GAYA KEPEMIMPINAN PEREMPUAN DI FAKULTAS DAKWAH DAN
KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SUNAN AMPEL
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan
Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Sosial Islam (S.Sos.I)
Disusun oleh :
MOH.MATHORI NIM. B04211018
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL SURABAYA
SURABAYA
ABSTRAK
Moh. Mathori, 2016. Gaya Kepemimpinan Perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Ampel Surabaya.
Dinamika kehidupan manusia selalu dinamis, perubahan zaman, perkembangan teknologi semakin canggih dan tidak dapat dibendung. Semakin hari perubahan itu semakin nyata seiring perubahan pola pikir manusia dan telah membuka gerak langkahnya bagi perempuan untuk berkiprah ke dunia publik (pemimpin). Hal demikian yang menjadi latar belakang bagi penulis untuk menyusun skripsi yang bertujuan untuk mengetahui bagaimana gaya kepemimpinan seorang perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Kemudian data yang didapatkan di lapangan akan dianalisa dan digambarkan dalam bentuk narasi.
Selanjutnya hasil penelitian ini menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan perempuan yaitu Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya Dr. H. Rr. Suhartini, M.Si menggunakan gaya kepemimpinan demokratis. Terlihat bagaimana seorang pemimpin dalam memberikan peran terhadap anggotanya yang selalu terbuka terhadap saran, pendapat, maupun kritik yang membangun untuk mencapai tujuan organisasi yang lebih baik.
Selain saran, pendapat, dan kritik, musyawarah mufakat merupakan ciri dari kepemimpinan demokratis. Dalam pengambilan keputusan serta kebijakan dari seorang pemimpin, pemimpin selalu melibatkan anggota yang telah dipimpin guna untuk mencapai tujuan bersama-sama dalam mengembangkan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang lebih baik sesuai dengan visi dan misi yang telah dirumuskan.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ... i
PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ... ii
PENGESAHAN ... iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv
PERNYATAAN PERTANGGUNG JAWABAN ... v
ABSTRAK ... vi
KATA PENGANTAR ... vii
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 10
C. Tujuan Penelitian ... 10
D. Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Konsep ... 12
F. Sistematika Pembahasan ... 13
BAB II KAJIAN TEORITIK A. Penelitian Terdahulu yang Relevan ... 15
B. Kerangka Teori ... 18
C. Pengertian Dekan ... 34
D. Pengertian Fakultas ... 35
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 38
B. Lokasi Penelitian ... 39
C. Jenis dan Sumber Data ... 39
D. Tahap-tahap Penelitian ... 42
E. Teknik Pengumpulan Data ... 45
F. Teknik Validitas Data ... 48
G. Teknik Analisis Data ... 49
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Gambar Umum Obyek Penelitian ... 53
1. Identitas Fakultas Dakwah dan Komunikasi ... 53
2. Sejarah Singkat ... 53
3. Letak Geografis ... 56
4. Profil Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi ... 58
5. Struktur Organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi ... 59
6. Visi, Misi, dan Tujuan ... 61
7. Program Studi ... 62
8. Tenaga Pendidik dan Kependidikan... 65
B. Penyajian Data ... 67
BAB V PENUTUP
A. Kesempulan ... 87
B. Saran dan Rekomendasi ... 88
C. Keterbatasan Penelitian ... 89
D. Peliti Selanjutnya ... 89
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kesuksesan maupun kegagalan dari berbagai organisasi umumnya
tergantung pada perilaku para pemimpinnya. Pada umumnya motivasi
bawahan, antusiasme, harapan masa depan dan bahkan kemampuan
bawahan untuk menunjukkan usahanya akan tergantung pada bagaimana
baiknya para pemimpin melakukan tugas dan kewajibannya sebagai
pemimpin. Belakangan ini banyak seorang ahli sosial, kaum akademisi
(mahasiswa) atau pun yang lainnya memusatkan dan membicarakan
tentang kepemimpinan seorang perempuan.
Dari perbincangan atau diskusi, ada pula yang menilai terhadap
perempuan tidak di perbolehkan untuk menjadi seorang pemimpin.
Peranan seorang perempuan dimata masyarakat kerap kali menjadi sebuah
persoalan, dimana masyarakat menilai bahwa perempuan hanya
diperbolehkan untuk beraktivitas didalam rumah untuk menjadi ibu rumah
tangga, mengurus suami beserta anak-anaknya dan tidak diperbolehkan
beraktivitas diluar rumah (publik). Persoalan perempuan merupakan hal
yang sangat menarik untuk di perbincangkan dan perspektif manusia
berbeda-beda dalam memberikan pengertian sekaligus menganalisa terkait
perempuan dalam hal ini tentang kepemimpinan seorang perempuan.
Didalam pandangan Islam, seorang perempuan menjadi pemimpin
2
tidak memperbolehkan bagi seroang perempuan untuk menjadi seorang
pemimpin. Pada kenyataannya sebagian masyarakat berpendapat bahwa
perempuan itu tidak boleh menjadi seorang pemimpin dan ada juga
sebagian beranggapan bahwa pemimpin itu harus laki-laki karena laki-laki
lebih unggul dibandingkan perempuan. Sesuai dengan Firman Allah SWT
yang berbunyi sebagai berikut ;
Artinya : kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita,
oleh karena Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas
sebahagian yang lain (wanita), dan karena mereka (laki-laki) telah
menafkahkan sebagian dari harta mereka. sebab itu Maka wanita yang
saleh, ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri, ketika suaminya
tidak ada, oleh karena Allah telah memelihara (mereka). wanita-wanita
yang kamu khawatirkan nusyuznya, Maka nasehatilah mereka dan
pisahkanlah mereka di tempat tidur mereka, dan pukullah mereka.
3
jalan untuk menyusahkannya. Sesungguhnya Allah Maha Tinggi lagi
Maha besar. ( QS : An Nisa’ : 34)1
Dari uraian diatas, ayat diatas dijadikan sebagai referensi atau
rujukan oleh masyarakat yang tidak memperbolehkan bahkan melarang
bagi seorang perempuan untuk menjadi seorang pemimpin karena seorang
laki-laki adalah sebagai pemimpin bagi seorang perempuan.
Seiring dengan perkembangan zaman dan modernitas dimana
seorang individu bebas bergerak dengan kemampuan maupun kreatifitas
yang dimilikinya. Kemajuan dan perkembangan zaman sangat cepat
dimana pola pikir maupun pradigma masyarakat mengalami perubahan
dimana sebelumnya perempuan hanya beraktivitas didalam rumah menjadi
ibu rumah tangga, melayani suami dan menjaga anaknya. Pernyataan
seorang perempuan hanya boleh beraktivitas didalam rumah semakin hari
semakin memudar karena sudah bermunculan seorang perempuan yang
mempunyai jabatan dan kedudukan yang sejajar dengan laki-laki baik itu
dalam pemerintahan maupun kemasyarakatan.
Kepemimpinan perempuan di Indonesia sendiri terjadi sebuah
perdebatan yang sangat kuat ketika sosok Megawati Soekarno Putri
terpilih menjadi seorang Presiden Indonesia menggantikan Presiden
Abdurrahman Wahid melalui sidang MPR pada pemilu 1999. Tampil
seorang Megawati Soekarno Putri (Seorang Prempuan) sebagai pemimpin
perempuan pertama kali dalam sejarah berdirinya Negara Kesatuan
1
4
Republik Indonesia yang di usung oleh Partai Demokrasi Indonesia
Perjuangan (PDI-P) mendapatkan perolehan suara terbesar dalam pemilu
1999.2 Tampilnya Megawati Soekarno Putri sebagai Presiden Republik
Indonesia terjadi perdebatan yang sangat kuat dikalangan masyarakat,
apalagi dikalangan masyarakat yang punya latar belakang pondok
pesantren. Mereka beranggapan bahwa seorang perempuan tidak di
perbolehkan untuk menjadi seorang pemimpin.
