• Tidak ada hasil yang ditemukan

RELAPS PADA PASIEN SKIZOFRENIA RELAPS IN SCHIZOFHRENIA PATIENT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "RELAPS PADA PASIEN SKIZOFRENIA RELAPS IN SCHIZOFHRENIA PATIENT"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

RELAPS PADA PASIEN SKIZOFRENIA Cucu Rokayah*, Putri Mutiara Rima

Program Studi Sarjana Keperawatan, STIKes Dharma Husada Bandung, Jl. Terusan Jakarta No.75, Cicaheum, Kec. Kiaracondong, Kota Bandung, Jawa Barat, Indonesia 40282

*cucurokayah611@gmail.com ABSTRAK

Skizofrenia adalah penyakit psikotik yang membutuhkan pengobatan jangka panjang. Penyakit ini memiliki periode remisi, namun pasien kerap kembali dengan gejala positif, memerlukan layanan gawat darurat dan disebut relapse. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang menyebabkan kekambuhan atau relapse pada pasien skizofrenia. Jenis dan metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif. Desain penelitian ini adalah Literatur Review dengan menganalsis 10 artikel yang didapatkan dari Google Schoolar, Ebsco, dari tahun 2011 – 2019, kemudian dianalisis dengan menggunakan metode naratif dengan mengelompokan data – data hasil ekstraksi yang sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab mengenai Relaps pada Pasien dengan Skizofrenia. Hasil penelitian ini menyatakan bahwa ada beberapa faktor yang dapat memicu kekambuhan pada orang dengan gangguan jiwa yaitu putus obat dan faktor dukungan keluarga. Oleh karena itu dapat disimpulkan bahwa untuk mencegah relaps/kekambuhan pada pasien dapat dilakukan dengan kepatuhan minum obat pasien harus selalu dijaga agar dapat menurunkan resiko kekambuhan pasien.

Kata kunci : kekambuhan; skizofrenia

RELAPS IN SCHIZOFHRENIA PATIENT ABSTRACT

Schizophrenia is a psychotic disease that requires long-term treatment. The disease has a remission period, but patients often return with positive symptoms, require emergency services and are called relapse. This study aims to determine the factors that cause relapse or relapse in schizophrenia patients. The type and method used in this research is descriptive. The design of this study was Literature Review by analyzing 10 article from Goolgle Schoolar and Ebsco database, from 2011-2019, and then the analytical using naratif method to answer about Relapse in Patients with Schizophrenia. The results of this study stated that there are several factors that can trigger relapses in people with mental disorders, namely drug withdrawal and family support factors. Therefore it can be concluded that to prevent relapse / recurrence in patients can be done with adherence to taking medication the patient must always be maintained so as to reduce the risk of patient recurrence. Keywords: relapse; schizophrenia

PENDAHULUAN

Kesehatan jiwa di dunia saat ini masih menjadi salah satu masalah kesehatan yang signifikan, termasuk di Indonesia. Menurut data WHO (2016), terdapat sekitar 35 juta orang terkena depresi, 60 juta orang terkena biopolar, 47,5 orang terkena dimensia, serta 21 juta orang terkena skizofrenia. Dengan berbagai keanekaragaman seperti faktor biologis, psikologis, dan sosial, produktivitas dan penambahan beban negara dalam jangka panjang dapat berdampak pada jumlah

kasus gangguan jiwa terus meningkat (Kemenkes, 2016).

Kenaikan jumlah penderita gangguan jiwa terjadi disejumlah Provinsi, Jawa Barat adalah termasuk provinsi besar di Indonesia. Jumlah warga masyarakat yang mengalami gangguan jiwa di Jawa Barat masih tinggi. Setiap bulan, ada sekitar 1.200 orang pengunjung gangguan psikotik yang datang ke rumah sakit di Jawa Barat (Habib, 2017) dalam Poningah (2018).

