KONSELING TAWAKAL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI HIDUP PASIEN GAGAL GINJAL DI KARANG REJO SAWAH GANG 10 NO 19
SURABAYA
SKRIPSI
Diajukan Kepada Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya untuk
Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam memperoleh Gelar
Sarjana Sosial (S. Sos)
OLEH:
SITI NURFAKHIDAH NIM. B33213037
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING ISLAM JURUSAN DAKWAH
FAKULTAS DAKWAH DAN KOMUNIKASI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN AMPEL
ABSTRAK
Siti Nurfakhidah (B33213037), Konseling Tawakal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup Pasien Gagal Ginjal Di Desa Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
Penelitian ini berlatar belakang mengenai penurunan motivasi hidup klien akibat penyakit gagal ginjal yang telah dialami, penurunan motivasi hidup hingga membuat klien tidak bisa menerima keadaan yang ada didalam hidupnya, sering mengeluh dan jengkel kepada diri sendiri sampai membuat klien enggan untuk melakukan pengobatan, dan tidak jarang klien bersuudzon dengan Allah.
Fokus penelitian adalah (1) bagaimana proses konseling tawakal untuk meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal di Desa Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya? (2) bagaimana hasil akhir konseling tawakal untuk meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal di Desa Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
Dalam menjawab permasalahan tersebut, peneliti menggunakan metode penelitian kualitatif dengan analisa data menggunakan deskriptif komparartif yaitu berupa kata-kata, gambar, dan bukan angka. Disini penulis menjelaskan tentang bagaimana proses konseling tawakal untuk meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal, yakni konselor mengubah fikiran dan tingkah lalu klien dengan membantu klien untuk membentuk fondasi tawakal yaitu dengan cara mengetahui Allah Swt, menyadarkan hati kepada Allah dan merasakan nyaman bergantung kepada- Nya, berbaik sangka kepada Allah. pasrah (menyerahkan hati kepada Allah) kemudian diberikan video motivasi kepada klien yang menceritakan seseorang yang menderita penyakit gagal ginjal namun masih mempunyai semangat hidup yang tinggi, setelah pemberian video, konselor menceritakan makna video yang telah dilihat oleh klien.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah proses konseling tawakal, klien lebih bisa menerima kenyataan yang ada dalam hidupnya dan dapat menjalankan kehidupannya dengan memiliki motivasi hidup yang baik meskipun telah mederita penyakit gagal ginjal.
x DAFTAR ISI
JUDUL PENELITIAN ... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii
LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI ... iii
MOTTO ... iv
PERSEMBAHAN ... v
PERNYATAAN OTENTITASI SKRIPSI ... vii
ABSTRAK ... viii
KATA PENGANTAR ... ix
DAFTAR ISI ... x
DAFTAR TABEL ... xiii
BAB I PENDAHULUAN A.Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 9
C.Tujuan Penelitian ... 10
D.Manfaat Penelitian ... 10
E. Definisi Konsep ... 11
F. Metode penelitian ... 17
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian ... 18
2. Subyek dan Obyek Penelitian ... 19
3. Jenis dan Sumber Data ... 19
4. Tahap-tahap Penelitian... 21
5. Teknik Pengumpulan Data ... 25
6. Teknik Analisis Data... 24
7. Teknik Keabsahan Data ... 26
xi BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A.Konseling Tawakkal ... 31
1. Pengertian Konseling Tawakkal ... 31
2. Tujuan Konseling Tawakkal ... 36
3. Peran dan Fungsi Konseling Tawakkal ... 38
4. Syarat Konselor dalam Konseling Tawakkal ... 39
5. Syarat Klien dalam Konseling Tawakkal ... 40
6. Hikmah Konseling Tawakkal ... 41
7. Langkah-langkah Konseling Tawakkal ... 43
B. Motivasi Hidup ... 47
1. Pengertian Pasien Gagal Ginjal ... 59
2. Sebab-sebab Gagal Ginjal ... 60
d. Jumlah Penduduk Tingkat pendidikan ... 72
xii
3. Keadaan Sosial Masyarakat ... 74
4. Deskripsi Konselor... 78
5. Deskripsi Klien ... 80
B. Deskripsi Hasil Penelitian
1. Proses Konseling Tawakkal Untuk Meningkatkan
Motivasi Pasien Gagal Ginjal di Karang Rejo Sawah
Gang 10 no 19 Surabaya ... 86
2. Hasil Akhir Proses Konseling Tawakkal untuk
Meningkatkan motivasi pasien gagal ginjal di
Karang rejo sawah gang 10 no 19 surabaya ... 97
BAB IV ANALISIS DATA
A.Analisis Proses Konseling Tawakkal Untuk Meningkatkan
Motivasi Pasien gagal Ginjal di Karang Rejo Sawah
Gang 10 no 19 Surabaya ... 100
B. Analisis Hasil Data dari proses konseling
Tawakkal untuk Meningkatkan Motivasi Pasien
Gagal Ginjal Di Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19
Surabaya ... 105
BAB V PENUTUP
A.Kesimpulan ... 110
B. Saran ... 111
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Dalam kehidupan jika seseorang yang di vonis mengidap penyakit gagal
ginjal oleh dokter, kemungkinan besar seseorang tersebut akan kehilangan
motivasi hidupnya, sehingga seseorang yang mengalami penyakit gagal ginjal
merasa bahwa hidupnya tidak akan lama lagi hingga membuatnya enggan
melakukan sesuatu. Hal ini ditunjukkan dengan sikap menggeluh, sedih, dan
lesu. Keadaan seperti ini dialami oleh ibu Luminem yang saat ini berusia 53
tahun dan bertempat tinggal di Karang Rejo sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
Ketika berusia 46 tahun bu Luminem menggalami penyakit asam urat dan
darah tinggi, bertahun-tahun dirinnya berobat di medis dan non medis namun
hasilnya tidak membuat ibu Luminem bertambah baik tetapi membuat
penyakitnya semakin parah, hingga saat berusia 51 tahun ibu luminem ini di
vonis mengalami penyakit Gagal Ginjal oleh dokter Rumah Sakit Jemursari.
Rasa capek dan kehilangan motivasi hidup pasti ada dalam diri bu Luminem,
begitu banyak obat yang telah di kosumsi dan sering opname Rumah Sakit
telah beliau lakukan, tetapi penyakit yang diderita semakin parah.
Saat ini ibu Luminem diharuskan oleh dokter untuk melakukan cuci darah
dua kali dalam seminggu di hari senin dan kamis pada jam 10 sampai jam 4
sore di ruang Hemodialisa Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya, bekas suntikan setelah melakukan cuci darah sangat banyak pada bagian tangan ibu
2
ibu Luminem sering tiba – tiba pingsan begitu saja jika tekanan darah semakin
tinggi. Setelah cuci darah selesai, ibu Luminem bergegas keluar dengan
keadaan lemas dan pusing, ibu Luminem sesering kali duduk sendirian sekitar
1 jam di depan ruang tunggu untuk menghilangkan pusing dan sambil
menunggu ojek atau taxi yang akan mengantarkan dirinnya pulang. Tidak
jarang saat melakukan cuci darah ibu Luminem berangkat sendiri ke Rumah
Sakit karena tidak adannya yang mengantar, ibu Luminem hanya tinggal
dengan adik laki – lakinya yang saat ini mengalami penyakit asam urat, kedua
orang tua beserta suami meninggal sudah beberapa tahun yang lalu dan beliau
pun tidak mempunyai anak.
