• Tidak ada hasil yang ditemukan

TETRALOGI OF FALLOT (MAKALAH).doc

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "TETRALOGI OF FALLOT (MAKALAH).doc"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah, Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.

Harapan saya semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga ke depannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Klaten, 19 Oktober 2013

(2)

DAFTAR ISI

Kata Pengantar--- 1---BAB I PENDAHULUAN a) Latar Belakang ---3 b) Rumusan Masalah ---3 c) Tujuan ---4 d) Manfaat ---4 BAB II PEMBAHASAN a) Pengertian ---5 b) Patofisiologi---5 c) Etiologi---6 d) Manifestasi Klinis---6 e) Pemeriksaan Penunjang---7

(3)

f) Penatalaksanaan Medis---7 g) Pengkajian Keperawatan---8 h) Diagnose Keperawatan ---9 i) Rencana Keperawatan ---9 j) Evaluasi---10 BAB III PENUTUP

Kesimpulan--- 11---Daftar Pustaka---12

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tetralogi fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang

(4)

paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.

Di RSU Dr. Soetomo sebagian besar pasien Tetralogi fallot didapat diatas 5 tahun dan prevalensi menurun setelah berumur 10 tahun. Dari banyaknya kasus kelainan jantung serta kegawatan yang ditimbulkan akibat kelainan jantung bawaan ini, maka sebagai seorang perawat dituntut untuk mampu mengenali tanda kegawatan dan mampu memberikan asuhan keperawatan yang tepat (Staf IKA, 2007).

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang didapatkan antara lain:

1. Apa saja klasifikasi dari penyakit jantung bawaan/congenital heart disease

(CHD)?

2. Apa definisi dari penyakit tetralogi fallot?

3. Apa saja etiologi dari penyakit tetralogi fallot?

4. Bagaimana patofisiologi penyakit tetralogi fallot?

5. Apa gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot?

6. Apa saja komplikasi dari penyakit tetralogi fallot?

7. Apa saja pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot?

8. Bagaimana pengobatan penyakit tetralogi fallot?

C. Tujuan

Adapun tujuan yang didapatkan antara lain:

1. Agar dapat menjelaskan klasifikasi dari penyakit jantung bawaan/congenital heart disease (CHD)

2. Agar dapat menjelaskan definisi dari penyakit tetralogi fallot 3. Agar dapat menjelaskan etiologi dari penyakit tetralogi fallot 4. Agar dapat menjelaskan patofisiologi penyakit tetralogi fallot 5. Agar dapat menjelaskan gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot 6. Agar dapat menjelaskan komplikasi dari penyakit tetralogi fallot

(5)

7. Agar dapat menjelaskan pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot

8. Agar dapat menjelaskan pengobatan penyakit tetralogi fallot D. Manfaat

Adapun manfaat yang didapatkan antara lain:

1. Memahami klasifikasi dari penyakit jantung bawaan/congenital heart disease

2. Memahami definisi dari penyakit tetralogi fallot

3. Memahami etiologi dari penyakit tetralogi fallot

4. Memahami patofisiologi penyakit tetralogi fallot

5. Memahami gejala dan tanda penyakit tetralogi fallot

6. Memahami komplikasi dari penyakit tetralogi fallot

7. Memahami pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk penyakit tetralogi fallot

8. Memahami pengobatan penyakit tetralogi fallot

BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN

Kelainan jantung bawaan biru (sianotik) yang terdiri dari 4 kelainan yaitu Defek Septum Ventrikel, Stenosis Pulomoner yang menyebabkan obstruksi aliran darah ke arteri pulmoner, Overroading Aorta, Hipertropi Ventrikel Kanan ( Ganesja M Harimurti, 2001)

(6)

B. PATOFISIOLOGI

Stenosis pulmoner sedang memungkinkan aliran pulmoner yang adekuat unttuk mempertahankan tekanan oksigen mendekati normal selama bulan pertama kehidupan. Tekanan yang sedikit tinggi pada ventrikel kiri diimbangi dengan stenosis pulmoner sehingga secara relatif terdapat sedikit pirau dari darah dalam kedua arah melalui cacat ventrikuler.Dengan bertambahnya bayi, aliran darah paru-paru tidak dapat meningkat. Hipertropi ventrikel kanan meningkat dan darah dipirau dari ventrikel kanan ke kiri menimbulkan sianotik.

Sianotik merupakan salah satu dari gambaran yang mencolok tetapi kemungkinan tidak ditemukan saat lahir. Hanya pada saat ductus arteriosus menutup pada bulan pertama kehidupan maka ditemukan sianotik. Pada saat menangis akan terjadi sianotik hal ini terjadi karena spasme otot infundibulum, clumbing akan ditemukan setelah 1-2 tahun. Dispneu terjadi pada saat aktivitas. Berjongkok merupakan hal yang umum dilakukan untuk mengurangi pirau dan meningkatkan aliran darah.

