• Tidak ada hasil yang ditemukan

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MERANGKAI BUNGA HIAS DARI BAHAN DAUR ULANG PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C PURNAMA ASIH BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MERANGKAI BUNGA HIAS DARI BAHAN DAUR ULANG PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C PURNAMA ASIH BANDUNG."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN

MERANGKAI BUNGA HIAS DARI BAHAN DAUR ULANG

PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB C PURNAMA

ASIH BANDUNG

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Jurusan Pendidikan Khusus

Oleh: Vera Puji Lestari

0903970

JURUSAN PENDIDIKAN KHUSUS

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

(2)

Pelaksanaan Pembelajaran

Keterampilan Merangkai Bunga Hias

dari Bahan Daur Ulang pada Anak

Tunagrahita Ringan di SLB C Purnama

Asih Bandung

Oleh Vera Puji Lestari

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Ilmu Pendidikan

© Vera Puji Lestari 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Agustus 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Vera Puji Lestari

0903970

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN MERANGKAI BUNGA HIAS DARI BAHAN DAUR ULANG PADA ANAK TUNAGRAHITA

RINGAN DI SLB C PURNAMA ASIH BANDUNG

Disetujui dan disahkan oleh:

Pembimbing I

Drs. H. M. Umar Djani Martasuta, M.Pd

NIP. 19520215 198301 1 001

Pembimbing II

Drs. Zulkifli Sidiq, M.Pd NIP. 19601015 198710 1 001

Mengetahui,

Ketua Jurusan Pendidikan Khusus FIP UPI

Drs. Sunaryo, M.Pd

(4)

ABSTRAK

Penelitian ini berjudul “Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunga Hias Dari Bahan Daur Ulang Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB C Purnama Asih Bandung”. Penelitian ini berawal dari permasalahan bagaimana seorang tunagrahita dewasa dapat memperoleh pekerjaan atau dapat hidup dengan tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain. Pembelajaran keterampilan dianggap sebagai upaya untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada pada anak tunagrahita ringan dan agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidupnya. Salah satu program khusus di SLB C Purnama Asih Bandung adalah keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang. Diharapkan setelah belajar keterampilan merangkai bunga siswa memiliki kecakapan vokasional, yaitu kecakapan mencipta produk dengan menggunakan konsep, prinsip, bahan, dan alat yang telah dipelajari. Namun bagi anak tunagrahita, keterampilan tersebut akan menjadi sesuatu yang tidak mudah mengingat kemampuan intelektualnya di bawah rata-rata, sehingga berdampak pada aspek akademik dan non akademik seperti psikomoriknya terganggu baik gross motor maupun fine motor. Bertitik tolak dari permasalahan di atas, maka masalah pokok yang ingin diungkap dalam penelitian yaitu bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias di SLB C Purnama Asih. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, peneliti mengamati pelaksanaan pembelajaran merangkai bunga hias dan menyajikan data berupa deskripsi, menganalisis dan menginterpretasi data. Adapun data-data yang diperoleh yaitu melalui teknik wawancara, observasi dan studi dokumentasi. Hasil penelitian ini menyatakan persiapan pembelajaran yang dilakukan adalah dengan menyusun program yang disesuaikan dengan hasil asesmen. Asesmen yang dilakukan berupa pengamatan. Pelaksanan pembelajaran sudah sesuai RPP, dalam kegiatan inti guru menggunakan metode ceramah, demostrasi, dan drill. Evaluasi yang dilakukan berupa tes lisan dan perbuatan. Hambatan yang dialami siswa yaitu merangkai bentuk mahkota, rutinitas, dan kedisiplinan siswa akan waktu. Upaya yang dilakukan untuk mengatasi hambatan tersebut adalah pembelajaran yang diindividualkan, megganti model bunga, dan meyuruh siswa lain untuk memanggil siswa yang tidak displin waktu. Dari hasil penelitian di atas, dapat disimpulkan asesmen yang dilakukan sebagai dasar dalam penyusunan program masih kurang mendalam karena hanya berdasarkan pengamatan saja. Dalam proses pelaksanaan, guru sudah menerapkan prinsip keperagaan pada kegiatan inti. Guru masih menggunakan metode drill dikarenakan disiapkan untuk mengembangkan kemampuan motorik halus anak. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat dikemukakan saran yaitu hendaknya pihak guru belajar untuk melakukan asesmen keterampilan merangkai bunga secara tertulis.

