• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA."

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB

DI SLB C YPLB MAJALENGKA

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

pada Departemen Pendidikan Khusus

Disusun oleh :

Eli Marlina

NIM. 1106694

DEPARTEMEN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA (UPI)

(2)

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB

DI SLB C YPLB MAJALENGKA

OLEH :

ELI MARLINA

1106694

Sebuah Skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Eli Marlina 2015 Universitas Pendidikan Indonesia

April

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

ELI MARLINA

1106694

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN

KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB

DI SLB C YPLB MAJALENGKA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEH :

PEMBIMBING I

Dr. Iding Tarsidi, M.Pd. NIP. 196601041993011001

PEMBIMBING II

Dr. Nia Sutisna, M.Si. NIP. 195701311986031001

Mengetahui

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus

(4)

ABSTRAK

PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK

TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA.

(Eli Marlina, 1106694, Skripsi, Departemen Pendidikan Khusus FIP UPI, 2015)

Terbatasnya kemampuan intelektual pada anak tunagrahita ringan, sering berdampak pada pencapaian prestasi. Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam belajar melalui pengamatan termasuk belajar membina keterampilan hidup sehari-hari (yang dikenal dengan kemampuan bina diri), khususnya keterampilan memakai sepatu bertali yang tidak optimal. Anak sering mengalami kesulitan ketika mengikatkan tali sepatunya. Anak tunagrahita ringan membutuhkan latihan pemeliharaan diri. Saat pembelajaran, perlu adanya suatu metode mengajar yang dapat mengoptimalkan prestasi.

Metode yang digunakan dalam meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali ini adalah metode drill. Metode drill merupakan metode yang menekankan pada hal-hal yang bersifat latihan. Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah pengaruh metode drill terhadap peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali anak tunagrahita ringan. Salah satu metode penelitian ini adalah eksperimen menggunakan Single Subject Research (SSR) dengan desain A-B-A. Data yang diperoleh dianalisis melalui statistik deskriptif dan ditampilkan dalam bentuk presentase, grafik dan mean.

Penemuan di lapangan menunjukkan perolehan pada setiap sesi dari hasil yang diperoleh FA dalam penelitian ini, untuk baseline-1 (A-1) kecenderungan stabilitas adalah stabil dengan presentase rata-rata 55,55% sedangkan fase intervensi (B) stabilitas variabel dengan presentase rata-rata 77,725% serta untuk fase baseline-2 (A-2) kecenderungan stabilitas variabelnya dengan presentase rata-rata 77,16%.

Pengaruh intervensi terhadap target behavior pada penelitian ini berpengaruh baik yang ditunjukan dengan presentase data overlap keseluruhan 33,3%, karena tidak melebihi 90% maka pengaruh intervensi dapat diyakini. Dari hasil penelitian, maka diperoleh kesimpulan bahwa “penerapan metode drill dapat meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan kelas 3 SDLB di SLB C YPLB Majalengka“, dengan kata lain metode tersebut memberikan pengaruh yang cukup baik. Oleh karena itu, disarankan agar metode tersebut menjadi suatu pertimbangan bagi para guru untuk diimplementasikan dalam mengajar.

Kata Kunci : Anak Tunagrahita, Metode Drill, Keterampilan Memakai Sepatu Bertali

(5)

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

LEMBAR PERNYATAAN

KATA PENGANTAR ……….. i

ABSTRAK ……….…….. ii

UCAPAN TERIMA KASIH ………... iii

DAFTAR ISI ………... v

DAFTAR TABEL ……… vii

i DAFTAR GRAFIK ………. ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ……….. 1

B. Identifikasi Masalah ………. 3

C. Batasan Masalah ……… 4

D. Rumusan Masalah ………. 4

E. Tujuan Penelitian dan Kegunanaan Penelitian ………. 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Konsep Dasar Anak Tunagrahita ………... 6

