• Tidak ada hasil yang ditemukan

alur sikimat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "alur sikimat"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I BAB I

PENDAHULUAN PENDAHULUAN

Biosintesis Metabolit Sekunder  Biosintesis Metabolit Sekunder 

Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari go Iongan senyawa yang Biosintesis metabolit sekunder sangat beragam tergantung dari go Iongan senyawa yang  bersangkutan. Jalur

 bersangkutan. Jalur yang biasanya yang biasanya dilalui dalam dilalui dalam pembentukan pembentukan metabolit sekunder metabolit sekunder ada tiga ada tiga jalur,jalur, yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalona

yaitu jalur asam asetat, jalur asam sikimat, dan jalur asarn mevalonat.t. 1. JaIur asam asetat

1. JaIur asam asetat

Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersarna Poliketida meliputi golongan yang besar bahan alami yang digolongkan bersarna  berdasarkan

 berdasarkan pada pada biosintesisnya. biosintesisnya. Keanekaragaman Keanekaragaman struktur struktur dapat dapat dijelaskan dijelaskan sebagai sebagai turunanturunan rantai poli-ß-keto, terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C

rantai poli-ß-keto, terbentuk oleh koupling unit-unit asam asetat (C22) via reaksi kondensasi,) via reaksi kondensasi,

misalnya misalnya

n CH

n CH33COCO22H H [CH[CH33C0]C0]nn -

-Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika Termasuk poliketida adalah asam temak, poliasetilena, prostaglandin, antibiotika makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai makrolida, dan senyawa aromatik seperti antrakinon dan tetrasiklina. Pembentukan rantai poli-ß-keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan ß-oksidasi keto dapat digambarkan sebagai sederet reaksi Claisen, keragaman melibatkan urutan ß-oksidasi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi dalam metabolisme asam lemak. Jadi, 2 molekul asetil-KoA dapat ikut serta datam reaksi Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai Claisen membentuk asetoasetil-KoA, kemudian reaksi dapat berlanjut sampai dihasilkan rantai  poli-ß-keto

 poli-ß-keto yang yang cukup cukup (Gambar (Gambar 33 —  — 7). Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam7). Akan tetapi studi tentang enzim yang terlibat dalam  biosintesis

 biosintesis asam asam Iemak Iemak belum belum terungkap terungkap secara secara rinci. rinci. Namun Namun demikian, demikian, dalam dalam pembentukanpembentukan asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas.

asam lemak melibatkan enzim asam Iemak sintase seperti yang dibahas di atas. Mengenai reaksi-reaksi yang terjadi pada jalur asam

Mengenai reaksi-reaksi yang terjadi pada jalur asam asetat tercantum dalam Gambar 3asetat tercantum dalam Gambar 3 —  — 6.6. 2. Jalur asam sikimat

2. Jalur asam sikimat

Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik, utamanya Jalur asam sikimat merupakan jafur alternatif menuju senyawa aromatik, utamanya L-fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan fenilalanin. L-tirosina. dan L-triptofan. Jalur ini berlangsung dalam mikroorganisme dan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan tumbuhan, tetapi tidak berlangsung dalam hewan, sehingga asam amino aromatik merupakan asam amino

(2)
(3)

esensial yang harus terdapat dalam diet manusia maupun hewan. Zantara pusat adalahasam sikimat, suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium sp. beberapa tahun sebelum  perannya dalam metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk dalam mutan tertentu dari Escherichia coli. Adapun contoh reaksi yang terjadi dalam biosintesis asam polifenolat tercantum dalam Gambar 3 — 7. Dalam biosintesis L-triptofan dan asam 4-hidroksibenzoat juga terjadi zantara asam korismat.

Gambar 3 – 7. Jalur sikimat dalam biosintesis asam polifenolat (Dewick, 1997)

(4)

Terpenoid merupakan bentuk senyawa dengan keragaman struktur yang besar dalam  produk alami yang diturunkan dan unitisoprena (C5) yang bergandengan dalam model kepala ke

ekor (head-to-tail), sedangkan unit isoprena diturunkan dari metabolisme asam asetat oleh  jalur asam mevalonat(mevalonic acid : MVA). Adapun reaksinya adalah sebagai berikut.

