Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 1
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN
Laporan Penelitian 20 Agustus 2014
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIODEMOGRAFI DENGAN STATUS PERIODONTAL MASYARAKAT KAMPUNG NELAYAN JALA UNTIA, KEC.
BIRINGKANAYA, MAKASSAR TAHUN 2013
Nama : Asviana Tanjong Stambuk : J11106079
Pembimbing : Prof. DR. drg. Rasmidar Samad, MS Tanggal Baca : 20 Agustus 2014
BAGIAN ILMU KESEHATAN GIGI MASYARAKAT FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI
UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 2
RELATION BETWEEN THE PERIODONTAL STATUS WITH SOCIODEMOGRAPHIC STATUS OF JALA UNTIA FISHER VILLAGE
COMMUNITY, BIRINGKANAYA DISTRICT, MAKASSAR , 2013
Asviana Tanjong
Students Registrar's Office Clinic Dental Public Health Sciences Faculty of Dentistry
University of Hasanuddin
Abstract:
Background: Periodontal disease is generally caused by low oral hygiene, resulting in the accumulation of plaque which contains a variety of bacteria. Variations in community treatment seeking influenced by the number of health care facilities is increasing and the type of health care methods and equipment available. As a social entity, fishing communities live, grow, and thrive in coastal areas or coastal areas. Objective: To determine the relationship between periodontal status with sociodemographic status of Jala Untia fisher village community, Biringkanaya district, Makassar.
Materials and Methods: This study was an observational analytic with cross-sectional study design. Research sites located in Jala Untia village, Biringkanaya district Makassar on 12 October 2013 and 17 November 2013. Sampling using Accidental sampling method. Data taken with conduct a direct examination of the sample. A total of 247 samples assessed the Community Periodontal Index.
The results: Indicates that the job status has a significant relationship with status Periodontal based on the results of statistical analysis using Chi Square test. Obtained p = 0.006 <0.05 there is a relationship between periodontal status Communities Fisher village, Jala Untia, Biringkanaya district, Makassar in 2013 with work based on the analysis of data Chi Square
Conclusion: From these results it can be concluded that the demographic status of the associated with periodontal status of Fisher Village Jala Untia, Biringkanaya district, Makassar is the job status.
Keywords: periodontal status, demographic status, fisher communities, CPI (Community Periodontal Index)
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 3
HUBUNGAN ANTARA STATUS SOSIODEMOGRAFI DENGAN STATUS PERIODONTAL MASYARAKAT KAMPUNG NELAYAN JALA UNTIA, KEC.
BIRINGKANAYA, MAKASSAR TAHUN 2013
Asviana Tanjong
Mahasiswa Kepaniteraan Klinik Bagian Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas hasanuddin Abstrak :
Latar Belakang : Penyakit periodontal umumnya disebabkan oleh kebersihan mullut yang buruk, sehingga terjadi akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis metode serta peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia. Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai.
Tujuan : Untuk mengetahui hubungan antara status periodontal dengan status sosiodemografi masyarakat Kampung Nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar. Bahan dan Metode : Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Lokasi penelitian bertempat di Kelurahan Jala Untia, Kec. Biringkanaya Makassar pada tanggal 12 Oktober 2013 dan 17 November 2013. Pengambilan sampel menggunakan metode Purposive Sampling. Data diambil dengan melakukan pemeriksaan langsung pada sampel. Sebanyak 247 orang sampel dinilai dengan Community Periodontal Index.
Hasil : Menunjukkan bahwa status pekerjaan memiliki hubungan yang signifikan dengan status periodontal berdasarkan hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi Square. Diperoleh nilai p=0.006 < 0,05 terdapat hubungan antara status periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 dengan pekerjaan berdasarkan analisis data Chi Square
Simpulan : Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status demografi yang berhubungan dengan status periodontal masrayakat Kampung Nelayan Jala Untia, Kec Biringkanaya, Makassar adalah status pekerjaan.
