• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Metode Observasi Wawancara Klinis & Sosial"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

MODUL PERKULIAHAN

Metode

Observasi

Wawancara

Klinis & Sosial

Jenis-Jenis Perilaku dan Latar

Belakang Psikologis Yang

Diobservasi dan diwawancarai

Fakultas Program Studi Tatap Muka Kode MK Disusun Oleh

Psikologi Psikologi

09

MK61103 Aulia Kirana M.Psi., Psikolog

Abstract

Kompetensi

Dalam perkuliahan ini akan

didiskusikan mengenai jenis perilaku yang diobservasi dan diwawancarai.

Mampu memahami dan menjelaskan jenis perilaku dan latar belakang psikologis yang diobservasi dan diwawancarai..

(2)

Konsep Perilaku

Konsep dan Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003). Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar (Notoatmojo, 2005). Psikologi memandang perilaku manusia (Human Behavior) sebagai reaksi yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Berbicara tentang perilaku, manusia itu unik /khusus. Artinya tidak sama antar dan inter manusianya. Baik dalam hal kepandaian, bakat, sikap, minat, maupun kepribadian. Manusia berperilaku atau beraktivitas karena adanya tujuan tertentu.

Dengan adanya need atau kebutuhan diri seseorang maka akan muncul motivasi/penggerak, sehingga manusia itu berperilaku, baru tujuan tercapai dan individu mengalami kepuasan. Siklus melingkar kembali memenuhi kebutuhan berikutnya atau kebutuhan lain dan seterusnya dalam suatu proses terjadinya perilaku manusia (Widyatun, 1999).

Sedangkan menurut Bandura, suatu formulasi mengenai perilaku dan sekaligus dapat memberikan informasi bagaimana peran perilaku itu terhadap lingkungan dan terhadap individu atau organisme yang bersangkutan. Formulasi Bandura berwujud B=behavior. E=environment, P=person, atau organisme. Perilaku lingkungan dan individu itu sendiri saling berinteraksi satu sama lain. Ini berarti bahwa perilaku individu dapat mempengaruhi individu itu sendiri, disamping itu perilaku juga berpengaruh pada lingkungan. Demikian pula lingkungan, dapat mempengaruhi individu (Walgito,2003).

pengertian umum perilaku adalah segala perbuatan atau tindakan yang dilakukan oleh makhluk hidup.

(3)

Pengertian perilaku dapat dibatasi sebagai keadaan jiwa untuk berpendapat, berfikir, bersikap, dan lain sebagainya yang merupakan refleksi dari berbagai macam aspek, baik fisik maupun non fisik.

Perilaku juga diartikan sebagai suatu reaksi psikis seseorang terhadap lingkungannya, reaksi yang dimaksud digolongkan menjadi dua, yakni :

 bentuk pasif (tanpa tindakan nyata atau konkrit),

 dalam bentuk aktif (dengan tindakan konkrit),

para ahli memiliki pandangan masing-masing tentang Pengertian perilaku ini, berikut daftar pengertian menurut para ahli di bidangnya:

Menurut Ensiklopedi Amerika, perilaku diartikan sebagai suatu aksi dan reaksi organisme terhadap lingkungannya, hal ini berarti bahwa perilaku baru akan terwujud bila ada sesuatu yang diperlukan untuk menimbulkan tanggapan yang disebut rangsangan, dengan demikian maka suatu rangsangan tertentu akan menghasilkan perilaku tertentu pula. Robert Y. Kwick (1972)

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003), merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus – Organisme – Respon.

Menurut Purwanto perilaku adalah pandangan-pandangan atau perasaan yang disertai kecendrungan untuk bertindak sesuai sikap objek tadi.

Menurut Cocopio perilaku adalah evaluasi umum yang dibuat manusia terhadap dirinya sendiri, obyek atau issue.