(5)

DAFTAR ISI

ABSTRAK ...i

KATA PENGANTAR ... ii

UCAPAN TERIMAKASIH ... iii

DAFTAR ISI .. ... vi

DAFTAR TABEL .. ... viii

DAFTAR LAMPIRAN .. ... ix

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1

B. Fokus Masalah...3

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ...4

BAB II LANDASAN TEORI A. Mengenal Anak Tunagrahita Ringan...6

1. Konsep Anak Tunagrahita Ringan...6

2. Karakteristik Anak Tunagrahita Ringan...7

3. Permasalahan Anak Tunagrahita Ringan...9

B. Pembelajaran pada Anak Tunagrahita...11

1. Konsep Belajar...11

2. Konsep Pembelajaran...12

3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Anak Tunagrahita...14

C. Keterampilan Merangkai Bunga Hias dari Bahan Daur Ulang pada Anak Tunagrahita Ringan...15

1. Pengertian Keterampilan Merangkai Bunga Hias...15

2. Bahan Daur Ulang...16

(6)

4. Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunha Hias dari Bahan Daur

Ulang bagi Anak Tunagrahita Ringan...19

BAB III METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian...22

1. Tempat Penelitian...23

2. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data...23

B. Teknik Analisis Data...26

C. Pengujian Keabsahan Data...28

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian...30

B. Pembahasan...42

BAB V KESIMPULAN DAB SARAN A. Kesimpulan...47

B. Saran...50

DAFTAR PUSTAKA ... 52

LAMPIRAN-LAMPIRAN

(7)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Skor IQ ATG Ringan 7

(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Perizinan 54

Lampiran 2 Instrumen Penelitian

Kisi-Kisi Instrumen Penelitian 59

Pedoman Wawancara 64

Pedoman Observasi 65

Pedoman Dokumentasi 66

Expert Judgement 66

Lampiran 3 Display Data

Hasil Wawancara 70

Hasil Observasi 79

Hasil Study Dokumentasi 81

Catatan Lapangan 82

Display Triangulasi Data 94

Lampiran 4 Dokumentasi

Program Semester 104

Silabus 105

RPP 106

Rapot 128

(9)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sampai saat ini sering menjadi permasalahan bagaimana tunagrahita dewasa dapat memperoleh pekerjaan atau dapat hidup dengan tidak terlalu menggantungkan diri pada orang lain. Hal ini sejalan dengan data temuan hasil penelitian Astati (2001:1) terhadap 44 orang lulusan SPLB – C Bandung dalam lima tahun terakhir. Dari jumlah itu yang bekerja hanya 10 orang, dan selebihnya kembali dan tinggal di rumah saja. Banyak orang berpendapat bahwa usaha mendapat pekerjaan, latihan keterampilan merupakan aspek yang amat penting dalam program pendidikan anak tunagrahita untuk mencapai tujuan pendidikan anak tunagrahita.

Oleh sebab itu, untuk mengoptimalkan kemampuan yang ada pada anak tunagrahita ringan dan agar dapat mengerjakan sesuatu untuk bekal hidupnya, bisa dilakukan dengan cara pembelajaran keterampilan. Pada dasarnya anak tunagrahita ringan masih mempunyai potensi kerja yang patut dikembangkan. Hal ini didukung pula dengan beberapa hasil penelitian antara lain :

1) Hasil penelitian A. Zaini (1995) menunjukkan bahwa penyandang tunagrahita ringan kelas III SMLB SPLB – C YPLB Bandung dapat melakukan pekerjaan kebersihan. ( Astati, 2001 :2)

2) Hasil penelitian yang dihimpun oleh Robert P. Ingals (1967) antara lain : a) Hasil penelitian Soenger membuktikan bahwa sebagian besar

karyawan penyandang tunagrahita merasa bangga dan senang pada pekerjaannya, mereka bekerja denngan baik dan dalam pekerjaan yang sifatnya sederhana.