Kata Kunci : Status periodontal, status demografi, masyarakat nelayan, CPI (Community Periodontal Index)
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 4
PENDAHULUAN
Penyakit periodontal hampir dialami seluruh penduduk di dunia. Penyakit periodontal umumnya disebabkan oleh kebersihan mullut yang buruk, sehingga terjadi akumulasi plak yang mengandung berbagai macam bakteri. 1
Akhir-akhir ini pembicaraan tentang penyakit periodontal dan penyebabnya menjadi makin populer. Demikian pula 61,5 % penduduk Indonesia tidak mengetahui cara menyikat gigi yang baik, yaitu setelah makan pagi dan sebelum tidur malam, padahal plak hanya dapat dihilangkan dengan menyikat gigi. Hasil Susenas 2003 menunjukkan bahwa 62,4% penduduk Indonesia mengalami gangguan aktivitas selama 3,,86 hari dalam satu tahun, akibat sakit gigi. Kondisi ini menunjukkan bahwa penyakit gigi walaupun tidak
menimbulkan kematian, tetapi dapat menurunkan produktivitas kerja. Beberapa faktor pada lingkungan gingiva merupakan predisposisi dari akumulasi deposit plak dan menghalangi pembersihan plak. Periodontitis umumnya di sebabkan oleh plak-plak yang terdiri dari lapisan tipis biofilm yang mengandung bakteri, produksi bakteri dan makanan. Lapisan ini melekat pada permukaan gigi dan berwarna putih atau putih kekuningan. Plak yang menyebabkan periodontitis adalah plak yang berada tepat diatas garis gusi. Bakteri dan produknya dapat menyebar kebawah gusi sehingga terjadi proses peradangan dan terjadilah periodontitis. Periodontitis dapat juga melibatkan hilangnya progresif dari tulang alveolar di sekitar gigi, dan jika tidak
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 5
diobati, dapat menyebabkan pengenduran dan selanjutnya kehilangan gigi.1,2,3
Perilaku pencarian pengobatan adalah perilaku individu maupun kelompok atau penduduk untuk melakukan atau mencari pengobatan. Perilaku pencarian pengobatan di masyarakat terutama di negara sedang berkembang sangat bervariasi. Variasi pencarian pengobatan di masyarakat dipengaruhi dengan jumlah sarana pelayanan kesehatan yang semakin bertambah serta jenis metode serta peralatan pelayanan kesehatan yang tersedia di sarana pelayanan kesehatan juga semakin beragam. Menurut Notoatmodjo (2007), pencarian pengobatan oleh masyarakat terkait dengan respons seseorang apabila sakit serta membutuhkan pelayanan kesehatan. Respons tersebut antara lain : (1)
tindakan mengobati sendiri, (2) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas pengobatan tradisional, (3) mencari pengobatan dengan membeli obat-obat ke warung-warung obat, (4) mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas modern yang diadakan oleh pemerintah atau lembaga-lembaga kesehatan swasta, yang dikategorikan ke dalam balai pengobatan, puskesmas dan rumah sakit, (5) mencari pengobatan ke fasilitas pengobatan modern yang diselenggarakan oleh dokter praktek.4 Sebagai suatu kesatuan sosial, masyarakat nelayan hidup, tumbuh, dan berkembang di wilayah pesisir atau wilayah pantai. Dalam konstruksi sosial masyarakat di kawasan pesisir, masyarakat nelayan merupakan bagian dari konstruksi sosial tersebut, meskipun disadari bahwa tidak semua desa-desa di
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 6
kawasan pesisir memiliki penduduk yang bermatapencaharian sebagai nelayan. Walaupun demikian, di desa-desa pesisir yang sebagian besar penduduknya bermatapencaharian sebagai nelayan, petambak, atau pembudidaya perairan, kebudayaan nelayan berpengaruh besar terhadap terbentuknya identitas kebudayaan masyarakat pesisir secara keseluruhan.5
Pencatatan status sosiodemografi yang meliputi usia, dibagi menjadi tiga kelompok usia menurut Hurlock yaitu dewasa muda (18-40 tahun), dewasa pertengahan (41-60 tahun) dan dewasa lanjut (>60).10
Terkhusus untuk penduduk Kampung nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar yang tingkat pendapatannya di bawah rata-rata karena sebagian dari mereka
berprofesi sebagai nelayan, petani dan buruh pabrik. Oleh karena itu, pada penelitian ini penulis pengambil sampel masyarakat pesisir agar dapat mengetahui status periodontal masyarakat pesisir sebagai acuan peningkatan pemerataan pelayanan kesehatan gigi dan mulut secara umum.
