• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

STRUKTUR MODAL PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA TAHUN 2006-2010

Herdjuno Bagus Haryoputra, Harjum Muharam

1

Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Diponegoro Jl. Prof. Soedharto SH Tembalang, Semarang 50239, Phone: +622476486851

ABSTRACT

Capital structure is one of the issues that attract a lot of researchers in the field of finance. Issue of capital structure is an important issue for every company, because good or bad the company's capital structure will have a direct effect on its financial position. This can greatly affect where capital is needed in the building and ensure the continuity of the company, in addition to resources, machinery and materials as a supporter. This study aims to analyze the factors that influence capital structure. The variables studied include profitability (ROE), sales growth, taxes, asset structure, dividends and company size. The study was conducted using multiple linear regression analysis, data collection tools used were observational studies and literature study with purposive sampling method. With 14 manufacturing companies that can be used in this study. The results of the partial regression analysis showed that only profitability (ROE), sales growth, asset structure and dividend significant effect on capital structure. While the results obtained simultaneously variable profitability (ROE), sales growth, taxes, asset structure, dividends and firm size significantly influence capital structure.

Keyword : Capital Structure, Profitability (ROE), Sales Growth, Taxes, Asset Structure, Dividends and Firm Size.

PENDAHULUAN

Situasi ekonomi saat ini banyak memberikan perubahan dalam perekonomian nasional terutama semakin ketatnya dunia persaingan bisnis. Perkembangan dunia usaha yang semakin ketat saat ini telah menciptakan suatu persaingan yang kompetitif antar perusahaan baik pada sektor industri maupun jasa. Dalam menghadapi persaingan tersebut, perusahaan dituntut untuk mempunyai keunggulan bersaing baik dalam hal produk yang dihasilkan, sumber daya manusianya itu sendiri maupun teknologi yang digunakan. Untuk mengatasi ketersediaan dana yang ada, perusahaan harus cermat dan teliti dalam mencari sumber dana yang digunakan untuk membiayai investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan (Chandra, 2008).

Dalam menjalankan sebuah perusahaan, biasanya pemilik melimpahkan pada pihak lain, yaitu manajer. Salah satu tugas utama dari manajer adalah menentukan struktur modal perusahaan. Pada umumnya manajer dapat memilih berbagai jenis asset untuk membentuk struktur modal yang mereka inginkan (Yue, 2011). Sebuah keputusan penting yang dihadapi oleh manajer keuangan dalam kaitannya dengan kelangsungan operasi perusahaan adalah keputusan mengenai investasi (investment) dan pendanaan (financing). Manajer keuangan juga bertugas untuk mengelola aliran dana sesuai dengan tujuan perusahaan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu, manajer keuangan dalam mengambil keputusan pembelanjaan perusahaan harus mempertimbangkan secara teliti sifat dan biaya dari masing-masing sumber dana yang akan dipilih karena masing-masing sumber dana memiliki konsekuensi financial yang berbeda-beda. Sumber dana perusahaan dapat dibedakan menjadi: (1) Sumber Internal, yaitu sumber dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri di dalam perusahaan seperti laba ditahan dan (2) Sumber Eksternal, yaitu sumber dana yang berasal dari tambahan penyertaan modal dari pemilik atau emisi saham baru, penjualan obligasi, dan atau kredit dari bank (Saidi, 2004).

1

(2)

2

Keputusan yang diambil dengan kebijaksanan modal struktur dapat menyebabkan peningkatan profitabilitas atau mengurangi risiko suatu perusahaan sehingga meningkatkan nilai perusahaan. Semakin tinggi proporsi hutang dalam struktur modal perusahaan dikatakan memiliki keuangan yang lebih tinggi manfaatnya. Keputusan struktur modal memungkinkan perusahaan untuk mengalokasikan risiko dan kekuatan kontrol di antara berbagai kelompok stakeholders (Sayeed, 2011).

Struktur modal dapat diukur dari rasio perbandingan antara total hutang terhadap ekuitas yang biasa diukur melalui rasio debt to equity ratio (DER). Dalam perhitungannya DER dihitung dengan cara hutang dibagi dengan modal sendiri, artinya jika hutang perusahaan lebih tinggi daripada modal sendirinya besarnya rasio DER berada diatas satu, sehingga dana yang digunakan untuk aktivitas operasional perusahaan lebih banyak dari unsur hutang daripada modal sendiri (equity). Oleh karena itu, investor cenderung lebih tertarik pada tingkat DER yang besarnya kurang dari satu, karena jika DER lebih dari satu menunjukkan jumlah hutang yang lebih besar dan resiko perusahaan semakin meningkat. Kenaikan DER pada tingkat tertentu akan meminimalkan biaya modal, tetapi bila penambahan terlalu berlebihan justru berakibat meningkatnya biaya modal (Riyanto, 2001).