(10)

2

c) Hasil penelitian O‟Conner menunjukkan bahwa : Penyandang tunagrahita memiliki ketekunan kerja. Mereka menunjukkan hasil yang baik asalkan pekerjaan itu berulang – ulang, dan tidak terbukti bahwa mereka mendapat kecelakaan dalam menggunakan peralatan kerja. (Astati, 2001: 2)

Berdasarkan beberapa penelitian di atas menunjukkan bahwa sebenarnya anak tunagrahita ringan masih bisa diberi arahan dan bimbingan dalam melakukan pekerjaan. Adapun karakteristik pekerjaan bagi anak tunagrahita ringan yaitu anak dapat melakukan pekerjaan yang sifatnya semi skilled dan pekerjaan itu sifatnya sederhana, bahkan sebagian dari mereka dapat mandiri dalam melakukan pekerjaan sebagai orang dewasa.

Ada banyak SLB yang mempunyai program khusus keterampilan untuk anak tunagrahita, salah satunya adalah SLB C Purnama Asih Bandung, di sekolah ini diadakan program khusus salah satunya adalah keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang. Limbah, barang bekas pakai, benda-benda yang menurut kebanyakan orang tidak berguna ini ternyata bisa disulap menjadi bunga yang indah. Mengingat orang-orang masa kini disibukkan dengan rutinitasnya tetapi tetap mencintai keindahan, maka rangkaian bunga hias ini sedang marak digemari saat ini. Minat konsumen akan bunga sebagai hiasan di dalam ruangan memang cenderung meningkat. Para konsumen menginginkan ruangan mereka terlihat asri dan indah dengan memberikan hiasan rangkaian bunga pada setiap ruangan dengan biaya yang terjangkau dan mudah dalam perawatan. Dengan keterampilan yang dimilikinya mereka diharapkan dapat hidup di lingkungan keluarga dan masyarakat serta dapat bersaing di dunia industri dan usaha.

(11)

3

dengan hasil penelitian Rariek yang dihimpun oleh Samuel A. Kirk (Astati ,2001:5) menyimpulkan bahwa „kesehatan tubuh dan kematangan motorik anak tunagrahita ringan lebih lemah daripada anak normal yang seusia dengannya‟. Dari hambatan kematangan motorik halus anak tunagrahita maka diperlukan latihan untuk meminimalisir hambatan anak tersebut. Pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias akan melatih kemampuan motorik halus anak sekaligus membekali anak dengan kecakapan vokasional yang diharapkan bisa menjadi bekal untuk kehidupannya kelak. Namun dalam pelaksanaan pembelajarannya tentu menjadi sesuatu hal yang tidak mudah mengingat karakteristik anak tunagrahita ringan yang lemah dalam motorik halus, sedangkan pembelajaran merangkai bunga ini memerlukan penguasaan motorik halus yang membutuhkan koordinasi mata dan tangan.

Berdasarkan fenomena diatas muncul permasalahan bagaimana pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

B. Fokus Masalah

Secara umum yang menjadi fokus masalah adalah “Bagaimana Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunga Hias Dari Bahan Daur Ulang Pada Anak Tunagrahita Ringan? ” yang secara rinci dijabarkan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut:

1. Bagaimana persiapan pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung?

2. Bagaimana proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung?

(12)

4

4. Hambatan apa saja yang dialami siswa pada saat latihan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang di SLB C Purnama Asih Bandung?

