• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL

1. Kerangka Konsep

Kerangka konsep pada penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang. Kinerja merupakan tolak ukur untuk menilai keberhasilan suatu pelayanan kesehatan ( Gilbert dalam Heru, 2008). Melalui kinerja, individu dalam hal ini petugas Posyandu, diharapkan dapat menunjukkan profesionalisme secara nyata dengan kemampuan pribadi yang mereka miliki, motivasi dan dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berdampak pada organisasi tempat kerja yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat (Mathis & Jackson 2001, Jones 2002).

Kepuasan adalah suatu keadaan dimana keinginan, harapan dan kebutuhan pelanggan terpenuhi (Hadi Sugito, 2005). Suatu pelayanan dianggap efisien dan efektif jika pelayanan tersebut dapat memenuhi kebutuhan klien secara holistik. Untuk memenuhi kepuasan klien dituntut kinerja petugas yang optimal dan biaya yang murah. Kepuasan dapat dilihat dari pemahaman pengguna jasa terhadap pelayanan yang akan diberikan, sikap peduli yang ditunjukkan oleh petugas, biaya, penampilan fisik petugas, jaminan keamanan yang diberikan, keandalan

(2)

dan keterampilan petugas, dan kecepatan petugas memberikan tanggapan atas keluhan klien (Muninjaya, 2004).

Berdasarkan konsep di atas, kerangka konseptual pada penelitian ini menjelaskan variabel-variabel yang akan diamati melalui penelitian yang akan dilakukan. Dari uraian di atas dapat dibuat skema penelitian sebagai berikut:

Skema 3.1 Kerangka penelitian kinerja petugas Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu

2. Definisi Operasional

Tabel 3.1. Definisi Operasional Kinerja Petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang

Variabel Definisi operasional

Alat dan cara Hasil ukur Skala

Kinerja petugas Posyandu

Hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan sesuai Dengan menggunakan kuesioner sebanyak 18 pertanyaan. Dengan skor penilaian 18-35 = kinerja Ordinal Kinerja petugas Posyandu

- Kemampuan pribadi - Motivasi

- Dukungan yang diterima - Keberadaan pekerjaan - Hub.dengan organisasi - Kemampuan manajer - Kesenjangan proses - Masalah lingkungan - Situasi pribadi

Kepuasan ibu pengguna Posyandu

- Pemahaman ttg

pelayanan yang diberikan - Empati (sikap peduli) - Penampilan fisik - Jaminan keamanan - Keandalan dan

keterampilan - Cepat tanggap

(3)

fungsi petugas Posyandu yang meliputi kemampuan pribadi, motivasi, dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan, hubungan dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi. jawaban yaitu: selalu = 3 kadang-kadang = 2 tidak = 1 buruk 36-54 = kinerja baik Kepuasan ibu pengguna Posyandu Terpenuhinya harapan dan keinginan ibu pengguna Posyandu mengenai pemahaman tentang pelayanan yang akan diberikan, empati

(sikap peduli) dari petugas, biaya, penampilan fisik petugas, jaminan keamanan, keandalan dan keterampilan petugas, dan kecepatan petugas menanggapi keluhan ibu pengguna Posyandu. Dengan menggunakan kuesioner yang terdiri dari 21 pertanyaan. Dengan 3 pilihan jawaban Selalu = 3 Kadang-kadang = 2 Tidak = 1 Dengan skor penilaian 18-26 = sangat tidak memuaskan 27-35= tidak memuaskan 36-44= memuaskan 45-54 = sangat memuaskan Ordinal

(4)

BAB 4

METODOLOGI PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain deskriptif yang bertujuan mengidentifikasi kinerja petugan Posyandu dan kepuasan ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang kabupaten Deli Serdang.

2. Populasi dan Sampel • Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua ibu-ibu pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang. Berdasarkan data dari Puskesmas Sei Semayang, di Desa Sei Semayang terdapat 10 Posyandu dengan rincian Pengunjung pada bulan Oktober 2009 sebagai berikut. Posyandu Dahlia 32 orang pengunjung, Posyandu Anyelir 31 orang pengunjung, Posyandu Sakura 25 orang pengunjung, Posyandu Kamboja 33 orang pengunjung, Posyandu Mekarsari 23 orang pengunjung, Posyandu Cempaka 37 orang pengunjung, Posyandu Matahari 13 orang pengunjung, Posyandu Mawar 13 orang Pengunjung, Posyandu Mayang Elok 20 orang pengunjung, Posyandu Nusa Indah 18 orang pengunjung. Dengan demikian didapatkan jumlah populasi sebesar 245 orang pada bulan Oktober 2009.

(5)

• Sampel

Besar sampel untuk kader posyandu dalam penelitian ini adalah 30 orang yang dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling yaitu suatu teknik penetapan sampel sesuai dengan yang dikehendaki peneliti sehingga sampel tersebut dapat mewakili karakteristik populasi yang telah dikenal sebelumnya (Nursalam, 2003). Kriteria yang ditentukan dalam penelitian ini yaitu kader yang sudah tiga bulan terakhir menjadi petugas pada Posyandu tersebut dan bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

Pengambilan jumlah sampel untuk Ibu-ibu pengguna Posyandu dilakukan dengan cara mengambil 25% dari jumlah populasi sehingga didapat jumlah sampel sebanyak 61 orang. Tehnik pengambilan sampel dilakukan secara proportional sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari setiap wilayah dengan seimbang atau sebanding banyaknya sampel dalam masing-masing wilayah (Arikunto, 2006). Kriteria yang ditetapkan dalam penelitian ini yaitu Wanita usia subur, ibu hamil, dan ibu menyusui, dapat membaca dan menulis bahasa Indonesia dengan baik, menjadi pengunjung Posyandu rutin minimal dua kali dalam tiga bulan terakhir, bersedia menjadi responden dalam penelitian. Jumlah sampel secara rinci terdapat dalam tabel di bawah ini.

