• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR CABANG SIDOARJO.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BANK SYARIAH BUKOPIN KANTOR CABANG SIDOARJO."

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH LINGKUNGAN KERJA DAN KOMUNIKASI

TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI BANK SYARIAH

BUKOPIN KANTOR CABANG SIDOARJO

SKRIPSI

Oleh

Yuyun Nailufar

NIM. C94212149

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam

Prodi Ekonomi Syari

ah

Surabaya

(2)
(3)
(4)
(5)
(6)

ABSTRAK

Kinerja karyawan dalam suatu perusahaan sangat tergantung oleh lingkungan kerja dan komunikasi. Lingkungan kerja yang baik akan menghasilkan kinerja yang baik dan begitu pula dengan komunikasi, komunikasi yang efektif akan menghasilkan kinerja yang yang maksimal. Pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi dijadikan acuan untuk menilai kinerja karyawan dalam penelitian ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo baik secara parsial maupun simultan.

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan menggunakan data primer dan data sekunder. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan menggunakan metode kuesioner, observasi, dan dokumentasi. Responden dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo yang berjumlah 46 orang. Data yang diperoleh dari kuesioner diolah dengan menggunakan uji validitas dan uji reliabilitas. Analisis data menggunakan analisis deskriptif, uji asumsi klasik, analisis regresi linier berganda, uji hipotesis T (parsial) dan uji F (simultan).

Hasil penelitian secara parsial menunjukkan bahwa lingkungan kerja (X1)

memiliki nilai t hitung sebesar 6,068 > 2,01669, maka H0 ditolak dan H1 diterima,

artinya lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo. Sedangkan

komunikasi memiliki nilai t hitung sebesar 1,327 < 2,01669, maka H0 diterima

dan H1 ditolak, artinya komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan

di Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo. Secara simultan lingkungan kerja dan komunikasi memiliki nilai F hitung sebesar 32,171 > 3,21 dan sig. 0,000

< 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima, artinya lingkungan kerja dan komunikasi

secara bersama-sama (simultan) berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.

(7)

DAFTAR ISI

SAMPUL DALAM... i

PERNYATAAN KEASLIAN ... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR TRANSLITERASI ... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ... 7

C. Tujuan Penelitian ... 7

D. Kegunaan Hasil Penelitian ... 8

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 9

1. Teori Lingkungan Kerja ... 9

2. Teori Komunikasi ... 14

3. Teori Kinerja Karyawan ... 23

B. Penelitian Terdahulu ... 29

C. Kerangka Konseptual ... 32

D. Hipotesis ... 33

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 34

B. Waktu dan Tempat Penelitian ... 34

(8)

D. Variabel Penelitian ... 36

E. Definisi Operasional ... 37

1. Variabel Independen ... 37

2. Variabel Dependen ... 38

F. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 39

1. Uji Validitas ... 39

2. Uji Reliabilitas ... 39

G. Data dan Sumber Data ... 40

1. Jenis Data ... 40

2. Sumber Data ... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 41

I. Teknik Analisis Data ... 43

1. Analisis Deskriptif ... 43

2. Uji Asumsi Klasik ... 44

3. Analisis Regresi Linier Berganda ... 46

4. Uji Hipotesis ... 47

BAB IV HASIL PENELITIAN A. Deskripsi Umum Objek Penelitian ... 50

1. Gambaran Umum Perusahaan ... 50

2. Gambaran Umum Responden ... 62

B. Analisis Data ... 65

1. Gambaran Distribusi Frekuensi ... 65

2. Uji Validitas dan Reliabilitas Instrumen Penelitian... 69

3. Uji Asumsi Klasik... 72

4. Analisis Regresi Linier Berganda ... 76

5. Koefisien Determinasi ... 77

6. Uji Hipotesis ... 77

BAB V PEMBAHASAN A. Analisis Regresi Linier Berganda ... 83

(9)

C. Pengaruh Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan di

Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo ... 89

D. Pengaruh LingkunganKerja dan Komunikasi terhadap

Kinerja Karyawan di Bank Syariah Bukopin secara

simultan ... 94

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ... 97

B. Saran ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

LAMPIRAN

(10)

DAFTARTABEL

2.1 Tabel Penelitian Terdahulu... 28

3.1 DefinisiOperasional ... 38

4.1 KarakteristikRespondenBerdasarkanJenisKelamin ... 61

4.2 KarakteristikRespondenBerdasarkanStatusKerja ... 61

4.3 KarakteristikRespondenBerdasarkanJenjangPendidikan ... 62

4.4 KarakteristikRespondenBerdasarkanUsia ... 62

4.5 KarakteristikRespondenBerdasarkanMasaKerja ... 63

4.6 DistribusiFrekuensiVariabelLingkunganKerja ... 64

4.7 DistribusiFrekuensiVariabelKomunikasi ... 65

4.8 DistribusiFrekuensiVariabelKinerjaKaryawan ... 67

4.9 HasilUjiValiditasLingkunganKerja ... 68

4.10 HasilUjiValiditasKomunikasi ... 69

4.11 Hasil Uji Validitas Kinerja Karyawan ... 70

4.12 HasilUjiReliabilitas ... 71

4.13 TabelKolmogorov-Smirnov Test ... 72

4.14 HasilUjiMultikolinearitas ... 73

4.15 HasilAnalisisRegresi Linier Berganda ... 75

4.16 KoefisienDeterminasi ... 76

4.17 HasilUjiT ... 78

4.18 HasilUjiF ... 80

(11)

DAFTARGAMBAR

2.1 Kerangka Konseptual ... 32

4.1 Keadaan Geografis Bank SyariahBukopin ... 53

4.2 StrukturOrganisasi ... 55

4.3 GrafikP-P Plot ... 72

4.4 Grafik Scatter Plot... 74

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya, sumber daya manusia adalah suatu sumber daya yang

sangat dibutuhkan oleh suatu organisasi. Sebab, sumber daya manusia adalah

sumber yang berperan aktif terhadap jalannya suatu organisasi dan proses

pengambilan keputusan.1

Sumber daya manusia merupakan satu-satunya sumber daya yang

memiliki akal perasaan, keinginan, keterampilan, pengetahuan, dorongan,

daya, dan karya (rasio, rasa, dan karsa). Semua potensi SDM tersebut

berpengaruh terhadap upaya organisasi dalam mencapai tujuan. Betapapun

majunya teknologi, perkembangan informasi, tersedianya modal dan

memadainya bahan, jika tanpa SDM sulit bagi organisasi itu untuk mencapai

tujuannya.2

Menurut Werther dan Dawis sumber daya manusia adalah pegawai yang

siap, mampu, dan siaga dalam mencapai tujuan-tujuan organisasi.3

Sebagaimana dikemukakan bahwa dimensi pokok sisi sumber daya adalah

kontribusinya terhadap organisasi, sedangkan dimensi pokok manusia adalah

perlakukan kontribusi terhadapnya yang pada gilirannya akan menentukan

kualitas dan kapabilitas hidupnya. Sumber daya manusia yang berkualitas

1

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Kencana, 2011), 2

2

Ibid, 3

3

(13)

2

tinggi adalah sumber daya yang mampu menciptakan bukan saja nilai

komparatif tetapi juga nilai kompetitif, generatif, dan inovatif.4

Kinerja memiliki posisi penting dalam manajemen dan organisasi, karena

keberhasilan dalam melakukan pekerjaan sangat ditentukan oleh kinerja. Hal

ini berarti, jika seseorang bekerja dalam organisasi, kinerjanya merupakan

serangkaian perilaku dan kegiatan secara individual sesuai dengan harapan

atau tujuan organisasi. Bahkan, Hodgetts dan Kuratko menegaskan bahwa

kinerja berkait dengan seberapa baik seseorang melakukan pekerjaannya.5

Menurut pandangan islam, bekerja adalah suatu kewajiban. Setiap Muslim

yang mampu bekerja harus bekerja karena hal itu adalah juga tanggung jawab

moral terhadap masyarakat dan dirinya. Kuatnya dorongan untuk bekerja ini,

sehingga bagi mereka yang melakukan suatu pekerjaan, pahalanya sama

seperti orang yang melakukan ibadah.6 Sebagaimana firman Allah dalam Q.S.