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui status periodontal masyarakat Kampung Nelayan Jala Untia, kec. Biringkanaya, Makassar serta mengetahui hubungan antara status periodontal dengan status demografi masyarakat Kampung Nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar.
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang tentang hubungan status sosiodemografi dengan status periodontal masyarakat Kampung
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 7
Nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar. Sehingga bisa menjadi acuan untuk lebih meningkatkan fasilitas dan layanan kesehatan bagi masyarakat Kampung Nelayan Jala Untia, kec. Biringkanaya, Makassar pada khususnya dan masyarakat pesisir pada umumnya.
BAHAN DAN METODE
Penelitian ini merupakan observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional. Lokasi penelitian bertempat di Kelurahan Jala Untia, Kec. Biringkanaya Makassar pada tanggal 12 Oktober 2013 dan 17 November 2013. Pengambilan sampel menggunakan metode Accidental Sampling.
Jumlah populasi masyarakat Kampung Nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar sebanyak
750 orang meliputi semua kelompok usia. Berdasarkan kriteria inklusi dan ekslusi, jumlah sampel yang diteliti sebanyak 247 orang dari 6 RW dengan rentan usia antara18-72 tahun. Kriteria Inklusi dan Ekslusi
- Kriteria inkslusi sampel adalah masyarakat Kampung Nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar yang berada di tempat pada saat dilakukan penelitian dan bersedia dijadikan sampel. - Kriteria ekslusinya adalah
masyarakat kampung nelayan Jala Untia, Kec, biringkanaya, Makassar dengan status edentulous.
Defenisi Operasional
- Status periodontal adalah status jaringan periodontal masyarakat kampung nelayan Jala Untia yang diukur
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 8
dengan Community Periodontal Index (CPI) yaitu pengukuran yang mengklasifikasikan status periodontal suatu individu atau populasi dalam suatu gambaran yang diambil berdasarkan prevalensi tingkat keparahan. Imdeks ini dicatat berdasarkan pengukuran probe pada poket periodontal, kalkulus dan status jaringan gingiva.
Dengan
Skor 0: Periodontal sehat tidak ada perdarahan, karang gigi poket Skor 1 : Perdarahan tampak
secara langsung atau dengan kaca mulut setelah selesai perabaan dengan probe
Skor 2: Perabaan dengan probe terasa kasar menunjukkan
adanya kalkulus. Skore 3: Kedalaman poket 4-6
mm. Sebagian warna hitam pada probe masih terlihat di tepi gusi
Skore 4: Kedalaman poket lebih dari 6 mm. Seluruh warna hitam pada probe tidak terlihat.
- Status sosiodemografi adalah data yang meliputi umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan suku.
Alat dan Bahan
- Alat yang digunakan :
WHO periodontal probe (Marquis
Color-Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 9
Coded probe) dengan kalibrasi 3 mm per bagian, untuk mengukur nilai CPI. Pinset untuk menjepit
tampon. Neirbeken Handscune Masker Gelas Kumur
Alat tulis untuk mencatat.
- Bahan yang digunakan : Alkohol Betadine
Tampon dan kapas
Jalannya Penelitian :
- Menghubungi pihak terkait untuk meminta izin melakukan penelitian.
