• Tidak ada hasil yang ditemukan

20160801-05 Usulan E-Audit (Bandi UNS)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "20160801-05 Usulan E-Audit (Bandi UNS)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

USULAN

E-AUDIT

DALAM AUDIT

PERGURUAN TINGGI UNTUK

MENINGKATKAN TATA KELOLA PERGURAN

TINGGI YANG AKUNTABEL DAN

TRANSPARAN

Oleh : Dadit Herdikiagunga, Bandib, Agung Nur Probohudonoc a Inspektur 2 Kementerian Ristek Dikti

b Ketua SPI Universitas Sebelas Maret

cKepala Pusat Studi Transparansi Publik dan Anti Korupsi (Pustapako)

(2)

PENDAHULUAN

Tuntutan melaksanakan tata kelola yang

transparan dan akuntabel (Good Governance

Goverment)

Kemajuan Teknologi dan

(3)

Kondisi

• Indonesia merupakan negara yang besar dengan wilayah yang luas. Dengan jumlah pulau lebih dari 13.000, menjadikan Indonesia sebagai negara yang besar. Pengelolaan

anggaran yang transparan dan akuntabel menjadi hal yang wajib diterapkan di Indonesia.

• Penerapan anggaran yang transaparan dan akuntabel dapat diterapkan apabila

pemerintah/ sektor publik menerapkan Good Governance Goverment dalam sistem pemerintahnya.

(4)

kondisi

• Kemajuan teknologi saat ini sedikit banyak telah mengubah cara dalam bertindak

termasuk juga mempengaruhi akuntansi dan juga proses audit (Marwanto, 2010). Saat ini sangat memungkinkan untuk mengembangkan audit, commerce,

e-communication, e-procurement, e-marketing, e-finance, e-business dan yang terkait dengan bisnis lainya (Chen, Chen, Shao, 2003; Clarke dan Wallsten, 2006; Bojnec dan Fertö, 2009).

• Undang-undang tentang Prinsip Tata Kelola Keuangan yang diatur dalam UU No. 17 tahun 2003 dan UU No. 1 Tahun 2004. Undang-undang tersebut mengatakan bahwa prinsip keuangan negara harus dikelola dengan prinsip Transparan, Akuntabel, Efisien, Efektif, dan memperhatikan rasa keadilan dan kepatuhan. Undang-udang tersebut

(5)

Tujuan Penelitian

Mengkaji Proses Audit Perguruan Tinggi

Menghasilkan usulan mekanisme pelaksanaan

e-audit di pergurruan tinggi yang berbasiskan CAATTs dan

GAS Analisis SWOT terhadap

(6)

Kerangka Teoritis

Agency Relationship Agency Cost Pemanfaatan teknologi informasi Bergesernya paradigma audit saat ini Unsur Kementerian Berkoordinasi dengan SPI (Satuan Pengawas Internal) CAATTs (Computer Assisted Audit Technique Tools) GAS (Generalized Audit Software) Agency Theory di
(7)

E-Audit

E-audit muncul karena kemajuan teknologi seperti saat ini (Fang, 2002). E-audit adalah sebuah mekanisme yang baru dalam proses audit. Dalam penerapan e-audit digunakan pemanfaatan kemajuan teknologi informasi sehingga

pemeriksaan dapat berjalan dengan mudah, efektif, dan efisien. Kemudahan ini diartikan sebagai sebuah sistem tertentu yang menghasilkan kemudahan

sehingga dapat meningkatkan kinerja auditor (Davis, 1989). Tujuan dari e-audit

adalah menerapkan efisiensi dan efektifitas.

• Dalam konteks hubungan keagenan, Jensen, Meckling (1976) menyebutkan adanya biaya agensi (agency cost) untuk mengatasi konflik keagenan. Biaya tersebut terdiri dari tiga yaitu (1) the monitoring expenditures, (2) the bonding expenditure, dan (3) the residual loss. Dalam tiga biaya agensi tersebut terdapat the bonding expenditure yang berarti memperkerjakan auditor guna melakukan audit. Tujuan dari audit ini adalah mengurangi asimetri informasi antara

(8)

Metode Penelitian

Pendekatan Pendekatan penelitian adalah pendekatakan

deskriptif kualitatif

Pengumpulan Sampel

Pengumpulan sampel dengan teknik studi pustaka dan telaah literatur

(9)

CAATTs (

Computer Assisted Audit Technique Tools

).