Berdasarkan penelitian Chen (2010) menunjukan bahwa variabel yang paling berpengaruh terhadap struktur modal adalah profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan.

Penelitian ini bertujuan untuk :

1. Menganalisis pengaruh Profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal. 2. Menganalisis pengaruh Pertumbuhan Penjualan terhadap struktur modal. 3. Menganalisis pengaruh Pajak terhadap struktur modal.

4. Menganalisis pengaruh Struktur Aktiva terhadap struktur modal. 5. Menganalisis pengaruh Dividen terhadap struktur modal.

6. Menganalisis pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap struktur modal.

KERANGKA PEMIKIRAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

Struktur modal merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan harga saham perusahaan jika dikelola dengan baik, dengan demikian maka tujuan perusahaan pun akan tercapai, yaitu memaksimumkan kekayaan pemegang saham. Untuk itu perlu diketahui faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan-perusahaan yang sudah go public. Perusahaan akan mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi penetapan struktur modal perusahaan dan penggunaan metode yang disesuaikan dengan kondisi yang ada.

Dari semua kebijakan penetapan struktur modal tersebut dapat dilihat faktor-faktor apa yang paling mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur. Dalam penelitian ini faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal pada perusahaan manufaktur adalah profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan.

Pengaruh Profitabilitas (ROE) Terhadap Struktur Modal

Kinerja perusahaan telah diidentifikasi sebagai penentu potensi struktur modal. Menurut teori pecking order dengan adanya informasi asimetris, suatu perusahaan akan lebih memilih keuangan internal. Sayeed (2011) menyatakan hubungan negatif antara profitabilitas dan hutang. Sebuah perusahaan yang menguntungkan harus memiliki dana internal yang lebih untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.

Semakin tinggi tingkat keuntungan suatu perusahaan maka kemungkinan untuk memilih pendanaan dari sumber eksternal akan semakin kecil. Tingkat keuntungan yang tinggi memungkinkan perusahaan untuk memperoleh sebagian besar pendanaan struktur modal dari laba ditahan. Sehingga profitabilitas berhubungan negatif dengan rasio utang. Bukti empiris dari penelitian sebelumnya (Chen, 2010) tampaknya konsisten dengan teori pecking order. Mustafa dan Yue (2011) menemukan hubungan negatif antara profitabilitas dan pembiayaan utang. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

(3)

3

Pengaruh Pertumbuhan Penjualan Terhadap Struktur Modal

Menurut Chen (2010) sebagai perusahaan yang tumbuh, kebutuhan keuangan perusahaan cenderung meningkat. Kapasitas untuk membiayai peningkatan permintaan tergantung pada pembiayaan internal. Perusahaan yang sepenuhnya bergantung pada dana internal, maka pertumbuhan dapat dibatasi. Pertumbuhan penjualan merupakan ukuran mengenai besarnya pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh hutang. Dengan demikian diharapkan adanya hubungan yang positif antara penjualan dengan struktur modal. Hasil penelitian terdahulu oleh Mas’ud (2009) dan Mustafa (2011), menunjukkan bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap struktur modal. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H2: Pertumbuhan Penjualan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pengaruh Pajak Terhadap Struktur Modal

Menurut Sayeed (2011) teori trade-off statis manfaat dari utang adalah pengurangan pajak dari pembayaran bunga yang sesuai. Sebagai perusahaan hasil akan memilih rasio utang yang tinggi jika hal itu dapat membayar tarif pajak yang tinggi untuk mengurangi beban pajak. Oleh karena itu, semakin tinggi tarif pajak suatu perusahaan maka semakin besar keuntungan yang akan diperoleh perusahaan atas penggunaan hutang.

Beberapa penelitian telah menghubungkan pajak terhadap struktur modal. Penelitian tersebut antara lain dilakukan oleh Mas’ud (2009) dan Chen (2010) yang menemukan bahwa pajak mempunyai pengaruh yang positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dengan adanya pajak yang tinggi maka akan mengakibatkan struktur modal suatu perusahaan menjadi berkurang dikarenakan dana dikeluarkan untuk membayar biaya pajak tersebut yang diambil dari struktur modal. Sehingga perusahaan memerlukan pinjaman hutang untuk memenuhi struktur modal. Hal ini berarti semakin besar bunga yang harus dibayar, semakin besar pula penghematan pajak dan untuk perusahaan yang presentase hutangnya relatif kecil, pengaruh pajak juga relatif kecil atau bahkan tidak ada (Mutaminah, 2003). Hal ini sesuai dengan teori struktur modal yaitu trade-off theory. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H3: Pajak berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pengaruh Struktur Aktiva Terhadap Struktur Modal

Menurut Chen (2010) struktur aktiva merupakan faktor penentu yang penting dari keputusan modal. Karena merupakan aset perusahaan yang nyata dan memiliki nilai likuidasi yang lebih besar. Teori pecking order memprediksi bahwa perusahaan memegang lebih aset yang berwujud akan kurang rentan menghadapi masalah informasi asimetris dan mengurangi biaya keagenan. Badan biaya utang yang dijamin seperti aset berwujud lebih rendah dibandingkan dengan utang tanpa jaminan.

