81
OBJEK PENELITIAN
3.1 Objek Penelitian
3.1.1 Sejarah PT. Pertamina (Persero)
Sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang usaha minyak dan gas bumi beserta kegiatan usaha terkait, di dalam maupun luar negeri, Pertamina senantiasa berupaya untuk memberikan yang terbaik serta berkontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa dan negara dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki Indonesia.
Sejarah perminyakan Indonesia dapat ditelusuri pada tahun 1885 ketika seorang Belanda bernama Aeilko Jan Zijkler menemukan dan mengusahakan sumur minyak bumi di sumur Telaga Tunggal 1, Pangkalan Berandan, Sumatera Utara (di masa setelahnya menjadi Unit Pengolahan I - Pangkalan Berandan). Pada 1950-an, ketika penyelenggaraan negara mulai berjalan normal seusai perang mempertahankan kemerdekaan, Pemerintah Republik Indonesia mulai menginventarisasi sumber-sumber pendapatan negara, di antaranya dari minyak dan gas. Namun saat itu, pengelolaan ladang-ladang minyak peninggalan Belanda terlihat tidak terkendali dan penuh dengan sengketa. Sejak saat itu, minyak dan gas bumi diusahakan di Indonesia oleh pemerintah Hindia Belanda. Pasca kemerdekaan, pengusahaan minyak dan gas bumi dilakukan oleh usaha-usaha dimana produksi dan pengolahan migas berada. Di Sumatera Utara misalnya, banyak perusahaan-perusahaan kecil saling berebut untuk menguasai ladang-ladang tersebut.
Pada tahun 1960, PT PERMINA direstrukturisasi menjadi PN PERMINA sebagai tindak lanjut dari kebijakan Pemerintah, bahwa pihak yang berhak melakukan eksplorasi minyak dan gas di Indonesia adalah negara. Untuk mengaturnya Pemerintah membentuk PN Permina, PN Pertamin, dan PN Permigan. Pada 1968, PN Pertamin dan PN Permina digabung menjadi PN Pertamina dan pada 15 September 1971, berdasarkan Undang-Undang No. 8 tahun 1971, PN Pertamin diubah menjadi PERTAMINA sebagai satu-satunya perusahaan minyak dan gas bumi nasional yang melakukan kegiatan eksplorasi dan produksi migas di wilayah Indonesia, mengusahakan penyediaan bahan bakar minyak di Indonesia, dan menjadi
sumber devisa bagi negara. Tanggal pembentukan PN Permina 10 Desember 1957 dijadikan hari kelahiran Pertamina yang sekarang.
Berdasarkan Undang-undang No. 22 tahun 2001 tentang Minyak dan Gas Bumi, Pertamina pada tahun 2003 berubah status menjadi Perusahaan Persero dengan nama PT Pertamina (Persero). Sejak saat itu, Pertamina tidak lagi sendirian menguasai seluruh bisnis eksplorasi, produksi, pengolahan migas, dan perdagangan Bahan Bakar Minyak (BBM) di seluruh Indonesia. Pertamina sama kedudukannya dengan perusahaan-perusahaan yang mengusahakan migas di Indonesia, sehingga untuk keperluan itu, Pertamina membentuk entitas anak perusahaan dengan bidang masing-masing untuk mengusahakan hulu, hilir, dan pendukung bisnis migas di Indonesia. Berdasarkan peraturan perundangan, Pertamina juga diberi tanggung jawab untuk mengadakan, mendistribusikan dan memperdagangkan BBM tertentu yang sebagian harganya disubsidi oleh pemerintah untuk rakyat dalam skema Public Service Obligation (PSO) berdasarkan penunjukan dari Pemerintah.
Pada 10 Desember 2005, sebagai bagian dari upaya menghadapi persaingan bisnis, PT Pertamina mengubah logo dari lambang kuda laut menjadi anak panah dengan tiga warna dasar hijau-biru-merah. Logo tersebut menunjukkan unsur kedinamisan serta mengisyaratkan wawasan lingkungan yang diterapkan dalam aktivitas usaha Perseroan. Selanjutnya pada 20 Juli 2006, PT Pertamina mencanangkan program transformasi perusahaan dengan 2 tema besar yakni fundamental dan bisnis. Untuk lebih memantapkan program transformasi itu, pada 10 Desember 2007 PT Pertamina mengubah visi perusahaan yaitu, “Menjadi Perusahaan Minyak Nasional Kelas Dunia”. Menyikapi perkembangan global yang berlaku, Pertamina mengupayakan perluasan bidang usaha dari minyak dan gas menuju ke arah pengembangan energi baru dan terbarukan, berlandaskan hal tersebut di tahun 2011 Pertamina menetapkan visi baru perusahaannya yaitu, “Menjadi Perusahaan Energi Nasional Kelas Dunia”.
PT. Pertamina (Persero) mengelola perusahaannya berdasarkan visi dan misi yang telah ditetapkan selaras dengan tujuan awal didirikan perusahaan PT. Pertamina (Persero). Selain itu, tercantumkan beberapa nilai-nilai yang ingin PT. Pertamina wujudkan melalui pengelolaan perusahaannya tersebut.
