• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menanamkan dan mengajarkan nilai-nilai moral bagi masyarakat, salah satunya ialah melalui karya sastra. Karya sastra diharapkan mampu menjadi suatu media pengajaran bagi masyarakat di samping memberi kenikmatan dalam “menyaksikan” berbagai cerita yang dibangun oleh pengarang. Cerita yang “diangkat” pengarang bisa berdasarkan pengamatan terhadap keadaan sosial di sekitar pengarang, bisa juga pengalaman pengarang itu sendiri. Refleksi tindakan sosial di sekitar pengarang kemudian “diangkat” menjadi satu cerita yang memuat ajaran moral di dalamnya. Watt (dalam Endraswara, 2011:23) menyatakan bahwa seni dan sastra adalah refleksi tindakan sosial manusia. Itulah sebabnya, membaca karya sastra sama halnya sedang memetik ajaran penting dari kehidupan. Keterkaitan sastra dan masyarakat sudah tidak dapat ditawar lagi. Sastra menjadi potret keadaan sosial yang memuat ajaran dan hiburan karya sastra dalam hidup bermasyarakat. Oleh karena itu, mungkin sekali karya sastra akan mempererat persaudaraan, kerukunan, dan peran serta manusia sebagai anggota masyrakat.

Karya sastra yang baik tidak hanya dapat mencerminkan gambaran kehidupan manusia dengan berbagai persoalan yang dialami. Menurut Watt (dalam Endraswara, 2011:22) karya sastra yang baik memberikan fungsi sebagai: (1) pleasing, yaitu kenikmatan hiburan. Karya sastra dipandang sebagai pengatur irama hidup sehingga

(2)

menyeimbangkan rasa dan (2) instructing, artinya memberikan ajaran tertentu yang menggugah semangat hidup. Karya sastra diharapkan mencerminkan aspek didaktif. Karya sastra telah menawarkan ajaran moral, kesadaran moral yang menjadi unsur penting dalam karya sastra.

Salah satu karya sastra yang menanamkan ajaran moral di dalamnya adalah novel. Novel dari segi panjang cerita, (jauh) lebih panjang dari pada cerpen. Oleh karena itu, novel dapat mengemukakan sesuatu secara bebas, menyajikan sesuatu secara lebih banyak, rinci, detil, serta lebih banyak melibatkan berbagai permasalahan yang lebih kompleks (Nurgiyantoro, 1995:10). Berbagai permasalahan yang lebih kompleks akan lebih banyak pula memiliki nilai-nilai moral yang ditampilkan pengarang, baik eksplisit maupun implisit.

Menurut KBBI (dalam Nurgiyantoro, 1995:321) mengatakan bahwa secara umum moral menyarankan pada pengertian (ajaran tentang) baik burukyang diterima umum mengenai perbuatan, sikap, kewajiban, dan sebagainya.\

Moral dalam karya sastra biasanya mencerminkan nilai-nilai kebenaran menurut pandangan pengarang yang bersangkutan, dan hal itulah yang ingin disampaikan kepada pembaca. Adapun Kenny (dalam Nurgiyantoro, 1995:322) menyatakan bahwa moral dalam cerita, dimaksudkan sebagai suatu saran yang berhubungan dengan ajaran moral tertentu yang bersifat praktis, dapat diambil (dan ditafsirkan) lewat cerita yang bersangkutan oleh pembaca. Selain itu, moral dalam cerita merupakan “petunjuk” yang sengaja diberikan oleh pengarang tentang berbagai

(3)

hal yang berhubungan dengan masalah kehidupan, seperti sikap, tingkah laku, dan sopan santun pergaulan.

