• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh"

Copied!
10
0
0

Teks penuh

(1)

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) adalah pelayanan jasa teknologi informasi Perseroan secara elektronik yang diselenggarakan oleh

Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum1. Kehadiran SABH

didasarkan pada dunia usaha yang semakin berkembang dan kebutuhan masyarakat akan layanan yang cepat, kepastian hukum, serta tuntutan akan pengembangan dunia usaha yang sesuai dengan prinsip pengelolaan

perusahaan yang baik (good corporate governance). Dalam rangka

memenuhi tuntutan masyarakat untuk memperoleh layanan yang cepat, Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas (UUPT) mengatur tata cara:

1. pengajuan permohonan dan pemberian pengesahan status badan hukum;

2. pengajuan permohonan dan pemberian persetujuan perubahan anggaran

dasar;

3. penyampaian pemberitahuan dan penerimaan pemberitahuan perubahan

anggaran dasar dan/atau pemberitahuan dan penerimaan pemberitahuan perubahan data lainnya, yang dilakukan melalui jasa teknologi informasi sistem administrasi badan hukum secara elektronik di

1 Pasal 1 angka 3 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2014 Tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum Dan Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Serta Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar Dan Perubahan Data Perseroan Terbatas.

(2)

samping tetap dimungkinkan menggunakan sistem manual dalam

keadaan tertentu.2

Salah satu layanan yang diperlukan masyarakat atas pemberitahuan perubahan data lainnya yang dimaksud dalam penjelasan umum UUPT adalah terkait dengan pembubaran perseroan terbatas. Berdasarkan Pasal 142 ayat (1) UUPT berakhirnya Perseroan Terbatas diakibatkan 6 (enam) yaitu:

1. Pembubaran Perseroan Terbatas berdasarkan keputusan RUPS;

2. Pembubaran Perseroan Terbatas karena jangka waktu berdirinya yang

ditetapkan dalam anggaran dasar telah berakhir;

3. Pembubaran Perseroan Terbatas berdasarkan penetapan pengadilan;

4. Pembubaran Perseroan Terbatas dengan dicabut kepailitan berdasarkan

putusan pengadilan niaga yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, harta pailit perseroan tidak cukup unutk membayar biaya kepailitan;

5. Pembubaran Perseroan Terbatas karena harta pailit perseroan yang telah

dinyatakan pailit berada dalam keadaan insolvensi sebagaimana diatur dalam undang-undang tentang Kepailitan dan penundaan kewajiban pembayaran utang; atau

6. Pembubaran Perseroan Terbatas karena dicabut izin usaha perseroan

sehingga mewajibkan perseroan melakukan likuidasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada penelitian ini akan berfokus mengenai pada Pembubaran Perseroan Terbatas berdasarkan keputusan RUPS. Pembubaran Perseroan

2 Penjelasan Umum Atas Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan Terbatas.

(3)

Terbatas berdasarkan keputusan RUPS memerlukan peran notaris baik dalam memberi nasehat hukum mengenai tata cara pembubaran perseroan tersebut maupun mengaktakan hasil RUPS dan pelaporan kepada Kementrian Hukum dan Hak Asasi Manusia. RUPS merupakan wadah bagi para pemegang saham (shareholder) perseroan, dan sarana baginya untuk menyalurkan aspirasi

kepentingannya di dalam perseroan.3 RUPS sebagai salah satu organ

Perseroan memiliki kewenangan untuk membubarkan Perseroan Terbatas. Pembubaran Perseroan Terbatas karena keputusan RUPS tidak serta merta mengakibatkan hapusnya status badan hukum pada perseroan terbatas. Setelah proses likuidasi selesai yaitu 60 (enam puluh) hari terhitung sejak tanggal pengumuman pembubaran perseroan oleh likuidator dalam surat kabar, berita Negara Republik Indonesia dan pemberitahuan kepada menteri, likuidator wajib memberitahukan kepada Menteri dan mengumumkan hasil akhir proses likuidasi dalam Surat Kabar setelah RUPS memberikan pelunasan dan pembebasan kepada likuidator. Pemberitahuan kepada menteri untuk dilakukan pencatatan berakhirnya status badan hukum perseroan dan penghapusan nama perseroan dari daftar perseroan oleh likuidator dilakukan

