• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dosen Pembimbing: Imam Baihaqi S.T., M.Sc., Ph.D Dosen Ko Pembimbing: Yudha Prasetyawan S.T., M.Eng

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Dosen Pembimbing: Imam Baihaqi S.T., M.Sc., Ph.D Dosen Ko Pembimbing: Yudha Prasetyawan S.T., M.Eng"

Copied!
66
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISA VALUE CHAIN UNTUK PENINGKATAN NILAI TAMBAH

INDUSTRI PENGOLAHAN PADA KOMODITAS PERIKANAN DI

TARAKAN DENGAN PENDEKATAN AHP DAN HOQ

Adinda Moizara Judi

2509100069

Dosen Pembimbing:

Imam Baihaqi S.T., M.Sc., Ph.D

Dosen Ko Pembimbing:

Yudha Prasetyawan S.T.,

M.Eng

(2)

Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di

dunia dengan luas perairan mencapai 5.877.879 km

Indonesia memiliki kekayaan hasil laut yang sangat

beragam, salah satunya adalah pada komoditas

perikanan

(3)

19.665.536

ton

produk perikanan hidup

13.896 ton

produk perikanan mati

Indonesia mengekspor…..

(4)
(5)

Luas wilayah perairan di Tarakan adalah

61.8%

atau

406,53 km

2

dari total luas

daerah yaitu

657,33 km

2

Produksi Perikanan di Tarakan mencapai

8.560

ton

per tahun

Produk Domestik Regional Bruto Kota Tarakan

untuk sub sektor perikanan

Rp 390.3 milyar

atau 7.45%

(BPS, 2008)

(6)

0 10 20 30 40 50 60 70 80 2005 2006 2007 2008 2009 Po te nsi da n Pr oduk P er ik ana n Tahun Penangkapan di Laut Budidaya Air Payau Budidaya Ikan Tawar

Potensi Produksi Perikanan di

Tarakan 2005-2009

(7)

Perkembangan Nilai Produk Domestik

Bruto UKM

BPS 2008 1400000 1800000 2200000 2600000 3000000 2005 2006 2007 2008 Jum la h Tahun

Nilai Produk Domestik Bruto

(8)

0 10000000 20000000 30000000 40000000 50000000 60000000 70000000 80000000 90000000 100000000 2005 2006 2007 2008 83233793 85416493 88739744 90896270 47102744 48929636 49824123 51257537 Ju m la h Tahun

Penyerapan Tenaga kerja Jumlah Usaha

Perkembangan Penyerapan Tenaga

Kerja dan Jumlah Usaha UKM

(9)

Dengan potensi perikanan yang besar, Kota

Tarakan memiliki peluang yang sangat besar untuk

meningkatkan industri pengolahan produk

perikanan

Pemasaran Hasil Perikanan meliputi perdagangan

ekspor, udang beku, ikan segar dan perdagangan antar pulau

(Tarakan Dalam Angka, 2010)

Produksi Ikan Olahan

meliputi pengeringan, ebi, dan pembekuan

(Tarakan Dalam Angka, 2010)

(10)

Dibutuhkan penelitian yang dapat memberikan

nilai tambah pada produk unggulan dengan

mengidentifikasi permasalahan dan peluang

perbaikan pada setiap rantai

Dibutuhkan penelitian yang dapat

mengidentikasi permasalahan yang terjadi

untuk dapat memberikan rekomendasi

perbaikan pada industri pengolahan (UKM)

komoditas unggulan perikanan

(11)

Perumusan Masalah

Bagaimana memilih komoditas unggulan dan melakukan pemetaan

value chain komoditas unggulan untuk meningkatkan nilai tambah

produk serta mengetahui permasalahan di sepanjang supply chain khususnya pada industri pengolahan serta langkah perbaikan yang diperlukan pada rantai khususnya perbaikan untuk mengembangkan industri pengolahan komoditas unggulan

(12)

TUJUAN PENELITIAN

Mengetahui komoditas unggulan yang berasal dari sektor perikanan di Tarakan

Memetakan rantai nilai dari komoditas unggulan

Mengidentifikasi permasalahan pada setiap mata rantai di

value chain khususnya pada industri pengolahan untuk

mengetahui aspek berpotensi yang harus diperbaiki dalam pengembangan industri pengolahan

Memberikan rekomendasi perbaikan untuk industri pengolahan komoditas unggulan melalui identifikasi kebutuhan UKM

(13)

MANFAAT PENELITIAN

Dapat mengetahui komoditas unggulan dalam sektor perikanan di Tarakan sehingga komoditas unggulan dapat dikelola dengan lebih baik

Dapat menjadi referensi untuk mengembangkan potensi UKM dalam bidang perikanan khususnya di Tarakan

Dapat menjadi referensi untuk mengetahui

pemetaan rantai pasok dan stakeholder sehingga dapat melakukan perbaikan pada elemen pada rantai pasok

Dapat menjadi referensi untuk lembaga atau

organisasi lain mengenai cara yang dapat dilakukan untuk mengetahui produk potensial