5. Upaya apa yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang dialami selama proses pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung?

C. Tujuan Dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran yang objektif mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih. Tujuan secara khusus :

a. Untuk mengetahui persiapan pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

b. Untuk mengetahui proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrhita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

c. Untuk mengetahui evaluasi pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

d. Untuk mengetahui hambatan apa saja yang dialami siswa pada saat latihan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang di SLB C Purnama Asih Bandung.

(13)

5

2. Kegunaan Penelitian a. Manfaat teoritis

1) Sebagai sumbangan karya ilmiah bagi perkembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan lembaga pendidikan luar biasa pada khususnya.

2) Untuk menambah wawasan ilmu guru dalam menangani permasalahan yang berkaitan dengan kemandirian anak tunagrahita khususnya dalam keterampilan anak tunagrahita ringan.

b. Manfaat praktis

1) Bagi Penulis : Sebagai bahan untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman mengenai pembinaan ketrampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang bagi anak tunagrahita ringan.

2) Bagi guru : Untuk menambah wawasan dan pengetahuan dan pemahaman mengenai pembinaan keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang bagi siswa tunagrahita ringan sehingga bisa menjadi bekal bagi anak tunagrahita pasca sekolah 3) Bagi Orang tua : Sebagai referensi untuk menambah pengetahuan, wawasan dan pemahaman tentang pembinaan keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan merangkai bunga hias agar anaknya dapat mandiri.

(14)

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Penelitian pada dasarnya adalah suatu kegiatan atau proses sistematis untuk memecahkan masalah yang dilakukan dengan menerapkan metode ilmiah. Metode sangat diperlukan dalam suatu kegiatan penelitian untuk memperoleh pemecahan masalah dari suatu masalah yang sedang diteliti agar mencapai tujuan yang diharapkan. Narbuko dan Achmadi (2009:1) mengemukakan bahwa: “Metode penelitian adalah suatu cara yang digunakan dalam memperoleh pengetahuan dan pemecahan suatu masalah yang dihadapi dan dilakukan secara ilmiah, sistematis dan logis dalam suatu kegiatan penelitian”.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Menurut Bogdan & Taylor dalam Basrowi dan Suwandi (2008 : 23) mengemukakan bahwa :

Pendekatan kualitatif diharapkan mampu menghasilkan suatu uraian mendalam tentang ucapan, tulisan, dan atau perilaku yang dapat diamati dari suatu individu, kelompok, masyarakat, dan atau suatu organisasi tertentu dalam suatu setting konteks tertentu yang dikaji dari sudut pandang yang utuh, komprehensif, dan holistik.

(15)

23

Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data – data, menyajikan data, menganalisis,dan menginterpretasi bersifat komperatif dan korelatif yang bertujuan untuk pemecahan masalah secara sistematis dan faktual ( Narbuko & Achmadi, 2009 : 44 ).

1. Tempat penelitian

Tempat Penelitian pada prakteknya tidak akan terlepas dari latar yang menjadi tempat diperolehnya sumber data. Tempat penelitian di sini mengambil latar di SLB C Purnama Asih. Penelitian ini dilakukan kepada siswa tunagrahita ringan yang berada di kelas SMALB dan peneliti melakukan penelitian pada jam pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga dari bahan daur ulang. 2. Instrumen dan Tekhnik Pengumpulan Data

Dalam penelitian kualitatif, instrumen peneliti adalah peneliti itu sendiri. Hal ini berarti peneliti merupakan perencana, pelaksana, pengumpul data, penganalisis, penafsir data, dan pada akhirnya menjadi pelopor hasil penelitiannya (Moleong, 2007 : 168). Keberadaan peneliti sebagai instrumen merupakan alat pengumpul data utama. Moleong (2007 : 9) mengemukakan bahwa “Hanya manusia sebagai alat sajalah yang dapat berhubungan dengan responden atau obyek lainnya dan hanyalah manusialah yang mampu memahami kenyataan-kenyataan di lapangan.