melalui sistem online yang disebut dengan SABH. Pemanfaatan SABH dalam

pembubaran badan hukum perseroan terbatas belum diketahui secara menyeluruh oleh masyarakat luas, hal ini dikarenakan hanya notaris yang

memiliki user id dan password untuk mengakses SABH tersebut.

3 Stefanus Mahendra Soni Indriyo, 2012, Revitalisasi Institusi Direksi Perseroan Terbatas, Cetakan Pertama, Universitas Atma Jaya Yogyakarta, Yogyakarta, hlm 88

(4)

Notaris memiliki peran dalam pembubaran perseroan terbatas hal ini terkait pengajuan permohonan melalui SABH. Berdasarkan Pasal 1 angka 4 Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014 (selanjutnya disebut Permen Hukum dan HAM No. 4 Tahun 2014) mengatur bahwa Pemohon adalah pendiri bersama-sama atau direksi Perseroan yang telah memperoleh status badan hukum atau Likuidator Perseroan bubar atau Kurator Perseroan pailit yang memberikan kuasa kepada Notaris untuk mengajukan permohonan melalui SABH.

Pengaksesan SABH telah mengalami beberapa perubahan-perubahan

dari awal diadakannya SABH melalui alamat website

www.sisminbakum.com sampai saat ini pengaksesan SABH melalui alamat website http://ahu.go.id/, hingga yang terakhir adalah mengenai tambahan fitur SIMPADHU yang merupakan fitur tambahan untuk melakukan pemesanan nomor voucher atas pelayanan jasa hukum yang akan dilakukan. Berdasarkan perkembangan SABH yang terus mengalami perubahan maka perlu ditelaah apakah SABH telah mengakomodasi Undang-undang Nomor 40 tahun 2007 dan Peraturan Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Nomor 4 Tahun 2014.

Mengingat dalam Pasal 147 ayat 1 huruf a UUPT mengatur dalam tahap likuidasi Perseroan Terbatas, likuidator memiliki kewajiban untuk mengumumkan mengenai pembubaran Perseroan dengan cara mengumumkan pembubaran Perseroan pada Surat Kabar, Berita Negara Republik Indonesia (BNRI) dan memberitahu pembubaran Perseroan kepada menteri untuk

(5)

dicatat dalam daftar Perseroan bahwa Perseroan dalam likuidasi. Berdasarkan hasil prapenelitian peneliti, praktiknya dalam penerbitan BNRI atas pengumuman likuidator mengenai pembubaran perseroan memerlukan waktu yang cukup lama. Hal tersebut dapat mengakibatkan terhambatnya proses pembubaran perseroan serta pengakhiran status badan hukum pada perseroan. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut maka penulis berminat untuk mengangkat judul “ Implementasi Sistem Administrasi Badan Hukum Terhadap Pembubaran Perseroan Terbatas” untuk diajukan, diteliti dan dikaji sebagai usulan penelitian.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, rumusan masalah yang akan penulis bahas adalah sebagai berikut :

1. Bagaimanakah prosedur SABH dalam Pembubaran Perseroan Terbatas

Melalui Rapat Umum Pemegang Saham?

2. Bagaimanakah peran Notaris dalam pembubaran Perseroan Terbatas

melalui Rapat Umum Pemegang Saham?

3. Bagaimana implementasi SABH terhadap pembubaran Perseroan

Terbatas melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan UUPT dan Permen Hukum dan HAM No. 4 Tahun 2014?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan dengan permasalahan yang telah diuraikan sebelumnya, maka tujuan penelitian ini adalah :

(6)

1. Guna mengetahui prosedur SABH dalam Pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

2. Guna mengetahui dan mengkaji peran Notaris dalam pembubaran

Perseroan Terbatas melalui Rapat Umum Pemegang Saham.