“Petunjuk” yang diberikan pengarang selengkapnya dijelaskan dalam Buku

Teori Pengkajian Fiksi dalam Nurgiyantoro (1995:322) yang dituliskan sebagai

berikut:

Moral dalam karya sastra, atau hikmah yang diperoleh pembaca lewat sastra, selalu dalam pengertian yang baik. Dengan demikian, jika dalam sebuah karya ditampilkan sikap dan tingkah laku tokoh-tokoh yang kurang terpuji, baik mereka berlaku sebagai tokoh antagonis maupun protagonis, tidak berarti bahwa pengarang menyarankan kepada pembaca untuk bersikap dan bertindak demikian. Sikap dan tingkah laku tokoh tersebut hanyalah model, model yang kurang baik yang sengaja ditampilkan justru agar tidak diikuti, atau minimal tidak dicenderungi oleh pembaca.

Masalah moral adalah suatu masalah yang sering dibicarakan oleh banyak orang, seperti penggunaan narkoba, tindakan kekerasan, pergaulan bebas, penyalahgunaan media elektronik, tawuran antarpelajar, perdagangan manusia, pemerkosaan, pembunuhan, dan lain sebagainya. Dalam novel Jasmine juga mengandung masalah moral dan ajaran moral tertentu yang disampaikan pengarang kepada pembaca melalui tindakan dan tingkah laku tokoh, seperti kejujuran, bertanggung jawab, kerendahan hati, keberanian moral, dan lain sebagainya.

Kenyataan inilah yang mendorong peneliti untuk mengangkat judul “Analisis Nilai-nilai Moral dalam Novel Jasmine Karya Riawani J”. Sebagai negara yang berbudaya dan menjunjung tinggi moralitas, kenyataan mengenai nilai-nilai moral yang kini kian merosot menjadi perhatian bersama. Novel tersebut sarat akan

(4)

nilai-Magnis Suseno (dalam Budinigsih 2004:24) menyatakan bahwa kata moral selalu mengacu pada baik buruknya manusia sebagai manusia sehingga bidang moral adalah bidang kehidupan manusia dilihat dari segi kebaikannya sebagai manusia.

Moral menjadi tolok ukur dalam hal menilai perilaku seseorang. Ketika seseorang memiliki moral yang baik, tentu akan dapat memilah antara kelakuan yang pantas dan yang tidak pantas, antara yang baik dan yang tidak baik atau antara yang etis dan tidak etis. Kemampuan seperti ini tentunya sangat penting ditumbuhkembangkan dalam setiap personaliti manusia.

Nilai moral dalam novel Jasmine banyak digambarkan pengarang melalui tokoh yang ditampilkan. Tidak hanya moral baik yang dapat diambil oleh pembaca, tetapi moral buruk yang disajikan oleh pengarang pun dapat menjadi introspeksi dan peringatan agar tidak melakukan dan mengikuti perilaku serta tindakan tokoh dalam novel tersebut. Dalam novel Jasmine, diceritakan tentang sosok seorang Gadis bernama Jasmine yang menjadi korban human trafficking oleh ibu kandungnya. Dalam dunia lembah hitam, Jasmine mengenal sosok seorang pria berparas dingin bernama Dean yang berinteligensi tinggi. Akan tetapi, intelengensi yang dimiliki Dean digunakan untuk berbuat hal yang merugikan orang lain, seperti membobol rekening nasabah sebuah bank melalui jaringan internet. Tindakan cybercrime yang dilakukan Dean tidak sendiri, bersama komplotannya Cream Crackers yang masih sama-sama duduk di bangku kuliah melakukan tindakan yang serupa demi

(5)

meneruskan kuliah dan melanjutkan hidup. Dalam deras arus kehidupan yang keras, Jasmine dan Dean bertemu, saling menyayangi dan menyembuhkan luka masa lalu.

Selain itu, novel Jasmine merupakan novel yang mendapat penghargaan Indiva sebagai pemenang novel inspiratif. Novel yang bernilai inspiratif tentu akan banyak memuat nilai-nilai moral yang terkandung di dalamnya. Hal itulah yang menguatkan peneliti untuk mengangkat novel Jasmine karya Riawani J sebagai bahan penelitian.

Nilai moral yang ditampilkan pengarang merupakan refleksi kehidupan masyarakat pada sekitar lingkungan pengarang berada sehingga ada keterkaitan perasaan sosial, kekuatan sosial, dan berbagai aspek sosial lainnya, antara sastra dan masyarakat yang baik sengaja maupun tidak sengaja ditampilkan pengarang. Keterkaitan antara sastra dan masyarakat pada novel Jasmine ini dapat dikaji melalui tinjauan sosiologi sastra.

