PENGKAJIAN KELUARGA MODEL FRIEDMAN
A. Data Dasar Keluarga
1. Nama Keluarga : Tn. A
2. Usia : 52 Tahun
3. Pendidikan : Tidak tamat SD 4. Pekerjaan : Sopir
5. Alamat : Jl. Tidung Mariolo V No. Telepon :
No. NAMA
JENIS KELAMIN
HUBUNGAN
DENGAN KK UMUR PEKERJAAN PENDIDIKAN
1 Ny. M Perempuan Istri 43 URT SMA
2 An. Ii perempuan Anak 19 Tidak bekerja Tidak tamat SD
3 An. Ia Perempuan Anak 17 Tidak bekerja Tidak tamat SD
4 An. It Laki-laki Anak 15 Tidak bekerja Tidak tamat SD
5 An. M Laki-Laki Anak 14 Tidak bekerja SD
6 An. Is Perempuan Anak 6 Tidak bekerja Belum sekolah
Genogram 3 Generasi
Genogram 3 generasi tidak dikaji dikarenakan keluarga Tn. A tidak ingin memaparkan
riwayat keluarganya karena menganggap hal tersebut adalah privasi yang tidak boleh
disebarluaskan.
6. Tipe keluarga : Keluarga besar (extended family) yang terdiri dari Istri dan 5 orang
anak
7. Latar belakang budaya :
a. Latar belakang budaya keluarga atau anggota keluarga. Keluarga Tn. A
merupakan keluarga yang bersuku bugis Makassar jadi kebiasaaan yang
digunakan kadang–kadang menggunakan kebudayaan bugis. Jika ada anggota
keluarga yang sakit biasanya diobati dengan cara – cara tradisional dan apabila
b. Bahasa yang digunakan sehari-hari di rumah adalah Bahasa Makassar dan
Bahasa Indonesia.
c. Asal daerah Jl. Tidung Mariolo Lr. V
d. Hubungan sosial keluarga dengan etnis yang lain baik, keluarga tidak pernah
cekcok/bermasalah dengan lingkungan sekitarnya.
e. Tempat tinggal keluarga rata – rata berasal dari etnis bugis.
f. Aktivitas :
1) Agama = menjalankan ibadah sesuai dengan agama yang dianut, yaitu
islam.
2) Sosial = anggota keluarga ikut dalam kegiatan sosial separti kerja bakti.
3) Budaya = berkomunikasi dengan bahasa bugis dan Indonesia.
4) Rekreasi = salah satu saran hiburan keluarga adalah aktifitas menonton TV
bersama setelah makan malam.
5) Pendidikan Keluarga
Tn. A tidak tamat SD sedangkan Ny. M tamat SMA, anak pertama, kedua
dan ketiga tidak tamat SD sedangkan anak keempat tamat SD dan anak
bungsu Tn. A belum sekolah.
g. Kebiasaaan berpakaian tradisional atau modern dilakukan saat ada acara
perkawinan saja.
h. Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya modern.
i. Keluarga memanfaatkan pelayanan dan praktek kesehatan. Selain itu, keluarga
Tn. A juga biasa mendapatkan pengobatan dari dukun serta biasa menggunakan
pelayanan kesehatan tradisional.
8. Identifikasi agama :
a. Agama keluarga Islam.
b. Tidak ada perbedaan anggota keluarga dalam keyakinan agama dan prakteknya.
c. Keluarga aktif menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya.
d. Ibadah keagamaan dilakukan oleh keluarga seperti mengikuti sholat berjamaah
e. Keluarga menjadikan agama sebagai dasar keyakinan atau nilai yang
mempengaruhi kehidupan keluarga.
9. Status kelas sosial
Pekerjaan kepala keluarga adalah sopir. Kepala keluarga yang menafkahi anggota
keluarga (istri dan anak-anaknya). Pendapatan kepala keluarga dapat mencukupi
kebutuhan anggota keluarga, dan keluarga mengatur keuangan dengan sebaik
mungkin agar dapat menyisakan sebagian uangnya untuk di tabung.
