program
pembelajaran anak tunagrahita adalah kelompok bina diri dalam hal ini
memakai sepatu bertali. Sasaran yang hendak dicapai dalam bina diri ada dua
: yaitu tujuan langsung dan tidak langsung. Tujuan langsung ditetapkan agar
setelah menyelesaikan mata pelajaran ini mereka mampu mandiri, tidak
tergantung pada orang lain dan mempunyai rasa tanggung jawab. Sedangkan
tujuan tidak langsung ditetapkan untuk meningkatkan kemampuan
konsentrasi dan ketekunan anak dalam belajar, dan mengembangkan
kemampuan sensorimotor (penginderaan), berbahasa dan berfikir matematis
secara optimal.
Tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan diharapkan mereka menjadi
warga negara yang baik dan dapat bekerja sebagai bekal hidupnya. Berkaitan
dengan kondisi motorik, sehingga mereka membutuhkan suatu latihan
motorik halus upaya meningkatkan keterampilan geraknya serta
meningkatkan kemampuan keterampilan khususnya memakai sepatu bertali.
Melihat kondisi motorik anak di lapangan, seperti kurangnya aktivitas
gerak tangan pada anak, maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan
keterampilan gerak tangan pada anak tunagrahita serta tingkat keterampilan
bina diri anak
Sepatu adalah benda pribadi yang dipakai hampir setiap hari. Namun
pada anak yang lebih kecil kegiatan memakai sepatu tidaklah mudah, karena
menyangkut keseimbangan dan feeling. Contohnya dalam hal memakai
sepatu bertali mengandung kearifan. Dengan memakai sepatu bertali anak
berlatih menggunakan tangannya.
Pada kenyataannya metode mengajar sering terabaikan dengan berbagai
alasan antara lain, terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar,
sulit mencari metode yang tepat dan lain-lain. Ada beberapa kesulitan yang
sering ditemui anak pada saat memakai sepatu terutama sepatu bertali
diantaranya kesulitan yang dialami anak yaitu cara mengikatkan tali sepatu,
sering tidak yakin dengan hal yang harus dilakukan sebelum memakai sepatu,
3
gampang lepas pakai ketika sedang proses pembelajaran. Dan juga sering
meminta bantuan orang tua ketika anak akan memakai sepatu yang bertali.
Melihat berbagai permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu metode
yang dapat membantu dalam mengajar terutama keterampilan memakai
sepatu bertali dan cara mengikatkan tali sepatu yaitu dengan memanfaatkan
metode drill. Metode ini tidak memakan waktu dan cepat persiapannya
karena penerapannya dengan latihan, metode ini juga melatih anak untuk
belajar disiplin.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan
penelitian untuk membuktikan apakah pengaruh metode driil dapat
meningkatan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita
ringan kelas 3 di SLB C YPLB Majalengka.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat
diidentifikasikan apa saja faktor yang berpengaruh terhadap keterampilan
memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan :
1. Kemampuan daya intelektual anak tunagrahita ringan menyebabkan
kesulitan dalam keterampilan bina diri khususnya memakai sepatu yang
bertali, sehingga anak tersebut sering memakai sepatu velcro
2. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar dan pemanfaatan
metode mengajar
3. Anak masih memerlukan latihan koordinasi tangan, kaki dan mata. Banyak
kegiatan yang dapat dilakukan terhadap peningkatan keterampilan bina diri
setiap anak, diantaranya dengan melakukan latihan motorik secara teratur
dan terprogram.
4. Penggunaan metode yang kurang sesuai dalam pembelajaran keterampilan
terutama untuk keterampilan memakai sepatu bertali. Sehingga dari
permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang
penggunaan metode yang tepat terhadap peningkatan keterampilan
4
C. Batasan Masalah
Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan anak dalam
memakai sepatu bertali selain metode diantaranya guru, orang tua, pengasuh
dan sebagainya. Agar penelitian dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan
batasan masalah. Maka penulis memberi batasan dalam penelitian ini adalah
pengaruh metode drill dalam upaya meningkatkan keterampilan memakai
sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, untuk memperjelas arah penelitian, maka
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “seberapa besar pengaruh
metode drill terhadap peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali pada
anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB C YPLB Majalengka?”.
E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran
secara objektif mengenai pengaruh metode drill terhadap
peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak
tunagrahita ringan.
b. Tujuan Khusus
Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk
memperoleh data tentang :
1) Kemampuan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan
kelas 3 SDLB sebelum menggunakan metode drill.
2) Kemampuan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan
kelas 3 SDLB sesudah menggunakan metode drill.