(2)

Berdasarkan data yang diperoleh dari Sub Bagian Rekam Medik Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat, dalam periode Januari hingga Desember 2018 pasien rawat jalan Skizofrenia sebanyak 13.544 pasien dengan rata-rata setiap bulan sebanyak 1.129 orang. Frekuensi rawat kembali atau rehospitalisasi ke Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat sangat tinggi, 8-10 kali datang untuk dirawat inap kembali per orang dalam jangka waktu satu tahun (sumber data dari instalsi rekam medik, dalam Sembiring 2013). Berdasarkan hasil yang didapatkan dari data sekunder selama 6 bulan terakhir, November 2015 sampai April 2016 pasien rawat inap sebanyak 940 orang (Repliani, 2016).

Kepatuhan terhadap minum obat merupakan masalah utama dalam kekambuhan. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kepatuhan dalam minum obat yaitu kurang pahamnya pasien tentang tujuan pengobatan, tidak mengertinya tentang pentingnya mengikuti aturan pengobatan yang di tetapkan sehubungan dengan prognosisnya, sukarnya memperoleh obat diluar rumah sakit, mahalnya harga obat, dan kurangnya perhatian dan kepedulian keluarga yang mungkin bertanggung 4 jawab atas pembelian atau pemberian obat itu kepada pasien (Tambayong, 2002).

Keluarga perlu mempunyai sikap menerima pasien, memberikan respon positif kepada pasien, menghargai pasien sebagai anggota keluarga dan menumbuhkan sikap tanggung jawab pada pasien. Sikap permusuhan yang ditunjukkan oleh anggota keluarga terhadap pasien akan berpengaruh terhadap kekambuhan pasien. Dukungan keluarga sangat penting untuk membantu pasien bersosialisasi kembali, menciptakan kondisi lingkungan suportif, menghargai pasien secara pribadi dan membantu pemecahan masalah pasien (Keliat, 1996). Tujuan dari literature review ini adalah

untuk mengetahui fenomena relaps pada pasien dengan skizofrenia

METODE

Desain penelitian ini adalah Literature Review atau Tinjauan Pustaka. Studi literature review adalah cara yang dipakai untuk mengumpulkan data atau sumber yang berhubungan pada sebuah topik tertentu yang bisa didapat dari berbagai sumber seperti database Google schoolar dan ebsco yang didapatkan 10 artikel yang terkait dengan relaps pada pasien skizofrenia

Desain penelitian yang diambil dalam penelusuran ilmiah ini adalah Mix Methods studi, experimental studi, survey studi, cross sectional studi, analisis korelasi, analisis komparasi, kualitatif studi. Intervensi utama yang ditelaah pada penelusuran ilmiah ini adalah Fenomena Relaps pada Pasien Skizofrenia. Outcome yang diukur dalam penelusuran ilmiah ini adalah adalah Fenomena Relaps pada Pasien Skizofrenia. Penelusuran artikel publikasi pada EBSCO, menggunakan kata kunci yang dipilih yakni Relaps, Skizofrenia. Literature review ini menggunakan literatur terbitan tahun 2011-2019 yang dapat diakses full text dalam format pdf dan scholarly (peer reviewed journals).

Kriteria artikel yang direview adalah artikel jurnal penelitian berbahasa Indonesia dan Inggris dengan subyek pasien Skizofrenia, jenis artikel penelitian bukan literature review dengan tema Fenomena Relaps pada Pasien Skizofrenia. Artikel yang sesuai dengan kriteria inklusi dan terdapat tema adalah Fenomena Relaps pada Pasien Skizofrenia dari sudut pandang Hubungan Kepatuhan Minum obat dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia, dukungan keluarga dalam mencegah, faktor yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan, relaps pasien skizofrenia kemudian dilakukan review. Kriteria jurnal yang terpilih untuk review

(3)

adalah jurnal yang didalamnya terdapat tema Fenomena Relaps pada Pasien Skizofrenia. Jurnal dengan kriteria ekslusi adalah jurnal yang tidak tersedia dalam full text, jurnal yang memiliki judul yang sama, jurnal duplicate.