3. Guna mengetahui dan mengkaji implimentasi SABH dalam

Pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan UUPT dan Permen Hukum dan HAM No. 4 Tahun 2014.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan kajian ilmiah bagi akademisi, praktisi hukum serta masyarakat luas berkaitan dengan implikasi SABH terhadap pembubaran perseroan terbatas melalui rapat umum pemegang saham.

2. Manfaat Praktis

penelitian ini dapat memberikan wacana dan sumbangan pemikiran, khususnya di bidang ilmu kenotariatan dan perusahaan berkaitan dengan implikasi SABH terhadap pembubaran perseroan terbatas melalui rapat umum pemegang saham.

E. Keaslian Penelitian

Sepengetahuan penulis, dengan melakukan penelusuran di perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada, penelitian dengan judul : Implementasi Sistem Administrasi Badan Hukum Terhadap Pembubaran

(7)

Perseroan Terbatas, belum pernah dilakukan namun demikian berdasarkan penelusuran kepustakaan tersebut terdapat beberapa hasil penelitian yang terkait dengan judul penelitian ini antara lain:

1. Judul “Peranan Notaris Dalam Proses Pembubaran Dan Likuidasi

Perseroan Terbatas Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing (PT. Pma) Atas Dasar Sukarela (Studi Mengenai PT. X (Dalam

Likuidasi))” ditulis oleh Jimmy Tanal4 dengan rumusan masalah

sebagai berikut:

1) Bagaimana status hukum sebuah perseroan terbatas dalam

likuidasi?

2) Bagaimana peranan notaris dalam proses pembubaran dan

likuidasi PT PMA atas dasar sukarela (suatu studi mengenai PT. X (dalam likuidasi) serta permasalahan yang dihadapi).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu :

1) Proses pembubaran dan likuidasi PT PMA tidak jauh berbeda dari pembubaran PT pada umumnya. Yang membedakan adalah dalam hal proses pemberesannya, yakni kewajiban untuk melakukan pencabutan terhadap izin usaha dari BKPM. Permasalahan terjadi apabila PT yang telah melakukan pembubaran berdasarkan keputusan RUPS tidak melakukan proses pemberesan (likuidasi).

4 Jimmy Tanal “Peranan Notaris Dalam Proses Pembubaran Dan Likuidasi Perseroan Terbatas Yang Didirikan Dalam Rangka Penanaman Modal Asing (PT. PMA) Atas Dasar Sukarela (Studi Mengenai PT. X (Dalam Likuidasi))” Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, hlm, 10, 2012.

(8)

2) Pembubaran dan likuidasi PT, khususnya PT PMA memerlukan jasa notaris sehingga notaris mempunyai peran yang penting. Notaris harus dapat menjalankan kewenangan dan kewajibannya sesuai Undang-Undang Jabatan Notaris.

2. Judul “Pelaksanaan Pengesahan Perseroan Terbatas (PT) Menurut

Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH)” ditulis oleh Hakbar5

dengan rumusan masalah sebagai berikut:

1) Bagaimana pelaksanaan Pengesahan Permohonan PT dengan

menggunakan Sistim Administrasi Badan Hukum (SABH);

2) Apakah kendala Penerapan Sistim Administrasi Badan Hukum

(SABH) dalam Pengesahan PT;

3) Bagaimana upaya mengatasi masalah yang timbul dalam

pengesahan PT dengan menggunakan Sistim Administrasi Badan Hukum (SABH).