Struktur aktiva yang diwakilkan oleh total asset itu dapat menjaga keseimbangan struktur modal dalam pengelolaan hutang. Apabila perusahaan ingin memperoleh hutang dari bank atau pihak lain dalam jumlah banyak maka perusahaan tersebut harus memilik total asset, karena total asset dapat digunakan sebagai jaminan dalam mendapatkan hutang. Sehingga semakin besar struktur aktiva maka DER yang akan didapatkan bisa besar pula sesuai dengan struktur aktiva yang dimiliki. Penelitian yang dilakukan oleh Miawan (2008) dan Mas’ud (2009) mengungkapkan bahwa struktur modal berdampak positif dengan struktur aktiva perusahaan yang sesuai dengan teori pecking order. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H4: Struktur Aktiva berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pengaruh Dividen Terhadap Struktur Modal

Bhaduris dalam Chen (2010) mengemukakan dividen adalah sinyal dari kesehatan keuangan untuk pihak luar. Sebuah perusahaan dengan aliran dividen yang konstan akan menghadapi lebih sedikit informasi asimetris ketika memasuki pasar ekuitas. Pembayaran dividen mengurangi jumlah dana internal dan meningkatkan kebutuhan pembiayaan eksternal. Kebijakan dividen memungkinkan untuk melepaskan sumber daya ketika perusahaan tidak memiliki proyek-proyek yang menguntungkan dan menyampaikan informasi tentang harapan masa depan suatu perusahaan ke pasar modal. Selain itu dapat dijelaskan bahwa dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan artinya dividen mempengaruhi harga saham, jika harga saham meningkat maka banyak

(4)

4

investor yang akan menanamkan sahamnya ke perusahaan tersebut yang dapat meningkatkan struktur modal. Sehingga ada hubungan positif antara rasio pembayaran dan utang. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H5: Dividen berpengaruh positif terhadap Struktur Modal. Pengaruh Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal

Menurut Sayeed (2011) ukuran perusahaan merupakan variabel yang telah banyak digunakan dalam studi struktur modal. Perusahaan besar dapat mengurangi risiko kebangkrutan dengan melakukan diversifikasi bisnisnya. Pada biaya kebangkrutan yang lebih rendah, perusahaan-perusahaan dapat mempekerjakan proporsi yang lebih besar dari utang untuk mencapai bunga pajak yang lebih tinggi. Dengan asumsi ini kita dapat memprediksi hubungan positif antara ukuran perusahaan dan rasio utang.

Penelitian dari Mustafa (2011) menunjukkan bahwa semakin besar perusahaan maka dana eksternal yang lebih akan digunakan. Salah satu alasannya adalah, perusahaan yang lebih besar akan memungkinkan mereka untuk mengelola rasio utang sangat tinggi. Para penyedia dari modal utang lebih bersedia untuk memberikan pinjaman kepada perusahaan besar, mereka dianggap memiliki tingkat risiko yang rendah. Sehingga ukuran perusahaan dapat memiliki efek positif pada kinerja perusahaan, karena perusahaan besar dapat memanfaatkan ukuran mereka untuk mendapatkan penawaran yang lebih baik dalam keuangan maupun produk lainnya. Perusahaan besar akan lebih berani untuk mengeluarkan atau menerbitkan saham baru dalam pemenuhan kebutuhan dananya jika dibandingkan dengan perusahaan kecil. Oleh karena itu ukuran perusahaan yang besar merupakan signal positif bagi kreditur untuk memberikan pinjaman. Penelitian terdahulu yang menghubungkan ukuran perusahaan terhadap kebijakan struktur modal yang dilakukan oleh Kartini dan Tulus (2008) dan Mas’ud (2009) mendapatkan hasil bahwa ukuran perusahaan mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal. Dengan demikian hipotesis yang diajukan:

H6: Ukuran Perusahaan berpengaruh positif terhadap Struktur Modal.

METODE PENELITIAN

Variabel Penelitian Struktur Modal

Struktur modal menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi total hutang (total debt) berdasarkan total modal sendiri (total shareholder equity). Dengan ukuran variabel yang digunakan adalah total hutang dan total modal sendiri.

Profitabilitas (ROE)

Return on Equity menunjukkkan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan memanfaatkan total equity yang dimilikinya. Satuan persen (%) dengan ukuran variabel yang digunakan adalah earning after tax dibagi total equity

Pertumbuhan Penjualan

Pertumbuhan penjualan merupakan ukuran mengenai besarnya pendapatan per saham perusahaan yang diperbesar oleh hutang. Perusahaan yang bertumbuh pesat cenderung lebih banyak menggunakan hutang untuk membiayai kegiatan usahanya daripada perusahaan yang tumbuh secara lambat.