1. Pengertian Anak Tunagrahita ………. 6

2. Klasifikasi Anak Tunagrahita ………. 7

3. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan ………. 9

4. Permasalahan Anak Tunagrahita Ringan ……….. 10

5. Faktor Penyebab dan Pencegahan Anak Tunagrahita …. 12 6. Kebutuhan Pembelajaran Anak Tunagrahita …………. 13

B. Konsep Metode Drill ………. 14

1. Pengertian Metode Drill ………. 14

2. Tujuan Menggunakan Metode drill ………. 16

3. Syarat-syarat dalam Metode Drill ……….. 17

4. Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill …………. 18

5. Prinsip dan Petunjuk Menggunakan Metode Drill ……. 18

(6)

vi

C. Konsep Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ………. 21

1. Cara Mudah Anak Belajar Ikat Tali Sepatu ……… 22

2. Manfaat Belajar Memasang Tali Sepatu ………. 23

3. Reaksi Positif Memakai Sepatu Bertali ……….. 24

D. Penelitian Sebelumnya yang Relevan ……… 25

E. Kerangka Berfikir ……….. 26

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian ……… 28

B. Partisipan ……… 30

C. Subjek Penelitian ……… 30

1. Lokasi Penelitian ……….. 30

2. Subjek ……….. 30

D. Instrumen Penelitian ………. 31

E. Prosedur Penelitian ………. 34

1. Persiapan Penelitian ………. 34

2. Pelaksanaan Penelitian ………. 35

F. Analisis Data ………. 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ………. 37

B. Analisis Data Hasil Penelitian ……….. 39

1. Analisis dalam Kondisi ……… 39

a. Panjang Kondisi ………. 40

b. Kecenderungan Arah ………. 40

c. Tingkat Stabilitas ………... 41

d. Tingkat Perubahan ……….. 42

e. Jejak Data ………... 42

f. Rentang ………... 43

2. Analisis Antarkondisi ……….……….…. 43

a. Variabel yang Diubah ………. 43

b. Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya …….

c. Perubahan Stabilitas dan Efeknya ………

44

(7)

vii

d. Perubahan Level Data ………. 44

e. Data yang Tumpang Tindih ……… 45

C. Pembahasan ……… 47

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

A. Kesimpulan ………. 50

B. Rekomendasi……… 50

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN-LAMPIRAN

RIWAYAT HIDUP

(8)

viii

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Daftar Nama Penilai Expert-Judgement ……….. 32

Tabel 3.2 Instrumen Penelitian Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ... 33

Tabel 4.1 Data Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ………... 38

Tabel 4.2 Panjang Kondisi ………... 40

Tabel 4.3 Estimasi Kecenderungan Arah ……… 40

Tabel 4.4 Tingkat Perubahan Level ………. 42

Tabel 4.5 Estimasi Kecenderungan Arah Pada Jejak Data ….………. 42

Tabel 4.6 Rentang ……… 43

Tabel 4.7 Jumlah Variabel yang Diubah ………. 43

Tabel 4.8 Perubahan Kecenderungan Arah dan Efeknya ……… 44

Tabel 4.9 Perubahan Level Data ……….. 45

Tabel 4.10 Presentase Overlap ……….. 46

(9)

ix

DAFTAR GRAFIK

Hal

Grafik 3.1 Prosedur Dasar Desain A-B-A ……..……… 29

Grafik 4.1 Data Hasil Keterampilan Memakai Sepatu Bertali ….………... 38

Grafik 4.2 Overlap Kondisi Baseline 1 dan Intervensi …………..………. 45

Grafik 4.3 Overlap Kondisi Intervensi dan Baseline 2 …………..………. 46

(10)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan hak asasi setiap warga Negara Indonesia dan

untuk itu setiap warga Negara termasuk anak berkebutuhan khusus berhak

memperoleh pendidikan yang bermutu sesuai dengan kebutuhan, minat dan

bakat yang dimilikinya tanpa memandang status sosial, ras, etnis, agama dan

gender. Mengacu pada Tujuan Pendidikan Nasional pasal 3 UU No. 20

Sisdiknas Tahun 2003 yang berisi “Berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga

negara yang demokratis serta bertanggung jawab”.