Al-Israa, 17:84 yang berbunyi :





Artinya :

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang lebih benar jalanNya. (Q.S. Al-Israa, 17:84)

Timple menegaskan, ada enam faktor eksternal yang menentukan tingkat

kinerja seorang karyawan. Faktor penentu ini adalah lingkungan, perilaku

manajemen, desain jabatan, penilaian kinerja, umpan-balik, dan administrasi

4

Edy Sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Kencana, 2011), 3

5

Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2012), 118

6

(14)

3

pengupahan. Berkaitan dengan lingkungan, Timple menjelaskan bahwa suatu

lingkungan kerja yang menyenangkan begitu penting untuk mendorong

tingkat kinerja karyawan yang paling produktif.7

Sementara penilaian kinerja merupakan metode mengevaluasi dan

menghargai kinerja yang digunakan untuk menentukan kinerja yang ampuh.

Dalam penilaian kinerja yang efektif melibatkan komunikasi dua arah,

sehingga berbagai peluang untuk saling umpan balik yang konstruktif dan

membangun akan diperoleh dan akhirnya akan meningkatkan keseluruhan

kontribusi karyawan.8

Kinerja pegawai tidak saja dipengaruhi oleh faktor dari pegawai itu

sendiri, tetapi juga oleh kelompok dan lingkungan organisasi tempatnya

bekerja.9 Pernyataan kalau kinerja dapat dipengaruhi oleh lingkungan kerja

ditegaskan oleh Timple bahwa lingkungan kerja yang menyenangkan menjadi

pendorong bagi karyawan untuk menghasilkan kinerja puncak.10

Pegawai akan mampu mencapai kinerja maksimal jika ia memiliki motif

berprestasi yang tinggi. Motif berprestasi yang perlu dimiliki oleh pegawai

harus ditumbuhkan dari dalam diri sendiri selain dari lingkungan kerja. Hal

ini karena motif berprestasi yang ditumbuhkan dari dalam diri sendiri akan

7

A.Dale Timple dalam Hamzah B.Uno dan Nina Lamatenggo, Teori Kinerja dan Pengukurannya, (Jakarta : PT.Bumi Aksara, 2012), 127

8

Ibid, 128

9

Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 128

10

(15)

4

membentuk suatu kekuatan diri dan jika situasi lingkungan kerja turut

menunjang maka pencapaian kinerja akan lebih mudah.11

Lingkungan kerja merupakan segala sesuatu yang ada disekitar para

pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dengan menjalankan

tugas-tugas yang dibebankan. Lingkungan itu meliputi lingkungan fisik, lingkungan

non fisik, lingkungan eksternal, dan lingkungan internal.12

Hamzah dan Nina mengatakan dalam bukunya yang berjudul teori kinerja

dan pengukurannya bahwa “kinerja dapat dipengaruhi oleh lingkungan

kerja”.13 Sedangkan dalam penelitian lain yang berjudul “

pengaruh

lingkungan kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada PT.United

Tractor Tbk cabang Medan” disebutkan bahwa secara parsial lingkungan

kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Sedangkan dalam

penelitian lain disimpulkan bahwa lingkungan kerja berpengaruh terhadap

kinerja karyawan baik secara parsial maupun secara bersama-sama dengan

variabel lain. Misalkan dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh motivasi,

komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UMS”. Disimpulkan bahwa lingkungan kerja

berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Penelitian lain juga

menunjukkan bahwa lingkungan berpengaruh positif terhadap kinerja

karyawan.

11

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia perusahaan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), 68

12

Siswandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011), 24

13

(16)

5

Selain lingkungan kerja, komunikasi yang efektif di dalam perusahaan

juga diperlukan untuk menghasilkan kinerja yang diinginkan perusahaan.14

Komunikasi dapat diartikan sebagai proses pemindahan suatu informasi, ide,

pengertian dari seseorang kepada orang lain dengan harapan orang lain

tersebut dapat menginterpretasikannya sesuai dengan tujuan yang dimaksud.15

Komunikasi merupakan aktivitas dasar manusia. Dengan berkomunikasi,

manusia dapat saling berhubungan satu sama lain baik dalam kehidupan

sehari-hari di rumah tangga, di tempat kerja, dan lingkungan masyarakat.

Pentingnya komunikasi bagi manusia tidaklah dapat dipungkiri, begitu juga

halnya bagi suatu organisasi atau perusahaan.16

Penulis mengatakan bahwa Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang

Sidoarjo merupakan salah satu Lembaga Keuangan Syariah di Sidoarjo yang

bersaing dengan Lembaga Keuangan lain di dunia jasa. Oleh karena itu, agar

tujuan perusahaan dapat tercapai maka kinerja karyawan harus dapat

ditingkatkan dengan menjaga lingkungan kerja agar tetap nyaman dan

komunikasi antar rekan kerja maupun atasan dengan bawahan tetap terjaga

dengan baik.

Variabel komunikasi dalam penelitian yang berjudul “Pengaruh disiplin

kerja, budaya organisasi, dan komunikasi terhadap kinerja karyawan PT. PLN

14

Anita Cempaka Putri, “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Komunikasi terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. United Tractor Tbk cabang Medan”, Skripsi Manajemen, (22 Desember

2015) , 2

15

Anwar Prabu Mangkunegara, Manajemen Sumber Daya Manusia perusahaan, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2013), 145

16

Anita Cempaka Putri, “Pengaruh Lingkungan Kerja dan Komunikasi terhadap Kinerja

Karyawan pada PT. United Tractor Tbk cabang Medan”, Skripsi Manajemen, (22 Desember

(17)

6

(PERSERO) Wilayah Suluttenggo area Manado” juga menyatakan bahwa

secara parsial komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Sedangkan dalam penelitian lain maupun di dalam teori mengatakan bahwa

komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Kinerja dipengaruhi oleh beberapa faktor-faktor yang telah disebutkan di

atas. Penelitian ini hanya melibatkan dua faktor yang mempengaruhi kinerja

yaitu lingkungan kerja dan komunikasi karena dua faktor tersebut dianggap

penting untuk dapat mencapai kinerja yang diinginkan oleh perusahaan.

Diantara banyaknya Bank Syariah di Indonesia, penelitian ini memilih Bank

Syariah Bukopin untuk dijadikan objek penelitian karena selain Bank yang

berpedoman pada syariat-syariat islam, Bank Syariah Bukopin juga

merupakan Kantor Cabang di Sidoarjo yang tidak memiliki Kantor Cabang

Pembantu di sekitarnya, jadi Bank Syariah Bukopin membutuhkan kinerja

karyawan yang maksimal agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Mengacu

pada penelitian sebelumnya dan teori yang ada terdapat ketidaksamaan antara

teori dengan penelitian sebelumnya yang menyatakan bahwa secara parsial

lingkungan kerja dan komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja

karyawan, sedangkan di dalam teori disebutkan bahwa lingkungan kerja dan

komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan.

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, penulis

akan melakukan penelitian dengan judul “PENGARUH LINGKUNGAN

KERJA DAN KOMUNIKASI TERHADAP KINERJA KARYAWAN DI

(18)

7

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Apakah lingkungan kerja berpengaruh terhadap kinerja karyawan di

Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo?