(14)

Supply Chain Management

Jaringan perusahaan-perusahaan yang secara

bersama-sama bekerja untuk menciptakan dan menghantarkan suatu produk ke tangan pemakai akhir. Perusahaan-perusahaan tersebut biasanya termasuk supplier, pabrik, distributor, toko atau ritel, serta perusahaan-perusahaan pendukung seperti perusahaan logistik (Pujawan & ER, 2010)

(15)

Value Added

Activity,

proses pemberian nilai

tambah

Supply Chain,

Memindahkan produk

dari satu tempat ke

tempat tujuan

(16)

Value

Chain

value chain

merujuk kepada fakta jika produk

mula-mula akan bertambah nilainya dengan adanya

kombinasi dari sumber daya lain seperti alat, tenaga

manusia, pengetahuan dan keahlian, bahan baku

atau produk awal (ILO, 2009)

Value Chain Analysis (VCA) merupakan salah satu

konsep pendekatan bagaimana menambah

aktivitas dan memperbesar nilai produk secara

maksimal dalam tatanan rantai pasok (Stringer, 2009)

(17)
(18)

Supply Chain Management Value Chain UKM AHP HOQ Studi Literatur

Penentuan Kriteria Pemilihan Komoditas Unggulan

Penentuan Alternatif Komoditas Unggulan

Pemilihan Komoditas Unggulan Dengan AHP

A

Analisa Sensitivitas Pada Hasil AHP Volume Produksi Potensi Usaha Sumber Daya Jumlah Usaha Pangsa Pasar

(19)

A

Identifikasi Value Chain

Stakeholder & Value Chain Produk

Evaluasi & Verifikasi Value Chain

Identifikasi HOQ

FGD dan Interview (Verifikasi hasil HOQ)

(20)

Pemilihan Komoditas Unggulan

Kriteria

Volume Produksi Potensi Usaha Sumber Daya Jumlah Usaha Pangsa Pasar

(21)

Alternatif Komoditas Unggulan

Pemilihan Komoditas Unggulan

Udang

1

Rumput

Laut

2

Ikan

Kakap

3

Ikan

Nomei

4

Kepiting

5

Ikan

Bandeng

6

Ikan Tuna

7

(22)

Komoditas Unggulan

Kriteria 1 Volume Produksi Kriteria 2 Potensi Usaha Kriteria 3 Sumber Daya Kriteria 4 Jumlah Usaha Kriteria 4 Jumlah Usaha Udang Rumput

Laut Ikan Kakap Nomei Ikan Kepiting Bandeng Ikan Ikan Tuna

Hirarki Pada AHP

Tujuan

Kriteria

(23)

Pengolahan Data AHP

Perbandingan

Berpasangan Pada Kriteria & Alternatif

This image cannot currently be displayed.

a11 = 1

jika aij = a maka aji = 1/a

Consistency Index (CI) This image cannot currently be displayed.

n = kriteria atau alternatif yang dibandingkan

λ max = nilai eigen yang terbesar dari matrik perbandingan berpasangan orde n

Consistency Ratio (CR) This image cannot currently be displayed.

CI = consistency index

(24)

Perbandingan Antar Kriteria

Volume Produksi Potensi Usaha Sumber Daya Jumlah Usaha Pangsa Pasar Volume Produksi 1 0.170 0.236 2.909 0.338 Potensi Usaha 5.875 1 1.319 4.317 0.549 Sumber Daya 4.227 0.757 1 2.108 0.773 Jumlah Usaha 0.343 0.231 0.474 1 0.251 Pangsa Pasar 2.954 1.820 1.291 3.981 1 Jumlah 14.400 3.980 4.322 14.315 2.912 Potensi Usaha Komoditas Udang Rumput

Laut Kakap Ikan Nomei Ikan Kepiting Bandeng Ikan Ikan Tuna Udang 1 1.505 2.982 2.982 1.865 1.544 2.772 Rumput Laut 0.664 1 2.917 3.138 2.667 1.009 3.057 Ikan Kakap 0.335 0.342 1 1.169 0.557 0.466 0.539 Ikan Nomei 0.335 0.318 0.854 1 0.378 0.340 0.774 Kepiting 0.535 0.374 1.794 2.642 1 0.707 2.559 Ikan Bandeng 0.647 0.990 2.144 2.934 1.207 1 2.642 Ikan Tuna 0.360 0.327 1.852 1.291 0.390 0.378 1 Jumlah 3.878 4.859 13.547 15.160 8.067 5.447 13.346

Pengolahan Data AHP

Perbandingan Berpasangan Antar kriteria Antar alternatif pada setiap kriteria

(25)

Kriteria Volume Produksi Potensi Usaha Sumber Daya Jumlah Usaha Pangsa Pasar Bobot Volume Produksi 0.069 0.043 0.055 0.203 0.116 0.097 Potensi Usaha 0.408 0.251 0.305 0.302 0.189 0.291 Sumber Daya 0.294 0.190 0.231 0.147 0.266 0.226 Jumlah Usaha 0.024 0.058 0.110 0.070 0.086 0.070 Pangsa Pasar 0.205 0.457 0.299 0.278 0.343 0.317