Sesampai di rumah ibu luminem tidak bisa langsung istirahat tetapi harus
membersihkan rumah dan merawat adiknya yang terkadang tidak bisa jalan
akibat penyakit asam urat yang telah dialami . Sesering kali ibu luminem ingin
izin untuk absent cuci darah karena dirinya sudah capek dan kesakitan, namun
tidak diperbolehkan oleh dokter dengan berbagai faktor, tidak jarang juga ibu
Luminem berfikir negatif dan mengeluh, dia berkata bahwa “cuci darah itu
sakit kalu tidak cuci darah pun nanti malah lebih sakit lagi, padahal hasilnya
pun belum tentu memuaskan dan tidak bisa menjamin saya hidup lebih lama
lagi, terkadang saya juga merasa jengkel hingga malas untuk datang ke Rumah
Sakit melakukan cuci darah, tapi mau gimana lagi, saya berfikir hidup saya ini
seakan tidak ada gunanya lagi, seakan- akan Tuhan berpilih kasih kepada
3
Kondisi seperti itu membuat peniliti ingin mencoba memberi proses
konseling tawakkal kepada ibu Luminem untuk meningkatkan motivasi hidup
akibat penyakit Gagal Ginjal yang diderita. Karena pada dasarnya menurut
Moh Surya konseling adalah bantuan yang diberikan kepada konseli supaya ia
memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri untuk dimanfaatkan
memperbaiki perilakunnya pada masa mendatang.1 Konseling juga
merupakan proses dimana terjadinya serangkaian kegiatan paling pokok dari
bimbingan dalam usaha membantu konseli atau klien secara tatap muka
dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung jawab sendiri terhadap
berbagai persoalan atau masalah khusus.2 Dan terjadi dalam suasana yang
profesional, dilakukan, di jaga sebagai alat ukur untuk memudahkan
perubahan – perubahan dalam tingkah laku klien.3
Sedangkan Tawakal kepada Allah adalah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya, bergantung dalam semua keadaan kepada-Nya, dan yakin bahwa
segala kekuatan dan kekuasaan hanyalah milik-Nya. Tawakal merupakan
sikap hati, sebagaimana tampak dalam definisi-definisi di atas. Oleh karena
itu, tidak ada pertentangan antara tawakal kepada Allah dan antara bekerja
1
Shahudi Siradj, PengantarBimbingandanKonseling(Surabaya: Revka Petra Media, 2012), hal. 19.
2
Sulistyarini dan Mohammad jauhar, Dasar-Dasar konseling, ( Jakarta: Prestasi Pustaka, 2014), hal. 31
3
4
serta berusaha. Tempat tawakal adalah hati, sedangkan tempat berusaha dan
bekerja adalah badan.4
Dari kedua definisi tersebut, maka konseling tawakal adalah bantuan yang
diberikan kepada individu agar dapat menyerahkan segala urusannya kepada
Allah SWT dengan keyakinan yang mantap setelah melakukan ikhtiyar.
Firman Allah dalam Al-Qur’an Surat Al- furqon Ayat 58.
ا ًر بخ هد بع ونذب هب فكو هدمحب حبسو توم ا ذّلا حلا لع لّكوتو
Artinya: Dan bertawakal lah kepada Allah yang hidup (kekal) yang tidak mati, dan bertasbihlah dengan memujinya. Dan cukuplah maha mengetahui dosa-dosa hambanya. (Q.S Al-Furqon 25: 58)
Meskipun telah banyak firman Allah yang menjelaskan tentang tawakal
namun masih banyak pula muslim yang tidak mengetahuinya. Tawakal
sungguh sangat indah jika tertanam dengan baik dalam diri seseorang. Saat
seseorang menanamkan sifat tawakal dalam dirinya, maka ketika ia
menginginkan sesuatu, ia akan berusaha untuk memperolehnya (ikhtiyar) meskipun sesuatu yang diinginkan tersebut belum tentu bisa ia peroleh. Hal ini
karena dirinya telah memasrahkan segalanya kepada Allah SWT.
Apabila ikhtiyar yang dilakukannya berhasil, maka ia akan bersyukur atas
keberhasilan tersebut. Namun apabila ikhtiyar yang dilakukannya gagal, maka
kepedihan tidak ada padanya. Sesungguhanya seseorang yang tawakal, dirinya
4
5
memiliki keyakinan bahwa Allah tempat bergantung segalanya, Allah
penolong hamban-Nya, tidak sulit bagi Allah megurus alam semesta, tidak
sulit bagi Allah menolong seluruh makhluknya. Bagi orang yang bertawakal,
Allah akan memberikan kecukupan, jalan keluar dari setiap masalah, diberikan
rizki yang tak terduga, diberikan perlindungan, diberikan kemenangan dan
dibela oleh Allah dalam hidupnnya.
Konseling Tawakal yang diterapkan konselor dapat pula bertujuan untuk
meningkatkan motivasi hidup. Motivasi merupakan dorongan, keinginan,
hasrat, dan tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya, untuk
melakukan sesuatu.5 Motivasi merupakan dorongan, hasrat, keinginan, dan
tenaga penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya. Motif itu memberi
tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Juga berbagai kegiatan yang
biasanya kita lakukan sehari-hari mempunyai motif tersendiri.6
Motivasi itu memberi tujuan dan arah kepada tingkah laku kita,
kegiatan-kegiatan yang biasanya kita lakukan sehari-hari.7 Kaum humanis mengunakan
istilah aktualisasi yang berarti keinginan untuk mempertahankan sang diri.
Sang diri yang dipertahankan ini lebih mengacu pada artian psikologis
ketimbang fisik.8
5
W.A. Gerungan, Psikologi Sosial, (Bandung :Refika Aditama, 2002) hal. 141 6
Alex Sobur, Psikologi Umum, (Bandung: Pustaka Setia. 2011) hal. 267 7
faizah, Psikologi Dakwah, (Jakarta: Kencana, 2012) hal. 130
6
Motivasi hidup merupakan dorongan atau tenaga penggerak yang berasal
dari dalam diri untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan sehingga
dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan dapat mencapai keinginan dan
harapan dalam hidup. Motivasi hidup dapat meningkatkan harapan hidup
seseorang. Harapan hidup merupakan usia di mana seseorang yang lahir pada
waktu dan tempat tertentu memiliki kecenderungan untuk hidup secara
statistik, berdasarkan usia dan status kesehatannya pada saat ini. Usia adalah
seberapa panjang seseorang hidup.9
Motivasi hidup bagi seseorang sangat penting untuk membuat dirinya
memiliki dorongan atau semangat hidup yang lebih baik dalam melangkah
kedepan. Salah satu kunci utama untuk memiliki motivasi hidup ialah dengan
berfikir positif.
Motivasi hidup sangat berpengaruh terhadap pencapaian tujuan hidup
seseorang, baik berupa harapan, impian, cita-cita, dan keingininan terbesar
lainnya. Seseorang yang gagal memperoleh sesuatu yang di inginkan setelah
melalui usaha keras, tidak jarang seseorang tersebut cenderung berperilaku
negative, seperti memarahi diri sendiri dan orang lain, bahkan sampai
menyalahkan Allah S.W.T. Hal ini terjadi karena seseorang telah kehilangan
motivasi hidup.
9
7
Motivasi hidup harus tertanam dalam diri manusia, baik ketika manusia
tersebut berada dalam kondisi dan situasi yang menyenangka maupun tidak.
Seperti ibu Luminem, pasien Rumah Sakit Jemursari Surabaya yang berada
dalam kondisi menderita penyakit gagal ginjal kronik yang dideritanya.
Pasien dengan penyakit gagal ginjal akan terus mengalami tekanan yang
membuat dirinya tidak bersemangat untuk menjalani hidup, apalagi penyakit
gagal ginjal ini sulit disembuhkan. Mengetahui hal tersebut, pasien akan
merasa lesu dan merasakan kesedihan yang mendalam, seolah-olah tidak ada
kesempatan lagi baginya untuk hidup lebih lama.
Dalam hal ini penulis akan sedikit memberikan gambaran mengenai
penyakit gagal ginjal. Tubuh manusia yang normal dan sehat memiliki 10
bagian organ independen yang bekerja sama untuk membantu fungsi tubuh
dengan benar, bagian terpenting itu harus di miliki pada manusia, contoh salah
satunya dari kesepuluh bagian terpenting tubuh adalah ginjal. Organ ginjal
pada dasarnya merupakan organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk
menyaring dan membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan
menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan
kalium) dalam darah. Ginjal juga memproduksi bentuk aktif dari vitamin D
yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan, sehingga
membuat tulang menjadi kuat. Selain itu juga ginjal memproduksi
8
darah merah, serta renin yang berfungsi mengatur volume darah dan tekanan
darah.10
Oleh karena itu organ ginjal dalam tubuh manusia harus di jaga dengan
sebaik mungkin berdasarkan kesehatan yang telah di tentukan oleh beberapa
ahli medis kesehatan, karena sesungguhnya jika kita tidak menjaga pola
kesehatan hidup kemungkinan sangat besar ginjal yang merupakan organ
sangat penting dalam tubuh manusia akan mengalami penyakit yang di sebut
dengan penyakit gagal ginjal. Penyakit gagal ginjal sangat membahayakan
hidup seseorang, karena penyakit gagal ginjal ini merupakan suatu penyakit
dimana fungsi organ ginjal mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi
mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan, pembuangan elektrolit
tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan
kalium di dalam darah atau produksi urin11.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita
penyakit serius atau terluka, dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal
itu sendiri. Penyakit gagal ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia
dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia. Gagal ginjal dibagi menjadi dua
bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal
ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi
10
Marry Baredero, Klienganguan gagal ginjal., (Jakarta: penerbit buku kedokteran 2005), hal.117.