CAATTs telah diperkenalkan sejak lama untuk membantu auditor untuk

mendeteksi misalnya beberapa penyimpangan atau kesalahan pernyataan

di laporan keuangan. CAATTs dapat membantu auditor untuk melakukan

berbagai tugas audit yang berkaitan dengan teknologi informasi (TI). Rafeq

(2004) mendefinisikan CAATTs sebagai perangkat lunak untuk auditor untuk

mengakses, menganalisis dan menafsirkan data dan menggambar

pendapat untuk tujuan audit. Zhao, Yen, Chang (2004) juga mengatakan

bahwa penggunaan

CAATTs dapat meningkatkan produktifitas serta

meningkatkan fungsi audit

. Janvrin, Lowe, Bierstaker (2008) menyebutkan

bentuk CAATTs adalah GAS (

Generalized Audit Software

) yang

(10)

E-Audit di Indonesia

Menurut Pratama (2013)

e-audit

merupakan

sinergi antara sistem

informasi internal milik BPK-RI (

e-BPK

) dengan sistem Informasi

Internal milik auditee (

auditee

)

dimana sinergi tersebut membentuk

jaringan komunikasi. Sedangkan Nograšek (2011) dan Fang (2002)

berpendapat bahwa

e-audit

merupakan media yang memungkinkan

auditor dan auditee terhubung melalui teknologi informasi

.

(11)

Piloting dan usulan pelaksanaan e audit

Piloting E-audit

Tiga hal yang perlu dipersiapkan:

1. Mempersiapkan sumber daya

manusia yang memadai

2. Mempersiapkan sarana dan

prasarana

3. Memersiapkan SOP (Standar

Operating) atau regulasi yang

mengatur teknis pelaksanaan

e-audit

Teknis Pelaksanaan E-Audit di

Perguran Tinggi

1. Menetapkan Risiko

2. Mempersiapkan Portal

e-audit

3. Setelah itu menerapkan

(12)

Langkah-langkah yg harus disiapkan

Sumber daya manusia

termasuk dalam urutan pertama tahap persiapan

piloting

e-audit

karena menurut menurut beberapa ahli menyebutkan

bahwa sumber daya manusia

(people human resource)

atau

user

merupakan pendukung yang sangat penting untuk terciptanya

e-readiness

(McAdam dan Donaghy, 1999; Azab, Kamel, Dafoulas, 2009; Park,

Choi, Bok, 2013). Menurut Okab (2013) salah satu

tantangan

e-audit

juga

bersal dari

kurangnya auditor yang memiliki kualifikasi/ kemampuan

(13)

langkah2

Kemudian untuk memudahkan berkomunikasi, berkoordinasi, dan

melakukan evaluasi antara auditor diperlukan : 1)

Mailing list

yang

beranggotakan

person in charge

dan anggota auditee yang terlibat

dalam

piloting e-audit

; 2)

Ruang operasi

yang digunakan untuk

(14)

langkah3

Untuk SOP (

Standar Operating)

atau regulasi dibuat berdasarkan

tingkat kebutuhan. Secara umum SOP yang dibuat harus mengatur

proses dan mekanisme, sebaiknya

SOP berisi Jukinis (Petunjuk

Teknis) Implementasi

e-audit

, Juknis (Petunjuk Teknis) Tindak Lanjut

Rekomendasi BPK, Juknis (Petunjuk Teknis) Pengelolaan Kertas Kerja

Audit, dan SOP sistem manajemen pemeriksaan. Setidaknya

SOP

harus mengatur sebagai berikut:

1) Perencanaan

yang mengatur

assesment

kesiapan Teknologi Informasi entitas;

2)

Implementasi

yang mengatur

pengelolaan data dan pemeliharaan sarana

Tekhnologi Informasi

; dan

3)

Pengendalian yang mengatur masalah

(15)

Resiko penggunaan TI

• Proses e-audit dimulai dengan penilaian risiko audit. Arens, Elder, Beasley (2012) mengatakan bahwa penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan

pengendalian internal, teknologi informasi juga bisa mempengaruhi risiko pengendalian secara keseluruhan. Beberapa risiko penggunaan teknologi

informasi dalam audit diterangkan sebagai berikut:

Jejak Audit yang berkurang

• Dalam kaitannya dengan teknologi informasi, komputer lebih sering digunakan. Komputer menyebabkan jejak audit menjadi berkurang.

Risiko terhadap data dan perangkat keras

• Penggunaan teknologi informasi yang tidak bisa lepas dari proses audit

menyebabkan beberapa risiko ikut melingkupinya. Contohnya: Ketergantungan pada kemampuan kerja perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak

(software), Kesalahan acak dan kesalahan yang sistematik, Akses yang tidak diotorisasi, Data yang hilang.