Pengolahan Data AHP

Normalisasi Matriks Keterkaitan

Antar kriteria Antar alternatif pada setiap kriteria Volume Produksi

Komoditas Udang Rumput

Laut Ikan Kakap Ikan Nomei Kepiting Ikan Bandeng Ikan Tuna Bobot Udang 0.251 0.229 0.285 0.243 0.229 0.286 0.209 0.247 Rumput Laut 0.209 0.191 0.160 0.137 0.296 0.162 0.187 0.192 Ikan Kakap 0.078 0.106 0.089 0.089 0.069 0.099 0.093 0.089 Ikan Nomei 0.078 0.106 0.076 0.076 0.072 0.064 0.049 0.074 Kepiting 0.136 0.080 0.158 0.131 0.123 0.140 0.194 0.137 Ikan Bandeng 0.159 0.212 0.162 0.212 0.159 0.180 0.194 0.183 Ikan Tuna 0.088 0.075 0.071 0.113 0.052 0.068 0.074 0.077

(26)

Pengolahan Data AHP

Perhitungan Nilai CI, RI dan CR

CI RI CR

0.095 1.12 0.0848

Antar kriteria

Antar alternatif pada tiap kriteria

No Kriteria CI RI CR 1 Volume Produksi 0.023 1.32 0.018 2 Potensi Usaha 0.022 1.32 0.016 3 Sumber Daya 0.005 1.32 0.004 4 Jumlah Usaha 0.024 1.32 0.018 5 Pangsa Pasar 0.013 1.32 0.01

Consistency index digunakan untuk mengetahui kesalahan penilaian yang dilakukan. Semakin mendekati nol maka penilaian semakin

konsisten

Consistency ratio digunakan untuk melihat konsisten atau tidak jawaban responden apabila nilai CR > 0,1 maka jawaban tersebut dianggap gugur, atau tidak konsisten

(27)

Pengolahan Data AHP

Kriteria Bobot Urutan %

Volume Produksi 0.097 4 10% Potensi Usaha 0.291 2 29% Sumber Daya 0.226 3 23% Jumlah Usaha 0.07 5 7% Pangsa Pasar 0.317 1 32% Perekapan Bobot Antar kriteria

Antar alternatif pada tiap kriteria

Komoditas

Kriteria

Volume Produksi Potensi Usaha Sumber Daya Jumlah Usaha Pangsa

Pasar Udang 0.247 0.244 0.246 0.247 0.262 Rumput Laut 0.192 0.221 0.239 0.237 0.196 Ikan Kakap 0.089 0.072 0.076 0.068 0.075 Ikan Nomei 0.074 0.064 0.070 0.071 0.068 Kepiting 0.137 0.138 0.109 0.117 0.129 Ikan Bandeng 0.183 0.179 0.171 0.171 0.180 Ikan Tuna 0.077 0.082 0.089 0.088 0.089

(28)

Komoditas Unggulan Terpilih

Alternatif Bobot Urutan

Udang 0.251 1 Rumput Laut 0.216 2 Ikan Kakap 0.075 6 Ikan Nomei 0.068 7 Kepiting 0.127 4 Ikan Bandeng 0.177 3 Ikan Tuna 0.086 5

Melalui hasil perkalian matriks akan dipilih alternatif dengan nilai bobot tertinggi

(29)

Untuk mengetahui apakah komoditas udang tetap terpilih sebagai komoditas unggulan ketika terjadi perubahan pada kriteria, maka dilakukan analisa

sensitivitas terhadap prioritas pemilihan alternatif

komoditas unggulan

Analisa Sensitivitas

Trial & Error

Kriteria Analisa Sensitivitas Urutan Alternatif

Volume Produksi

Naik 10% Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei Turun 5%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei

Potensi Usaha

Naik 20%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei Turun 10% Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna,

Ikan Kakap, Ikan Nomei

Sumber Daya

Naik 10%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei Turun 10%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei Turun 10%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei

Jumlah Usaha

Naik 20% Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei Turun 2%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei Pangsa Pasar Naik 10%

Udang, Rumput Laut, Ikan Bandeng, Kepiting, Ikan Tuna, Ikan Kakap, Ikan Nomei

(30)

Value Chain Komoditas Unggulan (Udang)

Proses Inti Pada Value Chain

Input Produksi Pengumpulan Pengolahan Perdagangan Konsumsi

Value Chain Stakeholder

Supplier Bibit Pakan Udang Obat hama Nelayan Petambak Cold

Storage Eksportir Ekspor Pasar

Supplier Bibit, Pakan Udang, Obat hama Nelayan Petambak Pengepul UKM Pengolah Hasil Udang Supermarket Pengecer

Grosir Rumah Tangga Restoran Antar Pulau

(31)

