• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Evaluasi atau Evaluating adalah suatu bagian yang telah atau bahkan harus ada di dalam sistem manajemen yaitu terdiri beberapa proses seperti Perencanaan (Planning), Organisasi (Organization), Pelaksanaan (Actuating), Pengawasan (Controlling) dan Evaluasi (Evaluating). Di dalam suatu manajemen Organisasi juga dirancang atau selalu ada 5 tahap tersebut agar dapat mencapai tujuan yang diinginkan atau telah ditetapkan pada saat membentuk Organisasi. Adanya tahap Evaluasi atau Evaluating sangatlah penting di dalam suatu manajemen Organisasi karena dengan adanya Evaluasi (Evaluating) dapat dilakukan perbaikan atas kesalahan yang terjadi pada saat tugas telah dikerjakan dan hasilnya tidak sesuai dengan rencana.

Tetapi selain untuk menilai kesalahan yang terjadi, Evaluasi juga dilakukan untuk menilai apabila ada hasil yang memuaskan kemudian pekerja tersebut diberikan reword agar dapat bekerja lebih bagus lagi. Evaluasi itu sendiri harus terjadi diakhir tahap bukan diawal tahap karena penilaian akan dapat dilakukan ketika hasil akhir telah ada atau pekerjaan tersebut telah selesai dilakukan. Evaluasi masuk ke dalam tahap Pengawasan (Controlling) karena ada banyak sebutan bagi fungsi pengawasan (Controlling) antara lain Evaluating, Appraising atau Correcting. Mayoritas Akutansi Sumber Daya Manusia (ASDM) lebih banyak menyebut Pengawasan (Contolling) karena lebih mengandung konotasi yang mencakup penetapan standar, pengukuran kegiatan, dan pengambilan tindakan korektif.

Adapun makalah ini berisikan tentang pembahan dari fungsi Evaluasi (Evaluating) karena tanpa adanya Evaluasi (Evaluating) di dalam suatu system manajemen Organisasi, tidak akan dapat menghadapi masalah-masalah yang telah terjadi serta tidak akan bisa mengetahui tentang kinerja yang dilakukan sudah benar atau tidak (dapat mencapai hasil yang positif atau negatif).

(2)

2 1.2 Rumusan Masalah

Berangkat dari latar belakang masalah yang telah dikemukakan tersebut maka penulis dapat merumuskannya menjadi.

1. Apa pengaruh yang terjadi didalam system manajemen apabila tidak dilakukan tahap Evaluasi (Evaluating)?

2. Bagaimana fungsi atau tujuan di adakannya tahap Evaluasi atau Evaluating?

3. Apakah fungsi Evaluasi (Evaluating) selalu berhubungan dengan Organisasi (Organization)

1.3 Tujuan

Pembahasan yang dilakukan oleh penulis di dalam makalah ini, memiliki beberapa tujuan yang dapat diperinci menjadi.

1. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh yang terjadi ketika tidak adanya tahap Evaluasi (Evaluating).

2. Untuk mengetahui fungsi atau tujuan dari Evaluasi (Evaluating). 3. Untuk mengetahui hubungan antara Evaluasi dengan Organisasi.

(3)

3 BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Fungsi Evaluasi (Evaluating)

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1988:238) “Evaluasi/evaluasi/n penilaian : hasil – itu hingga saat ini belum diperoleh”. Sementara dalam Bahasa Arab berarti Al – taqdir, kata evaluation ini berasal dari akar kata value yang mempunyai arti nilai. Sehingga dari pernyataan di atas, tersinyalir adanya kesamaan makna antara “Evaluasi” dengan “Penilaian”. Sedangkan menurut suatu istilah evaluasi adalah suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai dari sesuatu. Apabila dari beberapa definisi tersebut dikaitkan dengan Evaluasi manajemen Perusahaan maka berarti tentang penilaian terhadap suatu system manajemen perusahaan tersebut, apakah sudah sesuai dengan perencanaan sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya dengan hasil yang sangat memuaskan.

