• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tanaman Buah Berstruktur Semak. Winarso D Widodo & Ketty Suketi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Tanaman Buah Berstruktur Semak. Winarso D Widodo & Ketty Suketi"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Tanaman Buah Berstruktur

Semak

Winarso D Widodo

&

(2)

Tanaman Semak (Shrub)

• Tanaman dengan cabang primer rendah (< 2

m) atau tanpa batang pokok dominan

• Alami: jambu biji, jeruk siem, kopi,

• Buatan (hasil pruning & training):

tabulampot (aneka tanaman), apel, jambu,

sawo, belimbing

(3)

APEL

(Malus sylvestris Mill.)

Khaerunnisa, 2010.

Pengelolaan

Pemangkasan Apel

(Mallus sylvestris Mill)

di PT Kusuma

Agrowisata, Batu,

Malang, Jawa Timur

(4)

Botani Ringkas

• Tanaman buah tahunan berasal dari Asia Barat

Daya (temperate)

• Famili: Rosaceae

• Tunas : Dimorfism dengan 3 macam tunas:

1. Tunas campuran (1 tunas pembawa bunga disusul

oleh 1 atau 2 tunas vegetatif)  dimorf

2. Tunas taji (beruas-ruas pendek dan padat)

3. Tunas ranting (vertikal)  tunas air

(5)

Syarat Tumbuh

• Beriklim temperate:

semi (pecah dormansi – berbunga) – panas (buah –

panen) – gugur (rontok) – dingin (dorman).

• Adaptif di tropika:

– 700 – 1200 m d.p.l; Suhu: 16 – 27

0

C

– RH: 75 – 85%; CH: 1600 – 2600 mm/tahun

– Intensitas cahaya > 50%

(6)

Keuntungan di Tropika

• Perlu pemangkasan, perompesan daun dan

pelengkungan cabang

• Perompesan  simulasi musim gugur untuk

membuang zat-zat penghambat pada

daun-daun setelah panen

• Pemangkasan  penyerempakan

pertumbuhan tunas  dominansi apikal

• Pelengkungan  pemerataan bunga

(7)

Keuntungan di Tropika

• Dapat dibungakan 2 – 3 kali setahun pada 1

pohon (blok), dengan pergiliran yang baik dapat

berproduksi sepanjang tahun

• Jarak tanam rapat : 3m x 3m di lahan berlereng

dapat jarak antar tanaman dapat 2.5 m 

populasi 1111 – 1500 tan/ha

• Varietas: Rome Beauty, Manalagi (mutan Rome

Beauty), Anna, Wanglin, Princess Noble.

(8)
(9)
(10)
(11)
(12)

Ethylene u/ Apel

Tergolong klimakterik, produksi ethylene tinggi, tetapi

cukup toleran terhadap ethylene eksogen; Apel

(13)
(14)

BUDIDAYA JAMBU BIJI

Dr.Ir. KETTY SUKETI MSi.

Pelatihan Budidaya Jambu Biji Kristal

Pusat Kajian Buah Tropika - Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, IPB. 30 November 2011

(15)
(16)
(17)

Buah jambu biji sepanjang tahun

Puncak bulan Januari-Maret

Sentra produksi di Sumatera Utara, DKI

Jakarta (Jakarta Selatan dan Jakarta Timur),

Jawa Barat (Bekasi,

Bogor

, Karawang,

Pandeglang), Jawa Tengah, DI Yogyakarta,

Jawa Timur dan Kalimantan.

(18)

Manfaat:

1. pohon

penghijauan

2. batang

kerajinan tangan &

perkakas rumah tangga

3. daun

obat

4. buah

buah segar & produk olahan

Permintaan

jambu merah

DBD

Buah

vitamin C

Kandungan Vitamin C bisa 3-6x

jeruk,

> 10x

pepaya, & 10-30x

pisang

∑ Asam askorbat

kultivar, iklim & tempat

(19)

Kandungan gizi 100 g

buah jambu biji masak

segar:

Kalori 49 kal; Vitamin A 25 SI;

Vitamin B1 0.05 mg; Vitamin C

87 mg; Kalsium 14 mg; Fosfor

28 mg; Besi 1.1 mg; Protein 0.9

mg; Lemak 0.3 g dan air 86 g

(20)