Tabel 2.1. Rincian jumlah sampel pada setiap Posyandu di desa Sei Semayang. No Nama Posyandu Jlh. Pengunjung

(orang) jlh. Sampel (25% populasi) Pembulatan 1 Dahlia 32 8 8 2 Anyelir 31 7,75 8

(6)

3 Sakura 25 6,25 6 4 Kamboja 33 8,25 8 5 Mekarsari 23 5,75 6 6 Cempaka 37 9,25 9 7 Matahari 13 3,25 3 8 Mawar 13 3,25 3 9 Mayang Elok 20 5 5 10 Nusa Indah 18 4,5 5 Total 245 61,25 61

3. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Februari sampai dengan Maret 2010 di Desa Sei Semayang. Adapun alasan pemilihan lokasi karena terdapat fenomena yang nyata tentang penurunan cakupan penggunaan Posyandu yang terlihat dari penurunan jumlah posyandu dari 19 unit menjadi 10 unit Posyandu di Desa Sei Semayang.

4. Pertimbangan Etik

Penelitian ini dilakukan setelah mendapat persetujuan dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Pada pengumpulan data, peneliti terlebih dahulu memperkenalkan diri, kemudian menjelaskan maksud, tujuan dan prosedur penelitian kepada responden. Apabila responden setuju maka responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah

(7)

disediakan oleh peneliti. Bila responden tidak bersedia atau menolak untuk diteliti maka peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak responden.

Untuk menjaga kerahasiaan maka nama responden tidak akan dicantumkan pada lembar kuisioner yang diisi oleh responden dan hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya dipergunakan untuk kepentingan penelitian (Nursalam, 2003).

5. Instrumen Penelitian dan Pengukuran Validitas-Reliabilitas

Penelitian ini menggunakan instrumen berupa kuesioner yang disusun sendiri oleh peneliti dengan berpedoman pada konsep teori dalam tinjauan pustaka. Kuesioner ini terdiri dari tiga bagian. Kuesioner data demografi mencakup data mengenai usia, agama, suku, pendidikan terakhir.

Kuesioner mengenai kinerja petugas Posyandu yang terdiri dari 18 pernyataan yang terdiri dari 2 pernyataan dari tiap sub variabel kinerja yaitu kemampuan pribadi (1,2), motivasi (3,4), dukungan yang diterima (5,6), keberadaan pekerjaan yang dilakukan (7,8), hubungan dengan organisasi (9,10), kemampuan manajer (11,12), kesenjangan proses (13,14), masalah lingkungan (15,16), dan situasi pribadi (17,18) dengan tiga pilihan jawaban selalu, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk pertanyaan positif diberi skor 3 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif diberi skor 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 3 untuk jawaban tidak pernah.

(8)

Kuesioner mengenai kepuasan ibu pengguna Posyandu yang terdiri dari 18 pernyataan yang terdiri dari 3 pernyataan dari tiap sub variabel yaitu pemahaman tentang pelayanan yang akan diberikan (1,2,3), empati (sikap peduli) yang ditunjukkan oleh petugas (4,5,6), penampilan fisik petugas Posyandu (7,8,9), jaminan keamanan yang diberikan (10,11,12), keandalan dan keterampilan petugas (13,14,15), dan kecepatan petugas memberikan tanggapan terhadap keluhan pengguna Posyandu (16,17,18), yang dapat dijawab dengan tiga pilihan jawaban yaitu selalu, kadang-kadang, tidak pernah. Untuk pertanyaan positif diberi skor 3 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 1 untuk jawaban tidak pernah. Sebaliknya untuk pertanyaan negatif diberi skor 1 untuk jawaban selalu, 2 untuk jawaban kadang-kadang, dan 3 untuk jawaban tidak pernah.

• Uji Validitas dan Reliabilitas

Uji validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat-tingkat kevalidan sesuatu instrumen dan bertujuan untuk menggambarkan sejauh mana instrumen mampu mengukur apa yang akan diukur (Danim, 2003). Uji validitas dilakukan untuk mengetahui apakah instrumen yang dibuat dapat mengukur apa yang seharusnya di ukur. Maka dalam penelitian ini uji validitas akan dilakukan oleh orang yang ahli dalam penelitian ini yaitu Ibu Siti Zahara Nasution, SKp, MNs.

Uji reliabilitas instrumen bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur. Uji reliabilitas digunakan pada item-item yang

(9)

valid, tinggi rendahnya reliabilitas ditunjukkan oleh suatu angka koefisien reliabilitas. Uji reliabilitas ini dilakukan sebelum pengumpulan data terhadap 10 orang responden yang memenuhi kriteria sampel (Dempsey, 2002). Teknik analisa yang digunakan adalah dengan menggunakan Cronbach Alpha dan didapatkan nilai 0,736.