2. Apakah komunikasi berpengaruh terhadap kinerja karyawan di Bank

Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo?

3. Apakah lingkungan kerja dan komunikasi berpengaruh secara

bersama-sama (simultan) terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah

Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah :

1. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja

karyawan di Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo.

2. Untuk mengetahui pengaruh komunikasi terhadap kinerja karyawan di

Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo.

3. Untuk mengetahui pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi secara

bersama-sama terhadap kinerja karyawan di Bank Syariah Bukopin

(19)

8

D. Kegunaan Hasil Penelitian

Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah :

1. Manfaat bagi perusahaan

Untuk meningkatkan kinerja karyawan agar tujuan perusahaan dapat

tercapai dan dapat pula berdampak positif terhadap profitabilitas dan

kemajuan perusahaan

2. Manfaat bagi pihak lain

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan penelitian

selanjutnya serta diharapkan dapat memberikan kontribusi bagi

pengembangan ilmu ekonomi di masa mendatang.

3. Manfaat bagi penulis

Menambah wawasan, pengetahuan, pengalaman, dan pengembangan

(20)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Landasan Teori

1. Teori Lingkungan Kerja

a. Pengertian Lingkungan Kerja

Lingkungan kerja non fisik menurut Sedarmayanti adalah semua

keadaan yang terjadi yang berkaitan dengan hubungan kerja baik

hubungan dengan atasan maupun hubungan sesama rekan kerja

ataupun hubungan dengan bawahan.17 Sementara itu, Wursanto

menyebutnya sebagai lingkungan kerja psikis yang didefinisikan

sebagai sesuatu yang menyangkut segi psikis dari lingkungan kerja.18

Berdasarkan pengertian-pengertian tersebut, dapat dikatakan

bahwa lingkungan kerja non fisik disebut juga lingkungan kerja

psikis, yaitu keadaan di sekitar tempat kerja yang bersifat non fisik.

Lingkungan kerja semacam ini tidak dapat ditangkap secara langsung

dengan panca indra manusia, namun dapat dirasakan keberadaannya.

Jadi, lingkungan kerja non fisik merupakan lingkungan kerja yang

hanya dapat dirasakan oleh perasaan.19

17

Sedarmayanti dalam I Made Yusa Dharmawan, “Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Disiplin dan Kinerja Karyawan Hotel Nikki Denpasar”, Tesis Manajemen, (1 April 2016), 58-59

18

Wursanto dalam I Made Yusa Dharmawan, “Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Disiplin dan Kinerja Karyawan Hotel Nikki Denpasar”, Tesis Manajemen, (1 April 2016)

19

(21)

10

Berdasarkan pendapat dan uraian tersebut, maka dapat dikatakan

bahwa lingkungan kerja non fisik adalah lingkungan kerja yang tidak

dapat ditangkap dengan panca indera manusia. Akan tetapi,

lingkungan kerja non fisik ini dapat dirasakan oleh para pekerja

melalui hubungan-hubungan sesama pekerja maupun dengan atasan.20

b. Jenis Lingkungan Kerja Non Fisik

Beberapa macam lingkungan kerja yang bersifat non fisik yaitu:21

1. Perasaan aman pegawai

Perasaan aman pegawai merupakan rasa aman dari berbagai

bahaya yang dapat mengancam keadaan diri pegawai. Perasaan

aman tersebut terdiri dari sebagai berikut :

a. Rasa aman dari bahaya yang mungkin timbul pada saat

menjalankan tugasnya.

b. Rasa aman dari pemutusan hubungan kerja yang dapat

mengancam penghidupan diri dan keluarganya.

c. Rasa aman dari bentuk intimidasi ataupun tuduhan dari adanya

kecurigaan antar pegawai.

2. Loyalitas pegawai

Loyalitas merupakan sikap pegawai untuk setia terhadap

perusahaan atau organisasi maupun terhadap pekerjaan yang

menjadi tanggungjawabnya. Loyalitas ini terdiri dari dua macam,

20

I Made Yusa Dharmawan, “Pengaruh Kompensasi dan Lingkungan Kerja Non Fisik terhadap Disiplin dan Kinerja Karyawan Hotel Nikki Denpasar”, Tesis Manajemen, (1 April 2016), 59

21

(22)

11

yaitu loyalitas yang bersifat vertikal dan horizontal. Loyalitas yang

bersifat vertikal yaitu loyalitas antara bawahan dengan atasan atau

sebaliknya antara atasan dengan bawahan. Loyalitas ini dapat

terbentuk dengan berbagai cara. Untuk menunjukkan loyalitas

tersebut dilakukan dengan cara :

a. Kunjungan atau silaturrahim ke rumah pegawai oleh pimpinan

atau sebaliknya.

b. Keikutsertaan pimpinan untuk membantu kesulitan pegawai

dalam berbagai masalah yang dihadapi pegawai.

c. Membela kepentingan pegawai selama masih dalam koridor

hukum yang berlaku.

d. Melindungi bawahan dari berbagai bentuk ancaman.

Sementara itu, loyalitas bawahan dengan atasan dapat

dibentuk dengan kegiatan seperti open house, memberi

kesempatan kepada bawahan untuk bersilaturahmi kepada

pimpinan, terutama pada waktu-waktu tertentu seperti hari

besar keagamaan seperti lebaran, hari natal atau lainnya.22

Loyalitas yang bersifat horisontal merupakan loyalitas antar

bawahan atau antar pimpinan. Loyalitas horisontal ini dapat

diwujudkan dengan kegiatan seperti kunjung mengunjungi

22 Robby Alam Fath, “Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan

(23)

12

sesama pegawai, bertamasya bersama, atau kegiatan-kegiatan

lainnya.23

3. Kepuasan pegawai

Kepuasan pegawai merupakan perasaan puas yang muncul

dalam diri pegawai yang berkaitan dengan pelaksanaan pekerjaan.

Perasaan puas ini meliputi kepuasan karena kebutuhannya

terpenuhi, kebutuhan sosialnya juga dapat berjalan dengan baik,

serta kebutuhan yang bersifat psikologis juga terpenuhi.

c. Indikator Lingkungan Kerja Non Fisik

Indikator-indikator lingkungan kerja non fisik yaitu sebagai

berikut:24

1. Prosedur Kerja, adalah rangkaian tata pelaksanaan kerja yang di

atur secara berurutan, sehingga terbentuk urutan kerja secara bertahap

dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

2. Standar Kerja, adalah persyaratan tugas, fungsi atau perilaku yang

ditetapkan oleh pemberi kerja sebagai sasaran yang harus dicapai oleh

seorang karyawan.

3. Pertanggung jawaban Supervisor, Tanggung jawab seorang

supervisor untuk menyusun tugas karyawan agar dapat dikerjakan

secara efektif dan adil. Supervisor juga bertanggung jawab

23 Robby Alam Fath, “Pengaruh Lingkungan Kerja Non Fisik dan Karakteristik Pekerjaan

Terhadap Kepuasan Kerja (Studi pada Karyawan Hotel Bintang Dua di Yogyakarta)”, Skripsi Manajemen, (1 April 2016)

24

(24)

13

mengadakan evaluasi karyawan untuk menjamin pencapaian sasaran

yang sudah ditetapkan oleh perusahaan.

4. Kejelasan Tugas, yaitu sejauh mana pekerjaan itu menuntut

diselesaikannya seluruh potongan kerja secara utuh dan dapat dikenali

oleh karyawan. Dalam hal ini karyawan dituntut untuk memahami dan

mampu melaksanakan pekerjaan mereka berdasarkan instruksi dari

atasan.

5. Sistem Penghargaan, Sistem imbalan atau sistem penghargaan

(reward system) adalah sebuah program yang digunakan untuk

mengenali prestasi individual karyawan, seperti pencapaian sasaran

atau proyek atau penggunaan ide-ide kreatif.