Dalam Allporti sikap merupakan semacam kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara-cara tertentu. Dapat dikatakan bahwa kesiapan yang dimaksudkan merupakan kecendrungan yang potensial untuk bereaksi dengan cara tertentu apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang menghendaki adanya respon.

Osgood perilaku adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Berarti sikap seseorang terhadap suatu objek adalah perasaan mendukung atau memihak (favorable) maupun perasaan tidak mendukung atau tidak memihak (unfavorable) pada objek tersebut.

Menurut Mayo Studi Hawthorne di Western Electric Company, Chicago pada tahun 1927-1932 merupakan awal munculnya studi perilaku dalam organisasi Mayo seorang psikolog bersama Fritz Roetthlisberger dari Harvard University memandu penelitian tentang rancang ulang pekerjaan, perubahan panjang hari kerja dan waktu kerja dalam seminggu, pengenalan waktu istirahat, dan rencana upah individu dibandingkan d engan upah kelompok.

(4)

Dalam reward dan reinforcement tingkah laku seseorang senantiasa didasarkan pada kondisi, yaitu tindakan mengenal atau memikirkan seseorang terlibat langsung dalam situasi itu dan memperoleh insight untuk pemecahan masalah.

Barnard dalam karyanya The Functions of The Executive menekankan agar organisasi dan individu dapat berhasil, organisasi atau individu tersebut harus mengembangkan kerja sama. Barnard menekankan pentingnya pengakuan terhadap adanya organisasi formal, Barnard merupakan orang pertama yang memperlakukan organisasi sebagai suatu system.

Follet keduanya memfokuskan studinya pada hubungan antara atasan dan bawahan, Follet meletakkan kelompok diatas individu. Melalui kelompok kemampuan individu dapat dimaksimalkan, organisasi ditentukan oleh kerjasama atasan dengan bawahan dengan meningkatkan partisipasi, komunikasi, kooordinasi, dan pembagian wewenang. Hezberg sama halnya seperti Maslow, Herzbeg dalam studinya juga mengembangkan konsep-konsep motivasi yang mana merupakan penentu utama munculnya motivasi yaitu kondisi tempat kerja, upah kualitas pengawasan dan pengakuan, promosi dan peningkatan profesionalisme.

Jenis Perilaku yang dapat di Observasi

Pada dasarnya bentuk perilaku dapat diamati, melalui sikap dan tindakan, namun demikian tidak berarti bahwa bentuk perilaku itu hanya dapat dilihat dari sikap dan tindakannya saja, perilaku dapat pula bersifat potensial, yakni dalam bentuk pengetahuan, motivasi dan persepsi.

Bloom (1956), membedakannya menjadi 3 macam bentuk perilaku, yakni Coqnitive,

Affective dan Psikomotor, Ahli lain menyebut Pengetahuan, Sikap dan Tindakan,

Sedangkan Ki Hajar Dewantara, menyebutnya Cipta, Rasa, Karsa atau Peri akal, Peri rasa, Peri tindakan.

Bentuk perilaku dilihat dari sudut pandang respon terhadap stimulus, maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:

1. Perilaku tertutup, Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup. Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang terjadi belum bisa diamati secara jelas oleh orang lain.

2. Perilaku terbuka, Perilaku terbuka adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon terhadap terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktek (practice).

(5)

Pengamatan terhadap tingkah laku ini menjadi kompleks, karena tingkah laku yang dimunculkan seseorang memiliki makna tertentu yang spesifik. Artinya tingkah laku tertentu yang dimaksudkan untuk makna tertentu pula terutama pada tingkah laku non verbal yang memerlukan pengamatan dan pengetahuan khusus untuk bisa memahami maknanya. Misalnya, ada seseorang yang melambaikan tangan. Apa yang dimaksudkanorang tersebut? Ada berbagai makna yang bisa kita ambil (Kusdiyati & Fahmi, 2016).