11
9
penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau
beberapa minggu yang ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal
(ureum dan kreatinin darah) serta kadar urea nitrogen dalam darah meningkat.
Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal terjadi secara
perlahan-lahan, sehingga biasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi
parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Hingga kemungkinan
terjadinya kematian sebesar 85 %.
Dengan memperhatikan pembahasan di atas, penulis tertarik untuk
melakukan penelitian dengan judul, “Konseling Tawakal untuk
Meningkatkan Motivasi Hidup Pasien Gagal Ginjal di Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses konseling tawakal dilakukan untuk meningkatkan
motivasi hidup pasien gagal ginjal di Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19
Surabaya?
2. Bagaimana hasil akhir konseling tawakal untuk meningkatkan motivasi
hidup pasien gagal ginjal di Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19
10
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana konseling tawakal dilakukan untuk
meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal di Karang Rejo Sawah
Gang 10 No 19 Surabaya.
2. Untuk mengetahui hasil akhir konseling tawakal dalam meningkatkan
motivasi hidup pasien gagal ginjal di Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19
Surabaya.
D. Manfat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara
teoritik maupun praktik:
1. Manfaat Teoritik
Skripsi ini diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan bagi peneliti
selanjutnya, khususnya penelitian yang terkait dengan konseling tawakal
untuk meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal di Karang Rejo
Sawah Gang 10 No 19 Surabaya pada program strata 1 Bimbingan dan
Konseling Islam Universitas Sunan Ampel Surabaya.
2. Secara Praktik
Skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan rujukan bagi konselor agar
memperluas wawasan serta mempermudah proses konseling dalam
memberikan motivasi hidup kepada klien dan khususnya kepada pasien
yang mengidap penyakit gagal ginjal agar dirinya mampu meningkatkan
11
E. Definisi Konsep
1. Konseling Tawakal
Konseling tawakal terdiri dari dua kata yaitu konseling dan tawakal.
Konseling berasal dari kata councle yang artinya bersama atau bicara
bersama. Pengertian berbicara bersama dalam hal ini adalah pembicara
konselor dengan klien atau beberapa klien. Dengan demikian konseling
berarti “people coming together to gain an understanding of problem that
beset them were evident”12
Menurut Moh Surya konseling adalah bantuan yang diberikan kepada
konseli supaya ia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri untuk
dimanfaatkan memperbaiki perilakunya pada masa mendatang.13
Konseling merupakan proses dimana terjadinya serangkaian kegiatan
paling pokok dari bimbingan dalam usaha membantu konseli atau klien
secara tatap muka dengan tujuan agar klien dapat mengambil tanggung
jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah khusus. Dan
terjadi dalam suasana yang profesional, dilakukan, di jaga sebagai alat
ukur untuk memudahkan perubahan – perubahan dalam tingkah laku
klien.14
12
Tohirin, Bimbingan Dan Konseling di Sekolah Dan Madrasah Berbasih Intregrasi. (Jakarta: Rajawali Press, 2009) Hal. 12
13
ShahudiSiradj, Pengantar Bimbingan dan Konseling (Surabaya: Revka Petra Media, 2012), hal. 19.
14
12
Menurut Natawijaya penyuluhan (counseling) merupakan satu jenis layanan yang merupakan bagian terpadu dari bimbingan. Konseling
merupakan hubungan timbal balik antara dua orang individu antara
konselor dan client dimana yang satu berusaha membantu yang lain untuk
mencapai pengertian tentang dirinya dalam hubungan dengan masalah –
masalah yang sedang dihadapi pada waktu sekarang maupun yang akan
datang.15
Menurut Halien, Konseling merupakan satu tehnik dalam pelayanan
bimbingan dimana proses pemberian bantun pemberian secara langsung
melalui wawancara dalam serangkaian pertemuan langsung tatap muka
antara konselor dengan client, dengan tujuan agar client mampu
meemperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap dirinya, mampu
memecahkan masalah yang dihadapinya, dan mampu mengarahkan dirinya
ke arah perkembangan yang optimal, sehingga ia dapat mencapai
kebahagiaan pribadi dan kemanfaatan sosial.16
Sedangkan Tawakal ( Bahasa Arab : لكوت ) atau tawakal berarti
mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti
berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu
16Samsul Munir amin,”.Bimbingan dan konseling islam”,
13
hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu kondisi. Imam
al-Ghazali merumuskan definisi tawakal sebagai berikut.
"Tawakal adalah menyerahkan dan menyandarkan diri kepada Allah
setelah melakukan usaha atau ikhtiar serta mengharap pertolongan.
Tawakal dalam islam bukan suatu pelarian bagi orang – orang yang gagal
usahannya, atau sebagai pelarian bagi orang yang memang gagal
usahannya, tetapi tawakal itu ialah tempat kembalinnya segala usaha.
Tawakal bukan menanti nasib sambil berpangku tangan, tetapi berusaha
sekuat tenaga dan setelah itu baru berserah diri kepada Allah. Allah lah
yang nanti akan menentukan hasilnya.17
Menurut Abu Zakaria Anshari, tawakal adalah "keteguhan hati dalam
menyerahkan urusan kepada Allah". Sifat yang demikian itu terjadi
sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang di serahin urusan tadi.
Artinya, ia benar-benar memiliki sifat amanah (tepercaya) terhadap apa
yang di manfaatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap orang
yang memberikan amanat tersebut.18
Tawakal kepada Allah adalah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya, bergantung dalam semua keadaan kepada-kepada-Nya, dan yakin bahwa
segala kekuatan dan kekuasaan hanyalah milik-Nya. Tawakal merupakan
sikap hati, sebagaimana tampak dalam definisi-definisi di atas. Oleh
17
Mastur, fadli, “Tanya Jawab Lengkap Mutiara Ibadah”, ( Jakarta: Ladang Pustaka &
Intemedia, 2001) Hal. 33 18
14
karena itu, tidak ada pertentangan antara tawakal kepada Allah dan antara
bekerja serta berusaha. Tempat tawakal adalah hati, sedangkan tempat
berusaha dan bekerja adalah badan.19
Tawakal adalah amalan hati, berupa meninggalkan kemauan dan
dorongan hawa nafsu disertai dengan penyerahan daya dan kekuatan hanya
kepada Allah dengan cara memutuskan ketergantungan hati dengan selain
Allah.20
Tawakal adalah usaha maksimal sambil percaya kepada Allah. Bukan
kepasrahan yang bodoh dan bukan malas berpangku tangan.21
Dari definisi tersebut penelitian menjelaskan bahwa konseling tawakal
adalah pemberian bantuan secara langsung kepada diri klien yang
bertujuan untuk meyadarkan kembali bahwa segala sesuatu terjadi karena
Allah.
2. Motivasi Hidup
Motivasi Hidup adalah dorongan atau tenaga penggerak yang berasal
dari dalam diri untuk terus semangat dalam menjalani kehidupan sehingga
dapat melakukan kegiatan sehari-hari dan dapat mencapai keinginan dan
harapan dalam hidup. Motivasi hidup dapat meningkatkan harapan hidup
seseorang. Harapan hidup merupakan usia di mana seseorang yang lahir
19
Lukman Hakim, “Pasrah Sebagai Konseling Sufistik” (Makalah, Fakultas UshuluddinUniversitas 1Islam Negeri WalisongoSemarang, 2015), hal. 5.