Gambar 3  –  8. Jalur asetat dalam pembentukan IPP yang merupakan batu bata pembentukan terpenoid via asam mevalonat (Dewick, 1997)

Dalam makalah ini, kami akan lebih memfokuskan pada biosintesis asam shikimat

BAB II

ALUR ASAM SHIKIMAT

Suatu senyawa yang tak terduga pentingnya, diisolasi pada tahun 1885 dari buah Illicium religiosum. Senyawa itu diberi nama asam shikimat(shikimic acid), suatu nama yang berasal dari kata shikimi-no-ki, yaotu suatu jenis tanaman dalam bahasa jepang. Asam shikimat didapatkan

(5)

dari suatu penyelidikan yang mendalam oleh para peneloti setelah itu, dan itu merupakan suatu zat antara kunci dalam biosintesis asam – asam amino aromtik, fenilalanin, tirosin dan L-triptofan, pada tanaman dan mikroorganisme ( hewan tingkat tinggi tidak dapat mensintesis de novo melalui alur ini).

Alur biosintetik melalui asam shikimat ke asam-asam amino aromatic, diperlihatkan dalam skema 5.1. (asamnya disajikan sebagai anion) dan disebut jalur asam shikimat atau alur  shikimat. Asalnya adalah metabolisme karbohidrat dengan beberapa sifat yang menarik, yang sebagian besar diketahui dari penyelidikan yang rinci atas tahap-tahap yang dilalui. Tahap  pertama adalah kondensasi tipe aldo stereospesifik antara fosfoenolpirupat dan D-eritrose-4-fosfat yang menghasilkan 3-deoksi-D-arabinoheptulosonat 7-D-eritrose-4-fosfat(5.3;DAHP), di mana  penambahan terjadi pada muka- si dari ikatan rangkap pada (5.1) dan muka-re dari gugus

karbonil pada (5.2)

Penutupan cincin pada DAHP menghasilkan dehydroquinic acid (DHQ). Mekanisme untuk reaksi ini digambarkan dalam skema 5.3, dimana disamping reduksi dan oksidasi, terjadi eliminasi- syn fosfat anorganik, dan pada langkah terakhir diikuti dengan suatu reaksi aldol intramolekuler, melalui suatu suatu status transisi mirip ―kursi‖(5.11). DHQ mengalami dehidrasi reversible dan menghasilkan asam dehidrosikhimat. Penambahan dan eliminasi air   berlangsung secara cis yang tidak lazim dan dipostulasikan terjadi dalam urutan dua langkah,

yang melibatkan enamin, yang dibentuk melalui gugus-keto dalam.

Terdapat dua langkah dari asam shikimat (5.7) ke 3-fosfat (5.8). kondensasi dengan fosfoenolpiruvat (5.1) menghasilkan (5.9). jenis reaksi biologis ini sifatnya unik, karena hanya satu contoh lain saja yang diketahui. Mekanisme yang terjadi, disajikan pada skema 5.4. Dari  penyelidikan pelabelan diperoleh hasil bahwa reaksi penambahan mempunyai sterokimia yang  berlawan dengan langkah eliminasi yang terakhir tadi.

Eliminasi 1,4- konjugat asam fosfor mengubah (5.9) menjadi khorismat (5.10), suatu reaksi yang telah ditunjukan melibatkan eliminasi trans dari dua gugus yang hilang [hilangnya (6- pro-R)-hidrogen].

Barangkali jalur shikimat mestinya disebut alur khorismat (chorismate), karena pada asam khorismatlah (5.10) garis tunggal biosintesis terpecah menjadi beberapa garis yang terminalnya adalah asam  –  asam amino aromatic vital dan senyawa  –  senyawa yang beragan lainnya. Namun tampaknya biosintesis beberapa metabolit microbial tertentu (bagian 7.6.1) dapat bergeser dari garis utama, pada suatu tahapan yang dekat dengan asam dehidrokuinat (5.4). Aminasi asam khorismat (5.10) terjadi melalui asam anthranilat (5.13) ke triptofan (5.14).  pembentukan fenilalanin (5.17) dan tirosin (5.18), sebaliknya berlangsung melalui asam prefenat (5.16), yang pembentukannya dari asam khorismat (5.10) = (5.15) melibatkan penyusunan-ulang clasien yang merupakan suatu contoh biologis yang unik. Reaksi yang sama dapat juga dicapai dengan pemanasan larutan asam khorismat berair, akan tetapi perhitungan menunjukan bahwa enzim (khorismat mutase) dari Aerobacter aerogenes meningkatkan laju reaksi (pada pH 7,5 dan 37 °C) sampai 1,9 x 10 6 kali, dibandingkan dengan reaksi termal biasa. Reaksi enzim ini tampaknya bukanlah reaksi yang terpadu, tetapi melibatkan pengaturan-ulang yang bertahap seperti yang digambarkan dalam skema 5.5

(6)