Uraian diatas tentang Megawati Soekarno Putri membuktikan
bahwa seorang perempuan tidak lagi harus beraktivitas didalam rumah
menjadi ibu rumah tangga dan tidak harus pesimis dengan anggapan
orang yang tidak memperbolehkan seorang perempuan untuk menjadi
seorang pemimpin.
Dekan merupakan seorang pemimpin di tingkat Fakultas yang
bertanggung jawab dalam penyelenggara pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat, serta membina civitas akademika maupun
tenaga pendidik dan kependidikan; dekan juga bertanggung jawab atas
mutu hasil (Tridharma Perguruan Tinggi) pendidikan, penelitian, dan
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan oleh Fakultas yang
dipimpinnya.3
Seiring berjalannya waktu terus bergulir, tampillah sosok seorang
perempuan kelahiran Kota Blitar yaitu Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.Si untuk
2
Ani Wadyai soejipto, 2005, Politik Perempuan Bukan Gerhana, Kompas, Jakarta, hal. 2 3
5
berkiprah dalam kedunia publik (pemimpin). Tidak diragukan lagi
kemampuan serta kecerdasan yang dimiliki oleh Dr. Hj. Rr. Suhartini,
M.Si untuk menjadi pemimpin di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya. Berbagai pengalaman dan prestasi yang diperoleh
olehnya menunjukan bahwa Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.S.i benar-benar
melakukan kerja keras dalam mencapai atau mewujudkan apa yang
dicita-citakan untuk kemaslahatan umum.
Perempuan kelahiran Kota Blitar pada tanggal 13 Januari 1958
terpilih menjadi pimpinan (dekan) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya pada tanggal 15 Agustus 2013. Beliau merupakan
seorang pemimpin perempuan pertama kali dalam sejarah sebagai
pemimpin perempuan di lingkungan civitas akademika UIN Sunan Ampel
Surabaya. Beliau menjadi pemimpin (dekan) perempuan di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi periode 2014-2018.
Sebelum menjadi dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya, berbagai proses yang begitu panjang untuk
mencapai puncak (pemimpin). Adapun riwayat jabatan struktural yang
pernah beliau tempuh di Fakultas Dakwah dan komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya meliputi :
1. Sekretaris Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah
IAIN Sunan Ampel Surabaya tahun 1990-1996
2. Ketua Jurusan Bimbingan Penyuluhan Islam Fakultas Dakwah IAIN
6
3. Pembantu Dekan II Fakultas Dakwah IAIN Sunan Ampel Surabaya
tahun 2001-2004
4. Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
periode 2014-2018.
Berbagai pengalaman dalam riwayat jabatan struktural yang
ditempuh sampai saat ini merupakan prestasi sekaligus kerja keras yang
dilakukan oleh Dr. Hj. Rr. Suhartini, M. Si. Untuk menunjukkan bahwa
sosok seorang perempuan mampu menunjukkan bahwa tidak harus orang
laki-laki untuk menjadi pemimpin. Yang menentukan antara pemimpin
laki-laki dan perempuan hanya dengan kemampuan dan kecerdasaan yang
dimiliki setiap manusia serta tanggung jawab sebagai pemimpin.
Jabatan struktural sebagai pemimpin (dekan) Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang diperoleh oleh Dr. Hj. Rr.
Suhartini, M.Si bukan semata karena kebetulan atau hanya sebatas
lompatan melainkan karena kemampunan, kecerdasan, ketekunan, kerja
keras, tanggung jawab dan pengalaman yang dimiliki oleh Dr. Hj. Rr.
Suhartini, M. Si.
Selain pengalaman, prestasi, dan jabatan struktural yang dimiliki
oleh Dr. Hj. Rr. Suhartini, M. Si ada berbagai macam karya tulis atau buku
yang pernah beliau tulis selama ini, diantara karya tulisannya adalah
7
a. Dampak Sosial Ekonomi Budaya Masyarakat Korban Langsung Luapan
Lapindo : suatu tinjaun Strukturasi Giddens, tahun 2008
b. Metode Penelitian Kualitatif ( Dakwah Digital Press), tahun 2009
c. Trancam Lapindo : Studi Makna Religius Masyarakat Korban Lapindo
(Dakwah Digital Press), tahun 2009
d. State of The Art Phenomenology (Dakwah Digital Press), tahun 2009
e. Anatomi Teori Dekonstruksi Jasques Derrida (Dakwah Digital Press),
tahun 2009
f. Kajian Sosial Ekonomi Optimalisasi Jembatan Suramadu Tahun 2010 :
Analisis Teori Konstruksi Sosial, tahun 2010
g. Geneologi Pemikiran Kontemporer Islam dan Aplikasinya di Perguruan
Tinggi (IAIN Sunan Ampel Press), tahun 2011
Dari berbagai macam uraian diatas, bahwa Dr. Hj. Rr. Suhartini,
M.Si memiliki latar belakang yang sangat banyak dalam berkarir sekaligus
berkiprah ke dunia publik. Prestasi serta pengalaman dari tahun ke tahun
menunjukkan bahwa beliau benar-benar memiliki kemampuan dalam
kepemimpinan, ilmu pengetahuan, dan penelitian.
Secara definisi organisasi adalah merupakan wadah atau tempat
sekumpulan orang-orang yang mempunyai tujuan bersama-sama.4 Dari
uraian tersebut, organisasi atau lembaga membutuhkan seorang pemimpin
untuk mengatur, mengarahkan dan menggerakkan yang pimpinnya agar
organisasi tersebut berjalan dengan apa yang diinginkan secara
4
8
sama. Seorang pemimpin tidak hanya mengatur, mengarahkan, dan
menggerakkan bawahanya akan tetapi gaya kepemimpinan sangat
dibutuhkan dalam menjalankan organisasi yang dipimpinnya.
Adapun pengertian manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya-sumber daya organisasi lainnya
agar mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.5
Dari uraian pengertian manajemen diatas, penulis menyimpulkan
bahwa manajemen dapat di definisikan sebagai bekerja dengan
orang-orang untuk menentukan dan mencapai tujuan organisasi dengan
pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,
pengawasan, dan kepemimpinan.
Dalam teori The Great Man menyatakan bahwa seorang yang
dilahirkan sebagai pemimpin ia akan menjadi pemimpin apakah ia
mempunyai sifat atau tidak mempunyai sifat sebagai pemimpin. Contoh
dalam sejarah ialah Napoleon. Ia dikatakan mempunyai kemampuan
alamiah sebagai pemimpin, yang dapat menjadikannya sebagai pemimpin
besar pada zamannya.6
Pada umumnya, kegagalan organisasi manapun itu disebabkan
kepemimpinan yang tidak efektif, mereka tidak mampu memimpin
5
Hani Handoko, 2011, Manajemen, BPFE, Yogyakarta.hal.2 6
9
bawahannya, tidak bisa bekerja sama dengan orang lain atau bahkan
mereka tidak bisa menguasai, mengendalikan diri sendiri, dan berbagai
kekeliruan terjadi sehingga roda organisasi tidak berjalan efektif sesuai
rencana yang di inginkan secara bersama. Misalnya, bawahan tidak bisa
dimotivasi untuk bekerja yang lebih baik, kurang disiplin, demikian pula
dengan relasi organisasi tidak terjalin kerjasama yang baik dengan lainnya
dan juga perilaku pemimpin sendiri yang tidak bisa memberi contoh
terhadap bawahannya yang dipimpin. Seperti dalam Firman Allah SWT.