Pada UU No 20 Sisdiknas Tahun 2003 pasal 32 ayat 1 yang berisi :

“Pendidikan khusus merupakan pendidikan bagi peserta didik yang memiliki

tingkat kesulitan dalam mengikuti proses pembelajaran karena kelainan fisik,

emosional, mental, sosial dan/atau memiliki potensi kecerdasan dan bakat

istimewa”.

Anak tunagrahita sebagaimana anak pada umumnya memiliki hak dan

kebutuhan untuk berkembang atau mengaktualisasikan potensinya sehingga

dapat hidup mandiri. Namun dalam rangka pemenuhan hal-hal tersebut tentu

saja mengalami hambatan karena keterbatasan fungsi kecerdasan

intelektualnya yang berada di bawah usia kronologisnya secara signifikan.

Karena itu anak tunagrahita memperlihatkan aktualisasi fungsi intelektual,

kemampuan dalam perilaku adaptif di bawah usianya, dan termanifestasi

dalam masa perkembangannya. Anak berkebutuhan khusus (tunagrahita)

membutuhkan latihan pemeliharaan diri, karena itu mereka diberikan

pelajaran Bina Diri seperti merawat diri.

Anak tunagrahita mengalami kesulitan dalam belajar melalui pengamatan

termasuk belajar membina keterampilan hidup sehari-hari (yang dikenal

dengan kemampuan bina diri). Persoalan bina diri dapat dipelajari anak

(11)

2

justru sebaliknya harus diajarkan secara rutin, terprogram, rinci dengan alat

khusus karena keterbatasan pengamatannya. Salah satu program

pembelajaran anak tunagrahita adalah kelompok bina diri dalam hal ini

memakai sepatu bertali. Sasaran yang hendak dicapai dalam bina diri ada dua

: yaitu tujuan langsung dan tidak langsung. Tujuan langsung ditetapkan agar

setelah menyelesaikan mata pelajaran ini mereka mampu mandiri, tidak

tergantung pada orang lain dan mempunyai rasa tanggung jawab. Sedangkan

tujuan tidak langsung ditetapkan untuk meningkatkan kemampuan

konsentrasi dan ketekunan anak dalam belajar, dan mengembangkan

kemampuan sensorimotor (penginderaan), berbahasa dan berfikir matematis

secara optimal.

Tujuan pendidikan anak tunagrahita ringan diharapkan mereka menjadi

warga negara yang baik dan dapat bekerja sebagai bekal hidupnya. Berkaitan

dengan kondisi motorik, sehingga mereka membutuhkan suatu latihan

motorik halus upaya meningkatkan keterampilan geraknya serta

meningkatkan kemampuan keterampilan khususnya memakai sepatu bertali.

Melihat kondisi motorik anak di lapangan, seperti kurangnya aktivitas

gerak tangan pada anak, maka hal tersebut dapat mengakibatkan penurunan

keterampilan gerak tangan pada anak tunagrahita serta tingkat keterampilan

bina diri anak

Sepatu adalah benda pribadi yang dipakai hampir setiap hari. Namun

pada anak yang lebih kecil kegiatan memakai sepatu tidaklah mudah, karena

menyangkut keseimbangan dan feeling. Contohnya dalam hal memakai

sepatu bertali mengandung kearifan. Dengan memakai sepatu bertali anak

berlatih menggunakan tangannya.

Pada kenyataannya metode mengajar sering terabaikan dengan berbagai

alasan antara lain, terbatasnya waktu untuk membuat persiapan mengajar,

sulit mencari metode yang tepat dan lain-lain. Ada beberapa kesulitan yang

sering ditemui anak pada saat memakai sepatu terutama sepatu bertali

diantaranya kesulitan yang dialami anak yaitu cara mengikatkan tali sepatu,

sering tidak yakin dengan hal yang harus dilakukan sebelum memakai sepatu,

(12)

3

gampang lepas pakai ketika sedang proses pembelajaran. Dan juga sering

meminta bantuan orang tua ketika anak akan memakai sepatu yang bertali.