Pajak

Pajak merupakan hasil dari profit before tax dikurangi dengan profit after tax dan kemudian hasilnya dibagi dengan profit before tax.

Struktur Aktiva

Struktur aktiva yang diberi simbol AST akan diukur dengan menggunakan hasil bagi antara aktiva tetap dengan total aktiva. Apabila aktiva perusahaan cocok untuk dijadikan agunan kredit atau sebagai jaminan, perusahaan tersebut cenderung menggunakan banyak hutang.

(5)

5

Dividen

Dividen merupakan pembagian laba kepada para pemegang saham perusahaan sebanding dengan jumlah saham yang dipegang oleh masing-masing pemilik dividen. Dividen merupakan perbandingan antara deviden perlembar saham (DPS) dengan laba perlembar saham (EPS) atau merupakan persentase dari pendapatan yang akan dibayarkan kepada pemegang saham.

Ukuran Perusahaan

Ukuran perusahaan merupakan ukuran atau besarnya asset yang dimiliki perusahaan (Mas’ud, 2008). Ukuran untuk menentukan ukuran perusahaan adalah dengan log natural dari total asset (Arianto, 2008). Total asset dijadikan sebagai indikator ukuran perusahaan karena sifatnya jangka panjang dibandingkan dengan penjualan. Sedangkan logaritma natural digunakan untuk meminimalkan varian dari model penelitian. Selain itu transformasi logaritma natural juga berfungsi untuk pengujian asumsi klasik khususnya untuk uji normalitas atau penormalan data (Ghozali, 2006).

Penentuan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah data dari perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) pada tahun 2006-2010 dengan jumlah sebanyak 145 perusahaan manufaktur. Pengambilan sampel pada penelitian ini dengan menggunakan metode purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan menggunakan pertimbangan tertentu yang disesuaikan dengan tujuan penelitian atau masalah penelitian yang digunakan (Ferdinand, 2006).

Metode Analisis

1. Uji Normalitas 2. Uji Multikolinearitas 3. Uji Heteroskedastisitas 4. Uji Autokorelasi

5. Analisis Regresi Berganda 6. Uji Simultan (Uji F) 7. Uji Parsial (Uji t)

8. Uji Koefisien Determinasi (R2)

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Uji Normalitas

Grafik normal plot pada penelitian ini menyebar merata di sekitar garis diagonal. Sehingga hal ini menunjukkan bahwa model regresi sesuai dengan asumsi normalitas dimana standardized residual yang berdistribusi normal adalah garis yang memiliki pola yang dekat dengan garis diagonal.

Uji Multikolinearitas

Semua variabel yang digunakan mempunyai nilai Tolerance yang lebih besar dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10. Hasil ini berarti bahwa variabel-variabel penelitian tidak menunjukkan adanya gejala multikoliniearitas dalam model regresi.

Uji Heteroskedastisitas

Grafik Scatterplot dapat dilihat bahwa titik-titik membentuk pola yang tidak teratur ( tidak jelas ) dan menyebar diatas dan dibawah angka 0 (nol) pada sumbu y. Hal ini dapat menunjukkan bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi.

Uji Autokorelasi

Pada uji autokorelasi menunjukkan nilai Durbin-Watson sebesar 2,095 dimana nilai tersebut berada diantara nilai du dan 4-du yaitu 1,805 < 2,095 < 2,195. Maka diambil keputusan bahwa model regresi tidak terdapat autokorelasi.

(6)

6

Analisis Regresi Berganda

Tabel 1

Hasil Pengujian Regresi Berganda Variabel Unstandardized Coefficients

Beta t Sig. (Constant) ROE GROWTH TAX AST -,335 ,789 1,151 1,645 1,188 -,544 3,361 2,114 1,621 4,061 ,589 ,001 ,039 ,110 ,000 DIV ,403 2,453 ,017 SIZE -2,656 -,776 ,441

Berdasarkan hasil pengolahan data, ditulis persamaan regresi sebagai berikut :

DER = -0,335 + 0,789 ROE + 1,151 GROWTH + 1,645 TAX + 1,188 AST +

0,403 DIV – 2,656 SIZE

Konstanta sebesar -0,335 menunjukkan bahwa jika variabel-variabel independen tidak mengalami perubahan atau konstan maka variabel dependen sebesar 0,335.

Koefisien regresi pada variabel ROE sebesar 0,789, nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa variabel ROE berpengaruh positif terhadap DER. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1% ROE akan mengakibatkan perubahan sebesar 78,9% pada variabel DER.

Koefisien regresi pada variabel pertumbuhan penjualan sebesar 1,151, nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan penjualan berpengaruh positif terhadap DER. Hal ini menunjukkan bahwa setiap setiap perubahan 1% pertumbuhan penjualan akan mengakibatkan perubahan sebesar 151,1% pada variabel DER.