Instrumen peneliti dalam penelitian kualitatif ini adalah peneliti itu sendiri. Karena peneliti bertindak langsung sebagai instrumen, maka dari itu peneliti harus memiliki kesiapan ketika melakukan penelitian, mulai dari tahap persiapan sebelum melakukan penelitian dan segala sesuatu yang dibutuhkan ketika kegiatan penelitian akan dilakukan. Berikut pedoman dalam melakukan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Lembar observasi

(16)

24

maupun fasilitas dan sumber belajar yang mendukung dalam pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulsng, dengan membubuhkan tanda checklist (√) pada lembar observasi yang telah disiapkan sebelumnya.

b. Pedoman wawancara

Merupakan alat berupa pertanyaan-pertanyaan yang diajukan secara verbal yang dianggap dapat memberikan penjelasan mengenai pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada siswa tunagrahita ringan yang dilakukan di SLB C Purnama Asih. Dalam penelitian ini yang diwawancarai adalah pihak-pihak yang terkait dalam pelaksanaan pembelajaran merangkai bunga hias dari bahan daur ulang. Pedoman wawancara ini digunakan untuk mengungkap data yang bersifat lebih luas dan mendalam.

c. Pedoman Dokumentasi

Merupakan pernyataan tertulis yang disusun oleh lembaga, baik berupa catatan peristiwa yang sudah berlalu dalam bentuk tulisan maupun gambar (foto/video).

Peneliti terjun secara langsung ke lapangan untuk mengumpulkan sejumlah informasi yang dibutuhkan dengan terlebih dahulu sudah memiliki pedoman yang akan dijadikan alat bantu mengumpulkan data. Pedoman tersebut dikembangkan dari kategori yang akan dicari data lapangannya dengan menggunakan teknik yang tepat.

Teknik-teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini sebagai berikut:

a. Observasi

(17)

25

berada dan biasa melakukan aktivitasnya. Observasi dilakukan untuk melihat keadaan atau situasi dari masalah yang diamati tentang proses pembelajaran merangkai bunga hias dari bahan daur ulang siswa tunagrahita ringan yang nampak di SLB C Purnama Asih. Observasi dalam penelitian ini digunakan untuk melihat secara langsung, sambil melakukan pengamatan peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data dan ikut merasakan suka dukanya. Maksudnya observasi ini adalah observasi partisipasif yang artinya peneliti ikut langsung berinteraksi dengan anak.

b. Wawancara

Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung secara lisan dalam mana dua orang atau lebih bertatap muka mendengarkan secara langsung informasi-informasi atau keterangan-keterangan ( Narbuko & Achmadi 2009 : 83).

Wawancara adalah suatu teknik pengumpulan data untuk mendapatkan informasi yang digali dari sumber data langsung melalui percakapan atau tanya jawab. Wawancara yang dilakukan bersifat mendalam karena ingin mengeksplorasi informasi secara jelas dari informan tentang pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias di sekolah.

(18)

26

c. Studi Dokumentasi

Selain sumber manusia melalui observasi dan wawancara, teknik sumber lainnya sebagai pendukung yaitu dokumen-dokumen tertulis yang resmi maupun tidak resmi. Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan data-data yang diperlukan dalam permasalahan penelitian lalu ditelaah secara intens sehingga dapat mendukung dan menambah kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian. Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data yang berhubungan dengan masalah yang diteliti. Dengan teknik dokumentasi ini, dapat memperoleh informasi dari macam-macam sumber tertulis atau dari dokumen yang ada pada informan dalam bentuk peninggalan budaya, karya seni dan karya pikir. Studi dokumentasi dalam penelitian ini merupakan pelengkap dari penggunaan metode observasi dan wawancara. Adapun dokumen yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan adalah dokumen tertulis dan foto.

d. Catatan Lapangan (FieldNote)

Catatan lapangan menurut Bogdan dan Biklen adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat, dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi terhadap data dalam penelitian kualitatif (Moleong, 2007: 209).