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diperoleh kesimpulan dari penelitian tersebut yaitu :

1) Sistem Administrasi Badan Hukum ini diberlakukan pada

pengesahan Akta Pendirian atau persetujuan Perubahan Anggaran Dasar Perseroan Terbatas dan permohonan lain yang ditetapkan berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum Pasal 1 angka 2 yang juga mengatur tata cara pendaftaran

5 Hakbar “Pelaksanaan Pengesahan Perseroan Terbatas (PT) Menurut Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH)”, Tesis, Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada,Yogyakarta, hlm, 6, 2012.

(9)

permohonannya. Pelaksanaan Pengesahan Permohonan PT dengan menggunakan Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) didasarkan pada Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor M.AH-02.AH.01.01 Tahun 2009 tentang Tata Cara Pengajuan Permohonan Pengesahan Badan Hukum Perseroan, Persetujuan Perubahan Anggaran Dasar, Penyampaian Pemberitahuan Perubahan Anggaran Dasar dan Perubahan Data Perseroan.

2) Dalam pelaksanaannya Pengesahan Permohonan PT dengan

menggunakan Sistem Administrasi Badan Hukum (SABH) masih mengalami kendala seperti ketidak siapan baik dari pihak Departemen sendiri maupun dari pihak Notaris untuk mulai menjalankan sistem ini.

3) Direktorat Jenderal Administrasi Hukum Umum, Departemen

Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia telah melakukan langkah-langkah untuk menyederhanakan prosedur pengesahan badan hukum dengan mengunakan teknologi informasi dan pelayanan satu atap. Dari sisi notaris, dengan sistem ini maka notaris seluruh Indonesia dapat mengakses langsung dari daerahnya masing-masing dimana hal ini tentu saja dapat mempersingkat waktu serta jarak yang harus ditempuh. Dari sisi pegawai Departemen Hukum dan Hak Asasi Manusia dengan sistem online ini dapat meningkatkan kualitas sumber daya

(10)

manusia yang sadar teknologi, selain dapat membentuk sikap dan perilaku kerja yang efisien dan efektif.

Adapun perbedaan dari penelitian di atas dengan penelitian yang disusun oleh peneliti adalah penulisan yang peneliti susun mengkaji implimentasi Sistem Administrasi Badan Hukum dalam Pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang Saham dan mengkaji apakah Sistem Administrasi Badan Hukum mengakomodasi pengaturan pembubaran Perseroan Terbatas Melalui Rapat Umum Pemegang Saham berdasarkan UUPT dan Permen Hukum dan HAM No. 4 Tahun 2014.

Referensi

Dokumen terkait

Adapun perbedaan dari penelitian diatas dengan penelitian yang disusun oleh penulis adalah bahwa penulisan yang penulis susun mengkaji dasar pertimbangan hakim memutus

Proses pembelajaran huruf Hiragana pada kelas eksperimen menggunakan metode cooperative learning teknik teams games tournament, sedangkan pada kelas kontrol

Oleh karena itu, efek signifikan natrium diklofenak terhadap licking time terjadi pada fase kedua (fase inflamasi), meskipun berdasarkan hasil penelitian yang

Sehubungan dengan kegiatan penelitian ini penulis akan mengkaji karya sastra lama bentuk syair karya Raja Ali Haji dengan kajian mengenai nilai-nilai budaya (berhubungan

Peneliti juga melakukan pengamatan, bahwa di Puskesmas Bromo Medan terdapat poster tentang promosi ASI yang terdapat didepan ruang tunggu dan ruang kesehatan ibu dan anak,

Sejak kajian cepat ILO tahun 2014, Indonesia telah melakukan beberapa perbaikan dalam skema sistem jaminan sosial menurut Undang-Undang (UU) Sistem Jaminan Sosial Nasional;

Beberapa ketentuan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2020 tentang Pedoman Penetapan Daerah Khusus dalam Pelaksanaan Kebijakan

Berdasarkan Peraturan Daerah Kota Mojokerto Nomor 8 Tahun 2016 Tentang Pembentukan Perangkat Daerah Kota Mojokerto, Dinas Komunikasi dan Informatika Kota Mojokerto merupakan Dinas