1. Visi
Menjadi perusahaan energi kelas dunia. Untuk mewujudkan Visi Perseroan sebagai perusahaan kelas dunia, maka Perseroan sebagai perusahan
milik Negara turut melaksanakan dan menunjang kebijakan dan program Pemerintah di bidang ekonomi dan pembangunan nasional pada umumnya, terutama di bidang penyelenggaraan usaha energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi baik di dalam maupun di luar negeri serta kegiatan lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha di bidang energi, yaitu energi baru dan terbarukan, minyak dan gas bumi tersebut serta pengembangan optimalisasi sumber daya yang dimiliki Perseroan untuk menghasilkan barang dan/atau jasa yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat serta mengejar keuntungan guna meningkatkan nilai Perseroan dengan menerapkan prinsip-prinsip Perseroan Terbatas.
2. Misi
Misi Perseroan menjalankan usaha inti minyak, gas, bahan bakar nabati serta kegiatan pengembangan, eksplorasi, produksi dan niaga energi baru dan terbarukan (new and renewable energy) secara terintegrasi.
3. Nilai-nilai
PT. Pertamina (Persero) memiliki nilai-nilai yang dianut oleh seluruh insan yang terlibat dalam pengelolaan perusahaan, nilai-nilai tersebut yaitu:
a. Bersih
Dikelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas. Berpedoman pada asas-asas tata kelola perusahaan yang baik.
b. Kompetitif
Mampu berkompetisi dalam skala regional maupun internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja.
c. Percaya Diri
Berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelapor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa.
d. Fokus pada Pelanggan
Berorientasi pada kepentingan pelanggan, dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan.
e. Komersial
Menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat.
f. Berkemampuan
Dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
Penghargaan-penghargaan yang diperoleh PT. Pertamina (Persero) selama tahun 2012 adalah sebagai berikut ini:
1. Anugerah BUMN 2012, Juara II untuk kategori Inovasi GCG BUMN Non Tbk Terbaik dan Juara III untuk kategori Inovasi Bisnis Global BUMN Terbaik, serta Penghargaan CEO BUMN Terbaik kepada Direktur Utama. 2. Penghargaan Proper Emas untuk PT Pertamina Geothermal Energy area
Kamojang dan PT Badak NGL.
3. Penghargaan Social Media Award 2012 untuk kategori Gas Station.
4. Penghargaan Indonesia Sustainability Reporting Awards 2012 untuk Pertamina Geothermal Energy.
5. Penghargaan Indonesia Original Brands 2012 untuk Prima XP dalam kategori Car Lubricant.
6. Penghargaan Indonesia Sustainable Business Awards 2012 untuk kategori Industry Champion Energy.
7. Penghargaan Energi Pratama dari Menteri ESDM untuk Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang.
8. Penghargaan IPPKINDO Award 2012 untuk kategori BUMN mitra Pembina Usaha Kecil.
9. Penghargaan Marketing Award 2012 untuk kategori The Best Innovation in Marketing.
10.Penghargaan dari Autobild Indonesia 2012.
11.Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI, Penghargaan Atas Keaktifan Dalam Penyelenggaran dan Penyediaan Transportasi Mudik Lebaran Bersama Tahun 2012.
12.Penghargaan Indonesia Green Awards 2012 untuk kategori Green Local Hero.
13.Corporate Governance Asia, 2nd Asian Excellence Recognition Awards 2012
for category Asia’s Best CFO (Investor Relations) – M. Afdal Bahaudin, CFO PT Pertamina (Persero), awarding night: Hong Kong 30 March 2012.
14.Corporate Governance Asia, 2nd Asian Excellence Recognition Awards 2012 for category Best Corporate Investor Relations (by country) – PT Pertamina (Persero), awarding night: Hong Kong 30 March 2012.
15.Penghargaan Rekor Bisnis sebagai Produsen Pelumas dengan Market Share Tertinggi untuk Pabrikasi dan Pasar Mobil di Indonesia.
16.Corporate Governance Asia, 3rd Asian Corporate Director Recognition Awards 2012 – Karen Agustiawan, CEO PT Pertamina (Persero), awarding night: Hong Kong 20 June 2012.
17.Corporate Governance Asia, 8th Corporate Governance Asia recognition Award for category The Best of Asia 2012 (by country) – PT Pertamina (Persero), awarding night: Hong Kong 20 June 2012.
3.1.2 Bidang Usaha
PT. Pertamina (Persero) sebagai sebuah perusahaan milik negara yang bergerak di bidang usaha minyak dan gas bumi beserta kegiatan usaha terkait, di dalam maupun luar negeri, senantiasa berupaya untuk memberikan yang terbaik serta berkontribusi nyata bagi kesejahteraan bangsa dan negara dalam memanfaatkan setiap potensi yang dimiliki Indonesia.
Selain bidang inti dari usaha PT. Pertamina (Persero) terdapat beberapa usaha lainnya yang dapat dijadikan sebagai penghasilan lain-lain yang diperoleh dari anak perusahaan PT. Pertamina (Persero) seperti pengelolaan dan pengembangan sumber daya panas bumi, jasa operasi perkapalan, jasa asuransi kerugian, kegiatan modal ventura, jasa pelayanan kesehatan dan rumah sakit, hotel/motel, perkantoran dan penyewaan real properti/hotel, jasa transportasi udara, jasa pengembangan sumber daya manusia, dan beberapa bidang lainnya seperti bidang drilling, work over, well service, teknik bawah air, ticketing, event organizer, perwismaan, perdagangan, property, pengelolaan lapangan golf, gedung olahraga, SPBU, perbengkelan dan Konsultan.