10.Rekreasi keluarga:
Aktifitas keluarga yang dilakukan sebagai hiburan keluarga/rekreasi keluarga
adalah menonton TV bersama di rumah setelah makan malam. Hal ini dilakukan
setiap hari. Rekreasi diluar dilakukan oleh keluarga jika ada kesempatan berkumpul
bersama.
B. Tahap Perkembangan dan Sejarah Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini :
Keluarga memiliki anak remaja dengan usia 14 dan 15 tahun. Setiap masalah yang
dijumpai si anak setiap hari selalu dikonsultasikan degan orang tua. Selain itu, usia
anak bungsu Tn. A akan dipersiapkan untuk menempuh pendidikan di SD. Selain
itu anak pertama dan kedua Tn. A dalam kesehariannya tidak bekerja. Tahap
perkembangan keluarga belum terpenuhi.
2. Riwayat keluarga inti : keluarga hidup dengan bahagia
3. Riwayat keluarga sebelumnya tidak ada.
C. Data Lingkungan
1. Denah rumah tidak dikaji lebih lanjut dikarenakana keluarga memiliki tradisi hanya
anggota keluarga yang bisa melewati ruang tengah rumahnya.
2. Karakteristik rumah : Tipe rumah permanen. Kondisi rumah : terdiri dari 4 kamar
tidur , 1 ruang tamu, 1 ruang keluarga dan 1 dapur. 1 kamar di tempati oleh kepala
keluarga dan istri, dan 3 kamar ditempati oleh masing-masing anak- anaknya.
• Dapur : sumber air dari sumur dan PDAM, dapur terpelihara dan ada pendingin makanan (kulkas).
• Kamar mandi : kamar mandi bersih dan terpelihara, keadaan air jernih dan bersih.
• Area tidur : area tidur keluarga di kamar tidur.
Observasi secara umum, kebersihan dan sanitasi rumah bersih.
• Depan rumah ada halaman seluas 1 M x 6 M dan digunakan tempat sebagai teras rumah.
• Pembuangan sampah: sampah dikumpulkan pada satu tempat didepan kontrakan dan diambil petugas.
Kepuasan masing-masing anggota keluarga terhadap penggunaan ruangan:
mereka merasa puas walaupun kamar yang tersedia sebanyak 3 kamar tidur
dengan jumlah anggota keluarga sebanyak 6 orang.
3. Karateristik tetangga dan komunitas :
• Tipe lingkungan tempat tinggal di lorong
• Tipe tempat tinggal hunian keluarga Tn. A adalah rumah pribadi. • Keadaan tempat tinggal bersih dan terpelihara
• Pengangkutan sampah tempat tinggal oleh petugas
• Tidak ada polusi udara yang berasal dari tetangga di samping rumah keluarga.
• Kelas sosial rata-rata sedang artinya tidak kekurangan tetapi juga tidak berlebihan (biasa-biasa saja).
• Lembaga pelayanan kesehatan dan sosial yang ada dalam lingkungan adalah rumah ibadah (mesjid), dan komunitas seperti Posyandu, tempat
rekreasi keluarga di mall dan tempat permandian lainnya, dan kasus
kriminal yang terjadi di komunitas 6 bulan terakhir tidak ada.
4. Mobilitas geografis keluarga: Keluarga Tn.A menempati rumah sendiri sejak
5. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat : Keluarga Tn. A tidak
mempunyai masalah dengan tetangganya sehingga keluarga Tn. A sering
berkunjung ke rumah tetangganya setiap ada waktu luang. Keluarga Tn. A jarang
mengikuti kegiatan di wilayahnya karena sibuk dengan rutinitasnya.
6. Sistem pendukung keluarga: keluarga mencukupi kebutuhan hidupnya sendiri dan
bantuan dari anak-anaknya jika diperlukan. Informal: jika ada keluarga yang sakit
keluarga membawanya ke puskesmas atau dokter praktek.
D. Stuktur keluarga
1. Pola komunikasi : anggota keluarga berhubungan pada umumnya baik antara satu
anggota dengan anggota keluarga yang lain, saling menghormati, saling
berinteraksi, antara yang satu dengan yang lain.
Setiap anggota keluarga memiliki kesempatan untuk mengungkapkan
permasalahan yang dialami, kepala keluarga sebagai pendengar dan dipecahkan
secara bersama-sama.