Identifikasi Masalah Pada Value Chain

Supplier

Bibit udang yang berasal dari Tarakan tidak memiliki

kualitas sebaik bibit udang dari Pulau Jawa karena

kondisi alam pada Pulau Tarakan tidak cocok untuk digunakan sebagai tempat pembiakan bibit udang (benur)

96% bibit yang berasal dari Pulau Jawa

mempengaruhi harga jual udang

Kurangnya penyediaan benih udang yang unggul

Belum adanya sistem kontrak dengan

(32)

Peluang Perbaikan Pada Value Chain

Mempercepat

pembangunan Balai Benih

Udang

Adanya sistem kontrak

kerjasama antara supplier

bibit dengan petambak

(33)

Identifikasi Masalah Pada Value Chain

Nelayan & Petambak

Kurangnya kontrol dan manajemen pada tambak Jumlah hasil tangkapan nelayan maupun hasil tambak tidak menentu

Belum adanya kebijakan yang mengatur tentang penjualan udang hasil nelayan dan petambak sehingga masih terdapat praktek tidak sehat seperti harga ditetapkan sebelah pihak, nelayan dan petambak diharuskan menjual kepada pengepul

Kesulitan bagi nelayan atau petambak untuk menentukan harga hasil tangkap atau panen Kurangnya peran asosiasi dalam penampungan dan pemasaran hasil nelayan dan petambak

(34)

Untuk petambak diberikan penyuluhan

tentang cara pengelolahan tambak yang

baik sehingga hasil panen udang

memenuhi standar kualitas. Sedangkan untuk nelayan kontrol terhadap kualitas tidak dapat dilakukan karena hasil

tangkap ikan bergantung dari alam.

Pencatatan secara rutin mengenani

jumlah hasil tangkapan dan budidaya

Penguatan peran asosiasi baik yang

berupa KUD maupun koperasi dan pengadaan TPI

(35)

Identifikasi Masalah Pada Value Chain

Pengepul

Peran pengepul terlalu sentral dan kuat dalam

menentukan harga

Peluang Perbaikan Pada Value Chain

Adanya kebijakan pemerintah yang mengatur tentang pengumpulan

(36)

UKM Pengolah Hasil Udang

Pemasaran produk

masih sangat terbatas

Produk UKM masih susah untuk diperoleh karena tidak adanya

toko atau sentra khusus dan informasi

mengenai produk unggulan

Jumlah produksi yang tidak menentu pada

tiap periode

Permintaan pasar untuk produk olahan udang tidak dapat diprediksi karena tidak

adanya komunikasi yang lancar antara UKM dengan pembeli

Harga bahan baku

udang maupun bahan pendukung lainnya yang masih relatif

mahal mempengaruhi

harga jual produk

(37)

UKM Pengolah Hasil Udang

Identifikasi Masalah Pada Value Chain

Kualitas pengolahan produk belum memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah Kurangnya pengetahuan tentang pengolahan udang sehingga variasi produk sangat sedikit

Tidak adanya modal usaha

(38)

Peluang Perbaikan Pada Value Chain

Adanya informasi yang mudah diakses mengenai produk Memberikan pelatihan pemasaran produk

Pembenahan infrasturktur dan sarana transportasi

Mendirikan sentra UKM sehingga masyarakat dapat dengan mudah memperoleh produkunggulan yang berupa olahan udang

Menjalin kerja sama sehingga dapat diketahui bahwa produk yang dijual di toko sudah habis

UKM dapat memperoleh langsung bahan baku dari pihak nelayan atau pembudidaya tanpa melalui pengepul melainkan bisa

langsung pada nelayan

Mengikuti program pembinaan dan pengawasan mutu Pelatihan pengolahan produk udang

(39)

Identifikasi Masalah Pada Value Chain

Pasar dan Grosir

Harga masih relatif tinggi karena udang diambil dari

pengepul

Supermarket

Porduk olahan

udang tidak selalu tersedia

Peluang Perbaikan Pada Value Chain

Adanya peraturan dari pemerintah mengenai pengepulan yang dapat menjamin tidak adanya

praktek tidak sehat

Menjalin aliran

informasi yang baik sehingga tidak

terjadi lost sale atau

(40)

Value Chain Produk Eksisting

Supplier Bibit Pakan Udang Obat hama Nelayan Petambak Pengepul UKM (Ebi, Terasi, Abon Udang,Pastel) Pengecer Grosir Rumah Tangga Parar Ekspor Cold Storage (Udang Beku) Supermarket Eksportir

Udang Daging Udang

Ebi Pembekuan Terasi Abon Udang Pastel Abon Udang

(41)

Pertambahan Nilai

Harga Daging

Udang Kebutuhan Harga Produk Harga

Rp 45.000/kg 1 kg udang Rp 40.000 1 kg Ebi Rp 45.000

Rp 85.000/kg 1 kg udang Rp 85.000 1 kg Udang Beku Rp 110.000

Rp 45.000/kg 500 gr udang Rp 20.000 800 gr terasi Rp 32.000

Rp 45.000/kg 500 gr udang Rp 20.000 1 kg Abon Udang Rp 80.000

Rp 45.000/kg 150 gr udang Rp 6.750 500 gr Pastel Abon

(42)