Literature Review ini disintesis

menggunakan metode naratif dengan mengelompokan data-data hasil ekstrasi yang sejenis sesuai dengan hasil yang diukur untuk menjawab tujuan. Artikel penelitian yang sesuai dengan kriteria inklusi kemudian dikumpulkan dan dibuat ringkasan jurnal meliputi Pengarang, Judul artikel dan tahun, lokasi ruang rawat, metode penelitian, populasi dan sampel, gambaran terapi, hasil penelitian. Ringkasan jurnal penelitian tersebut dimasukan kedalam tabel diurutkan sesuai alphabet dan tahun terbit jurnal dan sesuai dengan format tersebut diatas. Untuk lebih memperjelas analisis abstrak dan full text jurnal dibaca dan dicermati. Ringkasan jurnal tersebut kemudian dilakukan analisis terhadap isi yang terdapat dalam tujuan penelitian dan hasil/temuan penelitian. Analisis yang digunakan menggunakan analisi isi jurnal, kemudian dilakukan koding terhadap isi jurnal yang direview menggunakan kategori Relaps pada pasien Skizofrenia. Data yang sudah terkumpul kemudian dicari persamaan dan perbedaannya lalu dibahas untuk menarik kesimpulan.

Berdasarkan hasil penelusuran di Google Schoolar, Ebsco yang diambil pada tanggal 13 Maret 2020 pukul 08.00 sampai dengan pukul 10.00 WIB Penelusuran artikel publikasi pada EBSCO, menggunakan kata kunci yang dipilih yakni Relaps sebanyak 18.525, Skizofrenia sebanyak 5.605 dan Penelusuran artikel publikasi pada Scholar, menggunakan kata kunci yang dipilih yakni Relaps sebanyak 26.500, Skizofrenia sebanyak 6.670. Peneliti menemukan 4481 jurnal yang sesuai dengan kata kunci tersebut. Sebanyak 4481 jurnal yang ditemukan sesuai kata kunci

pencarian tersebut kemudian dilakukan skrining, 3886 jurnal dieksekusi karena tidak tersedia artikel full text. Assessment kelayakan terhadap 595 jurnal full text dilakukan, jurnal yang duplikasi dan tidak sesuai kriteria inklusi dilakukan ekslusi sebayak 576, sehingga didapatkan 19 jurnal full text dan diambil 10 untuk dilakukan review.

HASIL

Hasil penelitian Mubin dan PH “Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid” Klien yang kambuh membutuhkan waktu yang lebih lama untuk kembali pada kondisi semula dan dengan kekambuhan yang berulang, kondisi penderita bisa semakin memburuk dan sulit untuk kembali ke keadaan semula (Elain, 2010). Faktor – faktor yang menyebabkan pasien tidak patuh minum obat diantaranya adalah, dukungan dan kemampuan keluarga dalam rehabilitasi pasien, sedikit banyaknya kehidupan yang menimbulkan stres dan tingkat keparahan gejala psikiatrik.

Bentuk Dukungan Keluarga Kepada Caregiver Sebagai Upaya Pencegahan kekambuhan perawatan langsung dari keluarga. Kekambuhan biasanya terjadi bila keluarga hanya menyerahkan

perawatan pada rumah sakit jiwa dan obat-obatan anti psikotik tanpa didukung. Bentuk dukungan emosional, bentuk dukungan informasi, bentuk dukungan instrumental, dan bentuk dukungan penghargaan, sedangkan untuk aspek dukungan keluarga yaitu aspek kontrol dan pemantauan, aspek keterlibatan diri, aspek komunikasi, aspek pendekatan, dan aspek pendisplinan. Hasil penelitian Astuti (2017) tentang “hubungan kepatuhan minum obat dengan periode kekambuhan pada pasien skizofrenia halusinasi” menunjukkan hubungan signifikan antara kepatuhan

(4)

minum obat dengan periode kekambuhan pada pasien skizofrenia: halusinasi.

Penelitian Liza, Loebis, dan Camellia (2019). tentang “efektivitas intervensi psikoedukasi keluarga terhadap kekambuhan pasien skizofrenia” menunjukkan bahwa keluarga yang mendapatkan intervensi psikoedukasi memperoleh pengetahuan tentang skizofrenia dan peningkatan pemberdayaan keluarga yang bermakna juga angka kekambuhan lebih rendah secara bermakna pada pasien skizofrenia. Hubungan Tingkat Pengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhanklien Skizofrenia responden memiliki tingkat pengetahuan cukup yaitu 102 responden (59,0%), tingkat pengtahuan baik 36 responden (20,8%) dan tingkat pengetahuan kurang 23 responden (65,7%). Sebagian besar responden kambuh sebanyak 91 responden (52,6%) dan tidak kambuh 82 responden (47,4%).