Pertama, melambaikan tangan berarti memberi salam perpisahan kepada orang lain; kedua, melambaikan tangan berarti ingin memberitahukannkeberadaan dirinya terhadap orang lain; ketiga, melambaikan tangan berarti menolak permintaan orang lain; keempat, melambaikan tangan berarti melarang orang lain untuk melakukan sesuatu. Adanya makna dari lambaian tangan ini bisa menyulitkan untuk dipahami maksud dan tujuan seseorang dari apa yang disampaikan. Tentunya selain mengamati tingkah laku melambaikan tangan, kita juga perlu memperhatikan konteks tingkah laku melambaikan tangan itu terjadi. Bila seseorang melambaikan tangan di terminal bis dan diseberang sana ada orang lain yang sedang membawa koper hendak naik bis. Ini bisa dimaknakan bahwa melambaikan tangan sebagai tanda untuk perpisahan (Kusdiyati & Fahmi, 2016).

Bila kita mengkaji lebih jauh makna-makna yang muncul dari sebuha tingkah laku pada dasarnya mengandung arti komunikasi. Individu melakukan komunikasi pada dasarnya seseorang berupaya untuk menyampaikan maksud yang ada di dalam pikirannya kepada orang atau beberapa orang lain. Dalam penyampaian maksud bisa dilakukan secara verbal atau non verbal. Ada beberapa jenis komunikasi yang dikembangkan (Mulyana, 2005).

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang menggunakan kata-kata baik secara lisan maupun tertulis. Komunikasi verbal (verbal communication) adalah bentuk komunikasi yang disampaikan komunikator kepada komunikan dengan cara tertulis atau lisan. Bahasa verbal merupakan sarana untuk menyampaikan perasaan, pikiran dan maksud tujuan. Komunikasi verbal adalah komunikasi dengan menggunakan simbol-simbol verbal (Mulyana, 2005).

Simbol verbal bahasa merupakan pencapaian manusia yang paling impresif. Ada aturan-aturan yang ada untuk setiap bahasa yaitu fonologi, sintaksis, semantik dan pragmatis. Komunikasi verbal terbagi menjadi dua, komunikasi dalam bentuk vokal dan non vokal. Perbedaannya komunikasi verbal dalam bentuk vokal seperti kata -kata berupa ucapan, sedangkan komunikasi verbal dalam bentuk non vokal berupa kata-kata berupa tulisan, seperti menulis pesan di media sosial (Mulyana, 2005).

(6)

Tingkah laku verbal (verbal behavior) adalah tindakan yg ditunjukkan individu disertai adanya bahasa atau kata-kata. Bahasa dicerminkan dengan adanya perbendaharaan kata, penggunaan kalimat, intonasi, kecepatan berbicar a dan humor.

Aspek dalam komunikasi verbal yaitu perbendaharaan kata-kata (vocabulary), kecepatan (racing), intonasi suara, humor, waktu yang tepat dan singkat. Menurut Larry L. Barker (dikutip dalam Mulyana, 2005), bahasa mempunyai tiga fungsi: (a) penamaan (naming atau labeling), (b) interaksi, dan (c) transmisi informasi.

Penamaan atau penjulukan merujuk pada usaha mengidentifikasikan objek, tindakan, atau orang dengan menyebut namanya sehingga dapat dirujuk dalam komunikasi.

Fungsi interaksi menekankan berbagi gagasan dan emosi, yang dapat mengundang simpati dan pengertian atau kemarahan dan kebingungan.

Melalui bahasa, informasi dapat disampaikan kepada orang lain, inilah yang disebut fungsi transmisi dari bahasa. Keistimewaan bahasa sebagai fungsi transmisi informasi yang lintas-waktu, dengan menghubungkan masa lalu, masa kini, dan masa depan, memungkinkan kesinambungan budaya dan tradisi kita.