Koefisien regresi pada variabel pajak sebesar 1,645, nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa variabel pajak berpengaruh positif terhadap DER. Hal ini menunjukkan bahwa setiap setiap perubahan 1% pajak akan mengakibatkan perubahan sebesar 164,5% pada variabel DER.

Koefisien regresi pada variabel struktur aktiva sebesar 1,188, nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa variabel struktur aktiva berpengaruh positif terhadap DER. Hal ini menunjukkan bahwa setiap setiap perubahan 1 kali struktur aktiva akan mengakibatkan perubahan sebesar 1/1,188 kali pada variabel DER.

Koefisien regresi pada variabel dividen sebesar 0,403, nilai koefisien yang positif menunjukkan bahwa variabel dividen berpengaruh positif terhadap DER. Hal ini menunjukkan bahwa setiap setiap perubahan 1% dividen akan mengakibatkan perubahan sebesar 40,3% pada variabel DER.

Koefisien regresi pada variabel ukuran perusahaan sebesar -2,656, nilai koefisien yang negatif menunjukkan bahwa variabel ukuran perusahaan berpengaruh negatif terhadap DER. Hal ini menunjukkan bahwa setiap perubahan 1 kali ukuran perusahaan akan mengakibatkan perubahan sebesar 2,656 kali pada variabel DER.

Uji Simultan (Uji F)

Tabel 2 Hasil Uji F

ANOVAb

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Regression 7,030 6 1,172 8,445 ,000a

Residual 8,186 59 ,139

(7)

7

Data Tabel 4.10 diatas dapat dilihat bahwa model persamaan ini memiliki nilai Fhitung

sebesar 8,445 dan dengan tingkat signifikansi 0,000. Nilai signifikansi yang dihasilkan mempunyai nilai yang lebih kecil dari signifikansi penelitian yaitu sebesar 0,05. Maka model regresi layak digunakan untuk menjelaskan struktur modal. Hal ini juga menunjukkan bahwa secara bersama-sama variabel independen profitabilitas, pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan berpengaruh signifikan terhadap struktur modal.

Uji Parsial (Uji t)

Tabel 3 Hasil Uji t

Variabel t Nilai Signifikansi (α = 5%)

ROE 3,361 ,001 GROWTH 2,114 ,039 TAX 1,621 ,110 AST 4,061 ,000 DIV 2,453 ,017 SIZE -,776 ,441

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel profitabilitas (ROE) diperoleh nilai t hitung

sebesar 3,361 dengan tingkat signifikansi 0,001. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,668. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan

bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap struktur modal ditolak. Sehingga berdasarkan hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel profitabilitas (ROE) menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel pertumbuhan penjualan diperoleh nilai t hitung

sebesar 2,114 dengan tingkat signifikansi 0,039. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,668. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan

bahwa pertumbuhan penjualan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal diterima. Sehingga berdasarkan hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel pertumbuhan penjualan menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel pajak diperoleh nilai t hitung sebesar 1,621

dengan tingkat signifikansi 0,110. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,668. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa pajak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal ditolak. Sehingga berdasarkan hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel pajak menunjukkan pengaruh positif tidak signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel struktur aktiva diperoleh nilai t hitung sebesar

4,061 dengan tingkat signifikansi 0,000. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,668. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa

struktur aktiva berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal diterima. Sehingga berdasarkan hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel pertumbuhan penjualan menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel dividen diperoleh nilai t hitung sebesar 2,453

dengan tingkat signifikansi 0,017. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,668. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan bahwa dividen

berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal diterima. Sehingga berdasarkan hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel dividen menunjukkan pengaruh positif signifikan terhadap struktur modal.

Berdasarkan hasil pengujian untuk variabel ukuran perusahaan diperoleh nilai t hitung

sebesar -0,776 dengan tingkat signifikansi 0,441. Dengan menggunakan batas signifikansi 0,05, maka diperoleh nilai t tabel sebesar 1,668. Dapat disimpulkan bahwa hipotesis yang menyatakan

bahwa ukuran perusahaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap struktur modal ditolak. Sehingga berdasarkan hasil uji t dapat dikatakan bahwa variabel ukuran perusahaan menunjukkan pengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal.