2. Struktur kekuatan keluarga : pembuat keputusan adalah kepala keluarga tetapi tidak
menutup kemungkinan anggota keluarga yang lain sebagai pengambil keputusan
karena segala permasalahan dipecahkan dengan cara musyawarah yang mengatur
disiplin dan aktivitas anak adalah orang tua.
3. Struktur peran
➢ Formal : setiap anggota keluarga melakukan peran masing-masing seperti pada :
▪ Kepala keluarga :
- melakukan perannya sebagai penanggung jawab anggota keluarga,
Pencari nafkah bagi keluarga.
- pengatur rumah tangga
- perawatan anggota keluarga
- ibu rumah tangga
- mengasuh anak-anaknya
▪ Anak:
Semua anak-anak sebagai anggota keluarga patuh kepada kedua orang
tuanya.
Peran tersebut diatas dapat berlaku fleksibel jika dibutuhkan namun jika ada
masalah dalam peran, maka yang memberi nasehat pada anggota keluarga
adalah kepala keluarga atau menyelesaikan dengan cara musyawarah.
➢ Informal: peran informal dan peran yang tidak jelas yang ada di keluarga yang bersifat adaptif adalah pendorong memiliki arti bahwa dalam keluarga terjadi
kegiatan mendorong setuju dan menerima konstribusi dari orang lain
pendamaian karena jika terjadi konflik dalam keluarga maka konflik
diselesaikan dengan jalan musyawarah.
➢ Perawatan keluarga: merawat anggota keluarga secara maksimal anggota keluarga dibawa ke puskesmas, ke klinik atau tempat pelayanan kesehatan
yang lain jika ada yang sakit. Selain itu, keluarga Tn. A juga sering
mengkomsumsi ramuan herbal jika sakit. Peran informal yang merusak antara
lain: tidak ada
Analisa model peran: model yang mempengaruhi anggota dalam melaksanakan
perannya adalah Tn.A sebagai kepala keluarga.
Variabel yang mempengaruhi struktur peran: keadaan sosial ekonomi keluarga
sangat mempengaruhi peran keluarga Tn. A baik secara formal maupun
informal. Sebagai kepala keluarga, Tn.A melaksanakan tugasnya sebagaimana
seharusnya menjadi seorang ayah adapun Ny. M, senantiasa merawat
anak-anaknya dan mengkomunikasikannya kepada Tn.A jika ada masalah dalam
keluarganya. Adapun anak Tn. A khususnya anak pertama sampai anak ke
empat, meskipun belum bekerja tetapi jika Tn.A meminta bantuan, mereka
selalu membantu Tn. A. Berdasrakan penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa
Tn. A sendiri, peran keluarga sepenuhnya dikontrol oleh kepala keluarga yaitu
Tn A sendiri.
4. Nilai-nilai keluarga : nilai-nilai kebudayaan yang dominan dianut oleh keluarga
adalah kepala keluarga sebagai pengambil keputusan dan sumber pencari nafkah.
E. Fungsi keluarga
1. Fungsi afektif :
Keluarga Tn. A saling memberikan perhatian dan kasih sayang. Tn. A senantiasa
mendukung apa yang dilakukan oleh anggota keluarga selama dalam batas
kewajaran dan tidak melanggar etika dan sopan santun. Jika ada salah satu anggota
keluarga yang sakit atau mempunyai masalah biasannya diselesaikan secara
bersama – sama atau dengan musyawarah.
2. Fungsi sosialisasi:
Interaksi antar anggota keluarga terjalin dengan baik, masing – masing anggota
keluarga memperhatikan dan menerapkan etika atau sopan santun dalam
berperilaku. Keluarga Tn. A memiliki hubungan sosial yang baik dengan para
tetangga.
3. Fungsi perawatan kesehatan, keyakinan, nilai-nilai dan perilaku keluarga.
Keluarga mendefenisikan bahwa sehat itu jika bisa melakukan kegiatan/aktivitas
tanpa hambatan sedangkan sakit jika mengalami kelemahan atau penurunan fungsi
tubuh.