Kandungan PTT, ATT dan Vitamin C BuahJambu Merah Bulat,Jambu Merah Lonjong dan Jambu Merah Getas di Bogor Barat. (Sumber :

Kurniawati, Suketi dan Nurjanah, 2007) • Vitamin C

- Terendah (165.098 mg/100 g) - Tertinggi (335.889 mg/100 g)

PTT (Padatan Terlarut Total) - Terendah (7.7°Brix)

- Tertinggi (9.3°Brix)

ATT (Asam Tertitrasi Total) - Terendah (0.024 ml/100 g) - Tertinggi (0.054 ml/100 g)

(21)

Kandungan PTT, ATT dan Vitamin C Buah Jambu Biji

(Sumber: Kurniawati, Suketi dan Mutiaranie, 2007)

Kulti var Gerom bol Ulang an PTT (Brixo) ATT (ml/100g) Vit C (mg/100g) Jambu Biji Putih I, II, III 1 8.030 0.028 274.603 2 9.400 0.035 273.283 3 8.470 0.023 218.840 Jambu Biji Merah V, VI, VII 1 8.100 0.033 285.827 2 7.830 0.037 162.319 3 7.770 0.028 203.906 Jambu Biji Susu IV 1 10.270 0.051 296.825 2 11.270 0.026 279.920 3 9.330 0.053 218.232

(22)

Kecamatan Cibunbulang (kebun B, C, D) Leuwisadeng (kebun A, E, G, H, I) Tenjo (kebun F) Elevasi (m dpl)* 300 350 350 Suhu (C)* 25-32 25-30 25-32 Curah Hujan (mm/thn)^ 4051.4 4051.4 4051.4 Hari Hujan/tahun^ 237.2 237.2 237.2

Agroklimat Tiga Kecamatan Contoh di

Kabupaten Bogor Barat

Sumber: *Laporan Tahunan Unit Pelaksana Teknis Daerah ^ Stasiun Klimatologi Darmaga Bogor

(23)

Agroklimat dan Kondisi Budidaya Jambu Biji

di Kabupaten Bogor Tengah

Kecamatan

Bojong Gede Kemang Rancabungur Luas wilayah (ha) 2 628.033 2 588.64 3 651.754 Ketinggian (m dpl) 142 200 165 Suhu (oC) 27-32 28-32 30-34 Curah hujan (mm/th) 2500 33 257.57 Hari hujan/th 145 5 28

(24)

Kondisi Budidaya Jambu Biji di Bogor Barat

• Jambu biji dibudidayakan secara komersial.

• Tanaman berumur 1 tahun 4 bulan sampai 5

tahun. Bibit cangkokan

Citayam, Cilebut,

Bojong dan Yogyakarta.

• Jarak tanam

2 x 2.5 m, 2.5 x 2.5 m, 3 x 3 m,

3 x 3.5 m, dan 5 x 5 m.

(25)

• Pemupukan pupuk organik dan anorganik.

• Petani

pemangkasan cabang, penjarangan

daun, pelengkungan cabang.

• Penjarangan bunga dan buah tidak dilakukan oleh

petani.

(26)

Lahan

irigasi dan drainase yang baik.

Hama

lalat buah, ulat penggerek batang, ulat

bulu.

Penyemprotan

pestisida anorganik.

(27)

∑ Produksi per pohon berkisar 0.1-0.2 kuintal tiap

tahun.

Pemasaran: petani

tengkulak

pasar

setempat, pasar Jakarta dan Tanggerang.

∑ Produksi 3 kecamatan di Bogor barat 30%

produksi kabupaten Bogor Produksi jambu biji di

kabupaten Bogor tidak terpusat pada satu

(28)

Wilayah ∑ Pohon Menghasilkan (pohon) ∑ Produksi (kuintal) Produktivitas (kuintal/pohon) Cibungbulang (kebun B, C, D) 1 755 813.4 0.463 Leuwiliang (kebun A, E, G, H, I) 5 583 7 825 1.402 Tenjo (kebun F) 910 285.8 0.314 Kabupaten Bogor 67 063 29 420 0.433

Sebaran Tanaman dan Produksi Jambu biji Tahun 2000-2004 di Kabupaten Bogor Barat

(29)

Produksi Jambu Biji Tahun 2000-2005 di Kabupaten Bogor Tengah dan Kabupaten Bogor.