Value Chain Produk Rekomendasi

Udang

Daging

Udang

Udang Gulung Ekado Kerupuk Abon Udang Dimsum Pastel Abon Udang Petis Siomay Kaki Naga Udang Bakso Udang Ebi Tempura Nugget Udang Beku

(43)

Tabel Pertambahan

Nilai

No Harga Daging

Udang Kebutuhan Harga Produk Harga

1 Rp 45.000/kg 175 gr daging udang Rp 7,875.00 500 gr ekado Rp 60,000.00 2 Rp 45.000/kg 300 gr daging udang Rp13,500.00 500 gr siomay Rp 20,000.00 3 Rp 45.000/kg 200 gr daging udang Rp 9,000.00 500 gr udang gulung Rp 15,000.00 4 Rp 45.000/kg 250 gr daging udang Rp 9,000.00 500 gr kaki naga udang Rp 40,000.00 5 Rp 45.000/kg 250 gr daging udang Rp11,250.00 200 gr kerupuk Rp 34,945.00 6 Rp 45.000/kg 250 gr daging udang Rp11,250.00 350 gr bakso udang Rp 21,000.00 7 Rp 45.000/kg 500 gr daging udang Rp22,500.00 1 kg Abon Udang Rp 80,000.00 8 Rp 45.000/kg 1 kg daging udang Rp40,000.00 1 kg Ebi Rp 45,000.00 9 Rp 45.000/kg 350 gr daging udang Rp15,750.00 500 gr Dimsum Rp 40,000.00 10 Rp 50.000/kg 800 gr daging udang Rp40,000.00 1 kg tempura Rp 60,000.00 11 Rp 45.000/kg 150 gr daging udang Rp 6,750.00 500 gr Pastel Abon Udang Rp 35,000.00 12 Rp 45.000/kg 350 gr daging udang Rp15,750.00 700 gr Nugget Rp 70,000.00 13 Rp 45.000/kg 150 gr daging udang Rp 6,750.00 200 gr petis Rp 12,000.00 14 Rp 85.000/kg 1 kg udang Rp 8,500.00 1 kg Udang Beku Rp 110,000.00

(44)

Value Chain Produk Rekomendasi

Udang Kulit & Kepala Udang

Petis Terasi Silase Tepung Udang Khitosan Proterin Pakan Ternak Edibel Coating Pengawet makanan Pengawet makanan

(45)

Tabel Pertambahan Nilai

No

Harga Kulit &

Kepala Udang Kebutuhan Harga Produk Harga

1 Rp 2000/kg 500 gr kulit atau kepala udang Rp 1,000.00 100 gr petis Rp 4,500.00 2 Rp 2000/kg 500 gr kulit atau kepala udang Rp 1,000.00 8 gr terasi Rp 9,000.00 3 Rp 2000/kg 100 gr kulit udang Rp 200.00 0.1 lt Silase Rp 1,050.00 4 Rp 2000/kg 1 kg kulit atau kepala udang Rp 2,000.00 800 gr tepung udang Rp 2,800.00

(46)
(47)

Penentuan Atribut

Terdapat lima atribut menurut penelitian Herr (2007)

yang digunakan

Efisiensi Sistem Kualitas Produk Produk

Diferensiasi Peningkatan

Lingkungan

Sosial Lingkungan Bisnis Peningkatan

Harga Fasilitas Produktifitas

Pemasaran Modal Usaha

(48)

Competitive Advantage

Efisiensi Sistem 1. Pemenuhan permintaan yang cepat 2. Economies of scale 3. Pendapatan Meningkat 4. Minimalisasi Biaya 5. Produktivitas Meningkat 6. Minimalisasi delay Kualitas Produk

1. Produk lebih tahan lama 2. Peningkatan daya saing 3. Meningkatkan kompetensi

produk dipasar

4. Demand meningkat

Produk Diferensiasi

1. Produk berbeda dengan kompetitor

(49)

Competitive Advantage

Peningkatan Lingkungan Sosial 1. Loyalitas pekerja 2. Produktifitas meningkat 3. Kesejahteraan pekerja Peningkatan Lingkungan Bisnis

1. Adanya informal atau formal rules

2. Availability meningkat 3. Kapasitas perusahaan

meningkat

4. Adanya kerangka kerja

Harga 1. Persaingan pasar meningkat

Fasilitas

1. Adanya sarana dan prasarana yang baik

2. Proses pengolahan sudah tidak tradisional

(50)

Competitive Advantage

Produktifitas 1. Produk yang dihasilkan lebih banyak

2. Produk lebih berkualitas 3. Pekerja menjadi lebih

kompetitif

Pemasaran 1. Produk lebih mudah didapatkan

2. Prodik mudah dikenal oleh masyarakat

1. Kemudahan dalam

pengembangan usaha 2. Peningkatan produksi

(51)