Komunikasi non verbal adalah pesan yang di sampaikan dalam komunikasi dalam bentuk non verbal, tanpa disertai dengan kata-kata. Komunikasi non verbal adalah setiap bentuk perilaku manusia yang langsung dapat diamati oleh orang lain dan yang mengandung informasi tertentu tentang pengirim atau pelakunya. Komunikasi dalam bentuk nonverbal terbagi menjadi dua macam, yaitu bentuk vokal dan non vokal. Komunikasi nonverbal dalam bentuk vokal dapat diamati ketika ada individu yang sedang menangis, berteriak, atau menggumam, sedangkan komunikasi non verbal dalam bentuk non vokal sebagai contoh gerak-gerik tubuh, ekspresi wajah, dan penampilan fisik (Kusdiyati & Fahmi, 2016).

Tingkah laku non verbal merupakan tindakan individu yang muncul tanpa disertai denhan kata-kata. dalam bentuk bahasa tubuh meliputi isyarat, pergerakan tubuh, dan penampilan fisik. Bentuk komunikasi nonverbal yaitu, (a) bahasa tubuh, (b) Kode atau tanda, (c) Tindakan atau perbuatan, (d) objek, (e) warna (Verderber, Rudolph, Kathleen, & Verderber, 2005).

Bahasa tubuh meliputi lambaian tangan, ekspresi wajah, kontak mata, sentuhan, gerakan kepala, sikap atau postur tubuh, dan lain-lain.

Kode atau tanda merupakan komunikasi non verbal menggantikan kata-kata, misal : bendera kuning mengartikan ada orang yang meninggal.

(7)

Tindakan atau perbuatan marupakan tindakan tidak menggantikan kata -kata tetapi mengandung makna, misal menggebrak meja berarti marah, melambaikan tangan berarti salam perpisahan.

Objek yaitu objek tidak menggantikan kata-kata tetapi juga mengandung makna, misal: pakaian mencerminkan gaya hidup seseorang

Warna yaitu menunjukan warna emosional, cita rasa, keyakinan agama, politik, dan lain-lain, seperti: warna merah muda adalah warna feminim.

Beberapa ahli mencatat arti penting dari salah satunya Knap (dalam Mulyana, 2005), pesan nonverbal menyebut lima fungsi pesan nonverbal yang dihubungkan dengan pesan verbal, yaitu (a) repetisi, (b) substitusi, (c) kontradiksi, dan (e) aksentuasi.

Repetisi yaitu mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara verbal. Misalnya setelah mengatakan penolakan saya, saya menggelengkan kepala.

Substitusi, yaitu menggantikan lambang-lambang verbal. Sebagai contoh, tanpa mengucapkan sebuah perkataan, individu mampu mengetahui ketika menyetujui sesuatu dengan mengangguk-anggukkan kepala. Sebaliknya ketika tidak menginginkan sesuatu dengan menggelengkan kepala.

Kontradiksi yaitu menolak pesan verbal atau memberi makna yang lain terhadap pesan verbal. Misalnya memuji teman yang meraih prestasi dengan mengatakan “saya bangga dengan prestasimu”.

Komplemen yaitu melengkapi dan memperkaya makna pesan nonverbal. Misalnya, air mata sebagai bukti dalam menunjukkan tingkat penderitaan yang tidak terungkap dengan kata-kata atau kesedihan yang dialami oleh seseorang.

Aksentuasi, yaitu menegaskan pesan verbal atau menggaris bawahinya. Misalnya, apabila ada seseorang yang marah ia menunjukkan perilaku dengan memukul meja di kantor.

Gesture adalah penggunaan gerakan anggota tubuh, seperti tangan dan kaki untuk menyampaikan pesan. Orang yang dalam keadaan emosional emosinya kurang terarah, seperti: menggoyangkan kaki atau mengetuk-ngetuk jari ke meja. Posture adalah penggunaan gerakan seluruh tubuh badan untuk menyampaikan pesan. Posture ini dapat dilihat melalui cara berdiri, cara berjalan seseorang. Posture mampu merefleksikan citra diri, kepercayaan diri, dan keadaan emosi seseorang (Harrigan & Jinni, 2005).