Kebun Produksi (kuintal) Produktivitas (kg/pohon) Jumlah Pohon Menghasilkan (pohon) Bojong Gede F, G, H, I 3 617.17 77.29 4 822 Kemang C, D, E 309.50 113.51 180 Ranca Bungur A, B 86.33 48.69 171 Kab. Bogor 21 754.83 30.79 73 484

(30)

• Kecamatan Bojong Gede 16.63%

produksi Kabupaten Bogor

• Ketiga Kecamatan 18.45% produksi

jambu biji Kabupaten Bogor

Produksi jambu biji masih tersebar

di kecamatan-kecamatan lainnya di

Kabupaten Bogor

(31)

Produksi Buah Buahan di Indonesia

Komoditas

Produksi (ton) Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Mangga 1.621.997 1.818.619 2.105.085 2.243.440 1.287.287 Jeruk 2.565.543 2.625.884 2.467.632 2.131.768 2.028.904 Pepaya 643.451 621.524 717.899 772.844 675.801 Pisang 5.037.472 5.454.226 6.004.615 6.373.533 5.755.073 Nanas 1.427.781 1.395.566 1.433.133 1.558.196 1.406.445 Durian 747.848 594.842 682.323 797.798 492.139 Manggis 72.634 112.722 78.674 105.558 84.538

(32)

Produksi Buah Buahan di Indonesia

Komoditas

Produksi (ton) Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Alpukat 239.463 201.635 244.215 257.642 224.278 Belimbing 70.298 59.984 72.397 72.443 69.089 Duku 157.655 178.026 158.649 195.364 228.816 Jambu Biji 196.180 179.474 212.260 220.202 204.551 Jambu Air 128.648 94.015 111.495 104.885 85.973 Nangka 683.904 601.929 675.455 653.444 578.327 Salak 861.950 805.879 862.465 829.014 749.876

(33)

Produksi Buah Buahan di Indonesia

Komoditas

Produksi (ton) Tahun

2006 2007 2008 2009 2010 Rambutan 801.077 705.823 978.259 986.841 522.852 Sawo 107.169 101.263 120.649 127.876 122.813 Sirsak 84.373 55.798 55.042 65.359 60.754 Markisa 119.683 106.788 138.027 120.796 132.011 Sukun 88.339 92.014 113.778 110.923 89.231 Melinjo 239.209 205.728 230.654 221.097 214.355

(34)

No. Nama Latin Spasi Tanam (m) Elevasi (m d.p.l.) Curah hujan dan tinggi air

tanah Musim berbunga Waktu Berbuah Lebat Biasa Eugenia javanica LAM 8-12 1-1000

A-abcd-B-ab-C-ab m. kemarau Jul-Sep Sep-Jun Eugenia malacensis

L. 8-12 1-300

A-abcd-B-ab-C-ab m. kemarau Agt-Sep Okt-Jul Eugenia uniflora L. 3-4 1-1000 B-abc-C-abc m. kemarau - ?

Psidium guajava L. 6-8 1-800 A-abcd-B-abcd-Cabc

am.

kemarau Peb-Mar Apr-Jan

16 Averhoa bilimbi L. 6 1-300

A-abcd-B-abcd-Cabc sep. tahun sep. tahun Averhoa carambola L. 6 1-300

A-abcd-B-abcd-Cabc sep. tahun Jul-Agt Jan-Peb 17 Zalacca edulis

REINW 3-5 1-400

A-abcd-B-abcd-Cab sep. tahun Jan-Apr Mei-Des Tanaman buah-buahan di Indonesia

(35)
(36)
(37)

Faktor Lingkungan- Faktor

Pembatas

• Suplai air

• Suhu

• Cahaya

• Hara

Laju proses ditentukan oleh faktor yang

paling minimum atau terbatas

(38)

Suplai Air

• Suplai Mencukupi

– Laju absorpsi = laju transpirasi

– Karbohidrat untuk pertumbuhan melimpah

• Suplai Kurang (defisit)