Penelitian Sari (2011) tentang "dukungan keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien skizofrenia dipoliklinik rawat jalan RSJ aceh" terdapat hubungan signifikan antara dukungan keluarga dengan pencegahan kekambuhan pasien skizofrenia meliputi (dukungan emosional, dukungan informasional, dukungan instrumental.

Penelitian Giena, Sari, dan Effendi (2019) tentang “hubungan dukungan keluarga dan jarak tempat tinggal dengan kepatuhan jadwal kontrol pasca keluar rumah sakit” menunjukkan bahwa jumlah kunjungan pasien gangguan jiwa yang menjalani rawat jalan dari tahun 2015, rata-rata kunjungan perhari sekitar 50 orang yang masih harus menjalani pengobatan lanjut/kontrol rutin dan mengambil obat sebulan sekali agar penyakit yang dialami tidak kambuh.

Penelitian Puspitasari (2017) tentang “faktor yang mempengaruhi kekambuhan

orang dengan gangguan jiwa di ruang Bratasena RSMM Bogor” menunjukkan terdapat lebih banyak berpendidikan rendah sebanyak 62% , tidak bekerja sebanyak 77%, klien dengan putus obat sebanya 85%, diagnose medis terbanya adalah skizofrenia paranoid sebanyak 76%, tipe kepribadian tertutup sebanyak 85%, pengalaman tidak menyenangkan terbanyak yaitu kegagalan sebanyak 85%. Penyebab kambuh terbanyak dikarenakan putus obat, epribadian tertutup, dan kegagalan.

Hasil penelitian Amelia dan Anwar (2013) tentang “relaps pada pasien skizofrenia” menunjukkan bahwa faktor keluarga, faktor tersebut paling dominan sehingga subjek menjadi relaps pasca di rawat di rumah sakit jiwa, dari hasil penelitian menunjukkan bahwa hubungan dan perlakuan keluarga memberikan pengaruh besar terjadinya relaps pada subjek penelitian, salah satu faktor yang sangat berperan penting dalam meningkatkan angka relaps pada skizofrenia disebabkan karena hubungan pasien dengan keluarga. Penelitian Meiantari dan Herdiyanto (2018) tentang “peran keluarga terhadap manajemen relapse (kekambuhan) pada orang dengan skizofrenia (ODS)” menunjukkan bahwa dalam keadaan stabil ODS mampu mengerjakan aktivitas sehari-hari. Beberapa aktivitas atau kegiatan yang mampu dilakukan atau dijalani oleh ODS antara lain pergi jalan-jalan, menonton televisi (TV), bekerja (part time), kuliah, melakukan pekerjaan rumah seperti membereskan rumah, menyapu dan mencuci. Berdasarkan hasil dari wawancara dan observasi yang dilakukan dapat diketahui bahwa gejala pra-relapse yang biasa muncul secara perilaku pada ODS yaitu gangguan tidur (tidak bisa tidur atau merasa selalu mengantuk).

(5)

PEMBAHASAN

Hasil dari sepuluh artikel yang di telaah tentang relaps pada pasien Skizofrenia, dua artikel membahas faktor- faktor yang mempengaruhi relaps pada Skizofrenia, dua artikel membahas tentang hubungan kepatuhan minum obat dengan relaps pada pasien Skizofrenia, dan tujuh artikel membahas tentang dukungan serta pengetahuan keluarga tentang relaps pasien Skizofrenia.

Faktor- faktor Relaps pada pasien Skizofrenia

Penelitian Puspitasari (2017) tentang “faktor yang mempengaruhi kekambuhan orang dengan gangguan jiwa di ruang Bratasena RSMM Bogor” didapatkan data terdapat lebih banyak berpendidikan rendah sebanyak 62% , tidak bekerja sebanyak 77%, klien dengan putus obat sebanya 85%, diagnose medis terbanyak adalah skizofrenia paranoid sebanyak 76%, tipe kepribadian tertutup sebanyak 85%, pengalaman tidak menyenangkan terbanyak yaitu kegagalan sebanyak 85%. Maka dapat di simpulakan Penyebab kambuh atau relaps terbanyak dikarenakan putus obat, kepribadian tertutup, dan kegagalan.