Keluarga mampu melaporkan tanda dan perubahan penting yang terjadi pada
anggota keluarga jika sakit. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap
sakit yang dirasa. Masalah kesehatan keluarga sering dialami oleh keluarga
Tn.A,yaitu istri menderita hipertensi, namun pada saat Ny. M mengetahui
gejalanya, Ny.M langsung melakukan penanganan awal seperti meminum obat
herbal. Adapun Tn. A, hingga saat ini tidak mengalami masalah kesehatan yang
serius dan Tn.A tidak merokok.
Praktek diet keluarga : keluarga mengetahui sumber–sumber makanan bergizi.
makanan disiapkan dalam bentuk hangat, lebih sering digoreng dan direbus, jumlah
makanan 3 sampai 4 macam, ada batasan anggaran belanja, hal itu dilakukan agar
bisa mencukupi kebutuhan keluarga dan bisa menabung.
Kebisaaan tidur dan istirahat : jumlah jam tidur anggota keluarga sesuai dengan
tahap perkembangan anggota keluarga. Ada jam-jam tidur tertentu yang harus
diikuti oleh setiap anggota keluarga seperti, pada saat jam 10 malam semuanya
harus tidur dan semua anggota keluarga tidur di kamar tidur.
Latihan dan rekreasi: keluarga menyadari bahwa istirahat yang cukup penting
untuk kesehatan. Jika banyak kegiatan/aktivitas dirumah tetap dihentikan jika
saatnnya istirahat.
Kebisaaan penggunaan obat–obatan dalam keluarga : tidak ada penggunaan
alkohol, tetapi Ny. M kadang-kadang mengomsumsi obat-obat herbal yang
berdasarkan pengalaman sebelumnya ketika Ny. M mengalami gejala hipertensi
ramuan herbal tersebut dapat disembuhkan.
Peran keluarga dalam praktek perawatan diri : keluarga sangat memperhatikan
status kesehatannya. Terlihat dari personal hygiene/ kebersihan diri keluarga yang
baik. Yang mengambil keputusan dalam urusan kesehatan adalah kepala keluarga
dan anggota keluarga yang dewasa.
Praktek lingkungan: keluarga merasa tempat tinggalnya yang sekarang sudah
sangat luas dan sudah cukup untuk menampung keluarga-keluarganya.
Pencegahan secara medis: keluarga mengatakan apabila mereka semua dalam keadaan sehat mereka mengatakan “merasa senang dan nyaman”.
Praktek kesehatan gigi: sumber air keluarga adalah PDAM, anak – anak diajarkan
untuk menggosok gigi secara teratur. Waktu yang tepat untuk menggosok gigi
adalah pagi dan malam hari sebelum tidur namun hal itu kadang tidak dilakukan.
Keluarga tidak memeriksakan gigi jika tidak sakit.
Riwayat kesehatan keluarga : tidak ada keluarga yang meninggal karena penyakit
Perasaan dan persepsi menyangkut pelayanan perawatan kesehatan : pelayanan
kesehatan di komunitas sangat berguna bagi keluarga namun jika berobat di
Puskesmas terkadang tidak memuaskan karena fasilitas yang ada dan dokter
spesialis masih minim serta sistem rujukan yang masih rumit jika ingin berobat ke
RS yang bertipe A atau B seperti Labuang Baji atau RS Wahidin Sudirohusodo.
Keluarga mengetahui jika ada keluarga yang gawat segera dibawa ke RS bagian
gawat darurat dan keluarga memiliki BPJS.
Logistik untuk mendapat perawatan: keluarga jika ingin berobat ke pelayanan
kesehatan menggunakan motor. Tidak ada masalah dalam penggunaan fasilitas
umum.
F. Koping keluarga
1. Stressor–stressor yang dialami oleh keluarga : Jika Tn. A mengalami masalah dalam
hal ekonomi, mereka mendapat bantuan dari sanak saudaranya.
2. Keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis
terhadap situasi yang mengandung stress, mampu melihat dan menempatkan situasi
dan kondisi yang tepat.
3. Jika keluarga menghadapi situasi yang penuh stress dengan penuh kesabaran.
Strategi yang digunakan untuk menyelesaikan masalah adalah musyawarah dengan
anggota keluarga. Strategi koping internal keluarga: saat berkumpul sesekali ada
humor diruang makan atau saat nonton televisi.