Selain beberapa definisi di atas, juga ada beberapa definisi yang telah dikemukakan oleh para ahli tentang fungsi Evaluasi yakni terdiri dari :

a. Menurut Curtis, Dan B, Floyd, James J, Winsor, Jerryl L berpendapat bahwa Evaluasi adalah proses penilaian. Penilaian ini bisa bersifat menjadi netral, positif, negatif atau merupakan gabungan dari keduanya. Saat sesuatu dievaluasi bisaanya orang yang mengevaluasi mengambil keputusan tentang nilai dan manfaatnya.

b. Menurut Tague – Sutclife (1996:1-3) mengartikan evaluasi sebagai “a systematic process of determining the extent to which instructional objective are achived by pupils (Evaluasi bukan sekedar menilai suatu aktivitas secara spontan dan incidental melainkan merupakan kegiatan untuk menilai secara terencana, sistematik, dan terarah berdasarkan tujuan yang jelas)”.

c. Menurut Suharsimi Arikunto (2004:1) “Evaluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerjanya sesuatu, yang selanjutnya informasi tersebut digunakan untuk menentukan alternative yang tepat dalam pengambilan keputusan. Fungsi utama Evaluasi dalam hal ini adalah menyediakan informasi-informasi yang berguna bagi pihak decision maker untuk menentukan kebijakan yang akan di ambil berdasarkan evaluasi yang telah dilakukan.

(4)

4 d. Menurut Rooijackers Ad mendefinisikan “Evaluasi sebagai setiap usaha atau proses dalam menentukan nilai. Secara khusus evaluasi atau penilaian juga dapat diartikan sebagai proses pemberian nilai berdasarkan data kuantitatif hasil pengukuran untuk keperluan pengambilan keputusan.”

e. Menurut Arikunto dan Cepi (2008:2) bahwa “ Evalluasi adalah kegiatan untuk mengumpulkan informasi tentang bekerja sesuatu yang selanjutnya informasi tersebut diguanakan untuk menentukan alternatif yang tepat dalam mengambil sebuah keputusan

Dari beberapa difinisi tentang fungsi Evaluasi yang telah dijelaskan di atas. Maka dapat menari sebuah benar merah yang berisi tentang pengertian fungsi Evaluasi adalah suatu proses penilaian yang dilakukan terhadap di dalam sistem manajemen yang telah dilakukan. Tetapi juga bisa diartikan evaluasi adalah suatu penilaian terhadap kinerja seseorang, sejauh mana dia bisa mengerjakan pekerjaan tersebut serta tentang keberhasilan kinerjanya.

2.2 Tujuan dan Fungsi Evaluasi

Setiap Organisasi (organization) yang telah dibentuk, pada saat awal akan dibentuk pasti memiliki tujuan juga dengan Evaluasi awal menurut penulis terhadap dua macam tujuan Evaluasi. Tujuan umum dan tujuan khusus. Tujuan umum lebih mengarah kepada seluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua anggota manajemen dalam melaksanakan tanggung jawab, sehingga tidak hanya terdapat pada pemeriksaan terhadap catatan akuntansinya saja tetapi juga efektivitas dan efisiensi operasional (operational auditing)

Sedangkan tujuan khusus lebih mengarah kepada setiap kegiatan yang telah dilakukan oleh setiap anggota sehingga lebih mendetail di dalam komponen-komponen yang telah dilakukan oleh anggota manajemen. Atau dapat juga diartikan sebagai penilaian yang dilakukan untuk menentukan secara obyektif dapat dipercaya tidaknya informasi yang disampaikan oleh orang yang dipercaya. Adapun juga pendapat dari Crawford (2000:30) tentang tujuan dan atau fungsi Evaluasi adalah:

a. Untuk mengetahui apakah tujuan-tujuan yang telah ditetapkan dalam kegiatan b. Untuk memberikan objektivitas pengamatan terhadap prilaku hasil

c. Untuk mengetahui kemampuan dan menentukan kelayakan d. Untuk memberikan umpan balik bagi, kegiatan yang dilakukan.