- Mendatangi sampel dan meminta persetujuan sampel untuk diambil datanya.
- Pengisian form berupa data sosiodemografi oleh sampel - Pengumpulan data berupa
pemeriksaan klinis jaringan periodontal pada masing-masing sampel berdasarkan sextan yang dilakukan oleh peneliti.
- Penilaian sampel berupa pemberian skor berdasarkan keadaan jaringan periodontalnya.
- Penentuan skor tertinggi yaitu status periodontal terparah sampel untuk memaknai nilai CPI.
Analisis Data
Data yang diperoleh kemudian diolah menggunakan program SPSS 20.0
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 10
dan diuji secara statistik dengan Chi Square.
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 11
HASIL
Tabel 1. Status jaringan periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 berdasarkan sextan.
Berdasarkan Tabel.1, untuk status periodontal sehat paling banyak terdapat pada sextan II (regio anterior atas) dengan jumlah 147 sextan. Perdarahan gingiva paling banyak terdapat pada sextan I (regio posterior atas kanan) yaitu 79 sextan. Status karang gigi paling banyak terdapat pada sextan I (regio posterior atas kanan) yaitu sebanyak
80 sextan. Status poket periodontal yang dangkal paling banyak terdapat pada sextan IV (regio posterior bawah kanan) dan V (regio anterior bawah) yaitu masing-masing 17 sextan. Pada status periodontal poket yang dalam, hanya terdapat pada sextan I (regio posterior kanan atas) dengan jumlah 1 sextan. Dan yang terakhir adalah status yang tidak
Sextan Skor I II III IV V VI n % n % n % n % n % n % 0 (sehat) 65 26.3 147 59.5 72 29.1 52 21.1 138 55.9 54 21.9 1 (perdarahan) 79 32 51 20.6 66 26.7 69 27.9 52 21.1 67 27.1 2 (kalkulus) 80 32.4 35 14.2 87 35.2 93 37.7 38 15.4 97 39.3 3 (poket dangkal) 13 5.3 13 5.3 13 5.3 17 6.9 17 6.9 13 5.3 4 (poket dalam) 1 4 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 X (tdk dapat dicatat) 9 3.6 1 4 9 3.6 17 6.9 2 8 16 6.5
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 12
dapat dicatat karena kehilangan gigi pada sextan tersebut yaitu paling banyak terdapat pada sextan IV
(regio posterior kanan bawah) sebanyak 17 sextan.
Tabel 2. Status jaringan periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 berdasarkan Usia
Usia CPI Total
p 0 1 2 3 4 n % n % n % n % n % n % Dewasa muda (18-40) 32 17.6 53 29.1 78 42.9 18 9.9 1 5 182 100 0.571 Dewasa pertengahan (41-60) 10 17.9 15 26.8 21 37.5 10 17.9 0 0 56 100 Dewasa Lanjut (>60) 1 11.1 5 55.6 3 33.3 0 0 0 0 9 100 Total 43 17.4 73 29.6 102 41.3 28 11.3 1 0.4 247 100
Pada Tabel.2 tampak bahwa pada dua tingkatan umur yaitu dewasa muda dan dewasa pertengahan, kalkulus merupakan status periodontal terbanyak yaitu untuk dewasa muda dengan jumlah 78 orang, dan dewasa pertengahan 21 orang, sedangkan pada dewasa
lanjut paling banyak adalah status perdarahan gingiva yaitu 5 orang. Pada hasil uji statistik, diperoleh nilai p= 0,571 (p > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara usia dengan status periodontal masyarakat nelayan Jala untia, Kec.Biringkanaya, Makassar.