Hakikat sastra dan sosiologi adalah dua ilmu yang tidak terlepas dari peran manusia dan kehidupannya. Keduanya memiliki kesamaan karena memiliki objek yang sama, yaitu manusia dan masyarakat. Akan tetapi, sosiologi lebih mengarah kepada faktual dan objektif, sedangkan sastra lebih dominan pada rekaan atau imajinasi dan cenderung bersifat subjektif (Ratna, 2003:2)

Tujuan sosiologi sastra itu sendiri menurut Ratna (2003:11) adalah meningkatkan pemahaman terhadap sastra dalam kaitannya dengan masyarakat, menjelaskan bahwa rekaan tidak berlawanan dengan kenyataan. Karya sastra jelas

(6)

dikonstruksikan secara imajinatif, tetapi kerangka imajinatifnya tidak bisa dipahami di luar kerangka empirisnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang diuraikan di atas, masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah :

1. Bagaimanakah bentuk nilai moral dalam Novel Jasmine karya Riawani J ? 2. Bagaimanakah faktor yang melatarbelakangi perbuatan moral tokoh dalam

Novel Jasmine karya Riawani J?

1.3 Batasan Masalah

Adapun batasan masalah dalam penelitian ini yaitu, menganalisis nilai moral dari segi sosial yang mencakup pada: nilai moral kejujuran, kesediaan bertanggung jawab, keberanian moral, dan kerendahan hati.

1.4 Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.4.1 Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai pada penelitian ini adalah :

1. Mendeskripsikan bentuk nilai moral pada novel Jasmine karya Riawani J 2. Mendeskripsikan faktor-faktor yang melatarbelakangi perbuatan moral tokoh

pada novel Jasmine karya Riawani Elyta

1.4.2Manfaat Penelitian

1. Dapat menambahkan studi pustaka mengenai apresiasi karya sastra dalam lingkup sastra Indonesia.

(7)

2. Menambah khasanah sastra kepada pembaca mengenai studi Sastra Indonesia, khususnya pada pendekatan sosiologi sastra

3. Membantu pembaca untuk memahami isi dari novel Jasmine karya Riawani J khususnya dalam memahami nilai-nilai moral yang digambarkan baik implisit maupun eksplisit.

Referensi

Dokumen terkait

Rata-rata konsumsi gas sektor industri seperti diperlihatkan pada Gambar 7, memperlihatkan bahwa Kota Yogyakarta merupakan daerah yang sektor industrinya memiliki

Kemudian pada Era Reformasi BPKP mengalami perubahan pada Tugas dan Kewenangan nya dimana Pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No.60

Diharapkan dengan adanya penelitian ini dapat diketahui besar nilai konsumsi bahan bakar minyak yang terbuang saat kendaraan berada dalam posisi diam ( idle ) pada pendekat

Pendidikan di Sekolah Tinggi Eletronika dan Komputer Semarang ( STEKOM ) diarahkan dan diharapkan oleh masyarakat luas menjadi salah satu institusi yang dapat memberikan

peserta harus sesuai dengan persyaratan dan standarnya, jadi tidak sembarangan dan benar- benar orang yang terpilih. Adapun cadangan peserta itu juga sudah diuji, soalnya

Asetilkolin pada konsentrasi rendah menstabilisasi reseptor nyeri terhadap mediator lain, sehingga senyawa ini be rsama -sama dengan senyawa yang dalam konsentrasi yang sesuai

Apakah Perusahaan Anda atau Pengurus atau Pejabat berwenang pada Perusahaan Anda, merupakan pengurus atau pemegang saham Perusahaan Efek (PE) di Indonesia. Is your company,

Berdasarkan hasil analisis soal dalam buku matematika kelas VIII kurikulum 2013 penulis dapat menarik kesimpulan bahwa aspek kognitif soal dalam buku inimasih belum