Khalid, Syadzi, “ Yakin Agar Hati Selalu Yakin Dengan Allah ” (Jakarta: Amzah, 2012)
Hal. 115.
21A.Chozin, Nahuha “
15
pada waktu dan tempat tertentu memiliki kecenderungan untuk hidup
secara statistik, berdasarkan usia dan status kesehatannya pada saat ini.
Usia adalah seberapa panjang seseorang hidup.22
Motivasi hidup yaitu dorongan, hasrat, keinginan, dan tenaga
penggerak lainnya yang berasal dari dalam dirinya. Motif itu memberi
tujuan dan arah kepada tingkah laku kita. Juga berbagai kegiatan yang
biasanya kita lakukan sehari-hari mempunyai motif tersendiri.23
Dari definisi tersebut peneliti menjelaskan bahwa motivasi hidup
dalam penelitian ini adalah dorongan yang ada dalam diri seseorang untuk
dapat menerima kondisi sakit yang sedang diderita sehingga dapat
bersemangat dalam menjalami kehidupan.
Indikator jika seseorang memiliki motivasi hidup dalam penelitian ini
adalah:
a. Mampu mengaktualisasikan diri.
b. Tidak bermalas-malasan dalam menjalani kehidupan.
c. Tidak banyak mengeluh.
d. Menerima kondisi kehidupannya.
22
Diane E. Papalia, DKK, Human Development (Psikologi Perkembangan) Edisi Ke Sembilan (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), hal. 846.
23
16
3. Pasien Gagal Ginjal
Kata pasien dari bahasa Indonesia analog dengan
kata patient dari bahasa Inggris. Patient diturunkan dari bahasa Latin yaitu patiens yang memiliki kesamaan arti dengan kata kerja pati yang artinya "menderita". Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pasien adalah sakit (yg dirawat dokter), penderita
(sakit). Dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran menyebutkan bahwa pasien adalah setiap
orang yang melakukan konsultasi masalah kesehatannya untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter.24
Definisi Gagal Ginjal adalah kasus penurunan fungsi ginjal yang
terjadi secar akut (kambuhan) maupun kronis (menahun).25
Gagal ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal
mengalami penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama
sekali dalam hal penyaringan, pembuangan elektrolit tubuh, menjaga
keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan kalium di
dalam darah atau produksi urin26. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian
24
Pasal 1 angka 6 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan.
25
Syamsir, Hadibroto, Gagal Ginjal (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2007) hal.7 26
17
besar yakni gagal ginjal akut (acute renal failure = ARF) dan gagal ginjal
kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut terjadi
penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau
beberapa minggu yang ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal
(ureum dan kreatinin darah) serta kadar urea nitrogen dalam darah
meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis, penurunan fungsi ginjal
terjadi secara perlahan-lahan, sehingga biasanya diketahui setelah jatuh
dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Hingga
kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.
Adapun pengertian pasien gagal ginjal dalam penelitian ini adalah
seseorang yang sakit yang mendapatkan pelayanan dari dokter akibat
ginjalnya mengalami penurunan hingga pada akhirnya tidak lagi mampu
bekerja sama sekali dalam hal penyaringan, pembuangan elektrolit tubuh,
menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti sodium dan
kalium di dalam darah atau produksi urin.
F. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan jenis penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu
suatu penelitian yang dilakukan untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subyek penelitian secara holistik dengan cara deskripsi
18
alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode ilmiah.27 Taylor dan
Bogdan mengemukakan bahwa metode penelitian kualitatif adalah
penelitian yang bersifat naturalistik (alamiah), apa adannya, dalam situasi
normal dan tidak dimanipulasi situasi dan kondisinnya.
Jenis penelitian dalam penelitian ini adalah study kasus (case study)
yaitu suatu model yang menekankan pada eksplorasi dari suatu “ sistem
yang terbatas” (bounded system) pada satu kasus atau beberapa kasus
secara menditail, disertai dengan pengalian data secara mendalam yang
melibatkan beragam sumber informasi yang kaya akan konteks.28
Jenis Study kasus yang digunakan adalah study kasus intrisik (Intrinsic case study) yang dilakukan untuk memahami secara lebih baik dan mendalam tentang sesuatu kasus tertentu. Studi atas kasus yang dilakukan
karena alasan peneliti ingin mengetahui secara intrinsik suatu fenomena,
keteraturan, dan kekhususan kasus. Bukan untuk alasan eksternal lainnya.
Penelitian ini dipilih karena penulis ingin menelaah data sebanyak
mungkin secara rinci dan mendalam selama waktu tertentu mengenai
Konseling Tawakkal Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup Pasien Gagal
Ginjal Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
27
Lexy J. Moleong. Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2009), hal.6
28
19
2. Subyek dan Obyek Penelitian
a. Subyek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah seorang warga Karang Rejo
Sawah Gang 10 No 19 Surabaya, bernama ibu Luminem berusia 53
tahun yang mengalami penyakit gagal ginjal hingga kehilangan
motivasi hidup, sehingga diberikan konseling tawakal, untuk
selanjutnya disebut klien. Sedangkan konselornya bernama Siti
Nurfakhidah
b. Obyek Penelitian
Obyek yang akan dikaji oleh peneliti adalah Konseling Tawakal
Untuk Meningkatkan Motivasi Hidup Pasien Gagal Ginjal Karang
Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
3. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dibagi menjadi dua yaitu primer dan skunder. Data primer
yaitu data diperoleh secara langsung dari sumbernya, sedangkan data
skunder adalah data yang diperoleh dari dokumen – dokumen yang
berkaitan dengan masalah yang diteliti.
20
a. Jenis data primer
Data Primer yaitu data yang diambil dari sumber pertama
dilapangan, dan data utama bagi keberhasilan penelitian.29 Jenis data
ini mencakup pada subyek penelitian yang mengharuskan peneliti
terjun ke lapangan langsung dalam melakukan wawancara untuk yang
dibutuhkan oleh tema penelitian. Yang mana dalam hal ini diperoleh
dari deskripsi tentang latar belakang dan masalah klien, perilaku atau
dampak yang dialami klien, pelaksanaan proses konseling, serta hasil
akhir pelaksanaan konseling.
b. Data Skunder
Data skunder yaitu data yang diambil dari sumber kedua atau
berbagai sumber, guna melengkapi data primer.30 Diperoleh dari
gambaran lokasi penelitian, keadaan lingkungan klien, dan perilaku
keseharian klien.
4. Sumber Data
Sumber data yaitu subyek dari mana data diperoleh.31 Jenis sumber
data dalam penelitian kualitatif :
29
Burhan Bungin, Metode Penenlitian Sosial: Format – format Kuantitatif Dan Kualitatif (Surabaya: Universitas Airlangga, 2011), hal. 126
30
Burhan Bungin, Metode Penenlitian Sosial: Format – format Kuantitatif Dan Kualitatif (Surabaya: Universitas Airlangga, 2011), hal. 128
31
21
a. Sumber Data Primer
Sumber data yang langsung diperoleh penulis di lapangan yaitu
informasi dari si klien penyakit gagal ginjal bernama ibu Luminem.
b. Sumber Data Skunder
Sumber data yang diperoleh dari orang lain sebagai pendukung
guna melengkapi data yang penulis peroleh dari data primer. Dalam
penelitian ini data diambil dari Dokter spesialis di tempat ibu
Luminem cuci darah, Kakak perempuan klien, Adik laki-laki klien,
dan tetangga terdekat klien.
5. Tahap-Tahap penelitian
a. Tahapan Pra Lapangan
Pada tahap pra-lapangan ini ada tujuh kegiatan yang harus
dilakukan oleh peneliti kualitatif, kegiatan dan pertimbangan tersebut
dapat dipaparkan sebagai berikut:
1) Menyusun Rancangan Penelitian
Dalam hal ini peneliti akan memahami konseling tawakal untuk
meningkatkan motivasi hidup pada klien penyakit gagal ginjal dan
penambahan penguatan yang meliputi penanaman rasa tawakal
dalam diri pasien yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini,
dan juga tanggapaan dari keluarga, dokter spesialis penyakit
22
bagaimana klien dalam menghadapi penyakit gagal ginjal yang
telah diderita.