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 13
Tabel 3. Status jaringan periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel.3 menunjukkan bahwa berdasarkan jenis kelamin, kalkulus merupakan status periodontal terbanyak laki-laki sebanyak 52 orang dan dan perempuan 50 orang. Berdasarkan hasil uji statistik,
diperoleh nilai p = 0,269 ( > 0,05). Maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara jenis kelamin dan status periodontal masyarakat kampung nelayan Jala untia, Kec.Biringkanaya, Makassar.
Jenis Kelamin CPI Total p 0 1 2 3 4 n % n % n % n % n % n % Laki-laki 23 19.8 29 24.4 52 45.6 10 8.8 0 0 114 100 0.269 Perempuan 20 15.0 44 33.1 50 37.6 18 13.5 1 0.8 133 100 Total 43 17.4 73 29.6 102 41.3 28 11.3 1 0.4 247 100
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 14
Tabel 4. Status jaringan periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 berdasarkan Tingkat Pendidikan Terakhir
Berdasarkan Tabel 4, diperoleh, bahwa untuk tingkat pendidikan terakhir, tidak tamat SD, status periodontal terbanyak adalah perdarahan gingiva dan kalkulus yaitu masing-masing sebanyak 2 orang. Untuk tingkat pendidikan terakhir SD, SMP dan SMA status periodontal terbanyak adalah kalkulus yaitu masing-masing SD 34 orang, SMP 29 orang, SMA 37 orang. Untuk sampel dengan tingkat
pendidikan terakhir SMA ke atas dengan status periodontal terbanyak adalah gingiva sehat yaitu sebanyak 2 orang. Dan berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh nilai p = 0,555 ( > 0,05). Sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara tingkat pendidikan terakhir dengan status periodontal masyarakat kampung nelayan Jala untia, Kec.Biringkanaya, Makassar. Tingkat Pendidikan Terakhir CPI Total p 0 1 2 3 4 n % n % n % n % n % n % Tidak tamat SD 0 0 2 40.0 2 40.0 1 20.0 0 0 5 100 0.555 SD 14 18.4 19 25.0 34 44.7 9 11.8 0 0 76 100 SMP 16 21.1 20 26.3 29 38.2 11 14.5 0 0 76 100 SMA 11 12.6 31 35.6 37 42.5 7 9.9 1 1.1 87 100 > SMA 2 66.7 1 33.3 0 0 0 0 0 0 3 100 Total 43 17.4 73 29.6 102 41.3 28 11.3 1 0.4 247 100
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 15
Tabel 5. Status jaringan periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, Kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 berdasarkan Pekerjaan
Pada Tabel 5, sampel dengan pekerjaan sebagai petani dengan status periodontal paling banyak adalah mengalami perdarahan gusi yaitu sebanyak 2 orang. Yang bekerja sebagai nelayan, wiraswasta dan pengangguran meiliki status periodontal paling banyak adalah kalkulus yaitu nelayan 26 orang, wiraswasta 39 orang, dan pengangguran 36 orang. Sedangkan
pelajar yang menjadi sampel hanya sebanyak 4 orang dengan status periodontal sehat. (100%). Berdasarkan hasil uji statistik, diperoleh nilai p = 0,006 (p< 0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan status periodontal masyarakat kampung nelayan Jala untia, Kec.Biringkanaya, Makassar.