Catatan lapangan ini berisi kata – kunci yang kemudian akan dianalisis guna memperoleh gambaran kongkret karena penemuan pengetahuan atau teori harus didukung oleh data kongkret dan bukan ditopang oleh hal yang yang berasal dari ingatan.

B.Teknik Analisis Data

(19)

27

mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mengadakan sintensis, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, membuat keputusan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain ( Basrowi & Suwandi, 2008 : 193). Data yang diambil merupakan data kualitatif yakni data yang berupa informasi yang berbentuk kalimat. Analisis data dilakukan segera setelah data diperoleh.

Teknik analisis data yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman (dalam Basrowi & Suwandi, 2008 : 209) mencakup tiga kegiatan yang bersamaan :

a. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian, pengabstraksian dan pentransformasian data kasar dari lapangan. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang pokok, memfokuskan pada hal – hal yang penting, dicari tema dan polanya, dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan pemgumpulan data selanjutnya, dan mencarinya bila diperlukan.

b. Penyajian data

Adalah sekumpulan informasi tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan pengambilan tindakan. Dalam penelitian kualiatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya. Tujuannya adalah untuk memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.

c. Menarik kesimpulan atau verifikasi

(20)

28

C.Pengujian Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada obyek yang diteliti.

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan, teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Triangulasi

Moleong (2007:330) menyebutkan “triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain, diluar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Dalam penelitian ini teknik triangulasi yang digunakan yaitu triangulasi teknik. Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber yang sama dengan teknik berbeda.

b. Membercheck

Membercheck yaitu proses pengecekan data yang diperoleh peneliti kepada pemberi data. Tujuannya adalah untuk mengetahui seberapa jauh data yang diperoleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh pemberi data (Sugiyono, 2009:375).

(21)

47

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Kesimpulan mengenai hasil penelitian merupakan jawaban dari fokus masalah dalam Pelaksanaan Pembelajaran Keterampilan Merangkai Bunga Hias Dari Bahan Daur Ulang Pada Anak Tunagrahita Ringan di SLB C Purnama Asih Bandung. Adapun pembahasannya mengenai persiapan pelaksanaan, proses pelaksanaan, evaluasi, hambatan, dan upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang dialami selama proses pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang di SLB C Purnama Asih bandung. Dari hasil penelitian yang dilakukan, peneliti paparkan kesimpulan hasil penelitian sebagai berikut :

1. Persiapan pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

(22)

48

ini adalah agar siswa dapat mandiri dan berkarya hingga dapat memproduksinya sendiri.

2. Pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada amak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

Pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang dilaksanakan di dalam kelas keterampilan pada hari Senin sampai dengan Kamis pada jam kedua dan ketiga dengan alokasi waktu satu kali pertemuan 2 x45 menit.

Kegiatan awal sampai dengan akhir dalam proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang sudah sesuai dengan RPP dan guru sudah menerapkan prinsip keperagaan dengan menggunakan metode demonstrasi pada kegiatan inti selama proses pelaksanaan pembelajaran. Seperti yang kita ketahui, kelemahan anak tunagrahita antara lain adalah dalam hal kemampuan berpikir abstrak. Mereka sulit untuk membayangkan sesuatu.

Pada proses prakteknya siswa mampu menirukan tahapan-tahapan merangkai bunga dari gurunya, namun dirasa masih kesusahan dalam merangkai bentuk mahkota bunga. Guru secara berulang-ulang mengajarkan tahapan merangkai bunga.

Media yang digunakan guru dalam proses pembelajaran keterampilan merangkai bunga menggunakan media yang bervariasi. Media keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang terdiri dari benda konkrit; gambar alat, bahan, serta langkah.

(23)

49

drill masih digunakan guru dikarenakan ditujukan pada pengembangan kemampuan motorik halus anak.