Artinya : Dan ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para
Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di
muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan
(khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan
menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji
Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." ( QS : Al Baqorah : 30 )7
Dalam uraian ayat diatas, dapat dijelaskan bahwa manusia
mempunyai keistimewaan sendiri dibandingkan dengan makhluk ciptaan
7
10
Tuhan yang lainnya dimuka bumi ini. Keistimewaan ini bisa dilihat dari
sisi penciptaan fisik maupun personalitas krakter yang dimiliki oleh
manusia dan yang membedakan manusia dengan makhluk lainnya adalah
dengan akalnya. Karena keistimewaan itu, manusia memiliki tugas dan
kewajiban yang berbeda dengan makhluk lainnya..
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang masalah yang di uraiakan diatas maka masalah
umum yang hendak dicarikan jawaban melalui penelitian ini adalah
sebagai berikut :
Bagaimana Gaya Kepemimpinan Perempuan di Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang diuraikan diatas, maka peneliti
bertujuan untuk menggambarkan bagaimana Gaya Kepemimpinan
Perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel
Surabaya.
D. Manfaat Penelitian
a. Manfaat teoritis
Dengan adanya penelitian tentang gaya kepemimpinan, peniliti
mengembangkan pemahaman tentang teori-teori yang berhubungan
dengan teori gaya kepemimpinan untuk menjawab rumusan masalah
11
b. Manfaat Praktis
Peneliti berharap penelitian ini menjadi acuan atau referensi
bagi :
a) Obyek Peneliti
Dari penelitian ini diharapkan dapat membantu dan
memberi masukan tentang gaya kepemimpinan perempuan di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
b) Bagi Peniliti
Dapat memberikan tambahan khasanah keilmuan maupun
wawasan bagi peneliti bagaimana mengaplikasikan teori
kepemimpinan dan gaya kepemimpinan pada kehidupan sehari-hari
yang diperoleh selama proses belajar di Program Studi Manajemen
Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya
c) Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
Dengan adanya penelitian tentang Gaya Kepemimpinan
Perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya. Peneliti mengharap para jajaran Fakultas
Dakwah dan Komunikasi diharapkan dapat menjadi masukan
dalam memimpin organisasisi maupun lembaga dan mampu
mengambil pengetahuan beserta referensi dalam hal gaya
kepemimpinan perempuan.
12
1. Gaya kepemimpinan
Menurut Miftah Thoha mengemukakan bahwa gaya
kepemimpinan merupakan norma prilaku yang digunankan oleh
seorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi prilaku orang
lain atau bawahan yang dipimpin.8
dari uraian diatas tentang gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
bahwa setiap pemimpin memiliki gaya kepemimpinan yang
berbeda-beda bagaimana gaya tersebut mampu di aplikasikan untuk
mempengaruhi anggota yang di pimpin dan seorang pemimpin harus
memahami situasi agar mampu menyesuaikan gaya kepemimpinan
yang akan akan diterapkan terhadap anggota yang di pimpin.
Dari beberapa penjelasan diatas dapat di uraikan bahwa gaya
kepemimpinan perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikas UIN
Sunan Ampel Surabaya yang dimaksud oleh peneliti adalah norma
prilaku pimpinan (dekan) sebagai pemimpin tertinggi di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi dalam memimpin anggota yang di pimpin
serta bagaimana mengaplikasikan gaya kepemimpinan dalam
melakukan aktivitas sehari-harinya.
F. Sistematika Pembahasan
Sistematika pembahasan merupakan runtutan sekaligus untuk
mempermudah penulisan skripsi, maka dalam skripsi ini dibagi beberapa
8
13
bab dalam beberapa bab terdapat sub-sub bab sehingga dapat dipahami
oleh pembaca. Adapun susunan sistematika pembahasan sebagai berikut :
BAB I : PENDAHULUAN
a) Latar Belakang Masalah
b) Rumusan Masalah
c) Tujuan Penelitian
d) Manfaat Penelitian
e) Definisi Konsep
f) Sistematika Pembahasan
BAB II : KAJIAN TEORITIK
a) Penelitian Terdahulu Yang Relevan
b) Kerangka Teori Dalam Perspektif Islam (Sub-bab khusus)
BAB III : METODE PENELITIAN
a) Pendekatan dan Jenis Penelitian
b) Lokasi Penelitian
c) Jenis dan Sumber Data
d) Tahap-tahap Penelitian
e) Tekhnik Pengumpulan Data
f) Teknik Validitas Data
g) Teknik Analisis Data
14
a) Gambaran Umum Obyek Penelitian
b) Penyajian Data
c) Pembahasan Hasil Penelitian (Analisis Data)
BAB V : PENUTUP
a) Kesimpulan
b) Saran dan Rekomendasi
c) Keterbatasan Penelitian
Bagian akhir dalam penulisan skripsi ini adalah daftar pustaka,
lampiran-lampiran meliputi instrumen penelitian seperti pedoman
wawancara, observasi, dokumentsi, surat keterangan hasil penelitian,
kartu konsultasi kepada dosen pembimbing, biodata dekan, dan biodata
15
BAB II
KAJIAN TEORETIK
A. Penelitian Terdahulu yang Relevan
Gaya Kepemimpinan Perempuan Dalam Lembaga Pendidikan
Islam (Studi Kasus di MTs Negeri Yogyakarta 1) yang disusun oleh
Dennis Haruna Nim 05470030 Fakultas Tarbiyah Jurusan/Program Studi
Kependidikan Islam UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Tahun 2009.1
Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan dan menganalisis
mengenai bagaimana model kepemimpinan kepala sekolah perempuan
dilembaga pendidikan islam. Penelitian ini menggunakan pendekatan
penelitian kualitatif dengan mengambil latar MTs Negeri Yogyakarta 1.
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara, observasi
dan dokumentasi. Analisis data yang diperoleh dengan menggunakan
metode deskriptif-analitik yakni menganalisa data yang diperoleh sesuai
dengan data dari lapangan dan sumber data pada penelitian ini diantara
kepala sekolah perempuan, 10 guru, dan 10 karyawan.
Hasil penelitian ini adalah model kepemimpinan perempuan kepala
sekolah di MTs Negeri Yogyakarta 1 merupakan orang yang
menggunakan model kepemimpinan kontingensi fiedler, terlihat dengan
adanya hubungan baik antara pemimpin dan anggotanya, kepercayaan
diantara pemimpin dan anggotanya, kepribadian pemimpin yang baik,
1
16
ketegasan, loyalitas pemimpin, dan rasa hormat anggotanya terhadap
pemimpin serta struktur kerja yang jelas.
Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan (Studi Kepala Desa
Suka Jaya dan Kepala Desa Paya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten
Pesawaran) yang di susun oleh Siti Fei Kenia Nournabilla Jurusan Ilmu
Pemerintahan Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Lampung
Tahun 2014.2
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif.
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan teknik
wawancara mendalam, observasi, dan dokumentasi. Data yang didapatkan
di lapangan akan diolah dan disajikan dalam bentuk teks narasi. Hasil
penelitian ini menggambarkan bahwa kedua Kepala Desa Suka Jaya dan
Kepala Desa Paya dalam pelaksanaan gaya kepemimpinannya yaitu
menerapkan gaya kepemimpinan transformasional dan menerapkan gaya
kepemimpinan situasional. Hal ini berdasarkan pelaksanaan fungsi-fungsi
kepemimpinan. Gaya Kepemimpinan Kedua Kepala Desa tersebut
menganggap staf/rekan kerja sebagai “teman” yang dihargai. Terjalinnya
pertemanan antara pemimpin dengan bawahan dapat menciptakan
hubungan kerja sama yang baik dan kepemimpinan yang efektif.