PT. Pertamina (Persero) yang berdiri pada 10 Desember 1957, adalah Perseroan Terbatas di Indonesia yang sahamnya dimiliki oleh Republik Indonesia melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku kuasa pemegang saham. Jumlah modal dasar Pertamina adalah Rp200 triliun dengan modal ditempatkan dan disetor sebesar Rp83,09 triliun (USD 9,864,901 ribu) pada tahun
2012. Perusahaan menyelenggarakan usaha minyak dan gas bumi di sektor hulu hingga hilir.
3.1.3 Produk-Produk PT. Pertamina (Persero)
Pertamina menghadirkan produk migas dan turunannya untuk pelanggan ritel dan korporasi yang dibagi menjadi empat kategori utama yaitu Bahan Bakar, Pelumas, Produk Gas dan Propelan, serta Produk Petrokimia. Pertamina berkomitmen untuk menghasilkan produk yang bermutu tinggi dan berdaya saing kuat, sehingga memberikan keuntungan finansial bagi Perusahaan. Komitmen ini diwujudkan Pertamina dengan pengembangan produk yang sesuai dengan kebutuhan pelanggan dan memenuhi standar global, mengembangkan pemasaran produk-produk Perseroan agar diterima pelanggan baik di pasar domestik maupun pemasaran global, serta upaya untuk meningkatkan kepuasan pelanggan.
Tabel 3. 1 Produk dan Merk Dagang PT. Pertamina (Persero)
Special Fuel Lubricants Gas and Propelant Petrochemical
Pertamax Enduro Elpiji Aspal
Pertamina Dex Fastron Musicool Paraxylene
Pertamax Plus Mesran HAP Green Coke
Pertamax Racing Prima XP V-Gas Propylene
Avtur Pertamina Coolant Ease Gas Benzene
Envogas
(Sumber: Sustainability Report PT. Pertamina (Persero) tahun 2012)
1. Produk Bahan Bakar
a. Pertamax, yaitu produk BBM dari pengolahan minyak bumi. Pertamax dihasilkan dengan penambahan zat aditif dalam proses pengolahannnya di kilang minyak. Pertamax direkomendasikan untuk kendaraan yang diproduksi diatas tahun 1990 terutama yang telah menggunakan teknologi setara dengan electronic fuel injection dan catalytic converters.
b. Pertamax Dex, yaitu bahan bakar mesin diesel modern yang telah memenuhi dan mencapai standar emisi gas buang EURO 2 dan
direkomendasikan untuk mesin diesel teknologi terbaru Diesel Common Rail System sehingga pemakaian bahan bakar akan lebih irit dan ekonomis serta menghasilkan tenaga yang lebih besar.
c. Pertamax Plus, yaitu bahan bakar untuk kendaraan yang memiliki rasio kompresi minimal 10,5, serta menggunakan teknologi Electronic Fuel Injection (EFI), Variable Valve Timing Intelligent (VVTI), (VTI), Turbochargers, dan catalytic converters.
d. Pertamax Racing, yaitu bahan bakar khusus bagi para pembalap mobil dan motor yang memiliki angka oktan 100 dan diformulasikan secara khusus dengan penambahan additive.
e. Avtur, yaitu bahan jenis khusus yang dihasilkan dari fraksi minyak bumi. Avtur dibuat untuk bahan bakar pesawat udara dengan tipe mesin turbin (external combution).
f. Premium, yaitu bahan bakar minyak jenis distilat berwarna kekuningan yang jernih. Warna kuning tersebut akibat adanya zat pewarna (dye). Penggunaan premium pada umumnya adalah untuk bahan bakar kendaraan bermotor bermesin bensin, seperti : mobil, sepeda motor, motor tempel, dan lain-lain. Bahan bakar ini sering juga disebut gasoline atau petrol.
g. Bio Solar, yaitu bahan bakar campuran untuk mesin diesel yang terdiri dari minyak hayati non fosil (bio fuel). Bahan bakar ini secara bertahap akan mengurangi peran solar.
2. Pelumas
a. Enduro, yaitu pelumas bermutu tinggi dan diformulasikan dari bahan dasar berkualitas tinggi, dilengkapi teknologi aditif muktahir dalam jumlah, jenis dan komposisi yang tepat.
b. Fastron, yaitu pelumas mesin kendaraan bensin bermutu tinggi yang diformulasikan khusus dari bahan dasar full synthetic Polyalphaolefin atau yang lebih dikenal dengan PAO, sehingga pelumas ini sangat unggul dikelasnya.
c. Mesran, yaitu pelumas mesin bensin yang diproduksi dari bahan dasar pelumas berkualitas tinggi. Mengandung aditif detergent dispersant, anti oksidasi, anti aus dan mempunyai sifat-sifat melindungi dan memelihara kebersihan torak, mencegah terbentuknya sludge, mampu
mengurangi keausan pada bagian-bagian yang bergerak terutama pada katup dengan baik.
d. Prima XP, yaitu pelumas mesin bensin yang diformulasikan dari bahan dasar pilihan berkualitas tinggi dari jenis HVI dengan aditif hasil teknologi mutakhir dalam jumlah, jenis dan komposisi yang optimal.
e. Pertamina Coolant, yaitu cairan yang digunakan sebagai pendingin untuk mesin.