6. Rencana Pengumpulan Data

Proses pengumpulan data penelitian dilakukan dengan cara:

1. Meminta surat permohonan izin dari Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.

2. Mengajukan surat permohonan izin tersebut kepada pemerintah Desa Sei Semayang.

3. Setelah mendapatkan izin dari pemerintah Desa Sei Semayang, maka peneliti mulai melakukan pengambilan data dengan mengunjungi setiap Posyandu yang ada di Desa Sei Semayang.

4. Peneliti menanyakan kepada calon responden bersedia atau tidak menjadi responden. Lalu peneliti mengumpulkan responden yang sesuai dengan kriteria dan menjelaskan tujuan penelitian dan cara pengisian instrumen. Peneliti membagikan kuesioner kepada responden.

5. Calon responden diminta untuk menandatangani lembar persetujuan (informed consent), dan diminta untuk mengisi kuesioner dengan memberikan waktu sekitar 30-40 menit.

(10)

6. Peneliti memberikan kesempatan bertanya jika dalam kuesioner terdapat pertanyaan yang tidak dimengerti oleh responden.

7. Peneliti mengumpulkan kembali kuesioner dan memeriksa jika ada lembar kuesioner yang tidak lengkap atau pertanyaan yang tidak diisi seluruhnya oleh responden. Jika ada yang tidak lengkap maka responden diminta untuk melengkapi.

8. Setelah data terkumpul dari semua responden, maka dilakukan analisa atau pengolahan data.

7. Analisa Data

Setelah data terkumpul, peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap antara lain : (1) Editing, yaitu memeriksa kelengkapan kuisioner yang telah diisi oleh responden dengan maksud untuk memeriksa apakah kuisioner telah diisi sesuai dengan petunjuk, (2) Coding, yaitu memberikan kode tertentu pada kuisioner yang telah dibuat untuk mempermudah pada saat mengadakan tabulasi dan analisa data, (3) Tabulating, yaitu untuk mempermudah analisa data, pengolahan, dan pengambilan kesimpulan, (4) Dilakukan pengolahan data dengan menggunakan program komputer.

Perhitungan data dalam penelitian ini dihitung dengan menggunakan rumus statistik menurut Hidayat (2007),

Dimana p merupakan panjang kelas dengan rentang (nilai tertinggi dikurangi nilai terendah).

(11)

Untuk kuesioner Kinerja Petugas Posyandu yang terdiri dari 18 pertanyaan terdapat 16 petanyaan posotif dan 3 pertanyaan negatif. Nilai tertinggi yang mungkin diperoleh pada kuesioner ini adalah 54 dan nilai terendah adalah 18, maka rentang kelas adalah 18 dengan 2 kategori banyak kelas. Dengan demikian data tentang kinerja petugas posyandu dikategorikan atas interval kelas sebagai berikut:

18-35 = Kinerja buruk 36-54 = kinerja baik

Pada kuesioner tentang kepuasan ibu pengguna Posyandu yang terdiri dari 18 pertanyaan terdapat 14 pertanyaan positif dan 4 pertanyaan negatif. Dari kuesioner, tersebut nilai tertinggi yang mungkin diperoleh adalah 54 dan nilai terendah adalah 18 yang dibagi dalam 4 kategori banyak kelas. Dengan demikian data tentang kinerja petugas posyandu dikategorikan atas interval kelas sebagai berikut:

18-26 = sangat tidak memuaskan 27-35 = tidak memuaskan 36-44 = memuaskan 45-54 = sangat memuaskan

Kinerja petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase. Persentase dan distribusi frekuensi, mean, digunakan untuk menggambarkan data demografi. Analisa data adalah analisa deskriptif dengan menggunakan tehnik komput erisasi.

(12)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan data hasil penelitian serta pembahasan yang diperoleh dari hasil pengumpulan data terhadap 61 orang responden ibu-ibu pengguna posyandu dan 30 orang responden kader posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang pada bulan Februari sampai dengan Maret 2010. Penyajian hasil penelitian ini meliputi deskriptif karakteristik responden, kinerja petugas posyandu, dan kepuasan ibu pengguna posyandu di Desa Sei Semayang, Kabupaten Deli Serdang.

1. Hasil Penelitian

1.1 Karakteristik Responden a.Petugas Posyandu (kader)

Dari hasil penelitian yang dilakukan terhadap 30 orang responden petugas posyandu yang keseluruhannya perempuan didapatkan hasil tentang karasteristik usia, usia responden terbanyak adalah 45 tahun sampai 54 tahun sebanyak 12 orang (40%). Seluruh responden beragama Islam (100%). Suku terbanyak adalah responden dengan suku Jawa sebanyak 23 orang (76,7%). Pendidikan terakhir resposden terbanyak adalah SMP sebanyak 14 orang (46,7%) dan terbanyak kedua adalah SD sebanyak 10 orang (33,3%).