C. ETIOLOGI

Penyebab terjadinya kelainan jantung bawaan belum dapat diketahui secara pasti. Tetapi beberapa faktor diduga mempunyai pengaruh pada peningkatan angka kejadian kelainan jantung bawaan.

Faktor-faktor tersebut adalah : 1. Faktor Prenatal

a. Penyakit Rubela b. Alkoholisme

c. Umur ibu lebih dari 40 tahun d. Ibu yang menderita DM

(7)

2. Faktor Genetik

a. Riwayat penyakit jantung bawaan pada kelahiran sebelumnya b. Ayah dan ibu menderita penyakit jantung bawaan

c. Kalainan kromosom seperti sindrom down D. MANIFESTASI KLINIS

1. Sianosis muncul setelah berusia beberapa bulan, jarang tampak pada saat lahir, bertambah secara progresif

2. Cepat lelah karena resistensi vaskuler sistemik menurun, aliran pulmoner menurun dan akibatnya oksigen content juga menurun

3. Spells/sianosis terutama pada saat aktivitas seperti menangis, spasme di otot outflow tract sehingga stenosis pulmoner akan meningkat, aliran pulmoner akan menurun pula. Spontanitas berjongkok atau duduk di atas lutut pada anak yang lebih besar dapat mengakibatkan venous return, aliran paru meningkat, dan oxigen content juga meningkat.

4. Clumbing finger

5. Pada awalnya tekanan darah normal dapat meningkat setelah beberapa tahun mengalami sianosis dan polisitemia berat

6. Gagal tumbuh 7. Asidosis

8. Mur-mur sistolik

E. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1. Sinar X pada thorax untuk mengetahui adanya peningkatan atau penurunan aliran pulmoner

2. Elektrokardiogram menunjukkan hipertropi ventrikel kanan, hipertropi ventrikel kiri atau keduanya

3. Blood Gas Analisa untuk mengetahui adanya peningkatan parsial karbondioksida, penurunan tekapan parsial oksigen dan penurunan PH 4. Hematokrit atau Hemoglobin untuk memantau viskositas darah dan

(8)

5. Ekokardiogran untuk mendeteksi defek sistem, posisi aorta dan stenosis pulmoner

6. Kateterisasi jantung peningkatan tekanan sistemik dalam ventrikel kanan, penurunan tekanan arteri pulmoner

7. Uji telan barium menunjukkan pergeseran trakea dari garis tengah ke kiri 8. Radiogram abdomen mendeteksi kemungkinan kelainan kongenital lain F. PENATALAKSANAAN MEDIS

1. Antibiotik

Pemilihan jenisnya tergantung dari hasil kultur dan uji sensitivitas, kadang-kadang digunakan untuk profilaksis.

2. Diuretik

Digunakan untuk meningkatkan diuresis, mengurangi kelebihan cairan, digunakan dalam pengobatan edema yang berhubungan dengan gagal jantung kongestif.

3. Digitalis

Meningkatkan kekuatan kontraksi jantung, isi sekuncup, dan curah jantung serta menurunkan tekanan vena jantung, digunakan untuk mengobati gagal jantung kongesti dan aritmia jantung.

4. Zat Besi

Untuk mengatasi anemia 5. Propanolol

Sebuah betabloker menurunkan denyut jantung dan kekuatan kontraksi serta iritabilitas miokard, dipakai untuk mencegah atau mengobati serangan hipersionosis.

6. Morfin

Sebuah analgesik meningkatkan ambang rasa sakit juga dipakai untuk mengobati serangan hipersianosis dengan menghambat pusat pernapasan dan reflek batuk.

(9)

Sebuah pengalkali sistemik kuat untuk mengobati asidosis dengan mengganti ion bikarbonat dan memulihkan kapasitas buffer tubuh.

G. PENGKAJIAN KEPERAWATAN 1 Nadi

a. Denyut apeks (frekuensi, kuelitas, irama)

b. Nadi perifer (frekuensi, irama, kualitas, kesimetrisan, perbedaan antar ekstrenitas)

c. Tekanan darah pada kedua lengan 2. Pemeriksaan thorax dan hasil auskultasi

a. Lingkar dada

b. Adanya deformitas thorax c. Bunyi jantung mur-mur d. Titik impuls maksimum 3. Tampilan umum

a. Tingkat aktivitas b. Tinggi dan berat badan c. Perilaku gelisah dan ketakutan d. Jari tabuh pada tangan dan kaki 4. Kulit

a. Pucat

b. Sianosis membran mukosa, ekstrenitas c. Diaforesis

d. Suhu 5. Edema

a. Periorbital b. Ekstrenitas

(10)