Setelah mengetahuinya maka peneliti akan membuat latar
belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, definisi
konsep dan membuat rancangan data – data yang peneliti perlukan.
2) Memilih lapangan penelitian
Dalam hal ini peneliti memilih lapangan penelitian di Desa
Karang Rejo Sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
3) Mengurus Perizinan
Peneliti akan meminta izin dengan membuat surat izin secara
tertulis ditujukan kepada Kepala Desa Karang Rejo Sawah Gang 10
No 19 Surabaya. Kemudian peneliti meminta izin kepada ibu
Luminem dan keluarga ibu Luminem. Dengan adannya izin
tersebut mempermudah peneliti dalam melakukan proses
konseling, karena kemungkinan juga dalam proses konseling
tersebut peran mereka sangat dibutuhkan.
4) Menjajaki dan Menilai Keadaan Lapangan
Peneliti berencana mengenali keadaan yang sesuai dengan
kondisi lapangan, baik itu keadaan suasana keluarga pada saat
klien melakukan cuci darah berada di Rumah Sakit Islam
Jemursari Surabaya, rumah dan lingkungan sekitar, serta
23
peneliti mulai mengumpulkan data yang ada di lapangan.
5) Memilih dan Memanfaatkan Informan
Dalam hal ini peneliti memilih Ibu Luminem (klien), Dokter
tempat ibu Luminem cuci darah, Keluarga ibu Luminem (kakak
perempuan dan adik laki-laki), dan tetangga terdekat rumah ibu
Luminem sebagai informan.
6) Menyiapkan Perlengkapan Penyajian
Peneliti menyiapkan perlengkapan yang dibutuhkan pedoman
wawancara, alat tulis, buku, handphone sebagai alat perekam suara,
perlengkapan fisik, izin penelitian, dan semua yang berhubungan
dengan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan deskripsi
lapangan.
b. Tahap Lapangan
1) Memahami latar penelitian
Sebelum peneliti memasuki lapangan, peneliti perlu memahami
latar penelitian terlebih dahulu. Disamping itu perlu
mempersiapkan diri baik secara fisik maupun secara mental.
2) Memasuki Lapangan
Saat memasuki lapangan penelitian akan menjalin keakraban
hubungan dengan subjek – subjek penelitian, sehingga akan
memudahkan peneliti untuk mendapatkan data atau informasi.
24
mempelajari bahasa yang digunakan oleh subyek – subyek
penelitian serta kebiasaanya supaya dapat mempermudah dalam
menjalin suatu keakraban.
3) Berperan serta dalam pengumpulan data
Dalam tahap ini peneliti harus berperan aktif di lapangan
tersebut, kemudian pengarahan batas studi serta memulai
memperhitungkan batas waktu, tenaga ataupun biaya. Disamping
itu juga mencatat data yang telah didapat di lapangan yang
kemudian analisis di lapangan.
6. Teknik pengumpulan data
Untuk melakukan penelitian agar peneliti dapat memperoleh data yang
valid serta dapat dipertanggung jawabkan, maka data tersebut diperoleh
melalui:
a. Observasi
Adalah salah satu teknik penelitian yang dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan terhadap obyek, baik secara langsung
maupun tidak langsung.32
b. Wawancara
Wawancara, yaitu suatu proses memperoleh data atau keterangan
untuk tujuan penelitian dengan cara tanya jawab sambil tatap muka
32
25
antara pewawancara dan responden dengan menggunakan alat yang
dinamakan interview guide (panduan wawancara).33 c. Dokumentasi
Dokumentasi adalah metode pengumpulan data kualitatif dengan
melihat atau menganalisis dokumen – dokumen yang dibuat oleh subjek
sendiri atau oleh orang lain tentang subjek.34 Dokumen bisa berbentuk
tulisan, gambar, atau karya-karya monumental dari seseorang.
Dokumen yang berbentuk tulisan misalnya catatan harian, sejarah
kehidupan (life histories), biografi, peraturan, kebijakan. Dokumen yang berbentuk gambar misalnya foto, gambar hidup, sketsa dan
lain-lain.35 Untuk mendapatkan data yang berupa gambar, peneliti perlu
memotret tentang keadaan lingkungan konseli, kegiatan sehari-hari
yang dilakukan konseli, dan gambar lain yang mendukung data
penelitian (proses konseling). Dalam penelitian ini, dokumentasi
dilakukan untuk mendapat gambaran tentang lokasi penelitian yang
meliputi: luas wilayah penelitian, jumlah penduduk, batas wilayah,
kondisi geografis tempat tinggal klien.
33
Muhammad Nasir, Metode Penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1999), hal. 234 34
Haris, Herdiansyah, metodologi Penelitian Kualitatif, (Jakarta: Salemba Humanika, 2011) Hal.118
35
26
7. Teknik analisa data
Analisa data kualitatif menurut Bogdan dan Biklen adalah upaya yang
dilakukan dengan data, mengorganisasikan data, memilih – milih menjadi
satuan yang dapat dikelola, mensistensikannya, mencari dan menemukan
apa yang penting dan yang dipelajari serta memutuskan apa yang
diceritakan kepada orang lain.36
Teknik analisa data dilakukan setelah proses pengumpulan data yang
telah diperoleh. Penelitian ini bersifat studi kasus, untuk itu teknik
analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa deskriptif
komparatif, yaitu setelah data terkumpul dan diolah selanjutnya dianalisa.
Analisa yang dilakukan untuk mengetahui tentang proses dengan
membandingkan pelaksanaan konseling tawakal untuk meningkatkan
motivasi hidup pasien gagal ginjal dengan kriteria keberhasilan secara
teoritik, membandingkan kondisi awal konseli sebelum proses konseling
dengan kondisi setelah pelaksanaan proses konseling.
Adapun tahapan analisa data sebagaimana dalam skema berikut:
a. Reduksi Data
Memilih hal yang pokok sesuai dengan tema yang penting dalam
penelitian ini.
b. Penyajian Data
36
27
Dinarasi sehingga mudah untuk dianalisis terkait masalah yang
ada dilapangan.
c. Verifikasi
Kesimpulan untuk menjawab permasalahan yang ada. Dari hasil
observasi penemuan peneliti seperti: subyek kurang konsentrasi saat
dilakukan proses konseling tawakal sehingga susah untuk
meningkatkan motivasi hidupnya.
8. Teknik Keabsahan Data
Teknik keabsahan data yang merupakan faktor yang menentukan
dalam penelitian kualitatif untuk mendapatkan kemantapan validitas data.
Dalam penelitian ini peneliti akan memakai keabsahan data sebagai
berikut:
a. Perpanjangan Keikutsertaan
Keikut sertaan peneliti sangat menentukan dalam pengumpulan
data, keikut sertaan tersebut tidak hanya dilakukan dalam waktu
singkat, tetapi melakukan perpanjangan keikut sertaan pada penelitian.
Perpanjangan keikutsertaan berarti peneliti tinggal dilapangan
penelitian sampai pengumpulan data tercapai, dalam hal ini yang
dilakukan oleh peneliti diantaranya:
1) Mengantar dan menjenguk klien untuk mengobrol saat melakukan
cuci darah di Rumah Sakit saat dirinnya dirawat, mengikuti dan
28
2) Menemani klien dalam menjalani aktivitasnya.
3) Triangulasi data atau triangulasi sumber adalah penelitian dengan
menggunakan berbagai sumber data yang berbeda untuk
mengumpulkan data yang sejenis. Diantarannya peneliti
mewawancarai keluarga dekat klien dan tetangga terdekat klien.
4) Triangulasi metodologis.
Jenis tringulasi ini bisa digunakan oleh seorang peneliti dengan
pengumpulan data sejenis tetapi dengan menggunakan teknik atau
metode pengumpulan data yang berbeda.37 Dalam hal ini peneliti
mewancarai informan yang terkait dengan klien, seperti keluarga
klien (kakak perempua dan adik laki-laki ) dan tetangga dekat klien
serta observasi wilayah dan lingkungan tempat tinggal klien.