Respon Teknis

Melalui hasil wawancara dan brainstorming dengan

ekspert didapatkan 16 respon teknis

Akses Informasi Ketersediaan Bahan Baku Proses Pengolahan Bahan Baku Packaging Variasi Produk Meminimumkan Lead Time Ketersediaan K3 Jaminan Kesehatan Sop Regulasi Hukum Kredit Mikro Teknologi Pengolahan Udang Pelatihan Pengolahan Bahan Baku Pelatihan Pemasaran Produk Pelatihan Peningkatan Mutu Produk

(52)

Perhitungan Nilai Tingkat Kepentingan

Atribut Competitive Advantage (Ci) Tingkat Kepentingan

Efisiensi Sistem

Pemenuhan permintaan yang

cepat 8 Economies of scale 8 Pendapatan meningkat 8 Minimalisasi biaya 8 Produktivitas meningkat 8 Minimalisasi delay 8 Kualitas Produk & Spesifikasi

Produk

Produk Tahan Lebih Lama 7 Peningkatan daya saing 8 Meningkatkan kompetensi

produk di pasar 8

Demand meningkat 8 Produk diferensiasi

Produk berbeda dengan

kompetitor 7

Menarik minat pembeli 8 Peningkatan Lingkungan Sosial

Loyalitas pekerja 8 Produktifitas meningkat 8 Kesejahteraan pekerja 8

(53)

Perhitungan Nilai Tingkat Kepentingan

Atribut Competitive Advantage (Ci) Tingkat Kepentingan

Peningkatan Lingkungan Bisnis

Adanya Informal atau formal

rules 8

Availability meningkat 8 Kapasitas perusahaan meningkat 8 Adanya framework (kerangka

kerja) 8

Harga Persaingan pasar meningkat 8 Fasilitas

Adanya sarana dan prasarana yang baik (ketersediaan peralatan seperti alat tangkap)

9 Proses pengolahan sudah tidak

tradisional 7

Produktifitas

Produk yang dihasilkan lebih

banyak 7

Produk lebih berkualitas 9 Pekerja menjadi lebih kompetitif 8 Pemasaran

Produk mudah didapatkan 8 Produk mudah dikenal

masyarakat 8

Modal Usaha

Kemudahan dalam

pengembangan usaha 8 Peningkatan Produksi 8

(54)

Perhitungan Nilai Besar Pengaruh

No Respon Teknis (Rj) Besar Pengaruh

1 Akses Informasi 8

2 Ketersediaan Bahan Baku

9 3 Proses Pengolahan Bahan

Baku 8

4 Packaging 8

5 Variasi Produk 7

6 Meminimumkan Lead Time

8 7 Ketersediaan K3 6 8 Jaminan Kesehatan 7 9 SOP 8 10 Regulasi Hukum 8 11 Kredit Mikro 7 12 Teknologi Pengolahan Udang 8

13 Value Added Pada

Komoditas Udang 7 14 Pelatihan Pengolahan Bahan

Baku 7

15 Pelatihan Pemasaran Produk

8 16 Pelatihan Peningkatan Mutu

(55)

Perhitungan Nilai Potensi

This image cannot currently be displayed.

Rj = besar pengaruh pada setiap

respon teknis

Ci = tingkat kepentingan pada setiap

competitive advantage

Iij = korelasi atau interaksi antara

competitive advantage ke-i dengan

respon teknis ke-j.

Respon teknis Nilai Potensi

Akses Informasi 6056

Ketersediaan Bahan Baku 4194 Proses Pengolahan Bahan Baku 5848

Packaging 4600

Variasi Produk 1876 Meminimumkan Lead Time 3304 Ketersediaan K3 336 Jaminan Kesehatan 1512

SOP 1536

Regulasi Hukum 512

Kredit Mikro 336

Teknologi pengolahan udang 1152 Value Added pada komoditas

udang 497

Pelatihan Pengolahan Bahan

Baku 742

Pelatihan Pemasaran Produk 448 Pelatihan Peningkatan Mutu

(56)

Potensi Akses Informasi

Media

Pemasaran

Pembenahan situs sesmi Pemerintah sebagai

sarana pengenalan produk kepada

masyarakat

Media informasi lokal seperti tourism

information, baliho atau

spanduk yang

menjelaskan tentang produk lokal

Mendirikan pusat oleh-oleh atau sentra UKM yang menjual produk unggulan

(57)

Potensi Proses Pengolahan Bahan Baku

Pengolahan

Bahan Baku

Adanya Sertifikat

Produksi Pangan

Industri Rumah

Tangga (PIRT)

Penggunaan

Teknologi Tepat

Guna

Pelatihan

pengolahan udang

menjadi produk

olahan

(58)

Potensi Packaging

Packaging

Pelatihan desain

kemasan produk

Mengadakan

pemesanan

secara mass

(Mass order)