(16)

Faktor penentu resiko audit di sektor publik

• Menurut beberapa penelitian seperti yang dilakukan (Tubbs, 1992; Yousef, 1998; Anandarajan, Kleinman, Palmon, 2008; Probohudono et al 2015) menjelaskan bahwa terdapat beberapa faktor yang membangun risiko audit dalam sektor publik, faktor tersebut adalah:

Geografi, demografi, dan topology

• Budaya (culcure)

• Umur pemerintah daerah (Maturity of organization)

• Umur dari seseorang (maturity of people)

• Kemampuan auditor dalam wilayah yang ditetapkan (Auditor's capability in the assigned region)

• Penilain risiko untuk auditor yang berbeda (Risk assessment for different auditors)

• Tingkat pendidikan (Expertise/education level)

(17)

Gambaran umum pelaksanaan e-audit berbasis CAATTs) Load Rekam Laporan Tran sfer Kirim Pack agin g Extra ct I n t e r n e t a t a u i n t r a n e t

Auditee E- Audit Pemeriksa

E-Inspektorat LK

DB AK Master AK Document Management

(DM)

Pusat Data IMG Link and Match

Analysis Dokumen Sumber PORTAL Pemeriksaan Peraturan PIC Auditee Pemeriksa

Badan dan Pimpinan Inspektorat LHP

Generated

(18)

Jabaran Gambaran Umum Pelaksanaan E-Audit

1. Auditee (Perguran Tinggi) mempersiapkan data yang akan digunakan untuk proses audit. Auditee

mengirimkan data tersebut (mengupload) melalui jaringan internet ke portal yang sudah disiapkan.

2. Kemudian dari data yang dikirimkan auditee akan diakses oleh bagian Pusat Pengelolahan Data

Inspektorat Jenderal. Bagian Pusat Pengelolaan Data Inspektorat Jenderal kemudian menganalisis data

dengan menggunakan aplikasi tertentu. Hasil analisis tersebut kemudian diupload oleh bagian Pusat

Pengelolaan Data Inspektorat Jenderal ke database Inspektorat Jenderal.

3. Kegiatan e-audit menuntut untuk saling berkoordinasi antara bagian Pusat Pengelolaan Data Inspektorat

Jenderal dengan tim auditor. Ditambah peran dari tim perencanaan dan tim penilai yang melaksanakan tugas pengawasan dan pengevaluasian aktivitas-aktivitas terkait dengan peroses audit.

4. Setelah data berhasil diupload di database Inspektorat Jenderal kemudian auditor Inspektorat Jenderal

akan mengakses data tersebut. Data dinilai, diperiksa, dan disesuiakan dengan prosedur pemeriksaan dan standar pemeriksaan.

5. Tim auditor dapat meminta tambahan data kepada bagian Pusat Pengelolaan Data untuk tujuan

kelengkapan data atau dokumen selama proses e-audit berlangsung.

6. Tim audit Inspektorat Jenderal akan melakukan prosedur konfirmasi, klarifikasi, rekonsiliasi, dan verivikasi

berdasarkan temuan audit kepada auditee (perguran tinggi)

7. Setelah semua proses berjalan kemudian auditor Inspektorat Jenderal membuat laporan audit (LHP) yang

kemudian diberikan kepada Badian Pusat Pengelolaan Data untuk diungguah ke portal e-audit

(19)

Auditor(Inspektorat Jenderal)

Bagian Pusat Pengelolaan Data Inspektorat Jenderal Tim Auditor Inspektorat Jenderal

Database e-audit

Ya

Tidak

Meminta data lagi ke Baian Pengeloalaan Data

Auditee (Perguruan Tinggi)

Data e-audit

Menyimpan data ke database Inspektorat

Jenderal

Database e-audit

Memeriksa, Menilai, dan menyesuaikan dengan prosedur pemeriksaan Membuat Laporan hasil Audit Laporan Hasil Audit Mengunggah Laporan hasil Audit Ke Portal

e-audit

Selesai Mulai

Memperisapk an data e-adit

Data e-audit

Mengirim data ke Inspektorat Jenderal melaui portal e-audit

(20)

Faktor penentu penerimaan E-Audit

E-audit merupakan sebuah sistem, sehingga sumber daya manusia yang

menjalanjan sistem tersebut dituntut untuk menguasai sistem e-audit. Venkatesh, Morris, Davis, Davis (2003) menyebutkan bahwa terdapat empat faktor yang

mempengaruhi penerimaan sebuah sistem. Penerimaan sebuah sistem tersebut dipengaruhi oleh faktor-faktor dari luar (eksternal) dan faktor-faktor dari dalam (internal) seorang individu. Berikut merupakan faktor-faktor tersebut:

Harapan pengguna terhadap sebuah sistem dapat meningkatkan kinerja (performance expectancy)

Tinggat kemudahan dalam mengoperasikan sistem baru (effort expectancy)

• Kesadaran seseorang terhadap pengaruh orang lain yang menggunakan sistem (social influence)

(21)

Tingkat Efektifitas dan Efisiensi dari Penerapan

E-Audit

Opportunity

1. Menjadikan pekerjaan lebih mudah (makes job easier)

2. Menambah produktifitas (Increase productivity) 3. Mempertinggi efektifitas (enchance efectiveness) 4. Mengembangkan kinerja pekerjaan (improve job

performance)

Threat

1. Masih adanya celah regulasi yang mengatur adanya e-audit

Strength

1. Pelaksanaan pengumpulan data menjadi lebih cepat. 2. Pemeriksaan laporan keuangan dilakukan lebih

cepat karena dilakukan dengan pemanfaatan komputer (teknologi informasi).