Pekerjaan CPI Total p 0 1 2 3 4 n % n % n % n % n % n % Petani 0 0 2 50.0 1 25.0 1 25.0 0 0 4 100 0.006 Nelayan 11 20.8 11 20.8 26 49.1 5 9.4 0 0 53 100 Wiraswasta 15 17.2 27 31.0 39 44.8 5 5.7 1 1.1 87 100 Pelajar 4 100 0 0 0 0 0 0 0 0 4 100 Tidak Bekerja 13 11.9 33 30.3 36 33.0 17 15.6 0 9.2 99 100 Total 43 17.4 73 29.6 102 41.3 28 11.3 1 0.4 247 100
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 16
Tabel 6. Status jaringan periodontal Masyarakat Kampung Nelayan, Jala Untia, kec. Biringkanaya, Makassar Tahun 2013 berdasarkan Suku
Suku CPI Total p 0 1 2 3 4 n % n % n % n % n % n % Bugis 6 15.8 15 39.5 14 36.8 3 7.9 0 0 38 100 0,905 Makassar 37 17.9 57 27.5 87 42.0 25 12.1 1 0.5 207 100 Lainnya 0 0.0 1 50.0 1 50.0 0 0 0 .0 2 100 Total 43 17.4 73 29.6 102 41.3 28 11.3 1 0.4 247 100
Tabel.6, berdasarkan etnis , diperoleh bahwa status periodontal terbanyak yang dialami oleh etnis bugis adalah perdarahan gingiva yaitu sebanyak 15 orang. Pada etnis Makassar paling banyak dengan status periodontal karang gigi 87 orang dan lainnya paling masing-masing 1 orang (50%) yang
mengalami perdarahan gingiva dan karang gigi. Berdasarkan hasil analisis uji statistik, nilai p = 3,503 (p> 0,05) sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan yang signifikan antara etnis dan status periodontal masyarakat kampung nelayan Jala untia, Kec.Biringkanaya, Makassar.
PEMBAHASAN
Sosiodemografi adalah berasal dari dua kata, yaitu sosial dan demografi. Sosial adalah salah satu komponen variabel nondemografi,
seperti pendidikan, pekerjaan, dan lain-lain, sedangkan demografi adalah suatu ilmu yang mempelajari penduduk di suatu wilayah terutama mengenai jumlah, struktur (usia,
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 17
jenis kelamin, agama, dan lain-lain), dan proses perubahannya (kelahiran, kematian, perkawinan, dan lain-lain).6
Salah satu tujuan awal terapi periodontal adalah pelatalaksanaan infeksi. Adanya mikroflora periodontal patogenik sebagai faktor etiologi periodontal, telah mengubah pendekatan terapi mulai dari mengeliminasi mikroba sampai mengontrol mikroorganisme pathogen dan respon imun peradangan. Penelitian histologist menunjukkan bahwa prosedur bedah periodontal dapat menghasilkan beberapa tipe penyembuhan yang berbeda. Adanya long junctional epithelium yaitu epitel tipis yang memanjang ke arah apical antara permukaan akar gigidan jaringan gingival penyambung. Perlekatan baru tampak berupa serat kolagen
yang parallel atau tegak lurus terhadap permukaan akar gigi yang sebelumnya terbuka karena penyakit periodontal atau hilangnya perlekatan.7
Sumber infeksi di dalam rongga mulut, termasuk periodontitis dikenal dengan teori focal infection.Teori ini pertama kali diajukan oleh Hipocrates dan dikenal sejak tahun 1920-an. Teori yang menghubungkan infeksi oral dengan penyebab penyakit sistemik ini, kini banyak diteliti.8
Penelitian yang dilakukan di Kampung Nelayan Jala untia, Kec.Biringkanaya, Makassar ini menggunakan Community Periodontal Index (CPI), yang digunakan untuk mengukur kondisi jaringan periodontal. Community Periodontal Index (CPI) yang
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 18
digunakan memiliki kode dan criteria, sebagai berikut :
Kode 0 = gingiva sehat
Kode 1 = perdarahan gingival saat atau setelah probing
Kode 2 = terdapat kalkulus supra/subgingiva saat probing Kode 3 = Poket dengan kedalaman 4-5 mm
Kode 4 = poket dengan kealaman 6 mm atau lebih
Kode X = sextan yang dikeluarkan (tidak dapat dihitung karena kehilangan gigi).9
Pada penelitian ini, diperoleh bahwa berdasarkan sekstan (tabel 1), regio posterior kanan atas adalah regio yang memiliki masalah status periodontal terbanyak yaitu perdarahan gingiva disertai karang gigi, dan poket yang dalam. Hal ini dikarenakan kurangnya aliran saliva pada daerah itu yang berfungsi untuk
membantu menghilangkan bakteri dan sisa makanan.2