(13)

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Petugas Posyandu di Desa Sei Semayang (n=30)

No Karakteristik responden Frekuensi Persentase (%) 1 2 3 4 Usia Responden 25-34 tahun 35-44 tahun 45-54 tahun 55-65 tahun Agama Islam Suku Batak Jawa Melayu Minang Pendidikan terakhir SD SMP SMU/sederajat 6 6 12 6 30 2 23 2 3 10 14 6 20 20 40 20 100 6,7 76.7 6,7 10 33,3 46,7 20

b. Ibu-ibu Pengguna Posyandu

Berdasarkan penelitian terhadap 61 orang responden ibu-ibu pengguna posyandu didapatkan hasil karakteristik responden mengenai usia, agama, suku,

(14)

pendidikan terakhir, pekerjaan, dan penghasilah perbulan. Usia responden terbanyak adalah pada usia 20-29 tahun sebanyak 40 orang (65,6%), mayoritas responden beragama islam sebanyak 45 orang (73,8%). Suku terbanyak yang terdapat pada responden ini adalah suku Jawa sebanyak 29 orang (47,5 %). Rata-rata pendidikan terakhir responden adalah SMU/sederajat sebanyak 27 orang (44,3 %), dan SMP sebanyak 25 orang (41 %). Pekerjaan responden yang terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 40 orang (65,6 %). Dan penghasilan perbulan responden yang terbanyak adalah Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak 36 orang (59 %).

Tabel 5.2 distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ibu-ibu pengguna posyandu di desa Sei Semayang (n=61)

No. Karakteristik Frekuensi Persentase (%) 1 2 3 Usia Responden 20-29 tahun 30-39 tahun 40-49 tahun Agama Islam K. katolik K. protestan Suku Batak Jawa 40 18 3 45 13 3 22 29 65,6 29,5 4,9 73,8 21,3 4,9 36,1 47,5

(15)

4 5 6 Melayu Minang Lain-lain Pendidikan terakhir SD SMP SMU/sederajat Diploma Pekerjaan Wiraswasta Petani Ibu RT Lain-lain Penghasilan perbulan < Rp 500.000 Rp 500.000-Rp 1.000.000 >Rp 1.000.000 5 3 2 6 25 27 3 19 1 40 1 10 36 15 8,2 4,9 3,3 9,8 41 44,3 4,9 31,1 1,6 65,6 1,6 16,4 59 24,6

(16)

1.2. Kinerja Petugas Posyandu

Tabel ini menunjukkan bahwa 30 orang responden kader posyandu yang menjawab keseluruhan kuesioner, terdapat 5 orang responden dengan kinerja buruk (16,7%), dan renponden dengan kinerja baik terdapat 25 orang (83,3%). Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi dan Persentasi dari Kinerja petugas Posyandu

Karakteristik (Skor) Frekuensi (f) Persentase (%)

Kinerja buruk (18-35) 5 16,7

Kinerja baik (36-54) 25 83,3

Mayoritas responden menyatakan selalu memiliki kemampuan yang baik saat memberikan pelayanan sebanyak 25 orang (83,3%), dan responden yang terampil saat memberikan pelayanan sebanyak 26 orang (86,7%). Mayoritas responden bersemangat saat memberikan pelayanan sebanyak 18 orang (60%). Responden juga menyatakan bahwa mereka kadang-kadang mendapatkan motivasi dari petugas kesehatan lain untuk meningkatkan kinerja sebanyak 15 orang (50%), dan mereka juga selalu menambah pengetahuan dari petugas medis yang lain sebanyak 25 orang (83,3%). Responden selalu bersungguh-sungguh saat memberikan pelayanan sebanyak 26 orang (86,7%). Mayoritas responden tidak melakukan pekerjaan yang bukan bagiannya sebanyak 13 orang (43,3%), dan responden menjawab kadang-kadang untuk pernyataan ini sebanyak 13 orang (43,3%). Mayoritas responden menyatakan selalu mengerjakan pekerjaan sesuai dengan prosedur sebanyak 26 orang (86,7%). Responden selalu membina kerjasama yang baik dengan petugas dan pengunjung sebanyak 26 orang (86,7%).

(17)

jawabnya sebanyak 25 orang (83,3%). Responden menjawab selalu untuk pernyataan pelaksanaan posyandu berjalan secara sistematis sebanyak 26 orang (86,7%). Responden selalu bersikap tegas saat memberikan pelayanan, 26 orang (86,7%), dan selalu membantu ibu-ibu agar tidak terlalu lama menunggu saat menunggu giliran 22 orang (73,3%). Responden membantu ibu-ibu saat pelaksanaan posyandu 27 orang (97%). Sebahagian responden menjawab tidak pernah untuk pernyataan kurang nyaman dengan suasana tempat dilaksanakannya posyandu sebanyak 15 orang (50%) dan sebahagian lagi menjawab kadang-kadang 14 orang (46,7%). Mayoritas responden menyatakan fasilitas yng digunakan di posyandu tidak mendukung sebanyak 17 orang (56,7%). Mayoritas responden bersikap ramah saat memberikan pelayanan 27 orang (90%). Responden selalu mampu menyelesaikan masalah yang ada dengan petugas kesehatan lain sebanyak 19 orang (63,3%).