– Penurunan ukuran sel

– Buku pendek, daun, bunga dan buah kecil

– Penurunan laju fotosintesis

– Absorpsi < transpirasi, stomata tertutup

– Pertumbuhan lambat

(39)

Suplai Air

Suplai Kelebihan

– Efek yang tak diinginkan (crack-pecah)

– Absorpsi >> transpirasi ---> turgor sel

tinggi, sel membesar melebihi kapasitas

crack

– Peningkatan ukuran sel, buku panjang, sel

pecah

(40)

Suhu malam

• Suhu di atas optimum

– Respirasi malam tinggi, tidak ada

karbohidrat untuk disimpan

– Hasil rendah

• Suhu di bawah optimum:

– Laju respirasi turun, fotosintesis juga

rendah

– Tidak tersedia karbohidrat untuk disimpan

– Laju pembentukan protein dan sel baru

(41)

Cahaya

• Cahaya di bawah optimum:

– Klorofil turun, fotosintesis turun – Pertumbuhan lambat

– Hasil turun

• Cahaya di atas optimum:

– Klorofil juga bisa turun

– Cahaya tinggi  Suhu daun tinggi, transpirasi >> absorpsi air, turgor sel penjaga turun, stomata menutup, CO2 ke daun terhambat- fotosintesis <<, respirasi >>>

– Karbohidrat untuk disimpan sangat rendah – Hasil rendah

(42)

Hara esensial untuk pertumbuhan dan

perkembangan tanaman

• Karbon, oksigen, hidrogen

• Nitrogen, fosfor, kalium

• Kalsium, magnesium,mangan, besi, sulfur,

boron, seng, tembaga, molibdenum

(43)

Pembungaan-Pembuahan

(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)
(51)
(52)

Jambu Biji Putih Jambu Biji Merah Jambu Kristal

(53)
(54)
(55)
(56)

Penyakit Kanker Berkudis (Pestalotiopsis psidii)

 Penyakit ini disebabkan oleh jamur Pestalotiopsis psidii

 Jamur berkembang baik pada suhu dan kelembaban yang tinggi.

 Gejala buah yang terserang:

• Terdapat bercak coklat tua berupa jaringan mati

• Buah berwarna coklat kehitaman membentuk kepundan dengan kulit menebal dan memiliki pusat yang mengendap

(57)

Penyakit Kanker Berkudis (Pestalotiopsis psidii)

 Melakukan pembungkusan buah

(pembrongsongan) untuk menghindari terjadinya pelukaan buah

 Sanitasi kebun

Mengumpulkan buah dan daun gugur untuk dibakar atau dipendam yang bertujuan untuk mengurangi sumber infeksi.

(58)

Lalat buah Bactrocera dorsalis (Tephritidae : Diptera)

 Imago Bactrocera dorsalis berwarna kuning kecoklatan  Kerusakan yang ditimbulkan,

• Buah jambu biji busuk berair, • Gugur sebelum waktu panen,

• Serangan lebih lanjut menyebabkan buah hitam mengeras serta kering.

(59)

Spesies Jumlah B. carambolae 11287 B. dorsalis 763 B. papayae 753 B. umbrosa 22 B. occipitalis 7 B. curcurbitae 5 B. albistrigata 2 Total 12839

Spesies lalat buah yang ditemukan di Bogor

(Sumber : Rahayu dan Harahap. 2011)

(60)

B. carambolae B. dorsalis

B. papayae B. occipitalis

B. dorsalis kompleks

(61)

B. umbrosa

B. curcurbitae

(62)

Rekomendasi pengendalian

Lalat buah Bactrocera dorsalis (Tephritidae : Diptera)

 Pengumpulan dan pemungutan sisa buah

yang tidak dipanen

 Pembungkusan buah

 Pengasapan

(63)

Permukaan bola diolesi

dengan lem.

Bola perangkap

Metil eugenol 0.2 ml diteteskan dengan suntikan 1 ml .

Mengoleskan lem beraroma ke seluruh permukaan bola.

50 ml protein hidrolisat dalam air 450 ml Larutan protein hidrolisat disemprotkan.