(8)

8

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Tabel 4

Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R

Square

Std. Error of the Estimate

Durbin-Watson

1 ,680a ,462 ,407 ,37248 2,095 Hasil uji koefisien determinasi R2 menunjukkan bahwa koefisien determinasi yang ditunjukkan dari nilai adjusted R2 sebesar 0,407. Hal ini berarti bahwa 40,7% variabel dependen yaitu struktur modal dapat dijelaskan oleh enam variabel independen yaitu profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan, sedangkan sisanya sebesar 59,3% struktur modal dijelaskan oleh variabel atau sebab-sebab lainnya diluar model. Pembahasa Hasil Penelitian

Tabel 5 Hasil Uji Hipotesis Variabel Unstandardized Coefficients

Beta t Sig. (Constant) ROE GROWTH TAX AST -,335 ,789 1,151 1,645 1,188 -,544 3,361 2,114 1,621 4,061 ,589 ,001* ,039* ,110 ,000* DIV ,403 2,453 ,017* SIZE -2,656 -,776 ,441 Keterangan: *) Signifikan

Hasil pengujian hipotesis pertama berdasarkan dari hasil uji t dapat dilihat THitung > TTabel,

yaitu 3,361 > 1,668 dengan tingkat signifikan 0,001 sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal dan memiliki arah positif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara variabel profitabilitas (ROE) terhadap struktur modal. Hasil dalam penelitian ini konsisten dengan Mas’ud (2009) bahwa profitabilitas (ROE) berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dapat dijelaskan bahwa profitabilitas mempunyai tingkat pengembalian yang tinggi dan memungkinkan perusahaan untuk membiayai sebagian besar kebutuhan pendanaan dengan dana yang dihasilkan secara internal. Tetapi karena penelitian ini menggunakan perusahaan yang membagikan dividen maka keuntungan yang dimiliki perusahaan akan dibagikan kepada para pemegang saham. Sehingga hal ini menyebabkan perusahaan tidak bisa menggunakan keuntungan sebagai dana internal untuk membiayai struktur modal, oleh karena itu perusahaan lebih memilih menggunakan dana eksternal berupa peminjaman hutang sebagai pendanaan struktur modal perusahaan.

Hasil pengujian hipotesis kedua berdasarkan dari hasil uji t dapat dilihat THitung > TTabel,yaitu

2,114 > 1,668 dengan tingkat signifikan 0,039 sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal dan memiliki arah positif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara variabel pertumbuhan penjualan terhadap struktur modal. Hasil dalam penelitian ini konsisten dengan Nanok (2008), Mas’ud (2009), Chen (2010) dan Mustafa (2011) dimana pertumbuhan penjualan berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Pertumbuhan penjualan berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dapat dijelaskan bahwa perusahaan dengan pertumbuhan yang besar berpengaruh terhadap kebijakan pendanaan perusahaan. Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan penjualan yang tinggi akan berpengaruh pada tingkat penjualan yang lebih tinggi pula, sehingga memerlukan penambahan biaya. Penambahan biaya ini dapat dilakukan baik dengan menggunakan laba ditahan maupun dengan menggunakan hutang. Pada perusahaan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang

(9)

9

tinggi akan memiliki kepercayaan penuh dari investor, sehingga perusahaan ini akan lebih cenderung untuk menggunakan hutang sebagai sumber pendanaannya.

Hasil pengujian hipotesis ketiga berdasarkan dari hasil uji t dapat dilihat THitung < TTabel,yaitu

1,621 < 1,668 dengan tingkat signifikan 0,110 sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan variabel pajak terhadap struktur modal dan memiliki arah positif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif tidak signifikan antara variabel pajak terhadap struktur modal. Hasil ini konsisten dengan penelitian Mas’ud (2009), Chen (2010) dan Sayeed (2011). Pajak tidak berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal dapat dijelaskan bahwa dengan semakin tinggi pendapatan maka pajak yang dikenakan akan semakin tinggi pula. Dengan adanya hutang, maka bunga hutang dapat dikurangkan kedalam penghitungan pajak, sehingga dianggap lebih menguntungkan. Semakin tinggi tingkat pajak perusahaan, maka semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak, sehingga semakin besar daya tarik penggunaan hutang untuk struktur modal. Selain itu dengan adanya pajak yang tinggi maka akan mengakibatkan struktur modal suatu perusahaan menjadi berkurang dikarenakan dana dikeluarkan untuk membayar biaya pajak tersebut yang diambil dari struktur modal. Untuk menjaga struktur modal agar tetap seimbang maka perusahaan melakukan pinjaman hutang.

Hasil pengujian hipotesis keempat berdasarkan dari hasil uji t dapat dilihat THitung > TTabel,

yaitu 4,061 > 1,668 dengan tingkat signifikan 0,000 sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel struktur aktiva terhadap struktur modal dan memiliki arah positif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara variabel struktur aktiva terhadap struktur modal. Hasil dalam penelitian ini konsisten dengan Miawan (2008), Mas’ud (2009) dan Chen (2010) berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Struktur aktiva berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dapat dijelaskan bahwa struktur aktiva yang diwakilkan oleh total asset itu dapat menjaga keseimbangan struktur modal dalam pengelolaan hutang. Apabila perusahaan ingin memperoleh hutang dari bank atau pihak lain dalam jumlah banyak maka perusahaan tersebut harus memilik total asset, karena total asset dapat digunakan sebagai jaminan dalam mendapatkan hutang. Sehingga semakin besar struktur aktiva maka DER yang akan didapatkan bisa besar pula sesuai dengan struktur aktiva yang dimiliki.