Tabel 5.4 Distribusi, Frekuensi, dan Persentase pernyataan tentang Kinerja Petugas Posyandu

No

Pernyataan selalu

Kadang-kadang Tidak pernah N % N % N % 1 Kemampuan pribadi 49 163,3 4 13,3 7 23,4 2 Motivasi 31 103,3 24 100, 4 5 13,3

3 Dukungan yang diterima 49 163,3 6 20 5 16,6 4 Keberadaan pekerjaan 38 126,7 14 46,7 8 26,6 5 Hubungan dengan organisasi 47 156,7 9 30 4 13,3

(18)

6 Kemampuan manajer 48 160 7 20 5 16,6

7 Kesenjangan proses 45 150 14 43,3 1 3,3

8 Masalah lingkungan 5 16,6 26 86,7 29 96,7

9 Situasi pribadi 42 106,7 13 43,3 5 16,6

1.3. Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu

Tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 61 orang responden ibu-ibu pengguna posyandu 55 orang (90,2%) responden menyatakan sangat memuaskan terhadap pernyataan mengenai pelayanan posyandu dan sebanyak 5 orang (9,8%) menyatakan memuaskan terhadap pernyataan tersebut.

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase dari Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu (n=61)

Karakteristik (Skor) Frekuensi (f) Persentase (%)

Sangat tidak memuaskan - -

Tidak memuaskan - -

Memuaskan 6 9,8

Sangat memuaskan 55 90,2

Sebanyak 45 orang (73,8%) responden menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu memberikan penjelasan mengenai pelayanan yang akan diberikan, dan 36 orang (59%) responden menyatakan bahwa kader dan petugas kesehatan tidak pernah tidak memberikan informasi sesuai dengan kebutuhan. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu menjelaskan tujuan tindakan yang diberikan sebanyak 44 orang

(19)

(72,1), dan menjawab tidak pernah pada pernyataan petugan kesehatan dan kader kurang berkomunikasi baik dengan anda dan keluarga sebanyak 49 orang (80,3%). Seluruh responden 61 orang (100%) menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu memberikan perhatian selama di posyandu, dan seluruh responden juga menjawab selalu untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader memberikan dukungan untuk meningkatkan status kesehatan, 61 orang (100%). Menjawab selalu untuk pernyataan penampilan petugas kesehatan dan kader bersih dan rapi sebanyak 60 orang (98,4%). Seluruh responden menyatakan petugas kesehatan berbicara dengan bersikap sopan santun sebanyak 61 orang (100%), dan seluruh responden juga menyatakan selalu untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader barsikap ramah, 61 orang (100%). Sebanyak 39 orang (63,9%) responden menyatakan selalu diberikan jaminan kesehatan oleh petugas kesehatan dan kader. Mayoritas responden menyatakan peralatan dan fasilitas posyandu dalam kondisi baik, ini terbukti dari jawaban 41 orang (67,2%) responden. Mayoritas responden juga menyatakan bahwa petugas kesehatan dan kader selalu menjaga dan mempertahankan kebersihan dan kondisi tempat, sebanyak 47 orang (77%). 60 orang (98,1%) responden menyatakan petugas kesehatan dan kader memiliki keterampilan yang baik saat memberikan pelayanan, dan semua responden dibuat nyaman dan terhindar dari ketakutan oleh petugas kesehatan dan kader, 61 orang (100%). Mayoritas responden menjawab tidak pernah untuk pernyataan petugas kesehatan dan kader kurang teliti saat melakukan tindakan pelayanan sebanyak 31 orang (50,8%), dan menyatakan petugas kesehatan selalu menanggapi keluhan dengan cepat sebanyak 54 orang

(20)

(88,5%). Seluruh responden menyatakan petugas kesehatan dan kader selalu bersikap baik dalam menanggapi keluhan, 61 orang (100%), dan 59 orang (96,7%) responden menjawab selalu pada pernyataan petugas kesehatan dan kader memberikan pelayanan sesuai dengan keluhan.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi, dan Persentase pernyataan mengenai kepuasan ibu pengguna popsyandu

No Pernyataan Selalu

Kadang-kadang

Tidak pernah

N % N % N %

1 Pemahaman tentang pelayanan yang diberikan

93 157 48 78.7 42 68,9

2 Empati (sikap peduli) 107 175,4 26 31,7 50 81,9

3 Penampilan fisik 178 291,8 5 8,2 - -

4 Jaminan keamanan 90 147,5 47 7746 45 74,71

5 Keandalan dan keterampilan 118 193.5 34 55,7 - -

6 Cepat tanggap 117 191,8 53 89,6 7 11,4

2. Pembahasan

Pada pembahasan ini peneliti akan membahas hasil penelitian karakteristik responden, kinerja petugas posyandu, dan kepuasan ibu pengguna posyandu di Desa Sei Semayan Kabupaten Deli Serdang.

2.1 Kinerja Petugas Posyandu

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa mayoritas usia responden adalah usia 45-54 tahun (40%). Penelitian yang pernah diakukan oleh Adjad dalam Puspasari (2002) menemukan bahwa sebagian besar kader yang aktif di

(21)

Posyandu berumur di atas 25 tahun. Hal ini diperkirakan berkaitan dengan adat ketimuran yang tidak membenarkan yang muda mengajari yang tua, sehingga kader yang berusia muda segan untuk melakukan penyulihan dan memberikan nasehat kepada kader yang berusia lebih tua. Namun bila dilihat dari segi kemampuan menerima informasi, kader yang berumur lebih muda akan lebih mudah menerima dan memahami informasi-informasi baru untuk pembaruan yang berkaitan dengan kemajuan Posyandu dibandingkan dengan kader yang berusia lebih tua. Hal ini sejalan dengan pendapat Hurlock (1999) yang menyebutkan bahwa usia dini merupakan usia yang produktif dan belum terjadi penurunan daya ingat, sehingga akan lebih mudah menerima dan memahami informasi baru yang diberikan.