Dari uraian diatas, persamaan dan perbedaan pada penelitian yang
dilakukan oleh Dennis Haruna dan Siti Fei Kenia Nournabilla dengan
2
Siti Fei Kenia Nournabilla, 2014. Gaya Kepemimpinan Kepala Desa Perempuan (Studi Kepala Desa Suka Jaya dan Kepala Desa Paya Kecamatan Padang Cermin Kabupaten Pesawaran)
17
peneliti Gaya Kepemimpinan Perempuan di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya sama-sama meneliti tentang
Gaya Kepemimpinan dengan menggunakan penelitian kualitatif dan
pengumpulan data dengan metode yang sama yaitu observasi, wawancara,
dan dokumentasi akan tetapi perbedaan terletak pada objek penelitian serta
analisis data yang diperoleh dengan metode deskriptif-analitik sedangkan
peneliti sendiri mengunakan metode penelitian kualitatif deskriptif-naratif
serta menggunakan teknik observasi partisipatif dan gaya kepemimpinan
yang berbeda.
Dari penelitian terdahulu yang di uraikan diatas agar lebih jelas
[image:25.595.110.538.277.751.2]dapat dibuat tabel sebagai berikut :
Tabel 2.1
No Nama
Peneliti Jenis Karya Tahun Penelitian Metode Penelitian
Hasil Temuan Perbedaan
11 Dennis
Haruna
Skripsi 2009 Kualitatif
Deskriptif
Model
Kepemimpinan
perempuan
kepala sekolah
di MTs Negeri
Yogyakarta 1
menggunakan model kepemimpinan kontingensi fiedler. Obyek Penelitian, Lokasi
Penelitian, dan
analisis data
menggunakan
metode
18
2 Siti Fei
Kenia
Nournabill
a
Skripsi 2014 Kualitatif
Deskriptif
Kepala Desa
Suka Jaya dan
Kepala Desa
Paya dalam
pelaksanaan gaya kepemimpinan menerapkan gaya kepemimpinan transformasion
al dan
menerapkan gaya kepemimpinan situasional. Obyek Penelitian, Lokasi Penelitian,
Analisis data
menggunakan
metode
deskriptif-naratif, dan
Observasi
partisipatif.
B. Kerangka Teori
1. Pengertian Kepemimpinan
Didalam kajian pustaka terdapat banyak pengertian kepemimpinan
yang dikemukakan oleh para pakar tentang kepemimpinan menurut
perspektifnya masing-masing. Dari berbagai pengertian tentang
kepemimpinam terdapat banyak kesamaan diantara pengertian-pengertian
yang dikemukakan oleh beberapa pakar maupun tokoh yang
memungkinkan adanya pengkelompokan terhadap pengertian tentang
kepemimpinan kemudian disederhanakan untuk memahami lebih jelas
19
Secara etimologi kepemimpinan berasal dari kata dasar “pimpin”
(lead) berarti bimbing atau tuntun, dengan begitu di dalam terdapat dua
pihak yaitu yang dipimpin (rakyat) dan yang memimpin (imam). Setelah
ditambah awalan “pe” menjadi “pemimpin” (leader) berarti orang yang
mempengaruhi pihak lain melalui proses kewibawaan kominikasi sehingga
orang lain tersebut bertindak sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu. Dan
setelah ditambah akhiran an menjadi pimpinan artinya orang yang
mengepalai. Apabila dilengkapi dengan awalan ke menjadi kepemimpinan
(leadership) berarti kemampuan dan kepribadian seseorang dalam
mempengaruhi serta membujuk pihak lain agar melakuakan tindakan
pencapaian tujuan bersama, sehingga dengan demikian yang bersangkutan
menjadi awal struktur dan pusat proses kelompok yang dipimpin.3
Dari uraian diatas dapat dijelaskan secara sederhana bahwa
kepemimpinan merupakan aktivitas untuk mempengaruhi perilaku orang
lain agar orang lain tersebut mau diarahkan untuk mencapai tujuan
tertentu. Dalam hal ini tujuan organisasi atau lembaga yang dipimpin oleh
seorang pemimpin.
Miftha Thoha dalam bukunya Prilaku Organisasi mengemukakan
bahwa Pemimpin adalah seseorang yang memiliki kemampuan memimpin,
3
20
artinya memiliki kemampuan untuk mempengaruhi orang lain atau
kelompok. 4
Menciptakan pengaruh adalah inti dari aktivitas kepemimpinan, hal
itu dapat berupa menggerakkan, mengorganisir dan sebagainya.
Merangkum dari beberapa pandangan, Kartono merumuskan pengertian
kepemipinan dari para tokoh sebagai berikut :5
a. Benis mendefinisakan kepemimpinan “ ...the process by wich
an agent induces a subordinate to behave in desired manner” (
Suatu proses dimana seorang agent menyebabkan bawahan
bertingkah laku menurut satu cara yang berlaku.
b. Odway Tead mendefinisikan kepemimpinan adalah sebagai
kegiatan/usaha mempengaruhi orang lain agar mereka mau
bekerja sama.
c. George Terry mendefenisikan kepemimpinan merupakan
sebagai kegiatan memengaruhi orang-orang agar berusaha
mencapai tujuan-tujuan kelompok.
d. Howard H. Hoyt mendefisinikan kepemimpinan sebagai seni/
keterampilan memengaruhi tingkah laku manusia dan
kemampuan untuk membimbing orang.
4
Miftah Thoha, 1998, Prilaku organisasi, Raja Grafindo Persada, Bandung, hal.255
5
21
Kepemimpinan adalah proses dimana seorang atau sekelopok
orang (tim) memainkan pengaruh atas orang lain (tim) lain, menginspirasi,
memotivasi, dan mengarahkan aktivitas mereka untuk mencapai sararan.6
Dari beberapa uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa
kepemimpinan adalah suatu proses interaksi sosial untuk mempengaruhi
antara pemimpin dan yang dipimpin. Didalam kehidupan apapun, jika
terdapat aktivitas yang mempengaruhi suatu kelompok atau organisasi
maka disitu ada aktivitas kepemimpinan. Aktivitas kepemimpina terjadi
dimana saja termasuk dalam kehidupan sehari-hari kita dengan sahabat,
temen, keluarga, maupun dengan yang lain.
Menurut Stoner didalam buku Manajemen mengemukakan bahwa
kepemimpinan (Manajerial) dapat didefinisikan sebagai suatu proses
pengarahan dan pemberian pengaruh pada kegiatan-kegiatan kelompok
anggota yang saling berhubungan tugasnya.7
Ada beberapa pengertian kepemimpinan yang dikemukakan oleh
para ahli selain yang dikemukan diatas, yaitu: 8
1) Stephen P. Robbins mengatakan, kepemimpinan adalah
kemampuan untuk mempengaruhi kelompok kearah tercapainya
sebuah tujuan.
6
Mohammad Karim, 2010, Konsep Kepemimpinan Transformasional, UIN Maliki Press, Malang, hal. 14
7
T. Hani Handoko, 2011, Manajemen Edisi , BPFE-Yogyakarta, Yogyakarta, Hal.294 8
22
2) Richard L. Daft mengatakan, kepemimpinan (leadership) adalah
kemampuan mempengaruhi orang yang mengarah kepada
pencapaian tujuan.
3) Ricky W. Griffin mengatakan, pemimpin adalah individu yang
mampu mempengaruhi perilaku orang lain tanpa harus
mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima
oleh orang lain sebagai pemimpin.