6. Hubungan antar karyawan, yaitu hubungan dengan rekan kerja

harmonis dan tanpa ada saling intrik diantara sesama rekan kerja.

Salah satu faktor yang mempengaruhi karyawan tetap tinggal dalam

satu organisasi adalah adanya hubungan yang harmonis diantara rekan

kerja.

d. Lingkungan Kerja dalam Pandangan Islam

Menurut Djakfar, Allah adalah pemilik mutlak (haqiqiyah), sedang

manusia sebatas pemilik sementara (temporer) yang berfungsi sebagai

penerima amanah. Manusia didorong untuk mencari rejeki, namun

(25)

14

berbuat ihasan (baik) dan dilarang membuat kerusakan di muka

bumi.25Sebagaimana firmannya :

















Artinya :

dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S.

Al-Qashash, 28:77)26

2. Teori Komunikasi

a. Pengertian Komunikasi

Komunikasi merupakan faktor yang penting dalam upaya

mencapai tujuan suatu organisasi. komunikasi merupakan serapan

dari bahasa inggris communication, dari bahasa latin communicatus

yang mempunyai arti berbagi atau menjadi milik bersama.

Komunikasi diartikan sebagai proses sharing diantara pihak-pihak

yang melakukan aktivitas komunikasi tersebut.27

Komunikasi adalah suatu proses melalui mana seseorang

(komunikator) menyampaikan stimulus (biasanya dalam bentuk

25

Djakfar dalam Nurul Rohana Dewi, Pengaruh Kemampuan, Motivasi, dan Lingkungan kerja terhadap Kinerja karyawan (studi pada BMT Taruna Sejahtera), Skripsi

26

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971)

27

(26)

15

kata-kata). Komunikasi timbul didorong oleh kebutuhan-kebutuhan

untuk mengurangi rasa ketidakpastian, bertindak secara efektif,

mempertahankan atau memperkuat ego.28

Komunikasi diartikan sebagai aktivitas yang menghubungkan

antar manusia dan antar kelompok dalam sebuah organisasi.29

komunikasi organisasi merupakan perilaku pengorganisasian yakni

bagaimana para karyawan terlibat dalam proses bertransaksi dan

memberikan makna atas apa yang sedang terjadi. Oleh karena itu,

kedudukan komunikasi dalam organisasi sebenarnya menekankan

pada bagaimana suatu organisasi dikonstruksi dan dipelihara lewat

proses komunikasi.30 Dengan kata lain, keberadaan komunikasi

dalam organisasi dapat membedakan dua hal, yaitu : menunjukkan

bagaimana para anggota bekerja sebagai seorang organisatoris dan

bagaimana operasi jaringan kerja yang mengaitkan mereka satu sama

lain sebagai human actors.31

28

Juliansyah Noor, Penelitian ilmu manajemen, (Jakarta : Kencana Prenada Group, 2013), 208-209

29

Alo liliweri, Wacana Komunikasi Organisasi, (Bandung : Mandar Maju, 2004), 59

30

Ibid, 60

31

(27)

16

b. Unsur-unsur komunikasi dalam organisasi

Proses komunikasi terdiri dari 4 unsur penting yang terdiri dari :32

1. Pengirim pesan

Dalam organisasi pengirim merupakan seorang atasan yang

mengirimkan pesan kepada seorang atau sekelompok bawahan

atau merupakan para karyawan pada tingkat atau level yang sama

yang saling berkirim pesan.

2. Pesan atau berita

Dalam proses komunikasi, pesan berisi pikiran, ide atau

gagasan, perasaan yang dikirim oleh seorang atasan kepada para

bawahannya.

3. Media

Media merupakan tempat/saluran yang dilalui oleh pesan

yang dikirim. Para pimpinan organisasi dapat mengirimkan pesan

secara tertulis misanya dengan surat, telegram, faximile.

Terkadang pesan juga dikirim melalui komunikasi tatap muka.

4. Penerima

Penerima dalam sebuah proses komunikasi organisasi

adalah pihak yang menerima pesan tertentu yang menjadi tujuan

komunikasi dari pihak pengirim.

32

(28)

17

c. Tujuan komunikasi organisasi

Ada tiga tujuan utama dari komunikasi organisasi, yaitu :33

1. Sebagai tindakan koordinasi

Komunikasi dalam organisasi bertujuan untuk

mengkoordinasikan sebagian atau seluruh tugas dan fungsi

organisasi yang telah dibagi-bagi dalam bagian atau sub bagian

yang melaksanakan visi dan misi organisasi di bawah pimpinan

seorang pemimpin atau manajer serta para bawahan mereka.

2. Membagi informasi

Komunikasi mengarahkan manusia dan aktivitas mereka

dalam organisasi. Sebuah pertukaran informasi berfungsi untuk

membagi kemudian menjelaskan informasi tentang tujuan

organisasi, arah dari suatu tugas, bagaimana usaha untuk

mencapai hasil, dan pengambilan keputusan.

3. Komunikasi bertujuan untuk menampilkan perasaan dam emosi

Manusia dalam organisasi mempunyai keinginan bahkan

kebutuhan untuk menyatakan kegembiraan atas pekerjaan dan

prestasi yang mereka telah lakukan atau mungkin mereka ingin

mengatakan perasaan marah karena telah gagal bertugas sebagai

seorang pemimpin.

(29)

18

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi komunikasi organisasi

Ada empat faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikasi

organisasi, yaitu :34

1. Saluran komunikasi formal. Saluran formal mencakup jarak yang

begitu luas dengan berkembangnya dan tumbuhnya organisasi.

saluran komunikai formal biasanya merintangi arus informasi

yang bebas diantara berbagai tingkatan organisasi.

2. Struktur otoritas organisasi. Perbedaan status dan kekuasaan di

dalam organisasi akan dapat membantu menetapkan siapa yang

akan melakukan komunikasi dengan siapa.

3. Spesialisasi tugas (pekerjaan). Spesialisasi tugas biasanya akan

memudahkan melakukan tugas dalam kelompok yang

berbeda-beda.

4. Kepemilikan informasi. Kepemilikan informasi berarti bahwa

individu mempunyai informasi dan pengetahuan yang unik

mengenai tugas mereka.

e. Komunikasi dalam organisasi

Setiap pimpinan bertanggung jawab mengatur dan memperbaiki jalur

komunikasi formal untuk memberi pengarahan kepada bawahannya.35

34

Siswandi, Aplikasi Manajemen Perusahaan, (Jakarta : Mitra Wacana Media, 2011), 185-186

35

(30)

19

1. Komunikasi formal

Komunikasi formal merupakan jalur komunikasi resmi dengan

rantai komando atau hubungan tugas dan tanggung jawab yang

jabatannya dalam organisasi.

a. Komunikasi ke atas adalah memberi informasi tentang

kemajuan kerja yang dilaksanakan bawahan dan sebagai dasar

pertimbangan di dalam pengambilan keputusan bila ada

permasalahan baru.

b. Komunikasi ke bawah merupakan tindakan pengarahan,

mengendalikan bawahan, dan filter dari atasan jika ada

instruksi yang mungkin tidak jelas yang kemudian dapat

diterima secara langsung oleh bawahan.

c. Komunikasi ke samping merupakan komunikasi antar bagian

untuk mengatasi kegiatan yang tidak rutin, untuk koordinasi

jika membutuhkan tenaga ahli, serta untuk mengatasi

hubungan yang membingungkan antar sesama bagian.