(5)

5 2.3 Standar Evaluasi

Di dalam suatu kegiatan Organisasi, dapat diterapkan suatu standar yang dipakai dalam mengevaluasi kegiatan tersebut yaitu terdiri dari :

a. Utility (manfaat)

Hasil dari evaluasi yang telah dilakukan seharunya bermanfaat bagi manajemen agar dapat melalukan pengambilan keputusan atas program yang sedang dilakukan.

b. Accuracy (akurat)

Di dalam informasi yang telah didapat dari evaluasi sebaiknya memiliki tingkat kebenaran yang tinggai sehingga tidak akan terjadi kesalahan ketika melakukan perubahan sistem rencana atau perbaikan dalam sistem perencanaan.

c. Feasibility (layak)

Pada sat melakukan tahap evaluasi atau evaluating hendaknya dilakukan dengan layak atau sesuai dengan peraturan yang telah ditetapkan.

2.4 Teknik Evaluasi

Saat selesai melakukan suatu tahap evaluasi kemudian melakukan suatu pengambilan keputusan yang tepat. Maka pada saat evaluasi harus dilakukan dengan data-data yang diperoleh secara akurat dan instrument yang valid serta reliabel. Dari penjelasan tersebut dapat disumpulkan bahwa evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan teknik tes dan teknik notes (alternative test).

Menurut Hisyam Zaini, dkk dalam Qomari (2008:8) mengelompokkan test sebagai berikut:

a. Menurut bentuknya : secara umum terdapat dua bentuk tes yaitu tes objektif. Tes objektif adala tes yan diskor secara objektif. Disebut objektif karena kebenaran jawaban tes tidak berdasarkan pada penilain (judgement) dari korektor tes. Tes di dalam bentuk ini hanya terdapat jawaban option untuk dipilih oelh anggota sedangkan tes subjektif adalah tes yang diskor dengan memasukkan nilai dari korektor tes. Jenis tes ini antara lain. Tes esai, dan lisan

b. Menurut Ragamnya : tes esai dapat dilakukan atau di kelompokkan menjadi tes esai terbatas (restricted essay) dan tes esai bebas (extended essay). Tes esai terbatas dapat diartikan dengan cara mengerjakan tes menjodohkan (matching) dan

(6)

6 tes pilihan (multiple choice) serta tes benar-salah (true-false). Sedangkan tes esai bebas dapat di klasifikasikan seperti pengisian angker, yang berisikan tentang pendapat masing-masing anggota sehingga isi dari pernyataan tidak ditentukan. Dari pernyataan tersebut dapat di tarik sebuah kesimpulan yang dapat di artikan bahwa di dalam suatu tahap evaluasi (Evolution) harus terdapat data yang akurat digunakan sebagai patokan dalam melakukan suatu penilaian. Tetapi selain data yang akurat, juga diperlukan informasi yang ketetapannya sangat tinggi. Informasi tersebut dapat diperoleh secara objektif melalui orang-orang kepercayaan yang telah di tunjuk.

2.5 Model Evaluasi

Terdapat beberapa yang dapat dicapai dalam melakukan Evaluasi Evaluating (Umar, 2002:41-42) yaitu:

a. Sistem Assessment

Merupakan evaluasi yang memberikan Informasi tentang keadaan atau posisi suatu sistem. Evaluasi dengan menggunakan model ini dapat menghasilkan Informasi mengenai posisi terakhir dari suatu elemen program yang tengah diselesaikan. b. Program Plaining

Adalah suatu evaluasi yang membantu pemilihan aktivitas-aktivitas dalam program tertentu yang mungkin akan berhasil memenuhi kebutuhan.

c. Program Improvement

Merupakan evaluasi orang memberikan informasi tentang bagaimana program berfungsi, bagaimana program bekerja, bagaimana mengantisipasi masalah-masalah yang mungkin dapat mengganggu pelaksanaan kegiatan

d. Program Certification

Yakni evalusi yang memberikan informasi nilai atau manfaat program.