G. Sistematika Pembahasan
Dalam pembahasan suatu penelitian di perlukan sistematika pembahasan
yang bertujuan untuk memudahkan penenlitian, langkah – langkah
pembahasan sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini terdiri dari sepuluh sub – sub antara lain: Latar belakang
masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi
37
29
konsep, metode penelitian, sistematika pembahasan, jadwal penelitian,
pedoman wawancara.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni kajian teoritik (beberapa
refrensi yang digunakan untuk menelaah objek kajian), dan penelitian
terdahulu yang relevan.
BAB III PENYAJIAN PUSTAKA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab, yakni Deskripsi umum Objek
Penelitian, meliputi deskripsi lokasi, identitas klien dan gambaran kasus tetang
menurunnya motivasi hidup pasien gagal ginjal di Karang Rejo Sawah Gang
10 No 19 Surabaya.
Pada bab ini juga menyajikan deskripsi hasil penenlitian meliputi upaya
konseling tawakal untuk meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal
serta deskripsi hasil pelaksanaan konseling tawakal untuk meningkatkan
motivasi hidup pasien gagal ginjal.
BAB IV ANALISA DATA
Pada bab ini terdiri dari dua sub bab: yakni Temuan penelitian, bagaimana
data yang ada itu digali Dn ditemukan beberapa hal yang mendukung
penelitian, dan konfirmasi Temuan dengan Teori, dimana temuan penelitian
30
Pada bab ini membahas tentang analisa upaya pelaksanaan konseling
tawakal untuk meningkatkan motivasi hidup pasien gagal ginjal di Krang Rejo
Sawah Gang 10 No 19 Surabaya.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini terdiri dari simpulan dan saran yang menjelaskan hasil
simpulan dari data yang di paparkan dan saran bisa berupa rekomendasi untuk
penelitian lanjutan yang terkait dengan hasil penelitian, atau disarankan bagi
31
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA A. Kajian Teoritik
1.Konseling Tawakal
a. Pengertian Konseling Tawakal
Konseling tawakal terdiri dari dua kata yaitu konseling dan tawakal.
Konseling secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin,
yaitu consilium yang berarti dengan atau bersama yang dirangkai dengan
menerima atau memahami. Sedangkan dalam bahasa Anglo-Saxon,
istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti menyerahkan atau
menyampaikan.1
Dalam bahasa Inggris counseling dikaitkan dengan kata counsel
yang diartikan sebagai berikut:2
1) Nasehat (to obtain counsel)
2) Anjuran (to give counsel)
3) Pembicaraan (to take counsel)
Namun jika diartikan secara terminologis konseling adalah: upaya
membantu individu melalui proses interaksi yang bersifat pribadi antara
konselor dan konseli agar mampu memahami diri dan lingkungannya,
1
Prayetno dan Erman, Dasar-Dasar Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Renika Cipta,1999), Hal.90.
2
32
mampu membuat keputusan dan menetukan tujuan berdasarkan nilai yang di
yakininya sehingga konseli merasa bahagia dan efektif perilakunya.3
Konseling adalah suatu proses dimana orang yang bermasalah
(klien) dibantu secara pribadi untuk merasa dan berperilaku yang lebih
memuaskan melalui interaksi dengan seseorang yang tidak terlibat
(konselor) yang menyediakan informasi dan reaksi-reaksi yang
merangsang klien untuk mengembangkan perilaku-perilaku yang
memungkingkan berhubungan secara lebih efektif dengan dirinnya dan
lingkungannya. (Edwin C. Lewis 1970).
Menurut Moh Surya konseling adalah bantuan yang diberikan
kepada konseli supaya ia memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri
untuk dimanfaatkan memperbaiki perilakunnya pada masa mendatang.4
Beberapa definisi di atas mengambarkan betapa sulitnya
merumuskan definisi konseling yang komperehensif dan berlaku untuk
setiap orang dari berbagai aliran. Namun demikian dapat diuraikan
beberapa generalisasi yang menggambarkan karateristik utama kegiatan
konseling adalah:
a) Konseling merupakan salah satu bentuk hubungan yang bersifat
membantu. Makna bantuan itu sendiri, yaitu sebagai upaya untuk
3
Achmad Juntika Nurihsan, Bimbingan & Konseling, (Bandung: PT Refika Aditama 2006) Hal.10
4
33
membantu orang lain agar mampu menyelesaikan masalah yang
dihadapinya dan mampu menghadapi krisis-krisis yang dialami dalam
kehidupannya. Tugas konselor adalah menciptakan kondisi-kondisi
fasilitas yang diperlukan bagi pertumbuhan dan perkembangan klien.
b) Hubungan dalam konseling bersifat interpersonal. Hubungan konseling
terjadi dalam bentuk wawancara secara tatap muka antara konselor
dengan klien. Hubungna tidak hanya bersifat kognitif dan dangkal,
tetapi melibatkan semua unsur kepribadian dari kedua belah pihak yang
meliputi pikiran, perasaan, pengalaman, nilai-nilai, kebutuhan, harapan,
dan lain-lain. Dalam proses konseling kedua belah pihak hendaknya
menunjukkan kepribadian yang asli. Hal ini dimungkinkan karena
konseling itu dilakukan secara pribadi dan dalam suasana rahasia.
c) Keefektifan konseling sebagian besar juga ditentuka oleh kualitas
hubungan antara konselor dan kliennya. Dilihat dari segi konselor,
kualitas hubungan itu bergantung pada kemampuannya dalam
menerapkan teknik-teknik konsleing dan kulaitas pribadinnya.
Sedangkan Tawakal ( Bahasa Arab : لك ت ) atau tawakal berarti
mewakilkan atau menyerahkan. Dalam agama Islam, tawakal berarti
berserah diri sepenuhnya kepada Allah dalam menghadapi atau menunggu
hasil suatu pekerjaan, atau menanti akibat dari suatu kondisi. Imam
34
"Tawakal adalah menyerahkan dan menyadarkan diri kepada Allah
setelah melakukan usaha atau ikhtiar serta mengharap pertolongan.
Tawakal dalam Islam bukan suatu pelarian bagi orang – orang yang gagal
usahannya, atau sebagai pelarian bagi orang yang memang gagal
usahannya, tetapi tawakal itu ialah tempat kembalinnya segala usaha.
Tawakal bukan menanti nasib sambil berpangku tangan, tetapi berusaha
sekuat tenaga dan setelah itu baru berserah diri kepada Allah. Allah lah
yang nanti akan menentukan hasilnya.5
Menurut Abu Zakaria Anshari, tawakal adalah "keteguhan hati
dalam menyerahkan urusan kepada orang lain". Sifat yang demikian itu
terjadi sesudah timbul rasa percaya kepada orang yang di serahin urusan
tadi. Artinya, ia benar-benar memiliki sifat amanah (tepercaya) terhadap
apa yang di manfaatkan dan ia dapat memberikan rasa aman terhadap
orang yang memberikan amanat tersebut.6
Tawakal kepada Allah adalah menyerahkan segala sesuatu
kepada-Nya, bergantung dalam semua keadaan kepada-kepada-Nya, dan yakin bahwa
segala kekuatan dan kekuasaan hanyalah milik-Nya. Tawakal merupakan
sikap hati, sebagaimana tampak dalam definisi-definisi di atas. Oleh
karena itu, tidak ada pertentangan antara tawakal kepada Allah dan antara
5
Mastur, fadli, Tanya Jawab Lengkap Mutiara Ibadah (Jakarta: Ladang Pustaka & Intemedia, 2001), Hal. 33.
6
35
bekerja serta berusaha. Tempat tawakal adalah hati, sedangkan tempat
berusaha dan bekerja adalah badan.7
Tawakal adalah amalan hati, berupa meninggalkan kemauan dan
dorongan hawa nafsu disertai dengan penyerahan daya dan kekuatan hanya
kepada Allah dengan cara memutuskan ketergantungan hati dengan selain
Allah.8 Tawakal adalah usaha maksimal sambil percaya kepada Allah.