2. Komunikasi informal

Komunikasi informal merupakan jalur komunikasi tidak resmi di

lingkungan maupun di luar organisasi tetapi masih berkaitan

dengan fungsi tidak langsung para pimpinan oranisasi, seperti

(31)

20

f. Komunikasi dalam kelompok

Karyawan dalam satu kelompok kerja secara bersama-sama

melakukan tugas dan untuk itu diperlukan komunikasi dalam

struktur kelompok kerja dan itu mempengaruhi kinerja dan kepuasan

kerja karyawan.

1. Jaringan kerja

Terdapat dua karakteristik jaringan kerja dalam suatu

organisasi, yaitu : jaringan kerja terpusat dan kebebasan karyawan

dalam jaringan kerja. Jaringan kerja terpusat maksudnya adalah

keputusan atas permasalahan dikendalikan oleh seseorang saja,

biasanya atasan langsung dalam kelompok kerja. Sedangkan

kebebasan karyawan dalam jaringan kerja adalah di mana setiap

karyawan atau anggota kelompok kerja diberikan kebebasan

berkomunikasi di antara sesama karyawan.

2. Komunikasi terbuka

Komunikasi terbuka dilandasi oleh database yang sama

yang dipergunakan seluruh karyawan baik secara lintas

fungsional amupun berdasarkan semua tingkat hierarki dalam

organisasi.

3. Dialog

Dialog merupakan proses berkomunikasi yang didasari

(32)

21

kelancaran, saling percaya, dan intensif berkomunikasi untuk

mencapai tujuan bersama.

g. Indikator-Indikator komunikasi dalam organisasi

Indikator indikator komunikasi antara lain yaitu :36

1. Kemudahan dalam memperoleh informasi

Kinerja yang baik dari seseorang dapat tercipta apabila

terdapat kemudahan dalam memperoleh informasi dalam suatu

proses komunikasi, maka terwujud kelancaran dalam

pemindahan ide, gagasan maupun pengertian dari seseorang ke

orang lain.

2. Intensitas komunikasi

Apabila banyaknya terjadi percakapan yang baik, maka

proses komunikasi menjadi semakin lancar. Intensitas

komunikasi sangat diperlukan guna kelancaran dalam proses

komunikasi dalam suatu organisasi.

3. Efektivitas komunikasi

Efektivitas komunikasi mengandung pengertian bahwa

komunikasi yang bersifat arus langsung, artinya proses

komunikasi yang dilakukan secara langsung dengan adanya

frekuensi tatap muka untuk memudahkan orang lain mengetahui

apa yang disampaikan komunikator.

36 Rensius Febriyandi, “Pengaruh Kepemimpinan dan Komunikasi terhadap Kinerja Karyawan Pt

(33)

22

4. Tingkat pemahaman pesan

Seseorang dapat memahami apa yang ingin disampaikan

oleh seorang komunikator kepada penerima juga tergantung pada

tingkat pemahaman seseorang. Adanya komunikasi yang baik

dan lancar dapat lebih memudahkan seseorang atau penerima

mengerti dan memahami pesan yang akan disampaikan.

5. Perubahan sikap

Setelah seseorang memahami pesan yang disampaikan oleh

seorang komunikator kepada penerima pesan, maka akan terjadi

perubahan sikap yang dilakukan sesuai dengan apa yang

dikomunikasikan.

h. Komunikasi dalam Pandangan Islam

Dalam Islam komunikasi harus dilakukan dengan hati-hati

terutama apabila berkomunikasi secara langsung dengan lidah. Allah

telah memberikan lidah, mengungkapkan isi hati, pikiran dan

perasaan kepada sesama sehingga seseorang dapat menjadi sedih atau

senang. Al Qur’an memberi contoh temtang perkataan yang benar.

Allah akan menyempurnakan akal amal perbuatan dan mengampuni

dosa-dosanya, manakala mau berkata dengan benar dan bertakwa.

(34)

23







: Artinya

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kamu kepada Allah dan

Katakanlah Perkataan yang benar.37

3. Teori Kinerja Karyawan

a. Pengertian Kinerja Karyawan

Pengertian kinerja atau performance merupakan gambaran

mengenai tingkat pencapaian pelaksanaan suatu program kegiatan

atau kebijakan dalam mewujudkan sasaran, tujuan, visi, dan misi

organisasi yang dituangkan melalui perencanaan strategis suatu

organisasi. kinerja dapat diketahui dan diukur jika individu atau

sekelompok karyawan telah mempunyai kriteria atau standar

keberhasilan tolak ukur yang ditetapkan oleh organisasi. oleh karena

itu, jika tanpa tujuan dan target yang ditetapkan dalam pengukuran,

maka kinerja pada seseorang atau kinerja organisasi tidak mungkin

dapat diketahui bila tidak ada tolak ukur keberhasilannya.38

Arti kinerja sebenarnya berasal dari kata-kata job performance dan

disebut juga actual performanceatau prestasi kerja atau prestasi

sesungguhnya yang telah dicapai oleh seseorang karyawan.39

37

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971)

38

Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), 60

39

(35)

24

Kinerja dalam menjalankan fungsinya tidak berdiri sendiri,

melainkan selalu berhubungan dengan kepuasan kerja karyawan dan

tingkat besaran imbalan yang diberikan, serta dipengaruhi oleh

keterampilan, kemampuan, dan sifat-sifat individu.40

Pengertian atau definisi kinerja atau performance dapat

disimpulkan sebagai hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang

atau sekelompok orang dalam suatu organisasi baik secara kuantitatif

maupun kualitatif, sesuai dengan kewenangan dan tugas tanggung

jawab masing-masing dalam upaya mencapai tujuan organisasi

bersangkutan secara legal, tidak melanggar hukum dan sesuai dengan

moral maupun etika.41

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja karyawan

Menurut Steers umumnya orang percaya bahwa prestasi kerja

individu merupakan fungsi gabungan dari tiga faktor, yaitu :42

1. Kemampuan, perangai, dan minat seorang pekerja

2. Kejelasan dan penerimaan atas kejelasan peranan seorang pekerja

3. Tingkat motivasi kerja

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi prestasi kerja, yaitu faktor

individu dan lingkungan. Faktor individu yang dimaksud adalah :

1. Usaha (effort) yang menunjukkan sejumlah sinergi fisik dan mental

yang digunakan dalam menyelenggarakan gerakan tugas.

40

Moeheriono, Pengukuran Kinerja Berbasis Kompetensi, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2010), 61

41

Ibid

42

(36)

25

2. Abilities, yaitu sifat-sifat personal yang diperlukan untuk

melaksanakan suatu tugas.

3. Role/task perception, yaitu segala perilaku dan aktivitas yang

dirasa perlu oleh individu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan

Faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi prestasi kerja (kinerja)

adalah :43

1. Kondisi fisik

2. Peralatan

3. Waktu

4. Material

5. Pendidikan

6. Supervisi

7. Desain organisasi

8. Pelatihan

9. Keberuntungan

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi kinerja karyawan, meliputi :44

1. Faktor finansial, yaitu terpenuhinya keinginan karyawan terhadap

kebutuhan finansial yang diterimanya untuk memenuhi kebutuhan

mereka sehari-hari sehingga kepuasan kerja bagi karyawan dapat

terpenuhi.

2. Faktor fisik, yaitu faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik

lingkungan kerja dan kondisi fisik karyawan.

43

Edy sutrisno, Manajemen Sumber Daya Manusia, ( Jakarta : Kencana prenada group, 2009)

44

(37)

26

3. Faktor sosial, yaitu faktor yang berhubungan dengan interkasi sosial

baik antar sesama karyawan dengan atasan dengan karyawan maupun

karyawan yang berebeda jenis pekerjaannya.

4. Faktor psikologi, yaitu faktor yang berhubungan dengan kejiwaan

karyawan.

c. Indikator Kinerja

Pada umumnya, ukuran indikator kinerja dapat dikelompokkan ke

dalam enam kategori, yaitu :45

1. Efektif. Indikator ini mengukur derajat kesesuaian output yang

dihasilkan dalam mencapai sesuatu yang diinginkan.