Melihat berbagai permasalahan tersebut, maka diperlukan suatu metode

yang dapat membantu dalam mengajar terutama keterampilan memakai

sepatu bertali dan cara mengikatkan tali sepatu yaitu dengan memanfaatkan

metode drill. Metode ini tidak memakan waktu dan cepat persiapannya

karena penerapannya dengan latihan, metode ini juga melatih anak untuk

belajar disiplin.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti bermaksud melakukan

penelitian untuk membuktikan apakah pengaruh metode driil dapat

meningkatan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita

ringan kelas 3 di SLB C YPLB Majalengka.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat

diidentifikasikan apa saja faktor yang berpengaruh terhadap keterampilan

memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan :

1. Kemampuan daya intelektual anak tunagrahita ringan menyebabkan

kesulitan dalam keterampilan bina diri khususnya memakai sepatu yang

bertali, sehingga anak tersebut sering memakai sepatu velcro

2. Kemampuan guru dalam menyampaikan materi ajar dan pemanfaatan

metode mengajar

3. Anak masih memerlukan latihan koordinasi tangan, kaki dan mata. Banyak

kegiatan yang dapat dilakukan terhadap peningkatan keterampilan bina diri

setiap anak, diantaranya dengan melakukan latihan motorik secara teratur

dan terprogram.

4. Penggunaan metode yang kurang sesuai dalam pembelajaran keterampilan

terutama untuk keterampilan memakai sepatu bertali. Sehingga dari

permasalahan tersebut maka perlu dilakukan penelitian tentang

penggunaan metode yang tepat terhadap peningkatan keterampilan

(13)

4

C. Batasan Masalah

Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keterampilan anak dalam

memakai sepatu bertali selain metode diantaranya guru, orang tua, pengasuh

dan sebagainya. Agar penelitian dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan

batasan masalah. Maka penulis memberi batasan dalam penelitian ini adalah

pengaruh metode drill dalam upaya meningkatkan keterampilan memakai

sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, untuk memperjelas arah penelitian, maka

masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : “seberapa besar pengaruh

metode drill terhadap peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali pada

anak tunagrahita ringan kelas 3 di SLB C YPLB Majalengka?”.

E. Tujuan Penelitian dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Tujuan Umum

Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran

secara objektif mengenai pengaruh metode drill terhadap

peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali pada anak

tunagrahita ringan.

b. Tujuan Khusus

Sedangkan tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk

memperoleh data tentang :

1) Kemampuan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan

kelas 3 SDLB sebelum menggunakan metode drill.

2) Kemampuan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita ringan

kelas 3 SDLB sesudah menggunakan metode drill.

2. Kegunaan Penelitian

Hasil dari penelitian ini diharapkan memiliki kegunaan sebagai

(14)

5

a. Kegunaan Teoritis

Secara teoritis penelitian dapat menambah wawasan mengenai

bagaimana meningkatkan keterampilan memakai sepatu bertali

melalui penggunaan metode drill.

b. Kegunaan Praktis

Bagi guru SLB tunagrahita hasil penelitian ini dapat menjadi

bahan pertimbangan untuk melakukan pembelajaran di sekolah yang

berkaitan dengan bina diri yaitu menggunakan metode drill dalam

melatih keterampilan memakai sepatu bertali pada anak tunagrahita

(15)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh

pengetahuan atau pemecahan masalah yang sedang dihadapi, yang dilakukan

secara ilmiah dan sistematis dalam suatu kegiatan penelitian.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

dengan pendekatan kuantitatif, yaitu suatu metode yang bertujuan untuk

memperoleh data yang diperlukan dengan melihat hasil ada tidaknya akibat

dari suatu perlakuan (Threatmen).

Penelitian ini dimaksudkan untuk melihat akibat suatu perlakuan

sehingga disain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan disain subjek tunggal (single subject design). yaitu

penelitian eksperimen yang dilakukan untuk mengetahui seberapa besar

pengaruh dari suatu perlakuan (Intervensi) yang diberikan kepada subjek

secara berulang-ulang dalam waktu tertentu. Disain yang digunakan dalam

penelitian ini adalah disain A–B–A, tujuannya untuk mempelajari besar

pengaruhnya dari suatu perlakuan, terhadap variabel yang diberikan kepada

individu. Disain A–B–A memiliki 3 tahap yaitu baseline-1 (A-1), intervensi

(B), dan baseline-2 (A-2).