Bukan kepasrahan yang bodoh dan bukan malas berpangku tangan.9
Dari kedua definisi di atas di jelaskan bahwa konseling tawakal
adalah pemberian bantuan secara langsung melalui proses wawancara
dalam serangkaian pertemuan langsung tatap muka antara konselor dengan
klien yang terjadi dalam suasana profesional, yang bertujuan agar klien
mampu menyerahkan segala sesuatu kepada Allah, bergantung dalam
semua keadaan kepada-Nya, yakin bahwa segala kekuatan dan kekuasaan
hanyalah milik-Nya setelah melakukan ikhtiar dengan maksimal dengan
tidak berpangku tangan.
Bahwasannya konseling tawakal pada dasarnya merupakan
kemampuan seorang konselor dalam mengarahkan klien untuk memiliki
kepercayaan yang utuh kepada Allah Swt. yang terpatri di dalam hati,
bersandar kepada Allah, berlapang dada, serta tidak mencemaskan segala
7
Khalid, Syadzi, Yakin Agar Hati Selalu Yakin Dengan Allah (Jakarta: Amzah, 2012 ) Hal. 115.
9
36
yang akan terjadi. Konselor juga mampu mensadarkan klien bahwa semua
urusan kita di dunia dan di akhirat adalah milik Allah. Dia yang
mengurusnya, sehingga tak seorang pun bisa mencegah ketika dia
berkehendak untuk memberi. Tak ada pula yang mampu memberi ketika
Allah berkehendak untuk menahannya. Kita boleh bimbang dan takut
hanya kepada Allah, bukan kepada yang lain. Tunjukkan kepercayaan kita
yang utuh kepada Allah dan bangun kepercayaan itu di atas hati yang
bersih. Yakin bahwa Allah Maha pengasih, sehingga kita akan menyadari
bahwa anugerah yang kita terima berasal dari pemberiannya, dan musibah
yang kita derita terjadi atas izinnya. Fudhail bin iyadh berkata “orang yang
bertawakal dan berserah diri kepada Allah takkan pernah menuduh Allah
tidak adil. Dirinnya juga tidak akan risau akan di sia – siakan oleh-Nya”
begitulah sikap seorang mutawakil.10
b. Tujuan Konseling Tawakal
Tujuan Konseling Tawakal secara umum dan khusus sebenarnya
sama antara lain:11
1) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan, kesehatan dan
kebersihan dalam jiwa dan mental. Jiwa menjadi tenang, jinak dan
10
Ibnu Qayyim Aljauziyah dkk, Terapi tawakkal oleh 10 ulama klasik psikologi, (Ahsan Books, 2011) Hal 15
11
37
damai (muthmainah), bersikap lapang dada (radhiyah) dan mendapatkan pencerahan taufik dan hidayah Tuhannya (mardhiyah). 2) Untuk menghasilkan suatu perubahan, perbaikan dan kesopanan
tingkah laku yang dapat memberikan manfaat baik pada diri sendiri,
lingkungan keluarga, lingkungan kerja maupun lingkungan sosial dan
alam sekitarnya.
3) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa toleransi kesetiakawanan, tolong
menolong dan rasa kasih sayang.
4) Untuk menghasilkan kecerdasan spiritual pada diri individu sehingga
muncul dan berkembang rasa keinginan untuk berbuat taat kepada
Tuhannya, ketulusan mematuhi segala perintah-Nya serta ketabahan
menerima ujian-Nya.
5) Untuk menghasilkan potensi ilahiyah, sehingga dengan potensi itu
individu dapat melakukan tugasnya sebagai khalifah dengan baik dan
benar, ia dapat dengan baik menanggulangi berbagai persoalan hidup
dan dapat memberikan kemanfaatan dan keselamatan bagi
lingkungannya pada berbagai aspek kehidupan.
Kegiatan bimbingan dan konseling merupakan jenis keterampilan
yang pada intinya mengajak, membimbing, dan mengarahkan klien
kembali kepada fitrah, maka siapa saja yang akan mendalami profesi ini,
38
berkualitas. Karena sudah sangat jelas, bahwa profesi konseling adalah
usaha sadar untuk memahami kondisi klien baik secara jasmani maupun
secara rohani yang kemudian mengantarkan konseli untuk menemukan
solusi.12
c. Peran dan Fungsi Konselor Tawakal
Kedudukan konselor dalam proses konseling tawakal berfungsi
sebagai pengingat, penolong, penuntut, pendorong, dan pembebas, (dari
pengaruh setan). Dalam konseling Islam peran konselor adalah
membangun hubungan yang sebaik-baiknya antara klien dengan Allah,
antara klien dengan sesama manusia, dan antara klien dengan sesama
makhluk Allah. Dalam membangun hubungan itu selalu disesuaikan
dengan tuntunan Allah berupa ajaran agama, dan di sesuaikan pula dengan
kondisi klien yang dibimbingnya, serta selalu mengharap ridhan-Nya.
Dengan tuntunan yang jelas dan pegangan yang kokoh pada ajaran agama,
klien tidak mudah terpengaruh oleh setan dan tidak pula mudah goyah
dalam menghadapi masalahnya, serta mendapat ketenangan hidup dan
kemampuan menyelesaikan masalah dengan usaha sendiri di bawah
bimbingan Allah Swt.
Dalam menjalankan fungsi dan perannya, konselor menggunakan
ajaran Islam (Al-Quran dan Al-Hadist) sebagai sumber utamannya,
12
39
sedangkan hasil pemikiran dan penelitian yang dilakukan oleh manusia
(yang tidak bertentangan dengan ajaran islam) dijadikan sebagai
pendukungan. Motivasi yang mendorong konselor dalam melakukan
kegiatannya adalah melaksanakan perintah Allah yang sebagian dari hasil
usahannya ditentuka oleh Allah dan usaha klien yang sedang di
bimbingnya (bimbingan keimanan, ke islamaman dan keihsanan) sehingga
memiliki komitmen terhadap syariatnya menuju tujuan yang diharapkan
(kebahagiaan dunia dan akhirat serta ridha Allah Swt).13
d. Syarat Konselor dalam Konseling Tawakal
Syarat menjadi seorang konselor dalam konseling tawakal sama
halnya dengan seoarang terapis islam, konseling spiritual pada umumnya.
Karena konseling tawakal ini bisa dikatakan sebagai cabang dari konseling
spiritual dan terapis Islam:14
1) Aspek Moralitas
a) Iktikad (keyakinan)
b) Siddiq (kejujuran dan kebenaran)
c) Amanah
d) Tablig
e) Sabar (tabah)
13
Fengki Hikmawati, Bimbingan dan Konseling, (Jakarta: PT Raja Grafindo, 2012) Hal.170.
14
40
f) Mendoakan
g) Memelihara pandangan mata
h) Mengunakan kata – kata yang baik dan terpuji
2) Aspek Keilmuan dan Skill
a) Aspek Keilmuan
b) Skill
e. Syarat Klien dalam Konseling Tawakal
Individu yang di beri bantuan oleh seorang konselor atas
permintaannya sendiri atau atas permintaan orang lain dinamakan klien.15
Disamping itu klien adalah orang yang perlu memperloah perhatian
sehubungan dengan masalah yang dihadapinnya dan membutuhkan
bantuan dari pihak lain untuk memecahkannya, namun demikian
keberhasilan dalam mengatasi masalahnya itu sebenarnya sangat di
tentukan oleh pribadi klien itu sendiri.16 Adapun syarat untuk menjadi
klien dalam konseling tawakal sama halnya dengan konseling islam dan
terapis Islam pada umumnya:17
1) Klien yang dibantu melalui konseling tawakal adalah klien yang
beragama Islam.
15
Sofyan S. Willis, Konseling Teori dan Praktek, (Bandung: Alfaheta, 2010) 111. 16
Imam Sayuti Farid, Pokok–Pokok Bimbingan Penyuluhan Agama Sebagai Teknik Dakwah, (Jakarta: Bulan Bintang, 2007) Hal.14.
17
41
2) Klien adalah individu yang sedang mengalami hambatan atau masalah
untuk mendapatkan ketentraman serta kebahagiaan hidup.