Hasil pengujian hipotesis kelima berdasarkan dari hasil uji t dapat dilihat THitung > TTabel,

yaitu 2,453 > 1,668 dengan tingkat signifikan 0,017 sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan variabel dividen terhadap struktur modal dan memiliki arah positif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang positif signifikan antara variabel dividen terhadap struktur modal. Hasil dalam penelitian ini konsisten dengan Chen (2010) dimana dividen berpengaruh signifikan positif terhadap struktur modal. Dividen berpengaruh positif signifikan terhadap struktur modal dapat dijelaskan bahwa dividen berpengaruh terhadap nilai perusahaan artinya dividen mempengaruhi harga saham, jika harga saham meningkat maka banyak investor yang akan menanamkan sahamnya ke perusahaan tersebut sehingga dapat meningkatkan struktur modal.

Hasil pengujian hipotesis keenam berdasarkan dari hasil uji t dapat dilihat THitung < TTabel,

yaitu -0,776 < 1,668 dengan tingkat signifikan 0,441 sehingga menunjukkan adanya pengaruh yang tidak signifikan variabel ukuran perusahaan terhadap struktur modal dan memiliki arah negatif. Hal ini berarti bahwa terdapat hubungan yang negatif tidak signifikan antara variabel ukuran perusahaan terhadap struktur modal. Hasil dalam penelitian ini konsisten dengan Hadianto (2008) berpengaruh negatif terhadap struktur modal. Ukuran perusahaan berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap struktur modal dapat dijelaskan bahwa variabel ukuran perusahaan tidak cukup berarti mempengaruhi pengambilan keputusan penggunaan hutang. Arah koefisien ukuran perusahaan yang negatif menunjukkan bahwa semakin besar ukuran perusahaan tersebut, maka semakin rendah tingkat hutang perusahaan tersebut, begitu pun sebaliknya. Karena perusahaan yang besar akan memiliki free cash flow yang tinggi, sehingga bila memerlukan tambahan dana untuk membiayai struktur modal, maka perusahaan tersebut akan menggunakan sumber pendanaan internal tetapi jika tidak mencukupi maka perusahaan akan menggunakan dana eksternal berupa hutang daripada menerbitkan saham baru. Sedangkan pada perusahaan yang kecil akan memiliki free cash flow yang rendah, sehingga sumber pendanaan internal tidak bisa mencukupi tambahan dana struktur modal yang diperlukan, untuk itu perusahaan akan melakukan pinjaman hutang daripada menerbitkan saham baru. Hal ini dikarenakan biaya emisi saham baru lebih besar daripada biaya emisi hutang dan biaya untuk penerbitan saham baru pada perushaan kecil akan lebih mahal

(10)

10

daripada perusahaan besar. Berdasarkan hal tersebut perusahaan yang kecil akan cenderung memilih hutang untuk memenuhi struktur modalnya.

KESIMPULAN DAN KETERBATASAN

Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, setelah melalui tahap pengumpulan data, pengolahan data, analisis data dan yang terakhir interpretasi hasil analisis mengenai pengaruh profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan terhadap struktur modal, dengan menggunakan data yang terdistribusi normal, tidak terdapat multikolinearitas, bebas autokorelasi dan tidak adanya heteroskedastisitas. Dari enam faktor yang diteliti (profitabilitas, pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan), terbukti bahwa profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva dan dividen berpengaruh positif terhadap struktur modal. Hal ini berarti adanya profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan yang meningkat, pajak yang tinggi, tingkat struktur aktiva dan pembagian dividen mendorong perusahaan untuk melakukan pinjaman hutang guna memenuhi kebutuhan struktur modal perusahaan. Sedangkan faktor ukuran perusahaan terbukti tidak berpengaruh terhadap struktur modal perusahaan. Hal ini berarti manajer perusahaan tidak terlalu mempertimbangkan ukuran perusahaan dalam mengambil keputusan untuk pneggunaan hutang dalam memenuhi kebutuhan struktur modal.

Keterbatasan

Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan. Pertama, penelitian ini hanya mengambil jangka waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2010. Kedua, penelitian ini hanya terbatas untuk sampel perusahaan manufaktur saja. Ketiga, hasil penelitian ini menunjukkan variabel profitabilitas (ROE), pertumbuhan penjualan, pajak, struktur aktiva, dividen dan ukuran perusahaan mempengaruhi struktur modal hanya sebesar 40,7% sehingga perlu menggunakan variabel lain yang mempengaruhi struktur modal.

(11)

11

REFERENSI

Anonim. 2006-2010. IDX Statistic Book.

Anonim. 2009-2011. Indonesian Capital Market Directory.