2. Efisien. Indikator ini mengukur derajat kesesuaian proses

menghasilkan output dengan menggunakan biaya serendah

mungkin.

3. Kualitas. Indikator ini mengukur derajat kesesuaian antara kualitas

produk atau jasa yang dihasilkan dengan kebutuhan dan harapan

konsumen.

4. Ketepatan waktu. Indikator ini mengukur berapa lama waktu yang

seharusnya diperlukan untuk menghasilkan suatu produk. Kriteria

ini biasanya didasarkan pada harapan konsumen.

45

(38)

27

5. Produktivitas. Indikator ini mengukur nilai tambah yang

dihasilkan oleh suatu proses dibandingkan dengan nilai yang

dikonsumsi untuk biaya modal dan tenaga kerja.

6. Keselamatan. Indikator ini mengukur kesehatan organisasi secara

keseluruhan serta lingkungan kerja para pegawainya ditinjau dari

aspek keselamatan.

d. Kinerja dalam Pandangan Islam

Kinerja merupakan hal yang penting diperhatikan. Bagi islam,

bekerja adalah suatu kewajiban. Setiap Muslim yang mampu bekerja

harus bekerja karena hal itu adalah juga tanggung jawab moral

terhadap masyarakat dan dirinya. Kuatnya dorongan untuk bekerja ini,

sehingga bagi mereka yang melakukan suatu pekerjaan, pahalanya

sama seperti orang yang melakukan ibadah.46

Orang yang sibuk bekerja akan mendapat kedudukan yang tinggi di

sisi Allah SWT. Selain memerintahkan bekerja, islam juga

memberikan tuntunan kepada setiap muslim agar bersikap profesional

dalam segala jenis pekerjaannya. Profesionalisme dalam pandangan

islam dicirikan oleh tiga hal, yaitu :47

1. Kafa’ah yaitu adanya keahlian dan kecakapan dalam bidang

pekerjaan yang dilakukan, hal ini dapat diperoleh melalui

46

Jusmaliani, Pengelolaan Sumber Daya Insani, (Jakarta : Bumi Aksara, 2011), 4

47

(39)

28

pendidikan, pelatihan, dan pengalaman. Sebagaimana

disebutkan dalam Q.S. Al-Mujaadilah ayat 11 :











Artinya :

Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu

kerjakan. (Q.S. Al-Mujaadilah,11)48

2. Himmatul ‘amal yaitu memiliki semangat atau etos kerja yang

tinggi, hal ini dapat diraih dengan menjadikan ibadah sebagai

pendorong atau motivasi utama dalam kerja.

3. Amanah yaitu terpercaya dan bertanggung jawab dalam

menjalankan berbagai tugas dan kewajibannya serta tidak

berkhianat terhadap jabatan yang didudukinya.

Hafidhuddin menyebutkan bahwa profesional dalam hal ini

tidak hanya diukur dengan seberapa gaji yang diperoleh tetapi

profesionalisme harus dimaknai lebih kepada bekerja dengan

maksimal dengan penuh komitmen serta kesungguhan.49

Seperti telah disebutkan dalam al-Qur’an yang berbunyi :

48

Kementrian Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta:Lembaga Percetakan Al-Qur’an Raja Fahd, 1971)

49

(40)

29





Artinya :

Katakanlah: "Tiap-tiap orang berbuat menurut keadaannya masing-masing". Maka Tuhanmu lebih mengetahui siapa yang

lebih benar jalanNya. (Q.S. Al-Israa, 17:84)50

B. Penelitian Terdahulu

No Judul Penelitian Penyusun Hasil penelitian 1. Pengaruh lingkungan

kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan pada PT. united Tractor Tbk cabang Medan

Anita Cempaka Putri

Dari uji t yang dilakukan didapatkan signifikansi variabel lingkungan kerja 0,251 dan nilai signifikansi variabel komunikasi 0,000 dengan nilai alpha sebesar 0,05 ini menunjukkan bahwa secara parsial lingkungan kerja tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, namun komunikasi secara parsial berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Secara simultan lingkungan kerja dan komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai f hitung 35,821

2. Pengaruh komunikasi dan etika kerja islam terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq Pati

Moh. Nur Faqih

dilihat secara parsial dengan uji T bahwa Komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di BMT Fastabiq Pati dengan nilai t hitung sebesar 4,740, sedangkan variabel Etika Kerja Islam berpengaruh signifikan dengan nilai t hitung sebesar 4,010. Selanjutnya dalam uji pengaruh secara simultan dengan uji F menunjukkan bahwa Komunikasi dan Etika Kerja dan Islam berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan dengan nilai F hitung sebesar 26.057

3. Pengaruh kemampuan, motivasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada BMT Taruna Sejahtera)

Nurul Rohana Dewi

T test kemampuan (X1) 3,908 > t tabel 1,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa kemampuan berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. T test motivasi (X2) 1,519 > t tabel 1,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa motivasi berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. T test lingkungan kerja (X3) 3,465 > t tabel 1,30, sehingga dapat disimpulkan bahwa

50

(41)

30

lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan. Pada perhitungan koefisien determinasi (R2) diperoleh hasil 0,722 yang artinya bahwa variabel independen (X) mempengaruhi variabel dependen (Y) sebesar 72,2%, sedangkan 27,8% variabel dependen (Y) dipengaruhi oleh variabel-variabel yang lain.

4. Pengaruh motivasi, komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Disperindag Kota Kediri

Apriliya Susanti

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, ada pengaruh yang signifikan antara motivasi (X1), komunikasi (X2) dan lingkungan kerja (X3) secara parsial maupun simultan terhadap kinerja karyawan (Y) Disperindag Kota Kediri. 5. Pengaruh motivasi,

komunikasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS

Resty Fawzia Anjani

Berdasarkan hasil analisa, maka dapat disimpulkan bahwa variabel komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh positif terhadap kinerja karyawan, sedangkan variabel motivasi berpengaruh negatif terhadap kinerja karyawan. Berdasarkan uji t, diperoleh thitung komunikasi dan

lingkungan kerja dengan ttabel berarti

variabel komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh secara parsial terhadap kinerja karyawan, dan variabel motivasi tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Hasil uji F diperoleh Fhitung > Ftabel variabel motivasi,

komunikasi dan lingkungan kerja berpengaruh

secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan.

Sumber : Diolah dari berbagai sumber

Berdasarkan penelitian sebelumnya di atas, maka penulis ingin meneliti

pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan di Bank

Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo yang terdapat beberapa perbedaan dari

penelitian sebelumnya.

Skripsi pertama, berjudul Pengaruh lingkungan kerja dan komunikasi terhadap

kinerja karyawan pada PT. united Tractor Tbk cabang Medan. Perbedaannya terletak

(42)

31

Medan sedangkan penulis melakukan penelitian di Perbankan Syariah yaitu di Bank

Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo.

Skripsi kedua, berjudul Pengaruh komunikasi dan etika kerja islam

terhadap kinerja karyawan KJKS BMT Fastabiq Pati. Perbedaannya terletak pada

lokasi penelitian dan variabel X yang mempengaruhinya. Penelitian tersebut

terletak Lembaga Keuangan (KJKS BMT ) Fastabiq Pati sedangkan penulis

melakukan penelitian di Lembaga Perbankan Syariah yaitu Bank Syariah Bukopin

Kc. Sidoarjo. Varibel X yang digunakan penelitian tersebut juga berbeda yang

nantinya juga akan menghasilkan analisis yang berbeda.