Pada disain subjek tunggal pengukuran variabel terikat atau perilaku

sasaran (target behavior) dilakukan berulang-ulang dengan periode waktu

tertentu. pada penelitian dengan disain subjek tunggal selalu dilakukan

perbandingan antara kondisi baseline dengan sekurang-kurangnya satu

kondisi intervensi. Perbandingannya dilakukan pada subjek yang sama dalam

kondisi yang berbeda.

Disain A- B- A menunjukkan adanya hubungan sebab akibat antara

variabel terikat dan variabel bebas yang lebih kuat dibandingkan dengan

disain A – B, hanya saja adanya pengulangan kondisi baseline. Mula-mula

perilaku sasaran (target behavior) diukur secara kontinyu pada kondisi

(16)

29

intervensi (B), setelah pengukuran pada kondisi intervensi (B) pengukuran

pada kondisi baseline kedua (A2) diberikan.

Keterangan :

A1 = Kondisi awal (baseline) melihat kemampuan awal anak mengenai

keterampilan memakai sepatu bertali secara alami tanpa arahan yang

diberikan secara berulang-ulang. Pengukuran fase ini dilakukan

sebanyak tiga kali dengan durasi yang disesuaikan dengan kebutuhan

(15 menit)

B = Intervensi, disini anak dilatih secara berulang-ulang. Tujuannya

untuk melihat keterampilan memakai sepatu bertali secara detail

dengan menggunakan metode drill. Intervensi ini diberikan sebanyak

enam kali dari setiap sesinya memakan waktu 30 menit

A2 = Evaluasi, merupakan pengulangan hasil baseline-1 yaitu sebagai

bahan evaluasi untuk intervensi yang telah diberikan. Grafik 3.1

Prosedur Dasar Desain A – B – A

Baseline (A1) Intervensi (B) Baseline (A2)

0 20 40 60 80 100 120

(17)

30

Desain A – B – A ini telah menunjukkan adanya hubungan sebab akibat

antara variabel terikat dan variabel bebas (Sunanto J. dkk. 2005 : hlm. 61).

B. Partisipan

Secara umum partisipan yang akan diturutsertakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :

1. Guru kelas, yaitu peneliti sendiri

2. Siswa kelas 3 SDLB yaitu FA

3. Orang tua FA

C. Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di SLB C YPLB Kabupaten

Majalengka, yang beralamat di Jalan Emen Slamet No. 70 Majalengka

Kelurahan Majalengka Kulon Kecamatan Majalengka Kabupaten

Majalengka Provinsi Jawa Barat.

2. Subjek

Adapun yang menjadi subjek dalam penelitian ini adalah anak

tunagrahita kelas 3 SDLB di SLB C YPLB Majalengka. Dengan identitas

sebagai berikut :

Nama Siswa : FA

Tempat Tanggal Lahir

Jenis Kelamin

:

:

Majalengka, 04-10-2003

Laki-laki

Kelas ; 3 SDLB

Jenis Kelainan : Tunagrahita Ringan

(18)

31

D. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat untuk memperoleh data atau

mengumpulkan data yang dibutuhkan dalam suatu penelitian. Arikunto, S.

(2006 : hlm. 149) mengemukakan bahwa “instrumen adalah alat pada waktu penelitian menggunakan sesuatu metode”.

Instrumen merupakan alat atau fasilitas yang digunakan oleh peneliti

dalam mengumpulkan data agar pekerjaan lebih mudah dan hasilnya lebih

baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis sehingga lebih mudah

diolah. (Arikunto, S. 2006 : hlm. 160).

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah bentuk tes.

Penggunaan instrumen dalam bentuk tes pada penelitian ini bertujuan untuk

memperoleh data pencapaian hasil belajar pada ranah keterampilan yaitu

pengetahuan dan pemahaman. Tes yang dibuat berupa kinerja yang mencakup

pada keterampilan memakai sepatu bertali dengan menggunakan kata

perintah : menunjukkan, menyebutkan, mengurutkan dan mempraktekkan.