Status periodontal berdasarkan umur (tabel 2), tampak bahwa kelompok usia dewasa muda dan dewasa madaya mengalami masalah dengan karang gigi, hal ini karena kurangnya kesadaran akan pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut. Dan pada sampel usia dewasa lanjut mengalami kondisi perdarahan gingiva. Mizayaki, dkk., (1991), dalam artikelnya melaporkan tentang survey CPITN pada 2 kelompok umur (19 tahun dan 35 - 44 tahun). Laporan tentang kondisi periodontal dilakukan pada kelompok dewasa lebih dari 100 survei di 60 negara. Kondisi yang paling sering ditemukan adalah kalkulus (score 2) baik dengan maupun tanpa perdarahan. Pada umumnya poket antara 4 dan 5 mm
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 19
(score 3) hanya terjadi dalam perbandingan individu dan juga hanya terjadi dalam perbandingan kecil dari sekstan. Usia dipertimbangkan sebagai salah satu faktor resiko bagi penyakit periodontal, seperti prevalensi dari penyakit periodontal yang bervariasi sejalan bertambahnya usia.11
Tapi pada penelitian ini tidak ditemukan hubungan yang signifikan antara status periodontal dan umur secara statistik, hal tersebut menunjukkan bahwa status periodontal tidak sepenuhnya dipengaruhi oleh faktor umur.
Status periodontal berdasarkan jenis kelamin (tabel 3) diperoleh bahwa baik laki-laki maupun perempuan keduanya memiliki masalah yang sama dalam hal status periodontal, karena karang gigi merupakan status periodontal
terbanyak tapi jumlah sampel laki-laki lebih banyak dibanding perempuan yaitu laki-laki 45,6% dan perempuan 37,6%. Tapi Hal ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suling PL dari Universitas Sam Ratulangi dengan hasil paling banyak sampel wanita yang mengalami perdarahan gingiva disertai kalkulus dibanding laki-laki. Penelitian yang dilakukan oleh AS Sanei, A. Nikbakht-Nasrabadi (2005) pada remaja di Iran yang menunjukkan bahwa kalkulus ditemukan lebih banyak pada subjek penelitian laki-laki yaitu 51,2%.11 Kalkulus yang lebih banyak ditemukan pada subjek penelitian perempuan daripada subjek penelitian laki-laki dapat diteliti lebih lanjut mengenai hubungannya dengan hormonal maupun kebiasaan menjaga kebersihan rongga mulut. 12
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 20
Hasil penelitian ini tidak bermakna secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa jenis kelamin juga tidak terlalu mempengaruhi status periodontal.
Berdasarkan tingkat pendidikan (tabel4), diperoleh status periodontal terbanyak adalah karang gigi untuk tingkat pendidikan SMA ke bawah, hal ini dikarenakan karena tingkat pendidikan sampel yang rendah. Tapi tidak bermakna secara statistik, sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat pendidikan tidak mempengaruhi status periodontal. Dan sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Saptorini bahwa semakin tinggi tingkat pendidikan, semakin baik tingkat kesehatan jaringan periodontalnya.13
Status demografi berdasarkan pekerjaan (tabel 5), status periodontal terbanyak pada nelayan,
wiraswasta dan pengangguran adalah karang gigi. Sedang semua sampel pelajar memiliki status periodontal sehat. Dan pada penelitian ini ada hubungan yang signifikan secara statistik antara pekerjaan dengan status periodontal. Pada penelitian yang dilakukan oleh Saptorini berdasarkan status pekerjaan antara sampel yang bekerja dan tidak bekerja. Sampel yang tidak bekerja memiliki tingkat keparahan poket periodontal yang lebih tinggi di banding yang bekerja.13
Pada status periodontal berdasarkan etnis diperoleh bahwa etnis Makassar paling banyak dengan status periodontal karang gigi, sedang etnis bugis paling banyak dengan status periodontal perdarahan gingiva, dan lainnya mengalami perdarahan gingiva disertai karang gigi. Secara statistik tidak ada
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 21
hubungan yang bermakna antara status periodontal dengan etnis.