Dari penjelasan yang telah di jabarkan di atas dapat ditarik sebauh kesimpulan meskipun terdapat bermacam-macam model evaluasi (Evaluating), tetapi secara gambaran umum dari berbagai jenis model Evalusi (evaluating) terdapat persamaan yaitu mengumpulkan berbagai macam data atau sumber Informasi yang akurat sedetail mungkin agar dapat dijadikan suatu pertimbangan dalam pengambilan keputusan, serta agar tidak terjadi kesalahan ketika melakukan pengambilan keputusan atau kebijakan.

(7)

7 2.6 Pendekatan-Pendekatan terhadap Evaluasi (Evaluating)

Ketika melakukan thap Evaluasi, harus menggunakan beberapa pendekatan yang sudah ditentukan. Pendekatan-pendekatan tersebut harus ada salah satu yang digunakan meskipun tidak semua evaluator menyetujui adanya pendekatan-pendekatan terhadap Evaluasi (Evaluating). Hal tersebut harus dilakukan agar tidak terjadi kesalahan ketika melakukan perubahan terhadap suatu program atau kegiatan atau organisasi. Terdapat beberapa pendekatan umum dalam melakukan Evaluasi atau Evaluating yakni:

1. Pendekatan Objective – Oriented Approach

Pendekatan ini memiliki pusat perhatiannya adalah tujuan dari Organisasi dan seberapa jauh tujuan yang telah dicapai. Pendekatan ini dilakukan dengan cara melakukan kontak langsung (intensif) dengan pelaksana (manajer) organisasi tersebut. 2. Pendekatan Three – Dimensional Cube atau Hammond’s Evaluation

Pendekatan Hammond melakukan pendekatan dengan cara tiga dimensi yaitu Instruction (karakteristik pelaksanaan, isi, topik, metode, fasilitas, dan organisasi program / proyek), institution (karakteristik individual peserta, instruktur, adminitrasi organisasi) dan behavioral objective (tujuan program itu sendiri sesuai dengan taksonomi Bloom, meliputi tujuan kognitif, afektif dan psikomotor).

3. Pendekatan Management – Oriented Approach

Focus dari pendekatan ini adalah system dengan model (cipp:context-input-proses-product) Karena pendekatan ini melihat program Organisasi sebagai suatu system sihingga jika tujuan organisasi tidak tercapai bias dilihat di proses bagian mana yang perlu ditingkatkan.

4. Pendekatan Goal – Free Evaluation

Pendekatan ini sangat berbeda dengan ketiga pendekatan yang ada di atas karena pendekatan ini tidak terfokus pada efek sampingnya, bukan kepada tujuan yang diinginkan dari pelaksanaan organisasi dapat terlakasana atau tidak. Evaluasi ini biasanya dilaksanakan oleh Evaluator Eksternal.

5. Pendekatan Consumer – Oriented Approach

Pendekatan ini mempunyai kemiripan dengan pendekatan kepuasan konsumen di Ilmu Pemasaran karena pendekatan ini terfokus pada materi software, buku dan silabus. Pendekatan ini hanya menyeleksi materi-materi yang akan digunakan apakah sesuai

(8)

8 dengan yang dibutuhkan oleh organisasi. Tetapi selain itu juga yang dievaluasi apakah materi yang dievaluasi di follow-up dan cos effective.

6. Pendekatan Expertise – Oriented

Pendekatan ini menerapkan system Evaluasi yang dilaksanakan secara formal dan informal, yang berarti jadwal dispesifikasikan atau tidak dispesifikasikan, standart penilaian dipublikasikan atau tidak dipublikasikan. Pendekatan ini merupakan pendekatan tertua dimana evaluator secara subjectif menilai kegunaan suatu program Organisasi karena itu disebut sebagai subjective professional judgement. Adapun juga pendekatan ini pada saat terjadi proses evaluasi dapat dilakukan oleh individu atau kelompok.