Penelitian adalah alat untuk memperoleh atau mengumpulkan data yang

dibutuhkan dalam suatu penelitian. Alat pengumpul data yang digunakan

dalam penelitian ini adalah alat yang telah distandarisasikan, yakni alat alat

yang telah diujicobakan berulang-ulang terhadap sampel besar serta

dibuktikan secara empiris bahwa alat tersebut memiliki koefisien, reliabilitas,

objektifitas serta validitas yang memadai.

Untuk mengukur tingkat validitas tes, peneliti menggunakan validitas

isi berupa expert-judgement dengan teknik penelitian oleh para ahli. Sesuai pernyataan dari Gay (Sukardi, 2003 : hlm. 121) bahwa “suatu instrument dikatakan valid jika instrument yang digunakan dapat mengukur apa yang

hendak diukur. Para ahli dalam penelitian ini adalah ahli dalam bidang PLB

(Pendidikan Luar Biasa) baik guru maupun dosen yang telah berpengalaman

dalam pembelajaran keterampilan. Adapun para ahli yang dijadikan tim

(19)

32

Tabel 3.1

Daftar Nama Penilai Expert-Judgement

No. Nama Jabatan Instansi

1. Maman Abdurrahman, S.Pd. M.Pd. Dosen PLB

Spesialisasi C

Universitas

Pendidikan

Indonesia

2. Bayusari Tresnawati K., S.Pd Guru

Keterampilan

SLB C YPLB

Majalengka

3. Meina Shiamullaeli, S.Psi., M.Psi Psikolog SLB C YPLB

Majalengka

*Adapun hasil expert judgment instrumen dapat dilihat pada lampiran

Hasil dikatakan valid jika perolehan skornya diatas 50 %. Adapun

perhitungannya dihitung dengan menggunakan rumus :

P = F

N X 100 %

Keterangan :

P = Persentase

F = Jumlah Cocok

N = Jumlah penilai ahli

Kriteria Butir Valid

Saat melakukan judgement, jumlah ahli berjumlah tiga orang dan jumlah

soal/indikator dalam instrument penelitian 18 dengan jumlah skor maksimal

54.

- Valid = 3/3 x 100% = 100%

- Cukup valid = 2/3 x 100% = 66,6%

- Kurang valid = 1/3 x 100% = 33,3%

(20)

33

Tabel 3.2

INSTRUMEN PENELITIAN

KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI

No. Soal/Indikator Skor

Menunjukksn bagian dari sepatu 3 2 1

1 Menunjukkan sepatu yang bertali

2 Menunjukkan sepatu sebelah kanan

3 Menunjukkan sepatu sebelah kiri

4 Menunjukkan bagian atas sepatu bertali

5 Menunjukkan bagian bawah sepatu bertali

Menyebutkan alat yang digunakan ketika akan

memakai sepatu bertali

6 Sepasang sepatu bertali

7 Mengurutkan gambar secara urut langkah-langkah memakai sepatu bertali

Mempraktekkan cara memakai sepatu bertali

mulai dari awal sampai akhir

8

Anak mengambil sepatu yang telah disiapkan, dan

memperhatikan sepatu bagian sebelah kiri dan

bagian sebelah kanan dari rak sepatu

9 Mencari posisi duduk yang nyaman

10 Mengendurkan tali sepatu

11

Memasukkan kaki kanan ke sepatu bagian sebelah

kanan kemudian memasukkan kaki kiri ke sepatu

bagian sebelah kiri

12 Menyamakan tali sepatu

13 Mengencangkan tali sepatu

14

Mengikatkan tali sepatu (mulai dari sepatu bagian

sebelah kanan, dilanjutkan dengan sepatu bagian

sebelah kiri)

(21)

34

15

Tekuk salah satu ujung, seperti akan membuat pita

(biasanya kita akan menekuk ujung yang satunya

dengan cara yang sama lalu mengikatkan

keduanya)