H. DIAGNOSA KEPERAWATAN DAN INTERVENSI

1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan malformasi jantung

a. Observasi kualitas dan kekuatan denyut jantung, nadi perifer, warna dan kehangatan kulit

b. Tegakkan derajat sianosis (membran mukosa, clumbing)

c. Monitor tanda-tanda CHF (gelisah, tachicardia, tachipneu, edema, oliguria)

d. Kolaborasi pemberian oksigen

e. Kolaborasi pemberian terapi sesuai indikasi

2. Intoleran aktivitas berhubungan dengan ketidakseimbangan antara suplai dengan kebutuhan

a. Anjurkan anak untuk benyak beristirahat dan hindarkan gangguan pada saat tidur

b. Anjurkan untuk melakukan permainan atau aktivitas yang ringan c. Bantu anak untuk memilih aktivitas yang sesuai dengan usia, kondisi

dan kemampuan anak

d. Hindarkan suhu lingkungan yang terlalu panas atau dingin e. Hindarkan hal-hal yang menyebabkan ketakutan pada anak

3. Resiko tinggi gangguan tumbuh kembang berhubungan dengan tidak adekuatnya suplai oksigen dan nutrisi ke jaringan

a. Berikan nutrisi yang sesuai dengan umur dan yang adekuat b. Berikan waktu yang teratur untuk istirahat

c. Berikan stimulasi tumbuh kembang sesui tingkatan usia d. Tingkatkan interaksi orang tua dan anak

e. Libatkan keluarga untuk tetap memberikan stimulasi selama dirawat 4. Perubahan peran orang tua berhubungan dengan hospitalisasi anak,

(11)

a. Beri kesempatan orang tua untuk mengekspresikan perasaan terhadap penyakit yang diderita anaknya

b. Eksplorasi perasaan orang tua mengenai perasaan ketakutan, rasa bersalah, berduka dan perasaan tidak mampu

c. Berikan informasi tentang kondisi anak untuk mengurangi ketakutan d. Libatkan orang tua dalam perawatan anak selama di rumah sakit

e. Berikan dorongan pada keluarga untuk melibatkan anggota keluarga lain dalam perawatan anak

H. EVALUASI

1. Tanda-tanda vital anak berada dalam batas normal sesuai dengan usia. 2. Anak berpartisipasi dalam aktivitas fisik yang sesuai dengan usia. 3. Anak bebas dari komplikasi pascabedah.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Tetralogi fallot (TOF) merupakan penyakit jantung sianotik yang paling banyak ditemukan dimana tetralogi fallot menempati urutan

(12)

keempat penyakit jantung bawaan pada anak setelah defek septum ventrikel,defek septum atrium dan duktus arteriosus persisten,atau lebih kurang 10-15 % dari seluruh penyakit jantung bawaan, diantara penyakit jantung bawaan sianotik Tetralogi fallot merupakan 2/3 nya. Tetralogi fallot merupakan penyakit jantung bawaan yang paling sering ditemukan yang ditandai dengan sianosis sentral akibat adanya pirau kanan ke kiri.

Daftar pustaka

Betz, L.Cecily & Linda A. Sowden. 2002. Keperawatan pediatric edisi 3. Kedokteran EGC. Jakarta

(13)

Meadow, roy & Simon Newell. 2005. Lecture NotesPediatrika edisi 7. Erlangga. Jakarta

Referensi

Dokumen terkait

Semakin berat stenosis arteri puhnonalis, semakin keeil diameternya.':' Saat ini digunakan rasio Me Goon untuk pemi1ihan tindakan bedah pada penyakit jantung bawaan yang

Aorta; KOARK= Koarktasio Aorta; PJBN-TD= penyakit jantung bawaan non- sianotik, tidak dirinci; TF=Tetralogy of Fallot; TAB= Transposisi Arteri Besar; VKAJKG= ventrikel kanan

Aorta; KOARK= Koarktasio Aorta; PJBN-TD= penyakit jantung bawaan non- sianotik, tidak dirinci; TF= Tetralogy of Fallot ; TAB= Transposisi Arteri Besar; VKAJKG= ventrikel kanan

Penyakit Jantung Bawaan (PJB) non sianotik adalah kelainan struktur dan fungsi jantung yang dibawa lahir yang tidak ditandai dengan sianosis; misalnya lubang di

 AO bersifat soliter atau multipel. Yang multipel biasanya ditemukan pada penyakit jantung bawaan sianotik; adanya shunt kanan ke kiri akan menyebabkan darah

xiii PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK PADA ANAK LAKI-LAKI BERUSIA 4 TAHUN : LAPORAN KASUS ...296 ANAK PEREMPUAN BERUSIA 2 TAHUN DENGAN OTITIS MEDIA AKUT STADIUM HIPEREMIS ...307

ISSN : 2721-2882 296 PENYAKIT JANTUNG BAWAAN SIANOTIK PADA ANAK LAKI-LAKI BERUSIA 4 TAHUN : LAPORAN KASUS Cyanotic congenital heart disease in a 4 year old boy : case report Jimly