Suatu route dari asam khorismat melalui asam isokhorismat telang diketengahkan untuk   biosintesis asam  –  asam amino m-karboksi, misalnya (5.20), yang terdapat pada tanaman

tumbuhan tingkat tinggi. Pada bakteri, asam salisilat (5.21) juga diturunkan dari (5.19). pada mikroorganisme, merupakan suatu hal yang menarik untuk dicatat bahwa aromatisasi zat antara alur asam shikimat dapat terjadi setelah [ seperti untuk (5.21)] atau sebelum asam khorismat (5.10). Ini berjalan, sebagai contoh, dari asam dehidroshikimat ke protocatechuic acid (5.22). aromatisasi dengan cara ini memungkinkan senyawa fenolat, melalui route yang berbeda dari route yang melalui poliketida dan, pada tanaman, melalui asam – asam amino aromatic.

Pada tanaman tingkat tinggi, polimer lignin, dan berbagai metabolit sekunder aromatic terutama alkaloid-alkaloid dan flavonoid di bentuk dari asam – asam aromatic, L- fenilalanin dan atau L-tirosin [untuk beberapa jenis alkaloid seperti juga beberapa metabolit microbial, triptofan adalah sumber dari cincin-cincin aromatiknya]. Terdapat alur  –  alur metabolit yang sama dari fenilalanin, dan pada beberapa tanaman, tirosin ke zat antara fenilpropanoid (C6-C3). Langkah  pertama dari fenilalanin meliputi ensim L-fenilalanin ammonia liase (yang dikenal juga sebagai PAL), suatu ensim yang tersebar luas dan sangat dikenal. Eliminasi ammonia berlangsung dan menghasilkan cinnamic acid (5.23). proses ini meliputi hilangnya (3-pro-S)-proton dari L-fenilalanin (5.17) dan makanya muncul dalam wujudnya – anti [L-tirosin armonia liase berfungsi memindahkan juga (3-pro-S)-proton dalam tirosin].

 p-Coumaric acid (5.24) adalah produk yang dihasilkan melalui penghilangan ammonia dari tirosin . yang lebih umum lagi, asam ini berasal dari hidroksilasi cinnamic acid (5.23) yang dibentuk melalui pembuangan ammonia dari fenilalanin, hidroksilasinya diikuti oleh pergeseran  NIH yang biasa (bagian 1.3.2) baik untuk para-hidroksilasi maupun ortho-hidroksilasi. Sampai

(7)

BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan

Asam sikimat merupakan suatu asam yang ditemukan dalam tanaman IlIicium  sp. beberapa tahun sebelum perannya dalam metabolisme ditemukan. Asam ini juga terbentuk 

dalam mutan tertentu dari Escherichia coli.

Alur biosintetik melalui asam shikimat ke asam-asam amino aromatik. Asalnya adalah metabolisme karbohidrat dengan beberapa sifat yang menarik, yang sebagian besar diketahui dari  penyelidikan yang rinci atas tahap-tahap yang dilalui.

Terdapat dua langkah dari asam shikimat ke 3-fosfat kondensasi dengan fosfoenolpiruvat dan alur khorismat.

3.2 Saran

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna. Maka dari itu, kami menerima saran yang membangun untuk melengkapi kekurangan makalah ini.

Referensi

Dokumen terkait

Hal-hal apa saja Hal-hal apa saja yang harus yang harus dilakukan oleh dilakukan oleh bidan/nakes bidan/nakes untuk mencegah untuk mencegah terjadinya terjadinya masalah masalah

• emudian pasang bantalan luncur yang telah diolesi lapisan pe*arna pada kaki rumah  bantalan, lalu goyang-goyang untuk mengecek kerataan permukaan seperti pada gambar.... •

Dalam penelitian ini akan dikembangkan hubungan-hubungan antara koordinat- koordinat termodinamika untuk suatu sistem partikel tunggal yang terjebak dalam sumur potensial

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Status Kepegawaian, Insentif dan Lingkungan Kerja

Karyawan yang meyakini bahwa sistem pengupahan organisasinya tidak adil akan cenderung tidak puas dengan pekerjaannya. Hal ini diberlakukan tidak hanya untuk gaji dan

Business Card yaitu kartu kredit yang dikeluarkan oleh Bank Bukopin yang ditujukan bagi pengusaha mulai dari skala kecil sampai besar, dan juga dapat diberikan

Survei yang dilakukan untuk evaluasi struktur perkerasan meliputi data primer yaitu survei Inventarisasi Jalan, Survei LHR (lalu lintas harian rata-rata), Survei

Penelitian ini dilakukan pada Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe A3 Yogyakarta. Dasar yang menjadi pertimbangan untuk memilih tempat penelitian adalah karena