3) Pada dasarnya setiap klien adalah baik, karena Allah SWT. Telah
membekali setiap individu dengan potensi berupa fitrah yang suci untuk
tunduk pada aturan dan petunjuk Allah yang Maha Esa.
f. Hikmah Konseling Tawakal
Di dalam Al-Quran sudah dijelaskan hikmah seseorang yang
menanamkan rasa tawakkal dalam dirinnya untuk menjalani kehidupan di
dunia, dalam proses konseling seorang konselor yang menjadi fasilitator
klien yang hadapi dalam menyelesaikan pekerjaan, khususnya seorang
konselor konseling tawakal, sangat penting memberi pengetahuan tentang
hikmah tawakal kepada klien: diantaranya hikmah tawakal adalah:18
1)
Ketenangan jiwa dan ketentraman hati 27:79ني مل قحل ىلع ك إ ّۖ ىلع لك تف
٧٩
Sebab itu bertakawakalah kepada Allah, sesungguhnya kamu berada di
atas kebenaran yang nyata.
2) Allah akan mencukupi semua urusan orang yang bertawakal
kepadannya QS. 65:3
18
42
غلب ّ إ ۚ سح ف ّ ىلع لك تي نم ۚبستحي َ ثيح نم ق ري
ّ لعج دق ۚ رمأ
اردق ءيش لكل
٣Artinya:Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakal kepada Allah niscaya
Allah akan mencukupkan (keperluan). Sesungguhnya Allah
melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
3) Melahirkan kesabaran dan ketabahan QS. 16:41-42 dan QS.29: 58-59
رجَ ۖ سح اي دل يف م ئ ل ا ملظ ام دعب نم ّ يف ا رجا ني ل
ملعي ا اك ل ۚر كأ رخ َ
لك تي م بر ىلع ا ر ص ني ل
Artinya: Dan orang-orang yang berhijrah karena Allah sesudah mereka dianiaya, pasti kami akan memberikan tempat yang bagus kepada mereka di dunia. Yaitu yang bersabar dan bertawakal kepada tuhanya
4) Tawakal kepada Allah akan membukakan pintu rizki QS: 65: 3-4.
غلب ّ إ ۚ سح ف ّ ىلع لك تي نم ۚبستحي َ ثيح نم ق ري
اردق ءيش لكل ّ لعج دق ۚ رمأ
٣
مل ي ـ ل ر شأ ثلث ن تدعف مت تر إ مكئ اس نم ضيحمل نم نس ي ي ـ ل
ۚنضحي
Artinya: Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya
Allah mencukupkan (keperluanya). Sesungguhnya Allah
43
Beberapa hikmah tawakal sudah dipaparkan di atas, sudah sangat
jelas janji – janji Allah dalam kita suci Al – Quran terhadap orang – orang
yang telah mengaktualisasikan tawakal dalam dirinya.
Proses konseling akan lebih efektis lagi apabila memberikan
pengetahuan kepada seorang klien tentang hikmahnya menjalankan
tawakal, khususnya bagi seorang klien yang sedang mengalami penyakit
gagal ginjal dimana realita yang ada bahwasanya penyakit ini tidak bisa
disembuhkan dan hidup lebih lama lagi, karena dengan memberi
pengetahuan kepada klien memungkinkan membuat peluang besar kepada
dari klien untuk mempermudah menerima penyakit yang telah diberikan
oleh Allah sehingga dirinnya mampu lebih memiliki motivasi hidup yang
baik dalam menjalani kehidupannya.
g. Langkah-Langkah Konseling Tawakal
Langkah-langkah dalam konseling tawakal sama halnya yang
digunakan pada konseling umumnya, menurut Williamson
langkah-langkah konseling diantaranya:19
1) Identifikasi
Identifikasi kasus yaitu langkah yang dilakukan untuk
mengetahui masalah-masalah yang dihadapi konseli beserta
19
44
gejala-gejala yang tampak secara langsung maupun tidak tampak
memerlukan pengukuran lebih dalam untuk mengungkapkanya.
2) Diagnosis
Merupakan langkah pengambilan atau penetapan kesimpulan
atas dasar analisis dan sintesis di atas. Kesimpulan disini
maksudnya kesimpulan mengenai penyebab munculnya masalah
yang diderita klien. Diagnosis dapat dikatakan sebagai usaha
untuk mengerti masalah klien secara mendalam yang meliputi:
a) Sebab-sebab musabab dan asal mulannya masalah itu timbul
b) Perkembangan masalah sejak timbul sampai saat ini
(terjadinnya proses konseling)
c) Keluhan-keluhan yang spesifik yang dirasakan klien
d) Frekuensi keluhan yakni bertambah berat, atau berkurang
keluhan yang dirasakan
e) Faktor-faktor lain yang ikut mempengaruhi bertambahnya
klien.
Secara garis besar diaagnosis diklasifikasikan menjaddi dua
yaitu diagnosis untuk mengerti masalah dan diagnosis untuk
45
3) Langkah Prognosis
Merupakan langkah penentuan kegiatan, program-program,
tindakan-tindakan yang mesti dilakukan oleh klien sehubungan
dengan masalah dan faktor penyebanya.
4)Treatment
Merupakan langkah pelaksanaan pemberian bantuan
berdasarkan hasil prognosis diatas. Treatmen merupakan
pelaksanaan terapi terpilih dari berbagai alternatif yang diajukan
dan ditawarkan. Pelaksanan terapi ini berkaitan dengan teknik yang
sesuai (cocok) harus melihat masalahnya, keadaan kliennya,
kecenderungan konselornya, situasi lingkungannya dan juga faktor
internal klien. Tenknik yang akan di pakai adalah konseling
tawakal untuk mengubah fikiran dan tingkahlaku. Hal ini
dilakukan dengan Mengetahui Allah Swt:20
Dengan mengetahui sifat-sifatnya seperti bahwa Allah itu
maha kuasa, maha mencukupi, maha mengetahui, maha
berkehendak atas semua perkara, serta maha perkasa. Di sini
seorang konselor membantu klien untuk mengarahkan dirinya lebih
dekat lagi dengan Allah.
20
46
Selanjutnya yaitu konselor membantu klien agar dirinya
mampu menyadarkan hati kepada Allah dan merasakan nyaman
bergantung kepada- Nya. Singkirkan ketergantungan kepada sebab,
lalu menentramkan hati dengan bersandar kepada Allah.
Kemudian mengarahkan klien agar dirinya mampu berfikir
Berbaik sangka kepada Allah, karena semakin seseorang berbaik
sangka kepada Allah, semakin sempurna tawakal seseorang.
Berbaik sangkalah sehingga nanti membuat diri kita bertawakal.
Jadi tidak akan ada tawakal jika seseorang selalu berburuk sangka
kepada- Nya.
Setelah itu konselor membantu klien agar dia memasrah
kehidupannya (menyerahkan hati kepada Allah). Inilah ruh dan
hakikat tawakkal. Serahkan dan pasrahkan semua urusan kepada
Allah Swt. sambil memohon dan berusaha, tanpa merasa dipaksa
dan terpaksa.
Sebagai penguatan konselor memberikan video motivasi yang
nantinya menceritakan tentang seseorang yang sama-sama
memiliki penyakit gagal ginjal. Orang tersebut bisa menerima
kenyataan dan memiliki semangat yang besar dalam menjalani
kehidupan. Setelah klien menonton video, konselor menjelaskan
47
5)Evaluasi dan Follow Up
Langkah ini dimaksudkan untuk mengatakan sejauh mana
langkah konseling yang telah dilakukan mencapai hasilnya. Dalam
langkah follow up atau tindak lanjut, dilihat perkembangan
selanjutnya dalam jangka wkatu yang lebih jauh.21
2. Motivasi Hidup
a. Pengertian Motivasi
Secara etimologis motif atau dalam bahasa inggris motive, berasal
dari kata motion, yang berarti gerakan atau sesuatu yang bergerak, jadi
istilah motif erat berkaitan dengan gerak yakni gerakan yang dilakukan
oleh manusia atau disebut juga perbuatan atau tingkah laku.
Selain motif dalam psikologi di kenal dengan istilah motivasi.
Sebenarnya, motivasi merupakan istilah yang lebih umum yang menunjuk
pada se luruh proses gerakan, termasuk situasi yang mendorong diri
sendiri, dorongan yang timbul dalam diri individu, tingkah laku yang
ditimbulkannya, dan tujuan atau akhir dari gerakan atau perbuatan.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer bahwa
motivasi adalah keinginan atau dorongan yang timbul pada diri seseorang
21