2. Kegunaan Penelitian
Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai
5
a. Kegunaan Teoritis
Secara teoritis penelitian dapat menambah wawasan mengenai
bagaimana meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali
melalui penggunaan metode drill.
b. Kegunaan Praktis
Bagi guru SLB tunagrahita hasil penelitian ini dapat menjadi
bahan pertimbangan untuk melakukan pembelajaran di sekolah yang
berkaitan dengan bina diri yaitu menggunakan metode drill dalam
melatih keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh
pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan
secara ilmiah dan sistematis dalam suatu kegiatan penelitian.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen
dengan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk
memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya akibat
dari suatu perlakuan (Threatmen).
Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat akibat suatu perlakuan
sehingga disain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan menggunakan disain subjek tunggal (single subject design). yaitu
penelitian eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh dari suatu perlakuan (Intervensi) yang diberikan kepada subjek
secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Disain yang digunakan dalam
penelitian ini adalah disain A–B–A, tujuannya untuk mempelajari besar
pengaruhnya dari suatu perlakuan, terhadap variabel yang diberikan kepada
individu. Disain A–B–A memiliki 3 tahap yaitu baseline-1 (A-1), intervensi
(B), dan baseline-2 (A-2).
Pada disain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau perilaku
sasaran (target behavior) dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu
tertentu. pada penelitian dengan disain subjek tunggal selalu dilakukan
perbandingan antara kondisi baseline dengan sekurang-kurangnya satu
kondisi intervensi. Perbandingannya dilakukan pada subjek yang sama dalam
kondisi yang berbeda.
Disain A- B- A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara
variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan
disain A – B, hanya saja adanya pengulangan kondisi baseline. Mula-mula
perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi
29
intervensi (B), setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran
pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan.
Keterangan :
A1 = Kondisi awal (baseline) melihat kemampuan awal anak mengenai
keterampilan memakai sepatu bertali secara alami tanpa arahan yang
diberikan secara berulang-ulang. Pengukuran fase ini dilakukan
sebanyak tiga kali dengan durasi yang disesuaikan dengan kebutuhan
(15 menit)
B = Intervensi, disini anak dilatih secara berulang-ulang. Tujuannya
untuk melihat keterampilan memakai sepatu bertali secara detail
dengan menggunakan metode drill. Intervensi ini diberikan sebanyak
enam kali dari setiap sesinya memakan waktu 30 menit
A2 = Evaluasi, merupakan pengulangan hasil baseline-1 yaitu sebagai
bahan evaluasi untuk intervensi yang telah diberikan. Grafik 3.1
Prosedur Dasar Desain A – B – A
Baseline (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)
0 20 40 60 80 100 120
30
Desain A – B – A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat
antara variabel terikat dan variabel bebas (Sunanto J. dkk. 2005 : hlm. 61).
B. Partisipan
Secara umum partisipan yang akan diturutsertakan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
1. Guru kelas, yaitu peneliti sendiri
2. Siswa kelas 3 SDLB yaitu FA
3. Orang tua FA
C. Subjek Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di SLB C YPLB Kabupaten
Majalengka, yang beralamat di Jalan Emen Slamet No. 70 Majalengka
Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten
Majalengka Provinsi Jawa Barat.
2. Subjek
Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak
tunagrahita kelas 3 SDLB di SLB C YPLB Majalengka. Dengan identitas
sebagai berikut :
Nama Siswa : FA
Tempat Tanggal Lahir
Jenis Kelamin
:
:
Majalengka, 04-10-2003
Laki-laki
Kelas ; 3 SDLB
Jenis Kelainan : Tunagrahita Ringan
31
D. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau
mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Arikunto, S.
(2006 : hlm. 149) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”.
Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti
dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih
baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah
diolah. (Arikunto, S. 2006 : hlm. 160).
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes.
Penggunaan instrumen dalam bentuk tes pada penelitian ini bertujuan untuk
memperoleh data pencapaian hasil belajar pada ranah keterampilan yaitu
pengetahuan dan pemahaman. Tes yang dibuat berupa kinerja yang mencakup
pada keterampilan memakai sepatu bertali dengan menggunakan kata
perintah : menunjukkan, menyebutkan, mengurutkan dan mempraktekkan.
Penelitian adalah alat untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang
dibutuhkan dalam suatu penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah alat yang telah distandarisasikan, yakni alat alat
yang telah diujicobakan berulang-ulang terhadap sampel besar serta
dibuktikan secara empiris bahwa alat tersebut memiliki koefisien, reliabilitas,
objektifitas serta validitas yang memadai.