3. Produk Gas dan Propelan
a. Elpiji, yaitu brand PT. Pertamina (Persero) untuk LPG (Liquefied Petroleum Gas). LPG merupakan gas hidrokarbon produksi dari kilang minyak dan kilang gas dengan komponen utama gas propane (C3H8) dan butane (C4H10).
b. Musicool, yaitu refrigerant hidrokarbon yang ramah lingkungan. Banyak jenis refrigerant yang merupakan bahan perusak ozon dan dapat menimbulkan efek rumah kaca. Dengan menggunakan Musicool berarti Anda turut berkontribusi dalam menjaga kelestarian lingkungan.
c. HAP, yaitu propellant ramah lingkungan, dengan bahan dasar dari hidrokarbon murni yang berfungsi sebagai pendorong produk aerosol dari dalam kemasan sehingga produk dapat keluar dalam bentuk kabut.
d. V-Gas, yaitu Vi-Gas juga merupakan turunan dari LPG yang dinamakan LGV dengan campuran Propane dan Butane. Dikemas dalam tabung yang juga berfungsi sebagai tanki bahan bakar, Vi-Gas sangat cocok digunakan untuk kendaraan kecil, baik kendaraan umum ataupun kendaraan pribadi.
e. Ease Gas, yaitu salah satu pengembangan Produk LPG Premium dari Pertamina dalam kemasan 9 Kg dan 14 Kg. Komposisi Ease Gas sebagian besar terdiri dari gas Propane (C3H8) dan Butane (C4H10) yang telah memenuhi Standart dan Mutu (Spesifikasi) Bahan Bakar Gas Sesuai.
f. Envogas, yaitu produk CNG (Compressed Natural Gas) atau Gas Alam Terkompresi yang diperoleh melalui proses kompresi metana
(CH4) hasil ekstraksi gas alam dengan tekanan sebesar 200 s/d 275 BAR.
4. Produk Petrokimia
a. Aspal, yaitu Cure Oil jenis Asphallic berbentuk semisolid, bersifat non metallic larut dalam CS2 (carbon disulphide), mempunyai sifat water proofing dan adhesive.
b. Paraxylene, yaitu senyawa hidrokarbon aromatic yang dihasilkan dari proses aromatisasi dari heavy naptha dalam unit platformer yang kemudian dipisahkan untuk memproduksi benzene dengan ekstraksi dan paraxylene dengan absorbsi.
c. Propylene, yaitu senyawa hidrokarbon yang berbentuk gas pada suhu dan tekanan normal. Oleh karena itu, untuk mempermudah penyimpanan dan handling-nya, diberikan tekanan tertentu untuk mengubahnya ke dalam bentuk cair.
d. Benzene, yaitu dasar kelompok hidrokarbon yang bersifat aromatic. Ini adalah cairan jernih yang tidak berwarna, dengan karakteristik berbau aromatic.
3.1.4 Struktur Organisasi/Manajemen/Mekanisme dan Prosedur GCG di PT. Pertamina (Persero)
3.1.4.1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero)
Pada tahun 2012, terjadi beberapa perubahan pada jajaran Direksi Pertamina, yaitu Chrisna Damayanto sebagai Direktur Pengolahan, Hanung Budya Yuktyanta sebagai Direktur Pemasaran & Niaga, Hari Karyuliarto sebagai Direktur Gas, Luhur Budi Djatmiko sebagai Direktur Umum, dan Evita Maryanti Tagor sebagai Direktur Sumber Daya Manusia.
Gambar 3. 1 Struktur Organisasi PT. Pertamina (Persero)
PT. Pertamina (Persero) memiliki sekitar lebih dari lima belas anak perusahaan yang di antaranya adalah:
1. Pertamina EP
Usaha hulu di bidang minyak dan gas bumi meliputi: Eksplorasi, Eksploitasi serta penjualan produksi minyak dan gas bumi hasil kegiatan eksploitasi. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,99% dan Koperasi Energi Indonesia 0,01%.
2. Pertamina Geothermal Energy
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya panas bumi meliputi kegiatan eksplorasi & eksploitasi, produksi uap dan pembangkitan listrik dan jasa konsultasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan serta pengembangan teknologi di bidang panas bumi. Kepemilikan saham oleh Pertamina 90,06% dan PT. PDV 9,94%.
3. Pertamina Gas
Niaga, transportasi distribusi, pemrosesan dan bisnis lainnya yang terkait dengan gas alam dan produk turunannya. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,99% dan PT. Pertamina Retail 0,01%.
4. Pertamina Hulu Energi
Pengelolaan usaha sektor hulu minyak & gas bumi serta energi baik dalam maupun luar negeri serta kegiatan usaha yang terkait dan atau menunjang kegiatan usaha di bidang minyak & gas bumi. Kepemilikan saham oleh Pertamina 98,72% dan PT. PDV 1,28%.
5. Pertamina EP CEPU
Eksplorasi, eksploitasi dan produksi di Blok Cepu. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99% dan Koperasi Energi Indonesia 1%.
6. Pertamina Drilling Services Indonesia
Pengelolaan dan pengembangan sumber daya jasa drilling meliputi eksplorasi dan eksploitasi baik Migas maupun Panas bumi. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,87% dan PT. Pertamina Hulu Energi 0,13%.
7. PT. Nusantara Regas
Pengelolaan dan Pengembangan Fasilitas Storage and Regasification Terminal (FSRT) termasuk pembelian LNG dan pemasaran hasil pengelolaan FSRT. Kepemilikan saham oleh Pertamina 60% dan PT. Perusahaan Gas Negara 40%.