4) Kepemimpinan ( Leadership) memiliki arti luas, yaitu meliputi
ilmu tentang kepemimpinan, teknik kepemimpinan, seni
kepemimpinan, ciri kepemimpinan, serta sejarah kepemimpinan.
Dari uraian yang dikemukan oleh beberapa tokoh diatas bahwa
kepemimpinan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam sebuah
organisasi, karena kepemimpinan merupakan sesuatu yang tidak dapat di
pisahkan dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan mempengaruhi
orang lain atau kelompok untuk bekerja bersama-sama demi tercapainya
visi dan misi yang ingin di capai didalam organisasi atau pun lembaga.
Disampin itu, setiap organisasi selalu mengalami perubahan sesuai
kebutuhan dan perkembangan zaman yang selalu berubah dan dinamis.
Maka dari itu, setiap organisasi memerlukan seorang pemimpin yang peka
terhadap situasi disekitarnya ataupun kebutuhan yang terjadi pada saat ini
maupun masa depan, dalam hal ini sangat diperlukan seorang pemimpin
yang mampu memberikan perubahan yang lebih baik untuk mencapai
23
Wahjosumidjo juga mengemukakan pengertian kepemimpinan sebagai berikut. “ Kepemimpinan merupakan kemampuan dan keterampilan seorang yang menduduki jabatan sebagai pimpinan suatu kerja untuk mempengaruhi perilaku orang lain, terutama bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa sehingga melalui perilaku yang positif, ia memberikan sumbangsih
nyata dalam pencapaian tujuan organisisasi.”9
2. Pengertian Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara atau teknik seseorang dalam
menjalankan suatu kepemimpinan dengan berusaha mempengaruhi
perilaku orang-orang yang dipimpin.10
Miftah Thoha mengemukakan dalam buku prilaku organisasi
bahwa gaya kepemimpinan merupakan norma prilaku yang
digunankan oleh seorang pada saat orang tersebut mencoba
mempengaruhi prilaku orang lain atau bawahan yang dipimpin.11
Gaya kepemimpinan (Style) ialah cara pemimpin membawa
diri sebagai pemimpin, cara ia berlagak, dan tampil dalam
menggunakan kekuasaannya.12
Dari uraian diatas tentang gaya kepemimpinan dapat dijelaskan
bahwa gaya kepemimpinan merupakan sebuah prilaku, cara atau
teknik seorang pemimpin dalam menjalankan kepemimpinan agar
9
Mohammad Karim, 2010, Konsep Kepemimpinan Transformasional, UIN Maliki Press, Malang, hal. 24
10
M. Ngalim Purwanto, 2006, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosda Karya, Bandung, hal. 48
11
Miftah Thoha, 1998, Prilaku Organisasi, Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 278. 12
24
anggota yang di pimpin mengikuti arahan sesuai dengan apa yang di
perintahkan.
3. Tipe/Gaya Kepemimpinan
Dari cara seorang pemimpin dalam melakukan
kepemimpinannya itu dapat digolongkan atas beberapa gaya/ tipologi ;
a. Tipe Kepemimpinan Otokratis (Otoriter)
Kepemimpinan otokratis (Otoriter) adalah kepemimpinan
yang cara memimpinnya menganggap organisasi sebagai miliknya
sendiri. Sehingga seorang pemimpin bertindak sebagai diktator
terhadap para anggota organisasinya dan menganggap mereka itu
sebagai bawahannya dan merupakan alat atau mesin, tidak
diperlakukan sebagaimana manusia.13
Seorang pemimpin yang tergolong pemimpin otakratis
(otoriter) memiliki serangkaian krakteristik yang dapat dipandang
sebagai krakteristik negatif, analisis yang rasional memamng
membenarkan pandangan yang demikian.14
Dari uraian diatas dapat disederhakan bahwa gaya
kepemimpinan otokratis merupakan gaya kepemimpinan dimana
pengambilan keputusannya dalam segala hal terpusat pada seorang
pemimpin, para bawahan hanya bergerak menjalankan tugas-tugas
13
Sondang P. Siagian, 1994, Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT Rineka, Jakarta, hal. 40
14
25
yang diatur oleh pemimpin. Tipe kepemimpinan otakratis ini lebih
cendrung egois, suka memaksa tanpa lebih dulu konsultasi maupun
musyawarah terhadap anggotanya dan tidak suka menerima
pendapat dari orang lain.
Seorang pemimpin yang otoriter akan menunjuk berbagai
sikap yang akan menonjolkan kelakuannya antara lain dalam
bentuk:15
a) Kecendrungan melakukan bawahan para bawahan sama dengan
alat-alat dalam organisasi, kurang menghargai martabat
bawahan.
b) Mengutamakan orientasi pada pelaksanaan dan penyelesaian
tugas tanpa mengaitkannya dengan kebutuhan dan kepentingan
para bawahan.
c) Pengabaian peran bawahan dalam proses pengambilan
keputusan, dan para bawahan dituntut untuk melaksanakannya
saja dari keputusan yang telah diambil itu.
b. Tipe Kepemimpinan Paternalistik
Kepemimpinan paternalistik adalah seorang pemimpin
yang bersifat kebapaan, ia menganggap bawahannya bagaikan anak
yang belum dewasa.16 Tipe pemimpin yang paternalistik banyak
terdapat di lingkungan masyarakat yang masih bersifat tradisional,
15
Sondang P. Siagian, 1994, Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT Rineka, Jakarta, hal. 32 16
26
umumnya di masyarakat agraris. Seorang pemimpin yang
paternalistik ini dalam hal-hal yang tertentu sangat dibutuhkan,
akan tetapi sebagai pemimpin pada umumnya kurang efektif.
Kepemimpinan yang telah diuraikan diatas merupakan gaya
kepemimpinan yang selalu memberikan pengawasan terhadap
bawahannya. Tujuannya adalah untuk melindungi bawahan dan
untuk memberikan arahan seperti halnya seorang bapak kepada
anaknya.
c. Tipe Kepemimpinan Kharismatik
Kepemimpinan kharismatik adalah bahwa pemimpin
tersebut mempunyai daya tarik sendiri. Pemimpin yang kharismatik
mampu menguasai bawahannya karena mereka diliputi oleh
kepercayaan yang luar biasa terhadapnya. Para pengikut seorang
pemimpin yang kharismatik tidak pernah mempersoalkan nilai
yang diikuti, sikap, gaya dan perilaku yang digunakan pemimpin
diikutinya. Kemampuan untuk menguasai bawahannya yang
terdapat pada diri seorang pemimpin yang kharismatik disebabkan
kepercayaannya yang luar biasa kepada kemampuannya itu.17
17
27
Kepemimpinan kharismatik adalah pemimpin yang ide atau
gagasan, pemikiran, konsep, teori, suasana batin, dan perilakunya
meyakinkan orang lain. 18
Seorang pemimpin kharismatik merupakan seorang
pemimpin yang dianggap mempunyai kekuatan ghaib atau
kesaktian yang tidak dapat di indra secara ilmiah, sehingga
dikagumi para bawahannya meskipun para bawahannya tidak
selalu dapat menjelaskan secara konkrit mengapa orang tersebut
dikagumi.
d. Kepemimpinan Laissez Faire
Kepemimpinan laissez faire adalah seorang pemimpin yang
mempunyai krakteristik sikap permisif, dalam arti bahwa para
anggota organisasi boleh saja bertindak sesuai dengan keyakinan
dan bisikan hati nuraninya asal saja kepentingan bersama tetap
terjaga dan tujuan organisasi tetap tercapai.19
Gaya kepemimpinan laissez faire dapat dicirikan sebagai
berikut:20
1. Kebebasan lengkap untuk keputusan kelompok atau individual
dengan minimum partisipasi pemimpin.