16 Lingkarkan tali yang satu lagi ke tali yang sudah ditekuk sebanyak dua kali

17 Tekuk tali yang tadi melingkar, dan masukkan ke dua lingkaran yang tadi dibuat, lalu kencangkan

18 Pastikan tali tidak terinjak oleh sepatu

Jumlah Skor Perolehan

Skor Maksimum 54

Kriteria Penilaian

Nilai = 3 : apabila anak dapat melakukan dengan benar tanpa bimbingan guru

Nilai = 2 : apabila anak dapat melakukan dengan benar dengan bimbingan guru

Nilai = 1 : apabila anak tidak dapat melakukan atau salah melakukan

Nilai = Jumlah Perolehan Skor

Skor Maksimum X 100%

Setelah hasil instrument telah terkumpul dan mendapatkan presentase 75% ke

atas, maka anak dinyatakan sudah dapat memahami perintah dengan baik.

E. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian yang dilaksanakan dalam penelitian ini meliputi :

1. Persiapan Penelitian

Langkah-langkah yang dilakukan sebelum penelitian dilaksanakan adalah

sebagai berikut :

a. Melakukan observasi atau studi pendahuluan mengenai kondisi subjek

dilapangan.

b. Melakukan perizinan dengan mengurus surat-surat penelitian dari

(22)

35

c. Meminta izin kepada pihak sekolah khususnya kepala sekolah untuk

melaksanakan penelitian di SLB C YPLB Kabupaten Majalengka.

d. Melaksanakan observasi untuk mendapatkan data subjek penelitian dan

melakukan pendekatan pada subjek, serta mencari informasi dari guru

dan orangtua siswa.

e. Melakukan observasi kelengkapan alat penelitian, seperti sarana dan

prasarana.

a. Menyusun jadwal kegiatan penelitian.

Untuk mendukung penelitian ini, peneliti menyusun jadwal kegiatan

penelitian yang disesuaikan dengan kebutuhan.

2. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian dilaksanakan di SLB C YPLB Kabupaten Majalengka yang

beralamat di Jalan Emen Slamet No. 70 Kelurahan Majalengka Kulon

Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka. Langkah-langkah yang

ditempuh dalam penelitian ini adalah :

a. Melakukan baseline-1

Penelitian dalam hal ini mengenai kemampuan anak dalam memahami

dan melaksanakan perintah yang diberikan sebelum diberikan intervensi

Pada fase ini subyek diberikan tes untuk mengukur kemampuan

sebanyak 3(tiga) kali sampai kecenderungan pada kondisi stabil.

Kondisi awal subyek sebelum mendapat perlakuan belum dapat

mengikatkan tali sepatu dengan benar. Kemudian dihitung skor yang

diperoleh anak. Hasil skor selanjutnya dimasukan ke dalam catatan

dengan menggunakan presentase dilakukan berturut-turut setiap harinya

dilakukan satu sesi.

b. Melakukan intervensi

Kegiatan intervensi dilakukan setelah menemukan angka-angka stabil

atau konsisten pada baseline A-1. Intervensi dilakukan dengan

menggunakan sebuah metode yang bernama metode drill yang

diberikan sebanyak 6 kali. Tes yang diberikan berupa kinerja yang

(23)

36

menggunakan kata perintah : menunjukkan, menyebutkan, mengurutkan

dan mempraktekkan.

c. Melakukan baseline-2

Penelitian dalam hal ini mengenai kemampuan anak dalam memahami

dan melaksanakan perintah yang diberikan setelah diberikan intervensi

yang dilakukan sebanyak 3 kali.

d. Membuat tabel data hasil penelitian untuk skor yang telah diperoleh

pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi, dan baseline-2

e. Membandingkan hasil skor pada kondisi baseline-1, kondisi intervensi,

dan baseline-2

f. Membuat analisis data bentuk grafik garis sehingga dapat dilihat

langsung yang terjadi dari ketiga fase

g. Membuat analisis dalam kondisi dan antar kondisi

h. Analisis data

Analisis data di buat setelah semua data terkumpul, maka selanjutnya

dianalisis dengan perhitungan yang dapat dipertanggung jawabkan secara

alamiah. Melihat data berhasil masing-masing data baseline-1, intervensi

dan baseline-2 terkumpul melalui proses pengumpulan data, selanjutnya

data tersebut diolah atau dianalisis untuk memperoleh gambaran secara

jelas mengenai hasil intervensi pengaruh metode drill yang diberikan

dalam jangka waktu tertentu. Adapun penyajian datanya dijabarkan dalam

bentuk grafik garis dan grafik batang.