3. Evaluasi pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

Evaluasi pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita di SLB C Purnama Asih diarahkan untuk mengetahui sejauh mana tingkat kemajuan kemampuan individu dari awal sampai akhir, bukan diarahkan untuk membandingkan kemampuan antara siswa yang satu dengan siswa yang lain. Bentuk evaluasi yang dilaksanakan terdiri dari evaluasi lisan dan perbuatan.

4. Hambatan yang dialami siswa pada saat latihan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang di SLB Purnama Asih Bandung.

Anak tungrahita ringan memiliki karakteristik keterampilan motorik lebih rendah daripada anak normal. Hal ini tentu saja akan berdampak pada proses pelaksanaan pembelajaran yang memerlukan keterampilan motorik halus. Dalam pelaksannan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang anak mengalami kesulitan pada proses merangkai bentuk mahkota bunga.

(24)

50

5. Upaya yang dilakukan dalam mengatasi hambatan yang dialami selama proses pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anak tunagrahita ringan di SLB C Purnama Asih Bandung.

Upaya yang dilakukan guru untuk mengatasi kesulitan yang dialami siswa selama proses pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang di SLB C Purnama Asih adalah dengan melakukan pendekatan individual, yaitu guru memberikan pembelajaran yang diindividualkan kepada siswa yang mengalami kesulitan pada saat praktek merangkai bunga. Siswa diberi contoh langsung perindividu dan kemudian diikuti oleh siswa bersangkutan dan dilakukan berulang-ulang.

Untuk mengatasi emosi siswa yang mogok belajar guru membujuk siswa, memberi pujian terhadap siswa tersebut, dan apabila siswa tersebut masih tidak mau belajar berganti model bunga yang lain. Upaya untuk mengatasi kedisiplinan siswa yang tidak kembali lagi seusai istrihat yaitu dengan menyuruh siswa lain untuk memanggilnya dan untuk mengatasi siswa yang sibuk mengobrol dengan temannya yaitu dengan cara menegur siswa dan mengajak mengobrol siswa yang bersangkutan sambil mengerjakan tugasnya sehingga tidak menggangu siswa yang lain.

B. Saran

Dari hasil penelitian diatas, maka dapat dikemukakan saran bagi pihak sekolah, bagi orangtua dan bagi peneliti selanjutnya yang dianggap perlu sebagai masukan dan tindak lanjut dari penelitian ini.

1. Bagi kepala sekolah

(25)

51

sehingga pengajar lebih terampil dalam bidangnya untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam merangkai bunga hias.

2. Bagi guru

a. Diharapkan pihak guru menyusun pedoman asesmen secara tertulis, tidak hanya dengan pengamatan saja, sehingga dapat menjadi rujukan untuk meningkatkan pelayanan terhadap siswa. b. Diharapkan guru membuat catatan harian perkembangan siswa

sehingga tahu lebih jelas sejauh mana kemampuan siswa.

c. Diharapkan guru mengikuti pelatihan-pelatihan sehingga lebih terampil dan dapat mengembangkan rangkaian bunga lainnya untuk mengoptimalkan kemampuan siswa.

3. Bagi orangtua

a. Hendaknya orangtua dapat ikut bekerjasama dalam mengembangkan kemampuan merangkai bunga hias dari bahan daur ulang pada anaknya dengan cara melatihnya di rumah sehingga anak dapat memproduksinya sendiri dan bisa menjadi bekalnya kelak.

4. Bagi peneliti selanjutnya

a. Diharapkan agar dapat meneliti hal lain yang berkaitan dengan keterampilan merangkai bunga hias pada siswa tunagrahita. Bisa merubah subjek pada tunagrahita sedang atau pengaruh keterampilan merangkai bunga bagi siswa tunagrahita

(26)

52

Daftar pustaka

Amin, Moh. (1995). Ortopedagogik Anak Tunagrahita. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Astati (2001). Persiapan Pekerjaan Penyandang Tunagrahita. Bandung: CV. Pandawa.