Skripsi ketiga, berjudul Pengaruh kemampuan, motivasi, dan lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan (studi pada BMT Taruna Sejahtera). Perbedaan

nya terletak pada variabel X yang digunakan dan lokasi penelitian. Penelitian

tersebut menggunakan variabel kemampuan,motivasi, dan lingkungan kerja

sedangkan penulis menggunakan variabel lingkungan kerja dan komunikasi.

Lokasi penelitian juga berbeda, penelitian tersebut terletak di BMT Taruna

Sejahtera sedangkan penulis melakukan penelitian di Perbankan Syariah.

Skripsi keempat, berjudul Pengaruh motivasi, komunikasi, dan lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan Disperindag Kota Kediri. Perbedaannya terletak

pada variabel X yang digunakan dan lokasi penelitian. Penelitian tersebut

menggunakan tiga variabel X sedangkan peneliti hanya menggunakan dua

variabel X. lokasi penelitian juga berbeda, penelitian tersebut terletak di

Disperindag Kota Kediri sedangkan penulis melakukan penelitian di Perbankan

(43)

32

Skripsi kelima, berjudul Pengaruh motivasi, komunikasi, dan lingkungan

kerja terhadap kinerja karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis UMS. Perbedaanya

terletak pada variabel X yang digunakan dan lokasi penelitian. Penelitian tersebut

menggunakan tiga variabel X sedangkan peneliti hanya menggunakan dua

variabel X. lokasi penelitian juga berbeda, penelitian tersebut terletak di Fakultas

Ekonomi dan Bisnis UMS sedangkan penulis melakukan penelitian di Perbankan

Syariah.

C. Kerangka Konseptual

Gambar 2.1

Kerangka Koseptual

Keterangan :

- - - = hubungan secara simultan

= hubungan secara parsial

Kinerja karyawan dapat dipengaruhi oleh beberapa variabel tetapi dalam

penelitian ini hanya akan menggunakan dua variabel bebas yaitu lingkungan

kerja dan komunikasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh Kinerja Karyawan

Lingkungan Kerja

[image:43.595.112.479.269.558.2]
(44)

33

lingkungan kerja dan komunikasi terhadap kinerja karyawan baik secara

parsial maupun secara simultan.

D. Hipotesis

Hipotesis sesungguhnya adalah jawaban sementara terhadap hasil

penelitian yang akan dilakukan. Dengan hipotesis, penelitian menjadi tidak

ngambang karena dibimbing oleh hipotesis tersebut. Di samping hipotesis

berfungsi sebagai guide penelitian, eksistensi penelitian itu sendiri yang

terpenting adalah menguji hipotesis.51 Berdasarkan tinjauan pustaka dan

kerangka konseptual, maka hipotesis dalam penelitian ini adalah :

1. H0 : lingkungan kerja tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin

H1 : lingkungan kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin

2. H0 : komunikasi tidak berpengaruh positif dan signifikan terhadap

kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin

H1 : komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja

karyawan Bank Syariah Bukopin

3. H0 : lingkungan kerja dan komunikasi tidak berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin

H1 : lingkungan kerja dan komunikasi berpengaruh positif dan

signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin

51

(45)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research) dengan

jenis penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian deskriptif kuantitatif

merupakan penelitian yang dilakukan dengan cara menggambarkan variabel

bebas beserta variabel terikat dan membuktikan pengaruh dari variabel bebas

ke dalam variabel terikat melalui pengujian hipotesis. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey, yaitu metode

pengumpulan data dengan mengambil sampel dari populasi dan

menggunakan kuesioner sebagai instrument pengumpulan data utama yang

disebarkan peneliti.52

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Waktu dan tempat penelitian yaitu pada bulan Mei 2016 sampai selesai.

Sedangkan tempat penelitian yaitu Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang

Sidoarjo yang terletak di Ruko Gateway A5-6 Jalan Raya Waru Sidoarjo.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi berasal dari kata bahasa inggris population yang berarti jumlah

penduduk. Oleh karena itu, apabila disebutkan kata populasi, orang

52

(46)

35

kebanyakan menghubungkannya dengan masalah-masalah kependudukan.

Dalam metodologi penelitian kata populasi digunakan untuk menyebutkan

serumpun atau sekelompok objek yang menjadi sasaran penelitian.53

Berdasarkan definisi tersebut, maka jumlah populasi dalam penelitian ini

adalah semua karyawan baik tetap, kontrak, maupun oursourching Bank

Syariah Bukopin yang berjumlah 46 orang.

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi.54 Cara sampel adalah pengambilan subjek penelitian dengan cara

menggunakan sebagian dari populasi yang ada.55

Tidak semua penelitian menggunakan sampel sebagai sasaran penelitian

pada penelitian tertentu dengan skala kecil yang hanya memerlukan beberapa

orang sebagai objek penelitian ataupun beberapa penelitian kuantitatif yang

dilakukan terhadap objek atau populasi kecil, biasanya penggunaan sampel

penelitian tidak diperlukan.hal tersebut karena keseluruhan objek penelitian

dapat dijangkau oleh peneliti. Dalam istilah penelitian kuantitatif, objek

penelitian yang kecil ini disebut sampel total, yaitu keseluruhan populasi

merangkap sebagai sampel penelitian.56

Berdasarkan keterangan di atas, maka sampel untuk penelitian ini adalah

sampel total yaitu menggunakan semua populasi untuk sampel penelitian

yaitu 46 orang karyawan Bank Syariah Bukopin.

53

Burhan bungin, Metodologi Penelitian Sosial & Ekonomi, (Jakarta : Kencana Prenada Media Group, 2013), 101

54

Sugiyono, Statistika untuk Penelitian, (Bandung : Alfabeta, 2011), 62

55

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta : Erlangga, 2009), 93

56

(47)

36

D. Variabel Penelitian

Suryabrata mendefinisikan variabel sebagai segala sesuatu yang akan

menjadi objek pengamatan penelitian dan sering pula variabel penelitian itu

dinyatakan sebagai gejala yang akan diteliti.

Secara sederhana, istilah variabel ini dimaknai sebagai sebuah konsep atau

objek yang sedang diteliti, yang memiliki variasi ukuran, kualitas yang

ditetapkan oleh peneliti berdasarkan pada ciri-ciri yang dimiliki konsep

(variabel) itu sendiri.57

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel bebas (independent variable)

yaitu lingkungan kerja (X1) dan komunikasi (X2) dan varibel terikat

(dependent varible) yaitu kinerja karyawan (Y).

Variabel bebas atau independent variable (X) adalah variabel yang

mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya

variabel dependen (terikat).58 Variabel bebas dalam penelitian ini adalah

lingkungan kerja (X1) dan komunikasi (X2).

Variabel terikat atau dependent variable adalah variabel yang dipengaruhi

atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.59 Variabel Y dalam

penelitian ini adalah kinerja karyawan di Bank Syariah Bukopin Kantor

Cabang Sidoarjo.

57

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta : Erlangga, 2009), 77

58

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif dan R&D, (Bandung : Alfabeta, 2008), 61

59

(48)

37

E. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah definisi berupa cara mengukur

variabel-variabel yang ada agar dapat dioperasionalkan di mana variabel-variabel independen

(X) memiliki hubungan dengan varibel dependen (Y).