8. Pertamina Patra Niaga
Jasa teknologi, jasa perdagangan Non BBM serta industri di bidang pertambangan minyak dan gas bumi. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,82% dan PT. Pertamina Trans Kontinental 0,18%.
9. Pertamina Trans Kontinental
Jasa Operasi Perkapalan meliputi supply vessels, tug boat, cargo vessels, keagenan dan pengelolaan dermaga KABIL di Pulau Batam. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,99% dan Pertamina Training and Consulting 0,01%.
10.Petral
Niaga Minyak Mentah dan produk kilang lokasi usaha di Singapura. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,83% dan Managing Director 0,17%. 11.Pertamina Retail
Retail SPBU, Perdagangan BBM dan jasa pengangkutan BBM. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,98% dan PT. Pertamina Trans Kontinental 0,02%. 12.PT. Tugu Pratama Indonesia
Jasa Asuransi Kerugian yang berkaitan dengan operasional industri Migas dan Marine Hull. Kepemilikan saham oleh Pertamina 65%, Siti Taskiyah 12,15%, M. Satya Permadi 5,25% dan PT. Sakti Laksana Prima 17,06%. 13.PT. Pertamina Dana Ventura
Kegiatan modal ventura. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,93% dan PT. Pertamina Patra Niaga 0,07%.
14.PT. Pertamina Bina Medika
Jasa Pelayanan Kesehatan dan Rumah Sakit terletak di Jakarta & sekitarnya, Cirebon, Balikpapan, Tanjung dan Prabumulih. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,98% dan PT. PDV 0,02%.
15.PT. Patra Jasa
Hotel/Motel, Perkantoran dan penyewaan Real Properti/Hotel. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,98% dan PT. Pertamina Patra Niaga 0,02%.
16.PT. Pelita Air Service
Jasa transportasi udara, penyewaan pesawat udara dan penerbangan terjadwal (reguler), menyelenggarakan usaha lain yang terkait atau menunjang kegiatan usaha. Kepemilikan saham oleh Pertamina 99,99% dan PT. Patra Jasa 0,01%.
17. PT. Pertamina Training and Consulting
Jasa Pengembangan SDM, pengkajian dan konsultasi kesisteman manajemen dalam rangka menunjang kegiatan MIGAS dan Panas Bumi. Kepemilikan saham oleh Pertamina 91% dan PT. PDV 9%.
18.PT. Usayana
Bidang drilling, work over, well service, teknik bawah air, ticketing, Event organizer, perwismaan, perdagangan, property, pengelolaan Lapangan golf, gedung olahraga, SPBU, perbengkelan dan Konsultan. Kepemilikan saham oleh Pertamina 95% dan Yayasan Pertamina/Pertamina Foundation 5 %.
3.1.4.2 Struktur Manajemen PT. Pertamina (Persero)
Dalam penyusunan Dewan Komisaris harus berdasarkan Keputusan Menteri yang menyangkut Pemberhentian dan Pengangkatan Anggota-Anggota Komisarsi Perusahaan Perseroan yang tertulis dalam Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: 14/MBU/2007 dan Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-228/MBU/2008 mengenai Pemberhentian dan Pengangkatan Komisaris Utama Perusahaan Perseroan, serta Keputusan Menteri Negara BUMN Nomor: KEP-24/MBU/2011 mengenai Pengangkatan Anggota Dewan Komisaris Perusahaan Perseroan maka tersusun komposisi Dewan Komisari PT. Pertamina (Persero) pada tahun 2012 menjadi:
1. Komisaris Utama : Sugiharto
2. Komisaris : Evita Herawati Legowo
3. Komisaris : Anny Ratnawati
4. Komisaris Independen : Nurdin Zainal 5. Komisaris Independen : Luluk Sumiarso
6. Komisaris : Harry Susetyo Nugroho
Sesuai dengan Keputusan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor: KEP-213/MBU/2011 mengenai Perubahan Nomenklatur Jabatan dan Pengalihan Tugas Anggota-Anggota Direksi Perusahaan Perseroan sehingga tersusun Dewan Direksi PT. Pertamina (Persero) pada tahun 2012 menjadi:
2. Direktur Perencanaan Investasi dan
Manajemen Risiko : M. Afdal Bahaudin
3. Direktur Hulu : Muhammad Husen
4. Direktur Pengolahan : Chrisna Damayanto 5. Direktur Pemasaran dan Niaga : Hanung Budya Yuktyanta
6. Direktur Gas : Hari Karyuliarto
7. Direktur Umum : Luhur Budi Djatmiko
8. Direktur Sumber Daya Manusia : Evita Maryanti Tagor
9. Direktur Keuangan : Andri T. Hidayat
3.1.4.3 Mekanisme dan Prosedur Good Corporate Governance pada PT. Pertamina (Persero)
“Entrusted with The New Energy”. Menumbuhkan kepercayaan pemangku kepentingan adalah motif penting bagi Pertamina untuk menjadi kebanggaan Negeri. Selain dengan kinerja, Pertamina menunjukkannya dengan kemampuan organisasi melakukan Tata Kelola Perusahaan. Pertamina membangun pondasi Tata Kelola Perusahaan yang Baik berdasarkan peraturan yang berlaku dan memperkuatnya dengan Transformasi Pertamina di bidang Good Corporate Governance sejak 2009.