Untuk mengukur tingkat validitas tes, peneliti menggunakan validitas
isi berupa expert-judgement dengan teknik penelitian oleh para ahli. Sesuai pernyataan dari Gay (Sukardi, 2003 : hlm. 121) bahwa “suatu instrument dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang
hendak diukur. Para ahli dalam penelitian ini adalah ahli dalam bidang PLB
(Pendidikan Luar Biasa) baik guru maupun dosen yang telah berpengalaman
dalam pembelajaran keterampilan. Adapun para ahli yang dijadikan tim
32
Tabel 3.1
Daftar Nama Penilai Expert-Judgement
No. Nama Jabatan Instansi
1. Maman Abdurrahman, S.Pd. M.Pd. Dosen PLB
Spesialisasi C
Universitas
Pendidikan
Indonesia
2. Bayusari Tresnawati K., S.Pd Guru
Keterampilan
SLB C YPLB
Majalengka
3. Meina Shiamullaeli, S.Psi., M.Psi Psikolog SLB C YPLB
Majalengka
*Adapun hasil expert judgment instrumen dapat dilihat pada lampiran
Hasil dikatakan valid jika perolehan skornya diatas 50 %. Adapun
perhitungannya dihitung dengan menggunakan rumus :
P = F
N X 100 %
Keterangan :
P = Persentase
F = Jumlah Cocok
N = Jumlah penilai ahli
Kriteria Butir Valid
Saat melakukan judgement, jumlah ahli berjumlah tiga orang dan jumlah
soal/indikator dalam instrument penelitian 18 dengan jumlah skor maksimal
54.
- Valid = 3/3 x 100% = 100%
- Cukup valid = 2/3 x 100% = 66,6%
- Kurang valid = 1/3 x 100% = 33,3%
33
Tabel 3.2
INSTRUMEN PENELITIAN
KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI
No. Soal/Indikator Skor
Menunjukksn bagian dari sepatu 3 2 1
1 Menunjukkan sepatu yang bertali
2 Menunjukkan sepatu sebelah kanan
3 Menunjukkan sepatu sebelah kiri
4 Menunjukkan bagian atas sepatu bertali
5 Menunjukkan bagian bawah sepatu bertali
Menyebutkan alat yang digunakan ketika akan
memakai sepatu bertali
6 Sepasang sepatu bertali
7 Mengurutkan gambar secara urut langkah-langkah memakai sepatu bertali
Mempraktekkan cara memakai sepatu bertali
mulai dari awal sampai akhir
8
Anak mengambil sepatu yang telah disiapkan, dan
memperhatikan sepatu bagian sebelah kiri dan
bagian sebelah kanan dari rak sepatu
9 Mencari posisi duduk yang nyaman
10 Mengendurkan tali sepatu
11
Memasukkan kaki kanan ke sepatu bagian sebelah
kanan kemudian memasukkan kaki kiri ke sepatu
bagian sebelah kiri
12 Menyamakan tali sepatu
13 Mengencangkan tali sepatu
14
Mengikatkan tali sepatu (mulai dari sepatu bagian
sebelah kanan, dilanjutkan dengan sepatu bagian
sebelah kiri)
34
15
Tekuk salah satu ujung, seperti akan membuat pita
(biasanya kita akan menekuk ujung yang satunya
dengan cara yang sama lalu mengikatkan
keduanya)
16 Lingkarkan tali yang satu lagi ke tali yang sudah ditekuk sebanyak dua kali
17 Tekuk tali yang tadi melingkar, dan masukkan ke dua lingkaran yang tadi dibuat, lalu kencangkan
18 Pastikan tali tidak terinjak oleh sepatu
Jumlah Skor Perolehan
Skor Maksimum 54
Kriteria Penilaian
Nilai = 3 : apabila anak dapat melakukan dengan benar tanpa bimbingan guru
Nilai = 2 : apabila anak dapat melakukan dengan benar dengan bimbingan guru
Nilai = 1 : apabila anak tidak dapat melakukan atau salah melakukan
Nilai = Jumlah Perolehan Skor
Skor Maksimum X 100%
Setelah hasil instrument telah terkumpul dan mendapatkan presentase 75% ke
atas, maka anak dinyatakan sudah dapat memahami perintah dengan baik.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi :
1. Persiapan Penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan adalah
sebagai berikut :
a. Melakukan observasi atau studi pendahuluan mengenai kondisi subjek
dilapangan.
b. Melakukan perizinan dengan mengurus surat-surat penelitian dari
35
c. Meminta izin kepada pihak sekolah khususnya kepala sekolah untuk
melaksanakan penelitian di SLB C YPLB Kabupaten Majalengka.
d. Melaksanakan observasi untuk mendapatkan data subjek penelitian dan
melakukan pendekatan pada subjek, serta mencari informasi dari guru
dan orangtua siswa.
e. Melakukan observasi kelengkapan alat penelitian, seperti sarana dan
prasarana.
a. Menyusun jadwal kegiatan penelitian.
Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menyusun jadwal kegiatan
penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan.
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian dilaksanakan di SLB C YPLB Kabupaten Majalengka yang
beralamat di Jalan Emen Slamet No. 70 Kelurahan Majalengka Kulon
Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Langkah-langkah yang
ditempuh dalam penelitian ini adalah :
a. Melakukan baseline-1
Penelitian dalam hal ini mengenai kemampuan anak dalam memahami
dan melaksanakan perintah yang diberikan sebelum diberikan intervensi
Pada fase ini subyek diberikan tes untuk mengukur kemampuan
sebanyak 3(tiga) kali sampai kecenderungan pada kondisi stabil.
Kondisi awal subyek sebelum mendapat perlakuan belum dapat
mengikatkan tali sepatu dengan benar. Kemudian dihitung skor yang
diperoleh anak. Hasil skor selanjutnya dimasukan ke dalam catatan
dengan menggunakan presentase dilakukan berturut-turut setiap harinya
dilakukan satu sesi.
b. Melakukan intervensi
Kegiatan intervensi dilakukan setelah menemukan angka-angka stabil
atau konsisten pada baseline A-1. Intervensi dilakukan dengan
menggunakan sebuah metode yang bernama metode drill yang
diberikan sebanyak 6 kali. Tes yang diberikan berupa kinerja yang
36
menggunakan kata perintah : menunjukkan, menyebutkan, mengurutkan
dan mempraktekkan.
c. Melakukan baseline-2
Penelitian dalam hal ini mengenai kemampuan anak dalam memahami
dan melaksanakan perintah yang diberikan setelah diberikan intervensi
yang dilakukan sebanyak 3 kali.
d. Membuat tabel data hasil penelitian untuk skor yang telah diperoleh
pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan baseline-2
e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi,
dan baseline-2
f. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat
langsung yang terjadi dari ketiga fase
g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi
h. Analisis data
Analisis data di buat setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya
dianalisis dengan perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan secara
alamiah. Melihat data berhasil masing-masing data baseline-1, intervensi
dan baseline-2 terkumpul melalui proses pengumpulan data, selanjutnya
data tersebut diolah atau dianalisis untuk memperoleh gambaran secara
jelas mengenai hasil intervensi pengaruh metode drill yang diberikan
dalam jangka waktu tertentu. Adapun penyajian datanya dijabarkan dalam
bentuk grafik garis dan grafik batang.
Pada penelitian SSR analisis data dilakukan dengan subjek dan
disajikan dengan menggunakan statistik deskriptif yang berbentuk
presentase, grafik dan mean dengan tujuan untuk mempermudah
memahami data dengan kata lain dapat memperoleh gambaran jelas
tentang hasil peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali setelah
diberikan perlakuan berulang-ulang dan dalam jangka waktu tertentu
DAFTAR PUSTAKA
Amin. M, Dipl. H.P. (1995), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Bandung.
Astati, (2001), Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita, Bandung : Pendawa.
Astati, (2010), Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita, Bandung : Catur Karya Mandiri.
Badan Pengembangan Sumber Daya manusia Pendidikan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (2013), Pendidikan Kompensatoris Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),
Bp. Darma Bhakti. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20. Jakarta : Dinas Pendidikan Nasional
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1999), Kemampuan Merawat Diri Jakarta
Departemen Pendidikan Nasional, (2001), Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, Jakarta.
Fathurrohman. P. dkk (2010). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung : Refika Aditama
Nani. E., (2010). Pendidikan Anak Berkabutuhan Khusus. Bandung : Catur Karya Mandiri
Nuryanti. L. (2009). 99 Model Pembelajaran. Panghegar Permai : Bina Tugas Mandiri
Purnamasari, (2012), Penerapan Merode Drill Terhadap Peningkatan Keterampilan Vokasional Anak Tunagrahita Ringan Kelas X, Skripsi pada Jurusan PLB FIP UPI, Bandung: (Tidak diterbitkan)
Sudjana. N. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.
Sugiono, (2011), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :Alfabeta.
Susetyo, B., (2010). Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : Refika Aditama.
Sutikno, S., (2014). Metode & Model-model Pembelajaran, Lombok: Holistica.
Sutjihati, T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa . Bandung : Refika aditama.
______ (2011). Tunagrahita berdampak pada siapa saja? {Online} Tersedia