18
Mohammad Karim, 2010, Konsep Kepemimpinan Transformasional, UIN Maliki Press, Malang, hal. 14
19
Sondang P. Siagian, 1994, Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT Rineka, Jakarta, hal. 32 20
28
2. Macam-macam bahan yang disediakan oleh pemimpin, yang
dengan jelas mengatakan bahwa ia akan menyediakan
keterangan apabila ada permintaan ia tidak turut berpartisipasi
bagian dalam diskusi kelompok.
3. Pemimpin tidak berpartispasi sama sekali
4. Komenter spontan yang tidak frekwen atas aktifitas anggota dan
ia tidak berusaha sama sekali untuk menilai atau mengatur
kejadian-kejadian.
Pemimpin dengan tipe Laissez faire menyerahkan
sepenuhnya pekerjaan kepada bawahannya untuk menyelesaikan
pekerjaan-pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia hanya
akan menerima laporan-laporan hasilnya dengan tidak ikut campur
tangan atau tidak terlalu mau ambil inisiatif, semua pekerjaan itu
tergantung pada inisiatif dari para bawahannya, sehingga dianggap
cukup dapat memberikan kesempatan pada para bawahannya
bekerja bebas tanpa tekanan. Bawahan dapat berkreasi sebaik
mungkin untuk menyelesaikan pekerjannya
Dari uraian diatas dapat disederhakan bahwa anggota
diberikan kepercayaan penuh oleh pemimpinnya untuk melakukan
sebuah pekerjaan yang telah ditetapkan secara bersama-sama dan
tetap menjaga kepentingan organisasi. Seorang pemimpin
menganggap anggotanya telah dewasa dan dapat bertanggung
29
e. Tipe Kepemimpinan Demokratik (Demokratis)
Kepemimpinan demokratik (Demokratis) adalah seorang
pemimpin yang memandang peranannya sebagai kordinator dan
integrator dari berbagai unsur dan komponen organisasi sehingga
bergerak sebagai suatu totalitas.21 Dalam melaksanakan tugasnya
ia mau menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan saran
dari para bawahannya, demikian juga terhadap kritik yang
membangun dari bawahannya dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam pembuatan keputusan. Pemimpin demokratik
memperlakukan manusia dengan cara yang manusiawi.
Gaya kepemimpinan demokratis dalam melaksanakan
tugasnya selalu menerima dan bahkan mengharapkan pendapat dan
saran dari para bawahannya, demikian juga terhadap pendapat
saran, dan kritik yang membangun dari bawahannya dijadikan
sebagai umpan balik dan bahan pertimbangan dalam pembuatan
keputusan.
Gaya pemimpin yang paling ideal dan paling didambakan
adalah gaya kepemimpinan demokratik.22 Karena gaya
kepemimpinan demokratis selalu mengikutsertakan anggota yang
dipimpin dalam pengambilan keputusan untuk mencapai musyawarah mufakat dan kebaikan organisasi yang lebih baik.
21
Sondang P. Siagian, 1994, Teori dan Praktek Kepemimpinan, PT Rineka, Jakarta, hal. 32 22
30
Menurut Ngalim Purwanto gaya kepemimpinan demokratis
dapat diketahui sebagaimana berikut 23:
1. Dalam menggerakkan bawahan bertitik tolak dari pendapat
bahwa manusia itu makhluk yang termulia.
2. Selalu berusaha menyingkronkan kepentingan dan tujuan
organisasi dengan kepentingan dari tujuan pribadi bawahan.
3. Senang menerima saran, pendapat, dan kritik dari bawahan.
4. Mengutamakan kerjasama dalam mencapai tujuan.
5. Memberikan kebebasan seluas-luasnya kepada bawahan dan
membimbingnya.
6. Mengusahakan agar bawahan dapat lebih sukses dari pada
dirinya.
7. Selalu mengembangkan kapasitas diri pribadinya sebagai
pemimpin
Didalam buku yang berjudul prilaku organisasi terdapat
empat ciri kepemimpinan demokratis.24
a) Semua kebijaksanaan merupakan bahan pembahasan
kelompok dan keputusan kelompok yang dirangsang dan
dibantu oleh pemimpin.
23
M. Ngalim Purwanto, 2006, Administrasi dan Supervisi Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung , hal. 52.
24
31
b) Perspektif aktivitas dicapai selama diskusi berlangsung.
Dilukiskan langkah-langkah umum kearah tujuan kelompok
dan apabila diperlukan nasehat teknis, maka pemimpin
menyarankan dua atau lebih banyak prosedur-prosedur
alternatif yang dipilih.
c) Para anggota bebas untuk bekerja dengan siapa yang
mereka kehendaki dan pembagian tugas terserah kelompok.
d) Pemimpin bersifat obyektif dalam pujian dan kritiknya dan
ia berusaha untuk menjadi anggota kelompok secara mental.
Tanpa terlampau banyak melakukan pekerjaan tersebut.
Kepemimpinan yang demokratis adalah pemimpin
katalisator dari berbagai pendapat yang ada diantara
pengikut-pengikutnya. Ia selalu meminta pendapat-pendapat dari
pengikutnya sebelum menentukan sesuatu keputusan terakhir tetap
berada di tangan seorang pemimpin.25
Seorang pemimpin yang demokratik selalu dihormati dan
disegani dan bukan ditakuti karena prilakunya dalam kehidupan
organisasional perilakunya mendorong para bawahannya
menumbuhkan dan mengembangkan daya inovasi, kreativitasnya,
25
32
dengan sungguh-sungguh ia mendengarkan pendapat, saran, dan
bahkan kritik dari orang lain, terutama bawahannya.26
Dari beberapa uraian diatas, dapat disederhanakan bahwa
kepemimpinan demokratis dapat diterapkan dimana dalam
pengambilan keputusan dalam rapat tertentu untuk kepentingan
organisasi, seorang pemimpin mengikutsertakan atau
bersama-sama bawahannya, baik diwakili oleh orang-orang tertentu atau
berpartisipasi langsung dalam pengambilan keputusan dalam forum
rapat ataupun yang lainnya. Seorang pemimpin demokratis
menganggap dirinya bagiaan dari kelompok dan bersama-sama
untuk melakukan pekerjaan dalam mencapai sebuah tujuan yang
ingin dicapai.
f. Kepemimpinan Situasional
Kepemimpinan situasional adalah kepemimpinan yang
mencoba mengidentifikasi karakteristik situasi dan keadaan sebagai
faktor penentu utama yang membuat seorang pemimpin berhasil
melakukan tugas-tugas organisasi secara efektif dan efisien.
Kepemimpinan situasional menekankan bahwa keefektifan
kepemimpinan seseorang bergantung pada pemilihan gaya
26
33
kepemimpinan yang tepat dalam menghadapi situasi tertentu dan
tingkat kematangan jiwa bawahan.27
Gaya kepemimpinan situasional yang dikembangkan oleh
Hersey dan Blanchard. Gaya kepemimpinan dari seorang pemimpin
yang selalu berusaha menyesuaikan dengan situasi dan kondisi
organisasi, serta bersifat fleksibel dalam menyesuaikan dengan
kematangan bawahan dan lingkungan kerjanya.28
g. Kepemimpinan Transfomasional
Kepemimpinan transformasional adalah sebuah proses
dimana pimpinan dan bawahan nya berusaha untuk mencapai
moralitas dan motivasi yang lebih tinggi. Kepemimpinan
transformasional merupakan gaya kepemimpinan bagi seorang
pemimpin yang cenderung memberi motivasi kepada bawahan
untuk melakukan tindakan yang lebih baik dan menitik beratkan
pada perilaku membantu/transformasi antar individu dengan
organisasi.