Digantungkan di pohon jambu biji

(64)
(65)

Kondisi Lapang Kebun Jambu Biji di Bogor

Tengah

(66)

Gambar pohon jambu biji yang terdapat di desa

Gambar. pohon jambu biji yang terdapat di pekarangan

Gambar pohon jambu biji yang terdapat di ladang

Gambar keadaan lahan tempat penanaman jambu biji di ladang

(67)

• Bentuk daun Jambu Biji (Sumber: Kurniawati, Suketi dan Syukrika, 2007) Gerombol I Gerombol XI Gerombol X Gerombol VIII Gerombol IX

Gerombol VI Gerombol VII Gerombol II

Gerombol V

(68)

• Bentuk Buah Gerombol I Gerombol XI Gerombol X Gerombol VIII Gerombol IX

Gerombol VI Gerombol VII Gerombol II

Gerombol V

(69)

• Warna daging buah Jambu Biji Gerombol I Gerombol XI Gerombol X Gerombol VIII Gerombol IX

Gerombol VI Gerombol VII

Gerombol II

Gerombol V

(70)

DAFTAR PUSTAKA

Kurniawati A, K Suketi, I Mutiaranie. 2007.

Karakterisasi Jambu biji (Psidium guajava L.) di

kecamatan Rancabungur, Kemang dan Bojong gede,

Kabupaten Bogor.

Kurniawati A, K Suketi, E Nurjanah. 2007.

Karakterisasi Jambu biji (Psidium guajava L.) di

kecamatan Cibungbulang, Leuwisadeng dan Tenjo,

Kabupaten Bogor.

(71)

DAFTAR PUSTAKA

• Rahayu GA, IS Harahap. 2011. Keefektifan tiga atraktan

menggunakan bola berwarna dalam menangkap imago lalat buah pada jambu biji di kecamatan Tanah Sareal Kota Bogor. Skripsi Departemen Proteksi Tanaman IPB

Kurniawati A , K Suketi dan SR Sunda. 2007. Karakterisasi jambu biji (Psidium guajava L) berdasarkan karakter

morfologi dan kimia di kecamatan Cileungsi, Cariu dan Tanjungsari, Kabupaten Bogor. hal: 317-322. Dalam N. Rostini, T. Nurmala, A. Kurniawan, A. Nuraini, S. Amien, D.Ruswandi, W.A. Qosim. Prosiding Simposium, Seminar dan Kongres IX Perhimpunan Agronomi Indonesia (PERAGI). Bandung 15-17 November 2007.

(72)

DAFTAR PUSTAKA

• Widodo WD, K Suketi, SS Harjadi, R Poerwanto,

Adiwirman, A Kurniawati. 2011. Buah. Bahan Kuliah

Tanaman Buah. Departemen Agronomi dan

(73)

Gambar

Gambar  pohon jambu biji yang terdapat di ladang

Referensi

Dokumen terkait

SD N Patemon 01 berada di kelurahan Patemon, Kecamatan Gunungpati, Kota Semarang. SD N Patemon 01 memiliki kondisi lingkungan yang cukup baik. Tingkat kebersihannya baik, hal ini

Isi kebijakan harus jelas dan memiliki tujuan. Dalam isi kebijakan, kekurangan sumber daya-sumber daya pembantu, misalnya yang menyangkut waktu, biaya/dana dan tenaga

[r]

JUMLAH DOSEN MENGIKUTI SEMINAR NASIONAL DAN INTERNASIONAL KEADAAN DESEMBER 2017.

Analisis terhadap faktor yang mempengaruhi capaian akademik akan memberikan informasi pada pihak institut mengenai pengaruh latar belakang dan demografi mahasiswa

pada pembuluh darah arteri maka darah yang mengalir ke penis berkurang sehingga kemampuan penis untuk ereksi berkurang (Wimpie, 2008). Selain itu disfungsi ereksi

Oleh karena itu, perlu di susun kurikulum kursus berbasisnkompetensi untuk sulam / bordir yang baku atau standar yang secara umum bertujuan agar lulusannya memiliki

Peneliti melihat bahwa guru masih menerangkan materi pembelajaran IPS secara abstrak tanpa media pembelajaran yang dapat meningkatkan kemampuan mengaplikasi. Penelitian ini