(8)

Proses Pembentukan Perilaku

Proses pembentukan perilaku dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri, faktor-faktor tersebut antara lain :

1. Persepsi, Persepsi adalah sebagai pengalaman yang dihasilkan melalui indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya.

2. Motivasi, Motivasi diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai sutau tujuan tertentu, hasil dari pada dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk perilaku

3. Emosi, Perilaku juga dapat timbul karena emosi, Aspek psikologis yang mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani, sedangkan keadaan jasmani merupakan hasil keturunan (bawaan), Manusia dalam mencapai kedewasaan semua aspek yang berhubungan dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum perkembangan, oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi merupakan perilaku bawaan.

4. Belajar, Belajar diartikan sebagai suatu pembentukan perilaku dihasilkan dari praktek-praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson (1964) mengatakan bahwa belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku terdahulu.

Perilaku manusia terjadi melalui suatu proses yang berurutan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan, yaitu:

1. Awareness (kesadaran), yaitu orang tersebut menyadari atau mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu.

2. Interest (tertarik), yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evaluation (menimbang baik dan tidaknya stimulus bagi dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif maka perilaku tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng (Notoatmodjo: 2003).

Keterkaitan Perilaku dengan Definisi Operasional

(9)

orientasi observer. Apakah observer melakukan observasi dengan maksud Keperluan penelitian, diagnostik, dan membuat program intervensi. Dalam Bentzen (dikutip dalam Kusdiyati & Fahmi, 2016), maksud dan tujuan adalah tugas pokok yang sangat penting sebelum melakukan observasi, karena tujuan observasi dapat menentukan sumber daya

yang diperlukan, setting dan metode observasi tertentu yang digunakan

Apabila maksud dilakukannya observasi sudah ditetapkan, maka selanjutnya adalah menetapkan tujuan observasi. Tujuan observasi harus didefinisikan secara tepat dan spesifik akan mengarahkan aktivitas observasi ke dalam unit-unit yang dapat diatur dan diorganisasikan dengan baik sesuai dengan tujuan.

Terkait dengan maksud dan tujuan observasi harus diketahui pula objek yang akan diobservasi, seperti anak, remaja, dewasa, orangtua, individu atau kelompok. Apa yang

akan diobservasi? Hal ini terkait Apa yang diobservasi, target behavior berupa tingkah laku

spesifik apa yang akan diamati. Target behavior harus didefinisikan dengan objektif,

terperinci atau spesifik, ke dalam definisi operasional. Definisi operasional yang jelas dan

spesifik dari target behavior akan membantu observer dalam mengenali suatu tingkah laku

yang dimaksud dan membedakannya dari tingkah laku lain yang tampaknya serupa (Sattler, 2006).

Definisi operasional ini harus secara eksplisit dapat memberikan batasan tingkah laku yang dimaksud. Pentingnya deskripsi yang tepat dari suatu definisi operasional adalah untuk menambah keakuratan dalam mengobservasi dan menghasilkan interpretasi dengan tepat, sehingga dapat membuat keputusan dengan tepat pula. Berikut ini adalah contoh definisi operasional yang kurang jelas dan spesifik, serta definisi operasional yang jelas dan spesifik (Sattler, 2006).

Definisi Operasional yang Kurang Jelas

dan SpesifikDefinisi Operasional yang

Kurang Jelas dan Spesifik

Definisi Operasional yang jelas dan Spesifik

Anak dapat melompat Anak dapat melompat dalam jarak selangkah

ke depan, dari posisi berdiri, dan mendarat dengan kedua kaki tanpa terjatuh.

Anak menyukai sekolah Anak dapat membuat pernyataan verbal,

bahwa ia menyukai sekolah tanpa diarahkan.

Anak dapat berbagi Ketika bermain dengan mainannya dan anak

lain mendekati dan meminta mainannya, anak memberikan mainannya pad anaklain tersebut tanpa ada pernyaaab verbal yang negatif.