1. Variabel independen (X)

Variabel independen (X) dalam penelitian ini adalah :

Lingkungan kerja (X1) dan komunikasi (X2)

a. Lingkungan kerja merupakan lingkup keadaan di perusahaan yang

berupa rasa aman para pegawai, kepedulian atasan terhadap

bawahan, dan kepuasan pegawai dengan pekerjaannya. Indikator

yang digunakan yaitu prosedur kerja, standar kerja, pertanggung

jawaban supervisor, kejelasan tugas, sistem penghargaan,

hubungan antar karyawan.60

b. Komunikasi merupakan proses pemberian informasi dari seorang

atasan kepada bawahan maupun sebaliknya baik dalam komunikasi

yang bersifat formal maupun informal melalui komunikasi terbuka

, jaringan kerja maupun dialog. Indikator yang digunakan yaitu

kemudahan dalam memperoleh informasi, intensitas komunikasi,

efektivitas komunikasi, tingkat pemahaman pesan, perubahan

sikap.61

60

Robby Alam Fath, pengaruh lingkungan kerja non fisik dan karakteristik pekerjaan terhadap kepuasan kerja (studi pada karyawan hotel bintang dua di Yogyakarta), skripsi manajemen

61

(49)

38

2. Variabel dependen (Y)

Variabel dependen (Y) dalam penelitian ini adalah kinerja

karyawan. Kinerja karyawan merupakan hasil kerja seorang karyawan

dalam melaksanakan pekerjaannya yang diukur berdasarkan

faktor-faktor yang mempengaruhinya yaitu faktor-faktor finansial, faktor-faktor fisik,

faktor sosial, dan faktor psikologi. Indikator yang digunakan yaitu

efektif, efisien, kualitas, ketepatan waktu, produktifitas,

keselamatan.62

Variabel Indikator Skala

Lingkungan kerja (X1) 1. Prosedur Kerja 2. Standar Kerja

3. Pertanggung jawaban Supervisor

4. Kejelasan Tugas 5. Sistem Penghargaan 6. Hubungan antar

Karyawan

(Robby Alam Fath)

Diukur menggunakan skala likert

Komunikasi (X2) 1. Kemudahan dalam memperoleh informasi 2. Intensitas komunikasi 3. Efektifitas komunikasi

4. Tingkat pemahaman pesan

5. perubahan sikap (Rensius Febriyandi)

Diukur menggunakan skala likert

Kinerja karyawan (Y) 1. Efektif. 2. Efisien 3. Kualitas

4. Ketepatan waktu 5. Produktivitas 6. Keselamatan

(Moeheriono)

Diukur menggunakan skala likert

Sumber : diolah dari berbagai sumber

62

(50)

39

F. Uji Validitas dan Reliabilitas

1. Uji Validitas

Validitas atau keshahihan adalah menunjukkan sejauh mana suatu

alat ukur mampu mengukur apa yang ingin diukur.63 Valid bermakna

kemampuan butir dalam mendukung konstruk dalam instrumen. Suatu

instrumen dikatakan valid apabila instrumen tersebut betul-betul

mengukur apa yang seharusnya diukur.64 Untuk menguji kevalidan suatu

data maka dilakukan uji validitas terhadap butir-butir angket.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

korelasi product moment antara skor item dengan skor total (skor

instrumen). Jika suatu item memiliki korelasi item total signifikansi

(rhitung > rtabel), maka item pertanyaan tersebut valid.65

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah untuk mengetahui sejauh mana hasil

pengukuran tetap konsisten, apabila dilakukan pengukuran dua kali atau

lebih terhadap gejala yang sama dengan menggunakan alat yang sama

pula.66

Pada umumnya teknik korelasi yang digunakan untuk menguji

reliabilitas instrumen penelitian dengan test-retest menggunakan Product

Moment, akan tetapi dapat menggunakan teknik korelasi lain. Pilihan

63

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2014), 46

64

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial, (Jakarta : Erlangga, 2009), 123

65

Achmad Gunara, Analisis pengaruh kepemimpinan transformasional, kepuasan kerja dan komitmen organisasional terhadap perilaku kewargaan organisasional di pt. inco tbk

66

(51)

40

teknik korelasi disesuaikan dengan jenis data yang dikumpulkan. Bila

koefisien korelasi (rhitung) lebih besar dari (rtabel), maka pengukuran

pertama dan kedua konsisten, sehingga instrumen tersebut sudah

dinyatakan reliable, akan tetapi bila (rhitung) lebih kecil dari (rtabel), maka

hasil pengukuran pertama dan kedua tidak konsisten, sehingga dapat

disimpulkan instrumen yang digunakan tidak reliabel.67

G. Data dan Sumber Data

1. Jenis Data

a. Data primer, yaitu data yang diperoleh peneliti secara langsung dari

responden atau sampel untuk menjawab masalah dalam penelitian

dengan menggunakan metode berupa survey atau observasi.68 Dalam

penelitian ini data primer diperoleh dari pengisian kuesioner

pertanyaan yang diberikan kepada seluruh karyawan Bank Syariah

Bukopin.

b. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti secara tidak

langsung dari media perantara atau literature yang berhubungan

dengan pokok pembahasan. Misalnya data sekunder ini berasal dari

buku literatur, laporan perusahaan, jurnal, internet, dan sebagainya.69

Dalam penelitian ini data sekunder yang diperoleh berupa sejarah

perusahaan, struktur organisasi perusahaan,visi dan misi perusahaan.

67

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Media Group, 2013), 60

68

Asep Hermawan, Penelitian Bisnis Metode Kuantitatif (Jakarta: PT. Grasindo, 2005), 167

69

(52)

41

2. Sumber Data

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah data yang dikumpulkan sendiri oleh

peneliti langsung dari sumber pertama atau tempat objek penelitian

dilakukan.70 Jadi sumber data primer diperoleh dari kuesioner yang

diberikan langsung kepada karyawan Bank Syariah Bukopin yang

meliputi beberapa variabel yaitu lingkungan kerja, komunikasi, dan

kinerja karyawan.

b. Sumber data sekunder

Sumber sekunder dalam penelitian ini diperoleh dari studi

literatur yang berkaitan dengan pembahasan dalam penelitian ini.

H. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari

dua cara yaitu :

1. Kuesioner (angket)

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel

yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden.71

70

Syofian Siregar, Metode Penelitian Kuantitatif, (Jakarta : Kencana Prenadamedia group, 2014), 16

71

(53)

42

Bila penelitian dilakukan pada lingkup yang tidak terlalu luas,

sehingga kuesioner dapat diantarkan langsung dalam waktu tidak terlalu

lama. Dengan adanya kontak langsung antara penel

Gambar

Tabel
 Gambar
  Gambar 2.1 Kerangka Koseptual
  Gambar 4.1 Keadaan Geografis Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Nugroho (2005: 72) reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha &gt; dari 0.60. Untuk uji validitas dan reliabilitas awal,

dalam penelitian ini dapat dikatakan bahwa secara parsial ➽ ➳➾➚➽ ➪ berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Bank Syariah Bukopin Kantor

Berdasarkan hasil uji t diperoleh variabel stres kerja diketahui nilai signifikasi 0,001 maka Ho ditolak pada taraf signifikansi 0,05, yang artinya

Hasil perhitungan hipotesis dengan menggunakan teknik Uji t dengan bantuan aplikasi SPSS versi 22 diketahui nilai signifikansi variabel Sistem Digitalisasi sebesar 0,000 &lt;

Sedangkan hasil wawancara dengan salah satu karyawan Bank Syariah Bukopin Kantor Cabang Sidoarjo\, bahwa punishment tidak berpengaruh karena hukuman yang diberikan

Dalam penelitian ini ingin diketahui apakah variabel bebas yaitu pelayanan prima, komunikasi, dan pengetahuan produk bank syariah mempengaruhi variabel terikat yaitu kinerja

Berdasarkan uji secara parsial atau uji t dalam model analisis regresi linier berganda didapatkan nilai signifikansi untuk variabel standar operasional prosedur adalah sebesar 0,000 <

Setelah melakukan pengolahan data dengan SPSS versi 25, penulis mendapatkan hasil yaitu dalam uji statistik t ditemukan bahwa variabel komunikasi tidak berpengaruh terhadap kinerja