(59)

Melalui hasil pemilihan alternatif komoditas unggulan

sektor perikanan Kota Tarakan dengan menggunakan

AHP didapatkan bobot tertinggi berada pada

komoditas udang dengan bobot sebesar 0.251

Melalui studi lapangan diketahui bahwa hingga saat ini

produk olahan udang di Kota Tarakan hanya terdiri dari lima

jenis produk yaitu ebi, udang beku, terasi, abon udang dan

pastel abon udang. Dimana produk ini hanya memanfaatkan

bagian inti dari udang. Dari hasil studi lapangan dan studi

literatur didapatkan 14 produk turunan dari udang yang

dapat di produksi untuk skala UKM dan diidentifikasi juga

produk sampingan seperti petis, terasi, tepung udang dan

silase yang digunakan sebagai bahan dasar khitosan dan

protein pakan ternak

(60)

Permasalahan utama dalam value chain

supplier adalah kurangnya persediaan bibit unggul yang dapat

dipasok pada petambak yang menyebabkan kurangnya pasokan benur dan belum adanya sistem kontrak dengan pembudidaya

petambak, tidak adanya control dan maintenance pada tambak

menyebabkan berkurangnya jumlah tambak yang berdampak pada penurunan jumlah udang.

petambak dan juga nelayan adalah adanya praktek tokeh atau

pengepulan yang tidak sehat sehingga nelayan dan petambak

mengalami kesulitan untuk menentukan harga

– pasar dan grosir permasalahan yang teridentifikasi adalah harga udang

yang relatif masih tinggi

– supermarket yang menjual hasil olahan udang permasalahan yang

teridentifikasi adalah produk olahan udang tidak selalu tersedia

UKM adalah kurangnya pengetahuan akan pengolahan produk baik

untuk variasi maupun standar kualitas yang harus dipenuhi, mahalnya

harga bahan baku maupun bahan pendukung dan pemasaran produk yang masih terbatas

(61)

Kebutuhan untuk perbaikan industri pengolahan komoditas

unggulan yaitu UKM dapat dilakukan dengan memperbaiki tiga

aspek yang telah teridentifikasi pada HOQ.

– Perbaikan untuk akses informasi dapat dilakukan dengan

memanfaatkan situs pemerintah maupun media sosial sebagai

media pemasaran yang dapat diakses oleh masyarakat untuk

mengetahui informasi tentang produk hasil olahan udang dan dimana dapat memperoleh produk tersebut dan pendirian sentra UKM

– Perbaikan pada proses pengolahan bahan baku dapat dilakukan dengan memberikan pelatihan mengenai variasi produk olahan udang, melakukan pemrosesan produk sesuai dengan standar

pemerintah dan pemanfaatan teknologi tepat guna yang dapat

membantu proses pengolahan udang menjadi produk olahan

Perbaikan pada packaging dapat dilakukan dengan adanya pelatihan desain kemasan dan mengadakan mass order untuk kemasan produk

(62)

• Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisa dan solusi perbaikan yang lebih mendalam pada elemen value chain lainnya, tidak hanya berfokus pada UKM pengolah produk

• Untuk lebih memperdalam penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan analisa

perbaikan dengan menggunakan metode lain untuk mendukung

output yang dihasilkan

• Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang kemungkinan potensi usaha baru melalui value chain produk yang telah direkomendasikan pada penelitian ini

• Diharapkan adanya peran lebih pemerintah untuk memperhatikan

kinerja dan kesejahteraan UKM

(63)

Agromaret. (2011, Desember). Agromaret Komunitas Agrobisnis. Retrieved Juni 17, 2013, from agromaret.com: http://agromaret.com/post/?cat1=24&cat2=2&cat3=0

Ani, S., Erliza, H., & Encep, H. (2010). Aneka Produk Olahan Limbah Ikan dan Udang. Bandung: Penebar Swadaya.

Dinas Kelautan dan Perikanan, D. (2012). Profil Potensi dan Peluang Investasi Usaha Perikanan. Tarakan: DKP.

Herr, M. (2007). An operational guide to Local Value Chain Development Combining Local Economic

Development (LED) with Value Chain Development (VCD). Colombo, Sri Lanka: International Labour

Organisation.

ILO. (2009). ILO: Value Chain Development for Decent Work: A Guide for Practitioners, Government, and

Private Sector Initiatives. Geneva: ILO Job Creation and Small Enterprise Development.

Indonetwork. (2013, Januari). Indonetwork. Retrieved Juni 14, 2013, from indonetwork.co.id: http://indonetwork.co.id/all/Agraris/Perikanan/0.html

J. S Shin et.al. (2002). Consistency check of a house of quality chart. International Journal of Quality

& Reliability Management Vol. 19 No. 4 .

John R, H., & Don, C. (1988). The House of Quality. Harvard Bussiness Review . Kaplinsky, R., & Morris, M. (2000). A Handbook For Value Chain Research.