Hasil penelitian menunjukkan mayoritas kader berpendidikan SMP (46,7%). Hal ini menunjukkan bahwa tingkat pendidikan kader sudah cukup untuk menerima tugas-tugas sebagai kader. Penelitian Hartoyo dkk (2000 yang dikutip oleh Puspasari, 2002) menyebutkan bahwa sebaiknya kader berpendidikan SMP karena memiliki kemampuan dan daya pikir yang cukup untuk menjalankan tugas sebagai kader. Pendidikan kader berhubungan dengan pendidikan kader dalam pelaksanaan tugas-tugas di Posyandu oleh karena itu kinerja posyandu sangat tergantung pada kualitas kader. Hal ini sejalan dengan pendapat Kopelmen (1986, yang dikutip oleh Sihite 2005) bahwa pendidikan mempunyai efek 10-15% terhadap kinerja seseorang.

Kader merupakan motor penggerak posyandu yang sampai saat ini masih diakui eksistensinya dalam menggerakkan keluarga untuk hidup sehat yng

(22)

diwujudkan dengan pengelolaan posyandu sehingga dapat dikatakan bahwa keberhasilan posyandu sangat ditentukan oleh kinerja kader. Menurut Maier dalam Puspasari (2002) kinerja adalah keberhasilan seseorang dalam melaksanakan tugas pekerjaan. Dari studi kepustakaan tersebut dapat dikatakan bahwa kinerja kader dapat diukur berdasarkan uraian tugasnya baik pada saat hari pelaksanaan Posyandu maupun diluar hari pelaksanaan Posyandu.

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan kinerja petugas posyandu dalam kategori kinerja baik (83,3%). Kinerja individu dikatakan baik jika tujuan dari suatu pekerjaan itu dapat dilakukan dengan baik dan menghasilkan sesuatu yang baik yang dapat dirasakan oleh orang lain. Baik atau buruknya suatu kinerja dipengaruhi oleh banyak hal antara lain kemampuan pribadi yang mereka miliki, motivasi dan dukungan yang diterima, keberadaan pekerjaan yang mereka lakukan, hubungan mereka dengan organisasi, kemampuan manajer, kesenjangan proses, masalah lingkungan dan situasi pribadi dalam meningkatkan mutu pelayanan kesehatan yang berdampak pada organisasi tempat kerja yang pada akhirnya berdampak pada kesejahteraan dan kualitas hidup masyarakat (Mathis & Jackson 2001, Jones 2002).

Hasil penelitian menyebutkan bahwa kader memiliki kemampuan yang baik dan mendapat dukungan dari berbagai pihak. Hal ini sangat diperlukan oleh kader untuk meningkatkan motivasi kerja agar tercapainya peningkatan kinerja menjadi lebih baik, mengingat bahwa kader melaksanakan tugasnya dengan sukarela. Dukungan tokoh masyarakat dapat meningkatkan kepercayaan diri kader dalam melaksanakan tugas-tugasnya. Dukungan tidak hanya bersifat materil tetapi

(23)

juga dalam bentuk moril sehingga jika kader menemukan hambatan dalam pekerjaannya dapat melibatkan tokoh masyarakat dalam mengatasi hambatan tersebut (Puspasari, 2002).

Sarana dan prasarana juga sangat diperlukan untuk meningkatkan kinerja posyandu. Untuk kelancaran kegiatan posyandu perlu disediakan tempat yang memadai, selain itu juga diperlukan alat-alat penunjang lain seperti timbangan, KMS, lembar balik untuk melakukan penyuluhan dan buku register untuk mencatat hasil kegiatan posyandu. Semua sarana dan prasarana disediakan oleh dinas kesehatan, namun karena keterbatasan dana banyak posyandu yang belum memiliki sarana yang baik. Dan ini akan mempengaruhi kelancaran pelaksanaan posyandu. Hasil penelitian menyebutkan kader nyaman dengan tempat pelaksanaan posyandu dan fasilitas yang digunakan juga cukup memadai. Hal ini sejalan dengan pendapat Yazid (1991) dalam Puspasari (2002), sarana yang tersedia di Posyandu merupakan hal yang sangat penting dan mempengaruhi kelancaran pelayanan serta mempengaruhi mutu dan jenis kegiatan di posyandu.

2.2 Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepuasan ibu pengguna posyandu berada pada tingkat sangat memuaskan (90,2%). Pelyanan dan perilaku kader merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan ibu pengguna posyandu. Kepuasan yang dirasakan ibu pengguna posyandu merupakan suatu bentuk evaluasi terhadap kinerja suatu posyandu. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Pertiwi (2002), yaitu ada hubungan antara

(24)

mutu pelayanan dengan tingkat kepuasan klien. Hasil pelayanan yang baik maka tingkat kepuasan klien tinggi.

Menurut Budiastuti (2002 yang dikutip oleh Parinduri 2009), ada tiga macam kondisi kepuasan yang dirasakan oleh klien berkaitan dengan perbandingan antara harapan dan kenyataan. Yang pertama, jika harapan suatu kebutuhan sama dengan layanan yang diberikan maka klien akan merasa puas. Kedua, jika layanan yang diberikan kurang atau tidak sesuai dengan kebutuhan atau harapan maka klien menjadi tidak puas. Ketiga, kepuasan klien merupakan perbandingan antara harapan yang dimiliki oleh klien dengan kenyataan yang diterima oleh klien pada saat mengonsumsi produk atau jasa.