Kepatuhan Minum Obat

Penelitian Mubin dan Livana (2019) tentang “Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid” menunjukan hasil bahwa kepatuhan minum obat pasien memiliki hubungan yang signifikan dengan kekambuhan pasien dengan (p- value=0,022 < 0,05). Hasil tersebut sejalan dengan teori dari Riyanto (2013) bahwa salah satu faktor untuk mencegah terjadinya kekambuhan pada pasien skizofrenia yaitu dengan melaksanakan program pengobatan dengan rutin.

Dukungan Keluarga

Penelitian Liza, Loebis, dan Camellia (2019). tentang “efektivitas intervensi psikoedukasi keluarga terhadap

kekambuhan pasien skizofrenia” menunjukkan hasil bahwa keluarga yang mendapatkan intervensi psikoedukasi memperoleh pengetahuan tentang skizofrenia dan peningkatan pemberdayaan keluarga yang bermakna juga angka kekambuhan lebih rendah secara bermakna pada pasien skizofrenia. Peningkatan pengetahuan diterapkan dengan melakukan perawatan yang baik pada pasien skizofrenia sehingga tingkat kekambuhan dapat dicegah. Hasil penelititian tersebut sejalan dengan penelitian PH, Hermanto, dan Pratama (2018) bahwa ada hubungan

antara dukungan keluarga dengan

perawatan diri pasien jiwa

Penelitian Livana, Susanti, dan putra (2018) menunjukkan bahwa ada hubungan antara karakteristik pekerjaan, penghasilan, dan tipe keluarga dengan dengan tingkat ansietas keluarga saat menghadapi kekambuhan pasien gangguan jiwa, sedangkan karakteristik pendidikan, status hubungan, tahap perkembangan keluarga, dan etnis budaya tidak ada hubungan dengan tingkat ansietas keluarga dalam menghadapi kekambuhan pasien gangguan jiwa. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa keluarga juga mempunyai tanggung jawab yang penting dalam proses perawatan pasien di rumah sakit jiwa, persiapan pulang dan perawatan di rumah agar adaptasi klien berjalan dengan baik. Kualitas dan efektifitas dukungan keluarga dapat membantu proses pemulihan kesehatan pasien sehingga status pasien meningkat

SIMPULAN

Kekambuhan pada pasien skizofrenia menunjukan factor yang mempengaruhi/ menyebabkan kekambuhan, seperti pola asuh, kepatuhan minum obat dan factor social ekonomi, serta perlakuan keluarga memberikan pengaruh besar terjadinya relaps. Berdasarkan hal tersebut untuk mencegah relaps/kekambuhan pada pasien dapat dilakukan dengan kepatuhan minum

(6)

obat pasien harus selalu dijaga agar dapat menurunkan resiko kekambuhan pasien. DAFTAR PUSTAKA

Afconneri, Y. (2019). Hubungan TingkatPengetahuan Keluarga Tentang Kekambuhan Klien Skizofrenia di Poliklinik RSJ HB. Saanin Padang. Jurnal Kesehatan Lentera'Aisyiyah, 2(1).

http://ojs.akperaisyiyahpadang.ac.id/i ndex.php/jkla/article/view/38

Amelia, D. R., & Anwar, Z. (2013). Relaps pada pasien skizofrenia. Jurnal Ilmiah Psikologi Terapan, 1(1), 53-65.

https://doi.org/10.22219/jipt.v1i1.13 57

Astuti. (2017). Hubungan Kepatuhan

Minum Obat Dengan Periode

Kekambuhan Pada Pasien

Skizofrenia. Kudus : Jurnal

Keperawatan dan Kesehatan Masyarakat.

Davison, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi abnormal. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Giena, V. P., Sari, A. F., & Effendi, S.