Strategi koping eksternal: mencari informasi ke tetangga jika ada masalah
G. PEMERIKSAAN FISIK
Mulut dan gigi
Rambut lurus, hitam, potongan pendek, rambut dan kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik.
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi geraham sudah tanggal
Rambut berombak, hitam, panjang sampai punggung, rambut tidak rontok, kulit kepala bersih tidak ada ketombe.
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik.
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi geraham sudah tanggal
Rambut hitam lurus panjang, , tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi masih utuh
Rambut hitam lurus panjang, , tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada
peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi masih utuh
Leher dan tenggorokan
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Dada dan paru
Jantung
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I meningkat dan II murni
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Abdomen Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ekstremitas Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera Kulit Warna kulit sawo matang, turgor
kulit baik, tidak ada luka
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka
Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih Pendek dan bersih Pendek dan bersih
.Suhu
Mulut dan gigi
Rambut hitam lurus pendek, , tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi masih utuh
Rambut hitam lurus pendek, , tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi masih utuh
Rambut hitam lurus pendek, , tidak rontok, kulit kepala bersih, tidak ada ketombe
Sklera tidak ikterus, konjungtiva tidak anemis, tidak ada peradangan, visus normal.
Bersih, tidak ada luka, tidak ada penumpukan serumen, dan pendengaran baik
Bersih, tidak ada sekret dan tidak ada kelainan.
Tidak ada stomatitis, gigi
Leher dan tenggorokan
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Nyeri tekan (-), pembesaran
kelenjar limfe dan tiroid tidak ada, kesulitan menelan tidak ada.
Dada dan paru
Jantung
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Pergerakan dada simetris, tidak ada penggunaan otot-otot bantu pernapasan, ronchi(-).
Bunyi jantung I dan II murni
Abdomen Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan Tidak ada kelainan
Ekstremitas Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera
Tidak ada kelainan, pergerakan bebas, tidak ada cedera
Kulit Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka
Warna kulit sawo matang, turgor kulit baik, tidak ada luka
Kuku Pendek dan bersih Pendek dan bersih Pendek dan bersih
H. Harapan keluarga
Harapan keluarga tentang kesehatan masing–masing anggota keluarga yaitu
keluarga berharap agar semua anggota keluarga sehat walafiat. Bisa memenuhi
kebutuhan hidup, hidup tenang, aman, dan tentram, bisa membentuk keluarga yang
sakinah mawaddah warahmah dan bisa mendapatkan bantuan dari perawat dalam
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
I. KESIMPULAN
Keluarga Tn. A merupakan keluarga besar yang terdiri dari suami istri, 5 orang
anak yang menganut agama islam dengan suku bugis Makassar. Tn. A tinggal dalam
rumah permanen yang merupakan rumah pribadi Tn. A yang mereka tinggali sejak
pernikahannya dengan Ny. M dengan kondisi yang bersih baik di dalam dan luar
rumah. Tahap perkembangan dalam keluarga belum tepenuhi sesuai hal ini terlihat 3
orang anak dari Tn. A putus sekolah dan hingga saat ini belum bekerja.
Struktur peran dalam keluarga terjaga denga baik, dimana masing-masing
anggota kelurga memiliki dan tahu peran mereka masing-masing sehingga komunikasi
antara anggota keluarga yang satu dengan yang lainnya juga cukup baik. Pengambilan
keputusan diambil oleh Tn. A sebagai kepala keluarga, tetapi sebelum ditetapkan
keputusan akhir, semua anggota keluarga dimintai pendapat dengan musyawarah
dalam keluarga. Begitu juga saat keluarga mengalami masalah maka mereka saling
membantu untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi.