Pada penelitian SSR analisis data dilakukan dengan subjek dan

disajikan dengan menggunakan statistik deskriptif yang berbentuk

presentase, grafik dan mean dengan tujuan untuk mempermudah

memahami data dengan kata lain dapat memperoleh gambaran jelas

tentang hasil peningkatan keterampilan memakai sepatu bertali setelah

diberikan perlakuan berulang-ulang dan dalam jangka waktu tertentu

(24)

DAFTAR PUSTAKA

Amin. M, Dipl. H.P. (1995), Ortopedagogik Anak Tunagrahita, Bandung.

Astati, (2001), Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita, Bandung : Pendawa.

Astati, (2010), Bina Diri Bagi Anak Tunagrahita, Bandung : Catur Karya Mandiri.

Badan Pengembangan Sumber Daya manusia Pendidikan Kebudayaan dan Penjamin Mutu Pendidikan (2013), Pendidikan Kompensatoris Anak Berkebutuhan Khusus (ABK),

Bp. Darma Bhakti. 2003. Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20. Jakarta : Dinas Pendidikan Nasional

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, (1999), Kemampuan Merawat Diri Jakarta

Departemen Pendidikan Nasional, (2001), Kurikulum Pendidikan Luar Biasa, Jakarta.

Fathurrohman. P. dkk (2010). Strategi Belajar Mengajar Melalui Penanaman Konsep Umum & Konsep Islami. Bandung : Refika Aditama

Nani. E., (2010). Pendidikan Anak Berkabutuhan Khusus. Bandung : Catur Karya Mandiri

Nuryanti. L. (2009). 99 Model Pembelajaran. Panghegar Permai : Bina Tugas Mandiri

Purnamasari, (2012), Penerapan Merode Drill Terhadap Peningkatan Keterampilan Vokasional Anak Tunagrahita Ringan Kelas X, Skripsi pada Jurusan PLB FIP UPI, Bandung: (Tidak diterbitkan)

Sudjana. N. (1991). Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru.

Sugiono, (2011), Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, Bandung :Alfabeta.

(25)

Susetyo, B., (2010). Statistik untuk Analisis Data Penelitian. Bandung : Refika Aditama.

Sutikno, S., (2014). Metode & Model-model Pembelajaran, Lombok: Holistica.

Sutjihati, T. (2005). Psikologi Anak Luar Biasa . Bandung : Refika aditama.

______ (2011). Tunagrahita berdampak pada siapa saja? {Online} Tersedia

Gambar

Grafik 3.1
Tabel 3.2 INSTRUMEN PENELITIAN

Referensi

Dokumen terkait

Kesimpulan : Terapi okupasi dengan metode drill berpengaruh terhadap kemampuan mencuci tangan anak tunagrahita berbeda jenis kelamin di SDLB Kedungkandang Malang.. Kata Kunci :

PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunga Hias Dari Bahan Daur Ulang Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB C Purnama Asih

Rumusan masalah umum yang diungkapkan penelitian ini adalah apakah model permainan bahasa efektif untuk meningkatkan keterampilan berbicara anak tunagrahita ringan?

Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh metode pembelajaran word square terhadap prestasi belajar anak tunagrahita ringan kelas V SDLB B-C YPAALB Langenharjo

Kesimpulan: Ada pengaruh dukungan keluarga terhadap kemampuan merawat diri anak tunagrahita ringan di SDLB Negeri Kroya Kabupaten Cilacap.. Kata kunci : Dukungan keluarga,

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “SCHOOl REFUSAL PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN (Studi kasus terhadap siswa SDLB Langenharjo

Atas izin-Nya, penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Pemerolehan Bahasa Indonesia pada Anak Tunagrahita Ringan Kelas III SDLB Melalui Kegiatan Membaca Buku