(2019). Hubungan Dukungan Keluarga dan Jarak Tempat Tinggal dengan Kepatuhan Jadwal Kontrol Pasca Keluar Rumah Sakit Pada Pasien Skizofrenia di Rumah Sakit Khusus Jiwa (RSKJ) Soeprapto Provinsi Bengkulu Tahun 2018. CHMK Nursing Scientific Journal, 3(2), 69-79. http://cyber-chmk.net/ojs/index.php/ners/article/v iew/543

Livana, P. H., Susanti, Y., & Putra, D. E. A. (2018). Hubungan Karakteristik Keluarga Dengan Tingkat Ansietas Saat Menghadapi Kekambuhan Pasien Gangguan Jiwa. Indonesian Journal for Health Sciences, 2(1), 46-57.

https://doi.org/10.24269/IJHS.V2I1. 664

Liza, R. G., Loebis, B., & Camellia, V. (2019). Efektivitas intervensi psikoedukasi keluarga terhadap kekambuhan pasien skizofrenia. Majalah Kedokteran Andalas, 42(3), 128-136.

https://doi.org/10.25077/mka.v42.i3. p128-136.2019

Meiantari, N. N. H., & Herdiyanto, Y. K. (2018). Peran Keluarga terhadap Manajemen Relapse (Kekambuhan) pada Orang Dengan Skizofrenia (ODS). Jurnal Psikologi Udayana, 5(2), 317-330.

Mubin, M. F., & Livana, P. H. (2019). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid. Jurnal

Farmasetis, 8(1), 21-24.

http://journal.stikeskendal.ac.id/inde x.php/far/article/view/493

PH, L., Hermanto, H., & Pratama, N. (2018). Dukungan Keluarga dengan Perawatan Diri pada Pasein Gangguan Jiwa di Poli Jiwa. Jurnal

Kesehatan Manarang, 4(1),

11-17.https://doi.org/10.33490/jkm.v4i1 .54.

Pradipta, R. Y. (2019). Bentuk Dukungan Keluarga kepada Caregiver sebagai Upaya Pencegahan Kekambuhan Pasien Skizofrenia Paranoid Di Samarinda. ejournal.psikologi.fisip-unmul.ac.id

Puspitasari, E. (2017). Faktor yang Mempengaruhi Kekambuhan Orang dengan Gangguan Jiwa. Jurnal

Perawat Indonesia, 1(2), 58-62.

http://dx.doi.org/10.32584/jpi.v1i2.4 7

Sari, H. (2011). Dukungan keluarga dalam mencegah kekambuhan pasien

(7)

skizofrenia di Poliklinik Rawat Jalan RSJ Aceh. Idea Nursing Journal, 2(3).

http://www.jurnal.unsyiah.ac.id/INJ/ article/view/6380

Smeltzer & Bare. (2012). Buku Ajar

Keperawatan Medikal Bedah

Brunner dan Suddarth (Ed.8, Vol. 1,2). Jakarta: EGC.

Stuart G.W, Larala.M.T. (2009).

Principles and Practice of

Psychiatric Nursing 9 th. Elsever. St. Louis : Mosby Year B.

(8)

Referensi

Dokumen terkait

Ditetapkan  di   Marabahan Pada tanggal 13 Pebruari 2017 BUPATI  BARITO KUALA, H.HASANUDDIN MURAD

  Pendekatan  kuantitatif,  kualitatif  serta  kombinasi  dalam  penelitian  Psikologi..   Cognitive  Therapy  For  Depression 

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan teknik perbanyakan ikan jantan fungsional dengan sex reversal terhadap benih monoseks betina, menggunakan metiltestosteron (MT)

Skema Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU) PLTU adalah suatu pembangkit listrik dimana energi listrik dihasilkan oleh generator yang diputar oleh turbin uap yang

Hasil penelitian ini mengidikasikan adanya pengaruh dari variabel- variabel seperti kepuasan kerja, kepuasan gaji, komitmen organisasi, konflik peran, ketidakjelasan peran,

Yang dimaksud dengan “asas ketertiban dan kepastian hukum” adalah bahwa setiap Materi Muatan Peraturan Daerah harus dapat menimbulkan ketertiban dalam masyarakat melalui

Untuk dapat mengatasi permasalahan yang terjadi pada pendaftaran siswa baru di MTsN 2 Kota Tangerang dibuatlah perancangan aplikasi Sistem Informasi Penerimaan

Menurut Asmad, istilah “adat” dari segi bahasa membawa maksud: peraturan atau perkara yang biasa dilakukan. Dari sudut kebudayaan pula istilah adat bermaksud: peraturan yang telah