Gambar 3. 2 Fase Penerapan GCG PT. Pertamina (Persero)
Pada 2012 Pertamina melakukan tinjauan dan menyempurnakan dua soft structure Tata Kelola Perusahaan yaitu Anggaran Dasar Perusahaan dan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct). Penyempurnaan atas Code of Conduct (CoC) dilakukan dengan melibatkan perwakilan pekerja dalam penyusunannya melalui Focus Group Discussion dan Depth Interview. CoC disosialisasikan kepada seluruh pekerja (Korporat, Direktorat, Unit Usaha, Anak Perusahaan, Perusahaan Afiliasi termasuk vendor), juga dilakukan melalui media audio visual dan web based training untuk mengakomodasi seluruh pekerja. Revisi CoC terutama pada konsep penyampaiannya yang semula bersifat imperatif menjadi bersifat persuasif dengan harapan akan lebih mudah terinternalisasi dalam proses sosialisasinya. Code of Conduct (CoC) Pertamina menjelaskan integritas dalam bekerja, sikap Pertamina terhadap persaingan sehat, kerahasiaan data dan transparansi, sikap profesional dalam bekerja, komitmen terhadap pelanggan, konsumen dan pemangku kepentingan lainnya, dengan memuat tata perilaku yang juga diatur pada CoC sebelumnya. Selain itu CoC memuat informasi mengenai Whistleblowing System Pertamina termasuk berbagai media saluran yang dapat digunakan untuk mengaksesnya. Whistleblowing System (WBS) adalah perangkat sistem berbasis teknologi informasi yang dipergunakan sebagai media untuk menyampaikan pengaduan atas pelanggaran yang terjadi di Perusahaan dengan prinsip anonim, rahasia dan independen. Dengan berbagai macam saluran akses yang disediakan, WBS terbuka bagi seluruh pemangku kepentingan, termasuk masyarakat, tidak hanya bagi para Pekerja.
Pelaksanaan GCG dipimpin oleh Direksi dengan membuat komitmen Pernyataan Conflict of Interest (CoI) oleh Direksi, Dewan Komisaris dan pekerja serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan GCG sebagai Pembicara dalam berbagai kesempatan. Sedangkan di tingkat karyawan, Pertamina mencetak champion GCG untuk mengakselerasi proses internalisasi GCG di Pertamina. Pertamina menyediakan sarana sistem pelaporan yang berbasis teknologi informasi yang disebut Compliance Online System (CompOlS) sebagai media bagi setiap Pekerja untuk menyampaikan kewajiban pelaporan kepatuhan, sebagai salah satu bentuk partisipasi pekerja dalam pelaksanaan GCG. Melalui CompOlS, pekerja Pertamina mencatatkan komitmen pernyataan Code of Conduct (CoC), Conflict of Interest (CoI), penyampaian Laporan Pajak-pajak Pribadi (LP2P) dan pelaporan Gratifikasi. CompOlS juga merupakan sarana untuk melaporkan kepatuhan atas kewajiban Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN).
Perilaku anti-korupsi diterapkan di Pertamina dengan memberlakukan Pedoman Gratifikasi, Penolakan, Penerimaan dan Pemberian Hadiah/Cinderamata dan Hiburan (Entertainment) dan Pedoman Unit Pengendalian Gratifikasi (UPG Pertamina) sebagai tindak lanjut dari implementasi penandatanganan Memorandum of Understanding (MOU) antara Pertamina dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada 26 Agustus 2010. Selain itu, dengan status Pertamina sebagai Badan Usaha Milik Negara, maka Direksi, Komisaris dan pejabat-pejabat struktural lainnya di Pertamina termasuk sebagai Penyelenggara Negara yang terikat pada Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas dari Korupsi, Kolusi dan Nepotisme dan memiliki kewajiban untuk menyampaikan Laporan Harta Kekayaan Penyelenggara Negara (LHKPN). Penyampaian LHKPN ini difasilitasi oleh Fungsi Compliance yang meneruskan dokumen LHKPN dari para Wajib Lapor kepada KPK.
3.1.4.3.1 Pendekatan dan Pentahapan GCG pada PT. Pertamina (Persero) PT. Pertamina (Persero) mengimplementasi pengelolaan perusahaan menurut prinsip-prinsip Good Corporation Governance dan menentukan keberhasilan penerapan prinsip tersebut berdasarkan tiga aspek, yaitu:
1. Kepatuhan, yaitu mematuhi dan mentaati setiap ketentuan dan peraturan yang diatur dalam memenuhi prinsip-prinsip tata kelola perusahaan yang baik (Regulatory Driven). Penerapan Good Corporate Governance merupakan suatu keharusan yang diatur dalam peraturan.
2. Kesesuaian, yaitu menilai kesesuaian perilaku perusahaan dengan setiap aspek yang menjadi prinsip dan memenuhi kebutuhan implementasi Good Corporate Governance. Dalam hal ini PT. Pertamina (Persero) mewujudkannya melalui pengendalian internal dan penerapan manajemen risiko secara efektif (Ethic Driven). Penerapan tata kelola perusahaan yang baik merupakan bagian dari etika dengan kontrol risiko internal yang efektif. 3. Kinerja, yaitu menilai kinerja perusahaan yang membuktikan bahwa
perusahaan memperoleh manfaat dari implementasi prinsip Good Corporate Governance pada perusahaan. Kinerja perusahaan yang profesional dan etikal – center of excellence (Market Driven). Tata kelola perusahaan merupakan salah satu kinerja dari perusahaan.