Dari beberapa macam tipologi/gaya kepemimpin yang di
uraikan diatas, penilti lebih menfokuskan tentang tipe/gaya
27
Mohammad Karim, 2010, Konsep Kepemimpinan Transformasional, UIN Maliki Press, Malang, hal. 14
28
34
kepemimpinan Perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya. Seorang pemimpin harus mengetahui
apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta mengetahui apa
yang harus dikerjakan dalam menghadapi perubahan-perubahan
yang selalu dinamis dan kehadiran seorang pemimpin sejatinya
akan membantu dan menjadi aktor utama perubahan dalam
organisasi yang di pimpin.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa
gaya kepemimpinan merupakan sebuah gaya atau prilaku seorang
pemimpin dalam menjalin hubungan yang saling mempengaruhi
diantara pemimpin dan anggota (bawahan), menginginkan
perubahan nyata yang mencerminkan tujuan bersama serta
bagaimana seorang pemimpin dalam mempengaruhi untuk
mengarahkan anggotanya secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai tujuan suatu organisasi yang dipimpin.
C. Pengertian Dekan
Dekan adalah pemimpin Fakultas yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan di fakultas.29
Dekan merupakan pimpinan fakultas yang berwenang dan
bertanggung jawab terhadap penyelenggaraan pendidikan belajar mengajar
29
35
dimasing-masing fakultas atau sekolah dilingkungan Universitas yang
dibantu oleh para wakil dekan.30
Dari uraian diatas, dapat dijelaskan bahwa dekan merupakan
pimpinan atau pemimpin tertinggi di Fakultas dan dibantu oleh Wakil
Dekan I, II, III, Prodi/jurusan, Tenaga Pendidik, dan Tenaga Kependidikan
yang bekerja di bawah naungan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya.
D. Pengertian Fakultas
1. Fakultas
Fakultas adalah himpunan sumber daya pendukung yang
menyelenggarakan dan mengelola pendidikan, akademik, advokasi,
atau profesi dalam satu rumpun disiplin ilmu pengetahuan, teknologi,
dan/atau seni.31 Fakultas adalah bagian administratif pada sebuah
Universitas namun secara umum Fakultas diartikan sebagai sebuah
divisi dalam sebuah Universitas yang terdiri dari suatu area subyek
atau sejumlah bidang studi terkait, sebuah fakultas dibagi menurut
ilmu yang diajarkan pada bagian Universitas.32
2. Jurusan/Program Studi
Jurusan adalah himpunan program studi dalam sub rumpun
ilmu yang menyelenggarakan dan mengelola pendidikan dan Program
30
M. Dahlan Al Barry, 1994, Kamus Imiah Populer, Arkola, Surabaya, hal. 97 31
Ibid,. hal. 6
32
36
Studi adalah kesatuan kegiatan pendidikan dan pembelajaran yang
memiliki kurikulum dan metode pembelajaran tertentu dalam satu jenis
pendidikan akademik, pendidikan profesi, dan/atau pendidikan
advokasi.33
Ada beberapa pembagian ilmu yang diajarkan pada Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya. Ada lima
Program Studi (Prodi), yaitu Ilmu Komunikasi (ILKOM), Komunikasi
Penyiaran Islam (KPI), Bimbingan Konseling Islam (BKI),
Manajemen Dakwah (MD), dan Pengembangan Masyarakat Islam
(PMI). Masing-masing Program Studi mempunyai jurusan atau
konsentrasi yang berbeda-beda sebagai berikut :
1. Program Studi Komunikasi Penyiaran Islam ada dua peminatan,
yaitu Jurnalistik dan Public Speaking.
2. Program Studi Ilmu Komunikasi menawarkan konsentrasi
Broadcasting, Public Relation, dan Advertising.
3. Program Studi Bimbingan Konseling Islam menawarkan
konsentrasi dalam bidang Konseling Masyarakat, Keluarga, dan
Kelompok.
4. Program Studi Manajement Dakwah menawarkan konsentrasi
dalam bidang Manajement Kelembagaan dan Enterpreniurship.
37
5. Program Studi Pengembangan Masyarakat Islam sendiri berharap
penuh kepada mahasiswanya agar terampil dalam hal Analisi
38
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Penelitian ini akan menggambarkan dan menjelaskan bagaimana
mengaplikasikan Gaya Kepemimpinan Perempuan yang dilakukan oleh
Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya
yakni Dr. Hj. Rr. Suhartini, M.Si. Pendekatan penelitian ini menggunakan
pendekatan penelitian kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian
kualitatif adalah penelitian yang bersifat atau memiliki karakteristik,
bahwa dasarnya menyatakan dalam keadaan sebenarnya atau sebagaimana
adanya (natural setting) dengan tidak merubah dalam bentuk simbol-
simbol atau bilangan.1
Jenis penelitian yang digunakan oleh peniliti adalah jenis penelitian
deskriptif kualitatif. Deskriptif adalah data yang digunakan untuk
menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat
kesimpulan yang berlaku untuk umum.2
Dari uraian diatas, peneliti akan menjelaskan dan menggambarkan
dalam bentuk narasi tentang data yang diperoleh dari obyek yang diteliti
tentang gaya kepemimpinan perempuan di Fakultas Dakwah dan
1
Hadari Nawawi dan Mini Martini, 1996, Penelitian Terapan, Gajah Mada University Press, Yogyakarta, hal. 174.
2
39
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya dengan sistematis, terstruktur,
dan akurat sebagaimana data yang diperoleh.
B. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian yang dijadikan obyek adalah Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya yang bertempat di Fakultas
Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya JL. A Yani No.
117 Surabaya.
C. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data meliputi sebagai berikut :
a. Jenis Data
Jenis data yang akan dikumpulkan oleh peneliti merupakan
jawaban atas pertanyaan yang dilakukan oleh peneliti terhadap
obyek yaitu tentang gaya kepemimpinan perempuan di fakultas
dakwah dan komunikasi kemudian diajukan terhadap masalah yang
dirumuskan di latar belakang yang telah ditetapkan. Pada penelitian
ini, terdapat dua jenis data yaitu :
1) Data Primer (pokok)
Sumber primer adalah sumber data yang langsung
memberikan data langsung ke pengumpul data.3 Dalam hal ini
data yang akan di kumpulkan oleh peneliti mengenai Gaya
3
40
Kepemimpinan Perempuan di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya adalah Dr. Hj. Rr.
Suhartini, M.Si. kemudian untuk menambah data yang
dibutuhkan lagi, peneliti mencari informasi tembahan sebagai
data kepada orang-orang yang berkenan dengan objek peneliti
yaitu Wakil Dekan, Kaprodi, Sekprodi, Kasubbag Umum, Staff
Subbag Umum, dan Dosen dibawah naungan Fakultas Dakwah
dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
2) Data Sukunder (Penunjang)
Data sekunder adalah data atau sumber yang tidak
langsung memberikan data kepada pengumpul data misalnya
melalui orang lain atau lewat dokumen.4 Data sekunder
merupakan data pelengkap yang dianggap penting untuk
mendukung data pokok.
Adapun jenis data sekunder yang dimaksud oleh peneliti
sebagaimana berikut :
(a) Identitas Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya
(b) Sejarah Singkat Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya
(c) Letak Geografis Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya
4
41
(d) Profi Dekan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya
(e) Struktur Organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya
(f) Visi, Misi, dan Tujuan Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya
(g) Program Studi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya
(h) Tenaga Pendidik (Dosen) dan Tenaga Kependidikan
(Tenaga Administrasi) Fakultas Dakwah dan Komunikasi .