7. Pendekatan Adversary – Oriented Approach

Di dalam melakukan tahap evaluasi dengan menggunakan pendekatan ini, evaluator harus mempunyai sifat jujur dan adil atau tidak memihak, meminimalkan bias individu dan mempertahankan pandangan yang seimbang. Sehingga terdapat dua pihak evaluator yang masing-masing menunjukkan sisi baik dan sisi buruk. Di samping itu juga terdapat juri yang menentukan argument evaluator mana yang dapat diterima. 8. Pendekatan Naturalistic dan Participatory Approach

Pelakasanaan evaluasi dengan pendekatan ini bias para stakeholder. Evaluasi yang dilakukan menurut pendekatan ini sangat beragam, sangat deskriptif dan induktif. Pendekatan ini dalam melakukan suatu tahap evaluasi menggunakan sumber data berbagai macam dari berbagai sumber yang ada dan tidak ada standar rencana evaluasinya.

Dari pernyataan yang telah dijabarkan di atas tentang berbgai macam pendekatan terhadap tahap Evaluasi (Evaluating) maka dapat disimpulkan apabila ingin mengevaluasi suatu organisasi yang telah dibentuk. Serta agar dapat mencapai suatu keefektivitas dan efisiensinya suatu program organisasi tersebut baik secara ekternal maupun internal maka seharusnya dilakukan bentuk-bentuk pendekatan evaluasi yang telah distandartkan dan harus terus dikembangkan agar dapat mencapai tujuan yang telah ditentukan organisasi dengan hasilyang maksimal (memuaskan).

(9)

9 2.7 Manfaat Adanya Evaluasi bagi Karyawan

Setiap Evalausi yang dilakukan dalam suatu organisasi tidak selamanya membawa dampak yang negatif bagi para pegawai tetapi justru akan dapat membawa dampak positif bagi pegawai. Hal tersebut dapat terjadi karena mempunyai manfaat yang sangat berpengaruh besar terhadap kinerja para pegawai seperti :

a. Meningkatkan motivasi untuk menghasilkan hasil yang terbaik atau mencapai tujuan dengan hasil yang memuaskan.

b. Adanya kejelasan standart hasil yang diterapkan oleh pegawai.

c. Adanya kesempatan untk mendiskusikan permasalahan pekerjaan dan bagaimana mereka mengatasinya.

d. Adanya pandangan yang jelas tentang konteks pekerjaan.

e. Dapat meningkatkan hubungan yang harmonis dan aktif dengan atasan.

f. Kesempatan untuk mendiskusikan cita-cita dan bimbingan ataupun pelatihan serta dorongan yang diperlukan untuk memenuhi cita-cita karyawan.

g. Peningkatan pengertian terhadap nilai pribadi.

2.8 Pihak-Pihak yang Berkepentingan untuk Di Evaluasi

Evaluasi (Evaluating) yang dilakukan terhadap semua pihak pasti mempunyai tujuan yakni agar mereka dapat mengetahui manfaat dari yang mereka kerjakan. Adapun pihak-pihak yang berkepentingan di dalam melakukan Evaluasi (Evaluating) adalah sebagai berikut:

a. Orang yang dinilai (Karyawan).

b. Penilai (atasan, supervisior, pimpinan, manager, konsultan) ; serta c. Perusahaan

2.9 Hubungan Antara Evaluasi (Evaluating) dengan Organization

Ketika melakukan suatu Evaluasi pasti tidak akan bisa lepas dari yang namanya Organisasi. Karena pengertian dari adanya Evaluasi sudah sangat jelas bahwa Evaluasi muncul atau sangat penting dilakukan agar suatu organisasi tersebut dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya serta dapat menghasilkan suatu hasil yang sangat memuaskan. Meskipun tahap Evalausi dapat dilakukan secara individu atau kelompok tetapi tetap saja di dalam suatu sistem manajemen harus terdapat 5 aspek yang sangat penting dan

(10)

10 tidak dapat dipisahkan karena 5 aspek tersebut telah menjadi hukum mutlak dalam suatu sistem manajemen. 5 aspek tersbut terdiri dari Perencanaan (Plainning), Organisasi (Organization), Pergerakakan (Actuating), Pengawasan (Ccontrolling) dan yang terakhir adalah Penilaian (Evaluating).