Basrowi dan Suwandi. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Rineka Cipta

Delpie, Bandi. (2009). Bimbingan Perilaku Adaptif. Klaten : PT. Intan Sejati ___________. (2009). Pembelajaran Anak Berkebutuhan Khusus dalam Setting

Pendidikan Inklusi. Klaten : PT. Intan Sejati

Depdiknas. (2008). Pengembangan Kemampuan Motorik Halus di Taman

Kanak-kanak. Tidak diterbitkan.

Desmita. (2012). Psikologi Perkembangan Peserta Didik. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.

Direktorat Pendidikan Luar Biasa. (2004). Kegiatan Belajar Mengajar. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Hamalik, Oemar (2011). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta : Bumi Aksara

Majid, Abdul (2011). Perencanaan Pembelajaran. Bandung : PT. Remaja Rosda Karya

Marsidi, Agus. ( 2007 ). Profesi Keguruan Pendidikan Luar Biasa. Jakarta : Departemen Pendidikan Nasional.

Masyhuri dan Zainuddin. (2008). Metodologi Penelitian. Bandung : PT. Refika Aditama.

Moleong, J. L. (2007). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Narbuko dan Achmadi. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: PT Bumi Aksara Nurjanah. (2011). Kontribusi Hasil Belajar Dasar Seni dan Desain Terhadap

(27)

53

Tata Boga FPTK UPI. Skripsi pada FPTK Universitas Pendidikan

Indonesia Bandung: tidak diterbitkan

Sagala, Syaiful. (2011). Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.

Soemarjadi., Ramnato., & Zahri. (1991). Pendidikan Keterampilan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

Suci. (2007). Art Paper Kreasi Unik Buatan Sendiri. Bandung: Angkasa Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Tualaka, Yacop. (2007). Teknik Seni Merangkai Janur dan Bunga. Yogyakarta: Absolut.

Universitas Pendidikan Indonesia. (2012 ). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah. Bandung: Departemen Pendidikan Nasional Universitas Pendidikan Indonesia

Wardani., Hernawati, Astati. ( 2007 ). Pengantar Pendidikan Luar Biasa. Jakarta: Universitas Terbuka.

Gambar

Tabel 1

Referensi

Dokumen terkait

PENGARUH MEDIA PASAK HITUNG TERHADAP PENINGKATAN PEMAHAMAN KONSEP BILANGAN PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN SDLB KELAS 1 SLB TERATE KOTA BANDUNG.. Universitas Pendidikan Indonesia |

PELAKSANAAN KETERAMPILAN MEMBUAT SAND AL PAD A SISWA TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB BC “YP AL – AZHAR” LEUWIMUNDING KABUPATEN MAJALENGKA Universitas Pendidikan

Atas kehendak- Nya peneliti dapat menyelesaikan skripsi dengan j udul “PENGARUH PENDEKATAN MULTISENSORI TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS III

Perlunya penelitian dengan judul pelaksanaan pembelajaran keterampilan merangkai bunga dari sedotan pada anak autis di SLB Citra Mulia Mandiri yaitu untuk

Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “ PELAKSANAAN KETERAMPILAN VOKASIONAL PEMBUATAN TELUR ASIN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN TINGKAT SMALB DI SLB

Meningkatkan Keterampilan Membuat Box File Melalui Metode Demonstrasi pada Anak Tunagrahita Ringan di Kelas VI SLB Binar Tarusan.. Anur Yetti 1 , Damri 2 , Markis

PENERAPAN METODE DRILLDALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN PERAWATAN TANAMAN HIAS PADAANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS VII SMPLB DI SLB PURNAMA ASIH.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Program Vokasional Membuat Telur Asin pada Anak Tunagrahita Ringan SMALB di SLB C YPLB Kota Bandung Program pembuatan telur asin di SLB C YPLB Kota Bandung dilakukan setiap tahun