Fungsi keluarga dalam keluarga ini belum terpenuhi yaitu dari aspek kesehatan,
dimana keluraga Tn. A telah mengetahui bahwa Ny. M (istri Tn. A) telah menderita
hipertensi namun jarang ke pelayanan kesehatan dikarenakan merasa malas untuk antri
lama di puskesmas, sehingga pengetahuan tentang penyakitnya juga sangat kurang dan
hanya dibiarkan saja. Ny. M hanya menggunakan pengobatan konvensional yakni
dengan menggunakan tanaman herbal ketika penyakitnya sedang kambuh. Selain itu,
setelah menggunakan tanaman herbal dan penyakitnya belum sembuh Ny. M ke apotik
ANALISA DATA
No. Data Diagnosa
1. Data Subyektif:
-Ny. S mengatakan selalu bertanya tentang ramuan
herbal maupun jenis obat-obatan yang bisa
dikonsumsi oleh penderita hipertensi kepada
tetangganya agar tidak perlu lagi ke puskesmas jika hipertensinya kambuh
Data Objektif
-terlihat pada saat pengkajian oleh mahasiswa, Ny. S menyuruh anaknya untuk mengambilkan daun belimbing di sekitar rumahnya untuk diminum jika sewaktu-waktu lehernya tegang
-Ny. S tidak ke puskesmas dengan segera jika merasa pusing akan tetapi memilih meminum ramuan herbal terlebih dahulu dan meminum obat-obatan yang dibeli di warung sekitar rumahnya
Domain 5: Persepsi/kognisi Kelas 4 : Kognisi
Defisiensi pengetahuan (00126)
2. Data Subjektif:
-Ny. S sering mengeluhkan pusing, nyeri tengkuk. P;
nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: Nyeri terasa dirasa cekot cekot, R; nyeri dirasakan di bagian tengkuk, S: skala nyeri 5, T: nyeri hilang timbul.
-Keluarga mengatakan kepalanya terasa pusing
Data Objektif:
- Riwayat nyeri Ny. S sudah lebih dari 6 bulan dan nyerinya hilang timbul
-Pada pengkajian Ny. M dilakukan pemeriksaan fisik:
TD:180/100 mmHg, Nadi 120 x/menit, respirasi 14 kali/menit dengan BB 57 kg TB 150 dan hasil pemeriksaan fisik juga didapatkan keluhan pusing, lemas dan nyeri.
RUMUSAN DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Nyeri kronis
RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DATA DIAGNOSA TUJUAN NOC NIC
Data Subjektif:
-Ny. S sering
mengeluhkan pusing,
nyeri tengkuk. P; nyeri karena tekanan darah tinggi, Q: Nyeri terasa dirasa cekot cekot, R;
nyeri dirasakan di
bagian tengkuk, S: skala nyeri 5, T: nyeri hilang timbul.
-Keluarga mengatakan
kepalanya terasa pusing Data Objektif:
- Riwayat nyeri Ny. S sudah lebih dari 6 bulan
dan nyerinya hilang
timbul
-Pada pengkajian Ny. M
dilakukan pemeriksaan
fisik: TD:180/100
mmHg, Nadi 120
x/menit, respirasi 14 kali/menit dengan BB 57 kg TB 150 dan hasil pemeriksaan fisik juga
didapatkan keluhan
pusing, lemas dan nyeri.
Nyeri kronis Setelah dilakukan
penyuluhan kesehatan
(pendkes) kepada
keluarga mengenai efektivitas latihan
otot progressive,
keluarga dapat
mengingatkan
pasien mengotrol
nyerinya saat timbul
Keluarga mampu
mengenal:
1. Keluarga mampu mengenal kesehatan dan penyakit. Level 2
Kelas S : pengetahuan tentang kesehatan. Hasil yang perbaikan kesehatan. Level 3 : Hasil Pengetahuan :
Manajemen Hipertensi
1. Keluarga mampu mengenal Level 1
Domain 3 : Perilaku.
Memberikan dukungan fungsi psikososial dan memfasilitasi perubahan gaya hidup
Level 2
Kelas S : pendidikan pasien
Intervensi yang memfasilitasi pembelajaran Level 3 : intervensi
Pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialaminya (5510)
➢ Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga
➢ Identifikasi factor internal atau eksternal
yang dapat meningkatkan atau mengurangi motivasi untuk berprilaku sehat
➢ Diskusikan perubahan gaya hidup yang
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa depan dan/atau mengendalikan prosas penyakit
➢ Identifikasi kebutuhan belajar
kemampuan keluarga, keterampilan perawat, sumber daya yang tersedia, dan kemungkinan sukses pencapaian tujuan.