Apabila di dalam suatu organisasi, tidak dilakukan atau tidak adanya tahap Evaluasi terhadap kinerja semua anggota Organisasi maka Organisasi tersebut tidak akan dapat mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan dengan maksimal. Evaluasi terhadap Organisasi sangatlah penting agar dapat melakukan suatu pengambilan keputusan atau kebijakan yang tepat apabila terjadi kesalahan ketika melakukan pelaksanaan. Selain dengan tujuan tersebut tahap Evalausi juga dapat membawa dampak yang positif bagi para pegawai, manajer, dan perusahaan. Karena dapat terjalin suatu Organisasi yang harmonis melalui saling berdiskusi atas hasil yang telah dilakukan.

Evaluasi tidak dapt dilakukan apabila tidak terdapat suatu Organisasi bagitu juga dengan suatu organisasi tidak akan dapat berjalan dengan baik apabila tidak dilakukan tahap Evalausi (Evaluating) dihasil akhir. Evalausi dan Organisasi sudah saling bergantungan dan tidak dapat dipisahkan karena kedua aspek termasuk dalam 5 aspek sistem manajemen yang menjadi hokum mutlak dalam sistem manajemen.

(11)

11 BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari berbagai macam penjelasan yang ada dan telah dijabarkan secara detail maka dapat disimpulkan bahwa Evaluasi (Evaluating) sangatlah penting karena Evaluasi mempunyai manfaat yang sangat bagus bagi perkembangan suatu Organisasi dalam mencapai tujuan dengan hasil yang maksimal. Selain itu juga dapat menciptakan suatu Organisasi yang harmonis karena terjadi suatu diskusi atau penilaian terhadap pekerjaan yang telah dilakukan.

3.2 Saran

Di dalam suatu Organisasi, harus diadakan tahap Evaluasi (Evaluating) untuk menjaga kelancaran dalam mencapai tujuan yang telah ditentukan. Di dalam Evaluasi yang dilakukan dapat atau bahkan harus dilakukan melalui pendekatan-pendekatan yang telah dijelaskan tetapi apabila pendekatan tersebut tidak sesuai dengan sistem manajemen Organisasi maka dapat dilakukan suatu perubahan terhadap pendekatan tersebut yang sesuai dengan sistem manajemen organisasi tersebut.

(12)

12 DAFTAR PUSTAKA

Poerwodaminto.1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta:Balai Pustaka Handoko.T.Hani.1984.Manajemen Edisi ke 2. Yogyakarta:BPFE

www.PengertianFungsiEvaluasi.com www.LatarBelakangEvaluasi.com www.Evaluasi(Evaluating).com Sumber-sumber lain.

Referensi

Dokumen terkait

Kebutuhan sekunder adalah kebutuhan yang pemenuhannya setelah kebutuhan primer terpenuhi, namun tetap harus dipenuhi, agar kehidupan manusia berjalan dengan baik. Contoh: pariwisata

Mayoritas warga kampung nelayan pesisir Muara Angke memiliki keberanian menjadi wirausahawan karena tekanan ekonomi yang mendesak. Selain itu, mereka memiliki minat

Pada proses injeksi molding untuk pembuatan hendel terjadi beberapa kekurangan, pada proses pembuatannya diantaranya terjadinya banyak kerutan dan lipatan pada

• Tingkat Kesiapterapan Teknologi ( Technology Readiness Level ) yang selanjutnya disingkat dengan TKT adalah tingkat kondisi kematangan atau kesiapterapan suatu hasil penelitian

algoritma kompresi LZW akan membentuk dictionary selama proses kompresinya belangsung kemudian setelah selesai maka dictionary tersebut tidak ikut disimpan dalam file yang

[r]

Pembayaran ke (BPR) Unisritama hanya dapat dilakukan dengan cara membayar langsung secara tunai melalui Teller. BPR Unisritama terletak di lingkungan Universitas Islam

Hasil penelitian untuk faktor permintaan secara simultan ada pengaruh nyata antara tingkat pendapatan, selera, jumlah tanggungan dan harapan masa yang akan datang