2. Sumber data
Dalam penelitian ini yang menjadi sumber data meliputi :
1. Responden, yaitu pimpinan (dekan) Fakultas Dakwah dan
Komunikasi terkait tentang gaya kepemimpinan perempuan di
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
2. Informan, yaitu Wakil Dekan, Kaprodi, Sekprodi, Staff Subbag
Administasi dan Akademik, Kabag Umum, Staff Subbag
Umum, dan Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN
Sunan Ampel Surabaya.
3. Dokumen, yaitu data yang dimiliki oleh fakultas dakwah dan
42
D. Tahap-Tahap Penelitian
Tahap-tahap penelitian yang dilakukan oleh peneliti akan diuraikan
sebagai berikut;
1. Tahap Pra Lapangan
Dalam melaksanakan tahapan pra lapangan oleh peneliti adalah
sebagai berikut :
a. Menyusun Rancangan Agenda Penelitian
Latar belakang masalah penelitian :
1. Kajian pustaka desertai dengan teori
2. Memilih lapangan penelitian
3. Menentukan jadwal penelitian
4. Rancangan pengumpulan data dan analisis data
5. Kesimpulan hasil penelitian
b. Memilih Lokasi Penelitian
Dalam hal ini peneliti melakukan observasi atau menelusuri
obyek maupun subyek yang akan diteliti oleh peneliti. Dalam pemilihan
lapangan penelitian, peneliti menentukan obyek peneilitian yakni
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
43
Peneliti mengurus surat perizinan kepada pihak Ketua Program
Studi Manajemen Dakwah (MD) Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya untuk diberikan kepada lokasi penelitian
yaitu Pimpinan Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel
Surabaya yang bertempat di Jln. A.Yani No. 117 Surabaya.
d. Memilih Obyek Penelitian
Dalam hal ini peneliti meninjau langsung kondisi keadaan
maupun situasi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel
Surabaya dan berdiskusi santai dengan obyek yang diteliti oleh peneliti
tentang Gaya Kepemimpinan Perempuan Fakultas Dakwah dan
Komunikasi yaitu Pimpinan Fakultas Dakwah dan Komuniksi UIN
Sunan Ampel Surabaya.
e. Memilih Informan Dalam Penelitian
Informan disini meliputi Dekan, Wakil Dekan, Kaprodi,
Sekprodi, Staff Subbag Administasi dan Akademik, Kabag Umum,
Staff Subbag Umum, dan Dosen di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya.
f. Menyiapkan Peralatan Penelitian
Dalam hal ini, demi kelancaran yang akan dilakukan oleh
44
perlengkapan materi (panduan wawancara) maupun non materi meliputi
alat tulis menulis dan hal-hal yang berhubungan dengan penelitian.
2. Tahap Pekerja di Lapangan
a. Memahami Latar penelitian dan Persiapan Diri
Dalam memahami latar penelitian, peneliti perlu memahami
tentang penelitian terdahulu untuk dijadikan sebuah acuan agar
kegiatan wawancara dengan informan berjalan dengan lancar sesuai
rencana yang sudah ditentukan.
b. Memasuki Lapangan Penelitian
Dalam memasuki lapangan penelitian, peneliti mencari data
atau informasi tentang apa yang diteliti oleh peneliti meliputi Gaya
Kepemimpinan Perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi
UIN Sunan Ampel Surabaya.
c. Berperan Serta Mengumpulkan Data Penelitian
Dalam hal ini peneliti berperan aktif dalam mencari data atau
informasi data yang diperoleh dari obyek yang di teliti.
d. Tahap Analisis Data
Tahap analisis data disini yaitu diarahkan untuk menjawab
rumusan masalah atau menguji hipotesis yang telah dirumuskan oleh
45
melakukan proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil telaah pustaka, wawancara, dan hasil
dokumentasi.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam pengumpulan data, peneliti menggunakan metode survey
dengan teknik ; observasi, wawancara,dan studi dokumentasi.
1. Wawancara (Interview)
Wawancara adalah teknik pengumpulan data apabila peneliti
ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan
yang diteliti oleh peneliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.5
Jenis pertanyaan yang digunakan oleh peneliti dalam wawancara
mendalam ini adalah pertanyaan terbuka. Alasannya karena ini
memungkinkan perolehan variasi jawaban sesuai dengan pemikiran
informan. Dalam hal ini, informan dapat memberikan jawaban secara
lebih terinci serta mendapatkan kesempatan mengekspresikan caranya
dalam menjawab pertanyaan. Dalam rangka mengatasi kemungkin
adanya jawaban yang tidak sesuai atau tidak relevan dan tidak standar
yang mempersulit pengelolaan data maka peneliti berusaha sedapat
mungkin menanyakan informan untuk memperoleh jawaban misalnya
5
46
dengan menggunakan teknik-teknik probing (mengorek jawaban
informan agar terarah pada tujuan penelitian).
Dalam tahapan wawancara ini, peneliti menggunakan sampel
para struktur organisasi Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan
Ampel Surabaya periode 2014-2018 meliputi Dekan, Wakil Dekan,
Kaprodi, Sekprodi, Staff Subbag Administasi dan Akademik, Kabag
Umum, Staff Subbag Umum, dan Dosen di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Adapun dari tujuan wawancara yang dilakukan oleh peneliti
adalah untuk menemukan jawaban terkait rumusan masalah yang ada
latar belakang dalam penulisan skripsi yaitu Gaya Kepemimpinan
Perempuan di Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel
Surabaya.
2. Observasi (Pengamatan)
Istilah Observasi diturunkan dari bahasa latin yang berarti
melihat dan memperhatikan. Istilah observasi diarahkan pada kegiatan
memperhatikan secara akurat, mencatat fenomena yang muncul, dan
mempertimbangkan hubungan antar aspek dalam fenomena tersebut.6
Observasi ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang
prilaku, aktivitas, peristiwa, proses kerja, gejala-gejala alam, dan
6
47
responden yang ditetapkan oleh peneliti meliputi Dekan, Wakil Dekan,
Kaprodi, Sekprodi, Staff Subbag Administasi dan Akademik, Kabag
Umum, Staff Subbag Umum, dan Dosen di Fakultas Dakwah dan
Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Agar hasil obsevasi dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya maka hasil observasi akan dibandingkan dengan hasil
observasi peneliti yang lainnya misalnya wawancara dan dokumentasi.
3. Dokumentasi
Teknik studi dokumentasi digunakan dalam penelitian ini untuk
mengumpulkan data-data yang terekam dalam dokumen baik dokumen
pribadi maupu dokumen yang bersifat umum. Dokumen pribadi adalah
catatan, rekaman, atau karangan seseorang secara tertulis tentang
tindakan dan pengalamannya. Pengumpulan dokumen ini dimaksud
untuk memperoleh kejadian nyata tentang situasi di struktur organisasi
Fakultas Dakwah dan Komunikasi UIN Sunan Ampel Surabaya.
Adapun dokumen resmi disini dimaksud untuk menggali data yang di
publikasikan.
Data yang dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti
dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Dengan metode ini
diharapkan peneliti mampu menganalisa secara mendalam dan dapat
48
dilakukan dengan tahapan-tahapan reduksi data, penyajian data dan
penarikan kesimpulan
F. Teknik Validitas Data
Teknik Validitas Data merupakan salah satu pijakan serta dasar
obyektif dari hasil yang dilakukan dengan pengecekan kualitatif. Dalam
teknik pengecekan data