➢ Rumuskan tujuan dalam program
pendidikan kesehatan
➢ Libatkan individu dan keluarga dalam
gaya hidup atau modivikasi perilaku kesehatan
➢ Berikan ceramah untuk menyampaikan
informasi yang lebih besar
➢ Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk menolak perilaku yang tidak sehat atau beresiko daripada memberikan saran untuk menghindari atau merubah perilaku
➢ Pertimbangkan dukungan keluarga
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
Hindari penggunaan tehnik dengan menakut-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi klien agar merubah perilaku kesehatan dan gaya hidup
Data Subyektif:
-Ny. S mengatakan selalu
bertanya tentang ramuan herbal maupun jenis obat-obatan yang bisa
dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
kepada tetangganya agar tidak perlu lagi ke
puskesmas jika
hipertensinya kambuh Data Objektif
-terlihat pada saat
pengkajian oleh
mahasiswa, Ny. S
menyuruh anaknya untuk
mengambilkan daun
belimbing di sekitar
Domain 1: kesehatan keluarga (00099)
Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama
6x kunjungan,
keluarga mampu :
1. Mengenal
masalah kesehatan
1. Keluarga mampu mengenal kesehatan dan penyakit.
Level 2
Kelas S : pengetahuan tentang kesehatan. Hasil yang
menggambarkan pemahaman keluarga dalam pemanfaatan
1. Keluarga mampu mengenal Level 1
Domain 3 : Perilaku.
Memberikan dukungan fungsi psikososial dan memfasilitasi perubahan gaya hidup
Level 2
Kelas S : pendidikan pasien
Intervensi yang memfasilitasi pembelajaran
Level 3 : intervensi
Pendidikan kesehatan tentang penyakit yang dialaminya (5510)
➢ Tentukan pengetahuan kesehatan dan gaya
hidup perilaku saat ini pada individu dan keluarga
➢ Identifikasi factor internal atau eksternal
rumahnya untuk diminum
jika sewaktu-waktu
lehernya tegang
-Ny. S tidak ke puskesmas dengan segera jika merasa
pusing akan tetapi
memilih meminum
ramuan herbal terlebih dahulu dan meminum obat-obatan yang dibeli di warung sekitar rumahnya.
2. Meningktakan
kemampuan keluarga dalam memgambil keputusan yang tepat.
informasi untuk meningkatkan, mempertahankan, dan perbaikan kesehatan.
Level 3 : Hasil Pengetahuan :
Manajemen hipertensi
2. Keluarga mampu memutuskan
mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa depan dan/atau mengendalikan prosas penyakit
➢ Identifikasi kebutuhan belajar kemampuan
keluarga, keterampilan perawat, sumber daya yang tersedia, dan kemungkinan sukses pencapaian tujuan.
➢ Rumuskan tujuan dalam program
pendidikan kesehatan
➢ Libatkan individu dan keluarga dalam
perencanaan dan rencana implementasi gaya hidup atau modivikasi perilaku kesehatan
➢ Berikan ceramah untuk menyampaikan
informasi yang lebih besar
➢ Ajarkan strategi yang dapat digunakan
untuk menolak perilaku yang tidak sehat atau beresiko daripada memberikan saran untuk menghindari atau merubah perilaku
➢ Pertimbangkan dukungan keluarga
terhadap perilaku yang kondusif bagi kesehatan
➢ Hindari penggunaan tehnik dengan
menakut-nakuti sebagai strategi untuk memotivasi klien agar merubah perilaku kesehatan dan gaya hidup
2. Keluarga mampu memutuskan
Level 1
Domain 3 : Perilaku Level 2
Kelas R : Bantuan Koping
3. Meningkatkan
kemampuan keluarga dalam merawat
Level 2 Kelas Q : Perilaku sehat Hasil yang menggambarkan tindakan keluarga untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan. Level 3 :Hasil
berpartispasi dalam keputusan perawatan kesehatan (1606)
3. Keluarga mampu merawat
Level 1
Domain VI : Kesehatan Keluarga
pada perubahan fungsi atau menerima tingkatan fungsi yang lebih tinggi