Arianto, Tulus dan Kartini. 2007. Struktur Kepemilikan, Profitabilitas, Pertumbuhan Aktiva

dan Ukuran Perusahaan Terhadap Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur.

Jurnal Keuangan dan Perbankan vol. 12, no. 1, hal. 11-21

Brigham dan Houston. 2006. Dasar-dasar Manajemen Keuangan. Edisi 7, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Brealey, Myers dan Marcus. 2007. Dasar-Dasar Manajemen Keuangan Perusahaan. Edisi 5, Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Chandra, Teddy. 2008. Analisis tentang Struktur Modal Perusahaan-Perusahaan di Bursa

Efek Jakarta. Jurnal Eksekutif vol.5, no. 2, hal 393-400

Chen, Li-Ju. 2010. How the Pecking Order Theory Explain Capital Structure. Journal of

Finance. Taiwan: Chang Jung University

Ferdinand, Agusti, 2006. Metode Penelitian Manajemen. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro

Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate dengan program SPSS. Edisi Keempat, Semarang: Badan Penerbit UNDIP.

Hasan, Mudrika. 2006. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal. Jurnal Tepak Manajerial vol. 6, no. 6, hal. 1-21

Husnan, Suad. 2000. Manajemen Keuangan Teori dan Penerapan (Keputusan Jangka

Panjang). Buku 1. Edisi 4. Yogyakarta: BPFE

Kanok, Yanuar. 2008. Capital Structure Determinan di Indonesia. Jurnal Akuntabilitas vol. 7, no. 2, hal. 122-127

Mas’ud, Masdar. 2009. Faktor-Faktor Penentu Struktur Modal serta Dampaknya terhadap

Nilai Perusahaan (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia dan Bursa Efek Malaysia). Jurnal Aplikasi Manajemen vol. 7, no. 1, hal.

151-161

Miawan, Andiyas dan Ignatia S Seventi. 2008. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi

Struktur Modal pada Perusahaan Manufaktur di Bursa Efek Jakarta Tahun 2003-2006. Jurnal Perspektif Ekonomi vol. 1, no. 2, hal. 135-148

Mustafa, Ali. 2011. The Determinants of Capital Structure of Jordanian Mining and Extraction

Industries: Empirical Evidence. European Journal of Economics, Finance and

Administrative Sciences vol. 29

Mutaminah. 2003. Analisis Struktur Modal pada Perusahaan-Perusahaan Non Financial yang

Go Public di Pasar Modal Indonesia. Jurnal Bisnis Strategi vol. 11, hal. 71-81

Rahayu, Dyah Sih. 2005. Pengaruh Kepemilikan Saham Manajerial dan Institusional pada

Struktur Modal Perusahaan. Jurnal Akuntansi dan Auditing vol.1, no. 2, hal. 181-197

Riyanto, Bambang.2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan. Edisi 4, Cetakan 7, Yogyakarta: BPFE UGM

Saidi. 2004. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur Modal pada Perusahaan

Manufaktur Go Public di BEJ Tahun 1997-2002. Jurnal Bisnis dan Ekonomi vol. 11, no.

1, hal. 44-58

Sarnowo, Henry dan Tutut Dewi. 2009. Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Struktur

Modal Perusahaan Perbankan di Indonesia. Jurnal Janavisi vol. 12, no. 2, hal. 110-124

Sayeed, Mohammad Abu. 2011. The Determinants of Capital Structure for Selected Bangladeshi

Listed Companies. International Review of Busines Research Papers vol.7, no. 2, pp.

21-36

Yue, Ho-Yin. 2011. Determinants of Corporate Capital Structure Under Different Debt

Gambar

Tabel 3  Hasil Uji t
Tabel 5  Hasil Uji Hipotesis  Variabel   Unstandardized Coefficients

Referensi

Dokumen terkait

The Autumn Issue again presents a variety of subjects in the field of contemporary Indonesian Studies: political history, linguistics, Islam and democracy, gay

Apakah Saudara setuju dengan kebijakan penambahan retribusi untuk masuk kawasan wisata apabila fasilitas diwisata Pantai dilengkapi/ditambaha. Jika saudara tidak bersedia, apa

Berdasarkan hasil penelitian terdapat 4 faktor yang paling berperan dalam peningkatan angka kejadian sectio caesarea di RSUD Liun Kendage Tahuna pada tahun 2013, diantara

Sehubungan dengan pelaksanaan pelelangan PENGA DA A N PERA LATA N PRA KTEK DA N PERA GA SISWA SD pada Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olah Raga Kota Bima Tahun

Tingkat penghasilan warga di Perumahan BMP adalah tinggi sebanyak 52% dengan memilih air minum galon bermerek sebanyak 24% dikarenakan faktor kualitas air minum yang

[r]

Submit two requests to the server with the following parameters and values: initial request case

This paper aimed at examining several accident related factors contributing to motorcycle fatal accidents in the city of Denpasar, Bali Province, using a logistic regression.. The