4. Sustainability, yaitu meningkatkan atas penerapan Good Corporate Governance pada tahap berikutnya.
Pedoman tata kelola perusahaan merupakan acuan penerapan Good Corporate Governance dalam membuat keputusan, menjalankan tindakan dengan dilandasi moral yang tinggi, patuh kepada peraturan perundang-undangan dan kesadaran akan tanggung jawab sosial perusahaan terhadap pihak-pihak yang berkepentingan (stakeholders). Pedoman tata kelola perusahaan PT. Pertamina (Persero) menjadi landasan penerapan prinsip-prinsip Transparansi, Akuntabilitas, Pertanggungjawaban, Independensi serta Kewajaran untuk meningkatkan kinerja dan citra perusahaan. PT. Pertamina (Persero) berkomitmen untuk melaksanakan praktik-praktik Good Corporate Governance atau tata kelola perusahaan yang baik sebagai bagian dari usaha untuk pencapaian visi dan misi perusahaan.
Code of Conduct ini merupakan salah satu wujud komitmen tersebut dan menjabarkan Tata Nilai PT. Pertamina (Persero) 6C, yaitu Clean, Competitive, Confident, Customer Focused, Commercial dan Capable ke dalam interpretasi perilaku yang terkait dengan etika usaha dan tata perilaku. Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini disusun untuk menjadi acuan perilaku bagi Komisaris, Direksi dan pekerja sebagai Insan PT. Pertamina (Persero) dalam mengelola perusahaan guna mencapai visi, misi dan tujuan perusahaan. Penerapan Etika Usaha dan Tata Perilaku (Code of Conduct) ini dimaksudkan untuk:
1. Mengidentifikasikan nilai-nilai dan standar etika selaras dengan visi dan misi perusahaan.
2. Menjabarkan tata nilai perusahaan 6C sebagai landasan etika yang harus diikuti oleh insan PT. Pertamina (Persero) dalam melaksanakan tugas.
3. Menjadi acuan perilaku insan PT. Pertamina (Persero) dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawab masing-masing dan berinteraksi dengan stakeholders perusahaan.
4. Menjelaskan secara rinci standar etika agar insan PT. Pertamina (Persero) dapat menilai bentuk kegiatan yang diinginkan dan membantu memberikan pertimbangan jika menemui keragu-raguan dalam bertindak.
3.1.4.3.2 Struktur Tata Kelola pada PT. Pertamina (Persero)
PT. Pertamina (Persero) merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang sahamnya 100 % adalah milik Negara Republik Indonesia dalam hal ini
Menteri Badan Usaha Milik Negara adalah Kuasa Pemegang Saham. Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) memegang kekuasaan dan wewenang tertinggi untuk mengangkat dan memberhentikan anggota Dewan Komisaris dan Direksi, menyetujui perubahan Anggaran Dasar, menyetujui Laporan Tahunan dan menetapkan bentuk dan jumlah remunerasi anggota Dewan Komisaris dan Direksi. Pengelolaan perusahaan dapat terlaksana secara efektif dan mencapai keberhasilan maka harus ada hubungan yang wajar antar organ perusahaan seperti yang disusun dalam Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, dimana perusahaan dijalankan oleh organ perusahaan yang terdiri dari Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris dan Direksi. Di dalam undang-undang tersebut telah dijelaskan pemisahan fungsi dan tugas antara Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS), Dewan Komisaris, dan Direksi sebagai organ perusahaan dalam mengelola perusahaan dengan baik.
Untuk memilih Direksi terdapat persyaratan formal dan persyaratan material Anggota Direksi yaitu pengalaman, keahlian, integritas, kepemimpinan, dan kemauan serta dedikasi yang tinggi untuk memajukan dan mengembangkan BUMN yang bersangkutan. Serangkaian proses, termasuk Uji Kepatutan dan Kelayakan, dilakukan kepada calon Direksi hingga dilakukan penetapan Anggota Direksi Persero dilakukan melalui Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham yang dilakukan secara fisik. Pemilihan dan pengangkatan Direksi Pertamina diatur berdasarkan Peraturan Menteri BUMN No: Per-01 tahun 2012 tentang Persyaratan dan Tatacara Pengangkatan Direksi BUMN dan sejalan dengan penerapan Good Corporate Governance (GCG) di lingkungan BUMN berdasarkan Peraturan Menteri BUMN Nomor 1 tahun 2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan Yang Baik (Good Corporate Governance) Pada Badan Usaha Milik Negara. Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) mengatur sturktur tata kelola perusahaan seperti yang berikut ini:
Gambar 3. 3 Struktur Tata Kelola pada PT. Pertamina (Persero)
3.1.4.3.3 Prinsip-Prinsip GCG pada PT. Pertamina (Persero)
PT. Pertamina (Persero) dikelola dengan dilandaskan prinsip-prinsip Good Corporate Governance seperti yang tertulis dalam Peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara Nomor : PER-01/MBU/2011 tentang Penerapan Tata Kelola Perusahaan yang Baik (Good Corporate Governance) pada Badan Usaha Milik Negara, yaitu:
1. Transparansi, yaitu keterbukaan dalam melaksanakan proses pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengungkapkan informasi material dan relevan mengenai perusahaan;
2. Akuntabilitas, yaitu kejelasan fungsi, pelaksanaan dan pertanggungjawaban Organ sehingga pengelolaan perusahaan terlaksana secara efektif;
3. Pertanggungjawaban, yaitu kesesuaian di dalam pengelolaan perusahaan terhadap peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
4. Kemandirian, yaitu keadaan di mana perusahaan dikelola secara profesional tanpa benturan kepentingan dan pengaruh/tekanan dari pihak manapun yang tidak sesuai dengan peraturan perundang-undangan dan prinsip-prinsip korporasi yang sehat;
5. Kewajaran, yaitu keadilan dan kesetaraan di dalam memenuhi hak-hak Pemangku Kepentingan (stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-undangan.