Level 3 : Intervensi
Dukungan penngambilan keputusan
➢ Bangun komunikasi sedini mungkin
dengan pasien sejak kunjungan pertama
➢ tentukan apakah terdapat perbedaan antara
pandangan pasien dan penyedia perawatan kesehatan mengenai kondisi pasien
➢ berikan informasi sesuai permintaan pasien
➢ jadilah penghubung antara pasien dan
keluarga
➢ informasikan dengan pasien mengenai
pandangan-pandanagan atau solusi
alternative dengan cara yang jelas dan mendukung
➢ fasilitasi percakapan pasien mengenai
tujuan perawatan
➢ bantu pasien mengindentifikasi
keuntungan dan kerugian dari setiap alternative pilihan
3. Keluarga mampu merawat
Level 1
Domain 5 : Keamanan Level 2
Kelas X : Perawatan sepanjang hidup Intervensi untuk memfasilitasi fungsi untuk keluarga dan meigkatkan kesehatan serta kesejahteraan anggota keluarga sepanjang kehidupan
Level 3: Intervensi
Peningkatan keterlibatan keluarga
➢ identifikasi kemampuan anggota kelurga
4. Keluarga kesehatan , dan kompetensi social dari keluarga sebagai unit
Level 3 Hasil :
Partisipasi keluarga dalam perawatan professional (2605)
4. Keluarga mampu memodifikasi lingkungan
Kontrol risiko dan keamanan.
➢ identifikasi harapan anggota keluarga
untuk pasien
➢ monitor struktur dan peran keluarga
➢ dorong anggota keluarga dan pasien untuk
membantu dalam mengembangkan rencana perawatan, termasuk hasil yang diharapkan dan pelaksanaan rencana perawatan
➢ monitor keterlibatan anggota keluarga
dalam perawatan pasien
➢ informasikan factor-faktor yag dapat
meinngkatakan kondisi pasien pada
keluarga
➢ fasilitasi pemahaman mengenai aspek
medis dari kondisi pasien
4. Keluarga mampu memodifikasi
lingkungan Level 1
Domain 4 : Keamanan.
Dukungan yang diberikan untuk melindungi dari bahaya
Level 2 Kelas V: .
Managemen risiko.
Intervensi yang dilakukan untuk menurunkan risiko dan memantau risiko yang ada secara terus-menerus sepanjang waktu
Level 3 : Intervensi Identifikasi resiko (6610)
➢ Kaji ulang riwayat kesehatan masa lalu
5. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan
atau mengontrol ancaman kesehatan.
Level 3 :
Kontrol risiko (1902)
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas atau penerimaan individu tentang kualitas dan kecukupan perawatan kesehatan yang disediakan
menunjukkan adannya penyakit medis, diagnose keperawatn, serta perawatanya
➢ Kaji ulanng data yang didapatka dari
pengkajia resiko secara rutin
➢ Identifikasi adaya sumber-sumber agensi
untuk membantu menurunkan factor resiko
➢ Pertimbangkan ststus pemenuhan
sehari-hari
➢ Diskusikan dan rencanakan
aktivitas-aktivitas pengurangan resiko
➢ Pertimbangkan suber-sumber di
komunitas yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan dan pemenuhan jesehatan sehari-hari
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas
pelayanan kesehatan Level 1
Domain 6 : Sistem kesehatan
Level 2
Kelas Y : Mediasi system kesehatan
Intervensi untuk memfasilitasi kesepakatan antara pasien/keluarga dan system pelayanan kesehatan
Level 3:intervensi
Panduan system pelayanan kesehatan
➢ Jelaskan system perawatan kesehatan
segera, cara kerjanya dana apa yang bisa diharapakan pasien atau kelaurga
➢ Informasikan pasien mengenai perbadaan
berbagai jenis fasilitas pelayanan
Level 3
Kepuasan klien : akses terhadap sumber-sumber perawatan (3000)
➢ Informasikan pasien mengenai sumber
daya masyarakatdan konntak person yang tepat di komunitas
➢ Informasikan pasien cara mengakses
layanan emergency melalui telpon dan layanan kendaraan
➢ Dorong konsultasi dengan professional