Luis Rabelo, H. E. (2006). Value chain analysis using hybrid simulation and AHP. Int. J. Production

Economics 105 (2007) 536-547 .

Agromaret. (2011, Desember). Agromaret Komunitas Agrobisnis. Retrieved Juni 17, 2013, from agromaret.com: http://agromaret.com/post/?cat1=24&cat2=2&cat3=0

(64)

Ani, S., Erliza, H., & Encep, H. (2010). Aneka Produk Olahan Limbah Ikan dan Udang. Bandung: Penebar Swadaya.

Dinas Kelautan dan Perikanan, D. (2012). Profil Potensi dan Peluang Investasi Usaha

Perikanan. Tarakan: DKP.

Herr, M. (2007). An operational guide to Local Value Chain Development Combining Local

Economic Development (LED) with Value Chain Development (VCD). Colombo, Sri Lanka:

International Labour Organisation.

ILO. (2009). ILO: Value Chain Development for Decent Work: A Guide for Practitioners,

Government, and Private Sector Initiatives. Geneva: ILO Job Creation and Small

Enterprise Development.

Indonetwork. (2013, Januari). Indonetwork. Retrieved Juni 14, 2013, from indonetwork.co.id: http://indonetwork.co.id/all/Agraris/Perikanan/0.html

J. S Shin et.al. (2002). Consistency check of a house of quality chart. International

Journal of Quality & Reliability Management Vol. 19 No. 4 .

John R, H., & Don, C. (1988). The House of Quality. Harvard Bussiness Review . Kaplinsky, R., & Morris, M. (2000). A Handbook For Value Chain Research.

Luis Rabelo, H. E. (2006). Value chain analysis using hybrid simulation and AHP. Int.

J. Production Economics 105 (2007) 536-547 .

M. Lies, S. (2004). Aneka Olahan Udang. Jogjakarta: Kanisius.

Maria R, S. (2010). Seri Variasi Olahan Udang. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

(65)

Meehan, J., & Muir, L. (2008). SCM in Merseyside SMEs: benefits and barriers. Faculty

of Business and Law Liverpool John Moores University .

Mesinmakanan. (2012). Mesin makanan. Retrieved Juli 1, 2013, from

mesinmakanan.net: http://www.mesinmakanan.net/search?updated-max=2012-06-15T20%3A46%3A00-07%3A00&max-results=1

Pujawan, I., & ER, M. (2010). Supply Chain Management. Surabay: Tim Guna Widya. S.Y, S. (2008). Variasi Olahan Udang. Tangerang: PT Agro Media Pustaka.

Saaty, T. L. (1990). How to make a decision: The Analytic Hierarchy Process. European

Journal of Operational Research 48 , 9-26.

Tarakan, D. K. (2012). Profil Potensi dan Peluang Investasi Usaha Perikanan. Kota Tarakan: DKP.

• Temponi, C., Yen, J., & Tiao, W. T. (1998). House of quality: A fuzzy logic-based requirements analysis. European Journal of Operational Research 117 , 340-345. UKM, B. (2007-2013). Bisnis UKM. Retrieved Juli 10, 2013, from bisnisukm.com:

http://bisnisukm.com/produk/

Ulrich, K., & Eppinger, S. (2003). Product Design and Development. New York: McGraw-Hill/Irwin.

• Vaidya, O., & Kumar, S. (2004). Analytic Hierarchy Process : An overview of applications. European Journal of Operational Research 169 (2006) 1-29 .

(66)

Gambar

Tabel  Pertambahan
Tabel Pertambahan Nilai

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kecerdasan emosional dan kecerdasan spiritual terhadap kepemimpinan transformasional dan dampaknya terhadap

 Rencana pembelajaran pada suatu mata pelajaran yang mencakup Kompetensi Inti, Kompetensi Dasar, materi pembelajaran, kegiatan pembelajaran, penilaian, alokasi waktu, dan

Kementerian Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Direktorat Jenderal Pembelajaran dan Kemahasiswaan Direktorat Penjaminan Mutu. Peraturan BAN-PT Nomor 59 tahun

Dalam penelitian ini tidak menggunakan teknik sampling karena jumlah karyawan sebagai responden yang akan diteliti kurang dari 30 orang yaitu 28 responden yang

 Guru meminta peserta didik menyelesaikan masalah kontekstual lain yang tersedia dalam LKPD untuk memperdalam pemahaman terkait materi yang sedang dibahas (Critical

• Apabila terdapat keterlambatan setoran bulanan lebih dari 6 (enam) bulan, maka rekening TAKA OCBC NISP akan ditutup otomatis dan setoran bulanan yang telah

Karena ketika berpindah dan keluar dari lingkungan budaya asal dan masuk kedalam lingkungan dengan budaya yang baru serta orang-orang yang berbeda hal ini akan menjadi fenomena

Analisis Pengaruh Kecepatan Fluida Panas Aliran Berlawanan Terhadap Efektivitas Heat Exchanger Tipe Shell And Tube Dengan Penambahan Variasi Dimensi Sirip (Fin)