Tingkat kepuasan ibu pengguna posyandu dipengaruhi oleh kinerja kader yang dapat dilihat dari berbagai aspek seperti pemahaman tentang pelayanan yang akan diberikan, empati (sikap peduli) kader terhadap ibu pengguna posyandu, penampilan fisik kader, jaminan keamanan yang diberikan, keandalan dan keterampilan, dan kecepatan tanggap kader dalam menanggapi keluhan ibu pengguna posyandu (Muninjaya, 2004). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Suryawati (2006 yang dikutip oleh Parinduri 2009) yang menyebutkan bahwa kepuasan pasien dipenharuhi oleh perilaku, tanggapan, dan perhatian perawat pada keluhan pasien.

Berdasarkan hasil penelitian yang menyebutkan kepuasan pasien pada tingkat sangat memuaskan, ini berarti secara keseluruhan aspek yang ada pada kader sudah dipenuhi dan dijalankan dengan baik. Dari beberapa pernyataan mengenai penampilan kader, fasilitas yang ada, dan kondisi lingkungan tempat

(25)

diadakannya posyandu, sebagian besar ibu menyatakan sangat setuju bahwa kondisi di atas dalam keadaan baik. Hal ini didukung oleh pendapat Soeroso (2003) yang menyatakan bahwa penampilan tenaga kesehatan termasuk menjamin mutu pelayanan. Walaupun penampilan tidak sepenuhnya mencerminkan kemampuan, tetapi penampilan dapat mempengaruhi dalam membina saling percaya dengan klien. Mardaleta (2005) mengatakan bahwa klien akan merasa senang, nyaman dan puas jika penampilan jasa pelayanan enak dipandang.

Berdasarkan hasil penelitian mayoritas responden menyatakan sangat setuju bahwa kader bersikap baik saat memberikan pelayanan, memberikan perhatian kepada ibu, ramah, dan menghindarkan ibu-ibu dari ketakutan, serta memberikan jaminan kesehatan seperti menganjurkan ibu-ibu untuk membawa anak mereka ketika sakit ke Puskesmas. Hal ini menunjukkan bahwa ibu-ibu pengguna posyandu merasa puas dengan kinerja kader posyandu yang melayani ibu-ibu dengan baik dan sesuai dengan kebutuhan. Sejalan dengan pendapat Muninjaya (2004) bahwa informasi yang tepat dan jelas merupakan faktor yang dominan untuk menentukan seseorang itu puas atau tidak puas terhadap suatu pelayanan. Betapa pentingnya peran petugas kesehatan sebagai konsultan yang menjadi sumber informasi (tempat bertanya) bagi klien dan keluarga tentang sesuatu yang berhubungan dengan masalah kesehatan. Menurut penelitian Werdati (2001 dalam Kristina 2006) tentang kepuasan klien terhadap pelayanan rumah sakit, empati perawat dalam arti sikap membantu, komunikatif,dan perhatian perawat sengat diperlukan bagi klien. Klien mengharapkan perawat atau petugas kesehatan memiliki pengetahuan yang memadai tentang kondisinya

(26)

sehingga perawat mampu mengatasi keluhan yang dialami klien (Mayers & Gray, 2001, dalam Nurachmah, 2001). Seorang petugas kesehatan yang bersikap epati pada klien akan mampu memberikan alternatif pemecahan masalah bagi klien, karena sekalipun ia turut merasakan permasalahan kliennya tetapi ia tidak larut dalam masalah tersebut sehingga petugas kesehatan dapat memikirkan masalah yang dihadapi klien secara objrktif (Suryani, 2005).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa keluarga setuju dengan pernyataan bahwa petugas posyandu dengan cepat memberikan pelayanan kepada ibu pengguna posyandu sesuai dengan kebutuhan. Hal ini sejalan dengan pernyataan Stuart, G.W, (1998 dalam Banjarnahor, 2008), perawat yang efektif adalah yang membantu mengatasi permasalahan klien dengan segera. Hasil penelitian Joeharno, dkk (2008 dalam Banjarnahor, 2008) melaporkan bahwa terdapat hubungan ketanggapan petugas terhadap perwujudan dan mutu pelayanan yang cukup memberi indikasi bahwa berbagai upaya peninkatan kemampuan kerja dan respon semangat kerja kepada petugas perlu mendapat perhatian dengan melakukan pelatihan dalam pelayanan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat.

Pada aspek jaminan, hasil penelitian menunjukkan 63,9% menjawab selalu untuk pernyataan bahwa petugas kesehatan memberikan jaminan kesehatan kepada ibu pengguna posyandu dan petugas juga menjelaskan dengan ramah dan sopan sehingga tindakan yang dilakukan menimbulkan rasa aman dan nyaman pada ibu-ibu pengguna posyandu. Pramitasari (2007) mengatakan bahwa pelayanan yang diberikan akan menimbulkan rasa aman dan nyaman apabila

(27)

peralatan yang ada dan pelayanan yang diberikan sudah sesuai dengan standar. Pevelayer, dkk (2000 dalam Wicaksono, 2008) dalam penelitiannya tentang pengaruh persepisi kualitas layanan terhadap kepuasan klien menunjukkan bahwa persepsi kualitas fungsional yang terdiri atas sikap ramah, kepedulian, kejujuran dan rasa nyaman yang diberikan kepada klien memiliki pengaruh terhadap kepuasan klien terhadap suatu pelayanan.