3. Dapat digunakan untuk mengembangkan cakupan pemeriksaan yang lebih luas dan mendalam. 4. Data berbasis komputer dan paperless

Strategi (SO)/ Comparative Advantage

(optimalisasi kekuatan (S), untuk meraih peluang (O) dengan strategi)

1. Menggunkan bantuan teknologi informasi sehingga pengumpulan data menjadi lebih cepat sehingga mampu untuk membuat pekerjaan menjadi lebih mudah, menambah produktivitas, dan

mempertinggi efektifitas serta pada akhirnya akan mengembangkan kinerja dari auditor.

(S2,1;O1,2,3,4)

Strategi ST/ mobilization

(menggunakan kekuatan yang dimiliki dengan cara menghindari ancaman)

1. Melaksanakan analisis dan membuat regulasi baru yang

terintegrasi terkait dengan teknik dan prosedur e-audit sehingga cakupan pemeriksaan dapat diperluas (S3;T1)

Weakness

1. Sumber daya manusia yang belum memenuhi syarat 2. Sarana prasarana yang masih dikatakan belum

memadai

3. Perlunya dibuat SOP (prosedur) untuk Auditee dan Auditor

4. Adanya resiko keamanan data yang semakin tinggi 5. Ketersediaan jaringan internet yang memadai. 6. Tingkat penerimaan sebuah sistem

Strategi WO/ divestmen/ investment

(pemanfaatan peluang dengan cara mengatasi kelemahan yang ada.)

1. Melakukan Bintek (Bimbingan Teknis)/ Pelatihan sehingga sumber daya manusia dapat memenuhi syarat sehingga dapat meningkatkan kinerja(W1;O4) 2. Membentuk Komisi Pemeriksa e-audit sehingga

risiko kemanan dapat dinimalkan dan meningkatkan efektifitas. (W4;O3)

3. Pembentukan SOP (Prosedur) yang medukung proses e-audit (W3; O2)

Strategi WT/damage control (meminimalkan kelemahhan serta menghindari ancaman)

1. Pembuatan regulasi e-audit sehingga meningkatkan kontrol dan mengurahi adanya tindakan penyalahgunaan. (W3;T1)

Eksternal

(22)

Peran E-Audit Terhadap Pencegahan Fraud

di Perguruan Tinggi

E-audit

dapat mengatasi risiko

fraud

(23)

KESIMPULAN DAN SARAN

E-audit mempunyai tujuan untuk menambah tingkat efektivitas dan

efisiensi, sehingga tidak ada lagi batasan jarak dan waktu dalam

proses audit.

Proses e-audit diharapkan mampu menghadirkan tata kelola yang

akuntabel dan transparan dalam pengelolaan perguran tinggi.

Mengingat fungsi e-audit yang besar bagi pengembangan Good

(24)

Berbagai macam sofware

e-audit

(25)
(26)
(27)

Referensi

Dokumen terkait

The following program illustrates how to obtain the address of the memory location or the address of the variable where data is stored..

Sehingga dapat ketahui apakah alat bekerja sesuai dengan nilai beban overload yang.. telah

Menyatakan bahwa apa yang saya tulis dalam slripsi berjudul .Motif Penonton Remaja Surabaya dalam Menonton Program Acara CCTV TransTt adalah benar adanya dan

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terdiri atas beberapa kalimat yang kedudukannya tidak setara, yaitu kalimat yang satu menjadi bagian dari kalimat yang lain. 2.4

Segala puji hanya milik Allah SWT sang penguasa segala kehidupan dan kematian, tempat kelak kita mempertanggung jawabkan segala amal perbuatan selama di dunia dan

Sistem pendinginan udang windu ini menggunakan sistem pengontrolan simpal tertutup, yang dapat memberikan umpan batik pada mas11katt.. Kontroler Proporsional Intergral

Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disimpulkan bahwa berita sebagai salah satu sumber informasi dalam komunikasi massa dapat dikatakan sebagai proses interaksi antara

Umur kenaf di lahan podsolik merah kuning hanya 100 hari, lebih cepat dibanding dengan kenaf yang ditanam di lahan bonorowo berumur 120 hari.. Proses kemasakan ini