(10)

Dalam Sattler (2006) memberikan panduan merumuskan definisi operasional, yakni observer merumuskan gambaran target behavior secara jelas dan setepat mungkin. Observer juga mencatat dan menyusun daftar contoh-contoh tingkah laku yang tercakup

dalam target behavior. Observer diminta untuk menyempurnakan definisi yang mencakup

berbagai contoh. Observer juga mencatat tingkah laku yang mirip, tetapi berbeda dengan

target behavior. Observer juga harus mampu menyempurnakan kembali definisi, sehingga

berbagai tingkah laku yang mirip tidak tercakup.

Berikan definisi tersebut kepada observer yang tidak terlatih dan yang terlatih dan kaji

apakah mereka mencapai reliabilitas yang sama terhadap pencatatan kemunculan target

behavior. Tahap persiapan observasi harus ditentukan dimana observasi dilakukan. Apakah

observasi akan dilakukan di sekolah, di rumah (natural setting), tempat kerja (simulasi kerja).

Kapan observasi diselenggarakan. Hal ini berkaitan kapan sebaiknya observer dilakukan. Hal yang harus dipertimbangkan adalah observasi dilaksanakan pada saat yang tepat dimana tingkah laku tersebut sering terjadi. Ini berarti momennya harus tepat. Apabila kita mengobservasi tanpa mempertimbangkan saat tingkah laku tersebut sering muncul, maka dapat dikatakan bahwa sampel tingkah laku yang kita ambil tidak representatif dan ini mengakibatkan hasil observasi tidak valid (Kusdiyati & Fahmi, 2016)

Bagaimana pengukuran atau teknik pencatatatn data observasi? Apakah tingkah laku diukur secara kualitatif atau kuantitatif? Hal ini disesuaikan dengan tujuan observasi.

Menetapkan landasan teoretik. Observer menetapkan landasan teoretik yang akan dijadikan acuan dlm memahami tingkah laku yang akan diamati dan di ukur. Perspektif yang beragam sangat diperlukan, karena tingkah laku bersifat kompleks dan didasari oleh beberapa variabel. Pada kenyataannya suatu tingkah laku tertentu muncul atau ditampilkan ditentukan oleh beberapa faktor dalam waktu yang bersamaan.

Menentukan jenis data yang diamati. Jenis data yang diamati bisa berupa verbal

behavior (tingkah laku verbal) atau nonverbal behavior (tingkah laku non verbal) atau

(11)

Daftar Pustaka

Kusdiyati. S & Fahmi. I. (2016). Observasi psikologi : ada proses pengukuran dan

berbagai teknik untuk mampu memahami dan mendiagnosis variabel psikologis.

Referensi

Dokumen terkait

Halaman utama website e-commerce memiliki beberapa menu yang dapat diakses oleh pengunjung. Halaman ini tampil saat pertama kali pengguna mengakses website e-commerce untuk

Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana pada program Studi Pendidikan Sejarah, Jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial,

Tujuan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan umur, masa kerja, pengetahuan dan motivasi bidan dengan pelaksanaan program Inisiasi Menyusus Dini di

Pembicara yang tidak jelas dapat memberikan redudansi atau suara yang tidak berarti ke dalam informasi dengan cara mengulang kata- katanya, berhenti atau menggunakan

Meliputi daftar produk nutrisi, tabel kesetaraan dosis dari obat-obat yang mirip dengan obat kortikosteroid, formula nutrisi parenteral baku, pedoman perhitungan dosis bagi anak-anak,

Bapak Pimpinan Bank Rakyat Indonesia Cabang Jember yang telah memberikan izin untuk tempat

Sumber: Output SPSS, 2021 Berdasarkan tabel di atass, dapat disimpulkan bahwa model regresi untuk variabel independen yang diajukan oleh peneliti untuk diteliti bebas

  IP2  Win  adalah  software  yang  digunakan  untuk  mengolah  data  geolistrik