(28)

BAB VI

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Penelitian yang dilakukan mengenai Kinerja Petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu Pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Seradang menghasilkan kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut:

1. Kesimpulan

Penelitian ini menunjukkan bahwa dari 30 orang responden petugas posyandu (kader), mayoritas responden berusia 45 tahun sampai 54 tahun sebanyak 12 orang (40%), seluruh responden beragama Islam (100%), suku terbanyak adalah responden dengan suku Jawa sebanyak 23 orang (76,7%), dan pendidikan terakhir resposden terbanyak adalah SMP sebanyak 14 orang (46,7%). Dan dari 61 orang responden ibu pengguna posyandu, mayoritas responden berusia 20-29 tahun sebanyak 40 orang (65,6%), mayoritas responden beragama islam sebanyak 45 orang (73,8%). Suku terbanyak yang terdapat pada responden ini adalah suku Jawa sebanyak 29 orang (47,5 %). Pendidikan terakhir responden adalah SMU/sederajat sebanyak 27 orang (44,3 %), pekerjaan responden yang terbanyak adalah ibu rumah tangga sebanyak 40 orang (65,6 %). Dan penghasilan perbulan responden yang terbanyak adalah Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak 36 orang (59 %).

Dari hasil analisa data dapat disimpulkan bahwa kinerja petugas posyandu baik (83,3%), dan kepuasaan ibu pengguna posyandu sangat memuaskan (90,2%).

(29)

2. Rekomendasi

2.1 Rekomendasi untuk Praktik Keperawatan

Dari hasil penelitian didapatkan kinerja petugas posyandu baik dan kepuasan ibu pengguna posyandu sangat memuaskan, oleh karena itu peneliti menyarankan agar perawat komunitas selalu menjaga apa yang telah dirasakan baik oleh masyarakat dan tetap meningkatkan kinerja petugas posyandu agar kepuasan masyarakat juga makin bertambah.

2.2 Rekomendasi untuk Pendidikan Keperawatan

Dari hasil penelitian didapatkan bahwa petugas posyandu (kader) selalu belajar dan menambah pengetahuan dari petugas kesehatan setiap kali dilaksanakannya posyandu, oleh karena itu peneliti menyarankan kepada mahasiswa untuk menambah pengetahuan terbaru untuk nantinya sebagai bekal pada penerapannya di komunitas khususnya posyandu.

2.3 Rekomendasi untuk Puskesmas Sei Semayang

Dari hasil penelitian didapat usia responden kader posyandu mayoritas di atas 40 tahun. Disarankan kepada puskesmas Sei Semayang untuk melakukan perekrutan kader posyandu agar muncul kader-kader baru yang energic dan produktif.

2.4 Rekomendasi untuk Penelitian Selanjutnya

Disarankan bagi penelitian selanjutnya untuk mengidentifikasi hubungan kinerja petugas posyandu dengan kepuasan ibu pengguna posyandu.

Gambar

Tabel 3.1. Definisi Operasional Kinerja Petugas Posyandu dan Kepuasan Ibu  pengguna Posyandu di Desa Sei Semayang Kabupaten Deli Serdang
Tabel 2.1. Rincian jumlah sampel pada setiap Posyandu di desa Sei Semayang.
Tabel  5.1 Distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden Petugas  Posyandu di Desa Sei Semayang (n=30)
Tabel 5.2 distribusi frekuensi dan persentase karakteristik responden ibu-ibu  pengguna posyandu di desa Sei Semayang (n=61)
+5

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian dilakukan dengan pendekatan Research and Development model Borg and Gall (1983). Penelitian ini merupakan penelitian tahun pertama Pada tahun pertama ini langkah

Pengembangan sistem informasi ini mampu memonitoring status penggunaan semua ruang di Fakultas MIPA, mengirimkan notifikasi konfirmasi peminjaman ke email peminjam,

Selanjutnya Panitia/Pokja ULP akan mengadakan penilaian/evaluasi administrasi dan teknis terhadap surat penawaran yang memenuhi syarat/lengkap pada saat pembukaan penawaran,

• Manajer operasional harus memahami bahwa perusahaan beroperasi dalam system yang terbuka, sehingga terdapat banyak factor yang dapat mempengaruhi perkembangan

hari esok lebih baik dari hari ini. Produktivitas sebagai hasil keluaran biasanya. dirumuskan sebagai rasio dari apa yang dihasilkan terhadap keseluruhan

Perusahaan pembanding memiliki aset yang tidak setara dengan perusahaan yang menerima ISRA, Variabel kinerja keuangan yang digunakan dalam penelitian ini hanya Return On

Sesuai dengan bahasan atau pokok permasalahan yang tercantum dalam jurnal, dalam penelitian ini sekian banyak faktor-faktor yang mempengaruhi struktur modal, yang digunakan

Faktor kedua adalah waktu perendaman selama 30 menit, 60 menit, 90 menit, dan 120 menit Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian konsentrasi kalsium klorida