Prinsip-prinsip pengelolaan perusahaan yang baik ini senada dengan Code of Conduct yang menjabarkan komitmen serta tata nilai yang dianut oleh seluruh insan PT. Pertamina (Persero) dan digunakan sebagai acuan perilaku bagi mereka dalam mengelola perusahaan agar mampu mencapai visi, misi, dan tujuan perusahaan. Tata nilai PT. Pertamina terdiri atas 6C, yaitu:
1. Clean, yaitu perusahaan di kelola secara profesional, menghindari benturan kepentingan, tidak menoleransi suap, menjunjung tinggi kepercayaan dan integritas;
2. Competitive, yaitu mampu berkompetisi dalam skala regional maupun
internasional, mendorong pertumbuhan melalui investasi, membangun budaya sadar biaya dan menghargai kinerja;
3. Confident, yaitu berperan dalam pembangunan ekonomi nasional, menjadi pelapor dalam reformasi BUMN, dan membangun kebanggaan bangsa;
4. Customer Focused, yaitu berorientasi pada kepentingan pelanggan dan berkomitmen untuk memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan;
5. Commercial, yaitu menciptakan nilai tambah dengan orientasi komersial, mengambil keputusan berdasarkan prinsip-prinsip bisnis yang sehat;
6. Capable, yaitu perusahaan dikelola oleh pemimpin dan pekerja yang
profesional dan memiliki talenta dan penguasaan teknis tinggi, berkomitmen dalam membangun kemampuan riset dan pengembangan.
3.1.4.3.4 Stakeholders PT. Pertamina (Persero)
Dalam mengelola para pemangku kepentingan, PT. Pertamina (Persero) memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan. Dimensi sosial menyangkut aspek etika usaha dan tanggung jawab sosial perusahaan, kondisi kesehatan dan keselamatan serta kesejahteraan pekerja dan aspek sosial kemasyarakatan. Dimensi lingkungan mengarahkan perusahaan untuk memperhatikan aspek kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup di sekitar unit operasi/lapangan usaha. Perusahaan menghormati, melindungi, dan memenuhi hak-hak pemangku kepentingan, antara lain melalui pengungkapan informasi yang relevan dan penting secara transparan, akurat dan tepat waktu dan melalui mekanisme komunikasi yang sehat dan beretika. Untuk kepentingan komunikasi dengan pemangku kepentingan, perusahaan memiliki perangkat penghubung yakni Fungsi Sekretaris Perseroan dan Fungsi Humas di unit-unit operasi atau pejabat lain yang ditunjuk berdasarkan ketentuan yang berlaku. Pemangku Kepenting (stakeholders) PT. Pertamina (Persero) meliputi beberapa pihak berikut ini:
1. Pemerintah
PT. Pertamina (Persero) adalah sebuah badan hukum berbentuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan Menteri Negara BUMN bertindak selaku Kuasa Pemegang Saham. Pertamina mengemban fungsi Public Service Obligation (PSO) disamping memberi deviden untuk penerimaan negara. 2. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)
Hubungan PT. Pertamina (Persero) dengan ESDM dilakukan dalam kerangka bisnis, pelaksana kebijakan, dan konsultatif.
3. Kementerian dan Lembaga Negara Lain
PT. Pertamina (Persero) menjalin hubungan dengan beberapa Kementerian dan Lembaga Negara dalam bentuk konsultatif dan partisipasi program.
4. Badan-Badan Pengatur
PT. Pertamina (Persero) merupakan pelaksana kebijakan kedua aktivitas Hulu dan Hilir yang diatur oleh Badan Pengatur yang dikelola dengan pertemuan-pertemuan teknis oleh fungsi yang terkait dengan aktivitas yang dilakukan unit-unit Perseroan.
5. Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia
Dalam melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagai BUMN dan pelayanan kepada masyarakat, PT. Pertamina (Persero) melakukan pertemuan-pertemuan konsultatif, terutama untuk membahas dan mencari jalan keluar isu-isu terkait migas dan BBM yang terjadi pada satu waktu.
6. Insan Pertamina
Perusahaan berinteraksi dengan Insan Pertamina melalui mekanisme hubungan organisasi dan melalui Federasi Serikat Pekerja Pertamina Bersatu (FSPPB), untuk membahas hal ketenagakerjaan, kesejahteraan, termasuk kesehatan dan keselamatan kerja.
7. Mitra Kerja
PT. Pertamina (Persero) mengelola hubungan kemitraan bisnis dengan berbagai skema kerjasama dalam menghasilkan produk, menjalankan dan mengelola wilayah kerja berdasarkan pengaturan kontrak bisnis.
8. Pemasok
Barang dan jasa yang dibeli oleh PT. Pertamina (Persero) diperoleh dengan mengikuti tatacara pembelian barang dan jasa yang berlaku.
9. Pelanggan
Pelanggan produk dan jasa PT. Pertamina (Persero) dikelola untuk memberikan kepuasan pelanggan, untuk memahami dan mendapatkan umpan balik dari pelanggan.