SIMPULAN
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa status demografi yang berhubungan dengan status periodontal masrayakat Kampung Nelayan Jala Untia, Kec.Biringkanaya, Makassar adalah pekerjaan.
SARAN
Sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang pentingnya menjaga kesehatan gigi dan mulut di Kampung Nelayan Jala Untia, Kec. Biringkanaya, makassar. Serta diharapkan peran serta pemerintah dalam menyediakan fasilitas dan tenaga kesehatan yang lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
1. Tjahja I, Ghani L. Status Kesehatan Gigi dan Mulut Ditinjau dari Faktor Individu Pengunjung Puskesmas DKI Jakarta Tahun 2007. Bul.Penelit.Kesehat, Vol.38, No.2, 2010:52-66. 2. Manson JD, Eley BM. Periodonti (Outline Of Periodontics). Jakarta : Hipokrates ; 1993: 21,44-46. 3. Irlina L. Hubungan periodontitis dengan penderita stroke di rsup dr. Kariadi semarang. Semarang : 2012 ; ___
4. Gaol TL. Pengaruh faktor sosiodemografi,sosioekonomi dan Kebutuhan terhadap perilaku masyarakat dalam
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 22
Pencarian pengobatan di kecamatan medan kota Tahun 2013. Medan : 2013.___ 5. Kusnadi. Kebudayaan
Masyarakat Nelayan. [Internet] available from
URL :
www.bappenas.go.id/index.p hp/download_file/view/1069
1/2407. Diakses tanggal :
Diakses tanggal 27 April 2014.
6. Tarigan AP. Sosiodemografi. [Internet] available from
URL :
http://repository.usu.ac.id/bits tream/123456789/22281/.../C
hapter%20III-V.pdf. 2011.
Diakses tanggal 27 April 2014.
7. Madjid M, Sukardi IA, Masulili SLC. Penyembuhan Luka dan regenerasi jaringan
periodontal. Maj Ked Gi. 2009;16(2):75-80.
8. Samad R. Periodontitis dan resiko jantung koroner. Bogor. IPB Press; 2012.Hal.56,68.
9. Gupta VK, Hiremath SS, Malhotra S. Aplication of community periodontalindex of treatment need (CPITN) in a group of insulin depent diabetes mellitus (IDDM) patients. Int J Diabetes Dev Ctries. 2013;1-2.
10.Ajzy. Pembagian Umur Menurut Hurlock. [Internet] Available from URL :
http://id.scribd.com/doc/1383 78480/Pembagian-umur-menurut-Hurlock-docx
Diakses tanggal 27 April 2014.
Asviana Tanjong-Fakultas Kedokteran Gigi-Universitas hasanuddin 23
11.Chriestedy R. Sari DS, Mahdiyah DA. Tingkat Kebutuhan Perawatan Periodontal Berdasarkan Kunjungan Pasien di RSGM FKG Universitas Jember Bulan Agustus 2009-Agustus 2010. NASSIP : Surabaya :2010.
12. Suling PL, Zuliari K, Slat ME. Gambaran Status Jaringan Periodontal Pada Pelajar di SMA Negeri 1 Manado. Ejournal.unsrat [Internet] Available from
URL : http://ejournal.unsrat.ac.id/in dex.php/egigi/article/downloa d/3150/2692. Diakses tanggal 27 April 2014. 13.Saptoroni KK. Poket
Periodontal Pada Lanjut Usia di Posyandu Lansia
Kelurahan Wonosari Kota Semarang. Prosiding seminar Nasional 12 Apr 2011:261-264.